• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Materi Gadar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PDF Materi Gadar"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN KEGAWATAN

TRIAGE

PRIMARY SURVEY SECONDARY SURVEY

ELEKTRO Cardio Grafi

DEFRIBILATION

SIMULATION FOR DISCUSS

(2)

PENDAHULUAN

Resusitasi Jantung Paru yang meliputi Bantuan Hidup Dasar ( BHD /

BLS ) maupun Bantuan Hidup Lanjutan ( BHL / ALS ) merupakan

sebagai salah satu komponen utama dari aspek Bantuan Hidup ( Life

Support ).

RESUSITASI HENTI

(3)

PRINSIP UTAMA

Prinsip Utama GELS adalah menyelamatkan

pasien dari kematian pada kondisi gawat

darurat.

Kemudian

filosofi

dalam

GELS

adalah

“Time Saving is Life Saving”,

benar-benar

efektif

dan

efisien

, karena pada kondisi

tersebut

pasien

dapat

kehilangan

nyawa

dalam hitungan menit saja ( henti nafas

selama

2-3

menit

dapat

mengakibatkan

kematian)

(4)

Apa pasien gawat darurat itu ????

Pasien yang memerlukan pertolongan TEPAT, CEPAT, CERMAT

KUNCI :

TIME SAVING IS LIFE SAVING

RESPON TIME = WAKTU TANGGAP

(5)

TINDAKAN GELS

1. Oleh siapa saja, yang pertama mengetahuinya.

2. Tindakan pertolongan pertama (First Action) bukan defenitif

theraphy.

3. Terdiri dari BLS dan ALS.

4. Penangganan melibatkan multi disiplin, multi profesi dan

lintas sektor.

5. Pendekatan dalam upaya pertolongan berdasarkan problem

dan pendekatan fungsi.

6. Bila resusitasi yang bersifat Life Saving berhasil, diperlukan

pengetahuan tambahan ( Spesialistis ) sesuai untuk kasus

untuk menunggu rujukan.

7. Kegiatan meliputi :

 Pra Rumah Sakit

 Intra Rumah Sakit

 Antar Rumah Sakit

(6)

TERIMA KASIH

(7)

BASIC LIFE

SUPPORT

(8)

KEGAWATAN

DEFF :

Suatu keadaan yang menimpa seseorang yang dapat menyebabkan

sesuatu

yang

mengancam

jiwanya

dalam

arti

memerlukan

pertolongan

Tepat

,

Cermat

, dan

Cepat

, bila tidak maka

seseorang tersebut dapat

Mati

atau

Menderita Cacat .

(9)

PENYEBAB UTAMA KEGAWATAN

MEDIK

Penyakit Obat obatan Infeksi otak Diabetes Hepar Ginjal Jantung Tek.Darah Tinggi Kelemahan otot Ggn Kesadaran Ggn Pusat Vital Coma Diabetikum Coma Hepatikum Coma Uremikum Serangang Jantung

Tidak Dapat Bernafas Serangan Otak ( CVA )

Narkotika

Tidak dapat bernafas ( henti nafas )

(10)

TRAUMA

PENYEBAB KEGAWATAN

Trauma Kepala

Trauma Muka

Trauma Dada

Trauma Perut

Trauma Anggota Gerak

Trauma Pada Kehamilan

Terbakar, Sesak, Shock

Gangguan Kesadaran Gangguan Jalan Nafas

Perdarahan, Pneumothorak, Fr.Tulang Iga Perdarahan

Perdarahan / nyeri

(11)
(12)

TERIMA KASIH

(13)

BASIC LIFE

SUPPORT

(14)

DEFENISI

Pengelompokan korban yang

berdasarkan atas berat – ringannya

trauma / penyakit serta kecepatan

penangganan / pemindahannya.

RSUD.dr.TC.Hilleres Maumere

(15)

Triage dan evakuasi

4 korban Ratusan korban

(16)

SISTEMATIKA DALAM PPGD

Triase

Survei primer + resusitasi

Survei sekunder

Stabilisasi

(17)

• TRIASE • TRIASE

•Survei primer dan resusitasi

(Quick Dx. - Quick Rx.)

Survei sekunder

Stabilisasi

• Terapi definitif

/ rujukan

• RS. lain

• Kamar Operasi

• I C U

(18)

Jumlah penderita Masalah gawat darurat

Tidak melebihi

kemampuan RS kemampuan RSMelebihi

Yang gawat darurat

dan multi trauma Kemungkinan survivalyang terbesar

MUSIBAH MASSAL

(19)

Emergency

A

B

C

D

E

Kasus

Airway

Breathing

Circulation

Disability

Prioritas

1.

+

+

+

+

1

2.

-

-

+

-

3

3.

+

+

+

-

2

4.

-

-

-

-

4

(20)

JENIS TRIAGE

KORBAN MASAL ( Multiple Patient )

Kejadian atau timbulnya kedaruratan yang mengakibatkan lebih dari 1 korban yang harus di kelolah oleh lebih dari satu penolong, bukan akibat bencana.

KORBAN BENCANA ( Mass Casualty Disaster )

Kedaruratan yang memerlukan penerapan sytem penanggulangan gawat darurat terpadu dan bencana ( SPGDT dan SPGDB ).

(21)

Identifikasi cepat korban yang

memerlukan stabilisasi segera

(perawatan di lapangan)

Identifikasi korban yang hanya dapat

diselamatkan dengan pembedahan

(

life-saving surgery

)

(22)

Prinsip TRIAGE

SELEKSI KORBAN BERDASARKAN :

1. Ancaman jiwa yang dapat mematikan ( dalam ukuran

menit )

2. Dapat mati ( dalam ukuran jam )

3. Ruda paksa ringan.

(23)

Tugas tim triage di lapangan

1.Tim Medis yang tiba pertama kali di

TKP akan mengambil alih tugas Triage

,sampai arahan Field Medical

Commander mengatakan tidak.

2.Jangan menjadi pengangkut tandu

Mintalah segera bila tidak tersedia

3.Jelaskan peran pengangkut tandu.

4.Tunjukkan pada mereka lokasi P1, P2,

P3 dan korban yang sudah meninggal.

(24)

Tugas tim triage di lapangan

5. Yakinkan semua penderita P1 dan P2

dipindahkan dengan tandu

6. Bantulah tim lain bila sudah selesai melakukan

triage

BilaTim triage ditempat lain belum tiba:

7. Pada titik evakuasi yakinkan satu ambulance

untuk satu pasien. Medics/Ambulance Officers

tak dapat merawat lebih dari satu pasien P1

(25)

Tim TRIAGE

1. Setiap tim terdiri satu dokter & satu

perawat

2. Di TKP mungkin saja terdapat lebih

dari satu tim triage. Jumlahnya

tergantung dari kebutuhan,

ketersediaan dan luas TKP

3. Tugas utama adalah untuk menentukan

skala prioritas yang ada hubungannya

dengan kehidupan.

(26)

Tim TRIAGE

4. Peralatan yang dibutuhkan :

Triage Tags

Pens

1 box verban

Oropharyngeal or

nasopharyngeal airways

(27)

Triage dilakukan sebelum penanganan tanpa

melihat korban akan dipindahkan atau tidak

Lakukan triase minimal 4x

Saat lokasi kejadian

Saat dipindahkan ke area penanganan “first aid

station”

Saat dipindahkan ke transportasi “first aid

station”

(28)

Label TRIAGE ( Prioritas )

1. Hasil Pemilahan pasien harus diketahui

tim medis yang lain; dari situlah,

labeling diperlukan.

2. Label Triage

:-•

Mudah dilihat

Standard

Mudah dan cukup aman

Mudah dirubah dengan

perbaikan/perburukan kondisi pasien

(29)

• Biru

: gawat darurat sangat berat

• Merah

: gawat darurat

• Kuning

: tidak gawat, tetapi darurat

• Hijau

: tidak gawat darurat

(30)

Prioritas Pertolongan

Deff : Penentuan mana yang harus didahulukan mengenai

penangganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul.

Prioritas Pertama : Emergency

Mengancam jiwa / mengancam fungsi vital.

Penangganan dan pemindahan bersifat SEGERA Prioritas Kedua : Urgent

Potensial Mengancam jiwa / mengancam fungsi vital bila tidak segera ditanggani dalam waktu singkat.

Penangganan dan pemindahan bersifat JANGAN TERLAMBAT Prioritas Kedua : Non Emergency

Perlu penangganan seperti pelayanan biasa. TIDAK PERLU SEGERA Penangganan dan pemindahan bersifat TERAKHIR

(31)

PENILAIAN

1. Primary Survey ( A – B – C )

2. Secondary Survey ( Head to Toe )

3. Pemantauan korban atau klien akan kemungkinan terjadinya

perubahan-perubahan kondisi :

Fungsi jalan nafas, fungsi pernafasan dan fungsi sirkulasi.

Derajat kesadaran ( AVPU, GCS ACDU )

Tanda – tanda vital yang lain.

4. Perubahan prioritas yang dikarenakan berubahnya kondisi korban

atau klien

(32)

CONTOH PRIORITAS DAN KODE WARNA

P1

1. Sumbatan jalan nafas atau distress nafas.

2. Luka tusuk dada/perut dengan shock dan sesak nafas. 3. Hipotensi / shock.

4. Perdarahan pembuluh nadi 5. Problem kejiwaan yang serius.

6. Combustio Tk.II > 25 % dan Combustio Tk.III > 15 %

P2

1. Combustio Tk.II / Tk.III antara 20 – 25 % 2. Patah tulang panjang tanpa shock

3. Trauma tumpul thorak / abdomen tanpa shock, tanpa sesak 4. Laserasi luas.

(33)

P3

P0

CONTOH PRIORITAS DAN KODE WARNA

1. Contusio dan Laserasi otot ringan

2. Combustio Tk. II < 20 % ( kecuali daerah muka dan tangan )

1. Henti jantung yang kritis 2. Trauma kepala yang kritis 3. Radiasi tinggi

(34)

34

De

par

te

me

n

Anest

esi

olo

gi

FKU

I/RSCM

MENILAI PERNAFASAN

(35)

35

De

par

te

me

n

Anest

esi

olo

gi

FKU

I/RSCM

Periksa kesadaran

Panggil bantuan /

telpon ambulans

Buka jalan nafas & nilai

pernafasan

Beri nafas buatan pertama

2x

Kompresi jantung + nafas

buatan (30 : 2)

Evaluasi setiap 2 menit

Jangan hentikan 30:2

sampai ada indikasi stop BHD

(36)

TERIMA KASIH

(37)

BASIC LIFE

SUPPORT

(38)

“ Deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam “

Tujuan

: Untuk mengetahui kondisi pasien yang mengancam jiwa

dan kemudian dilakukan tindakan life saving.

Cara pelaksanaan

(harus berurutan dan simultan)

18 Oktober 2010, AHA ( American Hearth Association )

(39)

P R I N S I P K E R J A

MEMERIKSA MENYIMPULKAN MENANGANI FUNGSI JALAN NAFAS FUNGSI PERNAFASAN FUNGSI SIRKULASI FUNGSI OTAK &

(40)

1. Jangan Panik

2. Jangan Emosional

3. Jangan Tergesa – gesa

4. Jangan Mendramatisasi

5. Jangan Putus Asa

(41)

A = Airway ( + C Spine Controle )

B = Breathing

C = Circulation

D = Disability

E = Exposure

PENILAIAN

(42)

CARA

MENILAI

Lihat

( Look )

Dengar ( Listen )

Raba

( Feel )

(43)

OBSTRUKSI JALAN NAPAS / TIDAK

Agitasi

Hipoksemia

Penurunan kesadaran

Hipercarbia

Pergerakan dada - perut waktu bernafas

( See saw - Rocking respiration)

Retraksi sela iga

Sianosis : kuku, bibir

A :

Airway

L

I H A T

(44)

A :

Airway

D EN G A R

OBSTRUKSI JALAN NAPAS / TIDAK

Suara napas normal

Bicara normal --- tidak ada sumbatan

Suara napas tambahan - obstruksi parsial

-

Snoring

- Crowing / stridor

- Gurgling

- Suara parau --- laring

! • Suara napas hilang

-

Obstruksi total

- Henti napas

(45)

R B A

A

A :

Airway

OBSTRUKSI JALAN NAPAS/TIDAK

Meraba / merasakan hembusan hawa

expirasi dari lubang hidung / mulut

Ada / tidaknya getaran di leher waktu

bernapas - sumbatan parsial

(46)

46

TABEL :

OBSTRUKSI JALAN NAPAS

A :

Airway

SUMBATAN

LIHAT

GERAK

NAPAS

DENGAR

SUARA

TAMBAHAN

RABA

HAWA

EKSPIRASI

Bebas

Normal

(-)

(+)

Partial

ringan

Normal

(+)

(-)

Parsial

berat

See saw

(++)

(+)

Total

See saw

(-)

(-)

(47)

Lidah dan Epiglotis

Muntahan, darah, sekret dan

benda asing

Trauma maksilofasial

SEBAB OBSTRUKSI JALAN NAPAS

A :

Airway

(48)

A :

Airway

PENGELOLAAN

OBSTRUKSI JALAN NAPAS

MAINTENANCE AIRWAY DENGAN ALAT 1. Suction (cair) 2. Oral airway 3. Nasal airway TANPA ALAT 1. Jaw Thrust 2. Oral Airway 3. Nasal Airway DEFINITIVE AIRWAY 1. Intubasi trakhea  Oral  Nasal 2. Crico thyroidectomy  Needle  Surgical 3. Trackheostomy

(49)

2. PERIFER  Airway  Paru  Rongga Pleura  Otot napas  Syaraf  Jantung 1. SENTRAL  Obat-obatan  Radang otak  Tumor Otak  Trauma kepala  Stroke

(50)

L I H A T

B :

Breathing

 Takhipnea

 Perubahan status mental

 Gerak napas

 Sianosis

 Distensi vena leher

 Jejas di dada

(51)

 Keluhan

sesak (penderita sadar)

 Suara napas

- Normal ?

- Menurun ?

- Hilang ?

 Suara napas tambahan

B :

(52)

 Hawa ekspirasi

 Emphysema sub cutis - pneumothorax

 Krepitasi / nyeri tekan

 Deviasi trakhea

B :

(53)

Pulse Oximeter

CO

2

detector, capnograf

Gas darah

Foto thorax

B :

(54)

1. TERAPI SUPORTIF

Bantuan napas (ventilasi)

-

Tanpa alat :

Mouth to mouth

Mouth to nose

- Dengan alat

:

Bag-valve mask / tube

Tehnik : Napas buatan (Controlled respiratori)

Napas bantuan (Assisted Respiratory)

Oksigenasi

-

Variable Performance System

- Fixed Performance System

2. TERAPI CAUSAL

B :

Breathing

(55)

55

Apakah penderita syok ?

Tanda-tanda syok

 Perfusi : - Perfusi perifer

- Perfusi ke ginjal

 Nadi : - Rate

- Ritme

- Pengisian

(56)

JENIS SYOK

TANDA KHAS

TERAPI

Hipovolemik CVP rendah - Cairan 2-4 x kehilangan volume - Bila Hb < 8 transfusi Kardiogenik - CVP tinggi - Ada aritmia - Diuretic - Digitalis - Beta mimetic - Obat-obat aritmia

Obstruktif - CVP tinggi Menghilangkan obstruksi

Distributif - Hiperdinamik dan hypodinamic stage - Febris

- Suportif - Antibiotika

(57)

Apakah penderita henti jantung ?

 Lakukan Bantuan Hidup Dasar

(Napas buatan dan pijat jantung)

C :

(58)

58

1. Bagaimana kesadaran penderita

 AVPU (paling cepat)

 Glasgow Coma Scale (EVM)

 Sadar, somnolent, sopor, coma

2. Tanda-tanda neurologis lain

 Mata : pupil, gerak, papil

 Anggota gerak : Hemiplegia,

paraplegia

 Sistem saraf, tanda vital

(59)

D :

Disability

3.

Penyebab gangguan kesadaran

a. Gangguan pernapasan

 Hipoksemia  Hipercarbia

b. Gangguan sirkulasi

 Syok  Cardiac arrest

 CVA (perdarahan, thrombo emboli)

c. Trauma

d. Metabolik

e. Infeksi

f. Obat-obatan

g. Tumor

(60)

Penderita harus dibuka pakaiannya

Penderita tidak boleh kedinginan

Selimut, ruang cukup hangat

(61)

TERIMA KASIH

(62)

SIMULATION

TRIAGE

PRIMARY SURVEY Airway Breathing Circulation

Look Listen Feel

(63)

Korban

Ada

Cek respon VF / VT pulselles

Pasang ECG monitoring

Open airway CPR Circulation Breathing Tdk ada Airway Asistole / PEA Normal Bradikardi Prthankan O2, tensi

Dst…. Shock – evaluasi - drug… shock – evaluasi - drug

CPR 1 mnt, adrenalin 1 mg

ROSC Carotis (+)

Call for help

Dc- Shock 200 J – 200 / 300 J – 360 J Ada Ada Tdk ada Tdk ada

Pola nafas : look, listen, feel 3 – 5 detik

Raba N.Carotis 5 – 10 detik

30 kali pijatan jantung 2 kali nafas buatan

VF / VT pulselles VF / VT pulselles Dc- Shock 200 J – 200 / 300 J – 360 J VF / VT pulselles CPR 1 mnt, adrenalin 1 mg CPR 3 menit Adrenalin 1 mg / 3 – 5 menit 1 – 1 – 1 / 1 – 3 – 5 mg Asistole / PEA CPR 3 menit ROSC Carotis (+) Sulfas atropin 1- 1 – 1 / sampai 3 mg

(64)

BASIC LIFE

SUPPORT

(65)

D E F E N I S I

“ Melengkapi Primary Survey dengan mencari

perubahan – perubahan anatomi yang akan

berkembang menjadi semakin parah dan

memperberat perubahan fungsi vital yang ada

berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak

segera di atasi. “

(66)

C A R A P E L A K S A N A A N

1. Primary Survey, Resusitasi & Stabilisasi

2. Periksa kondisi umum menyeluruh serta cari tanda jejas – cedera - rudapaksa a. Posisi saat ditemukan.

b. Tingkat kesadaran, kondisi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. c. Keluhan dan tanda rudapaksa.

(67)

Prosedur :

Anamnesis

Pemeriksaan fisik :

Pemeriksaan kondisi umum menyeluruh Pemeriksaan kepala dan leher

oRambut dan kulit kepala oMata oHidung oMulut Pemeriksaan dada oLeher Pemeriksaan perut

Pemeriksaan tulang belakang

oTelingga oBibir

oKulit oRahang

Pemeriksaan pelvic / genetalia

Pemeriksaan extremitas atas dan bawah

Riwayat “AMPE” yang harus diingat yaitu : A : Alergi

M : Medikasi (obat yang diminum sebelumnya) P : Past illness (penyakit sebelumnya)/Pregnancy (hamil)

E : Event/environment (lingkungan yang berhubungan dengan kegawatan)

Posisi saat ditemukan Tingkat kesadaran Sikap umum, keluhan Trauma, kelainan

Keadaan kulit

Perdarahan, pengelupasan, perlukaan, penekanan

Perlukaan, darah,

cairan

Perlukaan, pembengkakan, perdarahan, reflek pupil, kondisi kelopak mata, adanya benda asing, pergerakan abnormal

Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping hidung, kelainan anatomi akibat trauma

Perlukaan, darah, muntahan, benda asing, gigi, bau, dapat buka mulut/ tidak

Perlukaan, perdarahan, sianosis, kering Perlukaan, stabilitas, krepitasi

Perlukaan, basah/kering, darah, suhu, warna Perlukaan, bendungan vena, deviasi trakea, spasme otot, stoma, stabilitas tulang leherFlail chest, nafas diafragma, kelainan

bentuk, tarikan antar iga, nyeri tekan, perlukaan (luka terbuka, luka

mengisap), suara ketuk/perkusi, suara nafas

Perlukaan, distensi, tegang, kendor, nyeri tekan, undulasiKelainan bentuk, nyeri tekan, spasme ototPerlukaan, nyeri, pembengkakan, krepitasi,

inkontinensiaPerlukaan, angulasi, hambatan pergerakan, gangguan rasa, bengkak, denyut nadi, warna luka

(68)

TERIMA KASIH

(69)

FUNGSI JALAN NAFAS

LOOK, LISTEN, FEEL  KONDISI JALAN NAFAS

LAKUKAN PERTOLONGAN :

 Buka jalan nafas, yakinkan adekuat, pertahankan.

 Secara manual : Head Tilt, Chin Lift, Jaw Thrus, hati-hati pada korban trauma.  Gunakan alat bantu penunjang jalan nafas.

(70)

FUNGSI PERNAFASAN

LOOK, LISTEN, FEEL  KONDISI PERNAFASAN

a. Ada / tidak ada pernafasan. b. Frekuensi pernafasan.

c. Keteraturan pernafasan.

d. Besar / kecil, kualitas pernafasan. e. Simetris / asimetris,pola pernafasan.

f. Pernafasan dada / perut, fase pernafasan. g. Adakah tanda distress pernafasan :

 Gerakan cuping hidung.

 Tegangnya otot bantu pernafasan.  Tarikan otot antar iga / supra jugulum.

(71)

Lakukan pertolongan :

 Yakin jalan nafas terbuka.

 Oksigenasi – ventilasi, nafas spontan / dibantu / dikendalikan.  Gunakan alat yang sesuai.

(72)

FUNGSI SIRKULASI

LOOK, LISTEN, FEEL  KONDISI SIRKULASI

Adakah layanan oksigenasi di tingkat jaringan secara adekuat ??

a. Ada / tidak ada sirkulasi, raba denyut radialis – cubiti – femoralis – karotis. b. Hitung HR ( heart rate ).

c. Keteraturan denyut. d. Besar volume denyut. e. Kekuatan angkat denyut.

f. Menghasilkan perfusi perifer. Hangat, Kering, Dingin. g. Waktu pengisian ulang perifer pendek < 2 detik.

Periksa randa cedera kepala, dada, perut, tulang belakang dan tulang panjang < timbunan darah / udara internal dan periksa tanda perdarahan eksternal.

(73)

FUNGSI SIRKULASI

Lakukan pertolongan :

 Yakin jalan nafas terbuka.  Oksigen sudah diberikan.  Shock position.

 Pasang infus – ambil sample darah.  Bebat tekan.

(74)

FUNGSI OTAK & KESADARAN

LOOK, LISTEN, FEEL  KONDISI OTAK & KESADARAN

a. Sadar / coma  AVPU

 GCS – pada cedera kepala.

Lakukan pertolongan :

 Yakin jalan nafas terbuka.  Oksigen sudah diberikan.

 Atasi hipoksia, hyperkarbia, shock.

 Posisi klien slide head up – pada cedera kepala  Stabilisasi leher dan tulang belakang.

(75)

ELEKTRO

CARDIOGRAFI

(76)

Elektrokardiografi adalah rekaman aktivitas listrik

jantung pada permukaan tubuh

Elektrokadiogram (EKG) adalah suatu grafik yang

menggambarkan rekaman listrik jantung

(77)

Kegunaan

Untuk melihat adanya

Gangguan irama

Hipertrofi

Kelainan miokard (iskemik/infark)

Gangguan keseimbangan elektrolit

Efek obat obatan

Penilaian fungsi Pace Maker

Pericarditis

(78)

PROSEDUR PEREKAMAN EKG

PERSIAPAN ALAT

Kabel untuk sumber listrik

Kabel ground

Kabel elektroda (ekstremitas dan dada)

Plat elektroda ekstremitas/karet pengikat

Balon penghisap elektroda dada

Jelly

Kertas tisue

Kasa

Spidol

(79)

Persiapan Pasien

Penjelasan ( tujuan pemeriksaan, hal

yang harus diperhatikan selama

perekaman)

(80)

Cara Kerja

Nyalakan mesin EKG

Baringkan pasien dengan tenang di tempat

tidur yang cukup luas, tangan dan kaki tidak

bersentuhan

Bersihkan dada, kedua pergelangan tangan dan

kaki dengan kapas alkohol (kalau perlu dicukur)

Keempat elektroda ektremitas diberi jelly

Pasang keempat elektroda ekstremitas

tersebut pada kedua pergelangan tangan dan

kaki (merah tangan kanan,kuning tangan kiri,

hijau kaki kiri dan hitam kaki kanan/ground)

(81)

Catat nama pasien,umur ,jam,tanggal bulan dan

tahun pembuatan

Nama masing2 lead di bawah lead

Nama pembuat dicatat di sebelah kiri bawah

Setelah selesai perekaman semua lead buat

kalibrasi ulang

Semua elektroda dilepas

Jelly dibersihkan dari tubuh pasien

(82)

ELEKTROFISIOLOGI

Keadaan

sel otot

Muatan Listrik

Diluar sel

Didalam sel

Istirahat/

repolarisasi

Positif

Negatif

(83)

NODUS SINO ATRIAL (SA NODE)

60 – 100 x/m.

Sel ini dipengaruhi oleh syaraf simpatis dan parasimpatis.

NODUS ATRIOVENTRIKULER ( AV NODE )

40-60 x/menit.

AVN juga mengatur jumlah impuls atrium yang mencapai ventrikel

(84)

BERKAS HIS

Right Bundlee Branch / RBB

Left Bundlee Branch / LBB

SERABUT PURKINJE

20-40 x/menit.

Pemacu cadangan ini mempunyai fungsi yang sangat

penting: untuk mencegah berhentinya denyut jantung pada

waktu pemacu alami ( Nodus SA ) tidak berfungsi.

(85)
(86)
(87)
(88)
(89)

V1 : Ruang interkostal IV garis sternal

kanan

V2 : Ruang interkostal IV garis sternal kiri

V3 : Pertengahan antara V2 dan V4

V4 : Ruang interkostal V garis

midklavikula

kiri

V5 : Sejajar V4 garis aksilla depan

V6 : Sejajar V5 garis aksilla tengah

(90)
(91)

Kecepatan rekaman

: 25 mm/detik

Kekuatan voltase

: 10 mm = 1 Mv

Garis Horisontal :Menggambarkan waktu

1 mm = 0,04 detik  5 mm = 0,20 detik.

Garis Vertikal Menggambarkan voltase

1 mm = 0,1 mVolt  10 mm = 1 mVolt

(92)

Proses depolarisasi

atrium

Gelombang P yang

normal :

Lebar kurang dari 0,12

detik [3 mm]

Tinggi kurang dari 0,3

milliVolt [3 mm]

Selalu positif di lead II

Selalu negative di lead

aVR.

(93)

Gambaran proses

depolarisasi ventrikel

Gelombang QRS yang

normal :

Lebar 0,06 – 0,12 detik

[1,5 – 3 mm]

Tinggi tergantung lead

Terdiri dari: gelombang

Q, gelombang R dan

gelombang S.

(94)

 Defleksi negative pertama

pada gelombang QRS

 Gelombang Q yang normal :

Lebar kurang dari 0,04

detik [1 mm]

Tinggi atau dalamnya

kurang dari1/3 tinggi R

Gelombang Q abnormal

disebut gelombang Q

pathologis.

(95)

Merupakan defleksi

positif pertama pada

gelombang QRS

Gelombang R

umumnya positif dilead

I, II, V5 dan V6

Biasanya hanya kecil

atau tidak ada sama

sekali di lead aVR, V1

dan V2.

(96)

Merupakan defleksi

negative sesudah

gelombang R

Terlihat dalam di lead

aVR dan V1

Dari V2 sampai V6

akan terlihat makin

lama makin menghilang

atau berkurang

dalamnya

(97)

Merupakan gambaran

proses repolarisasi

ventrikel.

Umumnya gelombang

T:

positif dilead I, II, V3 –

V6 dan

terbalik di aVR.

(98)

Gelombang setelah

gelombang T dan

sebelum gelombang P

berikutnya.

Penyebab timbulnya

gelombang U masih

belum diketahui namun

diduga akibat repolarisasi

lambat sistim konduksi

interventrikel.

Gelombang U

(99)

Permulaan gelombang P

sampai permulaan

gelombang QRS.

Nilai normal berkisar

antara 0,12 – 0,20 detik.

Waktu yang dibutuhkan

untuk depolarisasi atrium

dan jalannya impuls

melalui berkas His

sampai permulaan

depolarisasi ventrikel.

(100)

Akhir gelombang S sampai

awal gelombang T.

Normal: isoelektris, tetapi

pada sandapan prekordial

dapat bervariasi dari –0,5

mm sampai +2 mm

Segmen ST yang naik

disebut ST Elevasi dan yang

turun disebut ST Depresi.

(101)

Waktu yg diperlukan

ventrikel berkontraksi

Awal gelombang Q s/i akhir

S

Normal:

Tidak lebih dari 3 kotak

(0,12 dtk)

(102)

TERIMA KASIH

(103)

BASIC LIFE

SUPPORT

(104)

DC. Shock sedini mungkin( sebelum 5 – 10

menit )

Jika defib diberikan sebelum 5 menit , > 50 %

kemungkinan jantung berdenyut kembali

(105)

VF VT ASISTOL

(106)

• Oles Paddles dengan jelly tipis dan rata.

• Pasang Paddles pada posisi Apex dan Parasternal.

SWITCH ON

• Perintahkan AWAS semua lepas dari pasien.

• Komando : atas bebas, samping

bebas, bawah bebas, dan saya bebas.

Charge 200 joule

• Tekan dua tombol paddles bersamaan. • Biarkan paddles menempel pada dada,

baca EKG

(107)

Cardio Pulmonal R esusitation

 PIJAT Jantung 100 x pm  Nafas 20 – 24 x pm

 Sinkronisasi 30 : 2

 ( Satu atau Dua penolong )

CPR 3 menit Asystole / PEA Dc - Shock VF / VT Pulseless Segera ECG Siapkan Dc - Shock

(108)

ECG VF / VT PULSELESS ( Nadi Carotis tidak teraba )

Dc – Shock 200 Joules Masih VF / VT

CPR 1 menit, Inthubasi, IV Line,

Adrenalin 1 mg ( intra vena, intra trachea, intra osseus ) Dc – Shock 200 / 300 Joules

ROSC Carotis ( + )Pertahankan oksigenasiPertahankan tensi

Dc – Shock 200 – 200 / 300 – 360 Joules Masih VF / VT Dc – Shock 360 Joules

Masih VF / VT

Masih VF / VTCPR 1 menit, Inthubasi, IV Line, Adrenalin 1 mg ( intra vena )

ROSC Carotis ( + ) Masih VF / VT Dc – Shock 200 – 200

/ 300

– 360 Joules Masih VF / VT CPR 1 menit, Inthubasi, IV Line,

(109)

Asystole / PEA = EMD

CPR 3 menit

Inthubasi, IV Line, Adrenalin 1 mg / 3 – 5 menit 1 – 1 – 1 / 1 – 3 – 5 mg

Asystole / PEA = EMD ROSC carotis ( + )

CPR 3 menit Bradikardi Normal

Sulfas Atropin

(110)

TERIMA KASIH

(111)

Adrianus

RSUD.dr.TC.HILLERS Maumere

(112)

Adrianus

RSUD.dr.TC.HILLERS Maumere

(113)
(114)

Referensi

Dokumen terkait

Konselor hendaknya menghindarkan diri dari pikiran-pikiran yang abstrak, keinginan-keinginannya untuk melakukan diagnosis, interpretasi maupun memberi nasihat. Konselor

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Materi yang disajikan dalam media pembelajaran membantu guru untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran matematika materi peluang dengan pendekatan kontekstual. 5

Hal ini karena pada masa itu, panca indera anak sedang dalam keadaan peka, sehingga perlu dilatih dengan berbagai permainan yang menarik, yang indah, karena

Algoritma Kompresi / Dekompresi Citra  Algoritma umum untuk kompresi image adalah:.  Menentukan bitrate dan toleransi distorsi

Mulai hari ini aku adalah sahabatmu, jadi kamu nggak usah malu-malu lagi kepadaku.” Walaupun aku sudah memperkenalkan diri dan ingin bersahabat, namun si Payung Biru tetap tidak

Sementara, di Kabupaten Indramayu (mewakili agroekosistem dataran rendah), persentase RT pada daerah dataran rendah beririgasi (lahan sawah) relatif berimbang yaitu pada