• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA TANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA TANGERANG"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

KOTA TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

DISUSUN OLEH : EUIS JUHAERIAH

6661081081

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)
(3)
(4)
(5)

Euis Juhaeriah. NIM. 6661081081. Skripsi. Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing 1: Drs. Oman Supriadi, M.Si. Dosen Pembimbing 2: Listyaningsih, S.Sos, M.Si

Kata Kunci : Evaluasi, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik pada bidang administrasi kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa besar penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan teori Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean yang terdiri dari 6 indikator : kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, intensi penggunaan, kepuasan pemakai dan manfaat bersih. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah pegawai yang menggunakan SIAK dalam kegiatan pekerjaannya yaitu 23 orang dengan teknik pengambilan sampel jenuh. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menyebar angket/kuisioner. Penganalisisan data menggunakan uji hipotesis t-test satu

(6)

Euis Juhaeriah. NIM. 6661081081. Essay. Evaluation of Implementation Population Administration Information System in Population and Civil Registration Agency Tangerang Municipal. Programme Study of Public Administration Science. Faculty of Social and Political Science. Sultan Ageng Tirtayasa University. Advisor 1: Drs. Oman Supriadi, M.Si. Advisor 2: Listyaningsih, S.Sos, M.Si

Keywords : Evaluation, Population Administration Information System

(7)

i

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan dalam hidup yang tak terhingga. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan kita pada umumnya. Syukur Alhamdulillah, dengan izin Allah SWT pembuatan skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “ EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA TANGERANG”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial pada konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Administrasi Negara.

Skripsi ini tentunya tak lepas dari bantuan banyak pihak yang selalu mendukung peneliti secara moril dan materil. Maka dengan ketulusan hati, peneliti ingin mengucapkan rasa terimakasih yang terhingga kepada pihak-pihak sebagai berikut:

1. Prof. Dr.H. Sholeh Hidayat. M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3. Kandung Sapto Nugroho S.Sos.,M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

(8)

ii

6. Rahmawati, S.IP, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 7. Ipah Ema Jumiati, S.Sos, M.Si selaku Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

8. Drs. H. Oman Supriadi, M.Si selaku Pembimbing I dalam penyusunan skripsi yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam pembuatan skripsi. Terima kasih atas arahan dan pembelajaran selama proses penyusunan skripsi

9. Listyaningsih S.Sos., M.Si selaku Pembimbing II dalam penyusunan skripsi yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam pembuatan skripsi. Terima kasih atas arahan dan pembelajaran selama proses penyusunan skripsi

10.Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan

11.Untuk kedua orangtuaku tercinta yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil dan tak pernah lelah untuk memberikan do’anya yang sangat berharga

12.Kedua saudaraku yang juga selalu membantu, mendo’akan, serta mendukung dalam penyusunan skripsi ini

(9)

iii

kesempatan ini penulis hendak mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahpahaman yang kurang berkenan selama penelitian. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan kepada yang membaca. Demikian yang disampaikan. Peneliti mengucapkan terima kasih.

Serang, April 2015

(10)

iv LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR DIAGRAM ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi dan Batasan Masalah... 11

1.3Perumusan Masalah ... 12

1.4Tujuan Penelitian ... 12

1.5Manfaat Penelitian ... 12

1.6Sistematika Penulisan ... 14

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR 2.1Deskripsi Teori ... 18

2.1.1 Pengertian Evaluasi ... 19

2.1.2 Evaluasi Sistem Informasi ... 21

2.1.2.1 Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model ... 21

(11)

v

2.1.5 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ... 37

2.1.6 SIAK Online dan SIAK Offline ... 40

2.1.7 Tujuan SIAK ... 41

2.2Kerangka Berfikir... 43

2.3Hipotesis Penelitian ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metode Penelitian... 47

3.2Instrumen Penelitian... 48

3.3Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 50

3.3.1 Uji Validitas ... 50

3.3.2 Uji Reliabilitas ... 51

3.4Populasi dan Sampel ... 51

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.6Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 53

3.6.1 Uji t-test ... 54

3.6.2 Uji Pihak Kanan ... 55

3.7Tempat dan Waktu Penelitian ... 56

3.7.1 Tempat Penelitian ... 56

3.7.2 Waktu Penelitian ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1Deskripsi Objek Penelitian ... 58

(12)

vi

4.1.2.1Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang ... 62

4.1.2.2Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang ... 63

4.1.2.3Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang ... 65

4.1.2.4Kelembagaan dan Pengaturan Hak Akses SIAK ... 67

4.2Pengujian Instrumen Penelitian ... 72

4.2.1. Uji Validitas Instrumen ... 72

4.2.2. Uji Reliabilitas Instrumen... 74

4.3Deskripsi Data 4.3.1. Identitas Responden... 75

4.3.2. Analisis Data ... 78

4.4Pengujian Hipotesis ... 112

4.5Interpretasi Hail Penelitian ... 116

4.6Pembahasan ... 117

BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan ... 123

5.2Saran ... 124

(13)

vii

Tabel 2.1 Tahapan Tolok Ukur Model DeLone dan McLean ... 24

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 48

Tabel 3.2 Skor dalam Penelitian ... 49

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 57

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen/Pertanyaan ... 72

Table 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 74

Tabel 4.3 Hasil Penelitian Dan Perhitungan Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Berdasarkan Teori Evaluasi Sistem Informasi Model DeLone dan McLean Tiap Indikator .... 118

(14)

viii

Gambar 2.1 Human-Organization-Technology (HOT) Model ... 22 Gambar 2.2 Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean ... 23 Gambar 2.3 Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean yang diperbaharui... 25 Gambar 2.4 Kerangka Berfikir... 45 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang ... 67 Gambar 4.2 Kurva Penolakan dan Penerimaan Hipotesis ... 115 Gambar 4.3 Instrumen Komponen SIAK ... 116

(15)

ix

Diagram 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76 Diagram 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 77 Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 78 Diagram 4.4 Tanggapan Responden Tentang Kebutuhan Pelatihan Khusus Dalam Menggunakan Sistem Informasi Adminitrasi Kependudukan... 80 Diagram 4.5 Tanggapan Responden Tentang Kecepatan Akses Ketika Melakukan Penelusuran Data Penduduk ... 81 Diagram 4.6 Tanggapan Responden Tentang Pengaksesan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Selama 24 Jam ... 82 Diagram 4.7 Tanggapan Responden Tentang Pengembangan Sistem oleh Pegawai ... 83 Diagram 4.8 Tanggapan Responden Tentang Hak Akses Yang Hanya Dimiliki Oleh Pegawai ... 85 Diagram 4.9 Tanggapan Responden Tentang Data Penduduk yang Tersimpan dalam Database Terjaga dan Tidak Mudah Hilang Ketika Terjadi Kerusakan Sistem ... 86 Diagram 4.10 Tanggapan Responden Tentang Keamana Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ... 87 Diagram 4.11 Tanggapan Responden Tentang Kelengkapan Data pada Database

(16)

x

Diagram 4.13 Tanggapan Responden Tentang Pertanggungjawaban Kebenaran Informasi yang Dihasilkan Dari Pengelolaan Data Kependudukan ... 91 Diagram 4.14 Tanggapan Responden Tentang Kesesuaian Data dengan Hasil Pendaftaran Penduduk ... 92 Diagram 4.15 Tanggapan Responden Tentang Standarisasi Perangkat Komputer yang Digunakan ... 94 Diagram 4.16 Tanggapan Responden Tentang Software (Perangkat Lunak) Sesuai

(17)

xi

(18)

xii Lampiran 1 Surat Penelitian Lampiran 2 Kuisioner

Lampiran 3 Tabel Jawaban Responden Sebelum Uji Validitas Lampiran 4 Tabel Jawaban Responden Setelah Uji Validitas Lampiran 5 Uji t

Lampiran 6 Uji Validitas (Output SPSS 17.0)

Lampiran 7 Uji Reliabilitas (Output SPSS 17.0)

Lampiran 8 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment

Lampiran 9 Tabel Nilai Distribusi t Lampiran 10 Absensi Bimbingan Skripsi

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang terjadi diberbagai belahan dunia semakin membantu kegiatan manusia diberbagai bidang kehidupan. Teknologi mempermudah pekerjaan manusia dibandingkan saat-saat sebelumnya. Dunia saat ini seakan-akan tanpa batas, dan jarak tidak lagi menjadi penghalang bagi setiap individu dalam memperoleh informasi. Informasi kini tersebar luas dalam internet dan dapat dengan mudah diakses oleh siapapun. Kemudahan dalam memperoleh informasi ini juga dibarengi dengan kemudahan dalam mengolah informasi. Bukan hanya bagi tiap-tiap individu tetapi juga kemudahan bagi organisasi baik bisnis maupun negara. Berbagai macam softwate diciptakan untuk mempermudah

kerjasuatu organisasi dalam mengolah informasi. Software-software dibuat sesuai

dengan kebutuhan bidang-bidang organisasi, misalnya sistem informasi pemasaran guna mendukung penyediaan informasi untuk pemasaran, sistem informasi SDM guna mendukung perencanaan, pengadaan, dan pengelolaan tenaga kerja.

(20)

adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologidalam aktivitas pekerjaannya. Indonesia sebagai negara yang juga ikut terpengaruh perkembangan teknologi dunia, melakukan perubahan dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam organisasi birokrasi. Istilah e-government masuk dalam ranah pemerintahan

di Indonesia seiring dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government. Tujuannya adalah untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam upaya meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Satu diantaranya adalah dengan membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi pemerintah bekerja secara terpadu serta menyederhanakan akses perolehan informasi dan layanan publik yang harus disediakan pemerintah.

(21)

Salah satu penerapan teknologi informasi yang dilakukan oleh instansi pemerintah adalah sistem informasi dalampengelolaan data kependudukan. Perlu diketahui bahwa pengelolaan data kependudukan merupakan salah satu kegiatan dalam administrasi kependudukan. Administrasi kependudukan pada pemerintah daerah dilaksanakan dimulai dari tingkat desa/kelurahan hingga dinas. Kemudahan serta proses pelayanan yang tidak berbelit-belit menjadi kriteria pelayanan yang ideal bagi masyarakat. Guna mewujudkan pelayanan seperti yang diharapkan, maka instansi pemerintah berusaha untuk mereformasi pelayanan publik. Salah satu caranya dengan memasukkan teknologi informasi ke dalam ranah administrasi pemerintahan dengan tujuan adanya peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam layanan pemerintahan.

Di Indonesia, administrasi kependudukan diatur melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006. Tujuan dari adanya penyelenggaraan administrasi kependudukan sebagaimana dijelaskan dalam undang-undang tersebutantara lain:

1. Memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen penduduk untuk setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk

2. Memberikan perlindungan status hak sipil penduduk

(22)

4. Mewujudkan tertib administrasi kependudukan secara nasional dan terpadu

5. Menyediakan data penduduk yang menjadi rujukan dasar bagi sektor terkait dalam penyelenggaraan setiap kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan

(23)

kependudukan sesuai dengan kebutuhan, misalnya data penduduk berdasarkan usia sekolah yang dapat digunakan untuk pembangunan di bidang pendidikan.

Asas otonomi daerah telah memberikan wewenang kepada daerah untuk mengatur daerahnya masing-masing. Atas dasar itu kemudian penerapan SIAK disesuaikan dengan kondisi dan keadaan wilayah masing-masing daerah. Melalui pertimbangan letak geografis, kemampuan SDM, serta ketersediaan dana dan anggaran, penerapannya akan menjadi berbeda pada masing-masing daerah. Oleh sebab itu dengan berdasarkan pada asas otonomi, pemerintahan daerah dapat membuat suatu kebijakan dengan berlandaskan Undang-Undang No.23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan untuk mendukung pengelolaan administrasi kependudukan. Melalui kebijakan, pemerintah daerah diharapkan dapat mengimplementasikan SIAK sesuai dengan kemampuan daerahnya. Sehingga tidak ada yang terlalu dipaksakan ketika sistem informasi diterapkan padahal pemerintah daerah tidak siap dari segi anggaran maupun SDM.

(24)

diharapkan mampu mengatasi segala permasalahan dalam pengelolaan data kependudukan serta membantu dinas terkait dalam melakukan pelayanan seperti pelayanan KTP, KK, Akta Kelahiran dan Kematian, Akta Perkawinan dan sebagainya.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten/kota merupakan pihak yang berperan penting dalam penerapan SIAK.Disdukcapil mengintegrasikan SIAK dengan kecamatan dan kelurahan setempat. Memanfaatkan teknologi jaringan (network), perangkat komputer, serta perangkat

lunak (software), pengelolaan administrasi kependudukan yang berada di tingkat

kecamatan akan langsung terhubung dengan dinas. Data yang tersimpan secara digital akan terupdate secara online ketika terjadi perubahan pada database

kependudukan. Database kependudukan ini hanya dapat diakses oleh pegawai

yang ditunjuk untuk mengelolanya. Sebab database ini dapat menjadi informasi yang penting dan mesti dijaga keamanannya.Pada masa transisi dimana KTP digantikan dengan KTP elektronik (e-KTP) saat ini, SIAK digunakan berintegrasi dengan aplikasi e-KTP. Sumber data yang digunakan dalam perekaman e-KTP berasal dari database SIAK. Entry data baru juga masih menggunakan aplikasi

SIAK untuk kemudian dilakukan perekaman melalui aplikasi e-KTP pada perangkat komputer yang berbeda.

(25)

pada tahun 2007. Melalui sistem teknologi informasi yang diterapkan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan SipilKota Tangerang, diharapkan mampu mendukung proses administrasi kependudukan yang meliputi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Sistem ini haruslah efisien dan fleksibel ketika digunakan untuk merekam data kependudukan yang jumlahnya cukup banyak. Sebab sebagai salah satu kota penunjang ibukota Jakarta,Tangerang menjadi kota dengan penduduk yang cukup padat. Untuk itu kegiatan administrasi kependudukannya pun akan semakin sering dilakukan.

Hingga saat ini SIAK telah berjalan secara online ke seluruh 13 kecamatan yang ada di kota ini. Data penduduk yang dimasukan pada tiap kecamatan akan langsung terkirim dan masuk ke dalam database dinas kependudukan dan pencatatan sipil melalui jaringan komunikasi yang terdapat di masing-masing kecamatan. Pendaftaran penduduk dimulai pada tingkat kelurahan, kemudian diinput oleh kecamatan dengan menggunakan aplikasi SIAK yang langsungterhubung dengan dinas. Data penduduk yang telah diinput tadi kemudian masuk dan terinput ke dalam database SIAK yang ada di Disdukcapil. Untuk proses penerbitan dokumen kependudukan seperti Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, Surat Pindah antar kecamatandilakukan oleh kecamatan sedangkan untuk Akte Kelahiran, Kematian, Perkawinan, Perceraian, Pindah Datang pendudukdilakukan oleh dinas.

(26)

pemerintahan dapat diterapkan melalui dukungan beberapa faktor lain yang berasal dari internal maupun eksternal organisasi. Kendala-kendala yang dihadapi oleh Disdukcapil Kota Tangerang dalam penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti, antara lain:

Pertama, sumber daya manusia yang terdapat pada Disdukcapil Kota

Tangerang kurang memiliki kemampuan pada bidang IT, sehingga pegawai sering melakukan kesalahan teknis sehingga menyebabkan kerugian beberapa pihak. Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa pada perekaman e-KTP yang dilaksanakan mulai tahun 2011 lalu banyak data penduduk yang hilang. Dibuktikan dengan banyaknya penduduk yang tidak mendapatkan undangan untuk perekaman e-ktp di kecamatan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan pihak Kecamatan yang menyebutkan bahwa mayoritasdata penduduk yang hilang adalah data yang diinput selama dan sebelum tahun 2008 (wawancara dengan pegawai kecamatan Jatiuwung, 26 Agustus 2013).Tentunya hal ini merugikan penduduk,

dimana ia memiliki dokumen kependudukan yang sah seperti KTP dan KK tetapi dirinya tidak terdaftar dalam database kependudukan di Kota Tangerang. Database SIAK dikelola oleh Disdukcapil dan mengenai banyaknya data hilang

harusnya menjadi tanggungjawab dinas, sebab hanya pegawai di dinas yang memiliki akses untuk masuk ke dalam database kependudukan. Hilangnya data

penduduk dari database kependudukan dinas lebih disebabkan oleh human error.

(27)

pegawai direkrut dengan latarbelakang berpendidikan IT atau setidaknya menguasai bidang IT guna meminimalisir kesalahan yang disebabkan oleh manusianya itu sendiri.

Kedua, pada tahap implementasi suatu sistem informasi manajemen,

perangkat keras seperti komputer, jaringan, dan infrastuktur menjadi faktor yang cukup penting. Jika dilihat dari besarnya APBD dan letak wilayahnya yang dekat dengan pusat kota, Kota Tangerang sangat memungkinkan dalam pengembangan infrastruktur telekomunikasi. Menggunakan teknologi terbaik dan canggihsehingga menunjang jaringan SIAK hingga dapat meminimalisir adanya gangguan dalam penerapan SIAK tentunya bukan hal yang sulit bagi Kota Tangerang. Namun kenyataannya jaringan SIAK yang menghubungkan antara kecamatan dengan dinas sering mengalami gangguan terutama ketika cuaca buruk. Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Kholil selaku Kepala Seksi Pengolahan Data dan Jaringan Disdukcapil Kota Tangerang yang menyatakan bahwa kendala dalam penerapan SIAK lebih kepada gangguan jaringan akibat faktor alam seperti terkena petir (wawancara tanggal 26 Juni 2013). Pada saat

terjadi gangguan jaringan ini, kecamatan dan dinas tidak dapat melakukan pelayanan administrasi kependudukan, sehingga berdampak pada menurunnya produktivitas kerja pegawai karena menghambat prosespengecekan serta penginputan biodata penduduk.

Ketiga, masih belum diterapkan Standar Operasional Prosedur (SOP)

(28)

mengenai uraian proses dan tata cara pembuatan dokumen kependudukan yang sesuai dengan aturan. Untuk pembuatan dokumen kependudukan seperti KTP dan KK proses lama atau tidaknya pelayanan ditentukan oleh masing-masing kecamatan. Pegawai bekerja sesuai dengan kebiasaan yang dilakukan oleh di tiap-tiap kecamatan. Sebab sejak pengecekan kelengkapan berkas hingga dilakukan pencetakan, semua dilakukan di kecamatan. Sehingga tidak ada keseragaman dalam pelayanan di Kota Tangerang.

Keempat, dari sisi eksternal yang menjadi kendala utama dalam

mewujudkan tertib administrasi kependudukan di Kota Tangerang adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam melaporkan peristiwa kependudukan, perubahan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk dan keluarganya. Peristiwa kependudukan ini meliputi: kematian, perkawinan, perceraian serta mutasi (perpindahan) penduduk yang akan mengubah komposisi anggota keluarga dalam dokumen kependudukan seperti Kartu Keluarga. Selain itu pelaporan peristiwa kependudukan ini juga sangat berpengaruh pada database kependudukan yang ada di Kota Tangerang. Ketika banyak penduduk tidak melaporkan peristiwa kependudukanya, maka akan sangat sulit menghasilkan data penduduk yang valid terutama data penduduk yang meninggal dan pindah. Disdukcapil Kota Tangerang saat ini merasa jika laporan kematian dan mutasi penduduk yang diterima masih rendah, sedangkan jumlah data penduduk semakin bertambah besar.

(29)

dapat berhasil diterapkan di negara lain sedangkan di Indonesia tidak, karena selalu dihadapkan pada permasalahan-permasalahan lainnya. Dengan melihat penjabaran di atas, peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam mengenai “Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang”.

1.2 Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti mengidentifikasikan masalah-masalah penelitian yang terjadi pada lokus penelitian, diantaranya:

1. Sumber daya manusia yang terdapat pada dinas kurang memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi.

2. Jaringan SIAK yang menjadi modal utama dalam perekaman data penduduk secara online sering mengalami gangguan terutama ketika cuaca

buruk sehingga menghambat kerja pegawai untuk melakukan penginputan data kependudukan.

3. Tidak diterapkannya Standar Operasional Prosedur (SOP) mengenai pelayanan administrasi kependudukan.

4. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam melaporkan peristiwa kependudukan.

(30)

dimiliki oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Sedangkan untuk lokus penelitiannya yaitu di Kota Tangerang.

1.3 Perumusan Masalah

Dengan menetapkan batasan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : Berapa besar penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari seluruh rangkaian aktifitas dan hasil penelitian ini antara lain:

1. Manfaat secara teoritis, yaitu:

(31)

2. Manfaat secara Praktis

(32)

1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Menggambarkan permasalahan yang menjadi awal mula dilakukannya penelitian, berisi data awal atau gejala yang berhubungan dengan fokus. Bentuk uraiannya dibuat secara deduktif, dari lingkup yang paling umum hingga mengerucut ke masalah yang lebih spesifik.

1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah

Membuat poin-poin masalah yang telah digambarkan dalam latar belakang yang dikaitkan dengan topik yang akan diteliti. Sedangkan pembatasan masalah menetapkan fokus penelitian yang akan diajukan dalam rumusan masalah penelitian

1.3 Perumusan Masalah

Berisi tentang pertanyaan yang memandu peneliti untuk menentukan landasan teori, asumsi dasar, instrumen dan teknik analisis data dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain. 1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berisi pernyataan tentang output apa yang diharapkan peneliti terhadap masalah yang telah dirumuskan setelah penelitian ini selesai dilaksanakan.

1.5 Manfaat Penelitian

(33)

manfaat yang dapat diberikan kepada dunia teori dan manfaat praktis yaitu manfaat yang segera dilaksanakan untuk keperluan praktis.

BAB II KAJIAN TEORI DAN ASUMSI DASAR 1. Deskripsi Teori

Berisi berbagai teori dan konsep-konsep yang relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian yang disusun secara teratur sehingga dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis penelitian.

2. Kerangka Berfikir

Berisi gambaran alur pikiran peneliti yang memberikan penjelasan mengenai alasan peneliti melakukan penelitian tersebut. Peneliti memaparkan masalah-masalah yang menjadi fokus penelitian dan mengkaitkanya dengan teori, kemudian melengkapinya dengan sebuah bagan.

3. Hipotesis Penelitian

Peneliti membuat kesimpulan yang besifat sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis ini dibuat berdasakan teori yang relevan dalam penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Metode Penelitian

Menggambarkan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini.

2. Instrumen Penelitian

(34)

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Berkaitan dengan ketepatan alat ukur guna mencapai sasaran serta stabil dan konsisten ketika digunakan dalam mengukur suatu penelitian.

4. Populasi dan Sampel

Merupakan responden yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data dengan berbagai macam metode , data dianalisis melalui teknik analisis data yang dipaparkan oleh Irawan

6. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Menjelaskan lokasi dan waktu penelitian sejak awal penelitian hingga penelitian berakhir untuk kemudian dipertanggung jawabkan di hadapan penguji. Biasanya disajikan dalam bentuk tabel.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi dari informan penelitiian yang telah ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

2. Deskripsi Data

(35)

3. Pembahasan

Pembahasan lebih lanjut terhadap hasil penelitian BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan

Melakukan penyimpulan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, jelas dan mudah dipahami. Kesimpulan penelitian kualitatif berbentuk deskriptif kualitatif, yang merupakan kristalisasi dan konseptualisasi dari temuan di lapangan.

2. Saran-saran

(36)

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

2.1 Deskripsi Teori

Pengembangan aplikasi sistem informasi dan telekomunikasi di lingkungan pemerintah pada dasarnya dilaksanakan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas layanan pemerintahan. Dengan berprinsip pada hal tersebut, Indonesia membuat kebijakan mengenai pengembangan elektronik government atau yang dikenal sebagai e-gov. Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government menjadi pemicu perkembangan teknologi informasi dalam lingkungan pemerintahan. Perubahan-perubahan dilakukan pada setiap jenjang pemerintahan dengan tujuan meningkatkan kualitas layanan publik. Melalui pengembangan e-government maka dilakukan penataan sistem manajemendan proses kerja dilingkungan pemerintah dengan mengoptimalisasikan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan, yaitu(http://www.bappenas.go.id/) :

1. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronis.

(37)

Dalam rangka menjalankan aktivitas pemanfaatan teknologi informasi tersebut, Kementerian Dalam Negeri membuat suatu aplikasi kependudukan yang disebut dengan Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK). SIAK didistribusikan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di daerah-daerah agar dapat dimanfaatkan secara optimal terutama dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan Akte Kelahiran. Pada penelitian ini, peneliti bermaksud untuk mengevaluasipenerapan SIAK yang dilaksanakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang.

2.1.1 Pengertian Evaluasi

Pendapat mengenai evaluasi diungkapkan Dunn dalam Agustino (2008:187) yang mengemukakan bahwa :

Evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai-nilai atau manfaat-manfaat hasil kebijakan. Ketika ia bernilai dan bermanfaat bagi penilaian atas penyelesaian masalah, maka hasil tersebut memberi sumbangan pada tujuan dan sasaran bagi evaluator, secara khusus, dan penggunaan lainnya secara umum. Ada tiga fungsi dari evaluasi: Pertama,

evaluasi harus memberi informasi yang valid dan dipercaya mengenai kinerja kebijakan yang meliputi seberapa jauh tujuan tertentu telah dicapai; apakah tindakan yang ditempuh oleh implementing agencies sudah

benar-benar efektif, responsif, akuntabel, dan adil; serta bagaimana efek dan dampak dari kebijakan itu sendiri. Kedua, evaluasi berfungsi memberi

sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target tanpa didasari oleh kepentingan nilai dari suatu kelompok/golongan tertentu. Ketiga, evaluasi berfungsi juga untuk

memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk bagi perumusan masalah maupun pada rekomendasi kebijakan.

(38)

1. Eksplanasi. Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program dan dapat dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola hubungan antar berbagai dimensi realitas yang diamatinya. Dari evaluasi ini, evaluator dapat mengidentifikasi masalah, kondisi, dan aktor yang mendukung keberhasilan dan kegagalan kebijakan.

2. Kepatuhan. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya, sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan.

3. Audit. Melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-benar sampai

ke tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran atau penyimpangan.

4. Akunting. Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial-ekonomi dari kebijakan tersebut.

Pada lingkup pemerintahan, evaluasi dibutuhkan untuk mengukur setiap produk yang dikeluarkan oleh pemerintah. Produk tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan dan program-program yang ditujukan kepada masyarakat.Pada penelitian ini evaluasi ditujukan pada penerapan suatusistem informasi manajemen yang berfungsi untuk mengolah data-data kependudukan.Melalui SIAK data kependudukan dapat dikelompokkan berdasarkan kategorisasi tertentu untuk nantinya dimanfaatkan bagi kepentingan lain. Mengevaluasi sebuah kebijakan publik tentunya berbeda dengan evaluasi sistem informasi manajemen. SIAK merupakan suatu sistem informasi manajemen karena mengandung elemen-elemen fisik SIM seperti perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur, pedoman, model

(39)

2.1.2 Evaluasi Sistem Informasi

Evaluasi dalam sistem informasi manajemen biasanya disebut dengan audit sistem informasi. Para ahli mengenalkan beberapa metode-metode dalam mengaudit sebuah sistem informasi yang diterapkan pada suatu organisasi.

2.1.2.1 Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model

Yusof et al. dalam Nugroho (2008:191)memberikan suatu kerangka baru yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi sistem informasi yang disebut

Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model, model ini menempatkan

komponen penting dalam sistem informasi yakni Manusia (Human), Organisasi

(Organization) dan Teknologi (Technology) serta kesesuaian di antaranya.

Komponen manusia (human) menilai sistem informasi dari sisi

penggunaan sistem (system use) pada frekuensi dan luasnya fungsi dan

penyelidikan sistem informasi. Penggunaan sistem ini juga berhubungan dengan siapa yang menggunakan (who use it), tingkat penggunaanya (level of user),

pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap menerima atau menolak sistem. Komponen ini juga menilai sistem dari aspek kepuasan pengguna (user satisfaction).Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman

pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi. User satisfaction dapat dihubungkan dengan persepsi manfaat

(usefulness) dan sikap pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh

karakteristik personal.

(40)

perencanaan dan pengendalian sistem, strategi, manajemen dan dukungan staf merupakan bagian yang penting dalam mengukur keberhasilan sistem. Sementara itu, lingkungan organisasi terdiri atas sumber pembiayaan, pemerintahan, politik, kompetisi, hubungan interorganisasional dan komunikasi.

Komponen teknologi terdiri dari kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan. Kualitas sistem dalam sistem informasi di institusi pelayanan kesehatan menyangkut keterkaitan fitur dalam sistem termasuk performa sistem dan user interface. Kemudahan penggunaan (ease of use), kemudahan untuk

dipelajari (ease of learning), response time, usefulness, ketersediaan, fleksibilitas,

dan sekuritas merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai dari kualitas sistem. Kualitas informasi berfokus pada informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi rekam medis pasien, laporan dan peresepan. Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai informasi antara lain kelengkapan, keakuratan, ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi, dan data entry. Adapun kualitas layanan berfokus pada keseluruhan dukungan yang diterima oleh service provider sistem atau teknologi. Kualitas layanan itu sendiri dapat dinilai dengan kecepatan respons, jaminan, empati dan tindak lanjut layanan.

Gambar 2.1 Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model

Sumber: Nugroho (2008 : 191)

Orang (Human)

Teknologi (Technology) Organisasi

(41)

2.1.2.2 Model DeLone dan McLean

Menurut DeLone dan McLean dalam Nugroho (2008:192) agar SIM sukses dan mempunyai dampak positif terhadap organisasi maka terlebih dahulu sistem informasi harus mempunyai dampak pada individual. Agar mempunyai dampak terhadap individual maka kepuasan pemakai haruslah tercapai, di samping bahwa sistem sudah mulai digunakan secara rutin operasional. Selanjutnya, agar kedua hal ini tercapai maka kualitas sistem dan kualitas informasi haruslah bagus terlebih dahulu. Diagramnya seperti terlihat pada gambar.

Gambar 2.2 Model kesuksesan sistem informasi dari DeLone dan McLean

Sumber: Nugroho (2008 : 193)

Pada masing-masing tahap, haruslah ada tolok ukur untuk mengetahui tingkat kualitasnya. Tolok ukur yang harus digunakan untuk mengukur tiap-tiap tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

Kualitas Informasi

Kualitas Sistem

Penggunaan

Kepuasan pemakai

Dampak

(42)

Tabel 2.1 Tahapan Tolok Ukur Model DeLone dan McLean

Sumber: Nugroho (2008: 193)

Kualitas

Sistem Informasi Kualitas Penggunaan Informasi Kepuasan Pemakai Individual Dampak Organisasi Dampak

 Akurasi data  Aspek kognitif sistem  Integrasi dari

sistem-sistem

 Realisasi kebutuhan pemakai

 Kegunaan fitur sistem  Akurasi sistem  Kebebasan dari bias

 Banyak penggunaan  Durasi penggunaan  Banyak permintaan atas

informasi

 Lama waktu koneksi

 Banyak rekaman yang diakses  Frekuensi akses

 Frekuensi dari laporan yang diminta

 Jumlah laporan yang dihasilkan  Pembebanan penggunaan sistem  Kerutinan penggunaan

 Digunakan oleh siapa

 Digunakan langsung atau tidak  Sifat penggunaan

 Tingkat penggunaan: umum vs spesifik

 Pengulangan penggunaan  Formalitas penggunaan

 Laporan dapat termanfaatkannya informasi

 Persentase digunakan vs peluang digunakan  Waktu untuk membuat

keputusan

 Keyakinan akan keputusan  Partisipasi pengambilan

keputusan

 Peningkatan produktivitas individual

 Perubahan di keputusan  Dampak pada tindakan

manajemen

 Jangkauan dan lingkup aplikaasi

 Jumlah aplikasi kritikal  Pengurangan biaya  Return pada investasi  Return pada aktiva  Rasio pendapatan bersih

(43)

Dalam perkembangannya DeLone dan McLean menyempurnakan modelnya menjadi menjadi seperti pada gambar. Ditambahkan pula tahapan kualitas pelayanan, selain kualitas sistem dan kualitas informasi. Tahapan “penggunaan” diubah menjadi “intensi penggunaan (intensi memakai)“ lalu manfaat pada individual dan manfaat organisasi disempurnakan menjadi dampak keberhasilan secara bersih (netto), yang terdiri atas manfaat terhadap individual, organisasi, kelompok, masyarakat bahkan negara.

Gambar 2.3 Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean yang Diperbaharui

Sumber: Nugroho (2008 : 197)

Berdasarkan pada gambar di atas, DeLone dan McLean (2003) menguraikan indikator dari model kesuksesan sistem informasi yang diperbaharui, diantaranya:

Kualitas Sistem

Kualitas Pelayanan

Kualitas Informasi

Intensi Penggunaan

Kepuasan Pemakai

(44)

1. Kualitas Sistem

Kualitas sistem yaitu karakteristik dari informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri. Untuk mengukur seberapa besar kualitas suatu sistem diperlukan beberapa indikator, diantaranya :

 Kemudahan untuk digunakan (ease of use)

 Kecepatan akses (response time)

 Keandalan sistem (reliability)

 Fleksibilitas sistem (flexibility)

 Keamanan sistem (security)

2. Kualitas Informasi

Kualitas informasi merupakan output yang dihasilkan oleh sistem

informasi yang digunakan. Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kualitas informasi antara lain :

 Kelengkapan (completeness)

 Relevan (relevance)

 Akurat (accurate)

 Ketepatan waktu (timeliness)

3. Kualitas Pelayanan

(45)

penerapan lainnya. Kualitas pelayanan dapat dinilai dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

Hardware dan software yang up to date (tangible)

 Kecepatan respon (responsiveness). Memberikan pelayanan yang

cepat kepada pelanggan.

 Jaminan (assurance). Pegawai memiliki pengetahuan untuk dapat

melakukan pekerjaan dengan baik.

 Empati (emphaty). Memahani keperluan para pengguna sistem

informasi. 4. Intensi Penggunaan

Intensi penggunaan mengacu kepada seberapa sering pengguna memakai sistem informasi. Dalam kaitannya dengan hal ini penting untuk membedakan apakah pemakaiannya suatu keharusan atau sukarela. Variabel ini diukur dengan indikator yang hanya terdiri dari satu item yaitu frequency of use.

5. Kepuasan Pemakai

(46)

6. Manfaat Bersih (Netto)

Manfaat bersih merupakan manfaat yang diterima berbagai pihak dari adanya sistem informasi. Terdiri atas manfaat terhadap individual, organisasi, kelompok, masyarakat bahkan negara.

Adapun Siagian (2009:115) menyatakan bahwa guna menghasilkan informasi yang memiliki peranan penting dalam peningkatan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja dalam suatu organisasi, diperlukan audit sistem pengolahan data yang mencakup di antaranya :

1. Audit Organisasi Satuan Kerja Pengolah Data

Meneliti konfigurasi organisasional satuan kerja pengolah data,dimana semua aspek kegiatan pengolahan data mulai dari identifikasi kebutuhan informasi dan sumber-sumbernya, analisis data, pengoperasian perangkat keras, penggunaan aneka ragam perangkat lunak, pengembangan sistem dan pengawasannya serta distribusi informasi membutuhkan kelembagaan. Sasaran utamanya adalah untuk memperoleh bahan yang akurat dan faktual tentang tepat tidaknya struktur organisasi satuan kerja pengolah data.

2. Audit Proses Pengolahan Data

Prosesnya terdiri dari tiga langkah utama. Pertama,menentukan data yang

dibutuhkan serta dimana data tersebut ditemukan, apakah di dalam atau di luar organisasi. Kedua, informasi yang dihasilkan dapat memenuhi

(47)

penyampaiannya kepada yang berkepentingan. Ketiga, adanya keamanan

informasi, kerahasiaan informasi, biaya penyimpanan informasi dan akses terhadap informasi.

3. Audit Perangkat Keras

Audit yang dilihat melalui keandalan perangkat keras yang digunakan. Komponen perangkat keras ini dilihat dari sudut pandang merknya, reputasi produsennya, ukurannya, kemampuannya, kecepatan kerjanya, mutunya, harganya, distributornya, dukungan suku cadang, pemeliharaan, pelatihan bagi pengguna, dan pelayanan purna jualnya. Audit ini dilakukan bertujuan untuk menjamin bahwa (a) konfigurasi perangkat keras yang dimiliki organisasi sesuai dengan kebutuhan informasi, baik rutin maupun nonrutin, (b) aspek psikologis penggunaan teknologi informasi diperhitungkan secara matang, khususnya pemberian kesempatan pada para manajer eselon bawahan untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan, (c) organisasi telah mempertimbangkan kenyataan bahwa usia atau “generasi” perangkat keras relatif makin pendek, (d) pengoperasian perangkat keras tersebut didukung oleh para

brainware yang memenuhi kualifikasi yang diperlukan sehingga

(48)

4. Audit Perangkat Lunak

Tujuannya untuk menemukan fakta bahwa perangkat lunak yang digunakan adalah perangkat lunak yang tepat dan sudah memenuhi kebutuhan informasi organisasi. Bagaimana perangkat lunak itu didapat, apakah diciptakan sendiri atau membelinya dari pihak lain atau vendor

tertentu.

5. Audit Pekerja Otak (Brainware)

Mencakup keseluruhan aspek yang berkaitan dengan sumber daya manusia yang berkaitan dengan latarbelakang pendidikan dan pelatihan yang pernah ditempuh, bakat, minat serta pengalaman di bidang pengolahan data dan informasi.

(49)

2.1.3 Pengertian Sistem dan Informasi

Secara umum suatu sistem terdiri dari input (masukan), pengolahan, dan output (keluaran). Input (masukan) masuk ke dalam sistem melalui unit input, kemudian diolah melalui unit pengolahan dan dikeluarkan dalam bentuk output. Menurut Nugroho(2008:17) sistem didefinisikan sebagai :

“Sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam suatu sistem adalah elemen-elemennya. Tentunya setiap sistem memiliki elemen-elemennya sendiri, yang kombinasinya berbeda antara sistem yang satu dengan sistem yang lain. Namun demikian, susunan dasarnya tetap sama.”

Definisi sistem lainnya diungkapkan oleh Mcleod (2004:12) yang menyatakan bahwa :

“Sistem adalah elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem tersebut kemudian digolongkannya kedalam sistem fisik dan sistem konseptual. Perusahaan bisnis adalah suatu sistem fisik karena terdiri dari sejumlah sumber daya fisik. Suatu sistem konseptual, sebaliknya, adalah sistem yang menggunakan sumber daya konseptual yaitu informasi dan data untuk mewakili suatu sistem fisik. Komputer adalah suatu sistem fisik, tetapi data dan informasi yang disimpan didalamnya dapat dipandang sebagai suatu sistem konseptual.” Data dan informasi mewakili satu atau lebih sistem fisik. Bagaimana data dan informasi itu disimpan tidak penting. Yang penting adalah apa yang diwakili oleh data dan informasi itu. Sistem fisik penting karena keberadaannya, sedang sistem konseptual penting karena penggambarannya atas sistem fisik.

(50)

dan relevan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi akan mengolah data menjadi informasi atau mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi yang menerimanya. Nilai informasi berhubungan dengan keputusan. Bila tidak ada pilihan atau keputusan maka informasi tidak diperlukan.

Laudon & Laudon (2008:16) mengemukakan bahwa informasi merupakan data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.Sedangkan Informasi menurutMcLeod (2004:12) adalah data hasil pemrosesan yang memiliki makna, biasanya menceritakan suatu hal yang belum diketahui kepada pengguna.

Berdasarkan pada definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang telah diolah menjadi sesuatu yang berguna bagi penerimanya. Penerima yang dimaksudkan disini adalah penerima informasi yang benar-benar membutuhkan informasi tersebut.Informasi yang digunakan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan.

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

(51)

pengambilan keputusan. Ketika kata-kata ini digabungkan maka akan memiliki makna baru sebagaimana diungkapkan oleh Sutabri (2004:36) yang mengemukakan bahwa sistem informasi adalah :

“Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.”

Menurut Laudon& Laudon (2008:15)sistem informasi didefinisikan sebagai :

“Sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan (atau mendapatkan), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi. Selain menunjang proses pengmbilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan sistem informasi juga dapat membantu manajer dan karyawan menganalisis permasalahan, menggambarkan hal-hal yang rumit, dan menciptakan produk baru.”

(52)

Stair dalam Al Fatta (2007:9) menjelaskan bahwa sistem informasi berbasis komputer dalam suatu organisasi terdiri dari komponen-komponen berikut:

a. Perangkat keras, yaitu perangkat keras komponen untuk melengkapi kegiatan memasukkan data, memproses data, dan keluaran data.

b. Perangkat lunak, yaitu program dan instruksi yang diberikan ke komputer. c. Database, yaitu kumpulan data dan informasi yang diorganisasikan

sedemikian rupa sehingga mudah diakses pengguna sistem informasi. d. Telekomunikasi, yaitu komunikasi yang menghubungkan antara pengguna

sistem dengan sistem komputer secara bersama-sama ke dalam suatu jaringan kerja yang efektif.

e. Manusia, yaitu personel dari sistem informasi, meliputi manajer, analis, programer, dan operator, serta bertanggung jawab terhadap perawatan sistem.

Selain kelima poin di atas, komponen yang berperan penting dalam sistem informasi adalah prosedur. Prosedur merupakan tata cara yang meliputi strategi, kebijakan, metode, dan peraturan-peraturan dalam menggunakan sistem informasi berbasis komputer. Jika kesemua komponen tersebut digabungkan maka akan membentuk satu kesatuan yang disebut dengan sistem informasi manajemen. Kertarahadi dalam Fatta (2007:9)mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai suatu alat untuk menyajikan informasi dengan cara sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya.

Sedangkan menurut Davis dalam Gaol (2008:15) sistem informasi manajemen didefinisikan sebagai :

(53)

O’Brien dalam Gaol (2008:17) juga mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai :

“Sebuah perpaduan/gabungan orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya-sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi pada sebuah organisasi. Tujuannya adalah memberikan informasi untuk pembuatan keputusan dalam merencanakan, memulai, mengatur, dan mengendalikan operasi sub-sistem dari perusahaan/organisasi dan juga untuk memberikan perusahaan sebuah sinergi dalam prosesnya.”

Sedangkan menurut Nugroho (2008:16) Sistem Informasi Manajemen disingkat SIM adalah sebuah sistem informasi yang berfungsi mengelola informasi bagi manajemen organisasi yang terdiri atas elemen data, informasi, pengolah informasi dan manajer. Di dalam organisasi, SIM berfungsi baik untuk pengelolaan transaksi manajemen kontrol maupun sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan. Di dalam pengembangan suatu SIM, ada banyak faktor yang mempengaruhi pengembangannya. Faktor inilah yang menentukan karakteristik SIM yang dibangun. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut adalah:

1. Integrasi. Dibagi dalam dua jenis yaitu sistem yang tergandeng erat dan sistem yang tergadeng lunak. Sistem yang tergandeng erat, data diupdate setiap detiknya sesuai dengan transaksi yang dilakukan. Sedangkansistem yang tergandeng lunak, proses pengupdate-an data dapat dilakukan sesekali, misalnya satuhari sekali yaitu pada sore hari ketika kegiatan penginputan data telah selesai dihari tersebut. Cara ini lebih menghemat waktu jika dibandingkan dengan sistem yang tergandeng erat.

2. Format tatap muka layar tampilanharus dibuat yang baik agar nyaman dan mudah digunakan.

3. Kekuatan kompetitor (persaingan). 4. Kualitas informasi yang dikehendaki

(54)

6. Pengolahan data. Ada 2 hal yang perlu dipertimbangkan: volume data yang diolah, Kecepatan komputasi yang dibutuhkan.

7. Faktor organisasi. 4 aspek yang harus diperhitungkan karena turut memengaruhi perancangan SIM yang dibuat, yaitu:

a. Jenis organisasi (profit atau nonprofit).

b. Model organisasi. Ada 3 model organisasi, yaitu orgaisasi model divisional yaituorganisasi di mana manajer bertanggung jawab atas semua fungsi yang ada dalam divisi yang dipimpinnya.Model fungsional model di mana manajer bertanggung jawab atas sebuah fungsi tertentu di dalam seluruh organisasi. Model matriks adalah model di mana manajer bertanggung jawab atas divisi tertentu, fungsi tertentu dan pada saat tertentu. Model divisional cocok untuk SIM yang terdesentralisasi, sedangkan model fungsional cocok untuk SIM yang tersentralisasi.

c. Ukuran.

d. Gaya manajemen.

8. Kebutuhan untung rugi organisasi

9. Faktor manusia yang akan mempengaruhi kecanggihan SIM

10.Masalah hukum. Berkaitan dengan hak cipta dari perangkat keras dan lunak yang dipergunakan.

(55)

(SIAK) dimana hasil dari pengolahan tersebut dapat menjadi informasi yang sangat bermanfaat untuk kepentingan lainnya. Misalnya, kita dapat mengetahui berapa banyak penduduk usia sekolah, dimana informasi tersebut dapat membantu program di Dinas Pendidikan dan instansi-instansi lainnya.

2.1.5 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Administrasi kependudukan merupakan perpaduan dari dua kata yaitu administrasi dan kependudukan. Menurut The Liang Gie dalam Syafiie (1999:29)administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu. Sedangkan kependudukan adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

(56)

pengelolaan dan pemutakhiran data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil untuk penerbitan dokumen penduduk, pertukaran data penduduk dalam rangka menunjang pelayanan publik, serta penyajian informasi kependudukan guna perumusan kebijakan dan pembangunan.

Kependudukan merupakan aspek yang sangat penting dalam pembangunan nasional, sebab penduduk merupakan obyek sekaligus subyek pembangunan. Oleh karena itu data kependudukan harus dikemas menjadi suatu keterangan yang bersifat informatif. Sistem informasi dalam pengolahan data kependudukan memang sangat diperlukan. Sistem informasi ini menjadi media pemerintah dalam membantu mengoptimalkan pengelolaan data kependudukan yang masuk dan keluar menjadi informasi yang dapat membantu pemerintah dalam kegiatan pembangunan di bidang lainnya.

(57)

berada.SIAK adalah suatu aplikasi untuk mengelola kependudukan daerah, yang meliputi pengelolaan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Kelahiran, Hasil Sensus, dan Laporan Demografi penduduk. Aplikasi ini dapat digunakan untuk mengelola data kependudukan pada Kecamatan/ Kelurahan yang lokasinya terpisah, akan tetapi dengan berbasiskan teknologi internet dimana seluruh data dan aplikasi ditempatkan di satu titik yaitu Internet Data Center, maka integritas keseluruhan data selalu terjamin.Sistem Informasi ini berkaitan dengan data penduduk mencakup seluruh aspek kependudukan. Dipusatkan di Kabupaten dan Kota, dengan prasarana teknologi informasi SIAK dapat menangani pendataan status penduduk dengan segala perubahannya.

Pada pengaplikasiannya, keberhasilan SIAK membutuhkan beberapa syarat mendasar yang harus dipenuhi, antara lain (http://laely-widjajati.blogspot.com/) :

a) Teknologi informasi, yaitu bagaimana merencanakan dan memilih perangkat lunak (software), perangkat keras (komputer), dan membangun

jaringan (network) yang terintegrasi dalam mengelola administrasi

kependudukan.

b) Sumber daya manusia yang mampu mengelola dan merawat semua peralatan tersebut di setiap distrik, supaya data selalu update dan

perawatan (maintenance) peralatan berjalan dengan teratur dan sempurna,

sehingga selalu dalam kondisi yang prima dalam melayani masyarakat. c) Pemerintah daerah sebagai penanggung jawab roda pemerintahan,

diharapkan mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kehadiran SIAK dan memanfaatkannya secara optimal dalam perencanaan pembangunan. d) Penduduk sebagai subyek yang akan didata, sebaiknya diberikan

(58)

2.1.6 SIAK Online dan SIAK Offline

Penerapan SIAK dibagi kedalam dua macam yaitu SIAK Online (tersambung) dan SIAK Offline (tak tersambung). SIAK Online (tersambung) biasanya dilaksanakan di daerah yang tersedia fasilitas listrik, sarana komputer dan jaringan komunikasi data. Sedangkan untuk SIAK Offline (tak tersambung) dilaksanakan pada daerah-daerah yang kabupatennya tidak tersedia jaringan komunikasi data atau kabupaten yang sebagian atau seluruh kecamatannya tidak tersedia jaringan komunikasi data.

Hasibuan (2007) menjelaskan bahwa SIAK Online atau Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan Online adalah sistem informasi atau aplikasi yang

ditujukan untuk memfasilitasi pelayanan bidang administrasi kependudukan (capil, dafduk dan pendayagunaan infoduk). SIAK Online didesain sebagai

aplikasi terpusat (centralized application) yang akan diakses dari TPDK (Tempat

Perekaman Data Kependudukan) yang direncanakan berbasis di Kecamatan di seluruh Indonesia. SIAK online berfungsi sebagai perekam dan pencetak data

penduduk dan juga berfungsi sebagai buku laporan. SIAK online iniberbasis Web

sehingga praktis memiliki requirement yang minimal untuk TPDK agar dapat

menggunakan SIAK, yaitu Web Browser (contoh: Internet Explorer).Infrastruktur

SIAK online dirancang menggunakan VPN dial, yang melakukan koneksi secara synchcronous dari TPDK ke Pusat (Data center Adminduk) dan sebaliknya. Jenis

(59)

lainnya mengalami kerusakan sehingga mengakibatkan proses transaksi menjadi terhambat. Ketika koneksi terputus maka proses harus dimulai dari awal kembali.

SIAK Offline berbasis Web sehingga diakses menggunakan browser.

Aplikasi SIAK offline ini berada ditingkat kabupaten/kota dan propinsi. Offlinepada kabupaten/kota berfungsi sebagai perekam data (pendaftaran

penduduk maupun pencatatan sipil) dan pencetak data penduduk sedangkan

offline propinsi berfungsi sebagai buku laporan. Karena sifatnya yang offline

antara kabupaten/kota dengan propinsi, komunikasi yang dilakukan adalah dengan cara mempertukarkan media penyimpanan data secara fisik seperti disket, CD maupun media penyimpanan lainnya. Proses pertukaran data dapat dilakukan setiap hari atau minggu atau setiap bulan tergantung dari kebutuhan data tersebut.

2.1.7 Tujuan SIAK

SIAK dikembangkan untuk mengintegrasikan penyelenggaraan Sistem Administrasi Kependudukan secara nasional, melalui pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil serta pengoperasian aplikasi SIAK yang tersebar di berbagai wilayah, guna terwujudnya tertib administrasi kependudukan dan pusat-pusat data basis (database) kependudukan di Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat.

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan, pengelolaan administrasi kependudukan bertujuan untuk:

(60)

2. Penyediaan data untuk perencanaan pembangunan dan pemerintahan. 3. Penyelenggaraan pertukaran data secara tersistem dalam rangka verifikasi

data individu dalam pelayanan publik.

Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dijelaskan bahwa Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dimaksudkan untuk :

1. Terselenggaranya administrasi kependudukan dalam skala nasional yang terpadu dan tertib

2. Terselenggaranya administrasi kependudukan yang bersifat universal, permanen, wajib, dan berkelanjutan

3. Terpenuhinya hak penduduk di bidang administrasi kependudukan dengan pelayanan yang profesional

4. Tersedianya data dan infromasi secara nasional mengenai pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil pada berbagai tingkatan secara akurat, lengkap, mutakhir dan mudah diakses sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya.

(61)

2.2 Kerangka Berfikir

Dari pembahasan teori yang telah dijabarkan sebelumnya, peneliti membuat alur pemikiran dalam penelitian ini yang digambarkan dalam kerangka berfikir. Kerangka berfikir berisi tentang permasalahan penelitian dari hasil identifikasidi lapangan yang dikaitkan dengan teori yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.

(62)
(63)

Gambar 2.4 Kerangka Berfikir

Masalah yang timbul dalam penerapan SIAK :

1. Sumber daya manusia

kurang memiliki

3. Tidak diterapkannya standar

operasional prosedur (SOP) Model DeLone & McLean:

1. Kualitas Sistem

Penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Kota Tangerang

(64)

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti telah melakukan pengamatan awal terhadap objek penelitian. Oleh sebab itu peneliti merumuskan hipotesis nol (H0)sebagai berikut :

“Penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang kurang dari atau sama dengan 70%”

H0 : µ ≤ 70%

Ha : Penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di

(65)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional (masuk akal), empiris (dapat diamati), dan sistematis (logis). Dalam penelitian mengenai Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan SipilKota Tangerang ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel evaluasi sistem informasi Model Kesuksesan DeLone dan Mc Lean yang terdiri dari enam indikator antara lain kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, intensi memakai, kepuasan pemakai dan manfaat bersih.

(66)

3.2Instrumen Penelitian

Sugiyono mengungkapkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (2009:102). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel evaluasi sistem informasi Model DeLone dan McLean.

Tabel. 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator No. Item

Evaluasi Sistem

1. Kualitas Sistem  Kemudahan untuk digunakan (ease of use)

 Kecepatan akses (response time)

 Keandalan sistem (reliability)

 Fleksibilitas sistem (flexibility)

 Keamanan sistem (security)

1,2,3,4,5,6,7 ,8

2. Kualitas Informasi  Kelengkapan (completeness)

 Relevan (relevance)

 Akurat (accurate)

 Ketepatan waktu (timeliness)

9,10,11,12, 13

3. Kualitas Pelayanan  Hardware dan software yang

(67)

Evaluasi Sistem

5. Kepuasan Pemakai  Efisiensi  Keefektifan  Kepuasan

22,23,24,25

6. Manfaat Bersih  Manfaat individual  Manfaat organisasi  Manfaat masyarakat

26,27,28,29, 30

Untuk skala pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Fenomena sosial yang ditetapkan secara spesifik selanjutnya disebut sebagai vaiabel penelitian. Dengan skala ini maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel untuk kemudian variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban dari setiap item pernyataan atau pertanyaan instrumen tersebut kemudian diberi skor seperti berikut:

Tabel 3.2 Skor Dalam Penelitian

Jawaban Skor Keterangan

SS 4 Sangat Setuju

S 3 Setuju

TS 2 Tidak Setuju

(68)

3.3Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.3.1 Uji Validitas

Menurut Jogiyanto (2008:168) validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya mencapai sasaran. Validitas juga berhubungan dengan tujuan dari pengukuran. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Alat ukur yang tidak valid adalah yang memberikan hasil ukuran menyimpang dari tujuannya. Penyimpangan ini disebut dengan kesalahan (error) atau varian. Pengujian

validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi

pearson product moment

Keterangan :

r = Koefisien korelasi product moment

∑x = Jumlah skor dalam sebaran x ∑y = Jumlah skor dalam sebaran y

∑xy = Jumlah hasil kali skor x dan y yang berpasangan ∑x2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x ∑y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

n = Jumlah sampel

Rumus korelasi pearson product moment di atas diterapkan pada

tiap-tiap instrumen yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada angket. Hasil r hitung dari uji validitas kemudian dibandingkan dengan r tabel

𝑛∑𝑥𝑦 – (∑𝑥)(∑𝑦) rxy =

(69)

dengan ketentuan bahwa instrumen dinyatakan valid jika r hitung > r tabel dan dinyatakan tidak valid jika r hitung < r tabel.

3.3.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu pengukur yang menunjukkan stabilitas dan konsistensi dari suatu instrumen yang mengukur suatu konsep. Besarnya tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh nilai koefisiennya, yaitu koefisien reliabilitas. Uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan ∑α b2 = Jumlah varian butir

α12 = Varian total

3.4Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang terkait langsung dalam penerapan SIAK terdiri dari pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang pada Bidang Pengolahan Data dan Informasi yang berjumlah 10 orang serta pegawai kecamatan Seksi Pemerintahan selaku operator SIAK di kecamatan sebanyak 13 orang.

k ∑α b2

r11 = 1−

(70)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel jenuh. Menurut Sugiyono (2009:85) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan ketika jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Maka dengan demikian yang menjadi sampel responden dalam penelitian ini sebanyak 23 orang yang terdiri dari seluruh pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang serta operator SIAK di kecamatan.

3.5Teknik Pengumpulan Data

Gambar

Gambar 2.1 Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model
Gambar 2.2 Model kesuksesan sistem informasi dari DeLone dan McLean
Tabel 2.1 Tahapan Tolok Ukur Model DeLone dan McLean
Gambar 2.3 Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean  yang Diperbaharui
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penulisan artikel ini adalah mendeskripsikan tata bahasa Indonesia secara sederhana, khususnya terkait pemilihan kata, kalimat efektif, penggunaan tanda baca,

berinteraksi secara sosial dengan sesamanya; (2) Prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam kaitannya dengan penerapan

Carilah perbedaan dari dua biaya terkecil (dalam nilai absolut), yaitu biaya terkecil dan terkecil kedua untuk tiap baris dan kolom pada matrik (Cij). Pilihlah 1

Pada penelitian tugas akhir ini akan dikembangkan sebuah sistem informasi manajemen asset yang merupakan sebuah sistem informasi yang diharapkan dapat melakukan

Dari uraian diatas, maka tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis kemudahan penggunaan, kepercayaan konsumen, kreativitas iklan berpengaruh

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu pilar utama dalam sebuah proses akumulasi kehendak masyarakat. Pemilu merupakan prosedur demokrasi untuk memilih pemimpin. Pemilu

Dari hasil tabel 3 diketahui bahwa variabel tenaga kerja memiliki pengaruh terhadap nilai produksi industri kecil tenun ikat di Kabupaten Jepara dan bahan baku juga

Dalam pengaplikasian pupuk pada tanaman kedelai perlu diperhatikan waktu aplikasi pupuk, karena hal ini akan mempengaruhi ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan selama