• Tidak ada hasil yang ditemukan

Macam-macam Teknik Pewarnaan Bakteri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Macam-macam Teknik Pewarnaan Bakteri"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MACAM-MACAM TEKNIK PEWARNAAN BAKTERI

MACAM-MACAM TEKNIK PEWARNAAN BAKTERI

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempun

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas,yai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas,  begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air,  begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air,

dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk

dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk selmengamati bentuk sel  bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan.  bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dindin Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dindin gg sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo, 2008

sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo, 2008 ).).

Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana. Istilah ”pewarna sederhana” dapat diartikan dalam dengan menggunakan pewarna sederhana. Istilah ”pewarna sederhana” dapat diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu ma

mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja (Gupte, 1990).cam zat warna saja (Gupte, 1990).

Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya  bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan  bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan

sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan

sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Faktor-faktor positif). Faktor-faktor  yang mempengaruhi pewarnaan bakteri

yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasiyaitu fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi  pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu p

 pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu p reparat yang sudah meresap suatu zatreparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat  juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri  juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri

tahan asam, dan hal ini

tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spmerupakan ciri yang khas bagi suatu spesies (Dwidjoseputro, 1994).esies (Dwidjoseputro, 1994). Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu  pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana.  pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya

sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk  mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk  dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan

dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul.(waluyo,2010)

kapsul.(waluyo,2010)

Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau membiaskan cahaya. Alasan Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan strukur seperti spora, flagela, ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan strukur seperti spora, flagela, dan bahan inklusi yng mengandung zat pati dan granula fosfat (Entjang, 2003)

dan bahan inklusi yng mengandung zat pati dan granula fosfat (Entjang, 2003) Melihat dan mengamati bakteri dalam keada

Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu an hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu tidak tidak   berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan  berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan

suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga s

suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek el dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek  karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam  penelitian-penelitian mikrobiologi (Rizki, 2008).

 penelitian-penelitian mikrobiologi (Rizki, 2008). 2.1 Macam-macam pewarnaan

(2)

2.1.1 Pewarnaan

Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk :

1. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi. 2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad

3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad.

4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia dapat diketahui.

Langkah-langkah utama teknik pewarnaan

1. Pembuatan olesan bakteri, olesan bakteri tidak boleh terlalu tebal atau tipis

2. Fiksasi, dapat dilakukan secara pemanasan atau dengan aplikasi bahan kimia seperti sabun, formalin, fenol.

3. Aplikasi zat warna : tunggal, atau lebih dari 1 zat warna

Teknik pewarnaan dikelompokkan menjadi beberapa tipe, berdasarkan respon sel bakteri

terhadap zat pewarna dan sistem pewarnaan yang digunakan untuk pemisahan kelompok bakteri digunakan pewarnaan Gram, dan pewarnaan“acid -fast ”(tahan asam) untuk genus

 Mycobacterium.

Untuk melihat struktur digunakan pewarnaan flagela, pewarnaan kapsul, pewarnaan spora, dan  pewarnaan nukleus. Pewarnaan Neisser atau Albert digunakan untuk melihat granula

metakromatik (volutin bodies) pada Corynebacterium diphtheriae. Untuk semua prosedur   pewarnaan mikrobiologi dibutuhkan pembuatan apusan lebih dahulu sebelum melaksanakan  beberapa teknik pewarnaan yang spesifik (Pelezar,2008).

2.1.2 Macam-Macam Pewarnaan

Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Pewarnaan sederhana

Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin) tujuan hanya untuk melihat  bentuk sel. Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Berbagai

macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat wa rna yang digunakan untuk   pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).

(3)

Zat warna yang dipakai hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut.

Pewarnaan Sederhana merupakan satu cara yang cepat untuk melihat morfologi bakteri secara umum. Beberapa contoh zat warna yang banyak digunakan adalah biru metilen (30-60 detik), ungu kristal (10 detik) dan fukhsin-karbol (5 detik).

2. Pewarnaan differensial dibagi pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam

Pewarn aan dif ferensial 

Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan gram dan  pewarnaan tahan asam. Penjelasan sebagai berikut:

Pewarn aan Gram 

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark  Hans Christian Gram (1853 – 1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk  membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.

Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram  positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau

(4)

Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus

Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti

 pewarnaan sederhana atau Gram.

Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :

 Zat warna utama (violet kristal)

 Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna

utama.

 Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan

uantuk melunturkan zat warna utama.

 Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang

telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.

Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan z at warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil u ngu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan pe rbedaan struktur dinding sel mereka.

Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu

1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu. 2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ. 3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.

4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin

Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram  positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan  pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran

tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan  peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).

Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan  bakteri Gram negatif yaitu:

(5)

Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:

 Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.  Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat

didalam

 lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak 

mengandung asam tekoat.

 Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.

 Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.  Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.

 Tidak resisten terhadap gangguan fisik.

 Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat  Peka terhadap streptomisin

 Toksin yang dibentuk Endotoksin

Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:

 Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.  Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang

sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.

 Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.

 Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.  Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.

 Lebih resisten terhadap gangguan fisik.  Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut  Tidak peka terhadap streptomisin

 Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin

(6)

Sumber: “http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan_Gram

Pewarn aan Tah an A sam 

Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya

karbolfukhsin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol. Karena itu  bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA).

Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis . Ada beberapa cara pewarnaan tahan asam, namun yang paling banyak adalah cara menurut Ziehl-Neelsen.(anonymous,2009)

Bakteri Tahan Asam (pink) dan bakteri Tidak Tahan Asam (biru) Sumber: http://www.google.com

3. Pewarnaan khusus untuk melihat struktur tertentu : pewarnaan flagel, pewarnaan spora, pewarnaan kapsul.

Pewarn aan Spora 

Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, diperlukan teknik   pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang paling banyak digunakan.

Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk pewarnaan endspores, perlu dilakukan  pemanasan supaya cat malachite hijau bisa masuk ke dalam spora , seperti halnya pada

(7)

 pewarnaan Basil Tahan Asam dimana cat carbol fuschsin harus dipanaskan untuk bisa menembus lapisan lilin asam mycolic dari Mycobacterium .

Skema prosedur pengecatan Spora Schaeffer Fulton

Sumber http://images.suite101.com/400620_com_endosporestainprocpscanite.jpg Protokol pewarnaan diferensial endospores dan sel vegetatif adalah sebagai berikut:

Sumber: Prinsip kerja:

Spora kuman mempunyai dinding yang tebal sehingga diperlukan pemanasan agar pori-pori membesar zat warna fuchsin dapat masuk, dengan pencucian pori-pori kembali mengecil

menyebabkan zat warna fuchsin tidak dapat dilepas walaupun dilunturkan dengan asam alkohol, sedangkan pada badan bakteri warna fuchsin dilepaskan dan mengambil warna biru dari

methylen blue. Cara Kerja :

• Dibuat suspensi kuman, ditambah dengan carbol fuchsin sama banyak.

• Dipanaskan selama 6 menit pada api kecil atau pada penangas air 80oc selama 10 menit. • Dibuat sediaan dan dikeringkan.

• Dimasukkan kedalam H2SO4 1% selama 2 detik 

• Dimasukkan kedalam alkohol sehingga tidak ada lagi warna merah mengalir. • Sediaan dicuci dengan air.

(8)

• Diwarnai dengan methylen blue selama 1 menit kemudian dicuci dan dikeringkan. • Diperiksa dibawah mikr oskop.

Pewarn aan f lagel 

Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.

Pewarn aan kapsul 

Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai  pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat

melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang. Yang berwana biru gelap.

4. Pewarnaan khusus untuk melihat komponen lain dan bakteri :

  pewarnaan Neisser (granula volutin),

  pewarnaan yodium (granula glikogen).

5. Pewarnaan negatif  Tujuan

Mempelajari penggunaan prosedur pewarnaan negatif untuk mengamati morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh pewarna sederhana. Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar   belakang. Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta

Cara pewarnaan negatif 

- Sediaan hapus → teteskan emersi → lihat dimikroskop

Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus

 pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.

Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau negrosin.pewarna asam

memiliki negatif charge kromogen,tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena negative charge pada permukaan bakteri. oleh karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna.

(9)

Kajian religi

1. Al-Furqon: 2

2. Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak  ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya[1053].

[1053] Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.

2. An nahl: 12

12. Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (Nya),

1. Al-Baqarah : 164

164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,  bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah

turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang

dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta Pelezar,chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta

Waluyo,lud. 2010. Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum. UMM. Malang Widjoseputro, D., 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan

Jimmo., 2008, http ://Pembuatan PReParAT dan PengeCaTAnnyA _ BLoG KiTa.mht,. diakses  pada tanggal 14 April 2009, Makassar.

Fauziah., 2008, http://www.fkugm2008.com/wp-content/uploads/HSC/1- 2x/6/Praktikum6.pdf. diakses pada tangan 04 April 2009, Makassar.

Referensi

Dokumen terkait

Zat warna bejana merupakan zat warna sintetis yang digunakan untuk mewarnai serat tekstil. Zat warna bejana termasuk golongan zat warna yang tidak larut dalam air

Koloni bakteri pertama memiliki spora, hal ini ditunjukkan dengan adanya sel vegetatif yang berwarna merah dan di dalamnya terdapat bulatan warna hijau terletak

Apabila terdapat kapsul pada bakteri dengan metode pewarnaan langsung/positif diindikasikan dengan adanya warna biru muda yang terdapat di luar dinding

Gaman & Sherrington (1994) mengatakan bahwa Pengecatan gram dapat digunakan untuk membedakan bakteri dalam dua kelompok besar, yaitu : Bakteri yang dapat menahan pewarna

Mahasiswa dapat mengenali bentuk dan morfologi sel dan koloni mikroorganisme Dapat memindahkan biakan dari satu media ke media lain secara aseptis. Mampu melakukan pengamatan

Sedangkan penentuan karakter morfologi dan pewarnaan gram bakteri simbion, dilakukan berdasarkan Microbiology Laboratory Manual dan menunjukkan bahwa morfologi sel bakteri

Apabila terdapat kapsul pada bakteri dengan metode pewarnaan langsung/positif diindikasikan dengan adanya warna biru muda yang terdapat di luar dinding

Zat warna bejana merupakan zat warna sintetis yang digunakan untuk mewarnai serat tekstil. Zat warna bejana termasuk golongan zat warna yang tidak larut dalam air