• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN : 2541-4704

98

Upaya Meningkatkan Kemampuan Kinerja Guru Kelas Dalam Menyusun Naskah Ulangan Akhir

Semester 2 Melalui Pembinaan Dan Pendampingan Sulimin

SD Negeri 02 Ngargoyoso

Abstrak: Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk: Mengetahui peningkatan kemampuan kinerja guru kelas dalam menyusun naskah ulangan akhir semester melalui pembinaan dan pendampingan semester 2 di SDN 02 Ngargoyoso Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan sekolah yang dilakukan di SDN 02 Ngargoyoso tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah 6 guru. Tindakan yang dilakukan melalui pembinaan dan pendampingan . Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.Berdasarkan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian tindakan sekolah, dapat di jelaskan bahwa: peningkatan hasil kemampuan kinerja guru dalam menyusun naskah ulangan akhir semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 dari prasiklus/tes sebelum tindakan, hasil masih rendah karena di bawah rata-rata dibawah kategori baik. Belum ada guru yang memenuhi kriteria penyusunan naskah secara baik. Dilihat dari hasil penilaian pada pra siklus rata-rata kinerja guru dengan kriteria cukup 66,67% sedangkan 33,33% dalam kategori kurang sehingga tidak ada guru yang tuntas. Pada siklus I setelah diadakan pembinaan rata-rata mengalami peningkatan ketuntasan ada 33,33% sudah mencapai kriteria baik, namun masih ada guru yg belum tuntasdengan prosentase 66,67%. Maka penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II setelah dilakukan pembinaan mencapai ketuntasan 100%. Dan ketuntasan pembinaan dan pendampingan 100%,. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif dapat diterima, maka dapat disimpulkan bahwa: Melalui Pembinaan dan pendampingan guru dapat meningkatkan kinerja guru kelas dalam menyusun naskah ulangan akhir semester 2 di SDN 02 Ngargoyoso tahun pelajaran 2016/2017. Kata kunci: kemampuan kinerja guru, pembinaan dan pendampingan

Abstract: This school action research aims to: Know the improvement of the performance ability of classroom teachers in preparing final semester re-script through coaching and mentoring of second semester at SDN 02 Ngargoyoso Lesson Year 2016/2017. This research was conducted by the method of school action research conducted in SDN 02 Ngargoyoso academic year 2016/2017 with the number of 6 teachers. Actions done through coaching and mentoring. This research was conducted in two cycles. Based on the results obtained during the implementation of school action research, it can be explained that: the improvement of teacher's performance ability in preparing the final reprinted semester 2 of the 2016/2017 lesson from prasiklus / test before action, the result is still low because below average under either category. No teacher has met the criteria for the preparation of the manuscript properly. Judging from the results of the assessment on the pre cycle of the average performance of teachers with enough criteria 66.67% while 33.33% in the category less so no teachers completed. In the first cycle after the coaching averaged an increase in mastery there is 33.33% has reached good criteria, but there are still teachers who have not completed with a percentage of 66.67%. Then the study continued to cycle II. In the second cycle after the coaching reached 100% mastery. And completeness coaching and mentoring 100% ,. So it can be concluded that the alternative hypothesis is acceptable, it can be concluded that: Through the guidance and mentoring teachers can improve the performance of classroom teachers in preparing the final draft of the second semester at SDN 02 Ngargoyoso academic year 2016/2017.

Keywords: teacher performance, coaching and mentoring skills 1. PENDAHULUAN

Dilatar belakangi kenyataan bahwa guru meragukan kemampuan diri sendiri dalam menyusun naskah ulangan semester, kepala sekolah memberikan pembinaan dan pendampiangan diawal kepada 6 guru kelas di SD Negeri 02 Ngargoyoso guru belum dapat menyusun naskah sesuai dengan langkah penyusunan soal secara benar. Pada dasarnya salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Kompetensi ini menuntut guru mampu menentukan sendiri tujuan penilaian,

menyusun kisi-kisi, menyusun soal, melakukan uji coba soal, menganalisis soal dan merakit soal.

Setiap akhir pembelajaran guru harus melakukan evaluasi menggunakan instrumen evaluasi yang dibuat guru dan sudah tercantum dalam RPP. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketercapaian Kompetensi Dasar (KD). Instrumen yang digunakan tentunya yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik. Hasil penilaian digunakan guru untuk dianalisis dan ditindaklanjuti. Demikian juga ketika pada akhir semester pembelajaran.

(2)

ISSN : 2541-4704

99

Sesuai dengan Permendiknas No 20 tahun

2007 dan Permendikbud No.66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian, harus dilakukan Ulangan Akhir Semester. UAS ini digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 1 semester kegiatan pembelajaran.

Kewajiban seorang guru menyusun soal sendiri banyak diabaikan. Kemauan yang rendah sebagian dipicu dari tidak dimintanya pertanggungjawaban guru menyusun soal oleh Kepala Sekolah. Sebagian lagi guru tidak menyadari akan mempersulit siswa, bahwa selama ini guru yang melakukan praktik pembelajaran namun yang mengevaluasi orang lain, sehingga sering di jumpai beberpa soal memuat materi yang tidak tercangkup pada semster tersebut yang menimbulkan kesulitan pada siswa. Terhadap permasalahan di atas penulis menyadari perlunya peningkatan kemampuan kinerja guru kelas dalam meyusun naskah ulangan akhir semester.

Lebih lanjut kondisi di atas menggugah penulis untuk melaksanakan tupoksi untuk memberikan pembinaan dan pendampingan dalam membuat kisi-kisi, membuat kaidah penyusunan soal, memilih sumber bahan, cara menyusun soal dan menelaah soal tersebut. Dengan pembinaan para guru diharapkan dapat menyadari kekurangannya, dengan pembinaan dan pendampingan diharapkan dapat dapat menyusun naskah ulangan akhir semester yang berkualitas.

Identifikasi masalah dalam penelitian tindakan sekolah adalah Pembinaan dan pendampingan yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru kelas dalam menyusun naskah ulangan kahir semester. Serta dapat membantu, memotivasi guru dalam proses belajar mengajar, dan Manajemen kelas sehingga memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pembinaan dan pendampingan yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat meningkatkan Kompetensi Paedagogik Guru terutama dalam mengembangkan profesi dan manajemen kelas.

Pembatasan masalah ruang lingkup dari penelitian ini yaitu Upaya Meningkatkan Kemampuan kinerja guru kelas dalam menyusun naskah ulangan akhir semester 2 melalui pembinaan dan pendampingan di SD Negeri 02 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017

Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah dalam penelitian

sebagai berikut : “Apakah melalui pembinaan dan pendampingan dapat eningkatkan kinerja guru kelas dalam menyusun naskah ulangan kahir semester 2 di SD Negeri 02 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017?”.

Tujuan dalam penelitian ini adalah ” untuk Meningkatkan kemampuan kinerja guru kelas dalam menyusun naskah ulangan akhir semester 2 di SD Negeri 02 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Manfaat penelitian ini antara lain untuk memberikan gambaran bahwa meningkatkan kinerja dalam menyusun naskah ulangan akhir semester 2 dapat meningkatkan pedagogik guru utamanya dalam mengembangkan profesi dan manajemen di kelas. Dengan pembinaan dan pendampingan kepala sekolah lebih mengetahui tingkat kinerja guru yang sesuai dengan tupoksinya masing-masing.

2. LANDASAN TEORI

Sebutan guru dapat menunjukkan suatu profesi atau jabatan fungsional dalam bidang pendidikan dan pembelajaran atau seseorang yang menduduki dan melaksanakan tugas dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia Pasal 39 ayat 3 dinyatakan bahwa pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah disebut guru. Sementara itu, tugas guru sebagaimana disebutkan dalam Pasal 39 ayat 2 adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini berarti bahwa selain mengajar atau proses pembelajaran, guru juga

mempunyai tugas melaksanakan

pembimbingan maupun pelatihan pelatihan bahkan perlu melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sekitar.

Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, maka seorang guru harus mempunyai sejumlah kompetensi atau menguasai sejumlah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terkait dengan bidang tugasnya. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dapat mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Kompetensi pedagogik adalah berkaitan dengan kemampuan mengelola pembelajaran, sedang kompetensi kepribadian adalah kemampuan pribadi yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan

(3)

ISSN : 2541-4704

100

berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan hubungan antar pribadi dan dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan, kompetensi professional adalah kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran dan bidang keahliannya. Guru yang mempunyai kompetensi profesional akan terlihatdalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah/ madrasah tempat ia bekerja.

Seorang guru dikatakan telah mempunyai kemampuan profesional jika pada dirinya melekat sikap dedikatif yang tinggi terhadap tugasnya, sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continous improvement, yakni selalu berusaha memperbaikidan memperbaharui model-model atau cara kerjanya sesuai dengan tuntutan jaman yang dilandasi oleh kesadaran yang tinggi bahwa tugas mendidik adalah tugas menyiapkan generasi penerus yang akan hidup pada jamannya dimasa yang akan datang. Dalam konteks proses pembelajaran di kelas, guru yang mempunyai kemampuan professional berarti yang bersangkutan dapat melaksanakan proses pembelajaran secara efektif.

Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Kinerja guru yang dicapai harus berdasarkan standar

kemampuan profesional selama

melaksanakan kewajiban sebagai guru di sekolah. Berkaitan dengan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, terdapat Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Kinerja Guru yang baik tentunya tergambar pada penampilan mereka baik dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan profesi menjadi guru artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik siswa di luar kelas dengan sebaik-baiknya.

Unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian kinerja guru menurut Siswanto dalam Lama tenggo (2001:34) adalah sebagai berikut :

1. Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan untuk menaati, melaksanakan dan mengamalkan

sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab. 2. Prestasi kerja adalah kinerja yang

dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. 3. Tanggung jawab adalah kesanggupan

seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani membuat risiko atas keputusan yang diambilnya. Tanggung jawab dapat merupakan keharusan pada seorang karyawan untuk melakukan secara layak apa yang telah diwajibkan padanya. Menurut Westra dalam Akadum (1999: 86) Untuk mengukur adanya tanggung jawab dapat dilihat dari: a). Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan kerja. b). Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar. c). Melaksanakan tugas dan perintah yang diberikan sebaik-baiknya.

4. Ketaatan adalah kesanggupan seseorang untuk menaati segala ketetapan, peraturan yang berlaku dan menaati perintah yang diberikan atasan yang berwenang.

5. Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya.

6. Kerja sama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar- besarnya. Kriteria adanya kerjasama dalam organisasi adalah: a. Kesadaran karyawan bekerja dengan sejawat, atasan maupun bawahan. b. Adanya kemauan untuk membantu dalam melaksanakan tugas.c. Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik dan saran.d. Tindakan seseorang bila mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas.

7. Prakarsa adalah kemampuan seseorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam

(4)

ISSN : 2541-4704

101

melaksanakan tugas pokok tanpa

menunggu perintah dan bimbingan dariatasan.

8. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok. Kepemimpinan yang dimaksud adalah kemampuan kepala sekolah dalam membina dan membimbing guru untuk melaksanakan KBM terutama kegiatan merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran mengarah pada tercapainya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa terkait dengan pengetahuan, keterampilan dan sikapserta nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Setiap tahun para pendidik diminta untuk membuat soal ujian yang bertujuan untuk melihat hasil proses belajar mengajar. Membuat soal ujian bukanlah hal yang sulit, karena hanya merangkai kata-kata tanya yang berisi materi pembelajaran, sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar/SKL yang ada. Tetapi pada kenyataannya tidak semua guru mudah, cepat dan tepat dalam membuat soal ujian yang baik. Soal yang kurang baik itu diantaranya menggunakan tata bahasa yang kurang jelas, pilihan jawaban panjangnya tidak sama, soal berikutnya bergantung pada jawaban soal sebelumnya, dan pilihan jawaban yang berupa angka ditulis acak atau tidak berurutan.

Guru bisa melakukan langkah-langkah penyusunan soal dan memenuhi kaidah-kaidah dalam penyusunan soal yang baik. Langkah penyusunan soal yang baik tersebut yaitu : menentukan tujuan tes, menyusun kisi-kisi soal, penulisan soal, penelaahan soal, melakukan uji coba soal termasuk analisisnya dan membuat skor. Setiap langkah dalam penyusunan soal tersebut harus dilaksanakan dengan baik dan cermat menurut pedoman yang ditetapkan.

Pembinaan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah suatu usaha untuk pembinaan kepribadian yang mandiri dan sempurna serta dapat bertanggungjawab, atau suatu usaha, pengaruh, perlindungan dalam bantuan yang di berikan kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan anak itu, atau lebih cepat untuk membantu anak agar cakap dalam melaksanakan tugas hidup sendiri,

pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku pintar hidup sehari-hari, bimbingan dan nasehat yang memotivasinya agar giat belajar), serta di tujukan kepada orang yang belum dewasa.

Menurut Yurudik Yahya definisi atau pengertian pembinaan adalah “suatu bimbingan atau arahan yang dilakukan secara sadar dari orang dewasa kepada anak yang perlu dewasa agar menjadi dewasa, mandiri dan memiliki kepribadian yang utuh dan matang kepribadian yang dimaksud mencapai aspek cipta, rasa dan karsa.

3. METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian ini adalah di SDN 02 Ngargoyoso. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan April tahun 2017 yang berawal dari surat ijin penelitian dari Pengawas Sekolah UPT Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar.

Subjek dalam penelitian ini diambil dari seluruh guru kelas Semester II SDN 02 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 6 guru. Sedangkan objek penelitian ini adalah kinerja guru kelas dalam menyusun naskah ulangan akhir semester.

Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini berupa data tentang hasil supervisi kelas baik administrasi maupun proses pembelajaran. Supervisi dilakukan untuk mengukukr sejauh mana guru dalam melaksanakan KBM dan menyusun evaluasi pembelajaran untuk peserta didik.

Untuk mengetahui keberhasilan tindakan upaya meningkatkan kinerja guru kelas dalam menyusun naskah ulangan akhir semester melalui pembinaan dan pendampingan guru SD Negeri 02 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017, peneliti perlu merumuskan indikator pencapaian yaitu guru di SD Negeri

02 Ngargoyoso mempunyai

peningkatannkinerja dalm menyusun naskah ulangan akhi semester. Dengan tingkat ketuntasan 100% guru dapat menyusun naskha ulangan akhir semester

Untuk melaksanakan Penelitian Tindakan sekolah (PTS) meliputi beberapa tahap penelitian. Menurut Wardani, dkk. (2006:1.14) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai

(5)

ISSN : 2541-4704

102

seorang guru, sehingga hasil belajar siswa

menjadi meningkat. Sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilakukan adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari empat tahap dasar yang saling berkaitan dan berkesinambungan, yaitu 1) perencanaan (planing), 2) pelaksanaan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refeleksi (refelcting). Prosedur penelitian terjadi dalam 2 siklus. Proses tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. hal-hal yang kurang sesuai pada siklus I diperbaiki pada siklus II

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENELITIAN Deskripsi kondisi awal

Objek penelitian adalah kinerja guru kelas dalam menyusun naskah UAS di SD Negeri 02 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar sebelum tindakan penelitian kedisiplinan proses pembelajaran masih rendah. Keadaan dapat dideskripsikan sebabagi berikut

Katagori Rentang Nilai Frekuensi Prosenta se Sangat Baik 4,51 – 5,00 0 0 % Baik 3,51 – 4,50 0 0 % Cukup 2,51 – 3,50 2 33,33% Kurang 0 – 2,50 4 66,67 % Jumlah 6 100 %

Berdasarkan pengamatan pra tindakan guru yang mendapatkan kategori cukup dengan prosentase 33,33% sedangkan 4 dari 6 guru yang mendapatkan kategori kurang dengan prosentase 66,67%.

Siklus I

Dengan mendasarkan pada data yang diperoleh pada kondisi awal kegiatan selanjutnya akan dibuat rencana penelitian tindakan sekolah dengan pembinaan dan pendampingan dalam menyusun naskah ulangan akhir semester II. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, kepala sekolah sebagai peneliti dan pelaksana supervesor, terlebih dahulu menyusun perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan dan refleksi.

Hasil pengamatan, supervisi dan observasi pada siklus I terhadap kedisiplina guru di SD Negeri 02 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar semester II tahun pelajaran 2016/2017 seperti dibawah ini :

Katagori Rentang Nilai Frekuensi Prosentase Sangat Baik 4,51 – 5,00 0 0 % Baik 3,51 – 4,50 2 33,33% Cukup 2,51 – 3,50 4 66,67% Kurang 0 – 2,50 0 0 % Jumlah 6 100 %

Berdasarkan pengamatan siklus I guru yang mendapatkan kategori baik dengan prosentase 33,33% sedangkan 4 dari 6 guru yang mendapatkan kategori cukup dengan prosentase 66,67 %.

Siklus II

Hasil pengamatan, supervisi dan observasi pada siklus II terhadap kinerja guru kelas dalam menyusun naskah ulangan akhir semester di SD Negeri 02 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar semester II tahun pelajaran 2016/2017 seperti dibawah ini :

Katagori Rentang Nilai Frekuensi Prosentase Sangat Baik 4,51 – 5,00 0 0 % Baik 3,51 – 4,50 6 100 % Cukup 2,51 – 3,50 0 0 % Kurang 0 – 2,50 0 0 % Jumlah 6 100 %

Berdasarkan pengamatan pra tindakan guru yang mendapatkan kategori baik dengan prosentase 100%. Meskipun belum ada guru yang mendapatkan kategopri sangat baik, namun penelitian telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu 100% guru mendapatkan kategori baik.

Berdasarkan pengamatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut ; Pada pra siklus, siklus I dan siklus II tidak ada guru yang memperolah hasil pada katagori sangat baik (SB). Pada pra siklus tidak terdapat guru yang memperoleh pada katagori baik (B), pada siklus I terdapat 2 (dua) guru dan pada siklus II terdapat 6 (enam) guru. Pada pra siklus terdapat 2 (dua) guru yang memperoleh pada katagori cukup (C), pada siklus I terdapat 4 (empat) guru dan pada siklus II tidak terdapat kategori cukup. Pada pra siklus terdapat 4 (empat) guru dengan kriteria kurang, siklus I dan siklus II tidak ada guru yang memperolah hasil pada katagori kurang (K). Pada pra siklus tidak terdapat guru yang tuntas, pada siklus I menjadi 2 (dua) guru

(6)

ISSN : 2541-4704

103

dan pada siklus II menjadi 6 (enam) guru.

Ketuntasan klasikal rata-rata pada pra siklus sebesar 2,92, pada siklus I menjadi 3,92 dan pada siklus II menjadi 4,72.

Dari hasil penelitian tindakan kelas dinyakan bahwa meningkatkam kinerja guru kelas dalam menyusun naskah ulangan akhir semester 2 dapat melalui pembinaan dan pendampingan guru di SD Negeri 02 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2016/2017

5. Simpulan dan Saran

Kesimpulan dari hasil penelitian adalah bahwa upaya meningkatkam kinerja guru kelas dalam menyusun naskah ulangan akhir semester II dapat melalui pembinaan dan pendampingan guru di SD Negeri 02 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten karanganyar. Hal ini ditandai hasil ketuntasan yang meningkat dari sebelum tindakan (pra siklus) dan setelah tindakan dalam tiap siklusnya. Hasil tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tidak terdapat guru yang mendapatkan kategori baik pada pra siklus

2. Guru yang mendapatkan kategori baik pada siklus I adalah 2 guru

3. Guru yang mendapatkan kategori baik pada siklus II adalah 6 guru.

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-saran diantaranya guru hendaknya lebih tertib dalam mengerjakan administrasi pembelajaran dan lebih disiplin dalam melaksanakan tugasnya. Guru harus menggunakan fasilitas, khususnya alat peraga dan media yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar.

Daftar pustaka

[1] Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta : Depdiknas

[2] https://risnawatiririn.wordpress.com/20 12/01/17/konsep-kinerja-guru

[3] Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.65 tentang Standar Proses Pendidikan. Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

[4] Nuansa aulia. 2008. Permendiknas No.22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk. Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung.

[5] Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005,. Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Depdiknas.

[6]

http://www.definisi- pengertian.com/2015/06/definisi-

pembinaan-pengertian-pembinaan.html

[7] Migunani ., Fitro Nur Hakim, Aset

Digital Elearning Berbasis Scorm

Sebagai Upaya Resource Sharing Multi Platform LMS Untuk Sekolah Menengah

Kejuruan RPL, Vol 5, No 2 (2016): IJNS

April 2016

[8] Bambang Supiyarto, Bambang Eka Purnama, Gesang Kristanto Nugroho, Bambang Supiyarto, Bambang Eka Purnama, Gesang Kristanto Nugroho,

Vol 4, No 3 (2015): IJNS Juli 2015 [9] Praptiningsih ., Bambang Eka Purnama,

Pembuatan Engine E-Learning Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri 2 Kebonagung, Vol 4, No 1

(2015): IJNS Januari 2015

[10] Wiji Suhardjo, Bambang Eka Purnama, Pemanfaatan Local Area Network Dan Program Netop School Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Pada Jurusan Teknik Komputer Jaringan Smk N 1 Klaten, Vol 2, No 3 (2013): IJNS Juli 2013

[11] Wawan Saputra, Bambang Eka Purnama, Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Mata Kuliah Organisasi Komputer, Vol 4, No 2 (2012): Jurnal Speed 2012

[12] Eka Nanda Muttaqin, Bambang Eka Purnama, Analisa Dan Perancangan Sistem Komputerisasi Pembelajaran Dengan Media Video Menggunakan Software Adobe Premiere Di SMK

Wisudha Karya Kudus, Vol 4, No 1

(2012): Jurnal Speed 2012

[13] Neni Yuniati, Bambang Eka Purnama, Gesang Kristianto Nugroho, Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Ilmu Pengetahuan Alam Pada Sekolah Dasar

Negeri Kroyo 1 Sragen, Vol 3, No 4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari kegiatan ini adalah: pertama, mengukur pengetahuan peternak dalam aplikasi ilmu dan teknologi khususnya aspek per- kandangan yang sehat dan produktif yang telah

pengetahuan ilmiah guna memecahkan masalah praktis maupun masalah sosial yang perlu ditanggulangi”. Ada sejumlah manfaat yang diperoleh apabila seseorang guru

tentukan berat roket ketika roket beraa paa ketinggian *2 ari permukaan bumi!. Pembahasan

Tingkat frekuensi kejadian dari kegagalan. Dalam menentukan occurrence ini dapat ditentukan seberapa banyak gangguan yang dapat menyababkan risiko. Risk agent atau agen

1) Untuk mengetahui kepemimpinan KH. Muhaiminan Gunardho dalam memimpin Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing Parakan Kabupaten Temanggung. 2) Untuk mengetahui faktor

Data Pertumbuhan dan hasil yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi dan ukuran umbi digunakan untuk analisis aplikasi sistem aeroponik dengan zone

sacral, ritual juga diharapkan dapat mengubah keadaan yang lebih baik.Salah satunya adalah ritual “ngalap berkah” (mencari peruntungan) yang masih dilakukan oleh sebagian

Ki Hajar Dewantara adalah salah seorang tokoh pendidikan Nasional yang mendirikan Perguruan Taman Siswa, untuk mendidik rakyat kecil supaya bisa mandiri, tidak