• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3 Deskripsi Data

4.3.2. Analisis Data

Analisis data merupakan proses pendeskripsian data dari hasil

penyebaran kuisioner kepada pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan

26% 17% 57% SLTA/Sederajat DIPLOMA 3 S1

Sipil serta operator kecamatan di Kota Tangerang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan pegawai terhadap sistem informasi administrasi kependudukan yang digunakan dalam kegiatan pekerjaan mereka. Adapun untuk lebih jelasnya, peneliti menguraikannya dalam bentuk diagram yang disertai dengan pemaparan dan hasil kesimpulan jawaban berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner yang dibagikan kepada pegawai selaku sampel penelitian. Kuisioner tersebut dibagikan kepada 23 responden yang memanfaatkan SIAK dalam kegiatan bekerjanya.

Dengan menggunakan satu variabel penelitian, peneliti menggunakan teori evaluasi sistem informasi dari DeLone dan McLean dengan 6 (enam) indikator di dalamnya. Teori ini kemudian diuraikan ke dalam 25 item pertanyaan valid dari 30 pertanyaan (5 pertanyaan tidak valid). Guna mendampingi item pertanyaan yang diajukan, peneliti kemudian menggunakan skala pengukuran likert. Dengan berdasarkan kepada skala ini peneliti, memberikan 4 (empat) pilihan jawaban kepada responden yang jawabannya memiliki skor berbeda. Pilihan jawaban SS (sangat setuju) berpoin 4, S (setuju) berpoin 3, TS (tidak setuju) berpoin 2, dan STS (sangat tidak setuju) berpoin 1. Berikut adalah pemaparan hasil jawaban responden dari pertanyaan yang diajukan peneliti melalui kuisioner.

4.3.2.1 Indikator Kualitas Sistem

Model kesuksesan sistem informasi yang pertama dari DeLone dan McLean yaitu kualitas sistem. Kualitas sistem ini merujuk pada kualitas

dari kombinasi hardware dan software dalam sistem informasi. Terdiri

dari beberapa sub indikator di antaranya kemudahan penggunaan,

kecepatan akses, keandalan sistem, fleksibilitas sistem, serta keamanan

sistem dalam pemanfaatannya.

Diagram 4.4

Tanggapan Responden Tentang Kebutuhan Pelatihan Khusus dalam Menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.4 dapat dilihat bahwa tanggapan responden

yang menjawab setuju tentang kebutuhan pelatihan khusus dalam

menggunakan SIAK adalah sebanyak 57%. Hal ini berarti bahwa pegawai

memang membutuhkan pelatihan khusus dalam menggunakan sistem

informasi administrasi kependudukan atau SIAK. Menurut mereka

pelatihan khusus ini diperoleh ketika pegawai melakukan bimbingan teknis

(bintek) yang biasanya diadakan oleh dinas. Pegawai-pegawai dilatih

30% 57% 13% 0% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

untuk mengoperasikan SIAK dan cara menghadapi trouble jika

sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak terduga.

Namun, dari keseluruhan jawaban responden terdapat 13% yang

menjawab tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan. Menurutnya

sistem informasi administrasi kependudukan mudah untuk dioperasikan.

Pegawai hanya tinggal mengikuti petunjuk yang terdapat pada sistem

tanpa perlu pelatihan khusus.

Diagram 4.5

Tanggapan Responden Tentang Kecepatan Akses ketika Melakukan Penelusuran Data Penduduk

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.5 dilihat bahwa mayoritas responden

menjawab setuju sebanyak 65%. Hal ini berarti bahwa SIAK memang

memiliki akses yang cepat dalam melakukan penelusuran data penduduk

yang jumlahnya ribuan tersebut. Kecepatan akses sangat membantu kerja

13% 65% 22% 0% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

pegawai karena dengan adanya kecepatan akses maka pekerjaan pun akan

cepat selesai. Namun, dari keseluruhan jawaban responden terdapat 22%

yang menjawab tidak setuju bahwa SIAK dapat diakses secara cepat

karena terkadang menurut mereka SIAK berjalan lambat ketika melakukan

penelusuran data penduduk.Akses yang lambat ini sebenarnya tidak sering

dirasakan pegawai hanya ketika sistem atau jaringan sedang mengalami

gangguan atau ketika database tidak dapat menampung jumlah penduduk

yang ada.

Diagram 4.6

Tanggapan Responden Tentang Pengaksesan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang Selama 24 Jam

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.6 diketahui bahwa mayoritas jawaban

responden menjawab setuju sebanyak 74%. Akses sistem informasi

administrasi kependudukan dapat dilakukan selama 24 jam. Penggunaan

13% 74% 13% 0% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

SIAK oleh pegawai tidak hanya dilakukan pada saat jam kerja saja. Ketika

pekerjaan sedang banyak, pegawai terkadang bekerja hingga malam hari

saat waktu kerja telah selesai. Kehandalan sistem merupakan salah satu

faktor penting dalam suatu sistem informasi yang dimanfaatkan pegawai.

Sistem yang dapat digunakan secara terus menerus serta tahan dari

kerusakan dapat membantu meningkatkan kinerja pegawai.

Dari jawaban reponden juga terdapat 13% yang menjawab tidak

setuju bahwa pengaksesan SIAK tidak dapat dilakukan selama 24 jam.

SIAK memang terkadang tidak dapat diakses ketika jaringan sedang

mengalami masalah. Namun ketika jaringan sudah baik, SIAK dapat

berjalan normal kembali.

Diagram 4.7

Tanggapan Responden Tentang Pengembangan Sistem oleh Pegawai

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014 5% 39% 52% 4% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

Berdasarkan diagram 4.7 tentang pengembangan sistem oleh pegawai, diketahui bahwa mayoritas jawaban responden menjawab tidak setuju sebanyak 52%. Hal ini berarti bahwa Sistem Informasi Administrasi Kependudukan tidak dapat dikembangkan sesuai kebutuhan pegawai yang menggunakannya. Pegawai hanya menerima sistem yang dibuatkan oleh Ditjen Adiminitrasi Kependudukan Kementerian Dalam Negeri tanpa bisa melakukan pengembangan pada aplikasi sistem tersebut. Dari hasil wawancara dengan petugas teknis SIAK di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang, beliau mengatakan bahwa salah satu kelemahan SIAK adalah sistem tidak dapat dikembangkan sendiri oleh pemerintah daerah. Pengembangan ini bertujuan agar sistem dapat diperbaharui agar sesuai dengan kebutuhan pengadministrasian kependudukan di setiap daerah.

Namun, dari keseluruhan jawaban responden terdapat jawaban setuju sebanyak 39%. Menurutnya sistem informasi administrasi kependudukan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengembangan sistem ini tentunya dilakukan bukan oleh pegawai sendiri melainkan oleh si pembuat sistem yaitu Ditjen Administrasi Kependudukan Kemendagri. Sebab pegawai di dinas dan kecamatan hanya diperkenankan untuk menggunakan sistem yang telah dibuat oleh kemendagri dandiupgrade secara berkala.

Diagram 4.8

Tanggapan Responden Tentang Hak Akses Yang Hanya Dimiliki Oleh Pegawai

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.8 tentang hak akses yang hanya dimiliki

oleh pegawai, mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 65% dan

sangat setuju sebanyak 26%. Hal ini berarti bahwa responden berpendapat

bahwa masing-masing pegawai memang diberikan hak akses SIAK. Hak

akses ini berupa username dan password yang diisi saat pengguna akan

masuk ke dalam sistem informasi administrasi kependudukan. Username

dan password hanya diketahui oleh pegawai yang bertugas sebagai

operator SIAK dan teknisi,agar tidak sembarang orang dapat

mengaksesnya karena hanya pegawai yang bersangkutan yang mengetahui

username dan password untuk masuk kedalam SIAK.

26% 65% 5% 0% 4% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju tidak menjawab

Diagram 4.9

Tanggapan Responden Tentang Data Penduduk yang Tersimpan dalam Database Terjaga dan Tidak Mudah Hilang Ketika Terjadi

Kerusakan Sistem

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.9 mengenai tanggapan responden tentang

database yang terjaga dan tidak mudah hilang ketika terjadi kerusakan

sistem, diketahui bahwa mayoritas responden menjawab sangat setuju dan

setuju masing-masing sebanyak 48%. Hal ini menunjukkan bahwa data

pribadi yang terdapat dalam database kependudukan memang terjaga dan

tidah mudah hilang ketika terjadi kerusakan sistem. Banyaknya data hilang

ternyata bukan berasal dari kerusakan sistem informasi administrasi

kependudukan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang

dilakukan peneliti banyaknya data hilang di Kota Tangerang lebih

disebabkan karena rusaknya perangkat penyimpanan database

kependudukan yang kurang mampu menampung data yang jumlahnya

48% 48% 4% 0% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

sangat banyak. Selain itu juga diakibatkan oleh kesalahan administrator

yang secara tidak sengaja membuat kesalahan dalam pekerjaan yang

mengakibatkan terhapusnya sebagian data kependudukan.

Diagram 4.10

Tanggapan Responden Tentang Keamanan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.10 tentang keamanan SIAK terlihat bahwa

mayoritas responden menjawab setuju dan sangat setuju yang jika

dijumlahkan sebanyak 96%. Ini berarti bahwa sistem informasi

administrasi kependudukan memiliki tingkat keamanan yang tinggi

dimana hanya pegawai yang diberi wewenang yang dapat mengakses

database kependudukan. Karena data kependudukan ini bersifat rahasia,

maka keamanan sistem merupakan hal utama dalam sebuah sistem

informasi. 44% 52% 4% 0% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

Berdasarkan hasil pemaparan 7 pernyataan tentang kualitas sistem di atas, terlihat bahwa terdapat 2 pernyataan yang memiliki kesenjangan jawaban yang diberikan responden. Pertama, terdapat pada pernyataan tentang pengembangan sistem oleh pegawai, responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 52% dan yang menjawab setuju sebanyak 39%. 52% responden berpendapat bahwa pegawai tidak dapat mengembangkan sistem. Dari jawaban responden mengenai pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pegawai tidak dapat mengembangkan sistem agar disesuaikan dengan kebutuhan pengadministrasian kependudukan di Kota Tangerang, sedangkan beberapa pegawai yang memahami ilmu teknologi sistem informasi menghendaki agar pemerintah daerah diberikan hak untuk megutak atik sistem tersebut agar dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan di Kota Tangerang.

Kedua, dari pernyataan tentang kecepatan akses ketika melakukan penelusuran data penduduk. 22% responden berpendapat bahwa SIAK tidak dapat diakses secara cepat. Hal ini bisa dikarenakan karena jaringan sedang mengalami gangguan ketika cuaca buruk atau tidak tertampungnya data penduduk dalam database.

4.3.2.2 Indikator Kualitas Informasi

Indikator kedua dalam model evaluasi ini yang kualitas informasi. Kualitas informasi merujuk pada keluaran (output) dari sistem informasi, meliputi keakuratan, kelengkapan, dan penyajian informasi.

Diagram 4.11

Tanggapan Responden Tentang Kelengkapan Data Pada Database

Kependudukan

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.11 mengenai kelengkapan database

kependudukan dapat dilihat bahwa mayoritas responden menjawab setuju

sebanyak 35%. Hal ini berarti bahwa data penduduk yang terdapat dalam

database lengkap, sehingga memudahkan pegawai ketika melakukan

pencarian data pada saat penginputan data penduduk. Jika data sudah

terdapat di dalam database, maka operator tidak perlu menginput ulang

data, cukup mengedit dan mengubah data sesuai dengan permintaan sang

pemilik data.

Namun, dari keseluruhan jawaban terdapat 22% yang menjawab

tidak setuju. Mereka berpendapat bahwa database kependudukan yang ada

di Kota Tangerang kurang lengkap. Sebab, ada beberapa data ktp atau

kartu keluarga yang ketika dicek di sistem informasi administrasi

26% 35% 22% 13% 4% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju tidak menjawab

kependudukan tidak terdapat dalam database kependudukan. Hal ini

mengakibatkan pegawai kesulitan untuk meperkirakan secara pasti jumlah

penduduk yang ada di Kota Tangerang.

Diagram 4.12

Tanggapan Responden Tentang Kelengkapan Pengisian Data Penduduk oleh Pegawai

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.12 diketahui bahwa jawaban responden

tentang kelengkapan pengisian data penduduk, mayoritas menjawab setuju

sebanyak 78%. Hal ini berarti bahwa pegawai selaku petugas penginput

data, memasukkan data penduduk ke dalam sistem informasi administrasi

kependudukan secara lengkap sesuai dengan kolom-kolom yang telah

disediakan.Pengisian kolom biodata penduduk ini memang harus diisi

secara lengkap. Sebab ketika operator tidak mengisi salah satu kolom,

sistem secara otomatis akan menolak untuk menyimpan data. Pengisian

13% 78% 5% 4% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

kelengkapan data penduduk akan mengakuratkan informasi yang

dihasilkan

Diagram 4.13

Tanggapan Responden Tentang Pertanggungjawaban Kebenaran Informasi yang Dihasilkan dari Pengelolaan Data Kependudukan

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.13 diketahui bahwa mayoritas jawaban

responden menjawab setuju sebanyak 87%. Hal ini berarti bahwa

informasi yang dihasilkan dari pengelolaan data kependudukan memang

dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain kelengkapan

pengisian data penduduk suatu informasi juga harus disertai dengan

kebenaran data tersebut. Data yang dimiliki oleh dinas merupakan data

yang up to date yang tidak lagi menyimpan data penduduk pindah dan

meninggal. Sebab data tersebut sudah dipindahkan dan dihapus sesuai

dengan laporan pihak keluarga yang bersangkutan. Dalam SIAK data-data

tersebut akan terupdate secara online saat penduduk yang bersangkutan

9% 87% 0% 4% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

melaporkan di kecamatan. Kebenaran data akan menunjang kebenaran

informasi yang dihasilkan dari pengolahan data kependudukan.

Diagram 4.14

Tanggapan Responden Tentang Kesesuaian Data dengan Hasil Pendaftaran Penduduk

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.14 tentang kesesuaian data dengan hasil

pendaftaran penduduk, diketahui bahwa mayoritas jawaban responden

menjawab setuju sebanyak 83%. Hal ini berarti bahwa terdapat kesesuaian

data penduduk hasil penginputan petugas dengan pendaftaran

penduduk.Data kependudukan harus sesuai dengan apa yang diajukan oleh

pemohon, misalnya data nama, tanggal lahir, pendidikan, pekerjaan, status

perkawinan, dan lainnya, dimana data tersebut diperkuat dengan dokumen

pendukung yang dimiliki pemohon. Pengisian yang lengkap dan sesuai

13% 83% 0% 4% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

tentunya akan menambah keakuratan infomasi yang dikeluarkan oleh sistem informasi tersebut.

Dari 4 instrumen kualitas informasi yang telah diajukan, hampir keseluruhan responden berpendapat positif tentang kualitas informasi yang dimiliki oleh SIAK. Namun, ada 1 instrumen yang memiliki kesenjangan jawaban yaitu pada pernyataan tentang kelengkapan data ada database kependudukan. 22% responden berpendapat bahwa database kependudukan yang terdapat di Kota Tangerang kurang lengkap. Hal ini bertentangan dengan 35% responden lainnya yang menjawab setuju. Dikatakan tidak lengkap karena ada beberapa KTP yang ketika dicek oleh pegawai dalam SIAK ternyata tidak terdapat di dalam database atau data tidak dapat ditemukan. Oleh sebab itu pegawai merasa kesulitan untuk memperkirakan secara akurat berapa jumlah penduduk yang terdapat di Kota Tangerang.

4.3.2.3 Indikator Kualitas Pelayanan

Indikator ketiga pada teori ini adalah kualitas pelayanan yang berfokus pada dukungan teknologi service provider sistem. Kualitas ini juga dapat dinilai dengan kecepatan respon dan sebagainya. Selain itu dapat juga dinilai dari output pelayanan yang dihasilkan dari pemanfaatan aplikasi.

Diagram 4.15

Tanggapan Responden Tentang Standarisasi Perangkat Komputer yang Digunakan

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.15 tanggapan tentang standarisasi

perangkat komputer dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menjawab setuju sebanyak 24% yang menyatakan bahwa perangkat

komputer yang digunakan untuk mendukung penerapan sistem informasi

administrasi kependudukan sudah terstandarisasi dengan baik.Standarisasi

baiknya perangkat berdasarkan pendapat pihak yang paham akan teknologi

informasi. Perangkat keras ini meliputi CPU, monitor, printer, perangkat

jaringan, dan perangkat lainnya yang nyata bentuk fisiknya.

Namun, dari keseluruhan jawaban responden terdapat 17% yang

menjawab tidak setuju. Menurut mereka perangkat komputer yang

digunakan dalam mendukung jalannya sistem informasi administrasi

kependudukan masih belum terstandar dengan baik. Hal ini disebabkan

9% 74% 17% 0% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

karena fasilitasi perangkat keras berupa komputer dan jaringan yang

terdapat di dinas dan kecamatan berbeda-beda. Terkadang mereka harus

membeli sendiri perangkat komputer seperti monitor saat terjadi kerusakan

pada salah satu perangkat. Pembelian perangkat ini disesuaikan dengan

kondisi penganggaran di tiap-tiap kecamatan.

Diagram 4.16

Tanggapan Responden Tentang Software (Perangkat Lunak) Sesuai Dengan Standar Kesisteman

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.16 tanggapan respoden tentang software

sesuai dengan standar kesisteman, dapat dilihat bahwa jawaban responden

mayoritas menjawab setuju sebanyak 78%. Hal ini berarti bahwa software

yang mendukung sistem informasi administrasi kependudukan sudah

sesuai dengan standar kesisteman. Software yang digunakan memang

software yang cocok untuk mendukung penerapan sistem informasi

4% 78% 18% 0% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

administrasi kependudukan. Perangkat lunak yang digunakan untuk

mendukung SIAKantara lain Oracle, windows, microsoft office dan

sebagainya.

Namun, dari keseluruhan jawaban responden terdapat jawaban

tidak setuju sebanyak 18%. Menurut mereka software yang digunakan

tidak sesuai dengan standar kesisteman. Software yang digunakan

merupakan program lama yang harusnya diupdate ke versi yang lebih

baru. Tentunya pendapat ini didapat dari responden yang memahami

sistem informasi yaitu pegawai dengan latar belakang pendidikan sistem

komputer.

Diagram 4.17

Tanggapan Responden Tentang Jaminan Penggantian Alat

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.17 mengenai jaminan penggantian alat

diketahui bahwa mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 61%.

0% 61% 39% 0% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

Hal ini berarti bahwa adanya jaminan pergantian alat ketika terjadi kerusakan pada salah satu perangkat. Sebab ketika salah satu perangkat komputer mengalami kerusakan akan mempengaruhi jalannya kegiatan pelayanan administrasian kependudukan yang menggunakan sistem informasi administrasi kependudukan ini.

Dari keseluruhan jawaban tersebut juga terdapat juga responden yang tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan yaitu sebanyak 39%. Menurut responden yang menjawab tidak setuju, tidak adanya penggantian alat ketika terjadi kerusakan karena mereka biasanya membeli sendiri untuk mengganti alat yang rusak tersebut.Mayoritas yang pengadaan peralatan yang dilakukan sendiri ketika terjadi kerusakan adalah kecamatan. Karena untuk menghindari terhambatnya pelayanan administrasi kependudukan di kecamatan, pegawai lebih memilih untuk membeli sendiri peralatan yang dibutuhkan daripada menunggu penggantian yang tidak pasti kapan datangnya.

Diagram 4.18

Tanggapan Responden Tentang Peningkatan Kecepatan Pelayanan Administrasi Kependudukan

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.18 tanggapan responden tentang

peningkatan kecepatan pelayanan administrasi kependudukan, dapat

diketahui bahwa mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 91%.

Hal ini berarti bahwa dengan memanfaatkan sistem informasi administrasi

kependudukan, pelayanan administrasi kependudukan dapat dilakukan

dengan cepat. Kecepatan pelayanan ini dinilai dari sisi pegawai selaku

pengguna langsung sistem informasi administrasi kependudukan.

Pekerjaan pegawai menjadi sangat terbantu dengan adanya SIAK ini,

sebab kegiatan pengadministrasian menjadi lebih singkat dan pekerjaan

menjadi lebih cepat selesai.

5% 91% 4%0% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

Diagram 4.19

Tanggapan Responden Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Kependudukan

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.19 diketahui bahwa terdapat 78%

responden yang setuju. Hal ini berarti bahwa pegawai melaksanakan

pekerjaannya sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang

berlaku. SOP dibuat oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang

kemudian disosialisasikan dan diterapkan di tiap kecamatan.

Namun dari keseluruhan jawaban responden, terdapat 18%

responden yang menjawab tidak setuju bahwa mereka bekerja sesuai

dengan SOP yang berlaku. Menurutnya SOP dirasa masih sulit untuk

diterapkan pada pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan. Sebab

pada kenyataaannya mutu baku waktu pelayanan yang tercantum dalam

SOP terlalu singkat dan sulit untuk diterapkan pada tiap penduduk secara

individu. 4% 78% 18% 0% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

Berdasarkan hasil jawaban responden di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan berkaitan dengan penerapan SIAK di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang adalah indikator yang berkontribusi paling kecil dari keseluruhan indikator. Pertama, 17% berpendapat bahwa perangkat komputer yang digunakan guna mendukung jalannya aplikasi SIAK masih belum terstandar dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan penganggaran pengadaan perangkat komputer di dinas dan kecamatan yang berbeda.

Kedua, tidak adanya jaminan penggantian alat ketika terjadi kerusakan. Dinas tidak memfasilitasi penggantian alat ketika terjadi kerusakan pada salah satu perangkat yang ada di kecamatan. Biasanya penggantian kerusakan perangkat yang terjadi di kecamatan dilakukan sendiri tanpa bantuan dinas. Padahal sebagai satu kesatuan kelembagaan SIAK harusnya dinas memfasilitasi seluruh kebutuhan yang berkaitan dengan pemanfaatan SIAK baik di kecamatan ataupun dinas.

Ketiga, mengenai standar operasional prosedur dimana 18% responden berpendapat SOP masih sulit untuk diterapkan pada pelayanan administrasi kependudukan. Terlalu singkatnya mutu baku pelayanan hanya akan membuat lelah dan bosan pegawai dalam melakukan pekerjaannya. Dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan masih kurang memuaskan di Disdukcapil Kota Tangerang meskipun nilainya melebihi angka yang diperkirakan, karena beberapa instrumen yang masih memiliki kesenjangan jawaban.

4.3.2.4. Indikator Intensi Penggunaan

Intensi penggunaan berhubungan dengan seberapa sering pengguna

memakai sistem informasi administrasi kependudukan. Intensi penggunaan

juga mengacu pada apakah pengguna memakai sistem informasi ini

merupakan suatu keharusan atau secara sukarela. Berikut jawaban

responden menganai intensi penggunaan.

Diagram 4.20

Tanggapan Responden Tentang Pemanfaatan SIAK pada Hampir Keseluruhan Proses Administrasi Kependudukan

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.20 diketahui bahwa mayoritas jawaban

responden menjawab setuju sebanyak 78%. Hal ini berati bahwa hampir

keseluruhan administrasi kependudukan memang diproses melalui Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan. Jadi, penggunaan sistem ini

13% 78% 9% 0% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

merupakan suatu kebutuhan dimana ketika sistem ini tidak ada kegiatan

administrasi kependudukan menjadi terhambat.SIAK digunakan untuk

menginput data kependudukan, mencetak dokumen kependudukan, serta

mengolah data kependudukan. Kegiatan operator selaku penginput data

memang mengharuskan bekerja dengan menggunakan sistem ini secara

penuh.

Diagram 4.21

Tanggapan Responden Tentang Kenyamanan Pegawai dalam Menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Sumber: Peneliti, Hasil Penelitian Lapangan, 2014

Berdasarkan diagram 4.21 diketahui 82% responden setuju dengan

pernyataan bahwa pegawai merasa nyaman menggunakan sistem informasi

administrasi kependudukan saat ini. Kenyamanan dalam penggunaan akan

menumbuhkan semangat pegawai dalam bekerja. Pegawai tidak mudah

merasa bosan untuk menggunakan sistem tersebut setiap hari.

9% 82% 9% 0% sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju

Instrumen intensi penggunaan hanya diukur berdasarkan frequency of use, yang mengacu pada penggunaan sistem yang merupakan suatu keharusan atau secara sukarela. Dari 2 pernyataan yang telah diajukan, keduanya memiliki jawaban yang positif akan indikator ini. Pertama tentang pemanfaatan SIAK pada hampir keseluruhan proses administrasi kependudukan dan kedua tentang kenyamanan pegawai dalam menggunakan SIAK. Dari kedua instrumen tersebut dapat disimpulkan bahwa SIAK dapat menumbuhkan semangat pegawai karena kenyamanannya sehingga pegawai tidak merasa bosan untuk

Dokumen terkait