• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA KELUARGA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KEPADA ANAK. (Studi Kasus di Jorong Galagah Kenagarian Alahan Panjang Kabupaten solok) ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA KELUARGA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KEPADA ANAK. (Studi Kasus di Jorong Galagah Kenagarian Alahan Panjang Kabupaten solok) ARTIKEL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA KELUARGA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM KEPADA ANAK

(Studi Kasus di Jorong Galagah Kenagarian Alahan Panjang

Kabupaten solok)

ARTIKEL

Oleh :

PARMADIASNI

NPM. 09070308

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

UPAYA KELUARGA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KEPADA ANAK

(Studi Kasus di Jorong Galagah Kenagarian Alahan Panjang

Kabupaten solok)

Parmadiasni

1

Adiyalmon

2

Marleni

3

Program Studi Pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Currently one of the phenomena occurs in Jorong Galagah Kenagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti, when parents spend time working in the fields, their children do not follow the lessons in MDA. The purpose of this study was to describe (1) the efforts of the family in providing Islamic religious education to their children in Jorong Galagah Kenagarian Alahan Panjang, Kabupaten Solok. The theory used in this study are Robert K Merton on structural functional. This study used a qualitative approach with descriptive type. Informants in this study as many as 17 people. The technique of collecting data through observation and interviews. Analysis of data using models Milles and Huberman. The results showed the efforts of parents to provide Islamic education to children is (a) to teach children to read the Qur'an / Koran at home (b) Submit their children to learn the science of religion to MDA and (c) Provide examples and role models to children in the family.

Keyword : Effort, Parents, Islamic Education.

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009

2

Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3

(4)

PENDAHULUAN

Keluarga sebagai komponen masyarakat terkecil memiliki pengaruh dalam pendidikan yang ada di masyarakat. Keluarga adalah salah satu elemen pokok pembangunan pendidikan, menciptakan proses-proses naturalisasi sosial, membentuk kepribadian-kepribadian, serta memberi berbagai kebiasaan baik pada anak-anak yang terus bertahan selamanya Dengan kata lain, keluarga merupakan benih awal penyusunan individu dan struktur kepribadian. Dalam banyak kasus, anak-anak mengikuti orang tua dalam berbagai kebiasaan dan prilaku. Jadi orang tua sangat diperlukan peran aktifnya dalam mendidik anak-anaknya. Lingkungan pertama yang sangat berpengaruh bagi anak adalah lingkungan keluarga. Pengaruh lingkungan keluarga berawal sejak anak masih dalam kandungan baik secara fisik maupun psikis, terutama unsur-unsur emosional Ibu dan suasana psikologis dalam keluarga. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak dalam keluarga, selanjutnya akan membawa implikasi yang kurang menguntungkan bagi perkembangan anak (Kosim, 2008:12).

Keluarga merupakan akar bagi terbentuknya masyarakat, bangsa, dan bahkan sebuah peradaban. Kesinambungan dalam suatu masyarakat atau bangsa dapat dipengaruhi keseimbangan keluarga-keluarga yang menjadi anggotanya. Jika keseimbangan keluarga di dalam sebuah masyarakat itu baik, akan baiklah masyarakat itu, sebaliknya jika keseimbangan masyarakat itu buruk, akan menjadi buruk pula masyarakat tersebut (Nilawati, 2013: 8). Dalam sebuah keluarga, banyak hal yang dipelajari oleh anak dan pelajaran tersebut adalah pelajaran pertama yang ia terima. Pelajaran tersebut akan melekat dan menjadi fundamen saat akan menerima banyak hal/pelajaran lain di luar kelak. Hal-hal yang mesti diajarkan dan diperoleh oleh anak yakni mencintai, hubungan sosial, menghormati, mengabdi, menaruh perhatian dan taat, serta melaksanakan nilai-nilai moral (Naszir, 2009:3).

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik dalam kehiduapannya melalaui interaksi dalam keluarga, anak tidaka hanya mengidentifikasikan diri dengan orang tuanya, melainkan juga mengidentifikasikan (mensatupadukan) diri dengan kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya (sadulloh,dkk, 2010:186). Saat ini, orang tua telah terlibat dalam berbagai peranan sosial lainnya, menyebabkan orang tua tidak lagi sepenuhnya dapat memenuhi pendidikan anak mereka di dalam keluarga. Seiring dengan itu maka muncul berbagai lembaga pendidikan yang lebih terstruktur di dalam masyarakat, untuk membantu orang tua dalam memenuhi pendidikan anak di dalam keluarga, salah satunya adalah MDA yang biasanya diadakan di masjid atau mushalla.

Saat ini salah satu fenomena terjadi di Jorong Galagah Kenagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti, ketika orang tua menghabiskan waktu untuk bekerja di ladang, anak-anak yang berusia 6 – 12 tahun di Jorong Galagah saat ini berjumlah 445 orang, namun banyak dari mereka tidak mengikuti pelajaran di MDA (Kantor Wali Jorong Galagah, 2014). Berikut data jumlah anak usia 6-12 tahun di MDA Mesjid Nurul Iman Galagah :

Tabel Jumlah Usia 6-12 tahun dan anak belajar di MDA

No Jumlah Anak Usia 6-12

tahun

Belajar di MDA Jumlah

1. 445 orang Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 dan 6 39 orang 29 orang 45 orang 17 orang 12 orang 142 orang

Sumber: MDA Mesjid Nurul Iman Galagah, 2014 Dari data terlihat hanya setengah dari keseluruhan anak di Jorong Galagah yang belajar di MDA Mesjid Nurul Iman. Adanya kejadian ini cukup memprihatinkan, karena seharusnya usia 6-12 tahun merupakan usia belajar di MDA untuk mendapatkan pendidikan Agama Islam dan MDA merupakan tempat anak untuk belajar mengaji. Dimana usia 6-12 tahun merupakan usia yang mudah untuk menangkap pelajaran yang diberikan sehingga penting untuk diberikan pelajaran agama (Pengurus MDA Mesjid Nurul Iman Galagah, 2014).

Dalam situasi global dan kemajuan teknologi, agama diharapkan memberikan jawaban terhadap berbagai masalah anak, seperti pergaulan bebas, narkoba dan perjudian. Hal ini karena diyakini bahwa agama mengandung nilai-nilai universal dan absolute (mutlak) yang dapat memberikan petunjuk yang benar kepada anak dalam menjalani kehidupan. Namun demikian, untuk mencapai keadaan tersebut, maka perlu diperhatikan pendidikan agama, salah satunya pendidikan agama yang dilaksanakan di MDA hal ini penting bagi orang tua untuk mencegah anak terlibat dalam bentuk prilaku yang tidak sesuai dengan norma dan agama seperti mencuri, pergaulan bebas, perjudian, dan ada juga yang suka berkelahi dengan sesamanya. Banyak dari anak dan remaja yang ada di Jorong Galagah juga merasa malas untuk meneruskan pendidikan dan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan pendidikan agama yang diberikan orang tua di rumah hanya sekedarnya saja karena orang tua tersebut telah menyerahkan pendidikan agama kepada MDA.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya keluarga dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada di Jorong Galagah Kenagarian Alahan Panjang Kabupaten Solok.

(5)

Jumlah Informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 17 orang. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Shochib (1998) tentang pola asuh orang tua dalam membantu anak mengembangkan disiplin diri. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Nurnaningsih (1998) yang meneliti tentang “Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Ketaatan dalam Menjalankan Ibadah Sholat Di SD Cepit IPendowoharjo Sewon Bantul”. Dan penelitian yang dilakukan oleh Intarti, melakukan penelitian tentang “Perhatian Orang Tua Pasangan Usia Dini Terhadap Pendidikan Agama Islam Anak di Kelurahan Guwosari Pajangan Bantul”.

Berdasarkan permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini ada keterkaitan permasalahan yang penulis lakukan yakni mendeskripsikan upaya keluarga dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada di Jorong Galagah Kenagarian Alahan Panjang Kabupaten Solok

.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan selama ± 2 bulan yaitu sejak bulan Januari-Februari 2015

.

Tempat penelitian ini, di Jorong Galagah Kenagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok tepatnya pada keluarga yang memiliki anak yang belajar mengaji di MDA Masjid Nurul Iman Galagah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitataif yang berusaha mengungkapkan dan memahami relitas yang ada di lapangan sesuai dengan kondisi real di lapangan. Tipe penelitian ini adalah deskriptif, yang menggambarkan secara mendalam, faktual dan akurat tentang latar pengamatan, tindakan dan pembicaraan.

Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi dokumen, yang mencari data secara kompleks. Model analisis data penelitian ini adalah analisis interaktif dari Milles dan Heberman.

HASIL PENELITIAN

Upaya Orang Tua Dalam Memberikan Pendidikan Agama Islam Kepada Anak

1. Mengajarkan anak membaca

Al-qur’an/mengaji di rumah

Salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh orang tua yang ada di Nagari Alahan Panjang dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada anaknya adalah dengan mengajarkan mereka cara membaca Al-Qur’an. Masyarakat tersebut sangat memandang bahwa pendidikan agama tersebut sangat penting bagi anaknya agar dalam menjalani hidup dan kehidupan anak

mereka memiliki arah dan jalan yang sesuai dengan syariat agama.

Kegiatan mengaji yang dilakukan oleh anak yang ada di Nagari Alahan Panjang tersebut dilakukan siang hari dan ada juga yang melakukannya pada malam hari. Hal ini dilakukan oleh orang tua selaku anggota keluarga yang bertanggung jawab kepada anaknya dengan tujuan agar anak tersebut anak tersebut tidak lupa dengan agama.

Sebagian orang tua ada yang juga merupakan guru mengaji, jadi disamping mereka mengajar mengaji untuk anaknya keluarga tersebut juga menerima anak tetangga yang ingin belajar mengaji kepada orang tu tersebut. Selain itu, sebagian keluarga ada yang melakukan kebiasaan dimana kegiatan mengaji dilakukan setelah mereka melakukan shalat magrib berjemaah, kemudian mereka melakukan mengaji bersama dan disaat itulah orang tua memberikan ilmu mengaji mereka kepada anaknya.

Mengajari anak mengaji biasanya dilakukan oleh orang tua setelah shalat magrib berjemaah. Hal ini dikarenakan orang tua pada siang hari banyak kegiatan bekerja mencari nafkah untuk keluarga. Dan waktu yang efektif adalah setelah margib tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan orang tua mengajarkan anak mereka mengaji/membaca Al-Quran di rumah setelah selesai shalat Maghrib sampai waktu Isya. Karena pada siang harinya orang tua sibuk bekerja dan melakukan aktivitas-aktivitas di luar rumah.

2. Menyerahkan anaknya untuk belajar ilmu

agama ke MDA yang ada di Jorong Galagah Kenagarian Alahan Panjang Kabupaten Solok

Selain mengajarkan anak mengaji, upaya lain yang dilakukan oleh orang tua dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada anak adalah dengan menyerahkan anaknya untuk belajar ilmu agama tersebut ke MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah). MDA merupakan salah satu tahap awal atau dasar yang memberikan pendidikan agama islam kepada anak. Biasanya di MDA anak diajari cara membaca Al-Qur’an, dan pelajaran lainnya tentang agama Islam.

Berbagai pengetahuan tentang agama diajarkan di MDA kepada anak yang belajar ke MDA tersebut. Sebagian orang tua selain mengajar anak mereka untuk mengaji di rumah, ada juga yang menyerahkan anaknya mengaji ke MDA. Jadi siangnya anak mereka mengaji di MDA dan malamnya anak tersebut belajar mengaji dengan mereka.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan, dapat disimpulkan bahwa upaya orang tua dalam mengajarkan anak mengaji

(6)

salah satunya yaitu dengan menyerahkan anaknya untuk belajar ilmu agama ke TPA (MDA) agar anak lebih paham tentang Agama Islam dan lebih cepat untuk bisa membaca Al-Quran, karena di MDA memang memprioritaskan anak untuk mampu membaca Al-Quran dan memahami ilmu-ilmu tentang Agama Islam.

3. Memberikan contoh dan keteladanan kepada

anak-anak dalam keluarga

Selain mengajarkan anak mengaji di rumah, menyerahkan anak-anaknya belajar agama di TPA (MDA) upaya orang tua selanjutnya yaitu memberikan contoh dan teladan yang baik kepada anak-anak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwa upaya orang tua dalam memberikan contoh dan keteladalan kepada anak dalam keluarga yaitu dengan mengajarkan anak-anak tentang membaca doa sebelum melakukan dan ketika akan mengakhiri suatu pekerjaan, membiasakan mengucapkan salam ketika masuk dan keluar rumah, sopan santun dalam berpakaian, sopan dalam berbicara kepada siapapun, dan ramah tamah terhadap tamu.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa upaya kelurga dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada anaknya dapat dikelompokkan kepada mengajarkan anak membaca al-qur’an/mengaji, menyerahkan anaknya untuk belajar ilmu agama ke MDA yang ada di Jorong Galagah Kenagarian Alahan Panjang Kabupaten Solok dan selanjutnya adalah memberikan contoh dan keteladanan kepada anak-anak dalam keluarga.

Pentingnya pendidikan agama adalah untuk mencapai tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya. Dan peran keluarga dalam memberikan pendidikan agama ini sangat dibutuhkan.

Keluarga merupakan salah satu struktur yang ada dalam pengaruhnya terhadap pembentukan sosial seorang individu dan orang tua sangatlah berperan dalam keluarga tersebut. Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua, mereka juga perlu membekali anak-anak mereka dengan adanya pendidikan sesuai dengan

perkembangan zaman dan yang paling penting adalah pendidikan agama. Bila hal ini dapat dilakukan oleh setiap orang tua, maka generasi mendatang telah mempunyai kekuatan mental menghadapi perubahan dalam masyarakat, mereka akan bertindak dan berbuat dengan mimikirkan baik buruknya terlebih dahulu apakah sesuia dengan ajaran agama atau tidak.

Hal ini sesuai dengan teori struktural fungsional menekankan kepada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik serta perubahan dalam masyarakat. Konsep-konsep utamanya adalah: fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest, dan keseimbangan (equilibrium). Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain. Penganut teori ini cenderung untuk melihat hanya kepada sumbangan satu sistem atau peristiwa terhadapa sistem yang lain dan karena itu mengabaikan kemungkinan bahwa suatu peristiwa atau suatu sistem dapat menentang fungsi-fungsi lainnya dalam suatu sistem sosial.

Dari penelitian yang telah dilakukan terlihat bahwa keluarga merupakan salah satu elemen yang membentuk sistem sosial. Dengan adanya peran keluarga dalam memberikan pendidikan agama kepada anak, maka bagian lain atau elemen lain dalam keluarga yakni anak akan dapat pendidikan yang sangat penting demi tujuan hidup anak tersebut kelak ketika mereka menjalani kehidupannya sebagai seorang dewasa atau membentuk elemen sendiri atau setelah berumah tangga. Apabila masing-masing elemen telah melaksanakan peran dan fungsinya sesuai dengan aturan yang ada, maka ketimpangan yang ada dalam elemen tersebut tidak akan terjadi, seperti masih adanya anak yang tidak tau tentang pendidikan agama dan terjadinya perilaku menyimpang yang mungkin akan dilakukan oleh anak jika anak tersebut tidak diberikan pendidikan agama.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang upaya keluarga dalam memberikan pendidikan agama islam kepada anak di Jorong Galagah Kenagarian Alahan Panjang Kabupaten Solok, maka dapat disimpulkan bahwa upaya keluarga dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada anak adalah sebagai berikut:

1. Mengajarkan anak membaca Al-qur’an/mengaji di rumah

(7)

Kebanyakan orang tua mengajarkan anak mereka mengaji/membaca Al-Quran di rumah setelah selesai shalat Maghrib sampai waktu Isya. Karena pada siang harinya orang tua sibuk bekerja dan melakukan aktivitas-aktivitas di luar rumah. 2. Menyerahkan anaknya untuk belajar ilmu agama

ke MDA

Upaya orang tua dalam mengajarkan anak mengaji salah satunya yaitu dengan menyerahkan anaknya untuk belajar ilmu agama ke TPA (MDA) agar anak lebih paham tentang Agama Islam dan lebih cepat untuk bisa membaca Al-Quran, karena di MDA memang memprioritaskan anak untuk mampu membaca Al-Quran dan memahami ilmu-ilmu tentang Agama Islam. 3. Memberikan contoh dan keteladanan kepada

anak-anak dalam keluarga

Upaya orang tua dalam memberikan contoh dan keteladalan kepada anak dalam keluarga yaitu dengan mengajarkan anak-anak tentang membaca doa sebelum melakukan dan ketika akan mengakhiri suatu pekerjaan, membiasakan mengucapkan salam ketika masuk dan keluar rumah, sopan santun dalam berpakaian, sopan dalam berbicara kepada siapapun, dan ramah tamah terhadap tamu.

DAFTAR PUSTAKA

Kosim Sholeh, M. 2008. Buku panduan Manajemen

Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter,

Bidan, dan Perawat di Rumah Sakit. Jakarta: IDAI.

Naszir, Nasrullah. 2009. Teori-teori Sosiologi. Bandung: Widya Padjajaran.

Nilawati, Yosi. 2013. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di MDA (Studi Kasus MDA Nurul Hikmah Kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji Kota Padang). Tesis. Pasca Sarjana UNP.

Sadulloh, Uyoh. Dkk. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

wisatawan muda asal Eropa dan Australia tersebut terkadang mem- bawa akibat yang kurang baik bagi wisatawan. Keamanan mereka temyata kurang terjamin. Beberapa pengalaman

Sebagai media penyampai informasi, media pers tidak hanya sebatas menyampaikan atau memberikan informasi yang berkaitan dengan suatu peristiwa, akan tetapi berkewajiban

Peneliti dalam melakukan penelitian dan pengembangan menggunakan langkah yang sesuai dengan penilaian dari para ahli media dan ahli materi dalam mengukur tingkat kelayakan

Abstrak : Tujuan kajian ini adalah untuk mengenalpasti tahap pengetahuan dan penggunaan komputer dalam kalangan guru-guru di tiga buah sekolah menengah teknik di Kuala

Orang tua membiasakan untuk peduli dalam segala pekerjaan rumah dan tanggap pada orang lain. Dengan keikutsertaan anak dalam membantu orang tua di rumah dan mengajak anak ke

Titi Purwandari dan Yuyun Hidayat – Universitas Padjadjaran …ST 57-62 PENDEKATAN TRUNCATED REGRESSION PADA TINGKAT. PENGANGGURAN TERBUKA PEREMPUAN Defi Yusti Faidah, Resa

a) Rambut tidak boleh di cat, harus dipotong pendek, tidak bermodel skin hairstyle, rapi, dan tidak melebihi leher, telinga, maupun alis. b) Memakai kemeja lengan panjang

Mudjiono dan Dimyati (2006:239) juga mengatakan pengertian belajar adalah suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman/pengetahuan baru sehingga menyebabkan