• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Pendekatan SETS (Science, Enviroment, Technology, Society) pada Pembelajaran Materi Pengelolaan Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Mengelola Lingkungan Siswa Di SMP N 13 Semarang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Pendekatan SETS (Science, Enviroment, Technology, Society) pada Pembelajaran Materi Pengelolaan Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Mengelola Lingkungan Siswa Di SMP N 13 Semarang."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Nani Nurwahyu Atip. 2008. Penerapan Pendekatan SETS (Science, Enviroment, Technology, Society) pada Pembelajaran Materi Pengelolaan Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Mengelola Lingkungan Siswa Di SMP N 13 Semarang. Drs. Nugroho Edi K., M.Si. dan Dra Retno Sri Iswari, S.U.

Berdasarkan observasi awal diketahui bahwa pembelajaran biologi di kelas VII-E SMP N 13 Semarang tahun ajaran 2007-2008 masih perlu mendapat perhatian. Hal ini terlihat dari nilai tes harian siswa pada materi yang telah dipelajari, masih terdapat 40% siswa belum mencapai KKM. Pembelajaran aktif berpusat pada siswa masih jarang dilakukan. Guru juga jarang mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar dan keterampilan mengelola lingkungan siswa kelas VII-E SMP N 13 Semarang melalui penerapan pendekatan SETS.

Penelitian didesain sebagai penelitian tindakan kelas, dengan subyek penelitian siswa kelas VII-E SMP N 13 Semarang tahun ajaran 2007-2008 yang berjumlah 42 orang. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Tiap siklus meliputi 4 tahap, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Data hasil belajar diambil menggunakan laporan dan hasil karya siswa dan sebagai data pendukung menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan kinerja guru, angket tanggapan siswa dan guru mengenai penerapan pendekatan SETS.

Hasil penelitian menunjukkan indikator keaktifan siswa baik dalam pembelajaran praktikum maupun diskusi telah tercapai pada siklus I dan II. Pada siklus I, ketuntasan belajar klasikal pada kegiatan praktikum sebesar 88,10% dengan rata-rata keaktifan 83,00 dan kegiatan diskusi 81,48% dengan rata-rata keaktifan 76,74 (kriteria baik). Pada siklus II keaktifan meningkat, untuk kegiatan praktikum menjadi 95,24% dengan nilai rata-rata keaktifan 88,48, dan kegiatan diskusi 92,86% dengan nilai rata-rata 81,48 (kriteria sangat baik). Indikator hasil belajar dan keterampilan pengelolaan lingkungan dapat tercapai pada kedua siklus. Keterampilan siswa tercapai dengan ketuntasan klasikal sebesar 100% dengan nilai rata-rata hasil karya sebesar 80,35. Berdasarkan hasil angket tanggapan dalam pembelajaran, siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran yang diterapkan. Siswa menyatakan lebih mudah memahami pelajaran, merasa senang dan berminat mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SETS, serta mampu menerapkan keterampilan yang dimiliki untuk mengatasi kerusakan lingkungan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa penerapan pendekatan SETS pada pembelajaran materi pengelolaan lingkungan, dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan mengelola lingkungan siswa kelas VII-E SMP N 13 Semarang. Saran dapat diajukan adalah 1) Pendekatan SETS dapat digunakan sekolah lain pada materi yang sama untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan siswa dalam mengelola lingkungan. 2) Guru diharapkan dapat mencoba menerapkan pendekatan SETS pada materi lain untuk pengembangan pendekatan SETS. 3) Penerapan pendekatan SETS memerlukan persiapan yang cukup (sebelum pelaksanaan praktikum peneliti perlu melakukan uji baku mutu terhadap obyek lingkungan yang hendak diteliti) dan memerlukan kerjasama berbagai pihak antara lain dari siswa, guru, dan pihak sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis.. Seluruh staf tata usaha Fakultas

 Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah dan DPRD membahas Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah dan DPRD membahas

Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa peningkatan produksi keripik pare ke depan lebih menjanjikan dari pada keripik sayur lainnya, disamping pula ada

Fenomenologi menerobos fenomena untuk dapat mengetahui makna (hakikat) terdalam dari fenomena- fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sebutan fenomenologis

Menurut Schein dalam Wibowo (2013:312) budaya biasanya tumbuh dari tiga sumber, yaitu (a) keyakinan, nilai-nilai, dan asumsi dari pendiri organisasi, (b)

[r]

Jumlah peserta yang hadir pada saat kegiatan pembekalan materi tentang pencarian informasi atau browsing internet, penulisan proposal penelitian tindakan kelas,