PT PUPUK ISKANDAR MUDA
Page 1 of 8
MATERIAL SAFETY DATA SHEET
UREA
TANGGAL PEMBUATAN : 26 Pebruari 2009 TANGGAL REVISI : -
1. IDENTIFIKASI
NAMA PRODUK : Urea CAS NO. : 57-13-6 UN NO. : -
Rumus Kimia : (NH2)2CO or CH4N2O
Berat Molekul : 132.14
Synonyms : Carbamide; Carbonyldiamide; Carbonyldiamine
Penggunaan : Pupuk, bahan makan hewan, resin, bahan baku antara berbagai macam bahan kimia, bahan stabilisasi, pembuatan obat dan bahan adhesiv. Manufacturer’s Name & Address
PT Pupuk Iskandar Muda
Jl. Medan - Banda Aceh Po Box 021
Lhokseumawe Aceh Utara- Indonesia - 24354 Telp. 0645 – 56222
Fax. 0645 – 56095
email : ptpim@pim.co.id website : www.pim.co.id
BUSINESS PHONE : + 62-645-56222 ext. 4220 EMERGENCY PHONE : + 62-645-56222 ext. 3333/5555 Monday - Friday, 8:00 a.m. - 5:00 p.m : 62-645-56222 ext. 4220
Monday - Friday, 5:00 p.m. - 8:00 a.m Saturday, Sunday, Holiday : 62-645-56875
2. IDENTIFIKASI BAHAYA
BAHAYA FISIK :
1. Eksplosif : Belum bisa diklasifikasi
2. Gas mudah menyala : Tidak dapat diaplikasikan
3. Aerosol mudah menyala : Tidak dapat diaplikasikan
4. Cairan mudah menyala : Tidak dapat diaplikasikan
PT PUPUK ISKANDAR MUDA
Page 2 of 8 6. Bahan dan campuran yang jika kontak dengan air
menimbulkan gas mudah menyala : Belum bisa diklasifikasi 7. Bahan dan campuran swa panas : Tidak diklasifikasikan
8. Gas pengoksidasi : Tidak dapat diaplikasikan
9. Cairan pengoksidasi : Tidak dapat diaplikasikan
12. Padatan pengoksidasi : Belum bisa diklasifikasi
13. Pengoksidasi organik : Belum bisa diklasifikasi
14. Bahan dan campuran swareaktif : Belum bisa diklasifikasi
15. Cairan piroforik : Tidak dapat diaplikasikan
16. Padatan piroforik : Tidak diklasifikasikan
HEALTH HAZARD :
1. Toksisitas akut : Tidak diklasifikasikan
2. Korosi / Iritasi pada kulit : Kategori 2
3. Korosi / Iritasi serius pada mata : Kategori 2
4. Sensitisasi pernafasan / kulit : Kategori 1
5. Mutagenesitas sel induk : Belum bisa diklasifikasi
6. Karsinogenisitas : Tidak diklasifikasikan
7. Toksik terhadap reproduksi : Belum bisa diklasifikasi 8. Toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah paparan tunggal : Belum bisa diklasifikasi 9. Toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah paparan berulang : Belum bisa diklasifikasi
10. Bahaya Aspirasi : Belum bisa diklasifikasi
BAHAYA LINGKUNGAN : Belum bisa diklasifikasi
SIMBOL :
KATA PERINGATAN : AWAS
PERNYATAAN BAHAYA : Menyebabkan iritasi kulit
Menyebabkan iritasi serius pada mata Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit
PENCEGAHAN : Gunakan sarung tangan
Cuci tangan setelah menggunakan bahan ini Hindari menghirup debu/gas ini
PT PUPUK ISKANDAR MUDA
Page 3 of 8 RESPONSE :
Jika terkena kulit :
Cuci kulit dengan air yang cukup dan sabun. Segera ganti baju yang terkontaminasi. Ganti pakaian setelah pekerjaan selesai dan akan memulai pekerjaan lagi. Jika terjadi iritasi pada kulit segera bawa ke dokter.
Jika terkena Mata :
Segera cuci dengan air yang cukup selama beberapa waktu, buka kelopak mata atas dan bawah untuk mengeluarkan bahan. Jika terjadi iritasi mintakan saran/pertolongan pada dokter.
PENYIMPANAN : Simpan ditempat tertutup
PEMBUANGAN :
Pembuangan produk harus mempertimbangkan peraturan yang berlaku tentang air dan tanah sesuai dengan peraturan yang berlaku
3. KOMPOSISI/KANDUNGAN BAHAN
Nama Bahan Kimia Kandungan (%)
Nitrogen 46,0 % min
Biuret 1,0 % max
H2O 0,5 % max
4. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
Jika terhirup :
Pindahkan ke udara terbuka. Jika pernafasan berhenti berikan pernafasan bantuan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen, mintakan saran/pertolongan pada dokter.
Jika tertelan:
Muntahkan segera. Jika tidak sadar, jangan berikan apapun ke dalam mulut. Jika sadar berikan segelas air atau susu untuk mengencerkan bahan dan jangan dimuntahkan, mintakan saran/pertolongan pada dokter.
Jika terkena kulit :
Cuci kulit dengan air yang cukup dan sabun. Lepas pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci baju dan sepatu sebelum digunakan lagi.
Jika terkena Mata :
Segera cuci dengan air yang cukup, buka kelopak mata atas dan bawah untuk mengeluarkan bahan. mintakan saran/pertolongan pada dokter.
PT PUPUK ISKANDAR MUDA
Page 4 of 8
5. TINDAKAN JIKA TERJADI KEBAKARAN
Informasi Umum :
Tidak ada bahaya terjadinya kebakaran. Selama terjadi kebakaran, panas akan menyebabkan terbentuknya gas yang sangat berbahaya dan iritatif. Gunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai untuk mencegah kontak dengan mata dan kulit. Gunakan self-contained breathing apparatus (SCBA) untuk mencegah kontak dengan gas hasil dekomposisi thermal selama terjadinya kebakaran.
Media Pemadaman :
Bahan ini tidak terbakar. Dapat terbakar pada temperature tinggi. Jika terjadi kebakaran, semua media bisa dipergunakan seperti air, busa, dry chemical, CO2, air dll.
Hasil Pembakaran :
(CO, CO2), nitrogen oxides (NO, NO2...).
6. TINDAKAN JIKA TERJADI KEBOCORAN
Informasi Umum : Gunakan APD (Alat Pelindung Diri) sesuai bagian 8.
Ambil semua tumpahan yang terjadi dan tempatkan bahan dalam kemasan. Bersihkan segera ceceran. Perhatikan ventilasi / pertukaran udara yang cukup ditempat bocoran. Pembersihan akhir dengan cara basah / menggunakan media air pada permukaan yang terkontaminasi.
7. PENANGANAN DAN PENYIMPANAN
Penyimpanan :
Simpan dalam kemasan tertutup, kering, dan cukup ventilasi. Jauhkan dari bahan inkompatibel seperti bahan-bahan oksidator. Jauhkan dari panas dan sumber api. Wadah/kemasan kosong dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Jika ventilasi kurang gunakan peralatan pernafasan yang sesuai.
Penanganan :
Cuci tangan dan kulit setelah menangani bahan ini. Ganti baju yang terkontaminasi dan cuci sebelum digunakan lagi. Minimalkan akumulasi dan pembentukan debu. Hindari menghirup debu, uap dan gas ini. Hindari kontak dengan mata dan kulit, terhirup dan tertelan.
8. PENGENDALIAN PAPARAN / PERLINDUNGAN DIRI
Paparan :
Paparan yang mungkin berupa debu yang muncul jika bahan terbentur dan tertiup udara. Paparan debu maksimal 10 mg/nm3.
Sistem Ventilasi :
PT PUPUK ISKANDAR MUDA
Page 5 of 8
Pelindung Pernafasan :
Pada kondisi normal tidak diperlukan pelindung pernafasan. Gunakan masker debu atau perlindungan pernafasan yang lain jika terjadi paparan debu melebihi batasan atau jika engineering controls tidak memadai. Jika kondisi kerja terpapar debu bahan ini, gunakan alat pelindung pernafasan dari debu partikulat seperti partikulat respirator atau masker type N95 atau filter yang lebih kecil
Pelindung Kulit :
Pada kondisi normal tidak diperlukan pelindung kulit. Gunakan baju kerja / ketel pak dan sarung tangan untuk menghindari kontak dengan kulit jika terjadi paparan debu bahan ini .
Pelindung Mata :
Pada kondisi normal tidak diperlukan pelindung mata. Gunakan gogle jika terjadi paparan debu bahan ini.
9. SIFAT FISIK DAN KIMIA
1. Bentuk dan Warna : Prill, putih.
2. Bau : Tidak berbau, sedikit bau amoniak
3. Batas Kebauan : - 4. pH: 7.2 (10% solution) 5. Melting Point : 270.8°F (132.7°C) 6. Boiling Point: - 7. Flash Point: - 8. Evaporation Rate : - 9. Flammability : -
10.Upper / lower Flammability or explosive limits : -
11.Vapor Pressure (mm Hg): -
12.Vapor Density (Air=1): -
13.Relative Density (Bulk Density) : 1.335 (Air = 1)
14.Solubility: Mudah larut dalam air; 119 g per 100 g air pada 77°F (25°C)
15.Auto Ignition Temperature : -
16.Temperature dekomposisi : Tidak ada data
17.Viscosity : Tidak ada data
10. STABILITAS AND REACTIVITAS
Stabilitas :
Stabil pada suhu dan tekanan normal.
Dekomposisi Produk : Amoniak dan CO2. Jika terbakar menimbulkan sedikit NO
Polimerisasi : -
Bahan-bahan yang tidak kompatibel: Oksidator kuat, sodium hypochlorite, sodium nitrate, calcium hypochlorite, nitrosyl perchlorate, gallium perchlorate, diphosphorus pentachloride.
Kondisi yang harus dihindari : Panas berlebih, pembentukan debu berlebih, bahan-bahan yang tidak kompatibel.
PT PUPUK ISKANDAR MUDA
Page 6 of 8 Hygroscopic. Menyerap uap air dari udara. Bereaksi hebat dengan Gallum Perchlorate. Bereaksi dengan chlorine membentuk chloramines. Juga bereaksi dengan: sodium hypochlorite, sodium nitrate, calcium hypochlorite, NaNO2, P2Cl5, nitrosyl perchlorate, Oksidator kuat
(permanganate, nitrate, dichromate, chloride)
11. INFORMASI TOKSIKOLOGI
Tikus, Oral: LD50 = 11 gm/kg;
Rat / Tikus besar, Oral : LD50 = 8471 mg/kg
Carcinogenicity:
CAS# 57-13-6: Tidak terdaftar pada ACGIH, IARC, NIOSH, NTP, or OSHA.
Epidemiology:Oral, rat: TDLo = 821 gm/kg/1Y-C (Tumorigenic - neoplastic by RTECS criteria - Blood - tumors and Blood - lymphoma, in cluding Hodgkin's disease).; Oral, mouse: TDL0 = 394 gm/kg /1Y-C (Tumorigenic - Carcinogenic by RTECS criteri a - Blood - tumors and Blood - lymphoma, including Hodgkin's disease).
Teratogenicity:Tidak ada data.
Reproductive Effects:Intraplacental, woman: TDLo = 1400 mg/kg (female 16 week(s) after conception) Fertility - abortion.; Intraplacental, woman: TDLo = 1600 mg/kg (female 16 week(s) after conception) Fertility - abortion.
Neurotoxicity:Tidak ada data.
Mutagenicity:DNA Inhibition: Human, Lymphocyte = 600 mmol/L.; Cytogenetic Analysis: Human, Leukocyte = 50 mmol/L.; DNA Damage: Mouse, Lymphocyte = 628 mmol/L.; Mutation in Mammalian Somatic Cells: Mouse, Lymphocyte = 265 mmol/L.
Other Studies:Standard Draize test: Administration onto the skin (human) = 22 mg/m3 (Intermittent) (Mild).
12. INFORMASI EKOLOGI
Urea dapat bersifat racun pada hewan dan menyebabkan keracunan jika penggunaan sebagai pupuk tidak pas. Dalam jumlah yang cukup banyak Urea dapat merusak tumbuhan kecil di persawahan dan dapat menghambat/mencegah pertumbuhan. Pada konsentrasi tinggi, Urea bersifat racun pada kehidupan air. Sebagai sumber nitrogen, Urea juga menimbulkan pertumbuhan alga atau mikroorganisme air yang berlebihan pada ekosistem perairan.
Informasi Ecotoxicity: Nilai batas cell multiplication toxicity Bakteri, Green algae dan protozoa berturut-turut >10,000, >10,000, and 29 mg/L.
Bakteri: Phytobacterium phosphoreum: EC50 = 23914 mg/L; 5 min; Microtox test: Jika terelease ke perairan, urea dapat terurai sempurna melalui hydrolisa biotic seperti yang ditunjukkan
beberapa penelitian yang terpilih. Keberadaan phytoplankton menambah kecepatan degradasi karena sumber nitrogen dalam urea dan urea terurai pada proses photosynthesis phytoplankton. Dengan banyaknya phytoplankton dalam perairan, proses degradasi pada daerah yang cukup sinar matahari lebih cepat dibandingkan dengan daerah dengan intensitas sinar matahari yang kurang. Hidrolisa abiotic urea jauh lebih lambat dibandingkan hidrolisa biotik.
PT PUPUK ISKANDAR MUDA
Page 7 of 8
Informasi Lingkungan:Particulate-phase urea di udara terbuka akan rusak karena proses dry and wet deposition. Dalam tanah, urea terurai secara cepat, umumnya selama 24 jam; proses degradation melambat tergantung tipe tanah, kandungan uap air dan formulasi urea. Produk dari proses penguraian urea adalah karbon dioksida dan amoniak. Mobilitas tanah tinggi berdasarkan koefisien partisi organic carbon. Dalam air sebagian besar Urea akan terdegradasi secara biologis (Biodegradation) menjadi karbon dioksida dan amoniak. Kecepatan biodegradation bertambah dengan kenaikan temperatur dan keberadaan phytoplankton. Proses oksidasi Urea oleh
Nitrifikasi bakteri akan menambah BOD (biological oxygen demand) dalam air. Proses Bioaccumulasi urea sangat rendah. Bioconcentration factor (BCF) 72-jam carp = 1.
Jika terealease ke atmosfir, Urea akan terurai secara cepat pada fase uap melalui reaksi secara fotokimia menghasilkan radikal hydroxyl (half-life of 9.6 hours). Jika terealese ke tanah, Urea dihidrolisa menjadi ammonium melalui aktifitas tanah karena keberadaan urea. (dasar
penggunaan urea sebagai pupuk). Kecepatan hidrolisa sekitar 24 jam; bagimanapun angka kecepatan hidrolisa tergantung variable seperti penambahan ukuran pellet urea yang akan menurunkan kecepatan degradasi dari hitungan hari menjadi minggu.
Produk Biodegradation: Kemungkinan produk bahan berbahaya pada proses degradasi secara cepat tidak ada
13. PERTIMBANGAN PEMBUANGAN
Urea tidak dianggap sebagai limbah berbahaya. Pembuangan produk dan kemasan harus mempertimbangkan peraturan yang berlaku tentang air dan tanah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
14. INFORMASI TRANSPORTASI
Urea tidak terdaftar sebagai bahan berbahaya menurut U.S. Department of Transportation (DOT), Transport Canada (TC), International Maritime Organization (IMO), and the United Nations (UN).
15. INFORMASI BERKAITAN DENGAN REGULASI
Risk Phrases: R 36/37/38 Irritasi terhadap mata, system pernafasan dan kulit. R 60 dapat merusak kesuburan.
Safety Phrases:
WGK (Water Danger/Protection) CAS# 57-13-6: 1
OSHA (Occupational Safety and Health Administration): Bahan ini dianggap sebagai bahan berbahaya menurut OSHA Hazard Communication Standard.
Classification : Berdasarkan informasi yang tersedia, bahan ini diklasifikasikan sebagai Kategori 2 Iritasi / Korosi pada kulit dan Kerusakan/Iritasi dan Kategori 1 Respiratory / skin sensitization berdasarkan kriteria GHS (Globally
PT PUPUK ISKANDAR MUDA
Page 8 of 8
16. INFORMASI LAINNYA
MSDS DISIAPKAN OLEH :
Departemen Lingkungan & K3 PT. Petrokimia Gresik.
Jl. A. Yani, Gresik 61119 Indonesia Telp. 031 – 3982200, 3981811 Fax. 031 – 3981722
Telex. 31477 PETROG IA Revisi : 0
Pengecualian :
MSDS ini dibuat berdasar data terkini yang diperoleh dari literatur dan data yang tersedia saat ini dan akan direvisi dengan temuan data baru.