CHAPTER 10
ACQUISITION AND
DISPOSITION OF
PROPERTY, PLANT, AND EQUIPMENT
Perusahaan seperti Hon Hai Precision (Taiwan), Tata Steel (India), dan Royal Dutch Shell (Inggris dan Belanda) menggunakan aset yang bersifat tahan lama, yaitu aset tetap. Beberapa aset disebut property, plant, and equipment. Istilah lain yang umum digunakan adalah plant assets dan aset tetap. Kita menggunakan istilahistilah ini secara bergantian. Property, plant, and equipment didefinisikan sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk sewa kepada orang lain, atau untuk tujuan administrasi. Itu diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. [1] Property, plant, and equipment itu meliputi tanah, struktur bangunan (kantor, pabrik, gudang), dan peralatan (mesin, furniture, peralatan). Karakteristik utama dari property, plant, and equipment adalah sebagai berikut. 1. Mereka diperoleh untuk penggunaan dalam operasi dan tidak untuk dijual
kembali. Hanya aset yang digunakan dalam operasi bisnis normal yang diklasifikasikan sebagai property, plant, and equipment. Sebagai contoh, sebuah bangunan yang sedang tidak digunakan lebih tepat diklasifikasikan terpisah sebagai investasi. Sebagai tambahan, property, plant, and equipment yang dimiliki untuk digunakan atau diberikan diklasifikasikan terpisah dan dilaporkan dalam laporan posisi keuangan. Pengembang lahan atau minority mengklasifikasikan tanah sebagai persediaan.
2. Mereka secara alami bersifat jangka panjang dan biasanya disusutkan. Property, plant, and equipment menghasilkan jasa selama beberapa tahun. Perusahaan mengalokasikan biaya investasi dalam aset ini ke periode masa depan melalui beban penyusutan periodik. Terkecuali tanah, dimana hanya disusutkan jika penurunan nilai material terjadi, seperti kerugian pada kesuburan lahan pertanian karena rotasi panen yang buruk, kekeringan, atau longsor.
3. Mereka memiliki substansi fisik. Property, plant, and equipment adalah aset berwujud yang ditandai oleh keberadaan fisik atau substansi. Hal ini membedakan mereka dari asset tak berwujud, seperti paten atau goodwill. Tidak seperti bahan baku, bagaimanapun juga, property, plant, and equipment tidak secara fisik menjadi bagian dari produk yang dimiliki untuk dijual kembali. AKUISISI DARI PROPERTY, PLANT, AND EQUIPMENT
Kebanyakan perusahaan menggunakan nilai historis sebagai basis untuk penghitungan property, plant, and equipment. Nilai historis mengukur kas atau
nilai setara kas dari harga perolehan aset tersebut dan membawanya ke lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk digunakan.
Perusahaan mengakui property, plant, and equipment ketika biaya dari aset dapat diukur secara nyata dan besar kemungkinan bahwa perusahaan akan
By: Nugraha Corporation
mendapatkan manfaat ekonomi masa depan. [2] Sebagai contoh, ketika Starbucks (Amerika) membeli mesin pembuat kopi untuk operasinya, biaya ini dilaporkan sebagai aset karena itu dapat diukur secara nyata dan manfaat masa mendatang. Namun, ketika Starbucks melakukan perbaikan biasa pada mesin pembuat kopinya, Starbucks membebankan biaya ini karena periode utama dari manfaat hanya pada periode berjalan.
Biasanya perusahaanperusahaan melaporkan biayabiaya berikut sebagai bagian dari property, plant, and equipment: [3]1
1. Harga pembelian, termasuk bea impor, pajak pembelian tidak dapat dikembalikan, dikurangi potongan penjualan dan rabat. Sebagai contoh british airways (GBR) Menunjukkan bahwa pesawat dinyatakan sebesar nilai wajar pertimbangan yang diberikan setelah dikurangi kredit manufaktur.
2. Biaya terkait untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk digunakan dalam cara yang dimaksudkan oleh perusahaan. Misalnya, ketika Skanska AB (SWE) membeli mesin berat dari Caterpillar (USA), itu mengkapitalisasikan biaya pembelian, termasuk biaya pengiriman.2 Perusahaan menilai properti, pabrik, dan peralatan pada periode berikutnya dengan menggunakan metode biaya perolehan atau metode nilai wajar (revaluasi) . Perusahaan dapat menerapkan biaya atau model nilai wajar untuk semua item aset, dan peralatan atau untuk satu kelas (banyak) aset, dan peralatan. Sebagai contoh, perusahaan mungkin menilai tanah (sekelas aset) setelah akuisisi dengan menggunakan metode nilai wajar dan pada saat yang sama menilai bangunan dan peralatan (kelaskelas lain aset) dengan biaya. Kebanyakan perusahaan menggunakan metodebiaya ini lebih murah untuk digunakan karena biaya appraisal tidak diperlukan. Selain itu, metode nilai wajar umumnya mengarah ke nilai aset yang lebih tinggi, yang berarti bahwa perusahaan melaporkan beban penyusutan yang lebih tinggi dan laba bersih lebih
1 Pertimbangan materialitas penting didalam mempertimbangkan barang untuk dikapitalisasikan. Anggap, sebagai contoh, Cathay Company memiliki suku cadang di tangan untuk melayani kerusakan apapun dalam peralatannya. Kecuali bila suku cadang baik secara terpisah atau dalam kombinasi adalah material dalam jumlah, pengeluaran terkait pada suku cadang dibebankan sebagai pengenaan meskipun mereka memberikan manfaat di masa depan.
2Perusahaan juga mengakui perkiraan dari membongkar, menghilangkan, dan pemulihan tempat jika perusahaan punya obligasi yang mendatangkan akuisisi dari aset. Sebagai contoh, BP (GBR) mengindikasikan bahwa kewajiban untuk menonaktifkan harga yang diakui saat perusahaan punya obligasi untuk membongkar atau menghilangkan fasilitas atau item dari bangunan dan memperbaiki tempat yang dilokasikan. Item yang berhubungan dengan PPE dari jumlah ekivalen untuk ketentuan yang dibuat. Kita berdiskusi pengakuan dan pengukuran dari aset itu dan obligasi di Chapter 13.
By: Nugraha Corporation
rendah. Bab ini membahas metode biaya, kami menggambarkan metode nilai wajar dalam bab 11.
Cost of Land
Semua pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh tanah dan siap untuk digunakan dianggap sebagai bagian dari biaya tanah. Jadi, ketika Group Auchan (FRA) atau AEON (JPN) membeli tanah untuk membangun sebuah toko baru, biaya tanah biasanya mencakup (1) harga pembelian; (2) penutupan biaya, seperti hak atas tanah, biaya pengacara, dan pencatatan biaya; (3) biaya yang timbul dalam mendapatkan lahan dalam kondisi untuk digunakan, seperti penilaian, mengisi, pengeringan, dan membuka tanah; (4) asumsi dari setiap hak gadai, hipotek, atau sitaan di properti, dan (5 ) setiap prasarana tambahan yang memiliki kehidupan yang tidak terbatas.
Sebagai contoh, saat AEON membeli tanah untuk tujuan membangun bangunan, yang mempertimbangkan semua harga yang terjadi sampai penggalian untuk bangunan baru sebagai harga tanah. Penghilangan dari bangunan lama pembersihan, penilaian, dan pengisianadalah harga tanah karena aktivitas ini perlu untuk mendapat tanah dalam kondisi untuk tujuannya. AEON memperlakukan semua proses dari mendapatkan tanah siap untuk tujuan penggunaannya, seperti menyelamatkan tanda terima dalam pembongkaran bangunan lama atau menjual kayu sisa, sebagai pengurang dari harga tanah.
Dalam beberapa kasus, saat AEON membeli tanah, mungkin mengambil obligasi tanah seperti pajak pengembalian atau gadai. Dalam beberapa situasi, harga dari tanah adalah uang yang dibayarkan, ditambah beban. Dengan kata lain, jika harga pembelian dari tanah adalah ¥50,000,000 tapi AEON mengambil pajak properti yang akan dibayar ¥5,000,000 dan hak gadai ¥10,000,000 jadi harga tanah adalah ¥65,000,000
AEON mungkin membuat taksiran untuk peningkatan, seperti pengaspalan, penerangan jalan,sistem drainase. Itu akan dimasukkan dalam harga tanah, karena itu semua relatif permanen. Itulah , setelah pemasangan, itu dipelihara oleh pemerintah lokal. Sebagai tambahan , AEON seharusnya membebankan permanent improvement yang dibuat, seperti landscaping, ke akun Land. Ia mencatat peningkatan apapun secara terpisah dengan umur terbatas, seperti jalan untuk mobil pribadi, trotoar, pagar, area parker, sebagai peningkatan Land. Biaya ini disusutkan dengan perkiraan masa manfaatnya.
Pada umumnya, Land adalah bagian dari Property, Plant, and Equipment. Bagaimanapun, jika tujuan utama dari perolehan dan penguasaan Land adalah spekulasi, perusahaan sewajarnya mengklasifikasikan Land tersebut sebagai Investments. Jika real estate menguasai Land untuk dijual kembali, maka tanah diklasifikasikan sebagai Inventory.
Untuk kasus Land dikuasai sebagai Investments, perlakuan akuntansi apa yang seharusnya diberikan untuk Taxes, Insurance, dan biaya langsung lainnya yang terjadi ketika menguasai Land?Beberapa mempercayai bahwa biaya ini
seharusnya dikapitalisasi. Alasannya: ini bukanlah pendapatan umum dari Investment pada saat ini. Perusahaan pada umumnya menggunakan pendekatan ini kecuali ketika Asset sekarang ini menghasilkan Revenue, (seperti Property sewaan)
Cost of Buildings
Biaya gedung seharusnya termasuk semua pembelanjaan terkait secara langsung pada pemerolehan atau kontruksi. Biaya ini termasuk (1) Materlal, Labor, and Overhead Costs yang terjadi selama pembangunan, dan (2) Profesional Fees and Building Permits. Pada umumnya, perusahaan mengontrak pihak lain untuk membangun gedungnya. Perusahaan menyadari semua biaya yang terjadi , dari penggalian sampai penyelesaian, sebagai bagian dari biaya Building. Tapi bagaimanakah akun perusahaan untuk gedung lama pada lokasi baru yang diusulkan?Apakah biaya pembersihan gedung lama sebagai biaya tanah atau biaya gedung baru?Pemanggilan kembali yang jika perusahaan membeli tanah dengan adanya gedung lama disana, kemudian biaya perobohan nilai residunya adalah biaya untuk memperoleh Land siap untuk penggunaan yang dimaksudkan dan terkait pada Land dibandingkan dengan gedung baru. Dengan kata lain, semua biaya untuk memperoleh Asset siap untuk penggunaan yang dimaksudkan adalah biaya pada asset. Oleh karena itu, setiap biaya yang secara tidak langsung dapat diatribusikan untuk mendapatkan gedung yang siap untuk digunakan sesuai dengan tujuannya tidak boleh dikapitalisasi. Sebagai contoh, biaya startup, seperti biaya promosi yang berkaitan dengan pembukaan gedung atau kerugian operasional yang timbul terutama karena penjualan rendah, tidak boleh dikapitalisasi. Juga, biaya administrasi umum (seperti biaya departemen keuangan) tidak boleh dialokasikan untuk biaya gedung.
Cost of Equipment
"Peralatan" dalam akuntansi termasuk peralatan pengiriman, peralatan kantor, mesin, perabot dan peralatannya, perabotan, peralatan pabrik, dan aktiva tetap serupa. Biaya aktiva tersebut meliputi harga pembelian, pengiriman dan penanganan yang terjadi, asuransi pada peralatan dalam transit, biaya dari yayasan khusus jika diperlukan, perakitan dan biaya instalasi, dan biaya pelaksanaan uji coba. Setiap hasil dari penjualan setiap barang yang dihasilkan ketika membawa peralatan ke lokasi dan kondisi yang digunakan sesuai dengan tujuannya (seperti sampel yang dihasilkan ketika alat diuji) harus mengurangi biaya peralatan. Biaya mencakup semua pengeluaran yang terjadi untuk memperoleh peralatan dan mempersiapkan untuk digunakan.
SelfConstructed Assets (Aktiva yang dibangun sendiri)
By: Nugraha Corporation
Kadangkadang perusahaan membangun aset mereka sendiri. Menentukan biaya mesin tersebut dan aktiva tetap lainnya bisa menjadi masalah. Tanpa harga pembelian atau harga kontrak, perusahaan harus mengalokasikan biaya dan pengeluaran untuk sampai pada biaya asset yang telah dibangun sendiri. Bahan dan tenaga kerja langsung digunakan dalam konstruksi tidak menimbulkan masalah. Sebuah perusahaan dapat menelusuri biayabiaya langsung untuk urutan kerja dan bahan yang terkait dengan aset tetap yang dibangun.
Tetapi, penyerahan dari biaya tidak langsung perusahaan produksi menciptakan masalahkhusus.Biaya tidak langsung ini, yang biasa disebut pengeluaran tambahan atau beban, termasuk tenaga, pemanasan, cahaya, asuransi, pajak property dari bangunan dan peralatan,tenaga kerja supervisor pabrik, depresiasi dari asset tetap dan perlengkapan.
Perusahaan dapat menangani pengeluaran tambahan dalam satu atau dua cara:
1. Menetapkan pengeluaran tambahan tidak tetap ke biaya konstruks iaset. Argument utama untuk perlakuan ini adalah jika fixed in nature; ini tidak menambah hasil dari salah satu konstruksi dari pemilik gedung atau peralatan. Pendekatan ini menganggap perusahaan akan mendapat biaya yang sama tanpa memperhatikan apakahk onstruksi ini asset atau bukan. Oleh karena itu, untuk mengganti bagian dari biaya pengeluaran tambahan untuk peralatan akan dengan sendirinya berkurang beban sekarang dan sebagai konsekuensinya
mengurangi pendapatan dari periods ekarang. Tetapi, perusahaan akan
menetapkan biaya dari asset konstruksi biaya variable pengeluaran tambahan. 2. Menetapkan bagian dari semua pengeluaran tambahan ke proses konstruksi.
Pendekatan ini, dikenal juga sebagai pendekatanfullcosting, tetap jika salah satu percaya bahwa biaya lempiran ke semua produk dan asset manufaktur
ataukonstruksi. Dalam pendekatan ini,perusahaan menetapkan bagian dari semua biaya pengeluaran tambahan ke proses konstruksi, sebagai produksi normal. Para ahli berkata bahwa kegagalan dari mengalokasikan biaya
pengeluaran tambahan lebih rendah dari biaya inisial asset dan menghasilkan alokasi masa depan yang tidak akurat.
Perusahaan seharusnya menetapkan ke asset a pro rata portion dari pengeluaran tambahan tetap untuk menentukan biaya.Perusahaan memakai perlakuan ini secara ekstensif karena ada beberapa percaya bahwa ini menghasilkan pencocokan yang baik antara biaya dengan pendapatan. Jumlah yang tidak normal dari sisa material, tenaga kerja, atau sumber lain seharusnya tidak dimasukkan ke dalam biaya aset.[4]
Jika overhead yang di alokasikan mengakibatkan pencatatan biaya konstruksi melebihi biaya yang merupakan prosedur independen lain yang akan dikenakan biaya, perusahaan harus mencatat kelebihan overhead sebagai kerugian periode daripada memanfaatkannya.Hal ini untuk menghindari pemanfaatkan aset melebihi
fair value.Dalam kondisi apapun seharusnya perusaahansebuah
By: Nugraha Corporation
Interest Cost During Construction (Biaya Bunga Selama Konstruksi)
Akuntansi yang tepat untuk biaya bunga telah menjadi perdebatan yang sangat lama(3).Tiga pendekatan telah disarankan untuk menghitung bunga yang terjadi dalam pembiayaan pembangunan aktiva, dan peralatan:
1. Kapitalisasi tanpa bunga selama masa konstruksi. Pada pendekatan ini, bunga dianggap sebagai biaya pembiayaan dan bukan biaya konstruksi.Beberapa berpendapat bahwa jika sebuah perusahaan telah menggunakan pendanaan ekuitas dan bukan hutang, maka tidak akan dikenakan biaya ini. Argumen utama terhadap pendekatan ini adalah bahwa penggunaan uang tunai, apa pun sumbernya, memiliki biaya bunga terkait implisit, yang tidak boleh diabaikan. 2. Biaya konstruksi dengan semua biaya dana yang digunakan, apakah dapat di identifikasi atau tidak. Metode ini berpendapat bahwa biaya konstruksi harus mencakup biaya pembiayaan, baik secara tunai, utang, atau equity. Pendukung teori ini mengatakan bahwa semua biaya yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva siap untuk digunakan, termasuk bunga, adalah bagian dari biaya asset Bunga,apakah aktual atau diperhitungkan, adalah biaya, seperti halnya tenaga kerja dan materials. Sebuah kritik utama dari pendekatan ini adalah bahwa perhitungan biaya modal ekuitas berfifat subjektif dan di luar kerangka sistem biaya historis.
3. IFRS menggunakan istilah biaya pinjaman daripada beban bunga.Biaya pinjaman termasuk beban bunga dihitung menggunakan metode bunga efektif. Kita menggunakan istilah beban bunga disini untuk menunjukkan itu adalah biaya pinjaman. Hanya mengkapitalisasi biaya bunga yang terjadi selama masa konstruksi. Pendekatan ini setuju dengan sebagian dasar pemikiran pendekatan kedua bahwa bunga adalah biaya yang sama nilainya dengan biaya bahan baku dan tenaga kerja. Tetapi pendekatan ini hanya mengkapitalisasi biaya bunga yang timbul melalui sumber pembiayaanutang. (Artinya, pendekatan ini tidak membuat ketetapan dalam menentukan biaya jika pembiayaan dilakukan melalui sumber pembiayaan ekuitas. Dalam pendekatan ini, perusahaan yang menggunakan sumber pembiayaanutang akan memiliki aset dengan biaya yang lebih tinggi daripada perusahaan yang menggunakan sumber pembiayaanekuitas. Beberapa pihak menganggap pendekatan ini tidak memuaskan karena mereka percaya bahwa biaya perolehan suatu aset harusnya sama apakah itu dibiayai secara tunai, utang, ataupun ekuitas.
Ilustrasi 101 menunjukkan bagaimana suatu perusahaan akan menambah biaya bunga (jika ada) terhadap biaya aset berdasarkan tiga pendekatan kapitalisasi.
Peningkatan biaya aset $ 0 $ ? B y: Tidak mengkapitalisasi Mengkapitali sasi bunga selama
konstruksi semua biaya dari pendanaan
Mengkapitalisasi biaya aktual yang muncul selama proses konstruksi
IFRS menggunakan pendekatan ketigakapitalisasi bunga aktual (dengan modifikasi). Metode ini mengikuti konsep bahwa biaya historis dalam
perolehan aset mencakup semua biaya (termasuk bunga) yang terjadi untuk membawa aset tersebut pada kondisi dan lokasi yang diperlukan agar dapat digunakan sesuai rencana. Dasar pemikiran dari pendekatan ini adalah bahwa selama konstruksi, aset tersebut tidak menghasilkan pendapatan. Oleh karena itu, perusahaan harus menangguhkan (mengkapitalisasi) biaya bunga. Setelah pembangunannya selesai, aset tersebut siap untuk digunakan dan perusahaan dapat memperoleh pendapatan. Pada titik ini, perusahaan harus melaporkan bunga sebagai beban dan menandingkannya dengan pendapatan tersebut. Oleh karena itu perusahaan harus membebankan setiap biaya bunga yang terjadi dalam pembelian aset yang siap untuk digunakan.
Dalam mengimplementasikan pendekatan umum ini, perusahaan mempertimbangkan tiga hal:
1. Kualifikasi aktiva. 2. Periode kapitalisasi
3. Jumlah yang akan dikapitalisasi Qualifying Assets (Kualifikasi Aktiva)
Untuk dapat melakukan kapitalisasi bunga, aset harus memenuhi suatu periode waktu yang cukup panjang agar siap untuk digunakan atau dijual. Perusahaan mengkapitalisasi biaya bunga dimulai sejak pengeluaran pertama yang berkaitan dengan aset tersebut. Kapitalisasi terus dilakukan sampai perusahaan secara substansial menyiapkan asset tersebut hingga siap untuk digunakan.
Aset yang memenuhi syarat untuk melakukan kapitalisasi biaya bunga mencakup aset dalam konstruksi yang akan digunakan oleh perusahaan itu sendiri (termasuk bangunan, pabrik, dan mesin besar) dan aset yang dimaksudkan untuk dijual atau disewakan yang sedang dalam pembangunan ataupun yang dibuat sebagai proyek diskrit (misalnya kapal atau pengembangan real estate ).
Contoh aset yang tidak memenuhi syarat untuk kapitalisasi bunga adalah (1) aset yang sedang digunakan atau siap untuk digunakan, dan (2) aset yang tidak digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan pemerolehan pendapatan dan yang tidak menjalani aktivitas yang diperlukan untuk membuat mereka siap untuk digunakan. Contoh dari jenis kedua ini mencakup sisa tanah yang belum
dikembangkan dan aktiva yang tidak digunakan karena usang, kapasitas berlebih, atau membutuhkan perbaikan.
Siap untuk digunakan. Contoh dari jenis kedua ini termasuk tanah yang masih belum dikembangkan dan aset yang tidak digunakan karena usang, kapasitas berlebih, atau butuh perbaikan
Capitalization Period (Periode Kapitalisasi)
Capitalization period adalah periode waktu dimana perusahaan harus mengkapitalisasi bunga. Ini dimulai dengan adanya tiga kondisi: 1. pengeluaran untuk aset sedang terjadi. 2. aktivitas yang dibutuhkan untuk menyiapkan aset untuk tujuan penggunaan atau penjualan sedang berlangsung. 3. Interest cost sedang terjadi. kapitalisasi bunga terus terjadi selama tiga kondisi ini ada. Periode kapitalisasi berakhir ketika aset tersebut secara substansial telah selesai dan siap untuk digunakan.
Amount to Capitalize (Jumlah yang harus dikapitalisasi)
Jumlah bunga untuk dikapitalisasi terbatas pada nilai terendah antara interest cost yang terjadi selama periode atau avoidable interest. Avoidable interest adalah jumlah biaya bunga selama periode sebuah perusahaan secara teoritis bisa menghindari jika itu tidak membuat pengeluaran untuk aset tersebut. Jika interest cost aktual untuk periode adalah $ 90.000 dan avoidable interest adalah $ 80.000 perusahaan bermodalkan hanya $ 80.000. Atau, jika interest cost aktual adalah $ 80.000 dan avoidable interest adalah $ 90.000, masih mengkapitalisasi hanya $ 80.000. Dalam situasi tanpa harus menarik biaya termasuk biaya capital charge untuk equity.
Untuk menerapkan konsep avoidable interest, perusahaan menentukan jumlah potensi bunga yang mungkin dikapitalisasi dalam suatu periode akuntansi dengan mengalikan tingkat bunga yang sesuai dengan weightedaverage accumulated expenditures untuk kualifikasi aset selama periode berjalan.
WeightedAverage Accumulated Expenditure (WAAE). Dalam menghitung Pengeluaran Rata rata tertimbang Akumulasi, sebuah perusahaan menimbang pengeluaran konstruksi dengan jumlah waktu (fraksi tahunan atau periode akuntansi) yang dapat dikenakan biaya bunga atas pengeluaran.
Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa Hen Ren Company memutuskan untuk membangun sebuah jembatan, yang diperkirakan menghabiskan waktu 17 bulan untuk diselesaikan, dimulai pada 2011. Perusahaan melakukan pembayaran seperti di berikut kepada kontraktor pada 2011 : $240,000 pada tanggal 1 Maret, $480,000 pada tanggal 1 Juli, dan $360,000 pada 1 November. Perusahaan menghitung pengeluaran rata rata tertimbang akumulasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 seperti berikut ini.
Pengeluaran Periode Pengeluaran Rata Tanggal Jumlah Kapitalisasi * rata tertimbang Akumulasi
1 Maret $240,000 10/12 $200,000
1 Juli $480,000 6/12 $240,000
1 November $360,000 2/12 $60,000
$1,080,000 $500,000
*bulan antara tanggal pengeluaran dan tanggal berhentinya kapitalisasi bunga atau akhir tahun, mana yang lebih dulu (dalam hal ini 31 Desember).
Untuk menghitung Pengeluaran Rata rata tertimbang Akumulasi, Han Ren menimbang pengeluaran dari jumlah waktu yang dapat dikenakan biaya bunga atas pengeluaran masingmasing. Untuk pengeluaran pada 1 Maret, Han Ren menggabungkan biaya bunga untuk 10 bulan dengan pengeluaran. Untuk pengeluaran tanggal 1 Juli, hanya dikenakan biaya bunga untuk 6 bulan saja. Untuk pengeluaran tanggal 1 November, perusahaan hanya mengenakan biaya bunga untuk 2 bulan saja.
Untuk menghitung akumulasi pengeluaran ratarata tertimbang, Han Ren mengukur pengeluaran dengan jumlah waktu yang dapat dikenakan biaya bunga atas masingmasing. Untuk pengeluaran 1 Maret, Han Ren menghubungkan 10 bulan biaya bunga dengan pengeluaran. Untuk pengeluaran pada 1 Juli, itu dikenai biaya bunga hanya 6 bulan. Untuk pengeluaran dilakukan pada 1 November, perusahaan hanya dikenai 2 bulan biaya bunga.
Interest rate (Tingkat suku bunga). Perusahaan mengikuti prinsipprinsip dalam memilih tingkat bunga yang sesuai untuk diterapkan dengan pengeluaran akumulasi ratarata tertimbang:
1. Untuk bagian akumulasi pengeluaran ratarata tertimbang yang kurang dari atau sama dengan jumlah yang dipinjam secara khusus untuk membiayai pembangunan aktiva, gunakan tingkat bunga yang timbul atas pinjaman khusus.
2. Untuk bagian akumulasi pengeluaran ratarata tertimbang yang lebih besar dari utang apa pun yang terjadi secara khusus untuk membiayai pembangunan aktiva, gunakan ratarata tertimbang suku bunga atas semua hutang lainnya selama periode berjalan.
Ilustrasi 103 menunjukkan perhitungan tingkat kapitalisasi (suku bunga ratarata tertimbang) untuk utang lebih besar daripada jumlah yang dikeluarkan secara khusus untuk membiayai pembangunan aktiva tersebut.4 Principal Interest 12%, 2year note $600.000 $72.000 9%, 10year bonds $2.000.000 $180.000 7.5%, 20year bonds $5.000.000 $375.000
$7.600.000 $627.000
Capitalization rate =
Contoh Komprehensif Kapitalisasi Bunga
Untuk menggambarkan persoalan yang terkait dengan kapitalisasi bunga, asumsikan bahwa pada tanggal 1 November2010, Shalla Company mengontrak Pfeifer Construction Co. untuk membangun gedung senilai $1,400,000 pada tanah senilai $100,000 (dibeli dari kontraktor dan termasuk dalam pembeyaran pertama). Shalla melakukan pembayaran sebagai berikut ke perusahaan konstruksi selama tahun
2011.
1 Januari 1 Maret 1 Mei 31 Desember Total $210,000 $300,000 $540,000 $450,000 $1,500,00
Pfeier Construction menyelesaikan gedung, siap untuk digunakan pada tanggal 31 Desember 2011. Shalla memiliki hutang yang harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2011. Specific Construction Debt 1. Wesel dengan masa jatuh tempo 3 tahun dengan bunga 15% diterbitkan untuk membiayai pembelian tanah dan pembangunan gedung, tertanggal 31 Desember 2010, dengan bunga dibayar tahunan setiap tanggal 31 Desember. Other Debt
2. Wesel dengan masa jatuh tempo 5 tahun dengan bunga 10%, tertanggal 31 Desember 2007 diterbitkan, dengan bunga dibayar tahunan setiap tanggal 31 Desember. 3. Obligasi dengan masa jatuh tempo 10 tahun dengan bunga 12% diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2006, dengan bunga dibayar tahunan setiap tanggal 31 Desember. Shalla menghitung weightedaverage accumulated expenditure selama 2011, seperti yang tercantum dalam ilustrasi 104 Mengingat beban bunga yang ada tidak berhubungan dengan specific borrowings, perusahaan harus melakukan penilaian kepada other debt untuk digunakan. Hanya debt yang memiliki hubungan yang beralasan dengan possible funding dari qualifying asset lah yang akan dianggap.
By: Nugraha Corporation
ILUSTRASI 104
Penghitungan Akumulasi Pengeluaran Ratarata Tertimbang Periode
Pengeluaran Kapitalisasi Akumulasi
Pengeluara n
Tanggal Jumlah X Tahun = Ratarata
Berjala n Tertimbang 1 Januari 210,000$ 12/12 $ 210,000 1 Maret 300,000 10/12 250,000 1 Mei 540,000 8/12 360,000 31 Desember 450,000 0 0 $ 1,500,0 $ 820,0 00 00 Catatan bahwa pengeluaran dilakukan pada tanggal 31 Desember, hari terakhir dari tahun tersebut, tidak menimbulkan bunga. Shalla menghitung bunga avoidabel, seperti ditunjukkan dalam ilustrasi 10 5. ILUSTRASI 105 Penghitungan Bunga Avoidabel Akumulasi Pengeluaran Ratarata X Tarif Bunga = Bunga Avoidabel Tertimbang $ 750,00 .15 (wesel atas $ 112,50 0 konstruksi) 0 70,00 0 . 110 4 (tarif 7,728 a kapitalisasi)b $ 820,00 $ 120,22 0 8
aJumlah kelebihan dari akumulasi pengeluaran ratarata tertimbang terhadap pinjaman spesifik
Konstruksi.
bPenghitungan tarif kapitalisasi: Pokok Bunga 10%, wesel 5 $ 550,000 $ 55,000 tahunan 12%, obligasi 10 600,000 72,000 tahunan $ 1,150,0 $ 127,00 00 0
By: Nugraha Corporation http://nugraha-corporation.blogspot.com/
Total $127,000 Tarif = bunga = = 11,04 kapitalisas i Total $1,150,0 % pokok 00 Perusahaan menentukan bunga sebenarnya, yang mempresentasikan jumlah bunga maksimum yang bisa dikapitalisasi selama 2011, seperti ditunjukkan di dalam ilustrasi 106. ILUSTRASI 106 Penghitungan bunga sebenarnya Wesel atas $ 750,00 X . 15 = $112,50 konstruksi 0 0 Wesel 5tahunan $ 550,0 0 X . 10 = 55,00 0 0 Obligasi 10 $ 600,0 0 X . 12 = 72,000 tahunan 0 Bunga $239,50 sebenarny a 0 Beban bunga yang dikapitalisasi Shalla adalah yang lebih kecil yaitu antara $120,228 (bunga avoidabel) dan $239,500 (bunga sebenarnya), yaitu $120,228. Shalla mencatat jurnal berikut selama tahun 2011: 1 Januari Tanah 100,000 Gedung (atau Konstruksi dalam 110,000 Proses) Kas 210,000 1 Maret Gedung 300,000 Kas 300,000 1 Mei Gedung 540,000 Kas 540,000 1 Desember Gedung 450,000 Kas 450,000
Gedung (Bunga dikapitalisasi) 120,228
Beban Bunga ($239,000 119,272
$120,228)
Kas ($112,500 + $55,000 + 239,500
By: Nugraha Corporation
$72,000) By: Nugrah a Corpor ation http://n ugraha-corpora tion.blo gspot.c om/
520 Shalla sebaiknya menghapus bunga yang dikapitalisasi sebagai bagian dari depresiasi terhadap nilai guna aset di dalamnya dan tidak lebih dari term dari utang. Dia seharusnya mengungkapkan jumlah bunga yang dikapitalisasi selama periode tersebut dan tarif kapitalisasi yang digunakan untuk menentukan jumlah bunga yang dikapitalisasi, yang dibagi menjadi bagian untuk beban dan bagian untuk dikapitalisai.
Pada 31 Desember 2011, Shalla mengungkapkan jumlah bunga yang dikapitalisasi baik itu sebagai bagian dari laporan laba rugi atau di dalam catatan yang menyertai laporan keuangan. Kami mengilustrasikan bentuk pengungkapan keduanya, pada ilustrasi 107 dan 108. ILUSTRASI 107 Pelaporan bunga dikapitalisasi dalam laporan laba rugi Pendapatan dan beban lain lain Beban bunga $239,500 Dikuangi: Bunga 120,228119,272 dikapitalisasi Pendapatan sebelum pajak XXXX Pajak pendapatan XXX Laba bersih XXXX ILUSTRASI 108 Pengungkapan bunga dikapitalisasi di dalam catatan laporan keuangan Catatan 1: Kebijakan Akuntansi. Bunga dikapitalisasi. Selama 2011 total biaya bunga $239,500, sebesar $120,228 dikapitalisasi dan sebesar $119,272 dibebankan ke beban bunga. Tarif kapitalisasi yang digunakan adalah 11,04%. Isuisu khusus yang berkaitan dengan Kapitalisasi Bunga Dua isu yang berkaitan dengan kapitalisasi bunga ditujukan pada perhatian khusus: 1. Pengeluaran/belanja tanah 2. Pendapatan bunga Pengeluaran perolehan Tanah. Ketika perusahaan membeli tanah dan bermaksud mengolahnya untuk tujuan tertentu, biaya bunga yang terkait dengan pengeluaran tersebut dapat dikapitalisasi. Apabila tanah tersebut dibeli dengan tujuan sebagai lokasi untuk bangunan (seperti lokasi pabrik), biaya bunga yang dikapitalisasi selama periode pembangunan merupakan bagian dari biaya pabrik, bukan tanah. Sebaliknya, jika perusahaan mengolah tanah tersebut untuk dijual, biaya bunga yang dikapitalisasi selama periode pembangunan merupakan bagian dari biaya
perolehan tanah. Akan tetapi, perusahaan tidak seharusnya mengkapitalisasi By: Nugraha Corporation
biaya bunga yang terkait dengan pembelian tanah untuk spekulasi karena aktiva tersebut telah siap untuk dipergunakan sesuai dengan tujuan perusahaan. Pendapatan Bunga. Perusahaan seringkali meminjam dana untuk membiayai pembangunan suatu aktiva. Mereka menginvestasikan kelebihan atas pinjaman dana pada interest bearing securities untuk sementara waktu hingga mereka membutuhkan dana untuk membiayai pembangunan. Selama tahap awal pembangunan, pendapatan bunga, yang diperoleh dapat melebihi biaya bunga yang timbul atas dana yang dipinjam. Haruskah perusahaan mengoffset pendapatan bunga terhadap biaya bunga ketika menentukan nilai bunga untuk mengkapitalisasinya sebagai bagian dari biaya konstruksi aktiva? IFRS mengharuskan bahwa pendapatan bunga yang diperoleh atas pinjaman spesifik (specific borrowings) harus mengoffset biaya bunga yang dikapitalisasi. Alasannya adalah bahwa pendapatan bunga atas pinjaman spesifik yang diperoleh secara langsung terkait dengan biaya bunga atas pinjaman tersebut. Contohnya, asumsikan bahwa Shalla Company memperoleh pendapatan bunga $10,000 pada tahun 2011 yang terkait dengan pijaman spesifik sebesar $750,000. Dalam hal ini, Shalla mengkapitalisasi biaya bunga sebesar $110,228 ($120,228 $10,000), bukan $120,228. Seperti yang ditunjukkan, Shalla hanya menggunakan pendapatan bunga pinjaman spesifik untuk mengurangi jumlah yang dikapitalisasi. Offsetting pendapatan bunga dari pinjaman umum lainnya tidak tepat karena itu mengarah pada pengurangan bunga dikapitalisasi yang keliru.
By: Nugraha Corporation
521 Observasi
Persyaratan untuk pengkapitalisasian bunga masih dalam perdebatan. Dari kacamata konseptual, baynak yang meyakini bahwa untuk alas an yang disebutakn di awal, perusahaan harus mengadopsi salah satu dari no interest cost atau all interest cost, actual atau diperitungkan.
Apakah yang ada dalam bungamu?
Persyaratan untuk mengkapitalisasi interest dapat menyebabkan dampak yang signifikan pada laporan keuangan. Contoh, saat pendapatan dari perusahaan bangunan Jim Walter’s Corporation (USA) mennurun dari $ 1.51 sampai ke $ 1.71 untuk tiap sahamnya, perusahaan kehilangan 11 sen pada tiap saham karena kemerosotan yang disebabkan oleh kapitalisasi pada bunga dalam proyek pertambangan batu bara dan beberapa pabrik yang sedang dalam pembangunan.
Bagaimana para pemegang kepentingan menentukan dampak dari kapitalisasi bunga dalam garis bawah perusahaan?
Mereka memeriksa catatan atas laporan keuangan. Perusahaan dengan kapitalisasi bunga material harus menutup jumlah dari kapitalisasi bunga terhadap biaya total bunga. Contohnya, Royal Dutch Shell (GBR and NLD) mengkapitalisasi hamper 42% dari keseluruhan total biaya bunga dalam tahun yang bersangkutan dan menyediakan catatan kaki berikut yg berhubungan dengan kapitalisasi bunga. Interest Expense Interest Incurred $2,051 Less: Interest Capitalised (870) Total $ 1,181 (Aplikasi persentase bunga dalam menentukan jumlah dari kapitalisasi tahun 2008 adalah 5.0 %, 2007; 5.0%; 2006;4.0%) Penilaian Property, Plant and Equipment
Seperti asset lainnya perusahaan harus mencatat property, plant and equipment pada harga pasar saat diserahkan atau saat aseet diterima, yang lebih nyata. Bagaimanapu, akuisisi aseet terkadang mengaburkan harga pasar. Contohnya, jika perusahaan membeli tanah dan bangunan bersama dalam satu harga, bagaimana menilainya secara terpisah? Kita akan mengetahui tentang permasalahan akuntansi seperti ini pada bagian selanjutnya.
Diskon Kas
Saat perusahaan membeli plant assets dan mendapat diskon kas untuk pembayaran yang cepat, bagaimana melaporkan terjadinya diskon ini? Jika mendapat diskon, maka perusahaan harus menganggap diskon adalah pengurang dari harga pembelian asset. Tetapi, haruskah perusahaan mengurangi biaya asset jika tidak mendapatkan diskon pembelian?
By: Nugraha Corporation
Ada dua sudut pandang terhadap permasalahan ini. Yang pertama menganggap diskon (diambil atau tidak) sebagai pengurangan harga pembelian asset. Rasionalnya, adalah harga yang nyata berlaku untuk sebuah asset adalah harga kas atau setara kas dari asset tersebut. Ditambah, beberapa pendapat menyatakan bahwa bentuk diskon kas sangat menarik, dimana kegagalan perusahaan untuk mendapatkannya menngindikasikan adanya kesalahan dalam management/ ineffisiensi.
Dengan pendekatan kedua, menyatakan bahwa kegagalan mengambil kas diskon tidak selalu harus dianggap sebagai kerugian. Bentuknya mungkin tidak terlalu menguntungkan atau tidak bijaksana untuk perusahaan mengambil diskon tersebut. Saat ini, terdapat perusahaan yang menggunakan kedua metodde tersebut, meskipun sebagian besar memilih metode yang pertama.
By: Nugraha Corporation
522
Deffered payment contract
Perusahaan secara teratur membeli plant assets dengan perjanjian kredit jangka panjang, menggunakan wesel, hipotik, obligasi, atau equipment obligations. Untuk mencerminkan biaya (cost) secara tepat, perusahaan menghitung aset yang dibeli dengan perjanjian kredit jangka panjang pada nilai sekarang (present value) dengan nilai tukar yang sesuai diantara contracting parties pada tanggal transaksi. Contohnya, perusahaan Greathouse membeli aset hari ini dengan ditukar wesel bayar $10.000 zero interest bearing untuk empat tahun dimulai saat ini. Perusahaan tidak akan mencatat aset seharga $10.000 tetapi dicatat pada nilai sekarang wesel $10.000 untuk memperlihatkan nilai dari transaksi dengan pertukaran (harga beli dari assets). Dengan asumsi besarnya bunga 9 % sebagai diskon dari sekali pembayaran sebesar $10.000 pada waktu jatuh tempo, 4 tahun dari sekarang, Greathouse mencatat asetnya seharga $7084.3 ( $10.000 X 0.70843). [lihat tabel 62 untuk present value dari dari satu jumlah, PV = $10.000(PVF 4,9%)] Saat interest rate tidak tetap, atau jika nilainya tidak dapat diperkirakan secara spesifik, perusahaan memasukkan perkiraan interest rate. Tujuannya adalah untuk memperkirakan besarnya bunga yang dinegosiasikan oleh pembeli dan juga pejual pada transaksi serupa. Saat memasukkan interest rate, perusahaan memiliki pertimbangan tersendiri dalam menentukan interest ratenya, besar dan tanggal jatuh tempo wesel, serta bunga yang berlaku secara umum. Perusahaan memakai harga tukar perolehan aset (jika dapat digunakan) sebagai dasar dalam mencatat aset dan mengukur besarnya bunga.
Sebagai ilustrasi, Sutter Company membeli robot spray painter untuk bagian produksi. perusahaan menerbitkan wesel bayar zero bearing € 100.000 jangka waktu 5 tahun kepada Wrigleys Robotics,untuk peralatan baru. Bunga yang berlaku umum pada obligasi adalah 10%. Sutter harus membayar cicilan €20.000 setiap tahun selama 5 tahun yang dibayar setiap akhir tahun. Sutter tidak mampu menghitung fair value dari robot tersebut. karena itu Suter memperkirakan fair value robot menggunakan fair value (present value) dari wesel. Jurnal pada hari pemberian dan pembayaran beserta present value dari wesel adalah sebagai berikut Date of purchase Equipment 75.816 Notes payable 75.816 Present value wesel = €20.000 (PVFOA5,10%) =€20.000( 3.79079; tabel 6.4) =€75.816 End of first year Interest expense 7.582 Notes payable 12.418 Cash 20.000
By: Nugraha Corporation
Interest expense pada tahun pertama berdasarkan pendekataninterest adalah €7.582 (75.816 X10%). Jurnal pada akhir tahun kedua untuk mecatat interest dan pembayaran prinsipal adalah End of second year Interest expense 6.340 Notes payable 13.660 Cash 20.000 Interest expense pada tahun kedua berdasarkan pendekataninterest adalah 6.340 (75.816 – 12.418) X 10%) Jika Setter tidak mengimput interest rate untuk deffered payment contract, maka nilai pencatatan aset lebih besar dari nilai fair value nya. Tambahan, Sutter akan mencatat interest lebih kecil dari yang seharusnya pada income statement untuk seluruh periode bersangkutan. Lumsum Purchase Problem spesial dari penilaian fixed aset meningkat ketika perusahaan membeli sekelompok aset dengan satu harga Lumsum. Saat situasi ini terjadi perusahaan
By: Nugraha Corporation
523 Pembelian LumpSum Sebuahmasalahkhusus yang timbuldalammenilaiaktivatetapketikaperusahaanmembelisekelompokaktivapadah arga LumpSum. Ketikasituasiumuminiterjadi, perusahaanmengalokasikan total biayaantaraberbagai asset dengan basis nilaiwajarrelatifnya. Asumsiiniadalahbiayabiayaakanberbedapadaprpoprsinilaiwajar. Iniadalahprinsip yang samabahwaperusahaan perusahaanmenambahkanuntukmengalokasikansebuahbiaya lump sumppadaberbagai item yang berbeda. Untukmenghitungnilaiwajar, perusahaanharusmenggunakanteknikpenilaian yang sesuaidengankeadaan.Dalambeberapakasusteknikpenilaiantunggal (single valuation) akansesuai. Dalamkasus yang lain ,penilaianganda (multiple valuation) mungkinsesuaiuntukdigunakan. Untukmenggambarkan, NoructHomes,Inc. memutuskanuntukmembelibeberapa asset dariperusahaan heating kecil, Comfort Heating,dengan $80,000. Comfort Heatingsedangdalam proses likuidasi. Asset yang terjualadalah Book Value Fair Value Persediaan $ 30,000 $ 25,000 Tanah 20,000 25,000 Bangunan 35,000 50,000 $ 85,000 $ 100000 Norduct Homes mengalokasikan $80,000 hargapembeliandengandasarnilaiwajarreelatif (asumsiidentifikasikhususdarihargaharga impracticable) dengancaraberikut: Persediaan $25,000/$100,000 x $ 80,000= $ 20,000 Tanah $25,000/$100,000 x $ 80,000= $ 20,000 Bangunan $50,000/$100,000 x $ 80,000= $ 40,000 Penerbitan Saham
Ketika perusahaan mendapatkan peralatan dengan cara menerbitkan saham,seperti saham biasa,nilai par atau yang ditetapkan dari saham tersebut tidak bisa secara tepat mengukur biaya perolehan dari peralatan itu.Jika penjualan saham itu aktif,harga pasar dari sahamdaham yang diterbitkan itu
adalah biaya wajar dari peralatan yang diakui.Saham merupakan suatu ukuran yang bagus dari kas ekuivalen harga kini.
Sebagai contoh,Upgrade Living.Co memutuskan untuk membeli tanah yang berlokasi didekatnya untuk mengembangkan operasi carpet dan lemarinya.Dalam mengganti pembayaran kas dalam membeli tanah itu,Perusahaan menerbitkan 5000 lembar saham (nilai par $10) kepada Deedland Company,dimana saham itu memiliki harga pasar $12 per lembar. Upgrade Living Co. Melakukan pembukuan sebagai berikut: Land (5,000 X $12) 60,000 Share capitalordinary 50,000 Share premiumordinary 10,000
Jika perusahaan tidak bisa menentukan nilai wajar dari saham yang dipertukarkan(berdasarkan harga pasar),Perusahaan harus mengestimasi nilai wajar dari peralatan tersebut.Kemudian menggunakan nilai peralatan itu sebagai dasar pencatatan aset dan penerbitan saham tersebut.
5pendekatanpendekatan dalam penilaian yang dapat digunakan adalah pasar,pendapatan,atau pendekatan biaya,atau kombinasi dari pendekatan pendekatan ini.Pendekatan pasar menggunakan harga yang nampak atau informasi lain yang relevan yang disebabkan oleh transaksitransaksi pasar yang melibatkan asetaset yang dapat diperbandingkan.Pendekatan pendapatan menggunakan teknik penilaian utnuk menkonversi nilai masa depan ( contohnya,aliran kas atau pendapatan) untuk jumlah single present value ( tidak didiskontokan).Pendekatan kos berdasarkan jumlah yang dibutuhkan dalam mengganti kapasitas jasa dari aset(kadang berhubungan sebagai current replacement cost)
By: Nugraha Corporation
524
Pertukaran Aktiva NonMoneter
Akuntansi yang tepat untuk pertukaran aktiva nonmoneter, seperti property pabrik dan peralatan sangat controversial. Beberapa berpendapat bahwa perusahaan harus mencatat pertukaran berdasarkan nilai wajar aktiva yang diserahkan atau yang diterima, dengan pengakuan laba atau rugi. Sementara yang lain percaya bahwa aktiva harus diperhitungkan berdasarkan nilai tercatat (nilai buku) aktiva yang diserahkan, dengan tidak mengakui laba atau rugi. Dan yang lain masih mendukung pendekatan pengakuan kerugian dan menangguhkan keuntungan
Pada umumnya, perusahaan mencatat pertukaran aktiva berdasarkan nilai wajar aktiva yang diterima atau diberikan, yang lebih jelas(6). Sehingga, perusahaan sebaiknya mengakui laba atau rugi secara langsung dari pertukaran aktiva tersebut. Alasan untuk mengakui secara langsung adalah karena setiap transaksi memberikan Subtansi komersial dan karena itu rugi dan laba harus diakui.
Pengertian Subtansi Komersial
Seperti yang dinyatakan diatas, nilai wajar adalah dasar untuk mengukur aktiva yang diakuisisi pada pertukaran nonmoneter jika transaksi mempunyai subtansi komersial. Pertukaran memberikan subtansi komersial apabila dapat mempengaruhi cash flow di masa depan sebagai efek dari transaksi tersebut. Dengan kata lain, apabila dua pihak mengalami perubahan keadaan ekonomi, maka transaksi tersebut memberikan subtansi komersial. Sebagai contoh, Andrew Co. menukarkan peralatannya dengan tanah Roddick Inc. Disni ada kemungkinan ada perbedaan yg signifikan tentang waktu dan jumlah arus kas yang timbul antara peralatan dan tanah. Sebagai hasilnya, Andrew Co. dan Roddick Inc. mempunyai keadaan keuangan yang berbeda. Oleh karena itu, pertukaran aktiva ini memberikan subtansi komersial dan perusahan mengakui rugi atau laba dalam pertukaran. Bagaimana jika perusahaan menukar jenis aktiva yang sama, seperti truck dengan truck yang lain ? Meskipun dalam pertukaran aktiva yang sama, kondisi keuangan perusahaan dapat berubah. Misalnya, kita umpamakan umur manfaat truck yang kita terima lebih besar dari truck yang kita berikan. Arus kas pada truck dapat berbeda secara signifikan. Sebagai hasilnya, transaksi memberikan subtansi komersial, dan perusahaan seharusnya menggunakan nilai wajar dalam mengukur aktiva yang diterima dalam pertukaran.
Namun, Sangat memungkinkan melakukan pertukaran aktiva yang sama tapi tidak mempunyai perbedaan signifikan dalam arus kas. Yaitu, perusahaan memiliki kondisi ekonomi yang sama seperti sebelum pertukaran. Dalam kasus ini, perusahaan menilai kerugian tapi tidak dengan keuntungan.
Seperti yang akan kita lihat dalam contoh dibawah ini, menggunakan nilai wajar pada umumnya dengan mengakui kerugian atau keuntungan pada saat pertukaran. Sebagai akibatnya, perusahaan harus menetukan pertukaran yang menghasilkan subtansi komersial. Untuk membuat keputusan ini, perusahaan
By: Nugraha Corporation
harus cermat dalam mengevaluasi karakteristik arus kas dalam pertukaran aktiva. (7) (6)Aktiva nonmoneter adalah sesuatu yang mempunyai harga dan berubah dari waktu ke waktu. Aktiva monetercash and shortatau akun jangka panjang dan wesel tagih adalah sesuatu yang tetap dalam hal mata uang dengan kontrak atau yang lainnya. (7)Menetukan subtansi komersial dalam pertukaran mensyaratkan keputusan yang signifikan. Dalam menentukan perybahan arus kas, sangat penting untuk : (1) memperhitungkan resiko, waktu dan jumlah arus kas yang tercipta dari aktiva yang diterima terkait dengan aktiva “outbond”. Atau (2) mengevaluasi arus kas keduanya yang memberikan efek dengan pertukaran ataupun tidak. Dan, apabila perusahaan tidak menggunakan nilai wajar dalam pertukaran aktiva, merka sebaiknya menggunakan pencatatan nilai buku di dalam akuntansi pertukaran.
By: Nugraha Corporation
525 Iustrasi 1010 menyimpulkan keadaan pertukaran aset dan akuntansi yang terkait. Ilustrasi 1010 Akuntansi untuk pertukaran Jenis pertukaaran Petunjuk akuntansi • Pertukaran yang memiliki substansi komersial Mengakui keuntungan d a n kerugian dengan segera • Pertukaran yang yang tidak
mempunyai Menangguhkan keuntungan,
mengakui
substansi komersial – tidak ada kas yang diterima kerugian dengan segera seperti yang telah ditunjukkan di ilustrasi 1010, perusahaan dengan segera mengakui kerugian ketika itu terjadi di semua jenis pertukaran. Akuntansi untuk gain ( keuntungan ) tergantung pada apakah pertukaran tersebut memiliki substansi komersial. Jika pertukaran tersebut mempunyai substansi komersial, perusahaan mengakui keuntungan dengan segera. Namun, jika pertukaran tidak mempunyai substansi komersial, perusahaan menangguhkan pengakuan gain.
Untuk mengilustrasikan akuntansi untuk jenisjenis pertukaran yang berbeda ini, kita membahas pertukaran yang untung dan rugi pada berbagai keadaan.
Pertukaran – keadaan jika rugi
Ketika perusahaan menukarkan aset nonmoneter dan menghasilkan kerugian, perusahaan mengakui kerugian dengan segera. Alasan : perusahaan seharusnya tidak menilai aset pada harga yang melebihi ekivalen kasnya; jika kerugian ditangguhkan, aset akan overstated. Oleh karena itu, perusahaan mengakui kerugian dengan segera apakah pertukaran itu memiliki substansi komersial atau tidak. Sebagai contoh, Information Processing, Inc. Menukar mesinnya yang telah digunakan dengan model yang baru di Jerrod Business Solutions Inc. Pertukaran tersebut memiliki substansi komersial. Mesin yang telah digunakan memiliki book value $8000 ( harga asli $12000 dikurangi $4000 akumulasi depresiasi) dan fair value $6000. Model yang baru condong $16000. Jerrod memberi Information Processing penyisihan tukartambah senilai $9000 untuk mesin yang telah digunakan. Information Processing menghitung biaya aset yang baru sebagai berikut.
Ilustrasi 1011
Penghitungan biaya mesin baru
Dikurangi: penyisihan tukar-tambah 9000 untuk mesin yang telah
Information Processing mencatat transaksi tersebut sebagai berikut. Equipment 13000 Accumulated depreciationequipment 4000 Loss on Disposal of equipment 2000 Equipment 12000 Cash 7000
Kita memeriksa kerugian pada pelepasan mesin yang telah digunakan sebagai berikut.
Ilustrasi 1012
Penghitungan kerugian pada pelepasan mesin yang telah digunakan
Fair value mesin yang telah digunakan $6000 Book value mesin yang telah digunakan 8000 Kerugian pada pelepasan mesin yang
telah $2000
Kenapa Information Processing tidak menggunakan penyisihan tukar tambah atau book value dari aset lama sebagai dasar untuk peralatan yang baru? Perusahaan tidak menggunakan penyisihan tukar tambah karena ini termasuk konsesi harga.
526
Beberapa individu membayar harga sesuai daftar untuk mobil baru. Beberapa dealer seperti Jerrod sering menaikkan trade in allowance untuk mobil bekas sehingga harga jual aktualnya jatuh di bawah harga menurut daftar. Untuk mencatat mobil pada harga yang ditawarkan, harga harus dicatat dalam selisih jumlah kas yang dibayarkan karena kenaikan harga mobil baru yang ditawarkan.Demikian halnya dengan itu , kegunaan nilai buku mesin baru ini menjadi terlalu tinggi $2,000.
Pertukarankondisi untung Mempunyai substansi komersial
Sekarang, pertimbangkan situasi dimana pertukaran aset non moneter mempunyai substansi komersial dan menghasilkan keuntungan. Dalam hal ini, perusahaan biasanya mencatat harga aset non moneter untuk ditukarkan dengan aset non moneter lainnya pada nilai wajar aset yang dilepas. Dan segera mengakui keuntungan. Perusahaan seharusnya menggunakan nilai wajar asetr yang diterima hanya jika lebih jelas dan terbukti dari pada nilai wajar aset yang dilepas.
Untuk mengilustrasikannya, Interstate Transportation Company menukarkan sebuah truk bekas dan kas untuk sebuah semi truk. Truk bekas mempunyai nilai buku $42,000 (harga perolehan $64,000 dikurangi akumulasi depresiasi $22,000).agen pembelian Interstate yang sudah berpengalaman di pasar bekas menilai nilai wajar truk bekas $49,000. Sebagai tambahan, Interstate harus membayar kas $11,000 untuk semi truk. Interstate menghitung harga semi truk sebagai berikut Nilai wajar truk yang dilepas $49,000 Kas yang dibayarkan 11,000 Harga semi truk 60,000 Interstate mencatat transaksi ini sebagai berikut Semi truk $60,000 Akumulasi depresiasi 22,000 Truk 64,000 Untung atas pelepasan truk bekas 7,000 Kas 11,000 Untung adalah selisih antara nilai wajar truk bekas dan nilai bukunya. Kami menghitungnya sebagai berikut Nilai wajar truk bekas $49,000 Harga truk bekas $64,000 Dikurangi: akumulasi depresiasi 22,000 Nilai buku truk bekas 42,000 Untung atas pelepasan truk bekas 7,000
By: Nugraha Corporation
Dalam hal ini, Interstate dalam posisi ekonomi yang berbeda dan untuk itu transaksi mempunyai substansi komersial sehingga mengakui keuntungan. Tidak mempunyai substansi komersial Kita sekarang mengasumsikan bahwa pertukaran yang dilakukan Interstate Transportation Company tidak mempunyai substansi komersial. Sehingga posisi ekonomi Interstate tidak berubah secara signifikan akibat pertukaran tersebut. dalam hal ini, Interstate menangguhkan keuntungan sebesar $7,000 dan mengurangi basis semi truk. Ilustrasi 1015 menunjukkan dua perhitungan yang berbeda namun dapat diterima untuk mengilustrasikan pengurangan ini.
By: Nugraha Corporation
527 Fair Value of Semi truck $60.000 $42,000 Less : Gain deffered $7,000 $11,000 Basis of Semi Truck $53,000 $53,000 Pencatatan transaksi diatas : Semi Truck 53,000 Acc Depreciation 22,000 Truck 64,000
Cash 11,000 Book Value of used Truck OR Plus : Cash paid Basis Of Semi Truck Jika penukaran asset tidak memiliki substansi secara komersil yang cukup , perusahaan mencatat gain yang direfleksikan dari basis semi truck saat terjadinya penjualan truck tersebut bukan saat terjadinya pertukaran Ilustrasi 10.16 memberikan kesimpulan tentang pengakuan gain or less terkait pertukaran asset yang dikategorikan nonmonetary assets 1. Hitung total gain or losses dari asset tersebut, selisih dari gain value dan book value 2. Jika pada tahap 1 terjadi loss maka akui seluru h loss terseb ut 3. Jika pada tahap 1 terjadi gain maka, 1. Ak ui gai n jik a per tuk ara n ter seb ut me mil iki cuk up sub sta nsi ko me rsil 2. Tidak ada pengakuan Gain jika pertukaran tersebut lacks of commersial substance
Perusahaan mengungkapkan dalam laporan keuangan mereka pertukaran nonmoneter selama suatu periode. pengungkapan tersebut menunjukkan sifat transaksi , metode akuntansi untuk aktiva yang dipertukarkan, dan keuntungan atau kerugian yang diakui pada bursa pertukaran.
Tentang Swap
Dalam siaran pers, Roy Olofson, mantan wakil presiden keuangan Global Crossingl (AS), para eksekutif perusahaan menggambarkan dengan benar pendapatan perusahaan publik. Dia mengatakan perusahaan telah benar mencatat penjualan jangka panjang daripada selama jangka waktu kontrak, telah benar membukukan kapasitas swap dengan operator lainnya, dan telah memecatnya ketika ia melakukan kesalahan.
Akuntansi untuk swap melibatkan pertukaran kapasitas jaringan yang sama. Perusahaan mengatakan mereka terlibat dalam kesepakatan tersebut karena swapping lebih cepat dan lebih murah daripada membangun segmen jaringan mereka sendiri, atau karena pakta tersebut memberikan redundansi untuk membuat jaringan mereka lebih handal. Dalam tampilan satu ahli, pertukaran kapasitas jaringan yang sama adalah setara perdagangan truk biru untuk truk merahseharusnya tidak meningkatkan pendapatan sebuah perusahaan.
Tetapi Global Crossing dan Qwest (AS), antara lain, menghitung pendapatan sebagai uang yang diterima dari perusahaan lain dalam swap. (Secara umum, transaksi yang melibatkan kapasitas yang disewa, perusahaan membukukan pendapatan selama masa kontrak). Beberapa perusahaan kemudian memperlakukan pembelian mereka sebagai belanja modal, yang tidak melewati laporan laba rugi. Sebaliknya, penghabisan menyebabkan penambahan aktiva dalam laporan posisi keuangan (dan garis bawah inflasi).
Regulator mempertanyakan beberapa pertukaran kapasitas yang muncul karena mereka adalah perangkat untuk pendapatan pad. Reaksi ini tidak mengherankan, karena pertumbuhan pendapatan merupakan faktor kunci dalam penilaian perusahaan seperti Global Crossing dan Qwest selama kegemaran untuk saham teknologi di akhir 1990an dan 2000.
Sumber: Diadaptasi dari Henry Sender, "Draw Telecoms Fokus untuk Bergerak di bidang Akuntansi," Wall Street Journal (26 Maret, 2002), hal C7.
By: Nugraha Corporation
528
Hibah Pemerintah (Government Grant)
Banyak perusahaan yang menerima hibah pemerintah. Hibah Pemerintah adalah bantuan yang diterima dari pemerintah berupa penyerahan sumber daya untuk perusahaan sebagai imbalan untuk pemenuhan masa lalu atau masa depan dengan kondisi tertentu yang berkaitan dengan kegiatan operasi perusahaan. Sebagai contoh, aBInBev NV (BEL) menerima hibah pemerintah terkait dengan insentif fiskal yang diberikan oleh negaranegara bagian tertentu di Brazil, berdasarkan operasi perusahaan dan investasi di negaranegara bagian ini. Danisco A/S (DEN) mencatat bahwa aBInBev NV menerima hibah pemerintah untuk barangbarang seperti penelitian, pengembangan, serta tunjangan karbondioksida (CO2) dan investasi.
Dengan kata lain, hibah pemerintah sering merupakan beberapa jenis aset (seperti uang tunai, surat berharga, aset, dan peralatan; atau penggunaan fasilitas) yang disediakan sebagai subsidi untuk perusahaan. Hibah pemerintah juga terjadi ketika hutang dimaafkan atau pinjaman yang diberikan kepada perusahaan dengan suku bunga di bawah pasar. Isuisu akuntansi utama mengenai hibah pemerintah adalah untuk menentukan metode yang tepat dalam pencatatan transfer tersebut pada buku perusahaan dan bagaimana harus menyajikannya dalam laporan keuangan.
Pendekatan Akuntansi
Ketika perusahaan memperoleh aset seperti properti, pabrik, dan peralatan melalui hibah pemerintah, konsep biaya ketat menyatakan bahwa penilaian aset harus nol. Namun, berangkat dari prinsip biaya tampaknya dibenarkan karena biaya yang dikeluarkan (biaya lainnya dan pengeluaran kecil yang relatif) bukan dasar akuntansi yang memadai untuk aset yang diperoleh. Untuk merecord ketiadaan adalah dengan mengabaikan realitas ekonomi dari peningkatan kekayaan dan aset. Oleh karena itu, sebagian besar perusahaan menggunakan nilai wajar aktiva untuk menetapkan nilainya dalam pembukuan.
Lalu apa akuntansi yang tepat untuk kredit yang berkaitan dengan hibah pemerintah ketika nilai wajar aktiva yang digunakan? Ada dua pendekatan yang disarankan, yaitu pendekatan modal/ekuitas (capital/equity approach) dan pendekatan pendapatan (income approach). Para pendukung pendekatan ekuitas percaya bahwa kredit harus pergi langsung ke ekuitas karena seringkali tidak ada pembayaran kembali hibah yang diharapkan. Selain itu, hibah tersebut merupakan insentif oleh pemerintah mereka tidak diperoleh sebagai bagian dari operasi normal dan seharusnya tidak mengurangi biaya operasi pada laporan laba rugi. Pendukung pendekatan pendapatan tidak setuju mereka percaya bahwa kredit harus dilaporkan sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi. Hibah Pemerintah tidak harus diletakan langsung ke ekuitas karena pemerintah bukan pemegang saham. Selain itu, Kebanyakan hibah pemerintah yang memiliki kondisi yang
By: Nugraha Corporation
melekat pada mereka yang mungkin mempengaruhi beban masa depan. Mereka harus dilaporkan sebagai pendapatan hibah (hibah atau pendapatan ditangguhkan) dan disesuaikan dengan beban terkait yang akan terjadi di masa depan sebagai hasil dari bantuan. Pendekatan Pendapatan IFRS memakai pendekatan pendapatan dan menunjukkan bahwa aturan umum adalah hibah harus diakui dalam pendapatan secara sistematis yang cocok dengan biaya terkait yang mereka dimaksudkan untuk kompensasi. Hal ini dicapai dalam salah satu dari dua cara untuk aset seperti property, plant and equipment: 1. Mencatat hibah sebagai pendapatan hibah ditangguhkan, yang diakui sebagai pendapatan secara sistematis selama masa manfaat suatu aset, atau 2. Dikurangi hibah dari nilai tercatat aktiva yang diterima dari hibah, dalam kasus hibah diakui sebagai pendapatan yang mengurangi beban penyusutan 9 Diakui bahwa ada perbedaan antara hibah pemerintah dan bantuan pemerintah. Bantuan Pemerintah dapat mengambil banyak bentuk, seperti memberikan nasehat terkait dengan masalah hukum atau produk teknis atau menjadi pemasok untuk barangbarang perusahaan atau jasa. Hibah Pemerintah merupakan bagian khusus dari bantuan pemerintah dimana Sumber Daya keuangan yang diberikan kepada perusahaan. Dalam situasi langka, sebuah perusahaan dapat menerima donasi (hadiah). Akuntansi untuk hibah dan sumbangan pada dasarnya adalah sama. IFRS tidak memberikan pilihan aset rekaman, pabrik, dan peralatan dengan biaya nol meskipun muncul praktik ini jarang diikuti
By: Nugraha Corporation
529
Untuk menjelaskan penerapan dari pendekatan pendapatan, simak tiga contoh berikut ini : Contoh 1: Hibah untuk Peralatan Lab. Perusahaan AG menerima subsidi sebesar €500,000 dari pemerintah untuk membeli peralatan lab pada tanggal 2 Januari 2011. Biaya Peralatan Lab sebesar €2,000,000 memiliki masa manfaat selama lima tahun, dan didepresiasikan dengan metode garis lurus. Seperti yang ditunjukkan, AG bisa mencatat hibah ini dengan dua cara : (1) Kredit Pendapatan Hibah yang Ditangguhkan untuk subsidi dan amortisasi pendapatan hibah yang ditangguhkan selama masa periode lima tahun. (2) Kredit Peralatan Lab untuk subsidi dan depresiasi jumlah ini selama masa periode lima tahun. Jika AG memilih untuk mencatat pendapatan yang ditangguhkan sebesar $500,000, maka ia mengamortisasikan jumlah ini selama masa manfaat lima tahun untuk pendapatan ($100,000 per tahun). Pengaruh pada Laporan Keuangan pada tanggal 31 Desember 2011 ditunjukkan pada ilustrasi 1017. ILUSTRASI 1017 Hibah Pemerintah Dicatat sebagai Pendapatan yang Ditangguhkan Laporan Posisi Keuangan Aktiva Tidak Lancar Peralatan Lab €2,000,000 Dikurangi: Akumulasi Depresiasi 400,000 €1,600,000 Kewajiban Tidak Lancar Pendapatan Hibah yang Ditangguhkan € 300,000 Kewajiban Lancar Pendapatan Hibah yang Ditangguhkan 100,000 Laporan Laba Rugi Pendapatan Hibah selama setahun € 100,000 Beban Depresiasi selama setahun 400,000 Akibat Laba (rugi) bersih 300,000)(€
Jika AG memilih untuk mengurangi biaya peralatan lab, AG mencatat peralatan sebesar €1,500,000 (€2,000,000 €500,000) dan mendepresiasikan jumlah ini selama masa periode lima tahun. Pengaruh pada Laporan Keuangan pada tanggal 31 Desember, 2011 ditunjukkan pada ilustrasi 1018. ILUSTRASI 1018 Hibah Pemerintah yang disesuaikan dengan Aktiva Laporan Posisi Keuangan Aktiva Tidak Lancar Peralatan Lab €1,500,000 Dikurangi: Akumulasi Depresiasi 300,000 € 1,200,000
Laporan Laba Rugi
Beban Depresiasi selama
setahun € 300,000
By: Nugraha Corporation