• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pola Makan Anak, Aktivitas Fisik Anak, dan Status Ekonomi Orang Tua dengan Obesitas Anak di Sekolah Dasar Kecamatan Pontianak Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Pola Makan Anak, Aktivitas Fisik Anak, dan Status Ekonomi Orang Tua dengan Obesitas Anak di Sekolah Dasar Kecamatan Pontianak Selatan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

STATUS EKONOMI ORANG TUA DENGAN OBESITAS ANAK DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

AYU INDRIA PARAMITHA NIM I11108013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

(2)

STATUS EKONOMI ORANG TUA DENGAN OBESITAS ANAK DI

SEKOLAH DASAR KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

TANGGUNG JAWAB YURIDIS MATERIAL PADA

lt

/ilil'

Aqustina Arundina T. T.. SGz. MPH NrP. 1 982080320091 22003 AYU TNpRTA,PAMM|THA NIM: 11110801'3

.

BISETUJUI OLEH; PEMBIMBING I PENGUJI I NtP. 1 97 801222A1A122001 PEMBIMBING II

dr. Heru Felar Trianto. M. Biomed NrP. 1,984 123120091 21 005

ryrENSEIAHU|',

DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN

U N IVERSITAS TANJUNGPURA

dr. Suqito Wonodirekso. MS NtP. 19481012197501 1 001

1242CI09121005

(3)

ASSOCIATION OF CHILDREN’S DIETARY PATTERN, PHYSICAL ACTIVITY, AND PARENT’S ECONOMIC STATUS WITH

CHILDHOOD OBESITY IN SOUTH PONTIANAK ELEMENTARY SCHOOLS

Ayu Indria Paramitha1; Agustina Arundia TT2; Willy Handoko3

Abstract

Background. Childhood obesity is serious public health problem at 21st century. This is the global problem in low- and middle-income countries. The risk factors of childhood obesity are children’s dietary pattern, physical activity, and parent’s economic status. This study aims to observe the association between children’s dietary pattern, physical activity, and parent’s economic status with childhood obesity in South Pontianak elementary schools. Method. This is a cross sectional analitical study. Data obtained from the questionnaire which are distributed to mothers or caregivers. Result. There were 120 children taken as subjects of study. Most of subjects have normal nutritional status namely 62 subjects (51,7%), 27 subjects (22,5%) were obesity, 23 subjects (19,2%) were overweight, 7 subjects (5,8%) were underweight and 1 subjects (0,8%) was severely underweight. The analysis data resulted that childrens’s dietary pattern (p=0,000) and physical activity (p=0,007) were associate with childhood obesity but parent’s economic status was not associate with childhood obesity (p=0,475). Conclusion. There is association between children’s dietary pattern and physical activity with childhood obesity but not with parent’s economic status in South Pontianak elementary schools.

Keywords: Childhood obesity, dietary pattern, physical activity, parent’s economic status

1) Medical School, Faculty of Medicine, University of Tanjungpura, Pontianak, West Kalimantan

2) Department of Nutrition, Faculty of Medicine, University of Tanjungpura, Pontianak, West Kalimantan

3) Department of Physiology, Faculty of Medicine, University of Tanjungpura, Pontianak, West Kalimantan

(4)

HUBUNGAN POLA MAKAN ANAK, AKTIVITAS FISIK ANAK, DAN STATUS EKONOMI ORANG TUA DENGAN OBESITAS ANAK DI

SEKOLAH DASAR KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

Ayu Indria Paramitha1; Agustina Arundia TT2; Willy Handoko3

Intisari

Latar Belakang. Obesitas pada anak merupakan salah satu tantangan kesehatan masyarakat di abad ke-21 dan merupakan masalah global yang memberikan pengaruh cukup besar terutama pada negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Faktor risiko yang dapat menyebabkan obesitas anak adalah pola makan, aktivitas fisik dan status ekonomi orang tua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola makan anak, aktivitas fisik anak, dan status ekonomi orang tua dengan obesitas anak di sekolah dasar Kecamatan Pontianak Selatan. Metode. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional. Data diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh ibu atau yang mengasuh anak yang memenuhi kriteria sampel di sekolah dasar terpilih di Kecamatan Pontianak Selatan. Hasil. Jumlah sampel adalah 120 orang. Sebagian besar status gizi sampel adalah normal, yaitu 62 orang (51,7%) kemudian diikuti obesitas sebanyak 27 orang (22,5%),overweight sebanyak 23 orang (19,2%), kurus sebanyak 7 orang (5,8%), dan sangat kurus sebanyak 1 orang (0,8%). Hasil analisis melalui uji Chi-Square menunjukkan terdapat hubungan antara pola makan dengan obesitas anak (p=0,000), terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas anak (p=0,007), dan tidak terdapat hubungan antara status ekonomi orang tua dengan obesitas anak (p=0,475). Kesimpulan. Terdapat hubungan bermakna antara pola makan dan aktivitas fisik terhadap obesitas anak tetapi tidak terdapat hubungan antara status ekonomi orang tua dengan obesitas anak.

Kata kunci: obesitas anak, pola makan, aktivitas fisik, status ekonomi orang tua

1) Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat

2) Departemen Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat

3) Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat

(5)

PENDAHULUAN

World Health Organization (WHO) menyatakan obesitas pada anak merupakan masalah global dan memberikan pengaruh yang cukup besar terutama pada negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Jumlah anak-anak yang mengalami kelebihan berat badan pada tahun 2010 diperkirakan lebih dari 42 juta anak, hampir 35 juta anak di antaranya tinggal di negara berkembang.1

Dehghani dkk menyatakan antara tahun 1976-2008, obesitas pada anak 6-11 tahun dari 6,7% menjadi 19,6%.2 Data Riset Kesehatan Dasar menyatakan terjadi peningkatan prevalensi kegemukan pada anak di Indonesia yaitu dari 12,2% pada tahun 2007 menjadi 14% pada tahun 2010.3,4

Truby dkk5 menyatakan anak-anak dengan kelebihan berat badan dan obesitas kemungkinan besar akan terus berlanjut hingga dewasa dan berisiko menimbulkan penyakit seperti diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskular pada umur yang lebih muda. Kelebihan berat badan dan obesitas dapat dicegah oleh karena itu, pencegahan obesitas pada anak memerlukan perhatian lebih.

Yussac, dkk6 menyatakan subyek yang mengalami obesitas mendapat asupan makanan yang lebih tinggi secara bermakna. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa perilaku tidak aktif seperti menonton televisi, bermain komputer dan video games berhubungan dengan peningkatan prevalensi obesitas.7Masalah kegemukan memiliki keterkaitan dengan semakin baik keadaan ekonomi rumah tangga. Berdasarkan tempat tinggal, prevalensi kegemukan lebih tinggi di perkotaan dibanding di pedesaan.3

(6)

Faktor pola makan anak, aktivitas fisik anak, dan status ekonomi orang tua dapat menjadi faktor yang berhubungan dengan terjadinya obesitas pada anak oleh karena itu dengan mengetahui faktor yang berhubungan dengan terjadinya obesitas pada anak, diharapkan dapat membantu menanggulangi dan mencegah terjadinya obesitas pada anak.

BAHAN DAN METODE

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian analitik dengan desain

cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2013 di Sekolah Dasar Negeri 34, Sekolah Dasar Negeri 03, Sekolah Dasar Mujahidin, dan Sekolah Dasar Muhammadiyah 2 Kecamatan Pontianak Selatan.

Sampel pada penelitian ini adalah anak sekolah dasar usia 7-12 tahun di sekolah dasar negeri dan swasta di Kecamatan Pontianak Selatan dengan kriteria eksklusi anak sekolah dasar di sekolah yang menyediakan jasa

catering, anak dengan penyakit kronik yang mengakibatkan edema, anak dengan penyakit gangguan hormon yang mempengaruhi berat badan, dan yang melakukan restriksi kalori. Sampel dipilih dengan cara pemilihan sampel berdasarkan peluang (probability sampling), jenis yang digunakan adalahproportional random sampling,sebanyak 120 sampel.

Data didapatkan dengan pengukuran indeks massa tubuh (IMT) anak dan membagikan kuesioner kepada ibu atau pengasuh anak untuk menilai pola makan anak dengan mengacu pada General Child Harvard Service Food Frequency Questionnaire, aktivitas fisik anak mengacu pada

Children Physical Activity Questionnaire, dan status ekonomi orang tua dengan berdasarkan penghasilan orang tua per bulan.8, 9,10

Analisis data dilakukan secara deskriptif univariat disajikan dalam bentuk tabel sedangkan analisis bivariat melalui uji hipotesis Chi-Square untuk

(7)

menentukan adanya hubungan antara pola makan anak, aktivitas fisik anak, dan status ekonomi orang tua menggunakan SPSS 19.

HASIL

Gambaran subjek penelitian didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner. Subjek penelitian dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 69 orang (57,5%) dan jenis kelamin laki-laki berjumlah 51 orang (42,5%).

Pada sebaran subjek penelitian berdasarkan usia, rentang usia subjek penelitian ialah 7-12 tahun dan didominasi oleh usia 7 tahun sebanyak 33 orang (27,5%), usia 8 tahun sebanyak 24 orang (20%), usia 9 tahun sebanyak 27 orang (22,5%), usia 10 tahun sebanyak 16 orang (13,3%), usia 11 tahun sebanyak 11 orang (9,2%), dan usia 12 tahun sebanyak 9 orang (7,5%).

Status gizi terbanyak dari sampel adalah normal, yaitu 62 orang (51,7%) kemudian diikuti obesitas sebanyak 27 orang (22,5%), overweight

sebanyak 23 orang (19,2%), kurus sebanyak 7 orang (5,8%), dan sangat kurus sebanyak 1 orang (0,8%).

(8)

Tabel 1. Distribusi Total Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, dan Status Gizi

Karakteristik Kategori Jumlah Persentase (%)

Jenis Kelamin Laki-laki 51 42,5

Perempuan 69 57,5 Jumlah 120 100 Usia 7 tahun 33 27,5 8 tahun 24 20 9 tahun 27 22,5 10 tahun 16 13,3 11 tahun 11 9,2 12 tahun 9 7,5 Jumlah 120 100

Status Gizi Sangat Kurus 1 0,8

Kurus 7 5,8

Normal 62 51,7

Overweight 23 19,2

Obesitas 27 22,5

Jumlah 120 100

Hasil kuesioner pola makan adalah pola makan seimbang sebanyak 74 (61,7%) dan pola makan tidak seimbang sebanyak 46 (38,3%).

Aktivitas fisik subjek penelitian didominasi dengan aktivitas fisik sedang yaitu sebanyak 90 orang (75%), kemudian diikuti aktivitas berat sebanyak 18 orang (15%) dan akitivitas ringan 12 orang (10%).

Status ekonomi orang tua subjek penelitian antara lain status ekonomi menengah yaitu sebanyak 52 orang (43,3%), status ekonomi rendah sebanyak 40 orang (33,3%), dan tinggi 28 orang (23,3%).

(9)

Tabel 2. Distribusi Total Subjek Penelitian Berdasarkan Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan Status Ekonomi Orang Tua

Karakteristik Kategori Jumlah Persentase

(%)

Pola Makan Seimbang 74 61,7

Tidak seimbang 46 38,3

Jumlah 120 100

Aktivitas Fisik Ringan 12 10

Sedang 90 75 Berat 18 15 Jumlah 120 100 Status Ekonomi Orang Tua Rendah 40 33,3 Menengah 52 43,3 Tinggi 28 23,3 Jumlah 120 100

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 50 subjek penelitian yang mengalami obesitas, 42 orang memiliki pola makan tidak seimbang, sedangkan 8 orang yang memiliki pola makan seimbang.

Hubungan antara pola makan dengan obesitas pada anak dapat dilihat dari nilai p=0,000, berarti secara statististik ada hubungan antara pola makan dengan obesitas pada anak sekolah dasar di Kecamatan Pontianak Selatan.

(10)

Tabel 3. Hubungan Pola Makan dengan Obesitas Anak Obesitas Total p Tidak Ya n % n % n % Pola Makan Seimbang 66 94,3 8 16 74 61,7 0,000 Tidak Seimbang 4 7,1 42 84 46 38,3 Total 70 58,3 50 41,7 120 100

Data yang diperoleh menunjukkan sebanyak 32 orang (64%) yang mengalami obesitas memiliki aktivitas sedang, yang mengalami obesitas dengan aktivitas fisik ringan sebanyak 10 orang (20%), dan yang mengalami obesitas dan memiliki aktivitas berat sebanyak 8 orang (16%).

Tabel 4. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Anak Obesitas Total p Tidak Ya n % n % n % Aktivitas Fisik Ringan 2 2,9 10 20 12 10 0,007 Sedang 58 82,9 32 64 90 75 Berat 10 14,3 8 16 18 15 Total 70 58,3 50 41,7 120 100

Hasil analisis hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas pada anak didapatkan nilai p=0,007 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas pada anak sekolah dasar di Kecamatan Pontianak Selatan.

Sebanyak 50 subjek penelitian yang mengalami obesitas, 17 orang (34%) memiliki orang tua orang tua dengan status ekonomi rendah, 9 orang

(11)

(18%) memiliki orang tua orang tua dengan status ekonomi tinggi, dan status ekonomi orang tua menengah sebanyak 24 orang (48%).

Hasil analisis hubungan antara status ekonomi orang tua dengan obesitas pada anak didapatkan nilai p=0,475 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara status ekonomi orang tua dengan obesitas pada anak sekolah dasar di Kecamatan Pontianak Selatan.

Tabel 5. Hubungan Status Ekonomi Orang Tua dengan Obesitas Anak Obesitas Total P Tidak Ya n % n % n % Status Ekonomi Orang Tua Rendah 23 32,9 17 34 40 33,3 0,475 Menengah 28 40 24 48 52 43,3 Tinggi 19 27,1 9 18 28 23,3 Total 70 58,3 50 41,7 120 100 Pembahasan

Pola Makan Anak dengan Obesitas pada Anak

Hasil analisis data memperlihatkan terdapat hubungan antara pola makan dengan obesitas pada anak. Penelitian Yussac dkk6 menunjukkan bahwa subjek penelitian yang mengalami obesitas memiliki pola makan yang tidak seimbang yaitu memiliki pola konsumsi lemak dengan frekuensi sering yang proporsinya lebih besar dibandingkan dengan yang tidak obesitas.

World Health Organization juga menyatakan bahwa perubahan global pada pola makan yang cenderung terjadi pada anak obesitas adalah peningkatan masukan makanan padat energi yang merupakan tinggi lemak dan gula namun rendah vitamin, mineral, dan mikornutrien sehat

(12)

lainnya.1 Hal ini tidak jauh berbeda dengan penelitan Biro dkk11 yang menunjukkan bahwa kecenderungan mengonsumsi makanan ringan, makanan siap saji, dan minuman dengan pemanis buatan dapat menyebabkan peningkatan berat badan pada anak karena mengandung kalori yang tinggi.

Center for Disease Control and Prevention menyatakan pola makan yang tidak seimbang yaitu konsumsi kalori yang berlebih daripada penggunaan kalori untuk aktivitas fisik mengakibatkan ketidakseimbangan energi sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinyaoverweightdan obesitas.12

Aktivitas Fisik Anak dengan Obesitas pada Anak

Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan antara aktivitas fisik dan obesitas pada anak. Hal ini sejalan dengan penelitian Askie dkk13, terdapat hubungan yang berbanding terbalik antara tingkat aktivitas fisik dengan simpanan lemak pada anak. Tingkat aktivitas fisik yang tinggi kemungkinan menurunkan pertambahan berat badan dari waktu ke waktu. Strategi untuk menurunkan obesitas pada anak ditunjukkan dengan perubahan berat badan yang seringkali disertai dengan perubahan tingkat aktivitas fisik.

Data WHO menyatakan bahwa salah satu faktor penyebab peningkatan global kejadian overweight dan obesitas anak adalah meningkatnya perilaku sedentary dan berkurangnya aktivitas fisik.1 Perilaku sedentary

misalnya seperti menonton TV, penggunaan komputer, bermain video game sering menggantikan aktivitas fisik pada anak.14 Penelitian Suprihatun15 juga menunjukkan aktivitas fisik rendah, meliputi banyaknya aktivitas bermain didalam rumah, kurang aktivitas bermain diluar rumah, dan banyak menonton TV/bermain game di komputer berisiko terhadap kejadian obesitas pada anak.

(13)

Hesketh dkk16 menyebutkan anak-anak menghabiskan rata-rata 369 menit/hari atau lebih dari 6 jam untuk kegiatan sedentary diluar jam tidur. Penelitian meta-analysis American Academy of Sleep Medicine

menunjukkan bahwa terdapat peningkatan risiko obesitas yang konsisten pada anak-anak dan orang dewasa yang memiliki jumlah jam tidur yang sedikit.17

Perilaku sedentary menonton TV juga sangat berkaitan erat dengan kebiasaan makan makanan ringan (snacking) yang akan memberikan asupan energi yang tinggi pada anak.18 Jumlah kalori makanan ringan rata-rata menyumbangkan 500 kkal dan 9 gram protein, sehingga makanan ringan berkontribusi sebanyak 16,67% kebutuhan total energi dan 11,11% kebutuhan total protein.19Makanan jajanan juga berkontribusi masing-masing sebesar 31,1% dan 27,4% terhadap keseluruhan energi total dan protein anak sekolah dasar.20 Sehingga apabila tingkat aktivitas fisik tidak seimbang dibandingkan dengan masukan energi, maka hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas pada anak.

Status Ekonomi Orang Tua dengan Obesitas pada Anak

Data dari NHANES tahun 2005-2008 menunjukkan anak-anak yang memiliki orang tua dengan pendapatan rendah cenderung untuk menjadi obesitas dibandingkan mereka yang memiliki orang tua dengan pendapatan tinggi.21

World Health Organization juga menyatakan bahwa obesitas cenderung terjadi pada anak yang memiliki orang tua dengan pendapatan rendah hingga menengah. Hal ini dikarenakan anak yang orang tuanya berpendapatan rendah hingga menengah cenderung memiliki perilaku

sedentary dibandingkan anak yang memiliki orang tua dengan pendapatan tinggi.1

(14)

Tabel 5 memperlihatkan dari hasil analisis data tidak terdapat hubungan antara status ekonomi orang tua dengan obesitas pada anak. Walaupun demikian, keluarga dengan status ekonomi rendah cenderung memiliki anak dengan obesitas dibandingkan dengan keluarga dengan status ekonomi tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian Manurung22 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status ekonomi orang tua dengan kejadian obesitas. Manurung menyatakan kemungkinan disebabkan karena keluarga yang pendapatannya besar lebih memiliki kemampuan untuk membeli makanan jadi yang umumnya tinggi lemak. Keluarga yang pendapatannya lebih rendah kurang mampu menyediakan makanan yang sesuai dengan pola menu yang seimbang, mereka cenderung memilih makanan yang mengenyangkan (yang banyak mengandung lemak) dengan harga yang terjangkau dan kurang memperhatikan kualitas atau kandungan zat gizinya.

Analisis penelitian memperlihatkan tidak terdapat hubungan antara status ekonomi orang tua dengan obesitas pada anak. Hal tersebut dapat dikarenakan pekerjaan orang tua murid yang rata-rata adalah pegawai negeri sipil (PNS) dimana menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2013 berkisar antara Rp 1.000.000 hingga Rp 5.000.000. Apabila kedua orang tua bekerja, maka jumlah pendapatan keluarga berkisar antara Rp 3.000.000 hingga Rp 5.000.000. Hal ini menyebabkan keseragaman jumlah pendapatan orang tua anak sehingga rata-rata status ekonomi orang tua anak adalah menengah.

KESIMPULAN

Terdapat hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik anak dengan obesitas anak akan tetapi tidak terdapat hubungan antara status ekonomi orang tua dengan obesitas anak di sekolah dasar Kecamatan Pontianak Selatan.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Childhood overwight and obesity on the Rise. [diperbaharui pada 2008; diakses tanggal 8 Agustus 2011]. Diunduh dari: http://www.who.int/dietphysicalactivity/childhood/en/ 2. Dehghani M, Danesh NA, Merchant, AT. Childhood obesity,

prevalence and prevention. Nutrition Journal. 2005;4:24. 3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional.

Laporan hasil riset kesehatan dasar nasional tahun 2010. Jakarta. 2010.

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional.

Laporan hasil riset kesehatan dasar nasional tahun 2007. Jakarta. 2007.

5. Truby H, Baxter KA, Barrett P, Ware RS, Cardinal JC, Davies PSW, et al. The Eat Smart Study: A randomised controlled trial of a

reduced carbohydrate versus a low fat diet for weight loss in obese adolescents. BMC Public Health. 2010;10:464.

6. Yussac, MAA, Cahyadi A, Putri CA, Dewi AS, Khomini A,

Bardosono S, Suarthana E. Prevalensi obesitas pada anak usia 4-6 tahun dan hubungannya dengan asupan serta pola makan. Majalah Kedokteran Indonesia. 2007;57 Suppl 2: 51.

7. Gahagan S. Overweight and Obesity. Dalam: Kliegman RM, Stanton BF, St. Geme III JW, Schir NF, Behrman RE, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi kesembilan belas. Philadelphia: Elsevier; 2011. h. 179-188.

8. Adi, Rianto. Metodologi penelitian sosial dan hukum. Edisi 1. Jakarta: Granit; 2004. h. 40.

9. Harvard School of Public Health Nutrition Department [Internet]. Harvard service food frequency questionnaire. America: Harvard School of Public Health; c1993 [Diakses tanggal 10 Februari 2013]. Diunduh dari:

(16)

https://regepi.bwh.harvard.edu/health/KIDS/files/04.%20Harvard%2 0Service%20Food%20Frequency%20Questionnaire.

10. Kementerian Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Strategi nasional pola konsumsi makanan dan aktivitas fisik untuk mencegah penyakit tidak menular. Jakarta: Kemenkes RI; 2011. h.25.

11. Biro FM, Wien M. Childhood obesity and adult morbidities. The American Journal of Clinical Nutrition. 2010; 91: 1499S-1505S. 12. Center for Disease Control and Prevention. Childhood obesity facts.

[Diperbaharui pada 2013; Diakses pada 2 Juni 2013]. Diunduh dari: http://www.cdc.gov/healthyyouth/obesity/facts.htm

13. Askie LM, Baur LA, Campbells K, Daniels LA, Hesketh K, Magarey A, dkk. The early prevention of obesity in children (EPOCH)

collaboration – an individual patient data prospective meta analysis. BMC Public Health. 2010; 10:728-730.

14. Galson, RSK. Childhood overweight and obesity prevention. Public Health Reports. [Diperbaharui pada Juni 2008; Diakses tanggal 23 Agustus 2013]. Diunduh dari:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2289973/

15. Suprihatun, N. Aktivitas fisik dan perilaku ibu sebagai faktor risiko terjadinya obesitas pada anak TK [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. 2007.

16. Hesketh K, Crawford D, Salmon J. Children's television viewing and objectively measured physical activity: associations with family circumstance. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity.2006;3:36.

17. American Academy of Sleep Medicine [Internet]. Short sleep duration linked to obesity, consistently and worldwide.

ScienceDaily. [Diperbaharui pada Mei 2008; Diakses tanggal 23 Agustus 2013]. Diunduh dari: http://www.sciencedaily.com /releases/2008/05/080501062808.htm

(17)

18. Reilly JJ, Armstrong J, Dorosty AR, Emmet PM, Ness A, Rogers I, et al. Early life risk factors for obesity in childhood: cohort

study.BMJ.2005;330:1357-1362.

19. Kusumajaya, AAN. Kontribusi jajanan terhadap gizi seimbang anak sekolah. 11 Juni 2011 [dikutip 23 Agustus 2013]. Politeknik

Kesehatan Denpasar. c2010 – Tersedia dari: http://www.poltekkes-denpasar.ac.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=26

20. Mariza YY, Kusumastuti AC. Hubungan antara kebiasaan sarapan dan kebiasaan jajan dengan status gizi anak sekolah dasar di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Journal of Nutrition Collage. 2013; 2 suppl 1: 208-7.

21. Ogden, C., Carroll, M., Division of Health and Nutrition Examination Surveys. National Health and Nutrition Examination Survey

(NHANES). Prevalence of obesity among children and adolescents: United States, Trends 1963–1965 Through 2007–2008; 2010

[Diakses tanggal 8 Agustus 2011] Diunduh dari: http://www.cdc.gov/obesity/data/trends.html

22. Manurung, NK. Pengaruh karakteristik remaja, genetik, pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pola makan, dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas di SMU RK Tri Sakti Medan [Tesis]. Universitas Sumatera Utara Medan. 2009.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Total Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, dan Status Gizi
Tabel 2. Distribusi Total Subjek Penelitian Berdasarkan Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan Status Ekonomi Orang Tua
Tabel 3. Hubungan Pola Makan dengan Obesitas Anak Obesitas Total pTidakYa n % n % n % Pola Makan Seimbang 66 94,3 8 16 74 61,7 0,000Tidak Seimbang 4 7,1 42 84 46 38,3 Total 70 58,3 50 41,7 120 100
Tabel 5. Hubungan Status Ekonomi Orang Tua dengan Obesitas Anak Obesitas Total PTidakYa n % n % n % Status Ekonomi Orang Tua Rendah 23 32,9 17 34 40 33,3 0,475Menengah284024485243,3Tinggi1927,19182823,3 Total 70 58,3 50 41,7 120 100 Pembahasan

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada pelajar SMP Kristen Eben Haezar 1 Manado dengan nilai aktivitas fisik

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN OBESITAS PADA GURU SMP NEGERI 3 TANJUNG MORAWA KECAMATAN TANJUNG

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas pada pada guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung

Berdasakan latar belakang diatas yang menjadi permasalahan adalah belum diketahuinya hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas pada guru SMP Negeri

5.5 Hubungan Karakteristik, Pola Aktivitas Fisik, dan Pola Makan Dengan Status Gizi Pelajar SMA Putri Kelas 1 Di Denpasar Utara ... 79

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pola makan dan diabetes melitus dan terdapat hubungan antara aktivitas fisik terhadap penyakit diabetes melitus untuk

Faktor perilaku dapat berupa kurangnya aktivitas fisik, tidur yang tidak teratur, pola makan yang buruk, mengkonsumsi alkohol, merokok Khaerunnisa, 2010 Pola makan atau asupan makanan

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik X1 dan pola makan X2 dengan