• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 3 TAHUN 2A2O TENTANG BUPATI CIANJUR, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 3 TAHUN 2A2O TENTANG BUPATI CIANJUR, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN BUPATI CIANJUR

NOMOR 3 TAHUN 2A2O

TENTANG

TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2O2O.

DENGAN RAHMAT'trr'geu yANG MAHA ESA

Menimbang

:

a.

C.

mengingat

:

1.

b.

BUPATI CIANJUR,

bahwa

Tata

Cara Pembagian

dan

Penetapan Rincian Dana

Desa Setiap Desa Tahun Anggaran 2A2O, telah

diatur

dalam Peraturan Bupati Nomor 88 Tahun

2Al9;

bahwa

dengan keluarnya Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor 2OSIPMK.OT 12019 tentang Pengelolaan Dana DeSa,

tata

cara

pembagian

dan

penetapan

rincian

dana

Desa

sebagaimana

dimaksud

dalam huruf a

perlu

disempurnakan;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam

huruf

a

dan

huruf

b,

perlu

menetapkan kembali

Peraturan

Bupati

tentang

Tata Cara

Pembagian

dan Penetapan Rincian Dana Desa Tahun Anggaran 2O2A;

Undang Undang

Nomor

14 Tahun

1950

tentang

Pembentukan

Daerah-Daerah

Kabupaten

Dalam

Lingkungan

Propinsi

Jawa Barat (Berita

Negara Republik

Indonesia

Tahun

1950) sebasaimana

telah diubah

dengan

Undang-Undang

Nomor

4 Tahun 1969

tentang

Pembentukan

Kabupaten Purwakarta

dan

Kabupaten

Subang dengan Mengubah Undang Undang

Nornor

14

Tahun 1950

tentang

Pembentukan

Daerah-Daerah

Kabupaten

Dalam

Lingkungan

Propinsi

Jawa

Barat

(Lembaran Negara Republik Indonesia

tahun

1968 Nomor

31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

Undang-Undang

Nomor 1 Tahun

2AO4

tentang

Perbendaharaan

Negara

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Nomor

5

Tambahan-Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a335);

Undang-undang

Nomor

15 Tahun

2OA4

tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan

Tanggung

Jawab

Keuangan

Negara (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Nomor,

Tambahan Lembaran

Negara

Republik Indonesia

Nomor

4400);

2.

(2)

6. 4. 5. 8. 9. 10.

Undang-Undang

Nomor

6

Tahun

2Ol4

tentang

Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun

2Ol4

Nomor

7

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Sae5);

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah

(kmbaran

Negara Republik Indonesia

Tahun

2Ot4 Nomor 244, Tarrbahan

kmbaran

Negara Republik Indonesia

Nomor

5587)

sebagaimana

telah

beberapa

kali

diubah,

terakhir

dengan

Undang-undang

Nomor

9

Tahun

2015 tentang Perubahan Kedua

Atas

Undang-undang Nomor 23

Tahun 2OL4 tentang Pemerintahan Daerah

(kmbaran

Negara

Republik Indonesia

Tahun

2OLS

Nomor

58,

Tambahan

Irmberan Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

Peraturan Pemerintah Nomor

43

Tahun

2OL4

tentang

Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor

6

Tahun

2Ol4

tentang Desa,(kmbaran

Negara Republik Indonesia

Tahun

2Ol4

Nomor 123,

Tambahan Lembaran

Negara

Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah

Nomor

47

Tahun

2O1S

(l,embaran Negara Republik Indonesia

Tahun

2OIS Nomor 157, Tambahan

kmbaran

Negara Republik Indonesia Nomor

57t7);

Peraturan Pemerintah Nomor 6O Tahun

2Ol4

tentang Dana

Desa

Yang

Bersumber

dari

Anggaran pendapatan

d3,

Belanja

Negara (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2Ol4

Nomor 168,

Tambahan Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor 5558),

sebagaimana

telah

diubah

terakhir

dengan Peraturan

Pemerintah

Nomor

8

Tahun 2016

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2016

Nomor

57,

Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 586a);

Peraturan Presiden Nomor 78

Tahun

2019 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran

2O2O (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2ALg Nomor 22Ol;

Pe'aturan

Menteri

Keuangan

Nomor

s0/pMK.0T

l20l?

tentang

Pengelolaan

Transfer

ke

Daerah

dan

Dana

Desa

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2av

Nomor 537)

sebagaimana

telah diubah

dengan peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

t2l

lpMK.OZlZOtS

(Berita

Negara

Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1Sa1);

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor" 2OS/PMK .OT

/2OIg

tentang

Pengelolaan

Dana Desa (Berita

Negara Repubtik

Indonesia Tahun

2Arc

Nomor 1700);

11.

Peraturan Menteri Dalam

Negeri

Nomor

20

Tahun

201g

tentang

Pengelolaan

Keuangan

Desa (Berita

Negara

Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);

12.

Peraturan

ue.rt"rl

Desa, Pembangunan Daerah

rertinggai

dan

Transmigrasi

Nomor

11

Tahun

2org

tentang Penetapan

Prioritas

penggunaan Dana. Desa

Tahun

2ozo

(Berita Negara Republik Indonesia

Tahun

2olr

Nomor

1OL2); 7.

(3)

13.

Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 8 Tahun 2016

tentang

Pembentukan

dan

Susunan Perangkat

Daerah Kabupaten

Cianjur

(Lembaran Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2A16 Nomor 8);

L4.

Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 5 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan

dan

Belanja Daerah Tahun

Anggaran

2Al9

(Lembaran Daerah Kabupaten

Cianjur

Tahun 2018 Nomor 5);

15.

Peraturan

Bupati Cianjur

Nomor

97 Tahun 2019

tentang

Pengelolaan

Keuangan Desa (Berita Daerah

Kabupaten

Cianjur Tahun 2Ol9 Nomor 97); MEMUTUSKAN:

MCNCTAPKATT

:

PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2020.

-, BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1.

Daerah adalah Kabupaten Cianjur.

2.

Pemerintah

Daerah adalah

Bupati

sebagai

unsur

penyelenggaraan

pemerintahan-

daerah

yang memimpin

pelaksanaan

,r,r""r,

pe*&irrt"h

yang menjadi kewenangan Daerah Otonom.

3.

Bupati adalah Bupati Cianjur.

4.

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disingkat BPKAD, adalah Perangkat Daerah yang membidangi Pengelolaan Keuan-gan Daerah.

5.

Dinas

Pemberdayaan Masyarakat

dan

Desa

yang selanjutnya

disingkat

DPMD,

adalah

Perangkat

Daerah

yang

*.-bid^ngi

pemberday-aan

Masyarakat dan Desa.

6.

Desa

adalah

desa

dan

desa

"S?t-

atau yang disebut

dengan

nama

lain,

selanjutnya

disebut

Desa, adarah

kesatuan

_

masyarakai

hukum

yang

memiiiki

batas. wilayah

yang

berwenang

,rrirr.

mengatur

dan

mengurus

urusan

pemerintahan, kepentingan rnasyarakat

"";";;"i

berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal

usul,

aanTatau

hak

tradi"ior.t

yang

diakui

dan

dihormati dalam sistem pemerintahan

Negara

Kesatuan

Republik

Indonesia

7

'

Dana Desa adalah dana yang bersumber

dari

Anggaran pendapatan

dan

Belanja

Negara

yang diperuntukkan bagi Des"

y*s

ditransfer

melalui

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja Daerah Kabupaten

dan

digunakan

untuk

membiayai

penyelenggaraan

pemerinlahan,

pelaksanaan

pembangunan,

pembinaan kemasyarakltari,

dan

pemberdayaan

masyarakat.

,

8'

Alokasi Dasar adalah alokasi

minimal

Dana Desa yang akan diterima oleh

setiap Desa secara merata yang besarnya

dihitungberiasarkan

persentase -t_ert9nt1

dari

anggaran Dana Desa yang dibagi dJngan

jumlah

d;;;;;;;;

naslonal.

(4)

9.

Alokasi Afirmasi adalah alokasi yang

dihitung

dengan

memperhatikan

status

desa tertinggal

dan

Desa sangat tertinggal,

yang memiliki jumlah

penduduk

miskin

tinggi.

1O. Alokasi

kinerja

adalah alokasi yang

diberikan

kepada desa yang memiliki hasil peniiaian kinerja terbaik.

11.

Alokasi Formula adalah alokasi yang

dihitung

dengan

memperhatikan

jumlah

penduduk

desa, angka

kemiskinan

desa,

luas wilayah

desa dan

tingkat kesulitan geografis desa.

12.

Indeks kesulitan

Geografis Desa,

yang

selanjutnya

disebut

IKG

Desa,

adalah angka yang mencerminkan

tingkat kesulitan

geografis

suatu

Desa berdasarkan variabel ketersediaan pelayanan dasar,

kondisi

infrastruktur,

transportasi, dan komunikasi.

13. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai

unsur

penyelenggara Pemerintahan Desa.

14.

Jumlah

Desa adalah

jumlah Ddsa'y"rg

ditetapkan oleh Menteri

Dalam

Negeri.

15. Rencana Pembangunan

Jangfta

Menengah

Desa selanjutnya

disingkat

RPJMDes

adalah

Rencana Kegiatan Pembangunan

Desa

untuk

jangka waktu 6 (enam) tahun.

16. Rencana

Kerja

Pemerintah

Desa selanjutnya disingkat

RKPDes adalah

penjabaran dari RPJMDes

untuk

jangka

waktu

1 (satu) tahun.

17.

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja Desa,

yang

selanjutnya

disingkat

APBDes, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Desa.

18. Rekening

Kas Umum

Daerah

yang selanjutnya disingkat

RKUD, adalah rekening tempat penyimpanan

uang

daerah yang

ditentukan

oleh Bupati

untuk

menampung

seluruh

penerimaan daerah

dan

membayar

seluiuh

pengeluaran daerah pada

balk

yang ditetapkan.

19. Rekening

K1"

Desa

yang

selanjutnya disingkat RKD adalah

rekening

tempat

penyimpanan

uang pemerintah

desa

yang

menampung seluruf,

penerimaan desa dart

untuk

membayar

seluruh

pengeluaran

Dlsa

pada

bank

yang ditetapkan

yaitu

PT.

Bank

Pembangunan -baerah

Jawa

Barat

dan Banten tbk.

20.

Sisa Dana Desa adalah Dana Desa

yang

disalurkan

oleh

Kabupaten

kepada Desa yang

tidak habis

digunaka., oleh Desa sampai

akhir

tahun anggaran dan menjadi Sisa Lebih Perhitungan Anggar:an

1

dilea)

ApBDes.

2l'

Petaturan Desa

yang

selanjutnya

disingkat

perdes

adalah

peraturan

perundang-undangan

yang aitetapkan

olei

Kepala Desa setelah

dibahas dan disepakati bersama gaaan peimusyawaratan Desa.

BAB II

PENETAPAN RINCIAN DANA DESA Pasal 2

Rincian Dana Desa

untuk

setiap Desa

di

Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran

2o2o, dialokasikan secara merata dan berkeadilan berdaslrkan:

a.

Alokasi

Dasar;

r

b.

Alokasi Afirmasi;

c.

Alokasi Kinerja; dan

(5)

Pasal 3

Alokasi dasar setiap

desa sebagaimana

dimaksud dalam

Pasal

2

huruf

a,

dihitung

berdasarkan alokasi

dasar

per

kabupaten dibagi

jumlah

desa sebagaimana telah ditetapkan

dalam

lampiran Peraturan Presiden Nomor 78

Tahun

2Ol9

tentang Rincian Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja

Negara

Tahun Anggaran 2O2A.

Pasal 4

(1) Alokasi Afirmasi setiap Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal

2 huruf

b

diberikan

kepada Desa Tertinggal

dan

Desa Sangat Tertinggal yang

memiliki

jumlah

penduduk

miskin

terbanyak yang berada pada kelompok

desa pada desil ke 8 (delapan), Sembilan (9)

dan

10 (sepuluh) berdasarkan

perhitungan

yang

dilakukan

oleh

Direktorat Jenderal

Perimbangan

Keuangan.

(2) Status desa tertinggal dan desa sangat tertinggal sebagaimana dimaksud

pada

ayat

(1)

bersumber

dari data

indeks desa

membangun

yang

diterbitkan

oleh

kementerian

yang

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan

di

bridang Desa.

(3) Besaran Alokasi

Afirmasi

setiap Desa sebagaimana

dimaksud

pada ayat

(1)

dihitung

berdasarkan

ketentuan

dalam Peraturan Menteri Keuangan

mengenai Tata Cara Pengalokasian Dana Desa.

Pasal 5

Alokasi Kinerja

sebagaimana

dimaksud ada

Pasal

2

huruf c,

dibagi

kepada

desa-desa

dengan

kinerja terbaik

dalam

pengelolaan

keuangan

deia,

pengelolaan Dana Desa, capaian

keluaran

(output) Dana Desa

dan

capaian

hasil (outcome) pembangunan desa.

Pasal 6

Perhitungan alokasi

kinerja

setiap desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 5

dilakukan

dengan menggltnakan bobot sebagai berikurt:

a.

Pengelolaan keuangan desa dengan bobot 2Oo/o;

b.

Pengelolaan Dana Desa dengan bobot 2Oo/o;

c.

capain keluaran (output) Dana Desa dengan bobot 2so/o; dan

d.

capaian hasil (outcome) pembangunan desa dengan bobot 3so/o. Pasal 7

Perhitungan alokasi

kinerja

setiap desa sebagaimana dimaksud pada pasal 6 diiakukan dengan menggunakan -formula sebigai berikut:

AK Desa Keterangan:

AK Desa Y1

= {(0,20 "Y1) + (0,20 *y2) + (0,2S * y3) + (0,3S *y4)}

= Alokasi Kinerja setiap Desa = Pengelolaan Keuangan Desa

:

Pengelclaan Dana Desa

:

Capaian Keluaran Dana Desa

= Capaian hasil pembangunan Desa

Y2 Y3 Y4

(6)

Pasal 8

(1)

Pengelolaan keuangan desa sebagaimana pada Pasal 6

huruf

a

dinilai

dari

perubahan rasio

PADes

terhadap

total

pendapatan APBDes

dan

rasio

belanja

bidang

pembangunan

dan

pemberdayaan

terhadap

bidang

APBDes.

(2)

Pengeloaan

dana

desa sebagaiman

pada

Pasal

6

huruf

b

dinilai

dari

persentase llesesuaian bidang pembangunan

dan

pemberdayaan sebagai

prioritas

dana desa terhadap

total

dana desa

dal

persentase pengad.aan

barang jasa dana desa secara swakelola.

(3)

Capaian

keluaran

(output) Dana Desa sebagaimana pada Pasal

6 huruf

c

dinilai

dari

persentase

realisasi anggaran

dana

desa

dan

persentase

capaian

output

dana desa.

(4)

Capaian

hasil

(outcomel pembangunan desa sebagaimana

pada

Pasal 6

huruf

d dinilai dari

perubahan skor

IDM,

perubahan

status

desa, status

desa

terakhir,

dan perbaikan

jumlah

penduduk miskin.

?a$al 9

(1) Alokasi

formula

sebagaimana

dimaksud

pada Pasal

2

huruf d,

dihitung

berdasarkan

data

jumlah

p€nduduk, angka kemiskinan,

luas

wilayah, dan indeks kesulitan geografis dengan bobot :

a.lOo/o (sepuluh persen)

untuk jumlah

penduduk; b.50% (lima

puluh

persen)

untuk

angka kemiskinan;

c.

l5o/o (lima belas persen)

untuk

luas wilayah;

d.25vo (dua

puluh

lima persen)

untuk

tingkat kesulitan geografis

(2) Status Desa tertinggal dan Desa sangat tertinggal sebagaimana dimaksud

pada

ayat (4)

bersumber

dari

data

Indeks

Desa Membangun

yang

diterbitkan

oleh

Kementerian

yang

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan di bidang Desa;

(3)

Data

jumlah

penduduk

miskin

bersumber

dari

lembaga

yang

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan

di

bidang statistik

atau

kementerian

yang

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan

di

bidang

sosial;

(4)

Data

iuas wilayah ditetapkan

berdasarkan d.ata

dari

kementerian yang

berwenang

dan/atau

lembaga

yang

menyelenggarakan

urusan

pernerintah di bidang statistik;

(5) Indeks kesulitan geografis Desa disusun dan ditetapkan

berdasarkan data

dari

kementerian

yang

berwenang

dan/atau t"-u"g,

yang

menyelenggarakan urusan pemerintarr

aiuiaang statistik

yang ditentukan oleh faktor yang

terdiri

atas:

a. ketersediaan prasarana pelayanan dasar; b. kondisi

infrastruktur:

dan

c. aksesibilitas/ transportasi.

(6) Data

jumlah

penduduk, data

jumlah

penduduk

miskin,

data luas wilayah

dan Indeks kesulitan geografis ditetapkan dan tercantum d.alam

lampiian

yang merupakan bagian

tidak

terpisahkan dari Peraturan Bupati

ini.

(7)

Z3

Z4 AF Kab

Pasal 10

Penghitungan alokasi formuia setiap Desa sebagaimana dimaksud pada Pasal

9 dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut:

AF Desa = {(0,IA *

Z\

+ (0,50 * Z2l + (0,15 * Z,31 + (O,25* Z4l} * AF Kab Keterangan:

AF

Desa

:

Alokasi Formula setiap Desa

ZL

=

rasio

jumlah

penduduk setiap Desa terhadap total penduduk

Z2

Desa kabupaten

:

rasio

jumlah

penduduk

miskin

setiap

Desa

terhadap

total penduduk

miskin

Desa kabupaten

=

rasio luas wilayah

setiap Desa terhadap

total luas

wilayah

Desa kabupaten

:

rasio IKG setiap Desarterhadap IKG Desa kabupaten

=

Alokasi Formula Kabupaten. Pasal 1 1

Penetapan Rincian Dana Desa

untuk

setiap desa di Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2O2O sebagaimana

tercantum

dalanr Lampiran merupakan bagian

yang

tidak

terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB III

MEKANISME DAN PENYALURAN DANA DESA Pasal 12

(1) Dana

Desa disalurkan dari RKUN ke RKD melarui RKUD.

(2)

Penyaluran Dana Desa sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1) dilakukan

melalui

pemotongan

Dana

Desa Kabupaten

dan penyaluran dana

hasil

pemotongan Dana Desa ke RKD.

(3)

Pemotongan

Dana Desa

Kabupaten

dan

penyaluran

dana

hasil

pemotongan

Dana

Desa

ke

RKD sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

{21

dilaksanakan berdasarkan

surat

kuasa pemindahbukuan Dana Desa dari

Bupati.

(4)

Penyaluran Dana Desa sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1) dilakukan

dalam 3 (tiga) tahap, dengan ketentuan:

a'

Tahap

I

q1ling cepat bulan Januari dan paling lambat bulan Juni

sebesar 40% (empat

puluh

persen);

b.

Tahap

II

paling cepat

bulan

Maret dan paling lampat minggu keempat

bulan Agustus sebesar 40% (empat

puluh

peisen);'dan

c.

Tahap

III

paling cepat bulan

Juli

sebesar 2oo/o (dua

puluh

persen).

(5)

Penyaluran Dana Desa

dari

RKUD

ke

RKD sebagaimana dimaksud. pada

ayat (1) dilaksanakan setelah

bupati

menerima dokumen

persyaratan

penyaluran dari Kepa-la Desa, dengan ketentuan sebagai berikut:

a.

tahap

I

berupa peraturantl)esa mengenai ApBDes;

b.

tahap

II

berupa :

1.

laporan rea,lisasi penyerapan dan capaian

outpiit

Dana Desa tahun anggaran sebelumnya;

(8)

2.

laporan realisasi penyerapan dan capaian

output

Dana Desa tahap

I

menunjukkan

rata-rata realisasi

penyeraparl

paling

sedikit

sebesar 507o

(lima

puluh

persen)

dan

rata-rata capaian output

menunjukkan paring sedikit 35% (tiga

puluh

lima persen); dan

c.

tahap

III

berupa:

1.

laporan realisasi penyerapan dan capaian

output

Dana Desa sampai dengan tahap

II

menunjukkan rata-rata realisasi penyerapan paling

sedikit

sebesar 90% (sembilan

puluh

persen) dan

rata-rata

capaian

output

menunjukkan paling sedikit 75%

(tujuh puluh

lima persen);

2.

laporan

konvergensi

pencegahan

stunting

tingkat

Desa

tahun

anggaran sebelumnya.

(6)

Dalam hai penyaluran Dana Desa tahap

i

dan

Bhap II

secara bersamaan, penyaluran Dana Desa

dari

RKUD

ke

RKD dilaksanakan setelah Bupati menerima

dokumen

persyaratan

penyaluran

dari

Kepala Desa, dengan

ketentuan sebagai

berikut:

{

a'

tahap

I

dan tahap

II

berupa peraturan Desa mengenai APBDes; 6an

b.

tahap

III

berupa:

1.

laporan realisasi penyerapan dan capaian

output

Dana Desa tahun anggaran sebelumnya;

2.

laporan realisasi penyerapan dan capaian

output

Dana Desa sampai

dengan tahap II; dan

3.

laporan

konvergensi

pencegahan

stunting

tingkat

Desa

tahun

anggaran sebeiumnya.

(7) Laporan realisasi

penyerapan

dan

capaian

output

Dana Desa

sampai

dengan

tahap

II

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(6) huruf

b

menunjukkan rata-rata

realisasi penyerapan

paling sedikit

sebesar 75%o

(tujuh

puluh

lima

persen)

dan rata-rata

""pLian

output

menunjukkan

paling sedikit sebesar S0% (lima

puluh

p"."er1.

(8)

Capaian

output

sebagaimana dimaksud pada ayat (6)

huruf

b dan ayat (7)

dihitung

berdasarkan

rata-rata persentis"

""p"i.n

output

dari

seluruh

kegiatan.

(9) Pen5rusunan

laporan

rear.isasi

penyerapan

dan

capaian

output

sebagaimana.

dimaksud

pada

ayat

(6)

dan

ayat

(Tl

dilakukan

.r*ui

dengan taber referensi

data

biaar,g,

'kegiatan,

"ii"t

t

.gir,"rr,

uraian

output, volume

output,

cara pengadarn,

di

capaian outpui.

(10)

Dalam

hal

tabel

referensi

data

sebagaimana

dimaksud pada

ayat

(10)

belum

memenuhi

kebutuhal

infrut data,

kepara

De

sa

dapat

memutakhirkan tabel

referensi d,ata

dengan

ffrengacu

pada

peraturan

yang diterbitkan oleh kementerian negara/limbaga

teir<*t.

Pasal 13

(1) Kepala Desa mengajukan

dokumen

Permohonan Penyaluran

Dana

Desa

kepada

Bupati

melalui

Camat

untuk

dilakukan verifikasi

oleh

tim

pendamping tingkat kecamatan.

(2)

Tim

pend.amping

tingkat

kecamatan

meneliti

surat

permohonan

yang meiiputi:

a.

Surat Permohonan penyaluran dari Kepala Desa;

b'

Peraturan Desa tentang

Rencana Pembangunan

Jangka

Menengah

(9)

c.

Peraturan Desa tentang Penetapan Anggaran Pendapatan

dan

Belanja Desa (APBDes);

d'

Peraturan Kepala Desa tentang penjabaran ABpDes;

e.

Peraturan Kepala Desa tentang

Rencana

Kerja

Pembangunan Desa

(RKPDesa) pada tahun berjalan;

f.

Laporan

Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa

(LPPD)

akhir

tahun

anggaran sebelumnya;

g.

Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja yang ditand.atangani Kepala Desa atas penggunaan Dana Desa;

h.

Laporan

realisasi

penyerapan

Dana

Desa

dan

capaian

output

sebagaimana tercantum pada ketentuan pasal (12);

(3)

Camat

menyampaikan

Surat

Rekomendasi

'Permohonan

penyaluran

dimaksud kepada Bupati melalui BPKAD dan ditembuskan kepada DpMD.

(4)

Proses

pencairan Dana Desa

ditaicsanakan

sesuai ketentuan

peraturan

perundang-undangan di bidans pengelolaan keuangan daerah.

BAB IV

(1)

(2)

PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA Pasal 14

Prioritas

Penggunaan

Dana

Desa

digunakan

untuk

membiayai

pelaksanaan

program

dan

kegiatan

di

bidang

pembangunan Desa dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

yang dituan[kan dalam

Rencana Kerja Pemerintah Desa.

Prioritas

penggunaan

Dana

Desa

diutamakan

untuk

membiayai

pelaksanaan program dan kegiatan yang bersifat lintas bidang.

Prioritas

penggunaan

Dana

Desa

harus terfokus,

yaitu

mengutamakan

pilihan

penggunaan Dana Desa pada

3

(tiga)

*u.*pridengan

s

jtimal ienis

kegiatan sesuai dengan kebutuhan

".*L"i

dengan

prioritas

nasional,

daerah provinsi, daerah kabupaten dan desa, dan

iidakdilakukan praktik

penggunaan Dana Desa yang dibagi rata.

Dana

Desa

dapat

digunakan

untuk

membiayai kegiatan

yang

tidak

termasuk dalam prioritas penggunaan Dana Desa

sebalaim"ri.

di.rr"ksud

pada ayat (1) setelah mendapat persetujuan bupati. Persetujuan

bupati

sebagaimana dima"ksud

p"i"

ayat

(4)

diberikan

pada

saat evaluasi rancangan peraturan Desa

-""^gl".i

ApBDes. Prioritas penggunaaan dana Desa sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1),

dipubiikasikan

kepada masyarakat oreh pemerintah

Desa

oi

ruang pubrik atau ruang yang dapat diakses masyarakat Desa.

(7)

Petunjuk Teknis Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa

Tahun

2O2o

diatur

tersendiri dengan peraturan Bupati.

Pasal 15

Pelaksanaan kegiatan

yang dibiayai

dari

Dana

Desa berpedoman pada

pedoman

teknis yang ditet4pkan'o1eh

bupati

mengenai

kegiatan

yang dibiayai dari Dana Desa.

Pelaksanaan

kegiatan

yang

dibiayai

dari

Dana

Desa

diutamakan

dilakukan

secara swakelola dengan menggunakan

sumber

daya/bahan

baku lokal,

dan diupayakan dengan lebih-banyak

meny"r"p

Gi"ga

kerja

dari masyarakat Desa setempat. (3) (4) (s) (6) (1) (2)

(10)

Pasal 16

(1)

Kepala Desa bertanggung jawab atas penggunaan Dana Desa.

(2)

Pemerintah

daerah dapat melakukan

pendampingan

atas

penggunaan

Dana Desa.

(3)

Pendampingan sebagaimana

dimaksud

pada ayat (2) dibebankan

pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

BAB V

PELAPORAN DANA DESA

Pasal

17

(1) Kepala Desa menyampaikan

laporan realisasi

penyerapan

dan

capaian

output Dana Desa setiap tahap penyaluran kepada

bupati

melalui Camat.

serta

melakukan

pelaporan

interkoneksi

pada

Laporan

Konsolidasi

Realisasi

Peyerapan

Dana .Desd

pada Online

Monitoring

Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OMSPAN).

(2) Laporan realisasi penyerapan &an capaian outpuf Dana Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1)

terdiri

atas:

a-

laporan

realisasi penyerapan

Dana

Desa

dan

capaian

output

tahun

anggaran sebeiumnya;

b'

laporan

konvergensi pencegahan

stunting tingkat Desa

tahun

anggaran sebelumnya;

c.

laporan reaiisasi penyerapan Dana Desa

dan

capaian

output

sampai

dengan tahap IIL

(3)

Dalam

hal

terdapat pemutakhiran capaian

output,

Kepala Desa dapat

menyampaikannya

pernutakhiran capaian

output

kepada

bupati

uniuk

selanjutnya dilakukan pemutakhiran data pada aplit<asi.

(4) Laporan Penggunaan Dana Desa

wajib

disampaikan Kepala Desa kepada warga masyarakatnya

melalui

media

informasi berupa banner/reklame/

papan pengumuman atau media informasi lainnya dan merupakan bagian

tak terpisahkan dari Laporan realisasi ApBDes.

(5)

Bupati melalui

Camat dapat mendorong proses percepatan penyampaian

laporan realisasi

penyerapan

Dana Desa

seba[aimana

dimaksud

pada

ayat (2) dengan berkoordinasi dengan Kepala Desa.

BAB VI.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI DANA DESA Pasai 18

Bupati melakukan pemantauan dan evaluasi atas:

a.

sisa Dana Desa

di

RKD;

dan/atau

b.

capaian

output

Dana Desa.

Pasal 19

(1) Dalam

hal

berdasarkan pemaptauan dan evaluasi atas sisa Dana Desa di

RKD sebagaimana dimaksud

a*am

Pasal 14

huruf

a ditemukan sisa Dana

Desa

di

RKD lebih dari 30% (tiga

puluh

persen), bupati:

a. meminta rrenjelasau kepada Kepala Desa mengenai "sisa Dana Desa di RKD tersebut;

dan/atau

(11)

(2) (3) (4) (1) {2) (3) (4) (7)

b.

meminta aparat

pengawas

internal pemerintah

(APIP)

Daerah untuk

melakukan pemeriksaan.

Sisa Dana Desa

di

RKD

lebih dari

30% (tiga

puluh

persen) sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1)

dihitung

dari Dana Desa yang diterima Desa pada

tahun

anggaran berkenaan ditambah dengan

sisa Dana

Desa

tahun

anggaran sebelumnya.

Kepala Desa

wajib

menganggarkan kembali sisa Dana Desa sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(2)

dalam

rancangan

APBDes

tahun

anggaran

berikutnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemantauan

dan

evaiuasi atas capaian

output

Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

huruf

b, dapat

dilakukan

oleh aparat pengawas internal pemerintah (APIP) Daerah atas permintaan bupati.

BAB VII

SANKSI Pasal 20

Bupati menunda penyaluran DLna Desa, dalam hal:

a.

Kepala Desa

tidak

menyampaikan dokumen persyaratan penyaluran

sebagaimana dimaksud daiam pasal 13;

b.

Terdapat Sisa Dana

Desa

dan/atau

SiLPA

Dana

Desa

tidak

wajar

berupa sisa Dana Desa

di

RKD yang melebihi 30% (tiga

puluh

persin) dari Dana Desa yang diterima Desa;

dan/atau

c.

Terdapat rekomendasi penundaan

dari

aparat

pengawas internal

pemerintah (APIP) Daerah.

Penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

huruf

b

dilakukan

terhadap penyaluran

Dana

Desa

tahap

II

tahun

anggaran berjalan

sebesar

Sisa

Dana

Desa

di

RKD

tahun

anggaran

sebelumnya.

Dalam

hal

Sisa Dana

Desa

di

RKD

tahun

anggaran sebelumnya lebih

besar

dari

jumlah

Dana Desa

yang akan

disalurkan pada

tahap

II,

penyaluran Dana Desa tahap

II

tidak dilakukan.

Dalam

hal

sampai

dengan

minggu kedua bulan

Juni

tahun

anggaran

Lrerjalan sisa dana Desa

di

RKD

tahun

anggaran sebelumnya

masifi

lebih besar

dari

3o%o (tiga

puluh

persen),

penya-iir.r,

Dana oesa yang ditunda

sebagaimana dimakg_r1d

pada

ayat

(zi

tid;k

dapat

disalurkarrdan

menjadi

sisa Dana Desa di RKtrD.

lupati

melaporkan

Dana

Desa

yang

tidak

disalurkan

sebagaimana

dimaksud pada ayat

(3)

dan ayat

(a) kepada Kepata

I(ppN

selak,

r(pA

Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.

(6)

Dana

Desa

yang tidak disalurkan

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat (4)

tidak dapat disalurkan kembali pada

tahun

anggaran berikutnya.

Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada

ayat

(1)

huruf

c

disampaikan

oleh

aparat

pengawas

internal

pemerintah

(APIP)

Daerah

melalui

Inspektur Kabupaten

dalam.

hal

terdapat potensi

atau

telah

terdapat

dugaan penyimpangan penyaluran danf atau penggunaan Dana Desa.

Rekomendasi sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(7) disampaikan kepada

Bupati

dengan tembusan kepada Kepala KPPN

selaku KeA

e..ryallran

DAK

Fisik dan

Dana Desa

seberum

batas

waktu

tahapan

penyaluran

sebagaimana dimaksud dalam pasal 9.

(s)

(12)

(9)

Dalam

hal

Kepala Desa

diduga melakukan

penyalahgunaan

Dana

Desa

berdasarkan

hasil

pemeriksaan

Aparat

Pengawas

Internal

Pemerintah,

Camat

wajib

memberikan

sanksi administrasi

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

10)

Dalam

hal

sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tidak

ditindaklanjuti

oleh

Kepala Desa,

maka

Camat

dapat

mengusulkan pemberhentian sementara kepada Bupati.

Pasal 2 1

(1) Bupati menyalurkan kembali Dana Desa yang ditunda dalam hal :

a.

dokumen

sebagaimana

dimaksud dalam

Pasal

20

ayat

(Ll

huruf

a

telah diterima;

b.

sisa dana desa

di

RKD

tahun

€rnggaran sebelumnya

kurang dari

atau sama dengan 30% (tiga

puluh

per seratus); dan

c.

terdapat usulan dari aparat pien{awas fungsional daerah.

(2)

Dalam

hal

penundaan penyaluran Dana

Desa sebagaimana dimaksud

dalam

Pasal

20

ayat (1)

hurrlf

a,

b

dan

c

berlangsung sampai dengan

berakhirnya

tahun

anggaran,

Dana

Desa

tidak

disalurkan

lagi

ke

RKD

dan menjadi sisa Dana Desa di RKUD.

(3) Bupati melaporkan sisa Dana Desa

di

RKUD sebagaimana d.imaksud pada

ayat (21 kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana

Desa.

(4)

Bupati

memberitahukan

kepada

Kepala

Desa

yang

bersangkutan

mengenai

Dana

Desa

yang

ditunda

penyalurannya

sebagaimana

dimaksud pada

ayat (2)

paling

lambat

akhir

bulan

-Novembei tahun

angga,ran

berjalan

dan

agar

dianggarkan

kembali dalam

rancangan

APBDes tahun anggaran berikutnya.

(5)

Bupati

menganggarkan

kembali sisa Dana

Desa

di

RKUD sebagaimana

dimaksud

pada ayat

(21

dalam

rancangan

APBD

tahun

anggaran

be

rikutnya

se suai den gan ke tentuan peraturan perundan g-undan gaii.

(6) Dalam hal Desa telah memenuhi persyaratan penyaluran sebelum minggu

pertama

bulan

Juni

tahun

anggaran berjalan,

bupati

meny€unpaik;

permintaan penyaluran sisa Dana Desa

tahap

II

yang belum disaiurkan

dari

RKUN

_ke RKUD kepada Kepala KPPN selaku

ffa

Renyaluran DAK

Fisik dan

Dana

Desa

paring rambat minggu kedua bulan

Juni

tahun

anggaran

berjalan'

pasal 22

(1)

Bupati

melakuk-an pemotongan penyaluran Dana Desa dalam

hal

setelah

dikenakan

sanksi

penundaan

penyaluran

Dana

Desa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)

huruf

b, masih terdapat sisa

Dala

Desa

di

RKD lebih dari 3O% (tiga

puluh

persen).

(2) Pemotongan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat

(i)

dilakukal

pada penyaluran Dana Desa

tahun

anggaran berikutnya.

(3)

Bupati

melaporkan

pemotongan

penyaluran

Dana

Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala KPPN selaku KPA penyaluian DAK Fisik dan Dana Desa.

(13)

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasa1 23

Pada

saat berlakunya

Peraturan

Bupati

ini,

maka

Peraturan

Bupati

Cianjur

Nomor

89 Tahun

2OL9 tentang Tata Cara

dan

Penetapan Rincian Dana Desa Setiap Desa Tahun Anggaran 2O2O, dinyatakan dicabut dan

tidak

berlaku lagi.

Pasal 24

Peraturan Bupati

ini

mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar

setiap orang mengetahui, memerintahkan

pengundangan Peraturan

Bupati

ini

dengan menempatkanirya dalam Berita Daerah Kabupaten Cianjur.

Ditetapkan di

Cianjur

pada tanggal 2

Januari

2O2O Plt. BUPATI CIANJUR,

ttd.-HERMAN SUttd.-HERMAN

(14)

I U t 4 7 ,, , n d c 4 t 7 4 n n n t ;) 7 l) t U 4 d i 2 ) a , 4 7 !t D I I a -)-4>ar

i

=?Fp=

) Ei6!! >. zzicv c _6) v> ' v.. >2. 4 Zt

Z-)

f,Ii=

J

o>+!

hLl >(.)z: oDru!-.1 mPo>--l>N7 UL -e! = -m m<

sg

-_l 6) D= AP -z z >E z,> 6)-6)

}H

E4 =m z1 N> o-0N> 9z O 6 o

{

oo o o N o o

{

(t\ + o\o @ \I oo u o 5 a N aN N oN @N @N o @N oN oN N(D (,N @s so CDN D (Dp (DN CDN CDN oN CDN o)N (DN s oN os r A ! o c-p 4, p E! p D L ID { 'D TD ID p C-ID { p .D p p C-0) { ID TE ID p c-ID { ID ID c-D { ID E ID L p { ID EO N I tr C. ID 1 ID p t p 0) { ID UO st D c. ID { D !D D C. ID ID A' o !, D ID tr L D { D EO !r p p { 'D H D tr p ID t! TD o D { !0 !, AJ A) D) F' l0 D { D @ p i tr D { l0 td !0 ts D { ID TD !, s, c-D { l0 Ed A' s c-{ l0 td D) N C* A) I D EO 'D I D D { A) t0 t, ti (-D { ID ID A' D A) { p td A' D (-{ p 0, D rU o a N O O O(! a N o o O N o) a N o o a N o o o N o O o N O O N O o o N o O N oN O o o N o O (, N o o N o o t\) o N o C! t\) o o @ t\) c (, o N) (!N o o N oN o (, o t\) o N) (! (, N o (, t\) X ID g o 6 E, x 'D c I D !. X p g o p E. X p o ID E. p o

r

o iD t I X ID f o p E, ID g o ID E. I x p

;

F ,D

/

o ID d_ I x ID ;) N t. X ID o p E. t tr g c) p -. X ID

;

A) T. X 'D o p E. p o p !. p C) !r E. x D I o N E. X ID h, p E. I x p)

r

o p E. X D ^ p E. tr

;

p !. p o p di ID i, A) ,J. x A)

;

D d. X p i., p E, x p I o p E. E. ID3 o o o o o 6 d o o o o C) o o d d o cr d o ct o o o d o cl d o a) o (t o € ID m ,f o D. o m tr m o !i @

{

p rc li o p m p I OE o p. ID m = ID m o o. ID m

{

ID t m o p m F) m l0 oa n, & o 5 p. D' 0c D E & )i l0 0c € p tr m o ID @

{

A} & o o. p oll o !, c. a o c. o N E. a D E. t o p c-x o o X tr p & m ID a D rc o. p m o d o o o o o. l0 m ID ID .0 t o o-o m a A) ID il. o C' p m o m o D m ft o p o rd o t) L 'D 3 m o o o-G a f A, 5 q o TD A) : (0 l! 1 !, 5 ts. i o m A) m A) { p o ED ,f I' a o =i D ,: !, o @ N ID o-A} E d p t. cl !D oa t) a p g-ID I a ID 5 a p I E. z p m E-D'(t A) p o U o o D @ o ,i 3 N m UC 6 ts C' p rc @ o o 3 d p m c0 o :!-o 3 d ID m tg o :L o ts m @ o d ID m TE o s ca ffi t o 3 p m TD o 3 d A) m (! o I o 5 d A) m @ o o p & CD o E 0) m r0 )i d TD & a o A' & @ o o J !, m @ o I o' p m td @ o E A' m a. TE oI o E !l & 3 a. TB o o I 0) CN e. e. a. a. a.3 a.= d xpu F $ o U o 6 ! o O \o O O O \o

{

o o \o \o \o o U o 5 d. E O O o O o 0 N iD (! (! @

{

O

{

N) o !-o @ co A o\ o \o _p o ..,1 o o N N q "cn

{

(! o o @ q -+ ! \o N @ \o o, o

\

o \o 6 o 5 C,I @ oN "+ 00 @ @ o o \o G

\

o o\ @ o s Or 6

\

q CD @ u o\ N o

\

s o @

{

(, N '| @ (r \o + i! cn

{

q N 5

{

N

{

o\ N 5 9.-l o\ o\

{

o $ o o\ O! \o \o (rI

{

+

{

"o\ \o ( + o (Jl P

{

\) \] o N o o UI i @ N crt \) \o o o u :A N $ o ro o 5 ol sI o + 01 + o\ N o O! N a --l a o\

{

o N (^ s ir al 6 \o (, N o o\ q

*

O! D .a

{

o\ N o\ o ro oi 6 Oi -.1 UI o o Ol o N) 6 o + (rl s 'o + (,

{

6 o o (,l \] + o

{

N 6 a

{

a, F o o ! o,\o o |o \o \o Co 6 I A o o-1 co \o o o N ! + $ \]

{

A1 O N o (, 01 o N 6 -.1 \o (/) u (n \o + cj + \o 6 u -.1 @ a 0\ N \o + ro o\ \o o p o or p

{

! o o\ or \o

{

@

{

\oO \o Oi ro 'O \o o

{

(rt + ro|9+ 6 ri l D

,

! o , T tr f, U p t, O o (, (n o N + co o @ Co(, ! o N o, \o -.1 O, s ao co .5 \o+ O$ oO to Or cn -{ D \] @ @ ! oo 6 l) @ (, o\ o (rl N N) o \o ! \o N a \o ooo Uo\ -.1co ol lr ! a L ! |o 6 'N

{

(, & O "co N \o N '\o \o 5 co $ o N (! o\ N -o o a + (rr \o @ .A s ",o s @ \: l\) iD ! N ! + + o \o \o io (n (,) N N '$ N \o + -(D o +

{

(, (n o co (, + o @ Or N '(n N Ul N 6 (,)

\{

(r) o\ co

{

'c!' O 'O N "to @ D |\) o $ b. s c[ 'co @ Ot o + N @ <^ "N)(, ol ..1 (l) -(rt + -{

{

o

{

\o $ -olo + \o N p ( _@ + Or + o o a 5 i, co

{

o N N -U (n \o

{

O N N _q o s + !O

{

N N _5 A U\ O O

{

N _+ U (! 5 N o ?, 01 o O N

\

o N \o o + \o N o b\ N

{

+ N o _+ @ + @ o\ o o N N -5 \o @ @ o o O ! :5 o -.1 \o

{

N o -+ (, o N @ -o (! \]

{

co o N '6 N o + N OI t\) \o -o o\ \) N \) \o io N co o +

\

o O' s o \o O (r -o

{{

(r D \o (rl o 'o Or N O' (, s -@ N (r (n \o tl N $ (n

{

@ A co iJ o o O (Jl

{

'(rt $ o t\)

{

t\) N -o \o

{

N) co ul (t, \o -o\ 5 N <tr N N -N

{{

o o (, \o

(15)

(! (, N \J o (, N N o 6 (n (j N N o

{

N N N c. p € p t! p 1 p EU p p { p p, H s (, N G) o N (n (D s o o p 3 ,( g,

;

p H p

;

p d. 'd D a ti p p @ ,i o. p) l0 @ !, 'd !, o. A) E ! o 5 B o = g D EE o o 0) & t0 o 6 l0 m tg o o E, p m 6 c0 \o a 6 o + $ Ol ! + _o $ o o + (,r "O1 @ o N Ol N o (.Il $ q

{

.n 6 a N (j o (/) o t!) 0o (, o + a (D @co

{

(, ! J' -: + 6 o\ "o, CD (, "oo \o -i \o (, "|9o N N s (,l (, CJ 60 o\ 00 (p

{

s Ch \0 ol (,I o

{

l!'){Bt

rlisp&,i

i."l E:

i E b"

5ll

'-i

,1

r<hft s'i

r

'.'-i

F

ir

:

iE#

6,

,.

E\

a'-B

.s

I

FI*

EE P HH.E. *l/

;H

o N) O IE FN n J

5t

tn fr ..V 'Jr X W "o ,l z z c-,A) *t P FF z t\) N z ? P

H

F

EF

E a tr n:S

7

S

,E

HE

v) :) uv P .1 D^ :Ell

H

z.PS

2

EtE

'ffi

is

t{

iti

w

ss

,{,

(16)

l"

t

? c n l{ ,'fr IC \z to tx )z ru E lo s z to tz I Ir-n 1< 2 LJ tx o z ]H z ]() I ri \F e )Z o lx lo )z ri 1C \z io lx i2 lo 1> 12, tn l I 1 l o 19 IN N o o O o Sr(nl(, oo6 p1909 @6N +(n-!r9P oloo oolo lo to io ooo oioio A D IP lco lo i+ r6 l@ lb 1o' iN i+ 10 Lo to to A l(n io rO 16 io + O -o I l l+!+s ,ooorN ': ls, 90 lo oioo\o olo\o\o :9loq N555 o10100 lolooro l'o ,-o 'o olooo I'o

il333399t@5qa5o5+!4

e e e

- e:

p

3

3

3;8;

N;

XIB t :J e a - N o t : b b b l b i." b b.

d 3

8

i

3 3 3

s

3 e

f f

s

Er3

H;E e o s m o o'+ p p ll S q b'+ b, s,t)

FFFFFFFEsg88=88E5

333333333333SSSS3

oo$ ON@ tsCo+ lobb io o\ a b6b. rOOO -o _o ooo -o OOO

;

C T

€€€

xfifr 2212 rOOO ,(XX oloio zzz OUU 222 ooo i iiri o o cll o' o, .o io o' o' o' o\ ol ro1 ror ooo,o.crooo\o\ooio,oor P l.r lQ P N P P !a ir P \, !o P !a mGomG6mmcDooo@6 oooooooooooooo 999P9999999999 OOOOOOOOc)OOOOO OOOOOOOOOOOOOO OOOOOOOOOOOOOO

b -o -o -o b b "o b'o -o -o -o'o'o oooooooooooooo ti tl tl ooool +iNoo r:{ 9 l:J P NON6 5O-@ o@ot{ blbbb O r<> lO lO oolo,o ooloio io lo io io 5!i@o oooo PPNS !|bb OOIO! :1,9:l ioooo io io l-o o ooioio N \o .{s ! to o O rO iN I o ]O ioO OOCoNOOo'T! aioo.{:oo-} :90:lP9!n9 NaO-OONN !@N@tu--{ @!46-O-O OOOOOOOO oooooooo Pg-ogPP_o,o oooooooo oooooooo oO' \Oo PP +o O+ iF OO ooi '"o bOO l< fr z o x ro 2 ]U z a Ito C lz )@ l -Q.)c)Qoo!QQaaa EoE@@E@EAAGEEE 14 Fl trl Fl t' rll tt t t5 El Ft rt Fl TD CD TE CE EO tr tr TD CO CE [O EE [E tr] r, cr Fr rt Fl IrJ 14 rt t!J Fl C' G, nnnnnxnnnnnnn li, I CD ,'J xio !LD<ir ]EE i:: P l I olr)r)z.)*l=r 7+t(rlE >>11 aczc='*z afrfr90 'c)St4 -P-ir @ x x U) o o ? 'o a a c>>r==Ern-;2hrq4-*CiP >o>*u:>+>* <=z?AlzYp* P>L):YY>+ij

?=7Y*2

-

A

*tr

=6

o ze\

!e

o t1 ll

l.

i. lo io\ N]N lb li" 1<) io i99 lo lo io to io Io 1 l. io\ ]N 1ft 1O 19 lo lo lo t-^ l 1 lo l6 lN id 10 i9 lo 1o l-o O, i6 lp co o lo ib ro o olo oio ilo iP oo oio i99 olo oo OO oio lo l -.1 lio l l lo i6 i6 q o

{

rg o o + JN im io i 1 ll i oto 616 !o lP co@ 919 olo -o l-o ts i8 i1 l-'i l o, ior o\ rO1 lO\ iO\ iN iN ]N @cDm totoo 999 iooo oioo

l_o i,o l-o

lo ,o ro ioi<><> i io io, iN i@ ioo o iol io :N ,Co O o O IO I ro O r 'u F z U) fr 2 U z -a I :E C z z o n z N N o i *.t L5 i: iN ro 1o i6 + o lb lo ! io L^

NiZ\t

=t!-t5>

63<BE

i9Hrfr

- a il>

u

>1

?tr

PC U ,.''o E E-."= >i n Co n .il5

gE

B.= >> i-!'u 3E urq t! K ir.: V)d.)

tP

u

;g,:)

e1

zo

z1 LJ U ^tq

xa

>=

.U o !p L l 1-l+ lCo io lio l+ rO lo 10 lo i i-i.o i!, lCo ior i s.n o o o t-to T I 1u l li! + ti i I lu N (r t; l€ Itr ls LO O to jo ]N l 1 I l+ i{ tp lo l\o lir lo

i-'*i=,=i-"lo o I'

li

tF iN to o o o

li

1*l* ,b li, lo lN OP o l-l lN lO l! io oo io lo ro lo oo lo lo i I

:-:- Labob+b-o--OO!ON-.€!6 @ooNNoqoo@ 9b;1-sbirbbbb

I533;:S33t

EESEEEgEgE

388888E88E

t-- : :-O@ON PIBOO A{6]D LDbrsi! ]NQQN 19 r:- :l !n toooo -O i-O r-O I,O

oooio lo 10 o rc, lis i! r'N qNH+ Lo SNO iol,b:-+ q @ @ rb,obi> iOOOO l.o -o -o oooo -o I i +L$ @o i!, i:NiO i6\ ia io! bi) oo oo l-o l-o oio tl i ?*q+5ua+t!e:lO-nN\tt9 'p!n99p+9'15 :c!oor'oiab oo6ohNor6 +o+EDO{@ ttlNs&bbb.+. Q9Oooooo oooooooo ab-o'o-o'o-o,'o oooooooo rN tO + (, o io !419!qSlr+ooo

;s5F333\s

Q(>${sb-Ncrl O\(,\lAOlOO.O !ao..O+OOO qbqb.+bobi!$ QOOOOOOOO oooooo66-o

q lo -o -o i-o r"o '-o -o o ooooiooio6-!! \o o\ o -o l I t, V ry u L a,N ! ! l? p - N N N N N p NN N D B S t e S n = g n 9 r i = F F !! o <" _ ol + o

(17)

=

I

:d ,J o -l tt P{ C U ? E 4 H O 7 E X C E ? i0 E C

-z o c z C ,J I tq c tl E td z o D. c (, E (-X H Ed N C t{ C U (n = ,o z o cn

{

z o ,( t! c ,J X o o p t) s z s B nt o a !, N o t (r\ o (, i, N +

:

'o o o\ t\) 00 o N co O, or N b I -o o o\ N b ;\ "o o\ N b Or "o o\ !r) co Or b _o N o o\ i-o 6 N 6 (t, ;\ o\ o N b I o -^ O, N bo I o o ld 6 ,D 6 OU 6P, SB U q !, co i o i o ! p a p a CD i N I

{

01 !, o O bo ol 90

{

Cn N I o o + (, b sn o $ (, b + J o o o "o o + N \o b

{

\o o o (, (,

{

I \o I o o -oo + (, 9 !n o o (r! Co

\{

N

:

o .O o o (r1 N I N N l o o o s N i 00 $ N

:

o

{

g -.t b o o b d 3 $ !tr o + 90 G) o\ o I O o "o o + +

:

\o I -b p @. o p) + N J

{

Ot -'I o P o I iJ i-(rt u| F o \o P 6

{

o |-P & UI b o o b rO |. Co 00 I -o() t' lo io o N () o o o i' 90 \o b .O o o f-\] :' u

{

P o o o ia co p 0) :-o -o i'J (D f-! +

t

o

:

(,

:

\o Co !n o o -Oo o "d s m c U LJP oA) FU o a iD o \o o\ o, N @ .!.) N o u !') o N !o !

{

i N c) N N o

\{

I o N 90 (,

{

J o o N I \o 6 + -oo N

\

00 N is -o o p Lo CN bt o -o N

:

co o 9 -ao N 9 + P @ ,o o o N o fn o € J o o -n E o --l

^=

qP !D F) \] o I (, I N P o o 5 00 l p P N) b + (r

:

+ 90 + o b o s + J q + ie (, o\

\

U' i o o o +

{

(o io o\ iD o

:

o + 5 j <l 01 + s o o + @ bt (, io Io o (n (rt bt !.r o P o 5 \o s I -n b' o $ I :A O 'o o t p g ^tr EE o !0 ,!d tD o ir '! l I

tir[]r

+ $ + (n + I L lo o 3 p F h ID a-o p J l1 I\) C. p t p Fr N) o t\) w tn ,J LJ t5 f, Ed .-l tr, z o z c-fr .J rJi z t) O t\) O z o = o (, ElPU

tr * .i

Ltr

'/.JP-H$}i

q,

=HF

-g :ag

fr,'7c-5'

?r(<lD5 xL-z/^16-r 3. t\) O t\) O

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam IAI (PSAK No.2 Par.10:10 2009) juga disebutkan bahwa perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara yang

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Walikota Probolinggo Nomor 22 Tahun 2021 tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak- Kanak, Sekolah Dasar,

Menteri bagi maksud itu, boleh, dengan notis bertulis, menghendaki pemunya atau penduduk mana-mana tanah yang tertakluk kepada apa-apa perintah di bawah seksyen

Rahman

Untuk mengetahui perbandingan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam antara siswa yang berasal dari SD dengan siswa yang berasal dari MI di SMP Negeri 5 Pekalongan,

Apabila frekuensi sudut beban dinamik sama dengan frekuensi sudut getaran struktur maka nilai penyebut persamaan di atas akan sama dengan nol sehingga respon struktur menjadi

Tujuan dari makalah ini adalah mengembangkan suatu model matematik untuk menentukan ukuran batch dan buffer stock yang harus disediakan pema- sok, dimana kondisi permasalahan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kekayaan, keanekaragaman, kemerataan dan kelimpahan spesies serta struktur demografi dan distribusi kelelawar Microchiroptera pada