• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

(Sensus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012)

Rifqi Algifari 103403021

Email : rifqi.algifari@student.unsil.ac.id

Program Studi Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Siliwangi

ABSTRACT

The objectives of this research are to know the (1) capital structure at companies manufacturing food and beverage industry sectors listed in Indonesia Stock Exchange (2) profitability at companies manufacturing food and beverage industry sectors listed in Indonesia Stock Exchange (3) influence capital structure on profitability companies manufacturing food and beverage industry sectors listed in Indonesia Stock Exchange. This research method use descriptive analysis with census method. The tecnique used to analysis data is regresion analysis, correlation analysis, and coefficient analysis of determination. Based on hypothesistesting the result of research indicate that : (1) all companies at manufacturing food and beverage industry sectors listed in Indonesia Stock Exchange had capital structure that is different (2) all companies at manufacturing food and beverage industry sectors listed in Indonesia Stock Exchange had profitability that is different (3) capital structure inluenced positive and significance on profitability company at companies manufacturing food and beverage industry sectors listed in Indonesia Stock Exchange.

Keywords : Capital Structure, Profitability

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2) profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (3) pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang

(2)

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan sensus. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana, korelasi linear sederhana, koefisien determinasi. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis teruji bahwa : (1) seluruh perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki struktur modal yang bervariasi (2) seluruh perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki profitabilitas perusahaan yang bervariasi (3) struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

Kata Kunci : Struktur Modal, Profitabilitas Perusahaan

PENDAHULUAN

Di era perkembangan bebas saat ini, pengusaha bukan lagi harus bersaing. Suatu perusahaan umumnya didirikan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal agar kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan dan berkembang dengan baik. Dalam pencapaian tujuan tersebut manajemen atau pimpinan perusahaan selalu dihadapkan pada berbagai masalah baik yang bersifat teknis, administratif, maupun finansial. Oleh karena itu pimpinan atau pihak manajemen harus mengambil keputusan yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan dan pengambilan keputusan tersebut memerlukan gambaran jelas mengenai permasalahan yang dihadapi.

Perekonomian yang selalu mengalami perubahan dan persaingan bisnis yang semakin kuat, membuat para manajer harus terus meningkatkan profitabilitas perusahaannya dengan mengembangkan dan menjalankan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan dana sangat besar untuk meningkatkan profit perusahaannya. Kebutuhan dana akan semakin bertambah seiring dengan besarnya kegiatan ekspansi yang dilakukan perusahaan. Kebutuhan dana dapat berasal dari sumber internal dan sumber eksternal perusahaan. Sumber internal perusahaan adalah sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, misal modal. Sumber eksternal perusahaan adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, misal hutang. Kebutuhan dana perusahaan pada umumnya merupakan gabungan antara dana jangka pendek dan jangka panjang. Pemenuhan kebutuhan dana jangka pendek menggunakan sumber pendanaan

(3)

jangka pendek atau hutang lancar, misal hutang dagang, sedangkan kebutuhan dana jangka panjang seperti pemenuhan dana untuk peningkatan kapasitas produksi atau investasi pada umumnya menggunakan pendanaan jangka panjang, misal obligasi.

Masalah pendanaan merupakan masalah penting yang harus diperhitungkan oleh para investor. Menurut Hilmi (2010), masalah pendanaan merujuk pada permodalan, baik ketika pendirian, pada saat perusahaan berjalan normal, maupun saat perusahaan mengadakan perluasan usaha. Tugas utama manajemen perusahaan menentukan target struktur modal optimal yang di dalamnya terdapat proporsi pendanaan oleh utang perusahaan. Struktur modal merupakan imbangan antara modal asing atau utang dengan modal sendiri. Struktur modal diharapkan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik perusahaan melalui peningkatan kemakmuran atau nilai perusahaan.

Besar kecilnya tingkat struktur modal akan mempengaruhi profitabilitas suatu perusahaan, begitupun sebaliknya dengan tingkat laba atau profitabilitas yang dicapai baik melalui Return On Asset (ROA) maupun Return On Equity (ROE) akan menunjukkan sejauh mana pengaruhnya terhadap proporsi struktur modal perusahaan di masa yang akan datang.

Ada beberapa ukuran untuk mengukur kinerja atau keberhasilan suatu perusahaan yaitu dengan mengukur kemampuan laba (profitabilitas), dimana profitabilitas ini merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:118) mengartikan profitabilitas adalah “Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total asset maupun modal sendiri”.

Profitabilitas ini juga menunjukan tingkat keberhasilan suatu badan usaha dalam menghasilkan pengembalian usaha (return) kepada pemiliknya. Kemampuan perusahaan dalam tiap periode untuk mendapatkan laba dapat diukur dengan Rasio Profitabilitas, yang mencerminkan kemajuan perusahaan dalam menjalankan operasinya. Rasio profitabilitas terdiri atas Return On Asset, Return On Equity, Return

On Invesment, Rentabilitas, Operating Profit Margin, dan Net Operating Margin. Rasio

profitabilitas ini akan memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan. Semakin besar rasio, maka akan semakin baik pula, karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat dengan semakin besarnya profitabilitas.

(4)

Rasio profitabilitas juga dapat mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi. Indikator yang biasa digunakan untuk memgukur kinerja profitabilitas adalah ROE (Return On Equity), yaitu rasio yang menggambarkan besarnya kembalian atas total modal untuk menghasilkan keuntungan dan ROA (Return On Asset), yaitu rasio yang menunjukan kemampuan dari keseluruhan aktiva yang ada dan yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, perlu kiranya meneliti sejauh mana pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas perusahaan, yang hasilnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Perusahaan Sensus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Struktur Modal

Untuk memenuhi kebutuhan operasional suatu perusahaan, maka perusahaan harus memiliki struktur modal yang cukup dalam artian perusahaan tersebut harus mampu membiayai pengeluaran dalam operasi perusahaannya sehari-hari, karena dengan struktur modal ini perusahaan harus mampu membiayai kegiatan operasi tanpa mengganggu likuiditasnya, sehingga kelangsungan operasi perusahaan dimasa yang akan datang akan terjamin. Oleh karena itu struktur modal sangat besar peranannya dalam menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Menurut Bambang Riyanto (2001: 296) pengertian struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Berdasarkan pengertian dapat disimpulkan, bahwa struktur modal adalah perbandingan antara hutang jangka panjang (Debt) dengan modal sendiri (Equity) yang digunakan perusahaan untuk membiayai aktivanya. Hutang dan modal sendiri mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda. Oleh karena itu, pihak manajemen harus memahami dengan baik keduanya.

Struktur modal harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menjamin tercapainya stabilitas finansial perusahaan. Memang tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah dan komposisi modal dari tiap-tiap perusahaan, tetapi pada dasarnya

(5)

pengaturan terhadap struktur modal dalam setiap perusahaan harus berorientasi pada tercapainya stabilitas finansial dan terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan.

Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih memilki kekurangan (defisit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang (debt

financing).

Struktur modal pada dasarnya merupakan suatu pembiayaan permanen yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing, dimana modal sendiri terdiri dari berbagai jenis saham dan laba ditahan. Penggunaan modal asing ini menentukan besarnya leverage keuangan yang digunakan perusahaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar proporsi modal asing/hutang jangka panjang dalam struktur modal perusahan, maka akan semakin besar pula resiko kemungkinan terjadinya ketidakmampuan untuk membayar kembali hutang jangka panjang beserta bunganya pada tanggal jatuh temponya. Bagi kreditur hal ini berarti bahwa kemungkinan turut serta dana yang mereka tanamkan di dalam perusahaan untuk dipertaruhkan pada kerugian juga semakin besar.

Rasio yang digunakan dalam perhitungan rasio struktur modal adalah DER (Debt Equity Ratio). DER merupakan perbandingan antara utang dan modal sendiri (Bambang Riyanto, 2001:333). DER dapat diformulasikan sebagai berikut:

Semakin tinggi rasio DER mengindikasikan bahwa dengan struktur modal tersebut, resiko keuangan yang ditanggung oleh para pemegang saham biasa semakin tinggi.

Pengertian Profitabilitas Perusahaan

Salah satu tujuan penting dari aktivitas perusahaan pada akhirnya adalah pencapaian laba yang diinginkan. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dapat diketahui melalui informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan mengukur kemampuan laba (profitabilitas).

Menurut Bambang Riyanto (2001: 35) menjelaskan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Berdasarkan

(6)

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, dengan membandingkan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan bermacam-macam, dapat berupa perbandingan antara laba yang berasal dari operasi atau usaha, laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva, laba bersih sesudah pajak dengan keseluruhan aktiva ataukah perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Dapat disimpulkan bahwa profitabiltas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan bahwa perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan mengurangi ketergantungannya pada pihak luar, karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk memperoleh sebagian besar pendanaannya dari laba ditahan. Hal ini akan berpengaruh terhadap penentuan komposisi struktur modal.

Rasio yang digunakan dalam perhitungan rasio profitabilitas adalah ROE (Return On Equity) dimana ROE dapat diperoleh dengan membandingkan laba setelah pajak dengan total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan (Martono dan Harjito, 2001:61). Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.

Return On Equity (ROE) sering dijadikan alat untuk mengukur tingkat

pengembalian total modal setelah pajak. Bertambah tinggi Return On Equity (ROE) maka bertambah baik pula bagi perusahaan. Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan serta mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan.

Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Perusahaan

Struktur modal adalah perbandingan antara hutang jangka panjang (Debt) dengan modal sendiri (Equity) yang digunakan perusahaan untuk membiayai aktivanya. Menurut Bambang Riyanto (2001: 294) menyatakan:

“Dalam keadaan bagaimanapun juga perusahaan tidak boleh mempunyai jumlah utang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri atau dengan kata lain debt

ratio jangan lebih besar dari 50% sehingga modal yang dijamin (utang) tidak

(7)

Dengan demikian, struktur modal dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar hutang jangka panjang yang akan diambil dan hal ini akan berpengaruh juga terhadap penentuan besarnya profitabilitas perusahaan.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, dengan membandingkan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik dan semakin meningkat kemakmuran perusahaan.

Brigham dan Houston (2001:43) menyatakan bahwa:

“Perusahaan yang mempunyai tingkat pengembalian tinggi atas investasi, menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal yaitu dari laba ditahan.” Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi cenderung menggunakan proporsi utang yang relatif kecil. Karena dengan tingkat pengembalian yang tinggi, kebutuhan dana dapat diperoleh dari laba ditahan. Perusahaan yang profitabilitasnya tinggi akan lebih banyak mempunyai dana internal daripada perusahaan yang profitabilitasnya rendah. Apabila dalam komposisi struktur modal penggunaan modal sendiri lebih besar daripada penggunaan utang, maka rasio struktur modal akan semakin kecil. Dengan demikian sesuai dengan Pecking Order Theory yang mengemukakan bahwa perusahaan cenderung menggunakan sumber pendanaan internal sebanyak mungkin sebelum memutuskan untuk berutang. Semakin besar rasio struktur modal maka akan semakin kecil tingkat profitabilitas, sehingga struktur modal berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

Akan tetapi berbeda dengan yang dikemukakan oleh Agus Sartono (2005) yang menjelaskan bahwa:

”Rasio return on equity atau return on net worth (ROE) megukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar”.

Jika rasio ROE besar maka menunjukkan struktur modal perusahaan lebih besar proporsi penggunaan hutang untuk menghasilkan laba perusahaan, maka bagian laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham lebih besar karena tidak ada tambahan

(8)

pemegang saham baru. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan sumber pendanaan hutang maka semakin besar profitabilitas perusahaan dihubungkan dengan kemakmuran pemegang saham.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa struktur modal dan profitabilitas memiliki hubungan yang tidak dapat diabaikan, dimana keduanya memiliki hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Hal itu dikarenakan perusahaan memerlukan peningkatan profitabilitas agar dapat bertahan hidup dalam jangka panjang dan nantinya berpengaruh pada nilai perusahaannya. Di antaranya tentang besar kecilnya nilai yang dikeluarkan perusahaan untuk kebutuhan sosial dan lingkungan perusahaan, pembayaran bunga utang dikurangkan pajak, dan penambahan utang dalam struktur modal akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Pemilik sebuah perusahaan mungkin dapat mempergunakan utang yang berjumlah relatif besar untuk mambatasi manajernya. Ancaman kebangkrutan disebabkan oleh tingkat rasio utang yang tinggi. Untuk itu, perusahaan diharapkan lebih berhati-hati dan tidak menghambur-hamburkan uang para pemegang saham.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dan metode sensus. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang meneliti suatu kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Mohammad Nazir, 1999:63).

Menggunakan metode sensus yaitu suatu penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu (Dr. Soekidjo Notoatmodjo, 2002:140).

Operasionalisasi Variabel Penelitian 1. Variabel Independen: Struktur Modal

(9)

Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu informasi berdasarkan dari laporan keuangan serta laba rugi pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terletak di Pojok Bursa FE-UNSIL Kota Tasikmalaya.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis melalui dua cara yaitu: 1. Penelitian kepustakaan

Teknik ini dilaksanakan untuk memperoleh data-data sekunder guna mendukung data-data primer yang diperoleh dari kegiatan penelitian yaitu dengan cara mempelajari data-data sebagai landasan teoritis dari berbagai buku, literatur, laporan tertulis atau sumber-sumber lain sebagai penunjang informasi yang ada hubungannya dengan topik yang sedang diteliti.

2. Metode penelusuran data online

Yaitu cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data atau informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan data dapat dipertanggungjawabkan secara akademis (Burhan Bungin, 2004: 148). Adapun data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman serta komponennya yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari website www.idx.co.id yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia

Populasi Sasaran

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono (2008: 61). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar (listing) di pasar modal (Bursa Efek Indonesia) yang terdiri dari 18 perusahaan.

(10)

PEMBAHASAN

Struktur Modal dan Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Pada Periode Tahun 2012

No Kode Nama Perusahaan Struktur Modal Profitabilitas 1 ADES Akasha Wira International Tbk 0,99 0,33899 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0,93 0,09907

3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 1,25 0,11064

4 DAVO Davomas Abadi Tbk 14,02 -0,79142

5 DLTA Delta Djakarta Tbk 0,26 0,28062

6 FAST Fast Food Indonesia Tbk 0,82 0,15116 7 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 0,71 0,11534 8 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 2,49 1,37457

9 MYOR Mayora Indah Tbk 1,72 0,18182

10 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 0,67 0,08869 11 PTSP Pioneerindo Gourmet Intern Tbk 0,78 0,35579 12 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 0,81 0,22374

13 SKBM Sekar Bumi Tbk 1,10 0,07531

14 SKLT Sekar Laut Tbk 0,84 0,05337

15 SMAR Smart Tbk 0,94 0,19244

16 STTP Siantar Top Tbk 1,04 0,10832

17 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk 1,83 -0,02765 18 ULTJ Ultrajaya Milk Industry Tbk 0,49 0,11288

Sumber: Pojok Bursa FE-UNSIL

Selanjutnya untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2012 maka dapat diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 (Lampiran 1). Sedangkan hasil perhitungan yang berkaitan dengan analisis data penelitian dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Analisis Regresi Linear Sederhana Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.121 .096 -1.261 .225 strukturmodal .381 .092 .720 4.152 .001

(11)

Dari hasil perhitungan yang dilakukan penulis dengan bantuan SPSS versi 16.0, diperoleh persamaan regresi linearnya adalah:

Y = -0.121 + 0.381X

Persamaan regresi tersebut menyatakan bahwa variabel struktur modal (X) berpengaruh positif terhadap variabel profitabilitas (Y). Koefisien regresi positif tersebut menunjukkan semakin naik struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI maka profitabilitas perusahaan pun akan semakin naik.

2. Analisis Korelasi Linear Sederhana Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .720a .519 .489 .21940903

a. Predictors: (Constant), strukturmodal

Untuk mengetahui hubungan keakuratan yang terjadi antara struktur modal dengan profitabilitas, maka digunakan derajat korelasi antara korelasi dua sampel. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai R sebesar 0.720. jika dilihat dari tabel tingkat keeratan hubungan, nilai R tersebut berada pada interval koefisien 0.60 – 0.799. Hal ini berarti bahwa antara struktur modal dengan profitabilitas mempunyai hubungan yang kuat.

3. Analisis Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas, maka digunakan perhitungan koefisien determinasi. Dimana koefisien ini menggambarkan secara persentase besarnya pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas. Pada bagian ini dapat dilihat pada nilai R square sebesar 0.519. Hal ini berarti struktur modal memiliki pengaruh sebesar 51.9% terhadap profitabilitas. Sedangkan sisanya (100% - 51.9%) sebesar 48.1% disebabkan oleh faktor lain yang tidak diteliti seperti komposisi likuiditas, modal kerja, struktur aktiva, harga pokok penjualan, volume penjualan, biaya produksi, kebijakan perusahaan dan sebagainya.

(12)

4. Pengujian Hipotesis

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .830 1 .830 17.236 .001a

Residual .770 16 .048

Total 1.600 17

a. Predictors: (Constant), strukturmodal b. Dependent Variable: profitabilitas

Untuk menguji hipotesis yang telah penguji rumuskan, data tersebut dianaliss dengan menggunakan uji t. Uji t ini dilakukan untuk mengukur tingkat signifikan dari koefisien variabel independen (struktur modal) terhadap variabel dependen (profitabilitas). Kaidah keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Ho : ρ = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan struktur modal terhadap profitabilitas perusahaan.

Ha : ρ ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan struktur modal terhadap profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan hasil SPSS for windows versi 16.0 diperoleh nilai thitung sebesar

4.152 dengan tingkat signifikan sebesar 0.001. sedangkan nilai ttabel dengan ɑ =

5% (0.05) dan degree of freedom (df) = 18–2=16, adalah sebesar 2.120 (lihat

dalam tabel t) . Selanjutnya nilai thitung tersebut dibandingkan dengan nilai t1/2ɑ

dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika –t 1⁄2_a ≤ t_hit≤ t 1⁄2_a Ho diterima Ha ditolak 2. Jika t_hit<-t 1⁄2_a dan t_hit>t 1⁄2_a Ho ditolak Ha diterima

Dengan demikian, thitung (4.152) > t1/2a (2.11991), artinya Ho ditolak dan Ha

diterima. Atau berdasarkan tingkat signifikasi, dimana nilai sig (0.001) < ɑ (0.05) sehingga Ho yang menyatakan bahwa struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ditolak, dan Ha (hipotesis alternatif) yang menyatakan struktur modal berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas diterima.

Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan

(13)

dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono (1996) dalam Harahap (2003) yang menyatakan bahwa semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal maka

Return On Equity suatu perusahaan semakin meningkat . Dan sejalan dengan penelitian

yang dilakukan Lingga (2008) yang hasilnya menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) seluruh perusahaan memiliki struktur modal, dengan struktur modal paling tinggi yaitu PT. Davomas Abadi Tbk. Sedangkan struktur modal paling rendah yaitu PT. Delta Djakarta Tbk.

2. Profitabilitas perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) seluruh perusahaan memiliki profitabilitas, dengan profitabilitas paling tinggi yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. Sedangkan profitabilitas paling rendah yaitu PT. Davomas Abadi Tbk.

3. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur modal memiliki hubungan yang kuat dan berpengaruh positif dan secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan artinya perubahan struktur modal akan disertai dengan perubahan profitabilitas.

Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberian manfaat bagi kemajuan perusahaan maupun kepada penelitian selanjutnya. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

(14)

1. Bagi perusahaan

Dari hasil yang telah dilakukan diperoleh bahwa struktur modal berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Perusahaan diharapkan meningkatkan jumlah modal yang dimiliki dengan cara meningkatkan volume penjualan dan kinerja operasional demi memberikan profitabilitas yang tinggi sehingga keuntunga perusahaan akan meningkat.

2. Bagi investor

Investor seharusnya memperhatikan faktor lain selain dari struktur modal dan profitabilitas perusahaan dalam berinvestasi di perusahaan untuk meminimalisir ketidakpastian yang akan terjadi.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini hanya menggunakan ROE untuk menilai kinerja perusahaan. Untuk selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian inidengan menilai rasio keuangan lainnya yang dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan seperti ROA, ROI, EPS, deviden dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, E.F. 2001. Intermediate Financial Management. New York: The Dryden Press.

Dina Mujiati Lestari. 2012. Jurnal Akuntansi : “pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal pada PT HM Sampoerna Tbk”.

Http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/download/136/19 1 (Tanggal 31 maret 2014, 11.14)

Http://eprints.undip.ac.id/39659/1/PURWITASARI.pdf (Tanggal 15 April 2014)

Http://eprints.uny.ac.id/8735/ (Tanggal 21 April 2014)

Http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1561/SKRIPSI%20LENGKA

P%20FEB-UH%20-%20A21108282-%20EDITH%20THERESA%20STEIN.pdf?sequence=1 (Tanggal 3 April 2014)

Http://www.eksekutif.co.id/component/content/article/4-berita-bisnis/771-industri-makanan-dan-minuman-prospektif.html (Tanggal 31 Maret 2014, 11.00)

Margaretha. 2003. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

(15)

Nazir, Mohammad (1999). Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Notoatmodjo, Dr. Soekidjo. 2002 Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE Sartono, Agus. 2005. Analisis Kinerja dan Perencanaan Keuangan Perusahan. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sawir, Agnes. 2003. Analisisi Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan. Jakarta: Gramedia

Suad Husnan. 2000. Manajemen Keuangan Edisi Empat. Yogyakarta: BPFE. Sugiyono (2001). Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung.

Sumarso. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat. Syamsuddin, Lukman. 2000. Manajemen Kuangan Perusahaan : Konsep, Aplikasi

dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan, Edisi Baru,

Cetakan Keempat, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Syarif Harahap, Sofyan. 2001. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Kesatu, Cetakan Tiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Van Horne, James dan Jhon M Wachowichz. 2005. Fundamentals Of Financial

Management. Edisi Duabelas. Diterjemahkan Oleh Dewi Fitriasari dan Deny

Harnoswary. Jakarta: Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi linear dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai p (0,039&lt;α) dan nilai β = 1,336 yang artinya

Untuk meningkatkan kegairahan bekerja dan menjamin hari tua diselenggarakan usaha peningkatan kesejahteraan pegawai. Peningkatan kesejahteraan tersebut harus diusahakan

Asuhan Kebidanan Komprehensif mencakup empat kegiatan pemeriksan berkesinambugan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan ( Ante Natal Care ) Asuhan Kebidanan Persalinan

Meninjau hasil perhitungan yang diperoleh dari seluruh percobaan dengan berbagai variabel, selektivitas gasoline tertinggi adalah sebesar 52,42% diperoleh pada penggunaan

Keamatan isyarat dan bilangan voksel bagi pengaktifan pada hemisfera kanan otak (gerakan jari tangan kiri) didapati lebih tinggi berbanding dengan hemisfera kiri (gerakan jari

Setelah diperoleh data waktu baku untuk setiap elemen kerja, lalu dilakukan perhitungan Line Efficiency, Balance Delay, Efisiensi Total, dan Utilitas Kerja yang merupakan

Gambar 4.4 Grafik hasil variasi tegangan keluaran untuk sampel bahan gigi tiruan yang tidak dilubangi dengan sampel bahan gigi tiruan yang telah dilubangi untuk untuk

a) Ha diterima atau Ho ditolak yaitu jika nilai t hitung ≥ nilai t tabel, artinya ada pengaruh positif signifikan motivasi dan kepemimpinan terhadap semangat kerja Pegawai