• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I KONSEP DASAR KEPERAWATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I KONSEP DASAR KEPERAWATAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I. Hipertiroid A. Pengertian

Hipertiroidisme adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Doenges 2001)

Hipertiroidisme di kenal juga sebagai tiroksitosis, hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. (Price, 2005)

B. Etiologi

1. Penyakit graves

2. Adenomo toksik soliter 3. Goiter multinodulartoksik

4. Tumor hipofisis yang mensekresi TSH

(Price, 2005)

C. Patofisiologi

Penyakit hipertiroidisme slogan besar adalah penyakit graves. Goiter multinoduler toksik, adenoma toksik soliter hipertiroidisme pada penyakit graves adalah akibat antibody reseptor TSH yang merangsang aktifitas tiroid. Sedangkan pada multinodular toksik ada hubungannya dengan autoimun tiroid itu sendiri. Adapula hipertiroidisme sebagai akibat peningkatan sekresi TSH dari pituitario, namun ini jarang di temukan. Hipertiroidisme pada T3 tiroksitosis mungkin diakibatkan oleh deidonation dari T4 pada tiroid atau meningkatnya T3 pada jaringan di luar tiroid (Waspadji, 2001 766-767).

Pengeluaran hormon tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi akibat stimulasi abnormal kelenjar oleh imunoglobium dalam darah. Stimulator

(2)

tiroid kerja panjang (LATS, Long-Acting Thiroid Stimulator) Di temukan dalam serum dengan konsentrasi yang bermakna pada banyak penderita penyakit ini dan mungkin berhubungan dengan defek pada sistem kekebalan tubuh.

Hipertiroidisme menyerang wanita lima kali lebih sering di bandingkan laki-laki dan insidennya akan memuncak dalam dekade usia ketiga serta keempat, keadaan ini dapat timbul setelah terjadinya syok emosional, stres atau syok infeksi tetapi makna hubungan ini yang tepat belum di pahami. Penyebab lain hipertiroidisme yang sering di jumpai adalah tiroiditis dan penggunaan hormon tiroid yang berlebihan (Smelter, 2001).

D. Manifestasinya

Perjalanan yang penyakit hipertiroidisme biasanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Adapun manifestasinya yang paling sering adalah :

1. Penurunan berat badan 2. Kelelahan 3. Tremor 4. Berkeringat banyak 5. Palpitasi 6. Pembesaran tiroid 7. Takikardi

8. Mata melotot (Mansjoer, 2001)

E. Penatalaksanaan

Terdapat tiga bentuk terapi yang tersedia untuk mengobati hipertiroidisme dan mengendalikan aktivitas tiroid yang berlebihan.

1. Farmakoterapi

Dengan ini menggunakan obat-obatan yang mempengaruhi sintesis hormontiroid serta preparat yang mengendalikan manifestasi

(3)

hipertiroidisme(mengurangi jumlah jaringan tiroid yang mengakibatkan penurunan produksi hormontiroid)

2. Penyinaran atau radiasi yang meliputi penggunaan radio isotop 1’31 atau 1’25

untuk menimbulkan efek destruktif pada kelenjar tiroid yang bertujuan untuk menghancurkan sel-sel tiroid yang berlebihan, terapi ini paling sering di lakukan pada pasien lansia dan pemberian preparat tersebut di lakukan peroral berdasarkan pada berat tiroid diperkirakan 80-160 ucl/8.

3. Pembedahan dengan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid terapi yang dilakukan bergantung pada penyebab hipertiroidisme dan mungkin memerlukan gabungan semua terapiutik.

F. Pemeriksaan Diagnostik

Tes ambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter nodular menular pada penyakit tiroiditis

T4 dan T3 Serum : meningkat T4 dan T3 bebas serum : meningkat

TSH : tertekan dan tak berespon pada TRH (Tiroid Releasing Hormon)

Triglobulin : meningkat

Stimulasi TRH : Dikatakan hipertiroidisme jika TRH tida sampai meningkat setelah pemberian TRH

Ambilan Tiroid131 : meningkat

Gula Darah : meningkat (sehubungan dengan kerusakan pada adrenal)

Fosfat alkali dan kalsium serum : meningkat Pemeriksaan Fungsi Hepar : Abnormal

Elektrolit : Hiponatremia mungkin sebagai akibat dari respon adrenal atau efek dilusi dalam terapi cairan pengganti.

(4)

Hipokalemia : terjadi dengan sendirinya pada kehilangan melalui Gastrointestinal dan diuresis

Kotekolamin : serum menurun Kreatinin urine : meningkat

EKG : Fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali

II. Tiroidektomi

Tiroidektomi parsial atau total dapat dilaksanakan sebagai terapi primer terhadap karsinoma tiroid, hipertiroidisme, dan hiperparatiroidisme

a. Tiroidektomi total : kelenjar tiroid diangkata seluruhnya b. Tiroidektomi parsial : mengangkat sebagian kelenjar tiroid A. Perawatan pre-operasi

1. Kadar hormon tiroid harus diupayakan dalam keadaan normal

2. Pemberian obat antitiroid masih tetap dipertahankan disamping menurunkan kadar hormon darah

3. Masalah jantung juga sudah harus teratasi

4. Kondisi nutrisi harus optimal, diet tinggi protein dan karbohidrat 5. Latih klien cara batuk yang efektif dan latih napas dalam

6. Ajarkan cara mengurangi peregangan pada luka operasi akibat rangsangan batuk dengan menahan di bawah, insisi dengan kedua tangan

7. Beri tahu pasien kemungkinan suara menjadi serak setelah operasi jelaskan bahwa itu adalah hal yang wajar dan dapat kembali seperti semula

B. Perawatan pasca operasi

1. Monitor tanda-tanda vital setiap 15 menit sampai stabil dan kemudian lanjutkan setiap 30 menit selama 6 jam

2. Gunakan bantal pasir atau bantal tambahan untuk menahan posisi kepala tetap ekstensi sampai klien sadar penuh

3. Bila sadar, berikan posisi semi fowler, apabila memindahkan klien hindarkan penekanan pada daerah insisi

(5)

4. Berikan obat analgesic sesuai program terapi 5. Bantu klien batuk dan napas dalam setiap 30 menit 6. Gunakan penghisap oral atau trachea sesuai kebutuhan 7. Monitor komplikasi a/l :

a. Perdarahan

b. Distress pernapasan

c. Hipokalsemia akibat pengangkatan paratiroid yang ditandai dengan tetani

d. Kerusakan saraf laringeal C. Pendidikan kesehatan

1. Penggunaan obat-obatan. Konsistensi waktu sangat perlu diperhatikan 2. Gunakan kipas angin/van atau ruangan ber AC agar klien dapat

beristirahat

3. Pada klien dengan tiroidektomi total atau penggunaan obat antitiroid, jelaskan tanda hipotiroidisme dan hipertiroidisme

4. Jelaskan pada keluarga penyebab emosi yang labil pada klien dan bantu mereka untuk dapat menerima dan mengadaptasinya.

(6)

BAB II

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian secara pasien bedah saat kembali ke unit terdiri atas : 1. Respirasi

Kepatenan jalan napas, kedalaman, frekuensi, bunyi napas 2. Sirkulasi

Tanda-tanda vital: T/D, suhu, nadi, kondisi kulit : dingin, basah, sianotis

3. Neurologi :

Tingkat respons, neurosensori, fungsi bicara : kualitas dan tonasi 4. Drainase :

Mengantisipasi perdarahan : Perhatikan cairan drainase yang keluar khususnya 24 jam pertama pasca operasi. Inspeksi balutan luka.

5. Kenyamanan

Tipe nyeri dan lokasi, mual dan muntah, perubahan posisi yang dibutuhkan

6. Keselamatan :

Kebutuhan akan pagar tempat tidur

7. Peralatan: diperiksa untuk fungsi yang baik B. Diagnosa keperawatan

1. Bersihkan jalan napas tak efektif yang b/d obstruksi akibat perdarahan atau edema daerah insisi

2. Nyeri yang berhubungan dengan insisi pada kelenjar tiroid

3. Komunikasi, kerusakan; verbal yang b/d cedera pita suara, kerusakan saraf laring

4. Resiko tinggi terhadap tetani yang b/d ketidak seimbangan kimia dan stimulasi SSP yang berlebihan

(7)

C. Intervensi Keperawatan

1. Bersihkan jalan napas tak efektif yang b/d obstruksi akibat perdarahan atau edema daerah insisi

Tujuan

- Mempertahankan jalan napas paten - Aspirasi di cegah

Intervensi Keperawatan

a. Pantau tanda-tanda distress pernapasan, sianosis, takipnea b. Auskultasi suara napas setiap 2 jam, catat adanya suara ronki

c. Periksa balutan luka setiap jam selama periode pertama pasca operasi dan kemudian dilakukan setiap 4 jam

d. Pertahankan posisi semi fowler

e. Gunakan kirbat es untuk mengurangi edema di daerah sekitar insisi f. Lakukan penghisapan pada mulut dan trachea sesuai dengan indikasi,

catat warna dan karakteristik sputum

2. Komunikasi, kerusakan; verbal yang b/d cedera pita suara, kerusakan saraf laring

Tujuan : Mampu menciptakan metode komunikasi di mana kebutuhan dapat dipahami

Intervensi keperawatan

a. Kaji fungsi bicara secara periodi

b. Anjurkan untuk tidak bicara terus menerus c. Pertahankan komunikasi yang sederhana

d. Berikan metode komunikasi alternatif yang sesuai e. Pertahankan lingkungan yang tenang

(8)

3. Nyeri yang berhubungan dengan insisi pada kelenjar tiroid Tujuan: Klien mengalami nyeri yang minimal.

Intervensi Keperawatan

a. Kaji tingkat nyeri dengan menggunakan skala penilaian nyeri

b. Letakkan klien dalam posisi semi fowler dan sokong kepala atau leher dengan bantal pasir atau bantal kecil

c. Ajarkan klien cara menopang leher dan kepala saat merubah posisi d. Tempatkan bel pemanggil disisi klien agar mudah digunakan e. Pertahankan lingkungan yang tenang, kurangi stresor

f. Kolaborasi: Berikan obat analgetik sesuai program

g. Berikan minuman yang sejuk atau makanan yang lunak seperti es krim

4. Resiko tinggi terhadap tetani yang b/d ketidak seimbangan kimia dan stimulasi SSP yang berlebihan

Tujuan: Cedera dengan komplikasi minimal/terkontrol Intervensi Keperawatan

a. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya peningkatan suhu tubuh, takikardia <140- 200 x/m, disritmia, distres pernapasan, sianosis. b. Observasi adanya peka rangsang, misalnya : gerakan tersentak, kebas c. Pertahankan penghalang tempat tidur

d. Kolaborasi: Pantau kadar kalsium darah

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Donges, Marilynn E, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3 Penerbit EGC : Jakarta

Smeletzer, Suzzane, 2001. Keperawatan Medikal Bedah I, Edisi 8, Penerbit EGC : Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, serta mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi dalam bidang

dimaksud dengan tradisi Selamatan Suroan ialah suatu kebiasaan yang telah dilakukan sejak dahulu dalam suatu kelompok untuk menyambut bulan Muharram atau Suro yang dilakukan

Kandungan amilosa mempengaruhi pola absorpsi airnya, beras dengan amilosa tinggi relatif lebih mudah menyerap air dibanding beras amilosa rendah pada suhu kurang

MAJALAH ILMIAH DIAKUI INSTANSI YG BERSANGKUTAN (Naskah) 6 II KT/KI HASIL PENGKAJIAN TIDAK

Hasil penelitian ini membuktikan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kepatuhan pembatasan cairan sebelum dan

Berdasarkan hasil penelitian, gerakelektrodadanposisi pengelasan yang digunakan mempunyai pengaruh nyata terhadap nilai kekerasan, nilai kekerasan Vikers tertinggi

Berdasarkan tabel di atas, dapat diartikan bahwa nilai koefisien beta (ß) = - 0,277 dan menunjukkan t hitung sebesar -7,904 dan nilai Sig. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional atau PKSN adalah kawasan perkotaan