• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Panduan Praktikum Ibd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku Panduan Praktikum Ibd"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

BELA DIRI PENCAK SILAT

DISUSUN OLEH :

ASISTEN DOSEN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Buku Petunjuk Praktikum Bela Diri Pencak Silat ini disusun untuk memenuhi keperluan mahasiswa dan mahasiswi dalam mengikuti praktikum Bela Diri Pencak Silat di Institut Pertanian STIPER. Walaupun demikian kiranya dapat juga digunakan bagi yang memerlukan.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... PENDAHULUAN... MATERI

Acara I, Senam Dasar... Acara II, Kuda-Kuda... Acara III, Pukulan... Acara IV, Tendangan... Acara V, Tangkisan... Acara VI, Bantingan... Acara VII, Sirkel atau Sapuan... Acara VIII, Sabung atau Tarung...

(4)

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Ilmu Bela Diri atau Seni Bela Diri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai satu cara seseorang itu mempertahankan diri. Hampir setiap negara mempunyai seni bela diri yang berkembang sama. Sebagai contoh seni silat adalah seni bela diri yang berkembang di negara ASEAN dan terdapat di Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Brunei.

Seni bela diri juga terbagi beberapa jenis dari pada seni tempur bersenjata tajam ( seperti : golok, pedang dll ), senjata tidak tajam ( seperti : toya dll ), dan seni tempur tangan kosong. Di antara jenis-jenis seni bela diri yang ada adalah seperti berikut:

Aikido; Capoeira; Gulat; Hapkido; Jiu Jitsu; Jogo do pau; Judo; Kalaripayat; Karate; Kempo; Kendo; Kung fu; Muay Thai; Silambam; Silat; Taekwondo; Taido; Tinju; Tomoi; Wing Tsun; Wun-hup-kuen-do; Wushu; Thifan; dll.

Adapun yang akan diplajari dalam praktikum ini yaitu, seni bela diri Silat atau sering disebut Pencak Silat.

Pencak Silat adalah kata majemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara (Asteng), yakni kelompok masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli negara-negara di kawasan Asteng (Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam).

Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura dan Bali, sedangkan kata Silat biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah Indonesia lainnya maupun di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan) dan Filipina.

Penggabungan kata Pencak dan Silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan pada waktu dibentuk suatu organisasi persatuan dari perguruan Pencak dan perguruan Silat di Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI pada tahun 1948 di Surakarta.

(5)

Sejak saat itu Pencak Silat menjadi istilah resmi di Indonesia. Perguruan-perguruan yang mengajarkan Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai negara kemudian juga menggunakan istilah Pencak Silat.

Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Organisasi Federatif Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa, disingkat PERSILAT, di Jakarta pada. tahun 1980. Walaupun demikian, karena kebiasaan, kata Pencak dan Silat masih digunakan secara terpisah.

B.Jenis dan aliran Pencak Silat

Berdasarkan pada 4 aspek yang terdapat pada substansinya, wujud fisikal dan visual atau praktek pelaksanaan Pencak Silat dapat dikategorikan dalam 4 jenis. Praktek pelaksanaan dari masing-masing jenis Pencak Silat itu mempunyai tujuan tersendiri dan berdasarkan pada tujuan tersebut akan lebih menekankan pada salah satu aspek tertentu dengan tidak meniadakan aspek-aspek yang lain.

Keempat jenis Pencak Silat tersebut adalah :

1. Pencak Silat Mental-Spiritual atau Pencak Silat Pengendalian Diri (karena wujud fisikal dan visual mental-spiritual adalah pengendalian diri), yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk memperkuat kemampuan mengendalikan diri dan karena itu lebih menekankan pada aspek mental-spiritual.

2. Pencak Silat Beladiri, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk pembelaan diri secara efektif dan karena itu lebih nenekankan pada aspek beladiri

3. Pencak Silat Seni, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk mempertunjukkan keindahan gerak dan karena itu lebih menekankan pada aspek seni.

4. Pencak Silat Olahraqa, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk memperoleh kesegaran jasmani dan prestasi keolahragaan dan karena itu lebih menekankan pada aspek olahraga.

(6)

Aspek-aspek yang tidak menjadi fokus masih tetap terlihat dengan kadar yang berbeda, ada yang jelas dan ada yang samar-samar. Karena itu, masing-masing jenis Pencak Silat itu tetap mempunyai 4 aspek sebagai satu kesatuan dan kebulatan. Masing-masing memiliki nilai-nilai etis (mental-spiritual), teknis (beladiri), estetis (seni) dan sportif (olahraga) sebagai satu kesatuan.

Praktek pelaksanaan "jurus" dari masing-masing jenis Pencak Silat dilakukan dengan gaya yang bermacam-macam. Gaya unik dengan ciri-cirinya yang menonjol dan mudah dibedakan dari gaya lainnya, disebut "aliran" Pencak Silat. Bagaimana pun wujud keunikan suatu gaya (aliran), nilai-nilai keempat aspek Pencak Silat, yakni etis, teknis, estetis dan sportif sebagai satu kesatuan tetap ada dan terlihat. Jika tidak, ia tidak mempunyai nilai sebagai aliran Pencak Silat. Membedakan aliran-aliran Pencak Silat tidak mudah dan hanya dapat dilakukan oleh mereka yang ahli dan betul-betul memahami berbagai "jurus" Pencak Silat. Perbedaan aliran hanya menyangkut segi praktek fisikal dan tidak menyangkut segi mental-spiritual dan falsafah.

Dalam dunia Pencak Silat, aliran bukanlah faham atau mazhab. Karena itu jenis dan aliran Pencak Silat apapun tetap dijiwai falsafah budi pekerti luhur dan mempunyai aspek mental-spiritual sebagai aspek pengendalian diri.

Pada jenis Pencak Silat Beladiri, terdapat aliran yang menggunakan "tenaga supernatural" dalam gaya pelaksanaan "jurus"nya. Tenaga supranatural yang disebut "tenaga dalam", "tenaga dasar" atau "tenaga tambahan" ini merupakan penguat "jurus" atau kekebalan badan. Adanya aliran yang menggunakan "tenaga supernatural" telah memperkaya Pencak Silat.

(7)

C.Pencak Silat INSTIPER

Pencak Silat kampus INSTIPER berpedoman pada 5 Sumpah Diri atau yang sering disebut Silat Batin, yaitu :

1. Bertakwa kepada Tuhan YME 2. Berbakti kepada Orangtua dan Guru 3. Sabar

4. Tidak boleh menghindar dari kenyata’an 5. Tidak ada kalah, tidak ada menang

Adapun maksud dan tujuan dari 5 Sumpah Diri atau Silat Batin, yaitu : 1. Belajar pencak silat tidak boleh sombong

2. Mempunyai sifat sabar agar tahu mana yang benar dan mana yang salah 3. Rendah hati, amanah dan suka menolong

(8)

II. MATERI Acara I, Senam Dasar Tujuan

 Membentuk otot-otot besar/kecil untuk menunjang melakukan gerakan dengan baik dan benar

 Melatih terbentuknya sikap koordinasi

 Pembentukan gerakan yang benar (arah, lintasan) Senam dasar dilakukan dengan 2 tahap, yaitu :

 Senam pernafasan dan meditasi

Meditasi ( duduk fatma )

(9)

Acara II, Kuda-kuda Tujuan

 Melatih sikap siap ( sikap koordinasi ) yang benar dan menganal berbagai macam kuda-kuda dalam pencak silat

Istilah kuda-kuda sangat akrab digunakan dalam beladiri pencak silat. Posisi ini digambarkan seperti orang yang menunggang kuda agar mudah mengingatnya. Kuda-kuda merupakan posisi dasar dalam melakukan teknik pencak silat selanjutnya. Kuda-kuda juga digunakan sebagai latihan dasar pencak silat untuk memperkuat otot-otot kaki. Otot yang dominan dalam melakukan kuda-kuda adalah quadriseps femoris dan hamstring.

Macam kuda-kuda 1. Kuda-kuda tengah

2. Kuda-kuda depan ( Kiri dan kanan depan ) 3. Kuda-kuda balik hadap ( kuda-kuda belakang )

(10)

Acara III, Pukulan Tujuan

 Melatih dasar-dasar melakukan serangan dengan tangan

 Mengenal macam-macam pukulan dan teknik pukulan yang baik dan benar Pukulan adalah serangan yang menggunakan lengan dengan tangan mengepal, lintasannya lurus ke depan, dengan titik sasaran atas, tengah dan bawah.

Macam-macam pukulan 1. Pukulan lurus 2. Pukulan slewah

(11)

Acara IV, Tendangan Tujuan

 Mengenal berbagai macam tendangan, dan teknik tendangan yang baik dan benar.

 Melatih dasar-dasar melakukan serangan dengan kaki

Tendangan adalah serangan yang menggunakan sebelah kaki yang memerlukan tumpuan kuda-kuda yang kuat dan seimbang, lintasannya ke arah depan, dengan sasaran rusuk, dada dan ulu hati.

Macam-macam tendangan

1. Tendangan lurus ( tendanagn A )

2. Tendangan samping ( tendangan C ) atau tendangan sabit 3. Tendangan T

(12)

Acara V, Tangkisan Tujuan

 Melatih dasar-dasar melakukan belaan dengan tangan yang baik dan benar

 Mengenal macam-macam teknik tangkisan

Tangkisan adalah teknik belaan dengan cara mengadakan kontak langsung (benturan) terhadap serangan lawan, dengan jalan membendung atau mengalihkan serangan. Berbagai posisi dalam menangkis dapat dilakukan, baik dengan melangkah maupun diam di tempat, dengan memperhitungkan posisi terbaik atau menguntungkan untuk melakukan serangan balasan yang cepat. Yang perlu diperhatikan dalam tangkisan adalah koordinasi antara sikap kuda-kuda, sikap tubuh dan sikap tangan.

Macam-macam tangkisan 1. Tangkisan atas 2. Tangkisan bawah 3. Tangkisan tengah

(13)

Acara VI, Bantingan Tujuan

 Melatih dasar-dasar melakukan bantingan, dan teknik bantingan yang baik dan benar

 Mengenal macam-macam bantingan

Bantingan adalah teknik belaan dengan cara menangkap serangan tangan atau kaki kemudian dilanjutkan dengan membanting ( menjatuhkan lawan ). Dalam bantingan perlu diperhatikan dalam proses tangkapan dan posisi kuda-kudanya, karna sangat berpengaruh dalam proses membanting.

Macam-macam bantingan 1. Bantingan dalam 2. Bantingan luar

(14)

Acara VII, Sirkel atau Sapuan Tujuan

 Melatih serangan bawah yang baik dan benar dan mengenal berbagai serangan bawah

Sirkel atau sapuan adalah teknik serangan menyapu kaki bertujuan untuk menjatuhkan lawan, dengan cara merebahkan diri.

Macam-macam sirkel atau sapuan 1. Sapuan atas

2. Sapuan bawah : a. Bawah depan b. Bawah belakang

(15)

Acara VIII, Sabung atau Tarung Tujuan

 Menganal tatacara sabung atau tarung yang benar

 Agar praktikan dapat mengaplikasikan teknik atau gerakan-gerakan yang telah diajarkan

Sabung atau tarung adalah pertandingan yang menampilkan 2 orang pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis/mengelak/mengena/menyerang sasaran dan menjatuhkan lawan, penggunaan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan teknik jurus untuk mendapatkan nilai terbanyak. Adapun yang dapat dijadikan sasaran sah dan bernilai adalah bagian tubuh kecuali leher ke atas dan dari pusat ke kemaluan, yaitu dada, perut (pusat ke atas), rusuk kiri dan kanan, dan punggung atau bagian belakang badan.

Penilaian :

a. Pukulan : mendapatkan poin 1 b. Tendangan : mendapatkan poin 2 c. Jatuhan : mendapatkan poin 3

Gelanggang pertandingan Pencak Silat

Referensi

Dokumen terkait

Gerakan dinasti ini mempunyai arti yang sangat penting bagi masyarakat umat Islam khususnya suku Barbar, karena dengan adanya gerakan ini umat Islam Afrika Utara

laporan akhir ini yang berjudul “ Aktivasi GPS Menggunakan Sensor PIR Pada Sistem Pengawas Box Kendaraan Pembawa Berkas Ujian Nasional Berbasis Arduino.. Laporan akhir ini dibuat

Identifikasi variabel penelitian ini untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan konsultatif dan motivasi islam terhadap kinerja karyawan, apakah ada pengaruh dari

dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu.. benda diatas nol

Nilai F hitung lebih besar dari F tabel (120.491>3.108), maka model penelitian adalah fit, atau dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan antara variabel

1) Membahas pengaruh proses dry shot peening dengan variasi intensitas tembakan terhadap sifat mekanis dan struktur mikro aluminium alloy 2024..

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pilihan pengembangan agroindustri kopi dan menentukan strategi pilihan prioritas pengembangan agroindustri kopi

Sampai tahun 2016 yang sudah terfasilitasi sebanyak 255 Desa P2KP. Tahun