V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Sejarah dan Perkembangan PT ADEI Crumb Rubber Industry
PT ADEI Crumb Rubber Indusry adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang industri pengolahan karet dan eksportir karet remah. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1954, dengan akta notaris berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Perusahaan ini pada awal berdirinya bernama ADEI Trading Company Limited yang didirikan pada tanggal 20 Pebruari 1954, kemudian pada tanggal 15 Mei 1954 terjadi perubahan anggaran dasar sehingga perusahaan berubah nama menjadi NV ADEI Trading Company Limited. Pada tanggal 4 Mei 1979 perusahaan berubah nama lagi menjadi PT ADEI Crumb Factory. Selanjutnya pada tahun 1994 perusahaan berubah nama menjadi PT ADEI Plantation and Industry, dimana perusahaan ingin membuka perkebunan di provinsi Riau namun tidak terealisasi karena ditinjau tidak memberikan hasil yang baik.
Perkembangan zaman menyebabkan perusahaan berubah nama lagi menjadi PT ADEI Crumb Rubber Industry pada tahun 1997 sampai sekarang. PT ADEI Crumb Rubber Indusry berkedudukan di Jalan. Ahmad Yani No. 82 Medan sebagai kantor administrasi perusahaan dan pabrik pengolahan berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Kel. Satria, Kec, Padang Hilir, Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Luas lahan yang dimiliki ± 10 Ha. PT ADEI CRI mengekspor produksinya ke negara Korea, China, Jerman, dan negara-negara lainnya.
5.2 Visi dan Misi
PT ADEI CRI belum memiliki visi secara tertulis sejak berdiri sampai saat ini. Hasil wawancara yang saya lakukan, tereksplisit pernyataan visi yaitu menjadi perusahaan yang terdepan baik di bidang ekonomi, lingkungan hidup dan pasar karet dunia. Misi perusahaan PT ADEI yaitu menciptakan produk sesuai dengan keinginan pelanggan dengan tetap memperhatikan lingkungan hidup sekitar serta memperhatikan kesejahteraan karyawan. Tujuan PT ADEI CRI adalah menciptakan produk yang berkualitas dan seefesien mungkin untuk memperoleh keuntungan. Upaya perusahaan memperhatikan lingkungan hidup yang terkandung dalam misi perusahaan dibuktikan PT ADEI dengan meraih
47 peringkat biru minus dari Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2008-2009. Hal ini mengandung makna bahwa PT ADEI merupakan perusahaan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan, walaupun ada beberapa upaya yang belum mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
5.3 Struktur Organisasi
Organisasi dapat diartikan sebagai suatu lembaga ataupun kelompok fungsional yang terdiri dari sekelompok orang yang mau bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Struktur organisasi itu sendiri menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan yang berbeda-beda dalam suatu organisasi perusahaan. Tujuan organisasi akan lebih mudah dicapai dengan adanya suatu kerja sama yang tersusun rapi di dalam suatu struktur organisasi. Dengan adanya struktur organisasi akan terlihat pembagian tugas dan tanggung jawab untuk memudahkan dalam menuntun, mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan yang dicanangkan terlebih dahulu.
Adapun bentuk organisasi yang digunakan oleh PT ADEI Crumb Rubber Industry adalah tipe organisasi garis dan fungsional, dimana pimpinan tertinggi dipegang oleh direktur. Struktur fungsional mengelompokkan tugas dan aktivitas berdasarkan fungsi bisnis. Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya direktur dibantu oleh direktur produksi dan wakil manajemen yang didukung oleh bagian-bagian lain yang tidak kalah penting. Struktur organisasi PT ADEI Crumb Rubber Industry dapat dilihat pada Lampiran 1. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian dari struktur organisasi tersebut sebagai berikut:
1. Direktur
Direktur adalah pimpinan tertinggi dari setiap bagian yang menjalankan kegiatan usaha perusahaan. Secara garis besarnya, tugas dan tanggung jawabnya antara lain :
48
a. Bertanggung jawab penuh atas semua kegiatan perusahaan, misalnya
tanggung jawab pada dewan komisaris, pemegang saham, keselamatan kerja dan ketentraman karyawan.
b. Menentukan arah dan kebijaksanaan perusahaan serta menetapkan rencana dan tata kerja sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh dewan komisaris.
c. Mengawasi jalannya operasi perusahaan, keuangan, dan perkembangan
perusahaan dan menerima pertanggungjawaban atas pekerjaan bawahan. 2. Direktur produksi
Penerapan sistem mutu dan mengesahkan pedoman mutu. Menerapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu..
Menetapkan uraian tanggung jawab dan wewenang. Meninjau sistem secara berkala.
Menetapkan dan menyediakan sumber daya dan prasarana yang dibutuhkan. Menetapkan persyaratan sumber daya manusia.
3. Wakil manajemen
Mengesahkan dokumen eksternal. Melaksanakan komunikasi internal. Melakukan tinjauan manajemen.
Melakukan pengendalian dokumen dan data. Memenuhi kebutuhan pelatihan.
Melaksanakan audit internal. Memantau kepuasan pelanggan.
Meninjau tindakan koreksi dan pencegahan yang diterapkan. 4. Manajer pabrik.
Merencanakan dan mengawasi pekerjaan bagian-bagian yang dibawahinya. Melaksanakan pembelian bahan baku atas dasar persetujuan direktur. Menerima tugas-tugas khusus yang diberikan oleh direktur.
Ikut serta dalam penyusunan anggaran.
49 Manajer pabrik dibantu oleh bagian-bagian lain dalam melaksanakan tugasnya yang berada di lokasi pabrik yaitu :
a. Kepala produksi
Kepala produksi bertanggung jawab untuk merencanakan produksi serta pelaksanaan proses produksi, dan merencanakan persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan bakar, serta pengawasan terhadap pemakaian mesin-mesin produksi. Departemen ini membawahi beberapa bagian, yaitu :
- Bagian gilingan, terdapat seorang kepala dan wakil kepala bagian yang membawahi 90 orang karyawan. Bagian ini bertugas untuk melakukan proses pengolahan awal produksi.
- Bagian dryer, di dalamnya terdapat seorang kepala dan wakil kepala bagian yang membawahi 90 orang karyawan. Bagian ini bertugas untuk melakukan proses pengolahan akhir produksi.
- Kepala gudang ekspor, bertanggung jawab atas pemasukan, penyimpanan serta mengamankan harta benda perusahaan seperti bahan baku, bahan penolong, bahan bakar dan barang jadi serta harta benda lainnya yang menjadi milik perusahaan dan membuat laporan persediaan dan laporan pemakaian bahan.
b. Bagian bengkel bertugas untuk melakukan perbaikan mesin-mesin yang dipergunakan dalam proses produksi, mengadakan perawatan terhadap mesin-mesin yang dipergunakan dan membuat permintaan pembelian atas alat-alat yang diperlukan.
c. Bagian pembelian bertugas untuk melakukan pembelian bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan seperti peralatan pabrik yang digunakan secara rutin di pabrik, memelihara dan mengawasi mesin-mesin serta meneliti pasar bahan baku untuk memperoleh bahan baku dengan harga rendah namun berkualitas. d. Bagian penerimaan bertugas untuk melakukan kegiatan penerimaan bahan
baku.
e. Bagian laboratorium bertugas untuk meneliti hasil produk akhir melalui sampel mengenai mutu yang telah ditetapkan. Mutu harus sesuai dengan SIR 20 dan bertugas untuk membuat laporan Certificate of Quality. Bagian laboratorium berhak menolak hasil barang jadi jika tidak sesuai dengan standar yang telah
50 ditetapkan. Bagian laboratorium memiliki seorang kepala bagian dan 15 orang karyawan.
5. Manajer penjualan
Melaksanakan tinjauan yang berkaitan dengan persyaratan pelanggan. Mengadakan komunikasi dengan pelanggan.
Memasarkan hasil produksi perusahaan.
Memonitor pasaran internasional terhadap komoditi sejenis.
Membuat faktur-faktur yang berhubungan dengan penjualan seperti invoice,
weight note, meminta bill of landing dari perusahaan pelayaran, letter of
credit dari bank serta Certificate of Quality dari pabrik.
Mengadakan penagihan atas rekening penjualan. Menyusun laporan atas penyelidikan keadaan pasar.
Mengawasi dan mengurus pengangkutan barang jadi dari pabrik ke gudang pelabuhan Belawan sampai barang diangkut oleh kapal.
6. Bagian keuangan, bertugas mengelola uang kas perusahaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, baik berupa penerimaan maupun pengeluaran kas atau transaksi perusahaan berdasarkan bukti yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang, menyimpan uang kas dan membuat kaporan perincian uang kas.
7. Bagian akuntansi, bertangggung jawab atas keadaan keuangan perusahaan seperti : mengawasi penerimaan dan pengeluaran keuangan dan melaksanakan perhitungan pajak, membantu direktur dalam merencanakan penggunaan dana dan bertanggung jawab di dalam membuat neraca dan daftar laba rugi kepada direktur serta membuat laporan secara periodik yang berhubungan dengan nota keuangan seperti rincian kreditur, debitur dan laporan lain yang dianggap perlu.
8. Bagian administrasi umum bertugas untuk melaksanakan pencatatan dan pembukuan atau transaksi yang terjadi di perusahaan dan melakukan perhitungan harga pokok produksi.
51 5.4 Sumber Daya Perusahaan
Faktor – faktor produksi merupakan sumberdaya mendasar yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. PT ADEI CRI memiliki sumber daya yang terdiri dari sumber daya modal, sumberdaya manusia, sumber daya fisik atau lahan, dan sumber daya informasi. Keberhasilan perusahaan merupakan keberhasilan keterkaitan antar masing-masing sumber daya.
5.4.1 Sumber Daya Modal
PT ADEI Crumb Rubber Industry memerlukan modal untuk melanjutkan usaha dan menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan. Beban biaya yang dikeluarkan meliputi biaya administrasi umum dan kantor, biaya gaji karyawan, biaya produksi, biaya pemeliharaan dan lain-lain. Penerimaan berasal dari penjualan produk SIR 20. Sumber modal perusahaan berasal dari pemegang saham perusahaan. Pemegang saham mayoritas PT ADEI adalah keluarga Luhur dan Teuku M.Hanafiah. Modal dari luar perusahaan berasal dari peminjaman pada lembaga keuangan, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dana. Peminjaman modal tersebut dilakukan jika perusahaan mengalami penurunan permintaan barang yang mengakibatkan penerimaan perusahaan menurun. Hal ini baru saja terjadi pada akhir tahun 2008 lalu.
PT ADEI dalam menjalankan usahanya memulai tahun buku pada bulan Januari dan berakhir pada bulan Desember, di mana perusahaan memulai kegiatan anggaran pada awal bulan November, sehingga pada akhir tahun anggaran telah selesai disusun. Penyusunan anggaran yang diutamakan yaitu penyusunan anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran bahan baku, anggaran upah langsung dan biaya overhead pabrik. Anggaran disusun perusahaan berdasarkan atas pengalaman dari tahun yang lalu berdasarkan permintaan dari pembeli atau langganan. Anggaran ini disusun oleh direktur produksi dibantu oleh manajer pabrik, manajer penjualan, bagian keuangan dan akuntansi. Setelah anggaran selesai disusun, maka anggaran tersebut diserahkan kepada direktur untuk diperiksa, diperbaiki yang perlu dan disahkan.
52 5.4.2 Sumber Daya Manusia
Tenaga kerja merupakan orang-orang yang bekerja dan sering juga disebut sumber daya manusia. Tenaga kerja mencakup kontribusi orang-orang baik secara fisik maupun mental ketika mereka melakukan produksi. PT ADEI CRI memiliki tenaga kerja dengan berbagai kualifikasi untuk fungsi dan bagian yang berbeda. Rasio tenaga kerja berjenis kelamin pria dan wanita adalah 3 : 1. Mayoritas tenaga kerja yang bekerja adalah pria.
Perekrutan tenaga kerja bagian produksi tidak memiliki klasifikasi berupa lulusan maupun tingkat pendidikan dan standarisasi khusus. Yang dibutuhkan adalah kemauan untuk tekun, bertanggungjawab, serta kerja keras. Perekrutan tenaga kerja terdiri dari proses wawancara dengan membawa ijazah terakhir yang dimiliki. Tenaga kerja yang dimiliki PT ADEI CRI secara keseluruhan adalah tamatan SMA, hanya tingkat manajer yang memiliki kualifikasi lulusan Sarjana Strata 1.
Karyawan mendapatkan upah diatas UMR. Selain itu, pekerja juga diikutkan dalam program jamsostek, diberikan tunjangan beras ditambah dengan fasilitas perumahan serta dibangun sebuah musholla di kompleks pabrik dan lainnya demi peningkatan kesejahteraan pekerja. Untuk keseluruhan di perusahaan terdapat 400 orang tenaga kerja yang berarti jumlah pekerja dan keluarga yang tergantung penghidupannya kepada perusahaan berjumlah ±10.000 orang.
Berdasarkan sifat hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan, karyawan di PT ADEI CRI dibedakan menjadi karyawan tetap, karyawan honor dan karyawan tidak tetap. Karyawan tetap adalah karyawan yang bekerja untuk perusahaan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Keseluruhan karyawan tetap berada di kantor pusat di Medan dan yang berada di pabrik pengolahan. Karyawan honor adalah karyawan yang upahnya diberikan berdasarkan perjanjian yang telah disepakati bersama. Karyawan honor yaitu penasehat hukum dan petugas sipil atau militer. Karyawan tidak tetap adalah karyawan yang bekerja untuk perusahaan untuk jangka waktu yang telah ditentukan. Karyawan ini terdiri dari karyawan harian lepas, karyawan harian musiman dan karyawan borongan. Karyawan tidak tetap biasanya bekerja apabila perusahaan harus memenuhi
53 pesanan dalam waktu yang singkat. Karyawan tidak tetap akan memperoleh upah berdasarkan dengan kuantitas pekerjaan yang dilakukan.
Karyawan PT ADEI CRI bagian pengolahan dibagi dalam dua shift dengan memiliki rata-rata jam kerja tujuh jam per hari. Shift pertama dimulai pada pukul 05.00-12.00 WIB dan shift kedua dimulai pada pukul 12.00-19.00 WIB. Selain karyawan tetap menerima gaji pokok, perusahaan juga memberikan tunjangan-tunjangan lain, antara lain :
a. Tunjangan transportasi
Tunjangan ini diberikan apabila karyawan melakukan perjalanan dinas dengan biaya perusahaan.
b. Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru
Setiap tahun perusahaan selalu memberikan tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru kepada tenaga kerja yang sudah memiliki masa kerja minimal satu tahun yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Bagi pekerja yang masa kerjanya kurang dari satu tahun tetapi lebih dari tiga bulan masa kerja, maka akan mendapatkan tunjangan yang proporsional dengan masa kerjanya. Pemberian tunjangan ini biasanya diserahkan kepada pihak perusahaan dua minggu sebelum dari Hari Raya dan Tahun Baru tersebut.
c. Tunjangan Perawatan
Apabila salah seorang karyawan yang terdaftar dalam perusahaan menderita sakit yang memerlukan pengobatan intensif, maka perusahaan akan memberikan bantuan pengobatan yang disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dengan ketentuan sebagai berikut :
- Biaya pengobatan akan dibantu pihak perusahaan apabila karyawan
tersebut berobat ke rumah sakit yang ditunjuk oleh perusahaan.
- Dalam keadaan mendesak atau darurat, karyawan diperkenankan berobat ke dokter luar yang terdekat dengan catatan karyawan tersebut harus melaporkan kepada pimpinan perusahaan yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter yang berwenang.
d. Tunjangan Kematian Bukan Kecelakaan.
Apabila karyawan sebagai kepala keluarga meninggal dunia karena bekerja maka pihak perusahaan akan memberikan sumbangan pada ahli warisnya
54 sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan perusahaan, dimana jumlahnya berdasarkan pada Per.Men.No.04/MEN/1986 serta upah dalam bulan berjalan.
5.4.3 Sumber Daya Fisik
Sumber daya fisik merupakan hal-hal yang berwujud yang digunakan perusahaan dalam melaksanakan dan memudahkan kegiatan usaha. Sumber daya fisik merupakan sumber daya alam, bahan baku, fasilitas perkantoran dan produksi, perlengkapan, komputer serta peralatan lainnya. Sumber daya fisik yang dimiliki PT ADEI diantaranya pabrik, perumahan karyawan dan lahan milik sendiri seluas ± 10 Ha. Dalam kegiatan pembukuan dan pencatatan karyawan menggunakan mesin tik dan sistem komputerisasi. Semakin berkembangnya usaha maka memerlukan sumber daya fisik yang lebih untuk tetap dapat mengikuti perkembangan usaha dan teknologi. Keadaan alam, ketersediaan sumber air yang kontinu dan adanya iklim yang sesuai merupakan faktor pendukung berjalannya usaha PT ADEI CRI.
5.4.4 Sumber Daya Informasi
Dalam mendukung kegiatan usahanya, PT ADEI CRI menggunakan sumber informasi baik dalam memperoleh informasi tentang jumlah permintaan, isu-isu yang mempengaruhi dan berpengaruh terhadap usaha, keadaan harga pasar, prediksi harga waktu mendatang dan adanya peraturan–peraturan baru dalam bidang industri karet dan tenaga kerja. Oleh karena itu, PT ADEI CRI tergabung dalam organisasi Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (GAPKINDO) Wilayah Sumatera Utara. Selain itu, perusahaan juga menggunakan internet dalam mengakses informasi-informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan usaha.
5.5 Produksi dan Operasi
Proses produksi merupakan interaksi antara bahan baku, tenaga kerja langsung dan bahan-bahan penolong yang digunakan. Dengan adanya interaksi antara unsur-unsur produksi tersebut maka dihasilkan hasil atau out put. Pengaturan yang baik terhadap interaksi dari unsur-unsur tersebut dapat memperbaiki tingkat efektivitas dan efesiensi dari proses produksi. Proses
55 produksi yang dilakukan PT ADEI CRI menghasilkan output berupa crumb
rubber dengan mutu Standar Indonesian Rubber (SIR) mutu SIR-20.
Perusahaan mengolah berbagai jenis getah seperti getah slabs, getah
lumps, getah lumps cincang, getah paret dan jenis getah lainnya yang akan
dijadikan karet kering yang sesuai dengan SIR 10 dan SIR 20. Dalam proses produksinya, perusahaan dapat juga menghasilkan karet kering yang sesuai dengan SIR 10. Karet kering ini tidak dapat diproduksi dalam jumlah besar karena bahan baku untuk jenis karet ini sukar didapatkan. Berdasarkan pengalaman dari seluruh bahan mentah yang diolah di pabrik, barang jadi yang dapat diproduksi sesuai dengan SIR 10 sangat sedikit. Oleh karena itu, PT ADEI CRI memfokuskan memproduksi SIR 20 selama lima tahun belakangan ini.
Pada awal produksinya, proses pengolahan getah hanya dalam bentuk
remilling yaitu dalam bentuk pengolahan tradisional yang hasilnya masih dalam
bentuk crown crepe yaitu berupa lembaran karet kering. Pada masa itu perusahaan belum mampu memenuhi permintaan crown crepe dari berbagai negara. Pada tahapan proses remilling memerlukan waktu hingga satu bulan sedangkan permintaan dari konsumen pada saat itu sangat tinggi sehingga perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan yang ada di pasaran. Pada saat itu kemampuan produksi hanya berkisar 1.000 sampai 1.500 ton per bulan. Keadaan ini berlangsung hingga tahun 1974.
Akibat adanya kemajuan teknik dalam pengolahan karet, negara konsumen tidak lagi mengimpor karet dalam bentuk crown crepe. Negara konsumen menuntut hasil produksi dalam keadaan yang baik. Hasil produksi ini disebut dengan crumb rubber. Karena hal ini perusahaan bertekad untuk meningkatkan produksinya dengan melakukan konversi pabrik remilling menjadi crumb rubber
yaitu mengolah cara pengolahan karet menjadi crumb rubber. Perubahan ini baru dapat terlaksana pada tahun 1975.
Dalam proses crumb rubber ini, perusahaan memiliki mesin penghancur getah sebanyak tiga unit. Dengan adanya ketiga unit mesin yang dimiliki, perusahaan dapat menghasilkan 1.800 ton karet kering tiap bulan tetapi hasil ini belum dapat memenuhi semua permintaan yang datang dari berbagai negara. Hal ini dikarenakan permintaan yang semakin meningkat dari negara-negara
56 konsumen dari waktu ke waktu. Dengan adanya kesempatan untuk memasuki pasar internasional, maka perusahaan menambah satu lagi unit mesin penghancur getah. Ternyata dengan adanya penambahan, volume produksi dapat meningkat menjadi 2.300 sampai 2.500 ton per bulan, hingga tahun 1998 perusahaan telah memiliki lima unit mesin penghancur, dua unit mesin cincang, 18 unit mesin penggiling serta dua unit mesin pengering. Dengan demikian volume produksi telah mencapai 29.600 ton per tahun sehingga hampir seluruh permintaan dari negara-negara pengimpor sudah dapat terpenuhi.
Dalam proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi, PT ADEI CRI melakukan proses pabrikasi yang diolah di dalam pabrik steril dengan menggunakan mesin pengolahan. Pada prinsipnya standar proses pengolahan bahan olah karet (bokar) terdiri dari urutan penerimaan bahan olah, penyimpanan bahan olah, pencacahan dan pencampuran, penggilingan, penjemuran, perajangan, pengeringan, penimbangan dan pengempaan, pengujian produk jadi, pengemasan, penyimpanan produk jadi dan penyerahan. Skema proses pengolahan bahan olah karet dapat dilihat pada Lampiran 3. Tahapan pengolahan bahan dalam proses produksi akan dijelaskan dibawah ini.
I. Pembersihan
Pada tahap pembersihan semua bahan baku yaitu lumbs/slabs yang dibeli melalui pedagang perantara terlebih dahulu disortir, dengan tujuan untuk memisahkan sampah-sampah yang tercampur di dalam bahan baku yang dibeli dengan menggunakan mesin pembersih yaitu mesin giling palu (hammermill). Mesin ini dapat membuang ± 95 persen dari kandungan kotoran semula. Persentase penghilangan kotoran yang cukup tinggi ini dapat terjadi karena kebanyakan bahan baku mengandung kotoran permukaan dan kotoran terdispersi tak merata. Setelah dilakukan penyortiran, karet tersebut dimasukkan ke mesin pemecah karet hingga berbentuk butiran. Kemudian karet tersebut dialirkan melalui ban berjalan dan dimasukkan ke dalam mesin Granulator sambil disiram air, dengan maksud agar karet lebih bersih. Selanjutnya karet tersebut dialirkan ke bak penampungan dan dari sini, karet dihisap kemudian dimasukkan ke mesin
prebreaker yang bertujuan untuk memperoleh karet yang bersih dari kotoran
57 II. Penggilingan
Untuk memperoleh keseragaman, maka dilakukan pencampuran secara makro (macro blending) yaitu sejumlah bahan olah berbentuk cacahan dicampur. Kemudian akan disusul dengan pencampuran secara mikro (micro blending) pada gilingan krep. Pencampuran dilakukan untuk menggabungkan bahan olah yang mempunyai nilai PRI yang tinggi dan yang rendah. Hasil penggilingan akan berbentuk selendang atau lembaran panjang dengan ketebalan antara 8-10 mm. Pencampuran secara mikro pada gilingan krep memberi keuntungan yaitu memperbaiki keseragaman dan penyingkatan waktu pengeringan. Kerugiannya yaitu kenaikan biaya pengolahan karena rendahnya kapasitas kerja dari gilingan krep dan tingginya kebutuhan tenaga kerja.
III. Penjemuran
Hasil dari penggilingan yang berupa lembaran akan dijemur (pengeringan gantung) dengan cara mengantung lembaran basah dari gilingan krep di dalam kamar pengeringan selama 8-14 hari. Secara teknis, sistem pengeringan gantung memberikan keuntungan yaitu nilai PRI dan PO (Plasticity Original) dapat dipertahankan. Setelah melalui penjemuran, lembaran-lembaran karet tersebut akan dicincang halus hingga berbentuk butiran atau remah. Ini dinamakan dengan proses peranjangan. Lalu getah hasil ranjangan harus diisi merata di setiap talang. Peranjangan dilakukan oleh mesin shredder yang mempunyai satu gilingan pemotong dan satu pisau statis. Ukuran pecahan getah setelah diranjang harus di bawah 8 mm. Pisau ranjang harus diasah secara berkala untuk menghindari hasil ranjangan yang kasar. Hal ini juga dimaksudkan agar bintik putih (white spot) tidak timbul pada karet setelah melalui pengeringan pada dryer nantinya.
IV. Pengeringan
Untuk bahan olah karet rakyat (bokar), pengeringan adalah pekerjaan sangat penting. Remah bahan olah karet rakyat jika dikeringkan diatas 100º C selama lebih dari dua jam akan menghasilkan suatu produk yang rendah PRI-nya. Oleh karena itu, pada waktu proses pengeringan di dryer harus benar-benar dikontrol atau dikendalikan dengan tepat. Butiran-butiran yang telah diisi di talang akan dimasukkan ke dalam dryer untuk dimasak hingga matang dengan suhu dan waktu tertentu. Di dalam dryer ada tiga tahap yaitu tahap pengeringan,
58 tahap pemasakkan atau pengapian dan yang terakhir tahap pendingan. Dengan demikian diharapkan karet sudah menjadi matang setelah keluar dari dryer.
V. Pengempaan
Karet-karet yang sudah matang tersebut akan ditimbang dan dipress (pengempaan) hingga berbentuk bal-bal. Berat bal yang diinginkan adalah 35 ± 0,05 kg dengan ketinggian kurang dari 7 inchi. Ini dilakukan untuk menghindari kantong bal koyak karena bal mengembang. Untuk mengempa karet hingga berbentuk bal digunakan mesin twin chamber. Sebelum proses pengempaan dipastikan semua karet dalam keadaan cukup dingin (sebaiknya di bawah 45ºC). Setiap bal diperiksa secara visual oleh pengawas untuk mengetahui apakah karet terkontaminasi benda asing atau mengandung white spot dengan mengambil satu bal dari setiap 6 bal untuk dipotong dan diperiksa. Setiap bal yang ditemukan mengandung white spot harus dipisahkan dan diambil tindakan segera untuk diidentifikasi penyebabnya supaya hal yang serupa tidak terjadi lagi. Hal ini bertujuan agar kualitas produk tetap terjaga.
VI. Pengujian
Pengambilan sampel untuk pengujian produk dilakukan segera sesudah pengempaan dan harus dilakukan secara teratur. Walaupun fabrikasi sudah baik dan konsisten, pengambilan sampel tetap dilakukan oleh bagian laboratorium. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengerat dua sudut yang berhadapan diagonal kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik yang telah diberi label. Selanjutnya kantong plastik tersebut siap dikirim ke laboratorium untuk diuji meliputi pengujian penetapan kadar kotoran, penetapan kadar abu, penetapan kadar zat menguap, penetapan PRI, pengujian warna, uji pengerasan dalam penyimpanan yang dipercepat (ASHT), penentuan kadar nitrogen dan pengujian Viskositas Mooney. Hasil pengujian ini dicatat untuk membuat laporan
Certificate of Quality (Lampiran 4). Hasilnya akan dikirim ke kantor pusat di
Medan untuk diperiksa ulang sebelum dikirim kepada pembeli. Persyaratan untuk setiap jenis uji dan karakteristik SIR 20 sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI no. 06-1903-1990) dan juga seperti yang telah ditetapkan oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 184/Kp/VI/88, tanggal 25 Juni 1998, yang dapat dilihat pada Tabel 10.
59 Tabel 10. Skema Persyaratan Standar Indonesian Rubber (SIR) Jenis Mutu 20
No Jenis Uji/Karakteristik Satuan
1 Kadar Kotoran (b/b) Maks 0,20
2 Kadar Abu (b/b) Maks 1,00
3 Kadar Zat Menguap (b/b) Maks 0,80
4 PRI (Plasticity Retention Index) Min 50
5 Po Min 30
6 Nitrogen (b/b) Maks 0,60
7 kemantapan Viskositas (ASHT) -
8 Viskositas Mooney ML (1+4)100ºC -
9 Warna Skala Lovibond -
10 Pemasakan (cure) -
11 Warna Lambang Merah
12 Warna Plastik Pembungkus Bandela Transparan
13 Warna Pita Plastik Putih Susu/transparan
14 Tebal Plastik Pita Bandela 0,03 ± 0,01
15 Titik Leleh Plastik Pembungkus Bandela Maks 108
Sumber : PT ADEI Crumb Rubber Industry (2010)
VII. Pengemasan
Setiap bal kembali ditimbang untuk memastikan berat bal sesuai sebelum dimasukkan ke dalam peti. Setiap bal juga harus melewati sensor metal detector
guna mendeteksi apakah di dalam bal terkandung bahan logam atau tidak. Setelah melalui serangkaian prosedur setiap bal lalu akan dikemas. Pengemasan terdiri dari pengemasan dalam (bandela) dengan plastik jenis polietilen transparan dan pengemasan luar dengan menggunakan pallet metal (metal box). Pallet metal ini dikirim dan disediakan oleh pembeli. Setiap pengemasan diberi penandaan, penandaan pengemasan dalam berisi lambang SIR berwarna merah sesuai mutunya yaitu SIR 20 tepat ditengah, tanda pengenal produsen yaitu SCZ, berat netto, nama produsen, tanda SNI dan tanda lain sesuai dengan permintaan dan kesepakatan dengan pembeli. Selain seperti penandaan pada pengemasan dalam, untuk pengemasan luar terdapat informasi negara tujuan dan dicantumkan tulisan
“Produce of Indonesia”. Setelah melalui proses pengemasan dan penandaan,
produk pun sudah siap untuk disimpan di gudang pabrik. Produk akan segera dikirim apabila sudah mendapatkan instruksi pengiriman dari pembeli. Pengiriman akan dilakukan jika Letter of Credit telah ditangan perusahaan.
60 Secara garis besar, peralatan-peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Peralatan Pengolahan Karet Alam Olahan SIR 20 pada PT ADEI CRI
No. Nama Alat Kegunaan
1. Slab cutter menghancurkan bongkahan-bongkahan karet.
2. Tangki air membantu pembersihan dari kotoran yang melekat
pada permukaan bahan olah.
3. Tangki
penampungan
menampung karet yang sudah terpisah dari kotoran dan air yang kotor.
4. Prebreaker menghancurkan karet alam menjadi lebih kecil.
5. Tangki
pencampur
tempat pencampuran bahan olah yang dilengkapi dengan pengaduk supaya diperoleh keseragaman.
6. Hammermill menghancurkan karet menjadi ukuran yang lebih kecil
sekaligus melepaskan kotoran dari karet.
7. Mesin giling
krep
menggiling pecehan-pecahan karet agar menyatu berbentuk lembaran panjang.
8. Air drying shed tempat untuk mengeringkan atau menjemur lembaran
karet.
9. Shredder mencincang halus lembaran karet hingga berbentuk
butiran atau remah.
10. Trolley sebagai tempat untuk mengisi butiran-butiran karet
sebelum dimasukkan ke dalam dryer.
11. Dryer mengeringkan dan memasak butiran karet dalam
trolley hingga matang.
12. Pelletiser mengiling ulang karet yang keluar dari dryer hingga
seragam.
13. Cooling box sebagai tempat untuk mendinginkan karet yang luar
dari pelletiser.
14. Weighting scale menimbang karet yang telah matang.
15. Twin chamber mengempa karet hingga berbentuk bal.
16. Metal detector medeteksi apabila ada kontaminasi logam dalam bal
karet.
17. Forming box sebagai tempat pembetukkan 30 atau 36 bal dalam satu
unit kemasan Shrink Wrap. Sumber : PT ADEI Crumb Rubber Industry (2010)
61 5.6 Pemasaran
Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi,
menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Pemasaran juga merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang yang dapat memuaskan kebutuhan pada pembeli yang ada maupun pada pembeli potensial. Pemsaran dan produksi merupakan fungsi pokok bagi perusahaan. PT ADEI berusaha memproduksi dan memasarkan produk untuk memenuhi kebutuhan pembeli. Pemasaran terkait dengan bauran pemasaran yang terdiri dari product (produk), price (harga), place (distribusi) dan
promotion (promosi). Berikut ini merupakan penjelasan mengenai
masing-masing bauran pemasaran di PT ADEI CRI, yaitu : 5.6.1 Product (produk)
Perusahaan mengolah berbagai jenis getah seperti getah slabs dan atau getah lumps yang akan dijadikan karet kering yang sesuai dengan SIR 20. Produk yang dihasilkan perusahaan memiliki kualitas yang sangat baik karena telah memenuhi standarisasi yang telah ditetapkan pasar dan juga pelanggan. Sebagai buktinya, produk yang dihasilkan oleh PT ADEI telah mendapatkan SNI dari pemerintah. Sebagai persyaratan dari konsumen, PT ADEI harus memiliki sertifikat dari lembaga terpercaya maka PT ADEI CRI telah memiliki tim audit tetap dari Yogya Quality Assurance (YOQA) dan tim audit pemerintah yang diwakili oleh Lembaga Sertifikasi Produk Pusat Standarisasi. Salah satu hal penting yang dilakukan oleh PT ADEI untuk membangun loyalitas pelanggan adalah dengan membangun citra/image baik perusahaan melalui mengutamakan kualitas produk.
5.6.2 Price (harga)
Pemberlakuan harga yang ditetapkan PT ADEI merupakan pemberlakuan harga berdasarkan harga pasar yang berlaku. Perubahan harga yang terjadi sesuai juga dengan harga pasar yang berlaku. Penetapan harga diberlakukan kepada semua pelanggan tanpa melihat kuantitas kontrak yang telah ditandatangi oleh pelanggan. Sistem pembayaran yang ditetapkan adalah pembayaran di depan.
62 Jika pelanggan telah melakukan pembayaran maka pengiriman barang akan segera dilakukan.
5.6.3 Place (distribusi)
Dalam memasarkan produk, PT ADEI menggunakan saluran pemasaran langsung. Konsumen utama PT ADEI adalah produsen ban. Konsumen terbesar PT ADEI CRI yaitu produsen pabrik ban yang berasal dari negara China, Jerman, Prancis,Yugoslavia, Kanada dan Amerika Serikat. Konsumen tersebut melakukan kunjungan rutin setahun sekali ke pabrik pengolahan PT ADEI CRI. Konsumen sendiri yang mendatangi PT ADEI CRI untuk melihat langsung proses pengolahan yang dilakukan. Setelah itu, konsumen akan melakukan transaksi dan kesepakatan penjualan melalui telepon dan surat email.
5.6.4 Promotion (promosi)
Promosi dilakukan untuk memperkenalkan produk kepada khalayak banyak. Hasil produksi PT ADEI sudah mempunyai pasar tertentu, sampai saat ini PT ADEI CRI tidak melakukan promosi secara khusus. Pada awal berdirinya, PT ADEI melakukan pemasaran dengan menjadi anggota Kamar Dagang Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak berdirinya organisasi usaha karet lainnya, perusahaaan juga menjadi anggota organisasi lain seperti GAPKINDO (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) wilayah Sumatera utara. Manfaat langsung yang diperoleh PT ADEI CRI adalah dikenal oleh pengusaha dalam dan luar negeri dalam dunia industri karet. Yang paling terutama bagi PT ADEI CRI adalah kepuasaan pelanggan, yang diharapkan akan menjadi promosi tersendiri bagi pelanggan.