• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TAHFIZHUL QUR’AN AL-IRSYAD TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TAHFIZHUL QUR’AN AL-IRSYAD TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

i

METODE MENGHAFAL AL-

QUR’AN DI SEKOLAH

DASAR ISLAM TAHFIZHUL QUR’AN AL

-IRSYAD

TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2016/2017

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

S U T R I S N O

114-13-036

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)

ii

(3)

iii

(4)
(5)
(6)

vi

Artinya: “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar. (Al-Qur‟an dan

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiallahu‟anhu, sesungguhnya Rasulullah

shallallahu‟alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa menempuh jalan untuk

mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (H.R Muslim

(7)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta‟ala karena atas ijin-Nya, penulis telah diberikan kesempatan dan kekuatan untuk mengadakan penellitian dan penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “METODE MENGHAFAL AL-QUR‟AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TAHFIZHUL QUR‟AN AL-IRSYAD TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJAR 2016/2017”.

Karya yang sederhana ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, hanya doa yang dapat aku panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta‟ala.

2. Istriku dan kakak-kakakku yang telah memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3. Seluruh asatidzah Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warah matullahi wa barakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta‟ala yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita. Sholawat berserta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan besar kita, uswah kita, Rasulullah Muhammad shallallahu „alahi

wa sallam, para sahabat, dan orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalannya hingga datangnya hari akhir nanti.

Dalam penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul: “METODE MENGHAFAL AL-QUR‟AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TAHFIZHUL QUR‟AN AL-IRSYAD TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJAR 2016/2017” penulis sering menemukan kesulitan yang dapat menunda kelancaran usaha tersebut, akan tetapi atas ijin dari Allah subhanahu wa ta‟ala dan

mendapat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis menyampaiakan rasa terima kasih sebanyak-banyaknya dan ucapan

jazakumullahu khairan tidak lupa penulis sampaiakan kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

(9)

ix

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan banyak arahan selama menjalani perkuliahan di IAIN Salatiga.

4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

6. Kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi semoga Allah subhanahu wa ta‟ala memberikan khusnul qotimah.

7. Istriku dan kakak-kakakku yang telah memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

8. Ustadz Muhammad Zainuddin, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad dan para Ustadz yang telah memberi bantuan kepada penulis dalam penelitian saya ucapkan jazakumullahu khairan.

9. Seluruh ustadz Pesantren Islam Al-Irsyad semoga Allah subhanahu wa ta‟ala membeerikan istiqomah dalam berdakwah.

10. Para santri Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad tercinta semoga kalian menjadi anak yang sholeh dan sholihah.

(10)

x

12. Semua teman-teman yang tergabung dalam grup Ahlussunnah Purworejo, semoga dakwah kalian mendapatkan pahala di dari Allah subhanahu wa ta‟ala dan menjadi amal jariyah bagi kalian.

13. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari, dalam mengadakan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis mungkin telah membuat kesalahan atau khilaf kepada pihak-pihak tertentu baik disengaja maupun tidak disengaja, maka penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Akhirnya penulis memohon kepada Allah subhanahu wa ta‟ala agar

berkenan memberikan pahala atas usaha yang telah dilakukan penulis di dalam penyusunan skripsi ini, dan mudah-mudahan memberikan manfaat yang besar bagi penulis pada khususnya dan kepada pembaca pada umumnya.

Salatiga, 24 Maret 2017 Penulis

Sutrisno

(11)

xi

ABSTRAK

Sutrisno. 2017. Metode Menghafal Al-Qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Salatiga. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Kata Kunci: Metode Menghafal Al-Qur‟an

Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran yang berlokasi di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang adalah sekolah dasar yang berdedikasi untuk mendidik anak-anak muslim dalam mengenal Al-Qur‟an sejak dini, hal ini dikarenakan fase kanak-kanak merupakan tempat yang subur bagi pembinaan dan pendidikan.

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang di kehendaki. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990:910). Menghafal artinya berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990:291). Menurut Ash-Shabuny (1996:18), Al-Qur‟an adalah firman Allah yang tiada tandingnya (mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu‟alaihi wa sallam dengan perantara malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai dari surat Al-Fatikhah dan ditutup dengan surat An-Nas. Sehingga dapat di ambil kesimpulan menghafal Al-Qur‟an adalah suatu usaha meresapkan kalam Allah kedalam fikiran agar selalu diingat dengan maksud beribadah serta menjaga dan memelihara kalam Allah.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa SDITQ Al-Irsyad Tengaran menggunakan metode talaqqi (membacakan hafalan baru), tahfizh (menyetorkan hafalan yang telah di hafal), dan murojaah (menyetorkan ulang hafalan yang pernah di hafal). Langkah-langkah pelaksanaan metode menghafal Al-Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad berdoa dilanjutkan kegiatan inti menghafal dan penutup berupa motivasi. Hasil dari penggunaan metode ini cukup baik. Hal ini terlihat dari prestasi lomba yang diikuti santri dan juga peningkatan jumlah hafalan santri.

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Prestasi SDITQ Al-Irsyad ... 53

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kode Penelitian Lampiran 2 Pedoman Penelitian

Lampiran 3 Foto Kegiatan Menghafal Al Qur‟an Lampiran 4 Denah Sekolah

Lampiran 5 Visi dan Misi Sekolah Lampiran 6 Struktur Organisasi Sekolah

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian

(14)

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN LOGO IAIN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Kegunaan Penelitian ... 4

E. Kajian Pustaka ... 4

F. Penegasan Istilah ... 7

G. Metode Penelitian ... 7

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 7

2. Kehadiran Peneliti ... 8

3. Lokasi Penelitian ... 8

4. Sumber Data... 9

5. Prosedur Pengumpulan Data ... 9

6. Analisis Data ... 10

7. Pengecekan Keabsahan Data ... 11

(15)

xv

H. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

A. Tinjauan Umum Tentang Menghafal Al-Qur’an ... 16

1. Definisi Menghafal Al-Qur‟an. ... 16

2. Hukum dan Tujuan Menghafal Al-Qur‟an. ... 17

3. Keutamaan Menghafal Al-Qur‟an. ... 18

4. Adab membaca Al-Qu‟an. ... 20

5. Kaidah Pokok dalam Menghafal Al-Qur‟an. ... 23

B. Metode-Metode Menghafal Al-Qur’an. ... 27

1. Metode-metode Tahfizhul Qur‟an. ... 27

2. Faktor-faktor Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Dalam Waktu Singkat (Qasim, 2015:85-91) ... 35

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 36

A.Gambaran Umum SDITQ Al-Irsyad ... 36

1. Letak Geografis SDITQ Al-Irsyad ... 36

2. Sejarah Berdirinya SDITQ Al-Irsyad ... 37

3. Sekilas Profil Pesantren Islam Al-Irsyad ... 38

4. Struktur organisasi SDITQ Al-Irsyad ... 40

5. Visi Dan Misi SDITQ Al- Irsyad ... 41

6. Target Kompetensi Lulusan ... 42

7. Kurikulum dan Sistem Pendidikan SDITQ Al-Irsyad ... 43

8. Kurikulum berdasarkan ciri khas SDITQ Al-Irsyad ... 43

9. Nilai Keunggulan SDITQ Al-Irsyad ... 45

10. Garis-garis Besar Program SDITQ Al-Irsyad ... 45

11. Program Khusus SDITQ Al-Irsyad ... 46

12. Pelaksanaan Pengajaran SDITQ Al-Irsyad ... 48

13. Program Kurikuler SDITQ Al-Irsyad ... 49

14. Ekstrakurikuler SDITQ Al-Irsyad... 50

15. Penilaian dan Pelaporan SDITQ Al-Irsyad ... 50

(16)

xvi

17. Pekerjaan Rumah SDITQ Al-Irsyad ... 53

18. Prestasi SDITQ Al-Irsyad Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 53

19. Jumlah Hafalan santri SDITQ Al-Irsyad ... 54

20. Keadaan Ustadz SDITQ Al-Irsyad ... 55

B. Temuan Penelitian ... 56

1. Metode menghafal Al-Qur‟an ... 56

2. Media yang digunakan dalam Metode Menghafal Al-Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad ... 59

3. Langkah-langkah dalam menghafal Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad ... 61

4. HasilPembelajaran menghafal Al-Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad... 62

5. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Metode Menghafal Al- Qur'an di SDITQ Al-Irsyad ... 63

BAB IV PEMBAHASAN ... 66

Metode Menghafal Al-Qur’an di SDITQ Al-Irsyad. ... 66

1. Jenis Metode yang Digunakan di SDITQ Al-Irsyad. ... 66

2. Media yang digunakan dalam menghafal Al-Qur‟an SDITQ Al-Irsyad. 67 3. Langkah-langkah dalam menghafal Al-Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad. .... 68

4. Hasil Pembelajaran Menghafal Al-Qur‟an di SDITQ Al-Irsyad. ... 69

5. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Menghafal Al-Qur'an SDITQ Al-Irsyad. ... 69

a. Faktor Pendukung ... 69

b. Faktor Penghambat ... 70

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an mempunyai beberapa keutamaan yang membedakan dengan kitab-kitab yang lain. Al-Qur‟an merupakan Kalamullah, yang paling mulia diantara seluruh perkataan yang ada. Membacanya adalah dzikir yang paling utama, mentadaburi dan memahami maknanya adalah bentuk ibadah dan bentuk pendekatan diri kepada Allah yang paling tinggi. Allah subhanahu wa ta‟ala memuliakan orang yang menjadi Ahlul Qur‟an dengan membaca,

menghafal, dan mengamalkannya dengan berbagai macam keistimewaan di dunia dan akhirat. Ahlul Qur‟an adalah orang-orang yang terdekat dari Allah Azza wa jalla, karena keagungan atas apa yang mereka miliki. Mereka mempelajari ilmu yang paling agung, ilmu yang paling mulia dan paling terhormat kedudukannya. Allah subhanahu wa ta‟ala berfirman tentang

keutamaan Al Qur‟an dalam surat Al-„Ankabut ayat 45:























Artinya: Bacalah kitab (Al-Qur‟an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad). (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:91).

(18)

2

minat membaca dan menghafal Al-Qur‟an maka diperlukan metode menghafal Al-Qur‟an yang terencana dan sistematis.

Dalam perkembangan pendidikan Islam di Indonesia banyak bermunculan sekolah-sekolah berbasis agama, salah satunya adalah Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an, dijelaskan bahwa lembaga pendidikan ini bertujuan menyiapkan terbentuknya generasi Qur‟ani, yaitu generasi yang

memiliki komitmen terhadap Al-Qur‟an sebagai sumber perilaku, pijakan hidup dan rujukan bagi segala urusannya.

Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran yang di kelola oleh yayasan Pesantren Islam Al-Irsyad yang berlokasi di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang adalah salah satu dari sekolah dasar yang berdedikasi untuk mendidik anak-anak muslim dalam mengenal Al-Qur‟an sejak dini, hal ini dikarenakan fase kanak-kanak merupakan tempat yang subur bagi pembinaan dan pendidikan. Masa kanak-kanak ini cukup lama, dimana seorang pendidik bisa memanfaatkan waktu yang cukup untuk menanamkan dalam jiwa anak, apa yang dia kehendaki. Jika masa kanak-kanak ini dibangun dengan penjagaan, bimbingan dan arahan yang baik, maka dengan izin Allah subhanahu wa ta‟ala maka kelak akan tumbuh

menjadi muslim yang kokoh.

(19)

3

asrama. Dalam pelaksanaan pembelajaran menghafal Al-Qur‟an guru tidak hanya membawa anak-anak di dalam kelas namun juga dilakukan di luar kelas seperti di teras depan kelas atau ke masjid yang berada di samping sekolah.

Lulusan Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran sudah dibekali dengan hafalan Al-Qur‟an minimal 6 juz, karena sekolah ini menerapkan target bagi santrinya untuk menghafalkan minimal 1 juz dalam setiap tahunnya. Berbagai prestasi juga telah diraih dalam ajang perlombaan hafalan Al-Qur‟an dari tingkat kecamatan sampai tingkat propinsi. Hal inilah yang menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang tua yang putra atau putrinya mendapatkan prestasinya.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis bermaksud meneliti dengan judul “METODE MENGHAFAL AL-QUR‟AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TAHFIZHUL QUR‟AN AL-IRSYAD

TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

2016/2017”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus penelitian yang penulis teliti adalah:

(20)

4

C. TujuanPenelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui metode menghafal Al-Qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran Tahun Pelajaran 2016/2017.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak yang antara lain:

1. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan dalam bidang pengajaran, khususnya mengenai metode yang efektif dalam menghafal Al-Qur‟an bagi pendidik pada umumnya dan penulis pada khususnya.

2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dalam pengembangan pengajaran Al-Qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran. Selain itu juga juga dapat menambah pengetahuan bagi lembaga lain tentang metode yang efektif dalam menghafal Al-Qur‟an yang diterapkan di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran.

E. Kajian Pustaka

1. Kajian Pustaka

Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian semisal yang pernah dilaksanakan oleh peneliti sebelumnya, adalah:

(21)

5

Pesantren Nurul Qur‟an di Kali Putih Tempuran Magelang”, dia menyimpulkan bahwa metode yang di gunakan dalam menghafal Al-Qur‟an adalah metode talaqqi, yaitu santri menghadap kyai atau

ustadz satu per satu untuk mendemonstrasikan hafalannya. Selain itu pondok ini juga menerapkan metode mujahadah untuk menunjang keberhasilan santri dalam menghafal Al-Qur‟an. Kemudian evaluasi yang diterapkan dilakasanakan dalam empat tahap, yaitu: evaluasi harian, mingguan, menjelang liburan dan evaluasi setelah khatam. Materi yang diberikan kepada santri Pondok Pesantren Nurul Qur‟an

Kali Putih Tempuran Magelang adalah:

1) Juz 30 dan ilmu tajwid (Syifa Al-Jinan), materi ini diperuntukkan bagi santri yang belum mampu membaca Al-Qur‟an dengan benar.

2) Al-Qur‟an 30 juz, bagi santri yang sudah bisa membaca Al -Qur‟an dengan baik dan benar.

Di dalam skripsinya yang telah ditulisnya, juga disebutkan faktor pendukung dan penghambat.

1) Faktor pendukung adalah:

a) Letak pesantren yang strategis, berada jauh dari keramaian kota.

b) Udaranya sejuk.

c) Adanya kerjasama antar santri.

(22)

6

2) Adapun faktor penghaambat adalah: a) Cuaca yang sering berubah-ubah

b) Santri yang khusus menghafal Al-Qur‟an berbaur dengan santri yang masih sekolah.

c) Adanya kegiatan yang tidak terduga.

b. Arif Rahman Hakim (2003) STAIN dalam skrisinya yang berjudul “Metode Tahfidzul Qur‟an Di Sekolah Dasar Islam Tahfidzul Qur‟an

(SDITQ) Al Irsyad Desa Butuh Kecamatan Tengaran Tahun 2013”, dia menyimpulkan bahwa metode yang di gunakan dalam menghafal Al-Qur‟an adalah metode Pakistani, jenis metode ini meliputi diantaranya adalah Sabak, Sabki dan Manzil.Tujuan metode ini adalah untuk mempermudah siswa dalam menghafal dan menjaga hafalannya.

Di dalam skripsinya yang telah ditulisnya, juga disebutkan faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung bagi siswa di asrama dan non asrama antara lain: proses menghafal dipantau lansung oleh ustadz, suasana kondusif dan sarana prasana yang memadai, memiliki teman-teman yang sama-sama menghafal, terkondisikan oleh jadwal. Faktor Penghambat bagi siswa asrama dan non asrama adalah: malas, kurang memuroja‟ah hafalan, tidak

berbakat menghafal, mengantuk, lupa, banyak bermain.

(23)

7

karena waktu yang berbeda maka penulis mencoba untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai metode menghafal Al-Qur‟an di Sekolah Dasar islam tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

F. Penegasan Istilah

Penegasan istilah ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang istilah-istilah yang dipergunakan penulis dalam skripsi ini, antara lain sebagai berikut:

1. Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang di kehendaki. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990:910).

2. Menghafal Al-Qur‟an

(24)

8

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, menurut Moleong (2013:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll, secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Metode yang digunakan oleh penulis dalam membuat skripsi ini adalah metode diskriptif kualitatif yaitu metode yang menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek atau subyek penelitian pada menghafal Al-Qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Al-Qur‟an Al-Irsyad Tengaran, pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ada atau sebagaimana mestinya.

2. Kehadiran Peneliti

(25)

9 3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an

Al-Irsyad Tengaran yang bernaung di Yayasan Pesantren Islam Al-Irsyad yang berlokasi di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

4. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data di dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2010:172). Dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis data yaitu:

a. Data Primer

Data primer diperoleh peneliti secara langsung dari lokasi penelitian melalui pengamatan dan wawancara. Dalam hal ini peneliti mencari data secara langsung melalui kepala sekolah, guru, dan siswa Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran.

b. Data Skunder

Data sekunder diperoleh peneliti dari dokumentasi kitab-kitab ulama, buku-buku petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran, serta kumpulan materi yang berhubungan dengan menghafal Al-Qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran.

5. Prosedur Pengumpulan Data a. Pengamatan

(26)

10

ini bertujuan untuk membaca gambaran kondisi yang diteliti sebelum mendokumentasikan informasi yang di dapat. Selain itu pedoman pengamatan bertujuan mempermudah peneliti dalam menyusun rencana penelitian yang akan dilakukan

b. Wawancara

Wawancara dilakukan bertujuan untuk mencari informasi yang jelas melalui informan di lokasi penelitian. Peneliti menggunakan wawancara yang terstruktur karena peneliti sudah mengetahui tentang informan yang diperoleh.

Wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2010:198).

c. Dokumentasi

Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2010:201), dokumeni ini bisa berupa lokasi, profil, sejarah, visi misi sekolah, brosur sekolah, rencana pelaksanaan pembelajaran tahfizhul Qur‟an, buku catatan setoran hafala Qur‟an,

(27)

11 6. Analisis Data

Dalam bukunya Moeleong (1989:248), menyebukan pendapat Janice Mc Drury (Collaborative Group Analysis of Data, 1999) tentang tahapan analisis data kualitatif, yaitu sebagai berikut:

a. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data.

b. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data.

c. Menuliskan „model‟ yang ditemukan. d. Koding yang telah dilakukan.

Di samping itu digunakan juga kerangka berfikir secara deduktif yaitu berfikir dengan berlandaskan pada pengetahuan umum yang kemudian digunakan untuk menilai fakta-fakta atau hal-hal yang khusus. Peneliti terjun ke tempat tujuan guna mempelajari, menganalisis, menafsirkan, dan mengambil kesimpulan dari kegiatan-kegiatan yang ada di tempat penelitian.

7. Pengecekan Keabsahan Data

(28)

12

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sebagai pembanding terhadap data itu Moleong (2011:330). Trianggulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi ketika mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan Moleong (2011:332)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan trianggulasi dengan sumber yakni membandingkan data mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dengan metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan cara: (Moleong, 2011:330-331)

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi;

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu;

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan;

(29)

13

Sebagaimana yang diungkapkan Moeloeng tersebut, dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengecekan keabsahan data dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Membandingkan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber baik dari kepala sekolah, guru, siswa, maupun petugas kebersihan dengan hasil pengamatan yang peneliti lakukan.

8. Tahap-Tahap Penelitian a. Tahap Pra lapangan

Pada tahapan ini peneliti mencoba memperhatikan berbagai macam persoalan serta mempersiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam penelitian nantinya. Persiapan yang dimaksud disini berupa menyusun rancangan penelitian, perizinan dalam melakukan penelitian, serta mencari informasi melalui informan yang bersangkutan.

b. Tahap Penelitian

Peneliti dalam tahapan ini bersungguh-sungguh dalam mencari serta mengumpulkan data yang didapat. Serta melakukan observasi dan wawancara melalui informan di lokasi penelitian.

c. Tahap Analisis

Menganalisa hasil temuan data dari penelitian baik secara lisan ataupun tulisan.

H. Sistematika Penulisan

(30)

14 BAB I Pendahuluan Meliputi:

Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Kajian Pustaka Meliputi:

Pada bab ini akan diuraikan berbagai teori yang berkaitan dengan tahfizhul Qur‟an yang meliputi hukum dan tujuan menghafal Al -Qur‟an, syarat-syarat menghafal Al-Qur‟an, faktor-faktor yang mendukung menghafal Al-Qur‟an, metode-metode menghafal Al-Qur‟an, evaluasi menghafal Al-Qur‟an, dan diantara keutamaan menghafal Al-Qur‟an

BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian

Berisi tentang paparan data dan temuan penelitian yang mencakup kondisi umum Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran yang meliputi program pembelajaran tahfizhul Qur‟an,

hasil dari pembelajaran tahfizhul Qur‟an, faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran tahfizhul Qur‟an di

Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran. BAB IV Pembahasan

(31)

15

Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad Tengaran, faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran tahfizhul qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al -Irsyad Tengaran.

BAB V Penutup

(32)

16

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Menghafal Al-Qur’an

1. Definisi Menghafal Al-Qur‟an.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian menghafal adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990:291).

Menurut Ash-Shabuny (1996:18), Al-Qur‟an adalah firman Allah yang tiada tandingnya (mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu‟alaihi wa sallam dengan perantara malaikat Jibril, ditulis dalam

mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai dari surat Al-Fatikhah dan ditutup dengan surat An-Nas. Allah subhanahu wa ta‟ala berfirman dalam surat At-Taqwir ayat 19-21:



















Artinya: Sesungguhnya (Al-Qur'an) itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril)(19) yang memiliki kekuatan, yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah yang memiliki 'Arsy (20) yang di sana (di alam malaikat) ditaati dan dipercaya. (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:586).

(33)

17

2. Hukum dan Tujuan Menghafal Al-Qur‟an.

Menurut Ahsin W. Al-Hafidz dalam Prasetyo (2007) hukum menghafal Al-Qur‟an adalah fardhu kifayah, berarti semua orang muslim tidak boleh kurang dari satu harus ada yang menghafal Al-Qur‟an. Jika kewajiban ini telah terpenuhi maka gugurlah kewajiban tersebut dan jika sebaliknya yaitu tidak terdapat satu orang Islam pun yang menghafalkan Al-Qur‟an, maka semua orang Islam akan menanggung dosanya. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman dalam surat Al-Qomar ayat 17,



































Artinya : “Dan sungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:529).

Kemudian firman Allah dalam surat Al-A‟la ayat 6-7,

















































Artinya :”Kami akan membacakan (Al-Quran) kepadamu (Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa. Kecuali jika Allah menghendaki. Sungguh Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi. (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:591).

(34)

18

kifayah dan merupakan ibadah yang utama sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam:

Artinya: “Ustman bin Affan radhiyallahu „anhu berkata: “Bahwa

Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Lebih lanjut Ahsin W. Al-Hafidz dalam Prasetyo (2007) menyebutkan tentang tujuan-tujuan menghafal Al-Qur‟an yaitu:

a. Untuk menjaga kemurnian isi kandungan Al-Qur‟an.

b. Untuk menjaga pemalsuan Al-Qur‟an oleh orang-orang tertentu. c. Untuk menjaga dari pengubahan terhadap ayat-ayat suci Al-Qur‟an. d. Untuk membina serta mengembangkan dan meningkatkan pola

penghafal Al-Qur‟an baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya dan mencetak kader-kader muslim yang hafal Al-Qur‟an, memahami dan mendalami isi, berpengetahuan luas serta berakhlakul karimah.

(35)

19 3. Keutamaan Menghafal Al-Qur‟an.

Menurut Ahsin W Al-Hafidz dalam Prasetyo (2007) Al-Qur‟an adalah kalam ilahi yang harus di pelihara dan dimuliakan. Salah satu cara untuk memuliakan adalah dengan membaca dan menghafalnya. Orang muslim yang mempelajari, membaca atau menghafal Al-Qur‟an merupakan orang yang terpilih oleh Allah untuk menerima warisan kitab suci, sebagaimana firmannya di dalam surat Faathir ayat 32:









































































































Artinya : “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang mendzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar. (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:438).

Menghafal Al-Qur‟an termasuk ibadah jika dilakukan ikhlas karena Allah dan bukan untuk mengharapkan pujian di dunia. Bahkan salah satu ciri orang yang berilmu menurut standart Al-Qur‟an, adalah mereka yang memiliki hafalan Al-Qur‟an. Allah berfirman dalam surat Al-„Ankabut ayat 49:

























































(36)

20

Artinya : sebenarnya, (Al-Quran) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu. Hanya orang orang yang dzalim yang mengingkari ayat-ayat Kami. (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:402).

Allah subhanahu wata‟ala akan memuliakan orang muslim yang

mempelajari, membaca atau menghafal Al-Qur‟an dan merupakan orang yang terpilih untuk menerima warisan kitab-Nya.

4. Adab membaca Al-Qu‟an.

Menurut An Nawawi (2014: 67) beberapa adab membaca Al-Qur‟an adalah sebagai berikut:

a. Ikhlas.

Wajib bagi orang yang membaca Al-Qur'an untuk ikhlas, memelihara etika ketika berhadapan dengan Al-Qur'an, hendaknya ia menghadirkan perasaan dalam dirinya bahwa ia tengah bermunajat kepada Allah dan membaca seakan-akan ia melihat keberadaan Allah, jika ia tidak bisa melihatnya maka sesungguhnya Allah melihatnya. b. Membersihkan mulut.

Jika hendak membaca Al-Qur'an hendaknya ia membersihkan mulutnya dengan siwak atau lainnya dan siwak yang berasal dari tanaman arok lebih utama bisa juga dengan jenis kayu-kayuan lainnya, atau dengan sobekan kain kasar, garam abu alkali atau lainnya.

c. Dalam kondisi suci.

(37)

21

Dibolehkan bagi keduanya untuk membaca Al-Qur'andi dalam hati tanpa dilafalkan, juga boleh melihat mushaf dan mengingat-ingatnya dalam hati.

d. Tempat yang bersih.

Hendaknya membaca Al-Qur'an di tempat yang bersih dan nyaman, mayoritas ulama lebih suka kalau tempatnya di masjid, karena bersih secara global, tempat yang mulia serta tempat untuk melakukan keutamaan lainnya.

e. Menghadap Kiblat.

Hendaknya orang yang membaca Al-Qur'an di luar shalat membacanya dengan menghadap kiblat.

f. Memulai membaca Al-Qur‟an dengan membaca ta‟awudz.

Bacaan ta‟awudz menurut jumhur (mayoritas ulama) adalah “a‟udzu billahi minasy syaithonir rajiim”. Membaca ta‟awudz ini

dihukumi sunnah, bukan wajib.

Perintah untuk membaca ta‟awudz di sini disebutkan dalam surat An-Nahl ayat 98:







































Artinya: “Maka apabila engkau (Muhammad)hendak membaca Al

(38)

22

g. Membiasakan mengawali setiap surah dengan Basmalah.

Membaca “bismillahir rahmanir rahim” di setiap awal surat selain surat Bara‟ah (surat At-Taubah), mayoritas ulama berpendapat itu termasuk ayat lanjutan bukan awal surah sebagaimana dalam mushaf, setiap awal surah selalu diawali dengan tulisan lafal basmalah kecuali surah At-Taubah.

h. Mentadaburi Ayat.

Disyariatkan ketika membaca Al-Qur‟an dalam keadaan khusyuk, banyak dalil mengenai syariat tadabur ketika membaca Al-Qur‟an, yang paling masyhur disebut dalam surat An-Nisa‟ ayat 82:















Artinya:”Maka tidaklah mereka menghayati (mendalami) Al-Quran?”

(Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:91). Kemudian dalam surat Sad ayat 29:





































Artinya: Kitab (Al-Qur‟an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayat-Nya. (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:455).

(39)

23

yang pingsan ketika sedang membaca Al-Qur‟an dan tdak sedikit yang meninggal dunia dalam kondisi membaca Al-Qur‟an.

Seorang muslim hendaknya memperhatikan adab-adab jika akan membaca Al-Qur‟an, karena Al-Qur‟an merupakan kalamullah dan bagi yang membacanya akan mendapatkan pahala. Allah subhanahu wa ta‟ala juga mensyariatkan untuk mentadabburi Al-Qur‟an, kita bisa mencontoh para salafus shalih dalam mentadabburinya.

5. Kaidah Pokok dalam Menghafal Al-Qur‟an.

Sudah dimaklumi bersama bahwa menghafal Al-Qur'an bukanlah tugas yang mudah, sederhana, serta bisa dilakukan kebanyakan orang tanpa meluangkan waktu khusus, kesungguhan, mengerahkan kemampuan, dan keseriusan.

Menurut As-Sirjani (2010: 55-82) kaidah pokok dalam menghafal Al-Qur'an merupakan kaidah yang tidak bisa digantikan dengan yang lain. a. Kaidah pertama ikhlas.

Ikhlas adalah kaidah yang paling penting dan paling utama dalam masalah ini. Apabila seseorang melakukan sebuah perbuatan tanpa dasar mencari keridhaan Allah subhanahu wa ta'ala, amalannya hanya akan sia-sia belaka.

b. Kaidah kedua tekad yang kuat dan bulat.

(40)

24

Artinya:“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan

berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik. (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:284).

Semua orang menginginkan kebahagiaan di akhirat. Orang-orang yang bersungguh-sungguh menginginkan hal tersebut, lalu keinginannya berubah menjadi sebuah tekad bulat yang kuat.

c. Kaidah ketiga pahamilah besarnya nilai amalan anda.

Orang-orang yang mengetahui betapa besar pahala dan ganjaran dari sebuah perbuatan, niscaya ia akan semakin merindukannya. Dalam sebuah hadis, Nabi Shallallahu „alaihi wa Sallam bersabda:

نع

(41)

25

d. Kaidah keempat amalkan apa yang anda hafalkan.

Pada hakikatnya kaidah ini merupakan kaidah yang paling penting. Allah subhanahu wa ta‟ala berfirman dalam surat Al An‟am

ayat 155:









































Artinya: “Dan ini adalah kitab (Al-Quran yang Kami turunkan dengan penuh berkah.Ikutilah dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat.” (Al-Qur‟an dan terjemahannya, Tt:149).

Karena itu, orang yang menghafalnya namun tidak mengamalkannya berarti merupakan orang yang belum memahami hakikat dan betapa pentingnya kitab yang mulia ini.

e. Kaidah kelima membentengi diri dari jerat-jerat dosa.

Hati yang selalu dicekoki dengan kecintaan terhadap dosa dan maksiat tidak akan dapat memahami dan berinteraksi dengan Al-Qur‟an. Setiap kali seorang hamba melakukan dosa, setiap kali itu pula hatinya akan semakin teracuni.

f. Kaidah keenam berdoalah.

Sebuah sarana yang tak akan pernah sia-sia ialah berdo kepada Allah subhanahu wa ta‟ala dengan tulus ikhlas. Memohonlah kepada

Allah subhanahu wa ta‟ala agar Dia menganugerahkan nikmat hafal

(42)

26

g. Kaidah ketujuh pahamilah makna ayat dengan benar.

Seorang yang berniat menghafal seluruh Al-Qur‟an, hendaknya mengkajinya dengan memanfaatkan kitab tafsir walaupun yang ringan. Hal ini bisa membantu dalam memahami makna dan kandungan Al-Qur‟an secara cepat dan tidak perlu berlama-lama. h. Kaidah kedelapan menguasai ilmu tajwid

Mempelajari ilmu tajwid merupakan hal yang sangat penting bagi orang yang ingin mahir membaca Al-Qur‟an. Membaca Al-Qur‟an mempunyai kaidah-kaidah tertentu, tata cara yang sangat khusus, serta hanya dipraktikkan terhadak kitab Allah yang mulia ini. i. Kaidah kesembilan sering mengulang-ulang bacaan

Bersungguh-sungguhlah mengkhatamkan Al-Qur‟an setidaknya sebulan satu kali. Kebanyakan sahabat Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam mengkhatamkan Al-Qur‟an sepekan sekali. Bahkan sebagian lagi ada yang mengkhatamkan Al-Qur‟an dalam tiga hari. j. Kaidah kesepuluh melakukan shalat secara khusuk dengan ayat-ayat

atau surat yang dihafal.

(43)

27

Setiap muslim tidak bisa dipungkiri di dalam hatinya ingin bisa menghafalkan Al-Qur‟an. Dalam hal ini memang tidak mudah, tetapi hal ini dapat diusahakan dengan niat yang ikhlas dan tekad yang bulat.

B. Metode-Metode Menghafal Al-Qur’an.

1. Metode-metode Tahfizhul Qur‟an.

Dalam menghafal Al-Qur‟an diperlukan diperlukan cara atau metode yang sesuai untuk proses penghafalan Al-Qur‟an. Ada banyak metode yang telah diterapkan di berbagai lembaga pendidikan. Berikut ini penulis menukilkan beberapa metode dari Tim Yayasan Muntada Al-Islami (2012:17-35):

a. Metode pengajaran Al-Qur‟an yang biasa diterapkan:

Ada dua metode yang banyak digunakan dalam halaqah-halaqah tahfizh. Pemaparan dua metode tersebut akan dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:

1) Metode Jama‟i (kolektif).

(44)

28

Metode ini mempunyai banyak sisi positif. Diantara sisi positifnya adalah:

a) Meningkatkan kualitas bacaan dan perhatian terhadap hukum-hukum tajwid.

b) Mengurangi kadar lahn (kesalahan bacaan) baik lahn yaitu kesalahan dalam pengucapan lafazh yang bisa merusak makna Al-Qur‟an maupun lahn khafi yaitu terjadi pada kaidah-kaidah tajwid dan kesempurnaan pengucapan yang tidak merusak makna maupun i‟rabnya.

c) Memupuk semangat dan memotivasi siswa yang lambat hafalannya dan kurang perhatian untuk menyusul dan meniru teman-temannya dalam hafalan dan muraja‟ah

d) Memudahkan siswa dalam menghafal ayat karena seringnya pengulangan sesuai dengan jumlah siswa

e) Memudahkan menggunakan perangkat penjelasan, terutama papan tulis guna menjelaskan sebagian hukum dan memperingatkan sebagian kesalahan, karena semua siswa memusatkan perhatian pada satu hal secara bersamaan

f) Dengan metode ini, kemampaun guru dalam memantau setoran, hafalan dan sikap akan lebih baik dibandingkan dengan metode lain.

(45)

ayat-29

ayat yang dibaca, mengingat para siswa membaca satu potongan ayat secara bersamaan

h) Membantu kepentingan pembimbing halaqah yang memakai metode ini dalam mengambil keputusan-keputusan yang juga berguna bagi pengelolaan yayasan.

2) Metode Fardi (individu)

Sistem: seorang guru membuka kesempatan kepada siswa untuk berlomba membaca dan menghafal Al-Qur‟an. Semua menghafal sesuai dengan kemampaun yang dikaruniakan Allah kepadanya serta sesuai dengan waktu dan usaha yang dia curahkan untuk merealisasikan hafalannya dibawah bimbingan dan saran guru. Metode fardi memiliki banyak sisi positif antara lain:

a) Mengakomodasi perbedaan individu siswa dan memberikan ruang yang luas bagi siswa yang memiliki kemampuan menghafal bagus untuk maju

b) Meningkatkan motivasi siswa dalam menghafal sehingga kuantitas hafalan mereka bertambah

c) Hemat dalam sarana prasarana. Hal ini dikarenakan metode ini membutuhkan lebih sedikit jumlah guru dan pembimbing saja. d) Guru bisa memanfaatkan siswa yang hafalannya menonjol

(46)

30

e) Guru bisa menerima siswa baru yang ingin bergabung dengan halaqah, tanpa mengacaukan perjalanan dan ketertiban halaqah. b. Metode pengajaran Al-Qur‟an yang dianjurkan.

Metode yang dianjurkan untuk pengajaran Al-Qur‟an dalam halaqah bermacam-macam, berdasarkan bisa tidaknya siswa membaca Al-Qur‟an. Rincian penjelasannya sebagai berikut:

1) Metode pengajaran bagi siswa yang bisa membaca Mushaf.

Pengajaran siswa yang bisa membaca mushaf bisa menggunakan metode fardi (individu) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Guru menentukan batasan ayat yang akan dihafal siswa, yang bisa dihafalkan dalam satu kali duduk, dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini:

i. Kuat dan lemahnya kemampuan siswa dalam menghafal. ii. Kondisi psikologis siswa, bersemangat atau lemah. iii. Kemudahan dan kesulitan ayat.

iv. Pendek atau panjangnya waktu halaqah.

v. Apakah siswa memiliki tugas lain pada waktu halaqah atau tidak.

vi. Status siswa lama atau baru di dalam halaqah itu.

(47)

31

b) Guru membacakan ayat di hadapan siswa, lalu siswa mengikuti sambil memperhatikan mushaf.

c) Ketika mendapat kalimat sulit dan kesulitan siswa dalam membaca kalimat tersebut dari mushaf guru mendiktekan bacaan kepada siswa, sehingga siswa mampu membacanya dengan baik.

d) Jika sudah yakin akan kemampuan siswa dalam membaca ayat-ayat yang di targetkan dari mushaf dengan bacaan yang benar, guru membimbing siswa untuk menerapkan langkah sebagai berikut:

i. membaca sendiri ayat-ayat yang ditetapkan sebagai target hafalan dari mushaf dan mengulang-ulangnya

ii. Menghafal yang ditetapkan sebagai target hafalan tersebut satu ayat demi satu ayat dan mengaitkan ayat kedua dengan ayat pertama, ayat ketiga dengan ayat pertama dan kedua, begitu seterusnya.

iii. Mengeraskan suara saat menghafal untuk melibatkan indra pendengaran dan penglihatansekaligus dalam aktifitas menghafal.

iv. Membaca ayat-ayat dengantartil dan pelan serta berusaha tidak mengabaikan hokum tajwid

(48)

32

vi. Membaca ulang dari mushafbagian yang telah selesai di hafal, setelah tasmi‟ sendiri, untuk meyakinkan kebenaran

hafalan dan tidak adanya kesalahan baca pada sebagian harakat.

e) Siswa yang sudah menghafal potongan ayat dan melakukan tasmi‟ segera memberitahu guru, lalu guru membimbingnya

agar memperdengarkan hafalan kepada teman halaqah. Jika telah mendapatkan persetujuan dari orang yang menerima setoran hafalannya, maka hafalannya selesai.

2) Metode pengajaran bagi siswa yang tidak bisa membaca mushaf. Beberapa langkah pratis untuk mengajarkan hafalan Al-Qur‟an kepada siswa yang tidak bisa membaca mushaf:

a) Guru meminta siswa membuka mushaf pada bagian surat yang ditetapkan sebagai target hafalan.

b) Guru menulis dipapan tulis ayat-ayat yang ditetapkan sebgai target hafalan

c) Guru memerintah siswa untuk menggerakkan jemari mereka diatas kata demi kata dalam mushaf yang dibaca. Guru juga menunjukkan kata demi kata yang dibaca di papan tulis dengan tongkat atau alat lainnya.

(49)

33

e) Setelah itu guru membacakan ayat-ayat tersebut dihadapan siswa sebagai contoh, sembari memerintah mereka untuk mendengar saja tanpa mengikuti.

f) Guru menugasi salah seorang siswa untuk membaca seraya memerintah siswa-siswa lain mengikuti bacaannya. Ini dilakukan hingga ayat-ayat yang menjadi target hafalan dibaca seluruhnya, sehingga pendengaran dan lidah siswa menjadi terbiasa terhadap ayat-ayat tersebut.

g) Guru membaca terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh siswa. Guru cukup mengulang satu baris saja jika siswa masih kanak-kanak atau dua baris jika mereka sudah besar.

h) Seyogyanya guru berusaha memotivasi siswa yang belum hafal pada kali pertama, agar mampu hafal pada kali kedua atau ketiga lalu membantu mereka menghafainya dengan cara banyak mengulang dan mendiktekan untuknya secara khusus. i) Setelah merasa bahwa mayoritas siswa sudah hafal potongan

ayat yang ditargetkan dengan baik, guru memerintahkan siswa untuk menutup mushafnya. Guru menghapus atau menutupi tulisannya yang ada di papan tulis, kemudian memerintahkan siswa untuk membaca.

(50)

34

k) Adapun yang masih kanak-kanak, maka guru bisa memanfaatkan sebagian siswa yang siswa yang sudah hafal dengan baik untuk menggantikan posisinya.

l) Guru dapat menggunakan rekaman bacaan dalam contoh bacaan pertama.

m) Hendaknya guru mengarahkan siswa untuk melakukan murajaah di rumah.

n) Guru menugasi siswa untuk mengaitkan ayat-ayat yang sudah dihafal sempurna dengan ayat-ayat yang sudah dihafal sempurna dengan ayat-ayat yang sudah dihafal sebelumnya. o) Pada kelas ini guru harus memperbanyak aktivitas murajaah

siswa dan memberikan perhatian yang cukup, mengingat bahwa proses menghafal di kelas ini mengandalkan pendengaran tanpa penglihatan. Demikian itu karena pada kelas ini siswa belum mampu belajar melalui membaca.

Dengan adanya uraian mengenai metode-metode yang telah dijabarkan diatas, diharapkan pembelajaran tahfizhul Qur‟an dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien guna menunjang keberhasilan atau target-target yang telah ditentukan di suatu lembaga.

(51)

35

a. Adanya keinginan atau semangat yang menggebu untuk menghafal b. Menempuh upaya-upaya dalam rangka menghafal, diantaranya

berusaha mengatur waktu yang cukup untuk menghafal.

c. Keyakinan bahwa Allah telah memilih kita untuk menghafal kitab-Nya d. Menatapkan batas waktu untuk mengkhatamkan Al-Qur‟an

e. Antusias untuk segera menyelesaikan hafalan Al-Qur‟an f. Menjadikan ibadah sebagai media penolong dalam menghafal.

(52)

36

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SDITQ Al-Irsyad

1. Letak Geografis SDITQ Al-Irsyad

Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an Al-Irsyad berada di dalam lingkungan Pesantren Islam Al-Irsyad. Pesantren ini mempunyai 3 jenjang pendidikan yaitu SDITQ, MTS dan MA. Sekolah ini mempunyai gedung tersendiri yang khusus dipergunakan untuk penyelenggaraan berbagai macam kegiatan belajar mengajar untuk para santrinya.

Lingkungan tersebut berada di dusun Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Lebih tepatnya Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an beralamat di Jalan Raya Solo-Semarang Km 45 Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan Tengaran letaknya di lereng Gunung Merbabu yang sangat sejuk, dapat disaksikan dari lingkungan sekolah keberadaan gunung tersebut yang akan dapat mempertebal rasa iman dan takwa kepada Allah subhanahu wata‟ala. Sarana dan prasarana yang dimiliki pesantren antara

(53)

37 2. Sejarah Berdirinya SDITQ Al-Irsyad

Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an (SDITQ) Al-Irsyad bernaung di bawah Pesantren Islam Al-Irsyad. Pesantren Islam Al-Irsyad didirikan oleh beberapa asatidzah yang bergabung dalam pengurus cabang Al-Irsyad Al-Islamiyyah Semarang yang utamanya dipelopori oleh ustadz Umar Abdat Rahimahullah Ta‟ala. Berdiri di awal tahun 1408 Hijriyah pada tanggal 1 Muharram bertepatan dengan 26 Agustus 1986 dengan membangun 6 (enam) lokal kelas. Adapun kegiatan belajar mengajar di mulai pada bulan Dzulqo‟dah 1409 Hijriyah atau bertepatan dengan bulan Juli 1988.

Di awal perjalanannya, Pesantren Islam Al-Irsyad membuka 2 (dua) jenjang pendidikan yaitu Jenjang Mutawasithoh atau MTs dan Jenjang Tajribi diperuntukkan untuk lulusan SMP/MTs & SMA sederajat) masa belajar 1 tahuh sebagai cikal bakal I'dad Mu'allimin atau setara dengan MA/SMA.

(54)

38

tertanggal Ungaran, 16 Nopember 2007 maka sejak saat itulah, penggunaan nama SDITQ (Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur`an) Al-Irsyad, mulai dipakai.

3. Sekilas Profil Pesantren Islam Al-Irsyad a. Badan Hukum

Pesantren Islam Al Irsyad Tengaran berdiri di bawah naungan Yayasan Pesantren Islam Al Irsyad (YPIA) yang berlokasi di Jalan Petek No. 13 Semarang berdasarkan Akte Notaris Muhammad Hafidh, SH No. 5/2006.

b. Dewan Yayasan

Tanggung jawab Dewan Yayasan adalah bertugas untuk mengontrol dan mengambil kebijakan yang bersifat umum bagi pengembangan dan operasional Pesantren. Dewan Yayasan dipimpin oleh seorang Ketua Yayasan dan dalam menjalan tugas dan fungsi hariannya membentuk struktur yang dikenal dengan Dewan Pengawasan dan Pengembangan Pesantren (DPP). Susunan strukturnaya adalah sebagai berikut:

Ketua : Thoriq Umar Abdat Anggota :

Bidang Pembangunan & Keuangan : Nadji Abdat

(55)

39 c. Dewan Pengelola Pesantren

Dewan Pengelola Pesantren bertanggungjawab dalam mengontrol dan menjalankan kegiatan operasional sehari-hari di lingkup Pesantren Islam Al-Irsyad. Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya Dewan Pengelola Pesantren dipimpin oleh Mudir yang dibantu oleh beberapa Kepala Bidang dengan susunan sebagai berikut: 1) Mudir Tarbiyah : Muhammad Qosim Muhajir, Lc

2) Mudir Keuangan : Helman Aris, SE 3) Mudir RT : Fawas Ahmad, S.T

4) Sekretaris Pesantren : Muhammad Arifin Siregar, S.Kom 5) Kamad-Kamad :

a) Kabid SDITQ : Muhammad Zaenuddin, S.Pd.I b) Kabid Mts : Wahid Nur Hidayat, M.Ag c) Kabid IL & MA : Muhammad Syi'aruddin, Lc d. Dewan Pengawas

Dewan Pengawas bertanggung jawab sebagai tim pengawas yang secara langsung dan berkesinambungan kinerja para dewan pengelola pesantren. Dalam menjalankan fungsi dan tugas harian, Dewan Pengawas terdiri atas 2 (dua) orang supervisor pendidikan: 1) Drs. Geis Abad, M.Pd

(56)

40 e. Identitas Pesantren

Identitas Pesantren Islam Al-Irsyad sebagai berikut: 1) Nama Pesantren : Pesantren Islam Al Irsyad

2) Alamat : Jalan Raya Solo-Semarang Km. 45, Dusun Gintungan, Butuh, Tengaran. 3) Kabupaten : Semarang

4) Propinsi : Jawa Tengah

5) Telepon/ Fax : (0298) 321658/ (0298) 312456 6) Web Site : www.pesantrenalirsyad.org 7) Email : info@pesantrenalirsyad.org 8) Peta Pesantren : www.pesantrenalirsyad.org/lokasi 4. Struktur organisasi SDITQ Al-Irsyad

a. Kepala Sekolah : Muhammad Zainuddin, S.Pd.I b. Waka Kurikulum : Muh Ahyani, S.Pd.I

c. Waka Administrasi : Sutrisno

d. Waka Kesantrian : Mahmuddin, S.Pd.I e. Sie Perpustakaan : Muktafi Billah, S.Pd.I f. Wali Kelas I : Muh Ahyani, S.Pd.I g. Wali Kelas II : Hendra Prabawa, S.Pd.I h. Wali Kelas III : Muktafi Billah, S.Pd.I i. Wali Kelas IV : Munari,S.Pd.I

(57)

41

l. Guru PJOK dan Ekstra Kurikuler : Sukemi, S.Pd.I m. Mas'ul Tahsin dan Tahfizh : Jundullah Al-Hafizh n. Musyrifin : 1. M. Fikri Hanif

2. Irfan Abdurrahman 3. Todrirufi Rosyadi Yusron 4. Abdillah Faza Lazuardi 5. Muhammad Ikhsan Yunus 6. Hafiidh Amal Yahya 7. Imam Hidayat 8. Abdallah 5. Visi Dan Misi SDITQ Al- Irsyad

a. Visi :

"Menjadi salah satu Pesantren terbaik di nusantara dan mancanegara yang berbasis pada aqidah dan syari‟at Islam, bermanhaj ahlussunnah

wal jama‟ah didukung dengan penguasaan Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan hafalan Al-Qur‟an dan pembelajaran berbasis IT "

b. Misi :

1) Menyelenggarakan pendidikan, yang berbasis pada aqidah dan syari‟at Islam bermanhaj ahlussunnah wal jama‟ah

2) Menyelenggarakan pendidikan dasar, yang bertaraf internasional. 3) Menyelenggarakan pendidikan dasar, yang mengarah pada

(58)

42

4) Menjamin semua santri mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non akademik.

5) Mengadakan pendidikan dengan pengelolaan yang strategis dan bertaraf internasional.

6) Menyelenggarakan pendidikan berbasis IT. 6. Target Kompetensi Lulusan

a. Terbiasa shalat lima waktu di masjid dan tepat waktu

b. Terbiasa dengan akhlak yang mulia baik perkataan maupun perbuatan c. Terbiasa dengan mengerjakan amalan sunnah dan menghindari amalan

bid'ah

d. Mandiri dalam aktifitas sehari-hari : kebersihan badan dan lingkungan, belajar, makan, jajan, olahraga dll

e. Terbiasa dengan membaca 30-50 doa harian

f. Mampu membaca Al-Qur'an dengan tartil dan benar sesuai kaidah dasar Ilmu Tajwid

g. Hafal Al-Qur'an minimal 6 Juz (juz 30, 29, 28, 27, 26, dan juz 1) h. Hafal 40 hadits Arba'in Nawawi

i. Mampu memahami dan hafal kosa kata dasar Bahasa Arab dan Bahasa Inggris

j. Mampu mengoperasikan komputer dan aplikasi dasar (libre office writer)

(59)

43

7. Kurikulum dan Sistem Pendidikan SDITQ Al-Irsyad

Kurikulum yang berlaku di SDITQ Al-Irsyad, adalah:

a. SDITQ Al-Irsyad menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dikembangkan dengan pendekatan terkini dan berorientasi pada :

1) Kebutuhan perkembangan santri. 2) Kebutuhan santri untuk lulus. 3) Kebutuhan melanjutkan sekolah.

b. Kurikulum Dienul Islam dan Bahasa Arab menggunakan kurikulum Al-Irsyad Al Islamiyah, dipadukan dengan kurikulum/literatur dari Depdiknas, dari Depag, dan literatur dari Madinah, dengan pembagian sebagai berikut :

c. PAI Integratif, meliputi : Aqidah/ Tauhid, Akhlak, Fiqih Ibadah/ Fiqih Mu'amalah, Al-Qur'an/Tafsir, Hadits, Tarikh/Shiroh.

d. Al-Qur‟an meliputi : Tahsinul Qiro'ah, Tahfizhul Qur'an, Tafsir dan Ulumul Qur'an.

e. Bahasa Arab, meluputi, Muhadatsah (percakapan), Qiro'ah wal Kitabah (ketrampilan membaca dan menulis), Nahwu (tata bahasa) Untuk keberhasilan program bahasa kami awali dengan pengenalan kosakata dan pembiasaan percakapan yang menarik dan variatif. 8. Kurikulum berdasarkan ciri khas SDITQ Al-Irsyad

(60)

44

mengajarkannya” (HR. Muslim). Sebagai bentuk amalan dari hadits diatas adalah Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an melaksanakan

program pengajaran Al-Qur'an sebagai program unggulan dan utama, sejalan dengan tujuan yayasan untuk menyiapkan generasi berkhlaq muia dan berprestasi akademis tinggi.

b) Mendorong santri mencintai Al-Qur‟an sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

c) Mengajarkan santri mampu membaca Al-Qur‟an dengan benar dan tartil.

d) Mampu menghafal surat-surat pendek dan hafal Al-Qur‟an minimal 6 Juz (juz 30, 29, 28, 27, 26, dan juz 1)

e) Ibadah Praktis: yaitu pengajaran agama yang diorientasikan pada pengamalan ibadah secara praktis sehingga mudah dilakukan oleh anak dan merupakan aplikasi pembelajaran agama Islam di kelas. Yang bertujuan :

1) Santri hafal dengan baik dan benar surat-surat pendek dalam juz Amma dan ayat-ayat pilihan dalam Al-Qur‟an, do'a, dzikir sehari -hari.

(61)

45 9. Nilai Keunggulan SDITQ Al-Irsyad

a. Anak mendapat pendidikan umum sesuai kurikulum nasional (KTSP) yang dikembangkan dengan strategi pembelajaran terkini yang disusun antisipatif terhadap perkembagan ilmu pengetahuan.

b. Anak memperoleh pendidikan ke-Islaman secara layak dan proporsional.

c. Anak mendapatkan materi pelajaran dan bimbingan ibadah praktis (do'a sehari-hari, sholat, makan secara Islami dan belajar Al-Qur‟an) d. Anak mendapatkan pendidikan kepribadian sesuai taraf

perkembagannya yang antisipatif terhadap setiap perkembangan sosial budaya yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan globalisasi. e. Potensi anak tersalurkan melalui kegiatan-kegiatan intrakurikuler dan

ekstrakurikuler.

f. Perkembangan potensi bakat, minat dan keverdasan anak terantisipasi sejak dini melalui pantauan program bimbingan kesantrian.

g. Pengaruh negative kegiatan anak diluar sekolah dapat dikurang seminimal mungkin karena waktu anak di sekolah lebih lama, terencana dan terarah.

h. Sekolah SDITQ yang mencanangkan konsep “toward inclusive education” berupaya mempertahankan predikat sebagai sekolah yang

(62)

46

10.Garis-garis Besar Program SDITQ Al-Irsyad a. Masa Orientasi Santri (MOS)

Program ini dilaksanakan di awal kegiatan sekolah pada setiap tahun pelajaran yang bertujuan untuk menyiapkan santri senang ke sekolah, nyaman, betah serta kenal lingkungan sekolah, memiliki motivasi dalam mengikti proses belajar yang baik dan tuntas tugas perkembangannya baik aspek motorik, social, psikologis dan kemampuan dasarnya membaca, menulis berhitung dan pemecahan masalah sederhana sesuai usianya.

b. Program Ketuntasan

Program ini dikemas untuk memberikan bekal ketrampilan belajar pada santri. Proqram ini dimaksudkan untuk memberikan ketrampilan belajar sehingga santri dapat memenuhi kebutuhan belajarnya dengan baik, terutama dalam membaca, menulis, menghafal dan memahami.

Dengan adanya program ini diharapkan santri Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an :

(63)

47 11.Program Khusus SDITQ Al-Irsyad

a. Al-Qur'an, pengenalan Bahasa (Arab dan Inggris), IT

Di sekolah SDITQ kami percaya bahwa tiap santri belajar dengan tempat yang berbeda-beda dan karenanya mempunyai kebutuhan yang berbeda pula. Dalam kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur‟an, berbahasa Arab dan Inggris dan pemanfaatan IT, setiap individu akan melalui suatu tahapan yang telah diidentifikasi. Tahapan tersebut dimulai dengan level 1 dan seterusnya dengan beban belajar yang berbeda pula. Tahapan dalam kemampuan berbahasa dibagi dalam empat bidang utama yang mewakili keempat bidang pembelajaran bahasa, masing-masing ; (1) Membaca; (2) Menulis (3) Berhabasa lisan/ berbicara; (4) Menyimak/ medengarkan. b. Ketuntasan Dan Keberhasilan Belajar

(64)

48

Kegiatan Akademik Sekolah; (g) Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Akademik dan non akademik;

c. Perpustakaan

Perpustakaan merupakan bagian penting bagi proses pembelajaran dan pengembangan baik santri maupun staff pengajar. Berbagai informasi yang didapat melaluai media cetak maupun media audio visual dapat diakses. Perpustakaan disekolah SDITQ memiliki koleksi buku-buku bacaan fiksi maupun non fiksi dan yang bersifat hiburan maupuan yang merupakan sumber informasi serta buku-buku referensi. Media audio visual juga di pakai santri sebagai sarana pembelajaran. Setiap kelas mempunyai jadwal menggunakan perpustakaan. Secara individu para santri juga di dorong menggunakannya untuk keperluan riset maupun untuk sekedar meminjam buku.

d. Teknologi Informasi

Teknologi Informasi adalah salah satu program utama di SDITQ Al-Irsyad. Kami percaya bahwa para santri harus dipersiapkan untuk menghadapi era informasi dan teknologi. Di SDITQ Al-Irsyad pelajaran IT diintegrasikan dengan pelajaran dalam kelas selain ketrampilan penggunaan komputer dan perangkat penunjangnya. 12.Pelaksanaan Pengajaran SDITQ Al-Irsyad

(65)

49

masing-masing disebut semester (1 tahun ada 2 semester). Jumlah hari belajar dalam satu tahun adalah 240 hari, temasuk didalamnya waktu bagi penyelenggaraan penilaian kegiatan, kemajuan dan hasil belajar santri. Jumlah hari belajar efektif dalam satu tahun ajaran sekurang-kurangnya 204 hari.

Waktu belajar di SDITQ adalah 6 hari (sabtu-kamis), satu jam pelajaran berjalan selama 35 menit.

13.Program Kurikuler SDITQ Al-Irsyad

Program ini diarahkan untuk memenuhi tiga standar yang diterapkan di sekolah SDITQ Al-Irsyad

a. Kualitas Prestasi Akademis

1) Nilai Semester, ujian akhir dengan KKM 7

2) Hafal minimal 6 juz (bagi santri yang belajar dari kelas 1 dengan kemampuan rata-rata)

3) Tartil membaca Al-Qur‟an 4) Mampu membaca efektif

5) Mampu berkomunikasi dengan baik b. Kualitas Akhlaq Mulia

1) Shalat dengan kesadaran

2) Hormat dan patuh pada orang tua dan guru 3) Disiplin

Gambar

Tabel 3.2 Perkembangan Tahfizh Bulanan SDITQ Al-Irsyad

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini hijab selain menjadikan jati diri seorang muslimah dan memenuhi perintah Ilahi, hijab juga mempunyai nilai tren positif dalam perubahan penampilan pada perempuan

Hasil analisis data lainnya pada penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Martinez-marti, Avia, dan Hernands-Loreda (2010) yang menunjukan bahwa

Pada prinsipnya, perbedaan tekanan pada sisi upstream dan downstream dari core plug akan menyebabkan fluida dapat mengalir, namun hal yang patut diperhatikan adalah dalam

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia Merdeka yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk

Pertanyaannya adalah bagaimanakah proses pembelajaran dalam perkuliahan geometri untuk mahasiswa calon guru matematika yang dapat menumbuhkembangkan kemampuan berpikir

Sistem pengelolaan air limbah domestic di Kabupaten Pulau Morotai belum tertata / dikelolah dengan benar, pengelolaan limbah rumah tangga black water masih dilakukan

Arah rotasi venus searah jarum jam (dari timur ke barat). Hal ini berbeda dengan planet-planet lain yang rotasinya berlawanan jarum jam. Sekali mengelilingi matahari, venus

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa