• Tidak ada hasil yang ditemukan

6-Lembaga Pengelola Wakaf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "6-Lembaga Pengelola Wakaf"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

52 52

merupakan kata yang berbentuk

merupakan kata yang berbentuk masdar (infinitive noun)masdar (infinitive noun)  yang pada dasarnya berarti  yang pada dasarnya berarti menahan, berhenti, atau diam. Apabila kata tersebut dihubungkan dengan harta seperti menahan, berhenti, atau diam. Apabila kata tersebut dihubungkan dengan harta seperti tanah, binatang dan yang lain, ia berarti pembeku

tanah, binatang dan yang lain, ia berarti pembekuan hak milik untuk fan hak milik untuk f aedah tertentu (Ibnuaedah tertentu (Ibnu Manzhur: 9/359).

Manzhur: 9/359).

Sebagai satu istilah dalam syariah Islam, wakaf diartikan sebagai penahanan hak milik Sebagai satu istilah dalam syariah Islam, wakaf diartikan sebagai penahanan hak milik atas materi benda

(al-atas materi benda (al-‘a‘ain) untuk tujuan menyedekahkan manfaat atau faedahnya (al-in) untuk tujuan menyedekahkan manfaat atau faedahnya (al-manfa‘ah) (al

manfa‘ah) (al-Jurjani: 328).-Jurjani: 328).

Dalam buku-buku fiqh, para ulama berbeda pendapat dalam memberi pengertian wakaf. Dalam buku-buku fiqh, para ulama berbeda pendapat dalam memberi pengertian wakaf. Perbedaan tersebut membawa akibat yang berbeda pada hukum yang ditimbulkan. Perbedaan tersebut membawa akibat yang berbeda pada hukum yang ditimbulkan. Definisi wakaf menurut ahli fiqh

Definisi wakaf menurut ahli fiqh adalah sebagai berikut:adalah sebagai berikut: 1.

1. HanafiyahHanafiyah

Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda

(al-Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda (al- ‘ain) milik Wakif‘ain) milik Wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada siapapun yang diinginkan dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada siapapun yang diinginkan untuk tujuan

untuk tujuan kebajikan (Ibnu al-Humamkebajikan (Ibnu al-Humam: 6/203).: 6/203).

Definisi wakaf tersebut menjelaskan bahawa kedudukan harta wakaf masih tetap Definisi wakaf tersebut menjelaskan bahawa kedudukan harta wakaf masih tetap tertahan atau terhenti di tangan Wakif itu sendiri. Dengan artian, Wakif masih tertahan atau terhenti di tangan Wakif itu sendiri. Dengan artian, Wakif masih menjadi pemilik harta yang diwakafkannya, manakala perwakafan hanya terjadi ke menjadi pemilik harta yang diwakafkannya, manakala perwakafan hanya terjadi ke atas manfaat harta

atas manfaat harta tersebut, bukan termasuk asset hartanya.tersebut, bukan termasuk asset hartanya. 2.

2. MalikiyahMalikiyah

Malikiyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu harta yang dimiliki Malikiyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu harta yang dimiliki (walaupun pemilikannya dengan cara sewa) untuk diberikan kepada orang yang (walaupun pemilikannya dengan cara sewa) untuk diberikan kepada orang yang  berhak

 berhak dengan dengan satu satu akad akad (shighat) (shighat) dalam dalam jangka jangka waktu waktu tertentu tertentu sesuai sesuai dengandengan keinginan Wakif (al-Dasuqi: 2/187).

keinginan Wakif (al-Dasuqi: 2/187).

Definisi wakaf tersebut hanya menentukan pemberian wakaf kepada orang atau Definisi wakaf tersebut hanya menentukan pemberian wakaf kepada orang atau tempat yang berhak saja.

tempat yang berhak saja. 3.

3. Syafi‘iyahSyafi‘iyah

Syafi‘iyah mengartikan wakaf dengan menahan harta yang bisa memberi manfaat Syafi‘iyah mengartikan wakaf dengan menahan harta yang bisa memberi manfaat serta kekal materi bendanya

(al-serta kekal materi bendanya (al-‘ain) dengan cara memutuskan hak pengelolaan yang‘ain) dengan cara memutuskan hak pengelolaan yang dimiliki oleh Wakif untuk diserahkan kepada Nazhir yang dibolehkan oleh syariah dimiliki oleh Wakif untuk diserahkan kepada Nazhir yang dibolehkan oleh syariah (al-Syarbini: 2/376)

(al-Syarbini: 2/376)

Golongan ini mensyaratkan harta yang diwakafkan harus harta yang kekal materi Golongan ini mensyaratkan harta yang diwakafkan harus harta yang kekal materi  bendanya

 bendanya (al-(al-‘ain) dengan artian harta yang tidak mudah rusak atau musnah serta‘ain) dengan artian harta yang tidak mudah rusak atau musnah serta dapat diambil manfaatnya secara berterusan (al-Syairazi: 1/575).

dapat diambil manfaatnya secara berterusan (al-Syairazi: 1/575). 4.

4. HanabilahHanabilah

Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan bahasa yang sederhana, yaitu menahan asal Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan bahasa yang sederhana, yaitu menahan asal harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan (Ibnu Qudamah: 6/185). harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan (Ibnu Qudamah: 6/185). Itu menurut para ulama ahli fiqih.

Itu menurut para ulama ahli fiqih.

Dalam Undang-undang nomor 41 tahun 2004, wakaf diartikan dengan Dalam Undang-undang nomor 41 tahun 2004, wakaf diartikan dengan  perbuatan huku

 perbuatan hukum Wakif untum Wakif untuk memk memisahkan dan/ataisahkan dan/atau menyerahu menyerahkan sebagiakan sebagian harta bendan harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah. kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.

Dari beberapa definisi wakaf tersebut, dapat disimpulkan bahwa wakaf Dari beberapa definisi wakaf tersebut, dapat disimpulkan bahwa wakaf  bertujuan untuk memberikan manfaat atau

 bertujuan untuk memberikan manfaat atau faedah harta faedah harta yang diwakafkan kepada orangyang diwakafkan kepada orang yang berhak dan dipergunakan sesuai dengan ajaran syariah Islam. Hal ini sesuai dengan yang berhak dan dipergunakan sesuai dengan ajaran syariah Islam. Hal ini sesuai dengan fungsi wakaf yang disebutkan pasal 5 UU no. 41 tahun 2004 yang menyatakan wakaf fungsi wakaf yang disebutkan pasal 5 UU no. 41 tahun 2004 yang menyatakan wakaf  berfungsi

 berfungsi untuk untuk mewujudkamewujudkan n potensi potensi dan dan manfaat ekonomis manfaat ekonomis harta harta benda benda wakaf wakaf untukuntuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

(2)

B.

B.

DASAR HUKUMDASAR HUKUM Menurut Al-Quran Menurut Al-Quran

Secara umum tidak terdapat ayat al-Quran yang menerangkan konsep wakaf secara jelas. Secara umum tidak terdapat ayat al-Quran yang menerangkan konsep wakaf secara jelas. Oleh karena wakaf termasuk infaq fi sabilillah, maka dasar yang digunakan para ulama Oleh karena wakaf termasuk infaq fi sabilillah, maka dasar yang digunakan para ulama dalam menerangkan konsep wakaf ini didasarkan pada keumuman ayat-ayat al-Quran dalam menerangkan konsep wakaf ini didasarkan pada keumuman ayat-ayat al-Quran yang menjelaska

yang menjelaskan tentang infaq fn tentang infaq fi sabilillah. Di antara i sabilillah. Di antara ayat-ayat tersebut antara lain:ayat-ayat tersebut antara lain: “Hai orang 

“Hai orang -orang yang beriman! Nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil-orang yang beriman! Nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usaha kamu yang baik-baik, dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi usaha kamu yang baik-baik, dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.”

untuk kamu.” (Q.S. al-Baqarah (2): 267) (Q.S. al-Baqarah (2): 267) “Kamu sekali

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan

menafkahkan sebagian dari apa  sebagian dari apa yang kamu yang kamu cintai.”cintai.” (Q.S. Ali Imran (3): 92) (Q.S. Ali Imran (3): 92) “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang 

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang -orang yang menafkahkan-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi sesiapa bulir. Pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi sesiapa  yang Dia ke

 yang Dia kehendaki, dan Alhendaki, dan Allah Maha Luas (lah Maha Luas (karunia-karunia- Nya) lagi Maha  Nya) lagi Maha Mengetahui.”Mengetahui.” (Q.S. (Q.S. al-Baqara

al-Baqarah (2): h (2): 261)261)

Menurut Hadits Menurut Hadits

Di antara hadis yang menjadi dasar dan dalil wakaf adalah hadis yang menceritakan Di antara hadis yang menjadi dasar dan dalil wakaf adalah hadis yang menceritakan tentang kisah Umar

tentang kisah Umar bin al-Khaththab bin al-Khaththab ketika memketika memperoleh tanah di Khaibar. Setelah peroleh tanah di Khaibar. Setelah iaia memin

meminta petunjuk Nabi tentang tanah tersebut, Nabi ta petunjuk Nabi tentang tanah tersebut, Nabi menganmenganjurkan untuk menahan asaljurkan untuk menahan asal tanah dan menyedekahkan hasilnya.

tanah dan menyedekahkan hasilnya.

Hadis tentang hal ini secara lengkap adalah;

Hadis tentang hal ini secara lengkap adalah; “Umar“Umar memperoleh tanah di Khaibar, lalumemperoleh tanah di Khaibar, lalu dia bertanya kepada Nabi dengan berkata; Wahai Rasulullah, saya telah memperoleh dia bertanya kepada Nabi dengan berkata; Wahai Rasulullah, saya telah memperoleh tanah di Khaibar yang nilainya tinggi dan tidak pernah saya peroleh yang lebih tinggi tanah di Khaibar yang nilainya tinggi dan tidak pernah saya peroleh yang lebih tinggi nilainya dari padanya. Apa yang baginda perintahkan kepada saya untuk melakukannya? nilainya dari padanya. Apa yang baginda perintahkan kepada saya untuk melakukannya? Sabda Rasulullah: “Kalau kamu mau, tahan sumbernya dan sedekahkan manfaat atau Sabda Rasulullah: “Kalau kamu mau, tahan sumbernya dan sedekahkan manfaat atau faedahnya.” Lalu Umar menyedekahkannya, ia tidak boleh dijual, diberikan, atau faedahnya.” Lalu Umar menyedekahkannya, ia tidak boleh dijual, diberikan, atau dijadikan wariskan. Umar menyedekahkan kepada fakir miskin, untuk keluarga, untuk dijadikan wariskan. Umar menyedekahkan kepada fakir miskin, untuk keluarga, untuk memerdekakan budak, untuk orang yang berperang di jalan Allah, orang musafir dan memerdekakan budak, untuk orang yang berperang di jalan Allah, orang musafir dan  para tamu.

 para tamu. BagaimBagaimanapun ia anapun ia boleh digunakan dengan boleh digunakan dengan cara yang cara yang sesuai oleh sesuai oleh pihak yangpihak yang mengurusnya, seperti memakan atau memberi makan kawan tanpa menjadikannya mengurusnya, seperti memakan atau memberi makan kawan tanpa menjadikannya sebag

sebagai sumber pendapatan.”ai sumber pendapatan.”

Hadis lain yang menjelaskan wakaf adalah hadis yang diceritakan oleh imam Muslim Hadis lain yang menjelaskan wakaf adalah hadis yang diceritakan oleh imam Muslim dari Abu Hurairah. Nas hadis tersebut adalah;

dari Abu Hurairah. Nas hadis tersebut adalah; “Apabila seorang manusia itu meninggal“Apabila seorang manusia itu meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali dari tiga sumber, yaitu sedekah dunia, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali dari tiga sumber, yaitu sedekah  jariah (wakaf),

 jariah (wakaf), ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan yang bisa yang bisa diambil manfaatnya, diambil manfaatnya, dan anak dan anak soleh yangsoleh yang mendoakannya.”

mendoakannya.” Selain dasar dari

al-Selain dasar dari al-Quran dan Hadis di atas, para ulama sepakat (ijma’) menerima wakafQuran dan Hadis di atas, para ulama sepakat (ijma’) menerima wakaf sebagai satu amal jariah yang disyariatkan dalam Islam. Tidak ada orang yang dapat sebagai satu amal jariah yang disyariatkan dalam Islam. Tidak ada orang yang dapat menafikan dan menolak amalan wakaf dalam Islam karena wakaf telah menjadi amalan menafikan dan menolak amalan wakaf dalam Islam karena wakaf telah menjadi amalan yang senantiasa dijalankan dan diamalkan oleh para sahabat Nabi dan kaum Muslimim yang senantiasa dijalankan dan diamalkan oleh para sahabat Nabi dan kaum Muslimim sejak masa awal Islam hingga sekarang.

sejak masa awal Islam hingga sekarang.

Dalam Konteks Kenegaraan Dalam Konteks Kenegaraan

Dalam konteks negara Indonesia, amalan wakaf sudah dilaksanakan oleh masyarakat Dalam konteks negara Indonesia, amalan wakaf sudah dilaksanakan oleh masyarakat Muslim Indonesia sejak sebelum merdeka. Oleh karena itu pihak pemerintah telah Muslim Indonesia sejak sebelum merdeka. Oleh karena itu pihak pemerintah telah menetapkan Undang-undang khusus yang mengatur tentang perwakafan di Indonesia, menetapkan Undang-undang khusus yang mengatur tentang perwakafan di Indonesia, yaitu undang nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Untuk melengkapi yaitu undang nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Untuk melengkapi Undang-undang tersebut, pemerintah juga telah menetapkan Peraturan Pemerintah nomor 42 undang tersebut, pemerintah juga telah menetapkan Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang nomor 41 tahun 2004.

(3)

C.

C.

SEJARAH SEJARAH DAN DAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN WAKAF WAKAF DI DI INDONESIAINDONESIA

Salah satu faktor penting yang ikut mewarnai corak dan perkembangan wakaf di era Salah satu faktor penting yang ikut mewarnai corak dan perkembangan wakaf di era modern adalah ketika negara ikut mengatur kebijakan wakaf melalui seperangkat hukum modern adalah ketika negara ikut mengatur kebijakan wakaf melalui seperangkat hukum  positif.

 positif.

Di masa penjajahan, kegiatan perwakafan mengalami perkembangan yang pesat. Hal itu Di masa penjajahan, kegiatan perwakafan mengalami perkembangan yang pesat. Hal itu ditandai dengan banyaknya muncul organisasi keagamaan, sekolah madrasah, pondok ditandai dengan banyaknya muncul organisasi keagamaan, sekolah madrasah, pondok  pesantren,

 pesantren, masjid, masjid, yang yang semuanya dibangun semuanya dibangun dengan dengan swadaya masyarakat swadaya masyarakat di di atas atas tanahtanah wakaf. Politik pemerintah pada masa ini mengenai filantropi Islam tunduk pada wakaf. Politik pemerintah pada masa ini mengenai filantropi Islam tunduk pada rasionalitas politik Islam Hindia Belanda. Di mana Islam sebagai sistem nilai dibatasi rasionalitas politik Islam Hindia Belanda. Di mana Islam sebagai sistem nilai dibatasi sedemikian rupa sehingga ia dipraktekkan dalam kerangka ritual-personal semata. sedemikian rupa sehingga ia dipraktekkan dalam kerangka ritual-personal semata. Rasionalitas semacam ini membuat tradisi wakaf sebagai lembaga pelayanan sosial. Rasionalitas semacam ini membuat tradisi wakaf sebagai lembaga pelayanan sosial.  Namun,

 Namun, karena karena aktivitas aktivitas filantropi filantropi Islam Islam seringkali seringkali bersinggungabersinggungan n dengan dengan hubunganhubungan antarmasyarakat maka pemerintah kolonial pada akhirnya memandang perlu untuk antarmasyarakat maka pemerintah kolonial pada akhirnya memandang perlu untuk mengatur dengan ketentuan-ketentuan hukum, seperti:

mengatur dengan ketentuan-ketentuan hukum, seperti: a)

a) Surat Edaran Sekretaris Guberneman Tanggal 31 Januari 1905 Nomor 435Surat Edaran Sekretaris Guberneman Tanggal 31 Januari 1905 Nomor 435 sebagaimana termuat dalam Bijblad Nomor 6196 Tahun 1905, Tentang Toezicht Op sebagaimana termuat dalam Bijblad Nomor 6196 Tahun 1905, Tentang Toezicht Op Den Bouw Van Mohammedaansche Bedehuizen. Surat edaran ini ditujukan kepada Den Bouw Van Mohammedaansche Bedehuizen. Surat edaran ini ditujukan kepada  para

 para kepala kepala wilayah wilayah di di Jawa Jawa dan dan Madura Madura supaya supaya bupati bupati mendata mendata rumah-rumrumah-rumahah ibadah.

ibadah.  b)

 b) Surat Edaran Sekretaris Gubernemen Tanggal 4 Juni 1931 Nomor 1361/ASurat Edaran Sekretaris Gubernemen Tanggal 4 Juni 1931 Nomor 1361/A sebagaimana termuat dalam Bijblad Nomor 12573 Tahun 1931, Tentang Toezich sebagaimana termuat dalam Bijblad Nomor 12573 Tahun 1931, Tentang Toezich Van De Regeering Op Mohammedaansche Bedehuizen, Vrijdagdiensten En Wakafs. Van De Regeering Op Mohammedaansche Bedehuizen, Vrijdagdiensten En Wakafs. Surat edaran ini

Surat edaran ini mengatumengatur tentang r tentang keharusan adanya keizinan bupati dalam berwakaf.keharusan adanya keizinan bupati dalam berwakaf. Bupati memerintahkan agar wakaf yang diizinkan dimasukkan ke dalam daftar yang Bupati memerintahkan agar wakaf yang diizinkan dimasukkan ke dalam daftar yang dipelihara oleh ketua Pengadilan Agama yang diberitahukan kepada Asisten Wedana dipelihara oleh ketua Pengadilan Agama yang diberitahukan kepada Asisten Wedana yang selanjutnya dilaporkan ke Kantor Landrente.

yang selanjutnya dilaporkan ke Kantor Landrente. c)

c) Surat Edaran Sekretaris Gubernemen Tanggal 24 Desember 1934 Nomor 3088/ASurat Edaran Sekretaris Gubernemen Tanggal 24 Desember 1934 Nomor 3088/A sebagaimana termuat dalam Bijblad Nomor 12573 Tahun 1934, Tentang Toezich sebagaimana termuat dalam Bijblad Nomor 12573 Tahun 1934, Tentang Toezich Van De Regeering Op Mohammedaansche Bedehuizen, Vrijdagdiensten En Wakafs. Van De Regeering Op Mohammedaansche Bedehuizen, Vrijdagdiensten En Wakafs. Dalam surat edaran ini diatur, tentang kewenangan bupati dalam menyelesaikan Dalam surat edaran ini diatur, tentang kewenangan bupati dalam menyelesaikan sengketa dalam pelaksanaan shalat jum’at

sengketa dalam pelaksanaan shalat jum’at  bila diminta  bila diminta oleh para pihaoleh para pihak.k. d)

d) Surat Edaran Sekretaris Gubernemen Tanggal 27 Mei 1935 Nomor 1273/ASurat Edaran Sekretaris Gubernemen Tanggal 27 Mei 1935 Nomor 1273/A sebagaimana termuat dalam Bijblad Nomor 13480 Tahun 1935 Tentang Toezich Van sebagaimana termuat dalam Bijblad Nomor 13480 Tahun 1935 Tentang Toezich Van De Regeering Op Mohammedaansche Bedehuizen, Vrijdagdiensten En Wakafs. De Regeering Op Mohammedaansche Bedehuizen, Vrijdagdiensten En Wakafs. Surat edaran ini hanya mempertegas surat edaran sebelumnya, dimana bupati dapat Surat edaran ini hanya mempertegas surat edaran sebelumnya, dimana bupati dapat melakukan pendataan harta wakaf.

melakukan pendataan harta wakaf.

Sayangnya, peraturan yang dibuat tidak sepenuhnya didasarkan pada keinginan politik Sayangnya, peraturan yang dibuat tidak sepenuhnya didasarkan pada keinginan politik (political will) yang jujur

(political will) yang jujur serta pemahamaserta pemahaman yang benar n yang benar tentang hakikat dan tujuan wakaf.tentang hakikat dan tujuan wakaf. Akibatnya, peraturan-peraturan ini mendapat reaksi dari organisasi-oraganisasi Islam Akibatnya, peraturan-peraturan ini mendapat reaksi dari organisasi-oraganisasi Islam karena orang yang akan berwakaf harus mendapat izin pemerintah. Sementara itu umat karena orang yang akan berwakaf harus mendapat izin pemerintah. Sementara itu umat Islam memandang perwakafan merupakan tindakan hukum privat sehingga tidak perlu Islam memandang perwakafan merupakan tindakan hukum privat sehingga tidak perlu ada izin dari pemerintah. Reaksi ini merupakan penolakan terhadap campur tangan ada izin dari pemerintah. Reaksi ini merupakan penolakan terhadap campur tangan  pemerintah kolonial terhadap urusan-urusan yang berhubungan dengan agama Islam. Ini  pemerintah kolonial terhadap urusan-urusan yang berhubungan dengan agama Islam. Ini  berarti peraturan

 berarti peraturan yang dikeluarkan pemerintah kolonial yang dikeluarkan pemerintah kolonial tidak memiliki arti tidak memiliki arti penting bagipenting bagi  pengem

 pengembangan bangan wakaf, wakaf, selain selain untuk untuk memememenuhi nuhi formalisme formalisme administratif administratif semata.semata. Formalisme ini terus berlangsung sampai masa kemerdekaan. Politik filantropi Islam Formalisme ini terus berlangsung sampai masa kemerdekaan. Politik filantropi Islam  pada masa

 pada masa Orde Orde Lama tidak Lama tidak mengalamengalami perubahan mi perubahan mendasamendasar. r. Peraturan-peraturan yangPeraturan-peraturan yang mengatur perwakafan zaman kolonial, pada zaman kemerdekaan masih tetap mengatur perwakafan zaman kolonial, pada zaman kemerdekaan masih tetap diberlakukan, karena peraturan perwakafan yang baru belum ada.

diberlakukan, karena peraturan perwakafan yang baru belum ada.

Ada pun peraturan yang mengatur wakaf pada masa orde lama adalah: Ada pun peraturan yang mengatur wakaf pada masa orde lama adalah: (1)

(1) Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1949 yang memberikan kewenangan kepadaPeraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1949 yang memberikan kewenangan kepada Menteri Agama untuk mengurus wakaf. Selanjutnya PP ini ditindaklanjuti oleh Menteri Agama untuk mengurus wakaf. Selanjutnya PP ini ditindaklanjuti oleh Peraturan Menteri Agama Nomor 9 Tahun 1952 yang memberikan kewenangan Peraturan Menteri Agama Nomor 9 Tahun 1952 yang memberikan kewenangan kepada Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten untuk menyelidiki, mendata, dan kepada Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten untuk menyelidiki, mendata, dan mengawasi penyelenggaraan perwakafan. Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam mengawasi penyelenggaraan perwakafan. Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam  Negeri

 Negeri Dan Dan Menteri Menteri Agraria Agraria Tanggal Tanggal 5 5 Maret Maret 1959 1959 Nomor Nomor Pem.19Pem.19/22/23/7:/22/23/7: S.K./62/Ka/59P., mengalihkan kewenangan bupati sebagai pengawas harta wakaf S.K./62/Ka/59P., mengalihkan kewenangan bupati sebagai pengawas harta wakaf menjadi tugas Kepala Pengawasan Agraria. Secara hirarki peraturan hukum di menjadi tugas Kepala Pengawasan Agraria. Secara hirarki peraturan hukum di

(4)

Indonesia, jelas peraturan-peraturan ini masih lemah. Kemudian, aturan tentang Indonesia, jelas peraturan-peraturan ini masih lemah. Kemudian, aturan tentang wakaf dimasukkan dalam undang-undang agraria.

wakaf dimasukkan dalam undang-undang agraria. (2)

(2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokokUndang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria. Dalam Pasal 49 undang-undang ini menyatakan, negara melindungi Agraria. Dalam Pasal 49 undang-undang ini menyatakan, negara melindungi keberlangsungan perwakafan di Indonesia dengan mengaturnya secara khusus dalam keberlangsungan perwakafan di Indonesia dengan mengaturnya secara khusus dalam  peraturan

 peraturan pemerintah, pemerintah, Namun, Namun, peraturan peraturan pemerintah pemerintah itu itu baru baru lahir lahir tahun tahun 1977.1977. Peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia berkaitan dengan Peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia berkaitan dengan  perwakafan

 perwakafan seperti seperti yang yang terjadi terjadi pada pada orde orde lama lama tidak tidak memilikmemiliki i arti arti penting penting bagibagi  pengemb

 pengembangan angan wakaf wakaf selain selain hanya hanya untuk untuk memememenuhi nuhi formalisme formalisme administratifadministratif semata. Hal ini dikarenakan pemerintah pada masa orde baru

semata. Hal ini dikarenakan pemerintah pada masa orde baru ini lebih ini lebih berkonsentrasiberkonsentrasi untuk memperkuat diri di atas kekuatan-kekuatan sipil terutama Islam, sembari untuk memperkuat diri di atas kekuatan-kekuatan sipil terutama Islam, sembari menjalankan agenda sekularisasi politiknya secara konsisten, malah Islam hampir menjalankan agenda sekularisasi politiknya secara konsisten, malah Islam hampir termarginalkan. Keadaan ini terus berlangsung sampai paroh kedua dasarwarsa termarginalkan. Keadaan ini terus berlangsung sampai paroh kedua dasarwarsa 1980-an ketika secara mengejutkan Islam mulai diterima di ruang publik.

1980-an ketika secara mengejutkan Islam mulai diterima di ruang publik. Ada pun peraturan perwakafan yang lahir pada masa orde baru adalah: Ada pun peraturan perwakafan yang lahir pada masa orde baru adalah: (a)

(a) Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik.Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik. Dengan adanya peraturan pemerintah ini, perwakafan tanah milik di Indonesia mulai Dengan adanya peraturan pemerintah ini, perwakafan tanah milik di Indonesia mulai memasuki babak baru. Perwakafan tanah milik di Indonesia mulai tertib dan terjaga. memasuki babak baru. Perwakafan tanah milik di Indonesia mulai tertib dan terjaga. Ini merupakan peraturan pertama yang memuat substansi dan teknis perwakafan. Ini merupakan peraturan pertama yang memuat substansi dan teknis perwakafan. Selama ini di Indonesia, peraturan yang mengatur perwakafan kurang memadai Selama ini di Indonesia, peraturan yang mengatur perwakafan kurang memadai sehingga banyak muncul persoalan perwakafan di tengah masyarakat, seperti sehingga banyak muncul persoalan perwakafan di tengah masyarakat, seperti  banyakny

 banyaknya a sengketa sengketa tanah tanah wakaf. wakaf. Tanah Tanah wakaf wakaf yang yang statusnya statusnya tidak tidak jelas, jelas, banyakbanyak  benda

 benda wakaf wakaf yang yang tidak tidak diketahui diketahui keadaannykeadaannya, a, penyalahgunapenyalahgunaan an harta harta wakaf, wakaf, dandan sebagainya. Hal ini karena tidak adanya keharusan untuk mendaftarkan benda-benda sebagainya. Hal ini karena tidak adanya keharusan untuk mendaftarkan benda-benda wakaf. Barulah dengan ditetapkannya peraturan pemerintah ini perwakafan wakaf. Barulah dengan ditetapkannya peraturan pemerintah ini perwakafan mempunyai dasar hukum yang kuat.

mempunyai dasar hukum yang kuat.

Dengan keluarnya peraturan pemerintah ini, seluruh peraturan yang mengatur Dengan keluarnya peraturan pemerintah ini, seluruh peraturan yang mengatur  perwakafan

 perwakafan seperti seperti yang yang tercantum tercantum dalam dalam Bijblad Bijblad Nomor Nomor 6196 6196 tahun tahun 1905, 1905, dandan  bijblad tahun 1931

 bijblad tahun 1931 Nomor 12573, serta bijblad Nomor 12573, serta bijblad tahun 1935 Nomor 13480 tahun 1935 Nomor 13480 sepanjangsepanjang  bertentangan

 bertentangan dengan Pdengan Peraturan Pemeraturan Pemerintah nomerintah nomor 28 tahun 1977 or 28 tahun 1977 ini dinyatakan ini dinyatakan tidaktidak  berlaku lagi.

 berlaku lagi.

Selanjutnya, peraturan pemerintah ini ditindaklanjuti dengan keluarnya Peraturan Selanjutnya, peraturan pemerintah ini ditindaklanjuti dengan keluarnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1977

Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1977 Tentang Pendaftaran PerwakaTentang Pendaftaran Perwakafan Tanahfan Tanah Milik, dan Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1978 Tentang Peraturan Milik, dan Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1978 Tentang Peraturan Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik dan peraturan pelaksana teknis lainnya. Walaupun peraturan pemerintah telah Milik dan peraturan pelaksana teknis lainnya. Walaupun peraturan pemerintah telah dikeluarkan, dalam perjalanannya ternyata perturan-peraturan perwakafan yang ada dikeluarkan, dalam perjalanannya ternyata perturan-peraturan perwakafan yang ada ini belum berjalan secara

ini belum berjalan secara efektif dalam menertibkan perwakaefektif dalam menertibkan perwakafan di fan di Indonesia. UntukIndonesia. Untuk itu tanggal 30 November 1990 dikelurkan Instruksi Bersama Menteri Agama dan itu tanggal 30 November 1990 dikelurkan Instruksi Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor. 4 Tahun 1990 dan Nomor 24 Tahun Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor. 4 Tahun 1990 dan Nomor 24 Tahun 1990 Tentang Sertifikat Tanah

1990 Tentang Sertifikat Tanah Wakaf.Wakaf. (b) Instruksi Presiden Nomor 1

(b) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam.Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam.

Instruksi yang dikeluarkan tangggal 5 Februari 1991 ini adalah pedoman bagi Instruksi yang dikeluarkan tangggal 5 Februari 1991 ini adalah pedoman bagi instansi pemerintah dan masyarakat yang memerlukannya dalam menyelesaikan instansi pemerintah dan masyarakat yang memerlukannya dalam menyelesaikan masalah-masalah di bidang perwakafan khususnya yang termuat dalam buku III. masalah-masalah di bidang perwakafan khususnya yang termuat dalam buku III. Kemudian inpres ini ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Agama No 154 Kemudian inpres ini ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Agama No 154 Tahun 1991 Tanggal 22 Juli 1991, meminta kepada seluruh instansi di lingkungan Tahun 1991 Tanggal 22 Juli 1991, meminta kepada seluruh instansi di lingkungan Departemen Agama termasuk Peradilan Agama untuk menyebarluaskan KHI. Aturan Departemen Agama termasuk Peradilan Agama untuk menyebarluaskan KHI. Aturan yang dimuat dalam buku III tentang perwakafan ini membawa pembaharuan dalam yang dimuat dalam buku III tentang perwakafan ini membawa pembaharuan dalam  pengelolaan wakaf walaupun secara substansi masih berbentuk elaborasi dari

 pengelolaan wakaf walaupun secara substansi masih berbentuk elaborasi dari aturanaturan yang termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang yang termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik. Di sisi lain, instruksi presiden yang terdapat dalam buku III Perwakafan Tanah Milik. Di sisi lain, instruksi presiden yang terdapat dalam buku III ini sebetulnya belum cukup merevitalisasi sektor wakaf. KHI masih mengadopsi ini sebetulnya belum cukup merevitalisasi sektor wakaf. KHI masih mengadopsi  paradigma

 paradigma lama ylama yang literal ang literal yang cendeyang cenderung bersifarung bersifat fiqh mt fiqh minded. Hal inded. Hal ini terlihat ini terlihat daridari materi hukum yang dicakup merupakan bentuk univikasi pendapat-pendapat mazhab materi hukum yang dicakup merupakan bentuk univikasi pendapat-pendapat mazhab dan Hukum Islam di Indonesia yang berkaitan dengan perwakafan.

dan Hukum Islam di Indonesia yang berkaitan dengan perwakafan. Sejalan dengan bergulirnya gelombang reformasi dan

(5)

1990-an, membawa perubahan dan mengokohkan Islam sebagai salah satu kekuatan 1990-an, membawa perubahan dan mengokohkan Islam sebagai salah satu kekuatan  politik

 politik di di panggung panggung nasional, nasional, sampai sampai munculnymunculnya a undang-undang undang-undang yang yang secara secara khususkhusus mengatur wakaf. Pemerintah RI mengakui aturan hukum perwakafan dalam bentuk mengatur wakaf. Pemerintah RI mengakui aturan hukum perwakafan dalam bentuk undang-undang. Pada masa reformasi, peraturan perwakafan berhasil disahkan adalah undang-undang. Pada masa reformasi, peraturan perwakafan berhasil disahkan adalah Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah Nomor Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang

42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang –  – undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentangundang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. Produk undang-undang ini telah memberikan pijakan hukum yang pasti, Wakaf. Produk undang-undang ini telah memberikan pijakan hukum yang pasti, kepercay

kepercayaan publik, serta aan publik, serta perlindungan terhadap aset wakaf. Pensahan undang-undang iniperlindungan terhadap aset wakaf. Pensahan undang-undang ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan umum, meningkatkan merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan umum, meningkatkan  peran wakaf, tidak hanya sebag

 peran wakaf, tidak hanya sebagai pranata keagamai pranata keagamaan saja, tetapi juga memiliki kekuaan saja, tetapi juga memiliki kekuatanatan ekonomi yang potensial untuk memajukan kesejahteraan umum. Di samping itu, dengan ekonomi yang potensial untuk memajukan kesejahteraan umum. Di samping itu, dengan disahkannya undang-undang ini, objek wakaf lebih luas cakupannya tidak hanya sebatas disahkannya undang-undang ini, objek wakaf lebih luas cakupannya tidak hanya sebatas  benda tidak bergerak saja,

 benda tidak bergerak saja, tapi juga tapi juga meliputi benda bergerak seperti meliputi benda bergerak seperti uang, logam mulia,uang, logam mulia, surat berharga, hak sewa dan sebagainya.

surat berharga, hak sewa dan sebagainya.

Campur tangan pemerintah terhadap wakaf hanya bersifat pencatatan dan mengawasi Campur tangan pemerintah terhadap wakaf hanya bersifat pencatatan dan mengawasi  pemeliha

 pemeliharaan raan benda-benda benda-benda wakaf wakaf agar agar sesuai sesuai dengan dengan tujuan tujuan dan dan maksud maksud wakaf.wakaf. Pemerintah sama sekali tidak mencampuri, menguasai, atau menjadikan benda wakaf Pemerintah sama sekali tidak mencampuri, menguasai, atau menjadikan benda wakaf menjadi milik negara. Kehadiran Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf menjadi milik negara. Kehadiran Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf secara simbolik menandai kemauan politik negara untuk memperhatikan permasalahan secara simbolik menandai kemauan politik negara untuk memperhatikan permasalahan sosial umat Islam. Perkembangan peraturan perundang-undangan tentang wakaf hari ini sosial umat Islam. Perkembangan peraturan perundang-undangan tentang wakaf hari ini sangat ditentukan oleh dinamika internal umat Islam serta hubungan harmonis antara sangat ditentukan oleh dinamika internal umat Islam serta hubungan harmonis antara Islam dan negara. Iklim politik yang kondusif ini memungkinkan berkembangnya Islam dan negara. Iklim politik yang kondusif ini memungkinkan berkembangnya filantropi Islam seperti wakaf. Selain itu, demokrasi menyediakan arena bagi artikulasi filantropi Islam seperti wakaf. Selain itu, demokrasi menyediakan arena bagi artikulasi  politik I

 politik Islam secara slam secara konstitusional. konstitusional. Pada akPada akhirnya, politik hirnya, politik filantropi Islam filantropi Islam ditentukan oditentukan olehleh  proses

 proses integrasi/nasionaintegrasi/nasionalisasi lisasi gagasan gagasan sosial-politik sosial-politik Islam Islam ke ke dalam dalam sistem sistem dandan konfigurasi sosial politik nasional.

konfigurasi sosial politik nasional.

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf ini menjadi momentum Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf ini menjadi momentum  pemberday

 pemberdayaan wakaf aan wakaf secara produktif secara produktif sebab sebab di di dalamnydalamnya a terkandung pemahaman yangterkandung pemahaman yang komprehensif dan pola manajemen pemberdayaan potensi wakaf secara modern. Dalam komprehensif dan pola manajemen pemberdayaan potensi wakaf secara modern. Dalam undang-undang wakaf yang baru ini konsep wakaf mengandug dimensi yang sangat luas. undang-undang wakaf yang baru ini konsep wakaf mengandug dimensi yang sangat luas. Ia mencakup harta tidak bergerak, maupun yang bergerak, termasuk wakaf uang yang Ia mencakup harta tidak bergerak, maupun yang bergerak, termasuk wakaf uang yang  pengguna

 penggunaannya annya sangat sangat luas, luas, tidak tidak terbatas terbatas untuk untuk pendirian pendirian tempat tempat ibadah ibadah dan dan sosialsosial keagamaan. Formulasi hukum yang demikian, jelas suatu perubahan yang sangat keagamaan. Formulasi hukum yang demikian, jelas suatu perubahan yang sangat revolusioner. Jika dapat direalisasikan, akan memunculkan pengaruh yang berlipat ganda revolusioner. Jika dapat direalisasikan, akan memunculkan pengaruh yang berlipat ganda terutama dalam kaitannya dengan pemberdayaan ekonomi umat. Dengan demikian, terutama dalam kaitannya dengan pemberdayaan ekonomi umat. Dengan demikian, Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 diproyeksikan sebagai sarana rekayasa sosial Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 diproyeksikan sebagai sarana rekayasa sosial (social engineering), melakukan perubahan-perubahan pemikiran, sikap dan perilaku (social engineering), melakukan perubahan-perubahan pemikiran, sikap dan perilaku umat Islam agar senafas dengan semangat undang-undang tersebut. umat Islam agar senafas dengan semangat undang-undang tersebut. Dengan disahkannya undang-undang wakaf, agenda politik umat bergeser dari orientasi Dengan disahkannya undang-undang wakaf, agenda politik umat bergeser dari orientasi ideologis menuju visi sosial ekonomi yang lebih pragmatis. Situasi ini membantu ideologis menuju visi sosial ekonomi yang lebih pragmatis. Situasi ini membantu  pembentuk

 pembentukan an proses proses integrasi integrasi gagasan gagasan sosial sosial politik politik Islam Islam ke ke dalam dalam sistem sistem dandan konfigurasi sosial politik nasional. Umat mulai menyadari bahwa eksistensi mereka lebih konfigurasi sosial politik nasional. Umat mulai menyadari bahwa eksistensi mereka lebih  bermakna

 bermakna. . Apabila Apabila mereka mereka kuat kuat secara secara sosial sosial dan dan ekonomekonomi i dan dan tidak tidak hanya hanya sekedarsekedar unggul dalam statistik. Dengan posisi sosial ekonomi yang kuat, negara akan lebih unggul dalam statistik. Dengan posisi sosial ekonomi yang kuat, negara akan lebih memperhitungkan berbagai aspirasi, negosiasi, dan gerakan umat Islam. memperhitungkan berbagai aspirasi, negosiasi, dan gerakan umat Islam. Dengan memperhatikan konteks dan latar belakang lahirnya undang-undang wakaf, Dengan memperhatikan konteks dan latar belakang lahirnya undang-undang wakaf, sangat terkait dengan motif politik, ekonomi, dan tertib hukum. Selain bermaksud sangat terkait dengan motif politik, ekonomi, dan tertib hukum. Selain bermaksud mengakomodasi kepentingan sosial-religius umat Islam, pemerintah menyadari bahwa mengakomodasi kepentingan sosial-religius umat Islam, pemerintah menyadari bahwa  berkemba

 berkembanganya nganya lembaga lembaga wakaf wakaf dapat dapat meningkmeningkatkan atkan kesejahteraakesejahteraan n sosial sosial masyarakmasyarakat.at. Karenanya tidak mengherankan, pemerintah diwakili Departemen Agama memainkan Karenanya tidak mengherankan, pemerintah diwakili Departemen Agama memainkan  peranan

 peranan yang yang signifikan signifikan dalam dalam menginisiamenginisiasi si dan dan menfasilitiasmenfasilitiasi i lahirnya lahirnya seperangkaseperangkatt  peraturan filantropi, khususnya Undang-undang Nomor 41

 peraturan filantropi, khususnya Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tahun 2004 Tentang Wakaf.Tentang Wakaf. Sesuai dengan kehendak politik yang tertuang dalam undang-undang ini pemerintah Sesuai dengan kehendak politik yang tertuang dalam undang-undang ini pemerintah  bukanlah

 bukanlah sebagai sebagai pelaksana pelaksana operasional operasional pengelola pengelola wakaf tapi wakaf tapi pemerintah pemerintah hanya berfunghanya berfungsisi sebagai regulator, motivator, fasilitator, dan publik

sebagai regulator, motivator, fasilitator, dan publik servis bagi pengelolaan wakaf. Dalamservis bagi pengelolaan wakaf. Dalam menjalankan tugasnya, pemerintah dibantu oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI). Setelah menjalankan tugasnya, pemerintah dibantu oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI). Setelah lahirnya Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, pemerintah lahirnya Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, pemerintah (Departemen Agama) melakukan berbagai upaya dalam rangka mendorong dan (Departemen Agama) melakukan berbagai upaya dalam rangka mendorong dan

(6)

menfasilitasi agar pengelolaan wakaf dapat dilakukan secara profesional, amanah, dan menfasilitasi agar pengelolaan wakaf dapat dilakukan secara profesional, amanah, dan transparan sehingga tujuan pengelolaan wakaf dapat tercapai.

transparan sehingga tujuan pengelolaan wakaf dapat tercapai. Untuk itu, sebagai langkahUntuk itu, sebagai langkah kongkrit Departemen Agama dalam merespon kebutuhan tersebut, dibentuklah Direktorat kongkrit Departemen Agama dalam merespon kebutuhan tersebut, dibentuklah Direktorat Pemberdayaan Wakaf yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Bimbingan Pemberdayaan Wakaf yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. Dengan lahirnya Direktorat Pemberdayaan Wakaf yang terpisah dari Masyarakat Islam. Dengan lahirnya Direktorat Pemberdayaan Wakaf yang terpisah dari Direktorat Pemberdayaan Zakat merupakan bentuk kesungguhan pemerintah dalam Direktorat Pemberdayaan Zakat merupakan bentuk kesungguhan pemerintah dalam mendorong dan menfasilitasi bagi pemberdayaan wakaf secara lebih baik. mendorong dan menfasilitasi bagi pemberdayaan wakaf secara lebih baik. Walaupun terlambat dari negara Islam lainnya, pembentukan Direktorat Pemberdayaan Walaupun terlambat dari negara Islam lainnya, pembentukan Direktorat Pemberdayaan Wakaf di Indonesia merupakan bentuk political will pemerintah untuk menuju apa yang Wakaf di Indonesia merupakan bentuk political will pemerintah untuk menuju apa yang sudah dilakukan di negara-negara Islam yang terbukti berhasil mengelola wakaf. Seperti sudah dilakukan di negara-negara Islam yang terbukti berhasil mengelola wakaf. Seperti Mesir dan Yordania yang telah melimpahkan tugas ini pada Kementerian Wakaf. Di Mesir dan Yordania yang telah melimpahkan tugas ini pada Kementerian Wakaf. Di Turki Direktorat Jenderal Wakaf diberi tugas untuk mengelola dan mengawasi Turki Direktorat Jenderal Wakaf diberi tugas untuk mengelola dan mengawasi  pengelolaa

 pengelolaan n wakaf wakaf di di negara negara tersebut. tersebut. Arab Arab Saudi Saudi negara negara Islam Islam yang yang tergolong tergolong seriusserius menangani wakaf, membentuk kementrian Haji dan Wakaf tahun 1381 H yang bertugas menangani wakaf, membentuk kementrian Haji dan Wakaf tahun 1381 H yang bertugas melaksanakan urusan terkait dengan wakaf, mengawasi, dan mengatur perwakafan. melaksanakan urusan terkait dengan wakaf, mengawasi, dan mengatur perwakafan. Tugas Menteri Haji dan Wakaf ini dibantu oleh Majelis Tinggi Wakaf yang dibentuk Tugas Menteri Haji dan Wakaf ini dibantu oleh Majelis Tinggi Wakaf yang dibentuk tahun 1386 H.

tahun 1386 H.

D.

D.

RUKUN DAN SYARATRUKUN DAN SYARAT Rukun Wakaf 

Rukun Wakaf 

Rukun Wakaf Ada empat rukun yang mesti dipenuhi dalam berwakaf. Rukun Wakaf Ada empat rukun yang mesti dipenuhi dalam berwakaf.

1.

1. Orang yang berwakaf (al-waqif).Orang yang berwakaf (al-waqif). 2.

2. Benda yang diwakafkan (al-mauquf).Benda yang diwakafkan (al-mauquf). 3.

3. Orang yang menerima manfaat wakaf (al-Orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf ‘alaihi).mauquf ‘alaihi). 4.

4. Lafadz atau ikrar wakaf (sighah).Lafadz atau ikrar wakaf (sighah).

Syarat-Syarat Wakaf Syarat-Syarat Wakaf 1.

1. Syarat-sySyarat-syarat orang arat orang yang berwakaf (al-waqif)yang berwakaf (al-waqif) Syarat-syarat al-waqif ada empat, yaitu: Syarat-syarat al-waqif ada empat, yaitu: a.

a. Orang yang berwakaf memiliki secara penuh harta itu, artinya dia bebas untukOrang yang berwakaf memiliki secara penuh harta itu, artinya dia bebas untuk mewakafkan harta itu kepada siapa yang ia kehendaki.

mewakafkan harta itu kepada siapa yang ia kehendaki.  b.

 b. Orang yang berakal, tidak sah wakaf orang bodoh, orang gila, atau orang yangOrang yang berakal, tidak sah wakaf orang bodoh, orang gila, atau orang yang sedang mabuk.

sedang mabuk. c.

c. Baligh.Baligh. d.

d. Orang yang mampu bertindak secara hukum (rasyid). Implikasinya orang bodoh,Orang yang mampu bertindak secara hukum (rasyid). Implikasinya orang bodoh, orang yang sedang muflis dan orang lemah ingatan tidak sah mewakafkan orang yang sedang muflis dan orang lemah ingatan tidak sah mewakafkan hartanya.

hartanya. 2.

2. Syarat-sySyarat-syarat harta arat harta yang diwakafkan (al-mauquf)yang diwakafkan (al-mauquf)

Harta yang diwakafkan itu tidak sah dipindahmilikkan, kecuali apabila ia memenuhi Harta yang diwakafkan itu tidak sah dipindahmilikkan, kecuali apabila ia memenuhi  beberapa persy

 beberapa persyaratan yanaratan yang ditentukan g ditentukan oleh;oleh; a.

a.  barang ya barang yang diwakang diwakafkan itu mefkan itu mestilah barang stilah barang yang beyang berhargarharga  b.

 b. harta yang diwakafkan itu mestilah diketahui kadarnya. Jadi apabila harta ituharta yang diwakafkan itu mestilah diketahui kadarnya. Jadi apabila harta itu tidak diketahui jumlahnya (majhul), maka pengalihan milik pada

tidak diketahui jumlahnya (majhul), maka pengalihan milik pada ketika itu tidakketika itu tidak sah.

sah. c.

c. harta yang diwakafkan itu pasti dimiliki oleh orang harta yang diwakafkan itu pasti dimiliki oleh orang yang berwakaf (wakif).yang berwakaf (wakif). d.

d. harta itu mestilah berdiri sendiri, tidak melekat kepada harta lain (mufarrazan)harta itu mestilah berdiri sendiri, tidak melekat kepada harta lain (mufarrazan) atau disebut juga denga

atau disebut juga dengan istilah (ghaira shai’).n istilah (ghaira shai’). 3.

3. Syarat-syarat orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf alaih)Syarat-syarat orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf alaih) Dari segi klasifikasinya orang yang menerima wakaf ini ada dua macam, Dari segi klasifikasinya orang yang menerima wakaf ini ada dua macam, a.

a. tertentu tertentu (mu’ayya(mu’ayyan)n), dan, dan

Yang dimasudkan dengan tertentu ialah, jelas orang yang menerima wakaf itu, Yang dimasudkan dengan tertentu ialah, jelas orang yang menerima wakaf itu, apakah seorang, dua orang atau satu kumpulan yang semuanya tertentu dan tidak apakah seorang, dua orang atau satu kumpulan yang semuanya tertentu dan tidak  boleh dirubah.

 boleh dirubah.  b.

 b. tidak tertentu tidak tertentu (ghaira mu’ayyan).(ghaira mu’ayyan).

Yang tidak tentu maksudnya tempat berwakaf itu tidak ditentukan secara Yang tidak tentu maksudnya tempat berwakaf itu tidak ditentukan secara terperinci, umpamanya seseorang sesorang untuk orang fakir, miskin, tempat terperinci, umpamanya seseorang sesorang untuk orang fakir, miskin, tempat ibadah, dll. Persyaratan bagi orang yang menerima wakaf tertentu ini

ibadah, dll. Persyaratan bagi orang yang menerima wakaf tertentu ini (al-mawquf(al-mawquf mu’ayyan) bahwa ia mestilah orang yang boleh untuk memiliki harta (ahlan li al mu’ayyan) bahwa ia mestilah orang yang boleh untuk memiliki harta (ahlan li al --tamlik), Maka orang muslim, merdeka dan kafir zimmi yang memenuhi syarat ini tamlik), Maka orang muslim, merdeka dan kafir zimmi yang memenuhi syarat ini

(7)

 boleh mem

 boleh memiliki harta wakaf. Adapun orang bodiliki harta wakaf. Adapun orang bodoh, hamba sahayaoh, hamba sahaya, dan orang gila, dan orang gila tidak sah menerima wakaf. Syarat-syarat yang berkaitan dengan ghaira tidak sah menerima wakaf. Syarat-syarat yang berkaitan dengan ghaira mu’ayyan; pertama ialah bahwa yang akan menerima wakaf itu mestilah dapat mu’ayyan; pertama ialah bahwa yang akan menerima wakaf itu mestilah dapat menjadikan wakaf itu untuk kebaikan yang dengannya dapat mendekatkan diri menjadikan wakaf itu untuk kebaikan yang dengannya dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dan wakaf ini hanya ditujukan untuk kepentingan Islam saja. kepada Allah. Dan wakaf ini hanya ditujukan untuk kepentingan Islam saja. 4.

4. Syarat-sySyarat-syarat Shigah Berkaitan dengan isi arat Shigah Berkaitan dengan isi ucapan (sighah) perlu ucapan (sighah) perlu ada beberapa syarat.ada beberapa syarat. Pertama, ucapan itu mestilah mengandungi kata-kata yang menunjukKan kekalnya Pertama, ucapan itu mestilah mengandungi kata-kata yang menunjukKan kekalnya (ta’bid). Tidak sah wakaf kalau ucapan dengan batas waktu tertentu. Kedua, ucapan (ta’bid). Tidak sah wakaf kalau ucapan dengan batas waktu tertentu. Kedua, ucapan itu dapat

itu dapat direalisasikan segera (tanjiz), tanpa direalisasikan segera (tanjiz), tanpa disangkutkdisangkutkan atau an atau digantungkdigantungkan kepadaan kepada syarat tertentu. Ketiga, ucapan itu bersifat pasti. Keempat, ucapan itu tidak diikuti syarat tertentu. Ketiga, ucapan itu bersifat pasti. Keempat, ucapan itu tidak diikuti oleh syarat yang membatalkan. Apabila semua persyaratan diatas dapat terpenuhi oleh syarat yang membatalkan. Apabila semua persyaratan diatas dapat terpenuhi maka penguasaan atas tanah wakaf bagi penerima wakaf adalah sah. Pewakaf tidak maka penguasaan atas tanah wakaf bagi penerima wakaf adalah sah. Pewakaf tidak dapat lagi menarik balik pemilikan harta itu telah berpindah kepada Allah dan dapat lagi menarik balik pemilikan harta itu telah berpindah kepada Allah dan  penguasaan

 penguasaan harta harta tersebut tersebut adalah adalah orang orang yang yang menerima menerima wakaf wakaf secara secara umum umum iaia dianggap pemiliknya tapi bersifat ghaira tammah.

dianggap pemiliknya tapi bersifat ghaira tammah.

E.

E.

HARTA BENDA WAKAF DAN HARTA BENDA WAKAF DAN PEMANFAATANNPEMANFAATANNYAYA

Menurut UU No. 41 tahun 2004 pasal 16 ayat 1, harta benda yang dapat diwakafkan Menurut UU No. 41 tahun 2004 pasal 16 ayat 1, harta benda yang dapat diwakafkan terdiri atas benda tidak bergerak dan benda bergerak.

terdiri atas benda tidak bergerak dan benda bergerak.

1.

1. Wakaf benda tidak bergerakWakaf benda tidak bergerak

Menurut UU No. 41 tahun 2004 pasal 16 ayat 2, benda tidak bergerak yang dapat Menurut UU No. 41 tahun 2004 pasal 16 ayat 2, benda tidak bergerak yang dapat diwakafkan yaitu:

diwakafkan yaitu: a.

a. hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yanghak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang  berlaku baik

 berlaku baik yang sudah yang sudah maupun ymaupun yang belum ang belum terdaftar;terdaftar;  b.

 b.  bangunan  bangunan atau atau bagian bagian bangunan bangunan yang yang berdiri berdiri di di atas atas tanah tanah sebagaimsebagaimanaana dimaksud pada huruf a;

dimaksud pada huruf a; c.

c. tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah; d.

d. hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturanhak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan  perundang.und

 perundang.undangan yaangan yang berlaku;ng berlaku; e.

e.  benda  benda tidak tidak bergerak bergerak lain lain sesuai sesuai dengan dengan ketentuan ketentuan syariah syariah dan dan peraturanperaturan  perundang.und

 perundang.undangan yaangan yang berlaku.ng berlaku.

2.

2. Wakaf benda bergerakWakaf benda bergerak

Benda bergerak yang dapat diwakafkan adalah harta benda yang tidak bisa habis Benda bergerak yang dapat diwakafkan adalah harta benda yang tidak bisa habis karena dikonsumsi, meliputi:

karena dikonsumsi, meliputi: a. uang;

a. uang;  b.

 b. logam mlogam mulia;ulia; c.

c. surat surat berharga;berharga; d. kendaraan; d. kendaraan; e.

e. hak hak atas atas kekayaan kekayaan intelektual;intelektual; f.

f. hak hak sewa; sewa; dandan

g. benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan g. benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan

 perundang.und

 perundang.undangan yaangan yang berlaku.ng berlaku.

F.

F.

BADAN WAKAF INDONESIABADAN WAKAF INDONESIA

1.

1. Profil Badan Wakaf IndonesiaProfil Badan Wakaf Indonesia

Kelahiran Badan Wakaf Indonesia (BWI) merupakan perwujudan amanat yang Kelahiran Badan Wakaf Indonesia (BWI) merupakan perwujudan amanat yang digariskan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Kehadiran digariskan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Kehadiran BWI, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 47, adalah untuk memajukan dan BWI, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 47, adalah untuk memajukan dan mengembangkan perwakafan di Indonesia. Untuk kali pertama, Keanggotaan BWI mengembangkan perwakafan di Indonesia. Untuk kali pertama, Keanggotaan BWI diangkat oleh Presiden Republik Indonesia, sesuai dengan Keputusan Presiden diangkat oleh Presiden Republik Indonesia, sesuai dengan Keputusan Presiden (Kepres) No. 75/M tahun 2007, yang ditetapkan di Jakarta, 13 Juli 2007. Jadi, BWI (Kepres) No. 75/M tahun 2007, yang ditetapkan di Jakarta, 13 Juli 2007. Jadi, BWI adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia yang adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia yang dalam melaksanakan tugasnya bersifat bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, dalam melaksanakan tugasnya bersifat bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, serta bertanggung jawab

serta bertanggung jawab kepada masyarakkepada masyarakat.at.

BWI berkedudukan di ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat BWI berkedudukan di ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat membentuk perwakilan di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota sesuai dengan membentuk perwakilan di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan. Dalam kepengurusan, BWI terdiri atas Badan Pelaksana dan Dewan kebutuhan. Dalam kepengurusan, BWI terdiri atas Badan Pelaksana dan Dewan

(8)

Pertimbangan, masing-masing dipimpin oleh oleh satu orang Ketua dan dua orang Pertimbangan, masing-masing dipimpin oleh oleh satu orang Ketua dan dua orang Wakil Ketua yang dipilih dari dan oleh para anggota. Badan pelaksana merupakan Wakil Ketua yang dipilih dari dan oleh para anggota. Badan pelaksana merupakan unsur pelaksana tugas, sedangkan Dewan Pertimbangan adalah unsure pengawas unsur pelaksana tugas, sedangkan Dewan Pertimbangan adalah unsure pengawas  pelaksanaa

 pelaksanaan tugas n tugas BWI. Jumlah BWI. Jumlah anggota Badan Wakaf anggota Badan Wakaf Indonesia terdiri Indonesia terdiri dari palingdari paling sedikit 20 (dua puluh) orang dan paling banyak 30 (tiga puluh) orang yang berasal sedikit 20 (dua puluh) orang dan paling banyak 30 (tiga puluh) orang yang berasal dari unsur masyarakat. (Pasal 51-53, UU No.41/2004).

dari unsur masyarakat. (Pasal 51-53, UU No.41/2004).

Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Keanggotaan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah diangkat dan Keanggotaan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah diangkat dan diberhentikan oleh Badan Wakaf Indonesia. Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diberhentikan oleh Badan Wakaf Indonesia. Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diangkat untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk diangkat untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Untuk pertama kali, pengangkatan keanggotaan Badan 1 (satu) kali masa jabatan. Untuk pertama kali, pengangkatan keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diusulkan kepada Presiden oleh Menteri. Pengusulan pengangkatan Wakaf Indonesia diusulkan kepada Presiden oleh Menteri. Pengusulan pengangkatan keanggotaan Badan Wakaf Indonesia kepada Presiden untuk selanjutnya keanggotaan Badan Wakaf Indonesia kepada Presiden untuk selanjutnya dilaksanaka

dilaksanakan oleh Badan Wakaf Indon oleh Badan Wakaf Indonesia. (Pasal 55, 56, nesia. (Pasal 55, 56, 57, UU No.41/2004).57, UU No.41/2004).

2.

2. Tugas Dan WewenangTugas Dan Wewenang

Sesuai dengan UU No. 41/2004 Pasal 49 ayat 1 disebutkan, BWI mempunyai tugas Sesuai dengan UU No. 41/2004 Pasal 49 ayat 1 disebutkan, BWI mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

dan wewenang sebagai berikut: a.

a. Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan mengembangkanMelakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf.

harta benda wakaf.  b.

 b. Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasionalMelakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasional dan internasional.

dan internasional. c.

c. Memberikan persetujuan dan atau izin atas perubahan peruntukan dan statusMemberikan persetujuan dan atau izin atas perubahan peruntukan dan status harta benda wakaf.

harta benda wakaf. d.

d. Memberhentikan dan mengganti nazhir.Memberhentikan dan mengganti nazhir. e.

e. MemberikaMemberikan persetujuan atas n persetujuan atas penukaran harta benda wakaf.penukaran harta benda wakaf. f.

f. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam penyusunanMemberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam penyusunan kebijakan di bidang perwakafan.

kebijakan di bidang perwakafan.

Terkait dengan tugas dalam membina nazhir, BWI melakukan beberapa langkah Terkait dengan tugas dalam membina nazhir, BWI melakukan beberapa langkah strategis, sebagaima

strategis, sebagaimana disebutkan dalam PP na disebutkan dalam PP No.4/2006 pasal 53, No.4/2006 pasal 53, meliputi:meliputi: a.

a. Penyiapan sarana dan prasarana penunjang operasional Nazhir wakaf baikPenyiapan sarana dan prasarana penunjang operasional Nazhir wakaf baik  perseorangan,

 perseorangan, organisasi dan organisasi dan badan hukumbadan hukum..  b.

 b. Penyusunan regulasi, pemberian motivasi, pemberian fasilitas, pengkoordinasian,Penyusunan regulasi, pemberian motivasi, pemberian fasilitas, pengkoordinasian,  pemberday

 pemberdayaan dan peaan dan pengembangembangan terhadap ngan terhadap harta benda harta benda wakaf.wakaf. c.

c. PenyediaaPenyediaan fasilitas n fasilitas proses sertifikasi Wakaf.proses sertifikasi Wakaf. d.

d. Penyiapan dan pengadaan blanko-blanko AIW, baik wakaf benda tidak bergerakPenyiapan dan pengadaan blanko-blanko AIW, baik wakaf benda tidak bergerak dan/atau benda bergerak.

dan/atau benda bergerak. e.

e. Penyiapan penyuluh penerangan di daerah untuk melakukan pembinaan danPenyiapan penyuluh penerangan di daerah untuk melakukan pembinaan dan  pengemb

 pengembangan wakangan wakaf kepada af kepada Nazhir sesuaNazhir sesuai dengan lingi dengan lingkupnya.kupnya. f.

f. Pemberian fasilitas masuknya dana-dana wakaf dari dalam dan luar negeri dalamPemberian fasilitas masuknya dana-dana wakaf dari dalam dan luar negeri dalam  pengemb

 pengembangan dan peangan dan pemberdayamberdayaan wakaf.an wakaf.

3.

3. Visi, Misi dan Strategi BWIVisi, Misi dan Strategi BWI

Visi dan Misi BWI: Visi dan Misi BWI:

 Visi BWIVisi BWI adalah “Terwujudnya lembaga independen yang dipercayaadalah “Terwujudnya lembaga independen yang dipercaya

masyarakat, mempunyai kemampuan dan integritas untuk mengembangkan masyarakat, mempunyai kemampuan dan integritas untuk mengembangkan  perwakafan

 perwakafan nasional dan innasional dan internasional”.ternasional”.

 Misi BWIMisi BWI yaitu “Menjadikan Badan Wakaf Iyaitu “Menjadikan Badan Wakaf Indonesia sebagai lembagandonesia sebagai lembaga

 profesional yang mam

 profesional yang mampu mewujudkan potensi dan manfaapu mewujudkan potensi dan manfaat ekonomi harta bendat ekonomi harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan pemberdayaan masyarakat”.

wakaf untuk kepentingan ibadah dan pemberdayaan masyarakat”. Strategi BWI

Strategi BWI

Adapun strategi untuk merealisasikan Visi dan Misi Badan Wakaf Indonesia adalah Adapun strategi untuk merealisasikan Visi dan Misi Badan Wakaf Indonesia adalah sebagai berikut:

sebagai berikut:

1. Meningkatkan kompetensi dan jaringan Badan wakaf Indonesia, baik nasional 1. Meningkatkan kompetensi dan jaringan Badan wakaf Indonesia, baik nasional

maupun internasional. maupun internasional.

2. Membuat peraturan dan kebijakan di bidang perwakafan. 2. Membuat peraturan dan kebijakan di bidang perwakafan.

3. Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk berwakaf. 3. Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk berwakaf.

4. Meningkatkan profesionalitas dan keamanahan nazhir dalam pengelolaan dan 4. Meningkatkan profesionalitas dan keamanahan nazhir dalam pengelolaan dan

 pengemba

 pengembangan harta wangan harta wakaf.kaf.

5. Mengkoordinasi dan membina seluruh nazhir wakaf. 5. Mengkoordinasi dan membina seluruh nazhir wakaf.

(9)

6. Menertibkan pengadministrasian harta benda wakaf. 6. Menertibkan pengadministrasian harta benda wakaf. 7. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf. 7. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf.

8. Menghimpun, mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf yang berskala 8. Menghimpun, mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf yang berskala

nasional dan internasional. nasional dan internasional.

Untuk merealisasikan visi, misi dan strategi tersebut, BWI mempunyai 5 divisi, Untuk merealisasikan visi, misi dan strategi tersebut, BWI mempunyai 5 divisi, yakni:

yakni:

 Divisi Pembinaan Nazhir,Divisi Pembinaan Nazhir, 

 Divisi Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf,Divisi Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf, 

 Divisi Kelembagaan,Divisi Kelembagaan, 

 Divisi Hubungan Masyarakat, danDivisi Hubungan Masyarakat, dan 

Referensi

Dokumen terkait

Jalur terpendek yang diperoleh untuk jalur distribusi kentang menggunakan perhitungan aljabar min-plus adalah sepanjang 166 km, diawali di Jalan Raya Pangalengan

Ayat ini memerintahkan untuk menaati Allah, Rasul, dan Ulil Amri. Ulil Amri disini yaitu merupakan pemimpin yang mempunyai kekuasaan maupun kewenangan dalam

Sedangkan Rahayu, Mardiyana, dan Saputro (2014, hlm. 243), “AQ yaitu suatu kecerdasan atau kemampuan dalam mengubah atau mengolah sebuah permasalahan atau kesulitan dan

Setelah perlakuan pelatihan manajemen qolbu selesai diberikan kepada kelompok eksperimen dan perlakuan dalam bentuk plasebo selesai diberikan kepada kelompok kontrol, maka

Diketahui para pegawai DJPPR meyakini bahwa tiga perspektif balanced scorecard yang telah diterap- kan pada peta setrategi dan sasaran strategi organisasi telah berjalan dengan

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah melakukan beberapa kegiatan dalam mendukung pemasaran dan pengembangan objek wisata di

Menurut Guillermooo (2015:4), ”Sublime Text adalah teks editor serbaguna dan menyenangkan untuk kode dan prosa yang mengotomatisasi tugas yang berulang sehingga Anda

Hasil uji analisis bivariat dilakukan menggunakan uji Chi-Square karena kedua kelompok menggunakan skala nominal.Dari hasil analisis hubungan antara jenis pengobatan dengan derajat