• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEL TEL LUAR (must know)22sept14

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEL TEL LUAR (must know)22sept14"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

KELAINAN /

PENYAKIT

TELINGA

LUAR

(2)
(3)

KELAINAN TELINGA LUAR

1. KELAINAN KONGENITAL 2. KELAINAN DAPATAN

(4)

KELAINAN KONGENITAL

MIKROTIA

ATRESIA MEATUS AKUSTIKUS

EKSTERNUS

(5)
(6)

MIKROTIA

kelainan telinga luar (daun

telinga) akibat gangguan

(7)

ETIOLOGI

belum jelas

Embriopatia, Ishemia jar akibat perdarahan intra uterin, kelainan genetik, obat2an

Biasanya diikuti dgn fstula preaurikula, atresia liang

telinga dan kelainan tulang2 pendengaran (telinga

(8)

Indikator

untuk meramalkan keadaan

telinga tengah adalah kondisi daun

telinganya.

Makin buruk daun telinganya maka makin

buruk pula keadaan telinga tengahnya

(9)
(10)

INSIDEN

- 1 : 6000-12.000 lahir hidup

- Lebih sering pada bayi laki (2.5 : 1 )

- telinga kanan lebih sering ( 3 : 2 )

- merupakan kelainan kongenital telinga luar yang paling sering

(11)

50% kasus mikrotia juga disertai kelainan kongenital lainnya yaitu a.l

- Wajah asimetris

- hipoplasia mandibula atau malar - palatoschisis

(12)

MIKROTIA GRADE

1

Perkembangan telinga luar hampir

sempurna, namun daun telinga dan liang

telinga terbentuk hampir normal tetapi

ukurannya kecil

(13)

MIKROTIA GRADE

2

Perkembangan daun telinga terganggu

(14)

MIKROTA GRADE 3

Daun telinga sangat kecil, berbentuk kacang

tanpa liang telinga dan tanpa membran

(15)

MIKROTIA GRADE

4

(16)
(17)

Gangguan pendengaran yang pl sering adalah terjadi Tuli Konduksi yg disebabkan oleh karena tidak sampainya suara ke membrana ovale akibat atresia MAE dan tidak sempurnanya membran

timpani dan tulang pendengaran.

Biasanya terjadi penurunan pendengaran sampai 60dB

(18)

Pemeriksaan tambahan:

- CT scan (untuk melihat keadaan auris media dan meatus akustikus eksternus)

(19)

Adanya gangguan pendengaran dideteksi maksimal pada usia 2 minggu yaitu skrining pendengaran dgn menggunanakan OAE test(Oto Acustic

Emission)  dilanjutkan dengan BERA ( Brain

Evoked Response Audiometry) utk mengetahui kualitas pendengarannya

Pada usia 5-6 tahun, dilakukan CT Scan untuk

(20)
(21)

1. Protesa aurikula

2. Alat bantu dengar konduksi tulang

(Bone Anchored Hearing Aid /BAHA)

PENATALAKSANAAN

(22)

Bila terjadi

mikrotia pada ke 2 telinga

maka dilakukan rekonstruksi pada salah satu telinga terlebih dahulu utk memperbaiki

pendengarannya.

Selanjutnya pada usia 5-6tahun dilakukan rekonstruksi telinga yg sebelahnya dan

(23)

Pada kasus mikrotia dgn

tuli

(24)

PRE

(25)

osseointegrated system untuk

rehabilitasi pendengaran melalui konduksi tulang secara langsung

• Alternatif ABD konduksi tulang

dan ABD konduksi udara konvensional

osseointegrated system untuk

rehabilitasi pendengaran melalui konduksi tulang secara langsung

• Alternatif ABD konduksi tulang

dan ABD konduksi udara konvensional

(26)

ATRESIA MEATUS

EKSTERNUS

Insiden 1 : 10.000 – 20.000 lahir hidup

Unilateral : bilateral 3-4 : 1

Atresia kanan lebih sering dari pada kiri

Biasanya disertai kelainan auris media

(27)

ETIOLOGI

-

Belum diketahui

-

Terjadi kegagalan kanalisasi meatus

-

Biasanya disertai kelainan sendi

mandibula

Atresia meatus eksternus

- parsial

- total

(28)

Atresia

(29)
(30)

Atresia meatus eksternus

bilateral

- Dampak psikososial pasien dan keluarga

- Derajat kelainan bervariasi

- Stenosis ringan sulit diketahui

- Perkebangan bicara dan bahasa

terhambat

- Deformitas aurikula, ingat kelainan

meatus

(31)

Atresia meatus ekternus unilateral

-

Perkembangan bicara dan bahasa

normal

- Hambatan mendengar hanya di

lingkungan bising

- Kesulitan lokalisasi suara diluar rumah

(32)

Pemeriksaan tambahan

- CT scan

untuk melihat keadaan auris media dan

MAE

- Audiometri

(33)

Klasifkasi atresia MAE kongenital

Tipe I

-

MAE sempit

-

Tulang temporal

hipoplastik

-

Telinga tengah normal /

lebih kecil

-

Tulang2 pendengaran

normal

Tipe II

-

MAE tidak terbentuk

-

Telinga tengah kecil

-

Maleus dan Inkus terfksir

Tipe III

-

MAE tidak terbentuk

-

Telinga tengah tidak

terbentuk

-

tulang2 pendengaran

(34)

Penatalaksanaan atresia meatus

eksternus

TERAPI NON BEDAH

Lakukan terlebih dahulu penilai rangkaian tes

pendengaran telinga sampai ke otak dengan

menggunakan

- Pure tone audiometri

(35)

Dari tes pendengaran maka bila ada

gangguan pendengaran  pada :

a.

Atresia meatus bilateral

 Alat bantu dengar konduksi tulang

( BAHA)

b.

Atresia unilateral dengan telinga

kontralateral normal

(36)

osseointegrated system untuk

rehabilitasi pendengaran melalui konduksi tulang secara langsung

• Alternatif ABD konduksi tulang

dan ABD konduksi udara konvensional

osseointegrated system untuk

rehabilitasi pendengaran melalui konduksi tulang secara langsung

• Alternatif ABD konduksi tulang

dan ABD konduksi udara konvensional

(37)
(38)

TERAPI BEDAH

Mikrotia dan atresia meatus eksternus

unilateral :

Pembedahan yang sifat elektif

Mikrotia dan atresia bilateral dilakukan

operasi usia 5 tahun, menunggu

(39)
(40)

NAMA SINONIMNYA :

NAMA SINONIMNYA :

CONGENITAL AURAL SINUSESPRE AURICULAR SINUSES

CONGENITAL PRE AURICULAR CYSTCONGENITAL EAR PIT (LUBANG)

(41)

 lubang kecil sebesar seujung pensil di depan tragus

Merupakan kelainan kongenital yang terjadi akibat gangguan embrional pada arkus brakial 1 dan 2

Penyebabnya sama dengan mikrotia, namun juga karena adanya faktor keturunan

Dari muara fstel ini sering keluar cairan yang

(42)

 Biasanya pasien datang karena terjadi obstruksi

dari muara sinus dan kemudian infeksi (abses)

Penatalaksanaan:

Bila terjadi abses  dilakukan insisi abses dulu, kemudian bila abses berulang maka  dilakukan

eksisi fstel preaurikula dengan bantuan Metilen biru sebagai marker saat operasi

(43)
(44)
(45)

KELAINAN TELINGA

DAPATAN

1.Kelainan daun telinga

2. Kelainan liang telinga

(46)
(47)

OTHAEMATOME /

HAEMATOME AURIKULA

Penumpukan bekuan darah diantara kulit

dan perikondrium tulang rawan daun

telinga.

Kausa :

TRAUMA

Bila terjadi peradangan maka terjadi

perikondritis

cauliflower

(48)
(49)
(50)

PENATALAKSANAAN :

1. Insisi

2. Antibiotika 3. Analgesik

4. Bila sudah terjadi organisasi (pengerasan) maka

dilakukan eksisi dan kuret jaringan yang mengeras

5. Bila terjadi perichondritis  lakukan eksisi jaringan

(51)

PSEUDO

OTHAEMATOME

= Kista semu daun telinga

= pseudo othematome

Benjolan pada daun telinga depan yang tidak nyeri dan penyebabnya tidak

diketahui.

Diduga karena hambatan aliran limfe (daun telinga tertekuk), tergigit serangga

(52)
(53)

Terapi dengan pungsi steril, balut

tekan dengan gyps selama 1 mg

spy kulit kembali melekat pada

tulang rawan

Bila menekanan tidak sempurna,

kulit-perichondrium tidak melekat

dgn sempurna

kambuh dan

muncul benjolan kembali

Bila tidak steril bisa menjadi

(54)
(55)

KHAS  LOBULUS TIDAK IKUT MERADANG

(56)

Infeksi dari perikondrium daun telinga

E/ kuman penyebab Pseudomonas A,

Staflokokus Aureus

Faktor resiko

- luka bakar

- trauma

- aspirasi othematoma

(57)
(58)
(59)

TERAPI

- MRS

- Tanpa abses

kompres dingin

- Abses

insisi dan drainase

buang kartilago nekrosis

- Kloksasilin 4 kali 250 –500 mg/hr oral

atau

Gentamisin 2 kali 80 mg/hr IM selama

5 hr

- Analgesik kuat ( tramadol )

Salah Penanganan

Kartilago Rusak

(60)

ERISIPELAS

Infeksi kulit oleh

Grup A Streptokok B

Hemolitikus

mengenai dermis dan

saluran limfe

selulitis

Faktor resiko

1. Usia lanjut

2. Bayi

(61)

Gejala :

-

Febris tinggi mendadak, menggigil

- Sakit kepala

- Nyeri otot

- Kulit daun telinga kemerahan

(eritema aurikularis)

(62)

Eritema aurikula

- bula eritematus

- eritematus hemorhagik

- bula hemoragik

- Bengkak batas jelas

+ nyeri tekan

(63)

Diagnose banding

(64)

TERAPI

- MRS

risiko

SEPSIS

- Kompres dingin

- Antibiotika dosis tinggi I.V selama 7 –

10 hr

benzilpenicilin

makrolide

(65)

Komplikasi

1.Plegmon

2.Abses

3.Thromfebitis

(66)
(67)
(68)

KELAINAN DI LIANG

TELINGA

(

MEATUS AKUSTIKUS

(69)

SERUMEN

 adalah produksi dari kelenjar sebacea dan

kelenjar serumen yg terdapat di 1/3 luar dari kulit liang telinga

 Konsistensi lunak atau padat / keras

 Normal: serumen tidak menumpuk di liang

(70)
(71)
(72)

Keluhan :

 Pendengaran menurun  Rasa penuh di telinga

 Sakit bila telinga kemasukan air

Penatalaksanaan:

 Ekstraksi dgn menggunakan kapas yang dililitkan

pada pelilit kapas

 Ekstraksi dgn menggunakan kait

 Serumen dicairkan dgn meneteskan

karboglycerin 10% selama 3 hr, kemudian di ekstraksi/suction atau

(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)

BENDA ASING LIANG TELINGA

Anak sering memasukkan benda2 ke liang telinga

 dikeluarkan dengan kait.

Bila anak tidak kooperatif, terpaksa dilakukan pembiusan

Benda asing serangga dapat segera dikeluarkan dengan huk tajam, knee pinset atau dimatikan terlebih dahulu dengan minyak kelapa.

(80)
(81)
(82)

Bila ada benda asing masuk ke telinga langkah-langkah yg harus diikuti:

1. Tidak melakukan pemeriksaan dan

mencoba dengan alat/benda2 yang tidak standar(korek api atau caton butds, atau alat lainnya). Jangan mengambil resiko benda akan masuk lebih dalam lagi dan akan merusak

struktur gendang telinga.

2. Remove the object if possible. Jika objek

(83)

3. Try using gravity. Miringkan kepala ke sisi yang terkena. Jangan pukul-pukul kepala, tetapi digoncang dengan lembut ke arah tanah untuk mencoba mengeluarkan benda

4. Try using oil for an insect. Bila bendanya serangga, meringkan kepala kearah atas, dan kemudian masukan minyak kelapa, olive oil atau baby oil ke telinga.

Dengan memasukkan minyak maka akan membuat serangga mati lemas/tenggelam dan saluran lebih licin. Caranya dengan

(84)

5. Jangan gunakan minyak untuk menangani objek selain serangga.

Jangan gunakan metode ini jika ada

kecurigaan dari perforasi pada gendang

telinga - nyeri, perdarahan atau keluar cairan dari telinga.

6. Jika metode ini gagal atau orang yang terus mengalami rasa sakit di telinga, pendengaran berkurang atau sensasi dari sesuatu yang

(85)

OTITIS EKSTERNA

Adalah radang diliang telinga: akut & kronis

(86)

OTITIS EKSTERNA AKUT

(87)

OTITIS EKSTERNA

SIRKUMSKRIPTA

(FURUNKEL)

 Timbul di 1/3 luar liang telinga

 Infeksi pada folikel rambut, kelenjar

sebasea, kelenjar serumen (Jerawat)

 C/ Staphylococcus aureus,

(88)
(89)

GEJALA:

1. Nyeri hebat (otalgia) saat telinga/daun telinga disentuh atau bisa nyeri spontan saat buka mulut Hal ini disebabkan krn kulit liang telinga tidak mengandung jar ikat longgar shg bila terjadi

infeksi

maka langsung menekan perichondrium yang mengandung banyak ujung2 saraf perifer

2. Gangguan pendengaran bila furunkel besar

dan

(90)

TERAPI :

1. Bila jadi abses maka harus dilakukan aspirasi / insisi utk drainase pus.

Bila diperlukan dipasang drain

2. Bila belum terjadi abses, diberikan salep antibiotik

(91)

OTITIS EKSTERNA

DIFUSA

 Timbul di 2/3 dalam liang telinga

 Kulit liang telinga udem, hiperemis,

keluar cairan serous

 C/ Pseudomonas, Staphylococcus albus,

(92)
(93)
(94)
(95)

GEJALA:

1. Nyeri hebat (otalgia) saat telinga/daun telinga

disentuh atau bisa nyeri spontan saat buka mulut

Hal ini disebabkan krn kulit liang telinga tidak mengandung jar ikat longgar shg bila terjadi

infeksi maka langsung menekan perichondrium yang mengandung banyak ujung2 saraf perifer

(96)

TERAPI :

1. Tampon Borowi 2 hari, ditetesi terus dgn tujuan

meredakan udem

2. Tampon yang mengandung antibiotika dan

analgesik

(97)
(98)

OTOMIKOSIS

 Infeksi jamur di liang telinga

 C/ aspergilus, kandida albikans dll

 Gejala: gatal dan rasa penuh di telinga

(99)

TERAPI :

1. Oor toilet

2. Salep anti jamur

(100)
(101)

(102)

INFEKSI KRONIS LIANG

TELINGA

 Akibat infeksi akut liang telinga yang tidak

ditangani dgn baik

 Pemakaian mould hearing aid

Terjadi penyempitan akibat terbentuknya jaringan parut liang telinga

(103)

KERATOSIS OBLITERANS DAN

KOLESTEATOMA EKSTERNA

C/ belum diketahui

G/-penumpukan deskuamasi epidermisbuntu

-erosi kulit dan tulang liang telinga (kolesteatoma eksterna)nyeri hebat

TERAPI :

-rutin membersihkan telinga

-tetes dan cuci telinga H2O2 3% telinga

(104)

OTITIS EKSTERNA

MALIGNA

 Adalah infeksi akut yang difus di liang

telinga luar

 Biasanya pd orang2 tua dgn DM

 Peradangan sampai ke subkutis dan

(105)

GEJALA :

-gatal di liang telinga nyeri hebat -sekret >>

-liang telinga bengkak, tertutup jaringan granulasi>>

-bila mengenai saraf fasialis terjadi paresis/paralisis wajah asimetris

TERAPI :

-antibiotika dosis tinggi

(106)
(107)
(108)
(109)

HERPES ZOSTER OTIKUS

Sinonim:

Ramsay Hunt sindrom

Herpes Genikulatum

(110)

KELUHAN

- Nyeri muka, daun telinga, MAE,

palatum dan bagian anterior lidah

- Sulit menutup mata

(111)

PEMERIKSAAN :

(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)

TERAPI :

- Anti virus Acyclovir 800mg 5x/hr selama

4-5 hr

- Kortikosteroid prednison 60mg 4 hr,

tapering selama 2 minggu

- Analgesik kuat tramadol 3x 50mg

(118)

Komplikasi

- Sinkinesis (gerakan involunter

otot2

wajah)

(119)

RUPTUR MEMBRAN

TIMPANI

Faktor yang menyebabkan gendang

telinga pecah:

cedera

Kebisingan / suara ledakan

Ruptur gendang telinga akan sembuh

dalam beberapa minggu tanpa

(120)
(121)
(122)

PENYEBAB

1. Airplane ear (barotrauma).

Tekanan di telinga ,seperti selama pendakian atau saat pesawat akan mendarat, dapat

menyebabkan gendang telinga pecah

2. Injury to your ear .

(123)

3. Foreign objects in your ear.

Benda kecil seperti pembersih telinga atau baby pin didorong terlalu jauh ke dalam liang telinga bisa pecah gendang telinga.

(124)

4. Loud, sudden noise.

Suara yang tiba-tiba dan sangat keras, seperti ledakan atau letusan senjata api, bisa

memecahkan gendang telinga.

Terjadi gangguan pendengaran berat atau timbul denging di telinga (tinnitus) yang berat.

(125)

Tanda dan gejala yang terjadi:

 Sharp, sakit telinga mendadak, telinga tidak

nyaman

(126)

Diagnosis ditegakkan berdasarkan :

1. Periksa membran timpani dgn otoskop.

2. Pada ruptur gendang telinga tampak lubang berbentuk bintang (tepi tidak rata), ada darah / bekas darah di tepi lubang.

Di dalamnya tampak tulang-tulang pendengaran (telinga tengah).

(127)

Komplikasi

gendang telinga yang pecah biasanya akan

sembuh dengan sendirinya tanpa komplikasi dalam beberapa minggu namun terkadang dapat mengalami masalah:

1. Gangguan pendengaran.

Biasanya, bersifat sementara, tetapi bila ruptur membran timpani cukup besar maka membran timpani tidak dapat menutup spontan dan dapat

menyebabkan kurangnya pendengaran. Jika trauma parah, seperti patah tulang

(128)

2. Recurrent middle ear infection (chronic otitis

media).

Peradangan yang berlangsung lama atau berulang yang disebabkan infeksi telinga tengah dapat menyebabkan gangguan

(129)

PENCEGAHAN

1. Protect your ears during fight.

Mengunyah permen, bila sedang pilek pakai tetes hidung dengan nasal decongestan

(130)

2. Keep your ears free of foreign objects.

Jangan pernah mencoba untuk membersihkan kotoran telinga yang mengeras dengan benda

yang mudah merobek / menusuk gendang telinga spt korek api, jepit rambut, lidi, bulu ayam dll.

3. Guard against excessive noise.

Lindungi telinga dari kerusakan yang tidak perlu dengan memakai pelindung telinga di tempat

(131)

PENATALAKSANAAN

1. Tambal gendang telinga (patch).

Bila lubang gendang telinga kecil  tambal

Dokter menyentuh tepi gendang telinga dengan bahan kimia untuk merangsang pertumbuhan

(132)

TRAUMA

(133)

KLL >>

trauma kepala >>

biasanya berbentuk patah tulang

dasar tengkorak yang tidak jarang

disertai dengan patah tulang

temporal.

terjadi gangguan pendengaran

tuli konduksi, tuli saraf maupun

tuli campuran serta terkadang

(134)

Kekerapan

 45% dari fr tulang temporal yang diakibatkan

oleh patah tulang dasar tengkorak mengalami gangguan pada telinga tengah dan dalam.

 Fr tl temporal jenis longitudinal  tuli konduksi

dan tuli campuran

 Fr tl temporal jenis transversal  tuli

(135)

Trauma temporal dapat

mengakibatkan :

Patah tulang temporal

Kerusakan di telinga

luar

Kerusakan di telinga

(136)

1. Patah tulang temporal

 Patah tulang langsung (direct fracture)

 Patah tulang tidak langsung (indirect fracture) :

Patah tulang longitudinal, yaitu patah tulang yang sejajar dengan sumbu tulang petrosus

(137)

2. Kerusakan di telinga

luar

 terjadi robekan pada membran timpani dan tumpukan darah di liang telinga luar, baik yang bersumber dari robekan kulit maupun dari dalam telinga tengah

(138)

3. Kerusakan di telinga tengah

Dislokasi

Incudostapedial joint

Fraktur prosesus lentikularis

Fraktur krura stapes

Dislokasi

Incudomalleal joint

Dislokasi total inkus

Fraktur kaput malei

Perlekatan osikel oleh karena organisasi

darah dan jaringan ikat fbrus

(139)

Diagnosis

1. Anamnesis

Riwayat adanya benturan pada

tulang temporal, kemudian dapat

menimbulkan perdarahan telinga

yang diikuti oleh penurunan

(140)

2 Pemeriksaan

a. Otoskopi:

-

Pada fr longitudinal

(141)

b. Tes fungsi pendengaran

- garpu tala

- audiogram

air-bone gap

40dB atau lebih

maka kemungkinan telah

(142)

c. Tes impedans

Gangguan pada rantai osikel akan tampak

pada perubahan gambaran kontraksi

otot-otot di telinga tengah

d. Radiologis

Fr longitudinal

Foto kepala posisi

Schuller

Fr transversal

Foto kepala posisi

(143)

Penatalaksanaan

Konservatif

terapi trauma pd

umumnya yaitu

antibiotika,

analgetika, anti infamasi

(144)

Prognosis

Tuli konduksi yang membaik dalam waktu

1 bulan

prognosis lebih baik dari pada

ketulian yang menetap lebih dari 3

bulan.

Rekonstruksi

kerusakan rantai osikel

akibat patah tulang temporal menemukan

hasil yang cukup baik yaitu terjadi

(145)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karna itu, dengan adanya anggapan dari kalangan masyarakat luas bahwa dalam penanganan perkara tersebut ada pengistimewaan kepada terdakwa dari aparat penegak

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA dalam kedudukannya sebagaimana tersebut di atas, telah sepakat untuk mengadakan Serah Terima Pengelolaan, Pengoperasian, Pemeliharaan dan

Proses Komunikasi Pemasaran Strategik Megaplikasikan bauran komunikasi stratejik Tujuan Stratejik Percobaan terhadap produk/merek Peralihan merek Frekuensi pembelian

Rata-rata nilai hasil belajar biologi ranah kognitif untuk metode pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review (PQ4R) lebih tinggi dibandingkan

Hasil uji menunjukkan bahwa jumlah LDPE naik dalam nanokomposit: kekerasan dan ketahanan pukul takik menunjukkan kenaikan, tetapi kuat tarik, kemuluran, dan berat

Kerangka pikir dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan kerangka teori aratan standar Dimulai dengan lakukan kajian awal / initial review (gap analysis) dengan

Wanita yang berencana hamil perlu mengonsumsi asam folat secara cukup, minimal 4 bulan sebelum kehamilan karena kekurangan asam folat berisiko bayi lahir dengan cacat pada sistem