PENDAHULUAN KEGAWATAN
TRIAGE
PRIMARY SURVEY SECONDARY SURVEY
ELEKTRO Cardio Grafi
DEFRIBILATION
SIMULATION FOR DISCUSS
PENDAHULUAN
Resusitasi Jantung Paru yang meliputi Bantuan Hidup Dasar ( BHD /
BLS ) maupun Bantuan Hidup Lanjutan ( BHL / ALS ) merupakan
sebagai salah satu komponen utama dari aspek Bantuan Hidup ( Life
Support ).
RESUSITASI HENTI
PRINSIP UTAMA
Prinsip Utama GELS adalah menyelamatkan
pasien dari kematian pada kondisi gawat
darurat.
Kemudian
filosofi
dalam
GELS
adalah
“Time Saving is Life Saving”,
benar-benar
efektif
dan
efisien
, karena pada kondisi
tersebut
pasien
dapat
kehilangan
nyawa
dalam hitungan menit saja ( henti nafas
selama
2-3
menit
dapat
mengakibatkan
kematian)
Apa pasien gawat darurat itu ????
Pasien yang memerlukan pertolongan TEPAT, CEPAT, CERMAT
KUNCI :
TIME SAVING IS LIFE SAVING
RESPON TIME = WAKTU TANGGAP
TINDAKAN GELS
1. Oleh siapa saja, yang pertama mengetahuinya.
2. Tindakan pertolongan pertama (First Action) bukan defenitif
theraphy.
3. Terdiri dari BLS dan ALS.
4. Penangganan melibatkan multi disiplin, multi profesi dan
lintas sektor.
5. Pendekatan dalam upaya pertolongan berdasarkan problem
dan pendekatan fungsi.
6. Bila resusitasi yang bersifat Life Saving berhasil, diperlukan
pengetahuan tambahan ( Spesialistis ) sesuai untuk kasus
untuk menunggu rujukan.
7. Kegiatan meliputi :
Pra Rumah Sakit
Intra Rumah Sakit
Antar Rumah Sakit
TERIMA KASIH
BASIC LIFE
SUPPORT
KEGAWATAN
DEFF :
Suatu keadaan yang menimpa seseorang yang dapat menyebabkan
sesuatu
yang
mengancam
jiwanya
dalam
arti
memerlukan
pertolongan
Tepat
,
Cermat
, dan
Cepat
, bila tidak maka
seseorang tersebut dapat
Mati
atau
Menderita Cacat .
PENYEBAB UTAMA KEGAWATAN
MEDIK
Penyakit Obat obatan Infeksi otak Diabetes Hepar Ginjal Jantung Tek.Darah Tinggi Kelemahan otot Ggn Kesadaran Ggn Pusat Vital Coma Diabetikum Coma Hepatikum Coma Uremikum Serangang JantungTidak Dapat Bernafas Serangan Otak ( CVA )
Narkotika
Tidak dapat bernafas ( henti nafas )
TRAUMA
PENYEBAB KEGAWATAN
Trauma Kepala
Trauma Muka
Trauma Dada
Trauma Perut
Trauma Anggota Gerak
Trauma Pada Kehamilan
Terbakar, Sesak, Shock
Gangguan Kesadaran Gangguan Jalan Nafas
Perdarahan, Pneumothorak, Fr.Tulang Iga Perdarahan
Perdarahan / nyeri
TERIMA KASIH
BASIC LIFE
SUPPORT
DEFENISI
Pengelompokan korban yang
berdasarkan atas berat – ringannya
trauma / penyakit serta kecepatan
penangganan / pemindahannya.
RSUD.dr.TC.Hilleres Maumere
Triage dan evakuasi
4 korban Ratusan korban
SISTEMATIKA DALAM PPGD
Triase
Survei primer + resusitasi
Survei sekunder
Stabilisasi
• TRIASE • TRIASE
•Survei primer dan resusitasi
(Quick Dx. - Quick Rx.)
Survei sekunder
Stabilisasi
• Terapi definitif
/ rujukan
• RS. lain
• Kamar Operasi
• I C U
Jumlah penderita Masalah gawat darurat
Tidak melebihi
kemampuan RS kemampuan RSMelebihi
Yang gawat darurat
dan multi trauma Kemungkinan survivalyang terbesar
MUSIBAH MASSAL
Emergency
A
B
C
D
E
Kasus
Airway
Breathing
Circulation
Disability
Prioritas
1.
+
+
+
+
1
2.
-
-
+
-
3
3.
+
+
+
-
2
4.
-
-
-
-
4
JENIS TRIAGE
KORBAN MASAL ( Multiple Patient )
Kejadian atau timbulnya kedaruratan yang mengakibatkan lebih dari 1 korban yang harus di kelolah oleh lebih dari satu penolong, bukan akibat bencana.
KORBAN BENCANA ( Mass Casualty Disaster )
Kedaruratan yang memerlukan penerapan sytem penanggulangan gawat darurat terpadu dan bencana ( SPGDT dan SPGDB ).
Identifikasi cepat korban yang
memerlukan stabilisasi segera
(perawatan di lapangan)
Identifikasi korban yang hanya dapat
diselamatkan dengan pembedahan
(
life-saving surgery
)
Prinsip TRIAGE
SELEKSI KORBAN BERDASARKAN :
1. Ancaman jiwa yang dapat mematikan ( dalam ukuran
menit )
2. Dapat mati ( dalam ukuran jam )
3. Ruda paksa ringan.
Tugas tim triage di lapangan
1.Tim Medis yang tiba pertama kali di
TKP akan mengambil alih tugas Triage
,sampai arahan Field Medical
Commander mengatakan tidak.
2.Jangan menjadi pengangkut tandu
Mintalah segera bila tidak tersedia
3.Jelaskan peran pengangkut tandu.
4.Tunjukkan pada mereka lokasi P1, P2,
P3 dan korban yang sudah meninggal.
Tugas tim triage di lapangan
5. Yakinkan semua penderita P1 dan P2
dipindahkan dengan tandu
6. Bantulah tim lain bila sudah selesai melakukan
triage
BilaTim triage ditempat lain belum tiba:
7. Pada titik evakuasi yakinkan satu ambulance
untuk satu pasien. Medics/Ambulance Officers
tak dapat merawat lebih dari satu pasien P1
Tim TRIAGE
1. Setiap tim terdiri satu dokter & satu
perawat
2. Di TKP mungkin saja terdapat lebih
dari satu tim triage. Jumlahnya
tergantung dari kebutuhan,
ketersediaan dan luas TKP
3. Tugas utama adalah untuk menentukan
skala prioritas yang ada hubungannya
dengan kehidupan.
Tim TRIAGE
4. Peralatan yang dibutuhkan :
•
Triage Tags
•
Pens
•
1 box verban
•
Oropharyngeal or
nasopharyngeal airways
Triage dilakukan sebelum penanganan tanpa
melihat korban akan dipindahkan atau tidak
Lakukan triase minimal 4x
Saat lokasi kejadian
Saat dipindahkan ke area penanganan “first aid
station”
Saat dipindahkan ke transportasi “first aid
station”
Label TRIAGE ( Prioritas )
1. Hasil Pemilahan pasien harus diketahui
tim medis yang lain; dari situlah,
labeling diperlukan.
2. Label Triage
:-•
Mudah dilihat
•
Standard
•
Mudah dan cukup aman
•
Mudah dirubah dengan
perbaikan/perburukan kondisi pasien
• Biru
: gawat darurat sangat berat
• Merah
: gawat darurat
• Kuning
: tidak gawat, tetapi darurat
• Hijau
: tidak gawat darurat
Prioritas Pertolongan
Deff : Penentuan mana yang harus didahulukan mengenai
penangganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul.
Prioritas Pertama : Emergency
Mengancam jiwa / mengancam fungsi vital.
Penangganan dan pemindahan bersifat SEGERA Prioritas Kedua : Urgent
Potensial Mengancam jiwa / mengancam fungsi vital bila tidak segera ditanggani dalam waktu singkat.
Penangganan dan pemindahan bersifat JANGAN TERLAMBAT Prioritas Kedua : Non Emergency
Perlu penangganan seperti pelayanan biasa. TIDAK PERLU SEGERA Penangganan dan pemindahan bersifat TERAKHIR
PENILAIAN
1. Primary Survey ( A – B – C )
2. Secondary Survey ( Head to Toe )
3. Pemantauan korban atau klien akan kemungkinan terjadinya
perubahan-perubahan kondisi :
Fungsi jalan nafas, fungsi pernafasan dan fungsi sirkulasi.
Derajat kesadaran ( AVPU, GCS ACDU )
Tanda – tanda vital yang lain.
4. Perubahan prioritas yang dikarenakan berubahnya kondisi korban
atau klien
CONTOH PRIORITAS DAN KODE WARNA
P1
1. Sumbatan jalan nafas atau distress nafas.
2. Luka tusuk dada/perut dengan shock dan sesak nafas. 3. Hipotensi / shock.
4. Perdarahan pembuluh nadi 5. Problem kejiwaan yang serius.
6. Combustio Tk.II > 25 % dan Combustio Tk.III > 15 %
P2
1. Combustio Tk.II / Tk.III antara 20 – 25 % 2. Patah tulang panjang tanpa shock
3. Trauma tumpul thorak / abdomen tanpa shock, tanpa sesak 4. Laserasi luas.
P3
P0
CONTOH PRIORITAS DAN KODE WARNA
1. Contusio dan Laserasi otot ringan
2. Combustio Tk. II < 20 % ( kecuali daerah muka dan tangan )
1. Henti jantung yang kritis 2. Trauma kepala yang kritis 3. Radiasi tinggi
34
De
par
te
me
n
Anest
esi
olo
gi
FKU
I/RSCM
MENILAI PERNAFASAN
35
De
par
te
me
n
Anest
esi
olo
gi
FKU
I/RSCM
Periksa kesadaran
Panggil bantuan /
telpon ambulans
Buka jalan nafas & nilai
pernafasan
Beri nafas buatan pertama
2x
Kompresi jantung + nafas
buatan (30 : 2)
Evaluasi setiap 2 menit
Jangan hentikan 30:2
sampai ada indikasi stop BHD
TERIMA KASIH
BASIC LIFE
SUPPORT
“ Deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam “
Tujuan
: Untuk mengetahui kondisi pasien yang mengancam jiwadan kemudian dilakukan tindakan life saving.
Cara pelaksanaan
(harus berurutan dan simultan)18 Oktober 2010, AHA ( American Hearth Association )
P R I N S I P K E R J A
MEMERIKSA MENYIMPULKAN MENANGANI FUNGSI JALAN NAFAS FUNGSI PERNAFASAN FUNGSI SIRKULASI FUNGSI OTAK &1. Jangan Panik
2. Jangan Emosional
3. Jangan Tergesa – gesa
4. Jangan Mendramatisasi
5. Jangan Putus Asa
A = Airway ( + C Spine Controle )
B = Breathing
C = Circulation
D = Disability
E = Exposure
PENILAIAN
CARA
MENILAI
Lihat
( Look )
Dengar ( Listen )
Raba
( Feel )
OBSTRUKSI JALAN NAPAS / TIDAK
Agitasi
Hipoksemia
Penurunan kesadaran
Hipercarbia
Pergerakan dada - perut waktu bernafas
( See saw - Rocking respiration)
Retraksi sela iga
Sianosis : kuku, bibir
A :Airway
L
I H A T
A :
Airway
D EN G A R
OBSTRUKSI JALAN NAPAS / TIDAK
• Suara napas normal
Bicara normal --- tidak ada sumbatan
• Suara napas tambahan - obstruksi parsial
-
Snoring
- Crowing / stridor
- Gurgling
- Suara parau --- laring
! • Suara napas hilang-
Obstruksi total
- Henti napasR B A
A
A :
Airway
OBSTRUKSI JALAN NAPAS/TIDAK
Meraba / merasakan hembusan hawa
expirasi dari lubang hidung / mulut
Ada / tidaknya getaran di leher waktu
bernapas - sumbatan parsial
46
TABEL :
OBSTRUKSI JALAN NAPAS
A :Airway
SUMBATAN
LIHAT
GERAK
NAPAS
DENGAR
SUARA
TAMBAHAN
RABA
HAWA
EKSPIRASI
Bebas
Normal
(-)
(+)
Partial
ringan
Normal
(+)
(-)
Parsial
berat
See saw
(++)
(+)
Total
See saw
(-)
(-)
Lidah dan Epiglotis
Muntahan, darah, sekret dan
benda asing
Trauma maksilofasial
SEBAB OBSTRUKSI JALAN NAPAS
A :
Airway
A :
Airway
PENGELOLAAN
OBSTRUKSI JALAN NAPAS
MAINTENANCE AIRWAY DENGAN ALAT 1. Suction (cair) 2. Oral airway 3. Nasal airway TANPA ALAT 1. Jaw Thrust 2. Oral Airway 3. Nasal Airway DEFINITIVE AIRWAY 1. Intubasi trakhea Oral Nasal 2. Crico thyroidectomy Needle Surgical 3. Trackheostomy
2. PERIFER Airway Paru Rongga Pleura Otot napas Syaraf Jantung 1. SENTRAL Obat-obatan Radang otak Tumor Otak Trauma kepala Stroke
L I H A T
B :
Breathing
Takhipnea
Perubahan status mental
Gerak napas
Sianosis
Distensi vena leher
Jejas di dada
Keluhan
sesak (penderita sadar)
Suara napas
- Normal ?
- Menurun ?
- Hilang ?
Suara napas tambahan
B :
Hawa ekspirasi
Emphysema sub cutis - pneumothorax
Krepitasi / nyeri tekan
Deviasi trakhea
B :
Pulse Oximeter
CO
2
detector, capnograf
Gas darah
Foto thorax
B :
1. TERAPI SUPORTIF
Bantuan napas (ventilasi)
-
Tanpa alat :
Mouth to mouth
Mouth to nose
- Dengan alat
:
Bag-valve mask / tube
Tehnik : Napas buatan (Controlled respiratori)
Napas bantuan (Assisted Respiratory)
Oksigenasi
-
Variable Performance System
- Fixed Performance System
2. TERAPI CAUSAL
B :
Breathing
55
Apakah penderita syok ?
Tanda-tanda syok
Perfusi : - Perfusi perifer
- Perfusi ke ginjal
Nadi : - Rate
- Ritme
- Pengisian
JENIS SYOK
TANDA KHAS
TERAPI
Hipovolemik CVP rendah - Cairan 2-4 x kehilangan volume - Bila Hb < 8 transfusi Kardiogenik - CVP tinggi - Ada aritmia - Diuretic - Digitalis - Beta mimetic - Obat-obat aritmia
Obstruktif - CVP tinggi Menghilangkan obstruksi
Distributif - Hiperdinamik dan hypodinamic stage - Febris
- Suportif - Antibiotika
Apakah penderita henti jantung ?
Lakukan Bantuan Hidup Dasar
(Napas buatan dan pijat jantung)
C :
58
1. Bagaimana kesadaran penderita
AVPU (paling cepat)
Glasgow Coma Scale (EVM)
Sadar, somnolent, sopor, coma
2. Tanda-tanda neurologis lain
Mata : pupil, gerak, papil
Anggota gerak : Hemiplegia,
paraplegia
Sistem saraf, tanda vital
D :
Disability
3.
Penyebab gangguan kesadaran
a. Gangguan pernapasan
Hipoksemia Hipercarbiab. Gangguan sirkulasi
Syok Cardiac arrest CVA (perdarahan, thrombo emboli)
c. Trauma
d. Metabolik
e. Infeksi
f. Obat-obatan
g. Tumor
Penderita harus dibuka pakaiannya
Penderita tidak boleh kedinginan
Selimut, ruang cukup hangat
TERIMA KASIH
SIMULATION
TRIAGE
PRIMARY SURVEY Airway Breathing Circulation
Look Listen Feel
Korban
Ada
Cek respon VF / VT pulselles
Pasang ECG monitoring
Open airway CPR Circulation Breathing Tdk ada Airway Asistole / PEA Normal Bradikardi Prthankan O2, tensi
Dst…. Shock – evaluasi - drug… shock – evaluasi - drug
CPR 1 mnt, adrenalin 1 mg
ROSC Carotis (+)
Call for help
Dc- Shock 200 J – 200 / 300 J – 360 J Ada Ada Tdk ada Tdk ada
Pola nafas : look, listen, feel 3 – 5 detik
Raba N.Carotis 5 – 10 detik
30 kali pijatan jantung 2 kali nafas buatan
VF / VT pulselles VF / VT pulselles Dc- Shock 200 J – 200 / 300 J – 360 J VF / VT pulselles CPR 1 mnt, adrenalin 1 mg CPR 3 menit Adrenalin 1 mg / 3 – 5 menit 1 – 1 – 1 / 1 – 3 – 5 mg Asistole / PEA CPR 3 menit ROSC Carotis (+) Sulfas atropin 1- 1 – 1 / sampai 3 mg
BASIC LIFE
SUPPORT
D E F E N I S I
“ Melengkapi Primary Survey dengan mencari
perubahan – perubahan anatomi yang akan
berkembang menjadi semakin parah dan
memperberat perubahan fungsi vital yang ada
berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak
segera di atasi. “
C A R A P E L A K S A N A A N
1. Primary Survey, Resusitasi & Stabilisasi
√
2. Periksa kondisi umum menyeluruh serta cari tanda jejas – cedera - rudapaksa a. Posisi saat ditemukan.
b. Tingkat kesadaran, kondisi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. c. Keluhan dan tanda rudapaksa.
Prosedur :
Anamnesis
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan kondisi umum menyeluruh Pemeriksaan kepala dan leher
oRambut dan kulit kepala oMata oHidung oMulut Pemeriksaan dada oLeher Pemeriksaan perut
Pemeriksaan tulang belakang
oTelingga oBibir
oKulit oRahang
Pemeriksaan pelvic / genetalia
Pemeriksaan extremitas atas dan bawah
Riwayat “AMPE” yang harus diingat yaitu : A : Alergi
M : Medikasi (obat yang diminum sebelumnya) P : Past illness (penyakit sebelumnya)/Pregnancy (hamil)
E : Event/environment (lingkungan yang berhubungan dengan kegawatan)
Posisi saat ditemukan Tingkat kesadaran Sikap umum, keluhan Trauma, kelainan
Keadaan kulit
Perdarahan, pengelupasan, perlukaan, penekanan
Perlukaan, darah,
cairan
Perlukaan, pembengkakan, perdarahan, reflek pupil, kondisi kelopak mata, adanya benda asing, pergerakan abnormal
Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping hidung, kelainan anatomi akibat trauma
Perlukaan, darah, muntahan, benda asing, gigi, bau, dapat buka mulut/ tidak
Perlukaan, perdarahan, sianosis, kering Perlukaan, stabilitas, krepitasi
Perlukaan, basah/kering, darah, suhu, warna Perlukaan, bendungan vena, deviasi trakea, spasme otot, stoma, stabilitas tulang leherFlail chest, nafas diafragma, kelainan
bentuk, tarikan antar iga, nyeri tekan, perlukaan (luka terbuka, luka
mengisap), suara ketuk/perkusi, suara nafas
Perlukaan, distensi, tegang, kendor, nyeri tekan, undulasiKelainan bentuk, nyeri tekan, spasme ototPerlukaan, nyeri, pembengkakan, krepitasi,
inkontinensiaPerlukaan, angulasi, hambatan pergerakan, gangguan rasa, bengkak, denyut nadi, warna luka
TERIMA KASIH
FUNGSI JALAN NAFAS
LOOK, LISTEN, FEEL KONDISI JALAN NAFAS
LAKUKAN PERTOLONGAN :
Buka jalan nafas, yakinkan adekuat, pertahankan.
Secara manual : Head Tilt, Chin Lift, Jaw Thrus, hati-hati pada korban trauma. Gunakan alat bantu penunjang jalan nafas.
FUNGSI PERNAFASAN
LOOK, LISTEN, FEEL KONDISI PERNAFASAN
a. Ada / tidak ada pernafasan. b. Frekuensi pernafasan.
c. Keteraturan pernafasan.
d. Besar / kecil, kualitas pernafasan. e. Simetris / asimetris,pola pernafasan.
f. Pernafasan dada / perut, fase pernafasan. g. Adakah tanda distress pernafasan :
Gerakan cuping hidung.
Tegangnya otot bantu pernafasan. Tarikan otot antar iga / supra jugulum.
Lakukan pertolongan :
Yakin jalan nafas terbuka.
Oksigenasi – ventilasi, nafas spontan / dibantu / dikendalikan. Gunakan alat yang sesuai.
FUNGSI SIRKULASI
LOOK, LISTEN, FEEL KONDISI SIRKULASI
Adakah layanan oksigenasi di tingkat jaringan secara adekuat ??
a. Ada / tidak ada sirkulasi, raba denyut radialis – cubiti – femoralis – karotis. b. Hitung HR ( heart rate ).
c. Keteraturan denyut. d. Besar volume denyut. e. Kekuatan angkat denyut.
f. Menghasilkan perfusi perifer. Hangat, Kering, Dingin. g. Waktu pengisian ulang perifer pendek < 2 detik.
Periksa randa cedera kepala, dada, perut, tulang belakang dan tulang panjang < timbunan darah / udara internal dan periksa tanda perdarahan eksternal.
FUNGSI SIRKULASI
Lakukan pertolongan :
Yakin jalan nafas terbuka. Oksigen sudah diberikan. Shock position.
Pasang infus – ambil sample darah. Bebat tekan.
FUNGSI OTAK & KESADARAN
LOOK, LISTEN, FEEL KONDISI OTAK & KESADARAN
a. Sadar / coma AVPU
GCS – pada cedera kepala.
Lakukan pertolongan :
Yakin jalan nafas terbuka. Oksigen sudah diberikan.
Atasi hipoksia, hyperkarbia, shock.
Posisi klien slide head up – pada cedera kepala Stabilisasi leher dan tulang belakang.
ELEKTRO
CARDIOGRAFI
Elektrokardiografi adalah rekaman aktivitas listrik
jantung pada permukaan tubuh
Elektrokadiogram (EKG) adalah suatu grafik yang
menggambarkan rekaman listrik jantung
Kegunaan
Untuk melihat adanya
Gangguan irama
Hipertrofi
Kelainan miokard (iskemik/infark)
Gangguan keseimbangan elektrolit
Efek obat obatan
Penilaian fungsi Pace Maker
Pericarditis
PROSEDUR PEREKAMAN EKG
PERSIAPAN ALAT
Kabel untuk sumber listrik
Kabel ground
Kabel elektroda (ekstremitas dan dada)
Plat elektroda ekstremitas/karet pengikat
Balon penghisap elektroda dada
Jelly
Kertas tisue
Kasa
Spidol
Persiapan Pasien
Penjelasan ( tujuan pemeriksaan, hal
yang harus diperhatikan selama
perekaman)
Cara Kerja
Nyalakan mesin EKG
Baringkan pasien dengan tenang di tempat
tidur yang cukup luas, tangan dan kaki tidak
bersentuhan
Bersihkan dada, kedua pergelangan tangan dan
kaki dengan kapas alkohol (kalau perlu dicukur)
Keempat elektroda ektremitas diberi jelly
Pasang keempat elektroda ekstremitas
tersebut pada kedua pergelangan tangan dan
kaki (merah tangan kanan,kuning tangan kiri,
hijau kaki kiri dan hitam kaki kanan/ground)
Catat nama pasien,umur ,jam,tanggal bulan dan
tahun pembuatan
Nama masing2 lead di bawah lead
Nama pembuat dicatat di sebelah kiri bawah
Setelah selesai perekaman semua lead buat
kalibrasi ulang
Semua elektroda dilepas
Jelly dibersihkan dari tubuh pasien
ELEKTROFISIOLOGI
Keadaan
sel otot
Muatan Listrik
Diluar sel
Didalam sel
Istirahat/
repolarisasi
Positif
Negatif
NODUS SINO ATRIAL (SA NODE)
60 – 100 x/m.
Sel ini dipengaruhi oleh syaraf simpatis dan parasimpatis.
NODUS ATRIOVENTRIKULER ( AV NODE )
40-60 x/menit.
AVN juga mengatur jumlah impuls atrium yang mencapai ventrikel
BERKAS HIS
Right Bundlee Branch / RBB
Left Bundlee Branch / LBB
SERABUT PURKINJE
20-40 x/menit.
Pemacu cadangan ini mempunyai fungsi yang sangat
penting: untuk mencegah berhentinya denyut jantung pada
waktu pemacu alami ( Nodus SA ) tidak berfungsi.
V1 : Ruang interkostal IV garis sternal
kanan
V2 : Ruang interkostal IV garis sternal kiri
V3 : Pertengahan antara V2 dan V4
V4 : Ruang interkostal V garis
midklavikula
kiri
V5 : Sejajar V4 garis aksilla depan
V6 : Sejajar V5 garis aksilla tengah
Kecepatan rekaman
: 25 mm/detik
Kekuatan voltase
: 10 mm = 1 Mv
Garis Horisontal :Menggambarkan waktu
1 mm = 0,04 detik 5 mm = 0,20 detik.
Garis Vertikal Menggambarkan voltase
1 mm = 0,1 mVolt 10 mm = 1 mVolt
Proses depolarisasi
atrium
Gelombang P yang
normal :
Lebar kurang dari 0,12
detik [3 mm]
Tinggi kurang dari 0,3
milliVolt [3 mm]
Selalu positif di lead II
Selalu negative di lead
aVR.
Gambaran proses
depolarisasi ventrikel
Gelombang QRS yang
normal :
Lebar 0,06 – 0,12 detik
[1,5 – 3 mm]
Tinggi tergantung lead
Terdiri dari: gelombang
Q, gelombang R dan
gelombang S.
Defleksi negative pertama
pada gelombang QRS
Gelombang Q yang normal :
Lebar kurang dari 0,04
detik [1 mm]
Tinggi atau dalamnya
kurang dari1/3 tinggi R
Gelombang Q abnormal
disebut gelombang Q
pathologis.
Merupakan defleksi
positif pertama pada
gelombang QRS
Gelombang R
umumnya positif dilead
I, II, V5 dan V6
Biasanya hanya kecil
atau tidak ada sama
sekali di lead aVR, V1
dan V2.
Merupakan defleksi
negative sesudah
gelombang R
Terlihat dalam di lead
aVR dan V1
Dari V2 sampai V6
akan terlihat makin
lama makin menghilang
atau berkurang
dalamnya
Merupakan gambaran
proses repolarisasi
ventrikel.
Umumnya gelombang
T:
positif dilead I, II, V3 –
V6 dan
terbalik di aVR.
Gelombang setelah
gelombang T dan
sebelum gelombang P
berikutnya.
Penyebab timbulnya
gelombang U masih
belum diketahui namun
diduga akibat repolarisasi
lambat sistim konduksi
interventrikel.
Gelombang U
Permulaan gelombang P
sampai permulaan
gelombang QRS.
Nilai normal berkisar
antara 0,12 – 0,20 detik.
Waktu yang dibutuhkan
untuk depolarisasi atrium
dan jalannya impuls
melalui berkas His
sampai permulaan
depolarisasi ventrikel.
Akhir gelombang S sampai
awal gelombang T.
Normal: isoelektris, tetapi
pada sandapan prekordial
dapat bervariasi dari –0,5
mm sampai +2 mm
Segmen ST yang naik
disebut ST Elevasi dan yang
turun disebut ST Depresi.
Waktu yg diperlukan
ventrikel berkontraksi
Awal gelombang Q s/i akhir
S
Normal:
Tidak lebih dari 3 kotak
(0,12 dtk)
TERIMA KASIH
BASIC LIFE
SUPPORT
DC. Shock sedini mungkin( sebelum 5 – 10
menit )
Jika defib diberikan sebelum 5 menit , > 50 %
kemungkinan jantung berdenyut kembali
VF VT ASISTOL
• Oles Paddles dengan jelly tipis dan rata.
• Pasang Paddles pada posisi Apex dan Parasternal.
SWITCH ON
• Perintahkan AWAS semua lepas dari pasien.
• Komando : atas bebas, samping
bebas, bawah bebas, dan saya bebas.
Charge 200 joule
• Tekan dua tombol paddles bersamaan. • Biarkan paddles menempel pada dada,
baca EKG
Cardio Pulmonal R esusitation
PIJAT Jantung 100 x pm Nafas 20 – 24 x pm
Sinkronisasi 30 : 2
( Satu atau Dua penolong )
CPR 3 menit Asystole / PEA Dc - Shock VF / VT Pulseless Segera ECG Siapkan Dc - Shock
ECG VF / VT PULSELESS ( Nadi Carotis tidak teraba )
Dc – Shock 200 Joules Masih VF / VT
CPR 1 menit, Inthubasi, IV Line,
Adrenalin 1 mg ( intra vena, intra trachea, intra osseus ) Dc – Shock 200 / 300 Joules
ROSC Carotis ( + )Pertahankan oksigenasiPertahankan tensi
Dc – Shock 200 – 200 / 300 – 360 Joules Masih VF / VT Dc – Shock 360 Joules
Masih VF / VT
Masih VF / VTCPR 1 menit, Inthubasi, IV Line, Adrenalin 1 mg ( intra vena )
ROSC Carotis ( + ) Masih VF / VT Dc – Shock 200 – 200
/ 300
– 360 Joules Masih VF / VT CPR 1 menit, Inthubasi, IV Line,
Asystole / PEA = EMD
CPR 3 menit
Inthubasi, IV Line, Adrenalin 1 mg / 3 – 5 menit 1 – 1 – 1 / 1 – 3 – 5 mg
Asystole / PEA = EMD ROSC carotis ( + )
CPR 3 menit Bradikardi Normal
Sulfas Atropin
TERIMA KASIH
Adrianus
RSUD.dr.TC.HILLERS Maumere
Adrianus
RSUD.dr.TC.HILLERS Maumere