• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan kedamaian (Peterson & Seligman, 2004). kebersyukuran adalah sebagai bentuk ciri pribadi yang berpikir positif dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan kedamaian (Peterson & Seligman, 2004). kebersyukuran adalah sebagai bentuk ciri pribadi yang berpikir positif dan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Rasa Syukur

1. Pengertian Rasa Syukur

Rasa syukur adalah sebagai suatu perasaan terima-kasih dan bersifat menyenangkan atas respon penerimaan diri terhadap apa yang diperoleh, serta memberikan manfaat positif dari seseorang atau suatu kejadian yang memberikan kedamaian (Peterson & Seligman, 2004).

Gratitude sebagai suatu kualitas atau kondisi rasa berterima kasih

atau apresiasi yang mengarah pada timbal balik atas di perolehnya kebaikan (Emmons & Shelton, 2002). Menurut Wood (2009), menyatakan bahwa kebersyukuran adalah sebagai bentuk ciri pribadi yang berpikir positif dan mempresentasikan hidup menjadi positif.

Gratitude atau rasa syukur merupakan semacam perwujudan rasa

kagum, rasa terima kasih, dan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki. Ungkapan tersebut dapat ditujukan kepada pihak lain, baik terhadap sesama manusia maupun intensitas tertentu seperti Tuhan (Emmons & Shelton, 2002).

Rasa bersyukur muncul atas pengakuan bahwa suatu berkah tidak mungkin dicapai tanpa bantuan dari sumber eksternal (Emmons&Shelton, 2002). Sumber eksternal dapat diartikan individu lain, tetapi mungkin juga berasal dari luar manusia seperti bersyukur kepada Tuhan maupun alam. Syukur telah didefinisikan baik sebagai sifat afektif maupun non-afektif (McCullough, Emmons & Tsang, 2004). Ciri-ciri afektif terkait perbedaan

(2)

individual yang cenderung bersifat konsisten seperti kecenderungan respon emosional tertentu, sementara non afektif adalah respon sementara atau bersifat dinamis seperti peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan fisik.

Meskipun ciri-ciri afektif biasanya tidak dapat diakses oleh kesadaran, hal tersebut memiliki pengaruh luas pada pengolahan informasi melalui peranya dalam mengorganisir atau memunculkan perilaku afektif. Karakteristik syukur atau disposisi bersyukur menciptakan kecenderungan mengenali dan membalas kemurahan hati sebagai konsekuensi perilaku pribadi yan gpositif (McCullough, Emmons & Tsang, 2004).

Kebersyukuran sering diartikan sebagai rekognisi positif ketika mendapatkan sesuatu yang menguntungkan, seperti nilai tambah yang berhubungan dengan judgment atau penilaian bahwa ada pihak lain yang bertanggung jawab akan nilai tambah tersebut (Emmons, 2007). Selain itu, Esmmons (2007) mengatakan bahwa terdapat tiga komponen terkait kebersyukuran yaitu : penghargaan positif terhadap seseorang atau sesuatu, niat baik terhadap orang atau sesuatu tersebut sejalan dengan kemauan dan perilaku yang merupakan implikasi dari penghargaan da niat baik atas situasi yang di hadapainya. Penghargaan positif dapat berwujud ungkapan langsung maupun tidak langsung. Tetapi pada dasarnya hal tersebut dimulai dari niat baik kemudian diwujudkan dalam bentuk perilaku positif atau ungkapan verbal lainnya.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

(3)

penerimaandiri untuk apa yang telah diterima atau dialami, yang bisa di ekspresikan kepada orang lain, alam maupun Allah SWT.

2. Perwujudan rasa syukur

Menurut Al-Fauzan (2010) Orang yang bersyukur menggunakan hati, perkataan dan anggota badannya untuk mencintai Allah SWT, tunduk pada-Nya dan menggunakan nikmat-nimatnya di jalan yang di Ridhai-pada-Nya. Berikut ini adalah rincian dari ketiga hal tersebut, yaitu :

a. Bersyukur dengan hati

Merupakan bentuk pengakuan dengan hati bahwa semua nikmat datangnya dari Allah SWT, sebagai kebaikan karunia sang pemberi nikmat kepada hamba-Nya. Syukur dengan hati akan membuat seseorang merasakan keberadaan nikmat itu pada dirinya, hingga ia tidak akan lupa kepada Allah SWT.

b. Bersyukur dengan perkataan

Adalah menyanjung dan memuji Allah atas nikmat-Nya dengan penuh kecintaan, serta menyebut-nyebut nikmat itu sebagai pengakuan atas karunia-Nya dan kebutuhan terhadapnya, bukan karena riya, pamer atau sombong. Mengucapkan nikmat Allah merupakan salah satu bentuk syukur. Seorang hamba yang mengucapkan rasa syukur, maka ia akan teringat kepada pemberinya dan mengakui kelemahan dirinya. c. Bersyukur dengan anggota tubuh

Artinya anggota tubuh digunakan untuk beribahdah kepada Allah SWT, karena masing-masing anggota tubuh memiliki kewajiban beribadah. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah sujud syukur

(4)

yaitu dengan cara sujud dihadapan Allah SWT dengan meletakan anggota tubuhnya yang paling mulia di ats tanah, lalu dalam keadaan tersebut diiringi dengan berbagai macam dzikir seperti bersyukur, bertasbih, berdoa, mohon ampun dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perwujudan rasa syukur yaitu dengan hati, perkataan dan anggota tubuh.

B. Orang tua yang memiliki anak Disabilitas Ganda

Kelahiran anak merupakan saat yang di tunggu-tunggu yang sangat mengembirakan bagi pasangan suami istri. Anak sebagai buah pertautan cinta suami istri merupakan buah hati yang sangat di dambakan kehadirannya. Kehadirannya bukan hanya mempererat tali cinta pasangan suami istri, melainkan juga sebagai penerus generasi yang sangat diharapkan oleh keluarga tersebut. Tetapi kehadiran anak disabilitas dalam suatu keluarga dapat merubah rutinitas keluarga tersebut (Keogh,garnier Bernheimer, & gallimore dalam hallahan, kaufman, pullen, 2009). Bahkan, kehadiran anak disabilitas dapat mempengaruhi pekerjaan anggota keluarga.

Crain (2007) mengutarakan bahwa orang tua, termasuk ibu, memerlukan sejumlah teoritis tentang kecenderungan dan urutan perkembangan anak. Secara khusus mereka perlu menyadari bahwa perkembangan berfluktuasi antara periode kestabilan dan ketidakstabilan. Pengetahuan ini akan membantu orang tua menjadi sadar dan paham. Sebagai contoh, orang tua akan terbantu oleh pengetahuan anak mereka dua setengah tahun harus melewati

(5)

periode-periode sulit yang bisa membuatnya jadi sangat bandel. Dengan mengetahui hal ini, orang tua tidak akan merasa berat hati untuk mengendalikan tingkah lakunya sebelum terlambat. Selain itu, orang tua akan mampu menghadapi anak-anak dengan lebih fleksibel, dan mungkin lebih menikmati masa-masa kebersamaan dengan mereka yang gigih berusaha membangun dasar kemandiriannya

Orang tua mendambakan memiliki anak yang sehat, baik secara jasmani maupun rohani. Namun tidak semua anak dilahirkan dan tumbuh dalam keadaan normal. Beberapa di antaranya memiliki keterbatasan baik secara fisik maupun psikis, yang telah dialami sejak awal masa perkembangan.

Anak yang lahir dengan kondisi mental yang kurang sehat tentunya membuat orang tua sedih dan terkadang tidak siap menerimanya karena berbagai alasan. Terlebih lagi alasan malu sehingga tidak sedikit yang memperlakukan anak tersebut secara kurang baik. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan karena anak-anak ya ng lahir dengan kekurangan ini sangat membutuhkan perhatian lebih dari orangtua dan saudaranya (Fardina, 2016).

Meskipun berbeda dari anak normal, pada dasarnya anak disabilitas mempunyai hak-hak yang sama seperti anak normal. Anak disabilitas sangat memerlukan teman bermain dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Mereka juga membutuhkan untuk dicintai, dihargai, serta diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri. Anak disabilitas membutuhkan perhatian dari orang tuanya. Akan tetapi pada kenyataannya, orang tua yang

(6)

mempunyai anak berkebutuhan khusus seringkali menolak dan bahkan kecewa Ningrum (Fardina, 2016).

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat di simpulkan bahwa orang tua yang memiliki anak disabilitas ganda adalah pasangan suami istri yang terdiri dari ayah dan ibu yang dikaruniai anak dengan kekurangan. Dari kekurangan tersebut baik dari ayah atau pun ibu memerlukan pengetahuan agar dapat memperlakukan, menjaga, paham dan memberikan pendidikan kepada anak dengan disabilitas. Selain itu, orang tua harus bisa memberikan perhatian dan kasih sayang yang lebih kepada anak tersebut karena anak dengan disabilitas membutuhkan untuk dicintai, dihargai, serta di berikan kesempatan untuk mengembangkan diri.

C. Anak Disabilitas Ganda

1. Pengertian Anak Disabilitas ganda

Anak disabilitas ganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius, sehingga dia tidak hanya dapat diatas dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melainkan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki (Mangungsong, 2016)

Disabilitas ganda berarti gangguan bersamaan kombinasi yang menyebabkan maslah pendidikan sehingga mereka tidk dapat bantuan

(7)

dalam program pendidikan khusus hanya untuk dari salah satu gangguan (Mangungsong, 2016).

Individu dengan disabiltas dapat menyesuaikan baik dalam ras, kepercayaan, asal kebangsaan, jenis kelamin dan orientasi sexual yang membutuhkan dukungan yang berkelanjutan lebih dari satu aktivitas besar dalam hidup agar berpartisipasi dalam komunitas integrated dan menikmati kualitas hidup yang sama dengan yang tersedia untuk semua. Dukungan untuk aktifitas hidup seperi mobilitas, perawatan diri komunikasi, dan belajar yang diperlukan untuk hidup masyarakat, pekerjaan dan swasembada (Snell dan Brown, 2006)

2. Jenis- jenis Anak Disabilitas Ganda

Manggungsong, (2016) menjelaskan bahwa anak disabilitas ganda dan cacat berat perlu pemantapan dan pengembangan keterampilan dasar dalam pendidikannya, hal tersebut adalah perilaku-perilaku yang di capai anak normal dalam lima tahun pertama dalam kehidupan

Yang termasuk anak Disabilitas ganda antara lain :

a. Disabilitas netra- Disabilitas Rungu : individu yang mengalai gangguan atau habatan dalam indra penglihatan – individu mengalami yang kehilangan pendengaran .

b. Disabilitas netra – Disabilitas Daksa : individu yang mgangguan atau habatan dalam indra penglihatan – individu yang mengalami kelainan atau kerusakan pada fisik dan kesehatan.

(8)

c. Disabilitas netra- Disabilitas grahita mampu latih : individu yang mengalami gangguan atau habatan dalam indra penglihatan – individu yang hanya dapat dilatih untuk mengurus diri sendiri melalui aktivitas kehidupan sehari-hari.

d. Disabilitas netra – Disabilitas grahita mampu didik : seseorang yang mengalami gangguan atau habatan dalam indra penglihatan- individu yang dapat dididik secara minimal dalam bidang-bidang akadems, social dan pekerjaan.

e. Disabilitas rungu – Disabilitas daksa : individu mengalami yang kehilangan pendengaran - individu yang mengalami kelainan atau kerusakan pada fisik dan kesehatan.

f. Disabilitas rungu – Disabilitas grahita mampu latih : : individu mengalami yang kehilangan pendengaran - individu yang hanya dapat dilatih untuk mengurus diri sendiri melalui aktivitas kehidupan sehari-hari.

g. Disabilitas rungu – Disabilitas grahita mampu didik : individu mengalami yang kehilangan pendengaran - individu mengalami yang kehilangan pendengaran- individu yang dapat dididik secara minimal dalam bidang-bidang akadems, social dan pekerjaan.

h. Disabilitas daksa – Disabilitas grahita mampu latih : individu yang mengalami kelainan atau kerusakan pada fisik dan kesehatan - individu yang hanya dapat dilatih untuk mengurus diri sendiri melalui aktivitas kehidupan sehari-hari.

(9)

Sedangkan yang termasuk disabilitas majemuk antara lain :

a. Disabilitas netra – Disabilitas rungu – Disabilitas daksa : individu yang mengalami gangguan atau habatan dalam indra penglihatan - individu mengalami yang kehilangan pendengaran - individu yang mengalami kelainan atau kerusakan pada fisik dan kesehatan

b. Disabilitas netra – Disabilitas rungu – Disabilitas grahita mampu latih: individu yang mengalami gangguan atau habatan dalam indra penglihatan - individu mengalami yang kehilangan pendengaran- individu yang hanya dapat dilatih untuk mengurus diri sendiri melalui aktivitas kehidupan sehari-hari.

c. Disabilitas netra – Disabilitas rungu – Disabilitas grahita mampu didik : individu yang mengalami gangguan atau habatan dalam indra penglihatan - individu mengalami yang kehilangan pendengaran- individu yang dapat dididik secara minimal dalam bidang-bidang akadems, social dan pekerjaan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa anak disabilitas ganda adalah yang memilikikelainan yang lebih dari satu sehingga membutuhkan dukungan yang lebih untuk aktivitas besar dalam hidup agar dapat berpartisipasi dan dapat menikmati kualitas hidup.

3. Karakteristik psikologis dan tingkah laku

a. Jasmaniah

Seperti yang diketahui bahwa anak disabilitas ganda atau majemuk mempunyai kelainan lebih dari satu macam.

(10)

Kelainan-kelainan itu bisa terbelakang mental dengan disabilitas rungu, cerebral palsy (CP) dengan disabilitas netra dan sebagainya. Adapula anak yang mengalami lebih dari tiga macam kelainan.

Ciri-ciri fisik itu antara lain (Mangungsong, 2016): 1) Gangguan reflex

2) Gangguan funsi sensoris

3) Gangguan pengaturan sikap dan gerak (motorick) 4) Gangguan fungsi metabolism dan system endoktrin 5) Gangguan fungsi gastrointestinal

6) Gangguan fungsi sirkulasi udara 7) Gangguan fungsi pernapasan

8) Gangguan pembentukan eksresi urine.

Dengan demikian keadaan/kelainan mereka sangat kompleks sehingga keadaan fisiknya pun lebih parah.

b. Rohaniah/ mental/ intelektual

Kecerdasan atau intelektual anak disabilitas ganda dan mejemuk sangatbervariasi, hal ini sesuai dengantingkat kelainan yang di derita anak yang begitu kompleks dibandingan dengan kelainan anak disabilitas pada umumnya. Keadaan fisiknya pun mukin lebih parah dibandingkan dengan anak-anak disabilitas tunggal. Mereka sering kali mengalami gangguan kemampuan intelektual, kehidupan emosi dan sosialnya, seperti “emotional disorder”, hiperaktif, gangguan pemusatan perhatian, toleransi terhadap kekecewaan rendah, berpusat pada diri sendiri, depresi, cemas dan lain-lain. Dengan kelainan yang

(11)

begitu kompleks akan membawa beban psikologis yang sangat berat bagi penderita disabilitas ganda dan manjemuk (Mangungsong, 2016). c. Sosial

Sesuai dengan namanya disabilitas ganda dan majemuk mereka mempunyai masalah yang lebih di bandingkan anak-anak yang mempunyai kelainan yang bersifat tunggal :

Adapun ciri-ciri social anak disabilitas ganda dan majemuk antara lain (Mangungsong, 2016):

1) Hambatan fisik dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari 2) Rasa rendah hati

3) Isolative

4) Kurang percaya diri

5) Hambatan dalam keterampilan kerja

6) Hambatan dalam melaksanakan kegiatan social dan sebagainya. Dalam kenyataan, walaupun mereka mengalami hambatan social yang begitu kompleks, sebagian dari mereka mampu bergaul dengan teman-temannya, dengan guru-gurunya maupun dengan orang lain yang berkunjung kelembaga pendidikan untuk disabilitas ganda dan majemuk. Akan tetapi ada pula sebagian dari mereka yang tidak dapat bergaul dan berkomunikasi baikdengan teman-temannya maupun dengan orang lain. Hal ni dikarenakan kelainan mereka atau penderitaan mereka yang sangat berat. Untuk anak jenis ini, bisa bersalaman atau kontak mata dengan orang lain saja sudah dianggap untung. (Mangungsong, 2016)

(12)

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat di simpulkan bahwa karakteristik psikologisdan tingkahlaku meliputi jasmaniah, rohaniah/mental/intelektual

D. Kerangka Berfikir

Berbagai reaksi, perasaan dan tingkah laku orang tua ketika pertama kali mengetahui bahwa anaknya mengalami kelainan berbeda-beda. Diantaranya menurut Sutjihati (2007) adalah perasaan melindungi anak secara berlebihan, ada perasaan bersalah melahirkan anak berkelainan, kehilangan kepercayaan akan mempunyai anak normal, terkejut dan hilang kepercayaan diri dan kemudian berkonsultasi untuk mendapat berita-berita yang lebih baik, bingung dan malu yang mengakibatkan orang tua kurang suka bergaul dengan tetangga dan lebih suka menyendiri.

Anak disabilitas ganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius ,sehingga dia tidak hanya dapat diatas dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melaiankan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki.

Syukur merupakan salah satu bentuk dari ekspresi kebahagiaan yang erat kaitanya dengan kesejahteraan. Bersyukur dapat membantu seseorang menikmati pengalaman hidup yang positif, seperti menikmati sebuah reward atau sesuatu yang dikehendaki dalam kehidupan, sehingga individu mampu meraih

(13)

kemungkinan terbesar dari kepuasan dan kegembiraan dari situasi yang ada saat itu (Lyubomirsky& Kristin, 2013). Hasil penelitian terkait dengan rasa syukur telah dipaparkan untuk mendapatkan perbedaan yang jelas serta kemungkinan adanya hubungan antara antara rasa syukur dengan dengan kesejahteraan psikologis. Sebagai prospek jangka panjang, bersyukur melibatkan pengakuan akan kebermaknaan hidup serta prediktor kebahagiaan.Selanjutnya rasa syukur akan menyebabkan evaluasi positif dari kehidupan dan keinginan untuk mempertahankan dan meningkatkan hasil positif (Froh, Yurkewicz & Kashdan, 2009).

Bersyukur merupakan perilaku penting dalam usaha memperoleh kebahagian. Menurut Biswar, Diener & Dean (Wulandari & Widyastuti, 2014) kebahagiaan merupakan cerminan kualitas dari keseluruhan hidup manusia yang lebih dari sebuah pencapaian tujuan.

(14)

Adapun gambar kerangka berfikir penelitian yaitu sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir.

Permasalahan : 1. Suka menyendiri 2. Malu

3. Terkejut

4. Mempertanyakan nikmat Allah SWT 5. Perasaan bersalah

6. Hilang kepercayaan diri 7. Stres

8. Tertekan 9. Menarik diri

10. Emosional Perwujudan Rasa syukur :

1. Bersyukur dengan hati

2. Bersyukur dengan perkataan 3. Bersyukur dengan anggota tubuh

Orang tua yang memiliki anak Disabilitas ganda

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian shear bond strength dengan menggunakan bahan adhesif chemically cured dan light cured yang terkontaminasi saliva, maka dapat diambil

Frá upphafi var gert ráð fyrir að gera rannsókn þar sem fylgst var með líðan sjúklinga sem fóru í flýtibatameðferð, bæði á deildinni og heima við

Perusahaan besar lebih stabil dan lebih mampu dalam menghasilkan laba dan membayar kewajibannya dibanding perusahaan dengan total aktiva yang kecil, sehingga

tindakan yang tegas dalam mengatur masalah kerusakan lingkungan. 2) Rendahnya pertisipasi masyarakat dalam ekowisata. Dalam pengembangan wilayah Ekowisata seringkali melupakan

Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk perintah lisan dan melalui telepon termasuk: menuliskan (atau memasukkan ke komputer)

Apabila ditemukan optik yang tidak sesuai dengan permenkes maka Dinas Kesehatan akan memberikan sanksi dengan mengacu Pasal 12 ayat (3) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

a) Perilaku elang laut perut putih pada masa berbiak lebih banyak bertengger untuk memastikan apakah sarangnya sudah benar-benar aman yang ditunjukan dengan

Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus