BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang
Proses perancangan telah ada sejak manusia diciptakan, karena sifat Proses perancangan telah ada sejak manusia diciptakan, karena sifat manusia yang ingin mudah dalam menjalani hidupnya dan pada dasarnya manusia yang ingin mudah dalam menjalani hidupnya dan pada dasarnya proses
proses perancangan perancangan memang memang di di tujukan tujukan untuk untuk memudahkan memudahkan manusiamanusia memenuhi kebutuhannya. Sebagai mahasiswa teknik mesin sudah pasti harus memenuhi kebutuhannya. Sebagai mahasiswa teknik mesin sudah pasti harus bisa merancang
bisa merancang sesuatu sesuatu yang bisa yang bisa memudahkan untuk memudahkan untuk memenuhi kebutuhanmemenuhi kebutuhan yang tentu yang berkaitan dengan bidangnya.
yang tentu yang berkaitan dengan bidangnya.
Analisis merupakan salah satu dari tahapan rancangan. Proses ini Analisis merupakan salah satu dari tahapan rancangan. Proses ini bertujuan
bertujuan untuk untuk memperkirakan memperkirakan kondisi kondisi suatu suatu elemen elemen mesin mesin dengandengan menggunakan pemikiran yang terstruktur dan perhitungan tertentu. Dengan menggunakan pemikiran yang terstruktur dan perhitungan tertentu. Dengan menganalisis kita dapat memperkirakan suatu mesin akan berjalan dengan menganalisis kita dapat memperkirakan suatu mesin akan berjalan dengan baik
baik atau atau tidak. tidak. Analisis Analisis yang yang dapat dapat digunakan digunakan dalam dalam proses proses perancanganperancangan yang bermacam-macam, tetapi pada perencanaan kali ini akan dibahas yang bermacam-macam, tetapi pada perencanaan kali ini akan dibahas mengenai analisis kegagalan pada proses transmisi rantai, roda gigi. mengenai analisis kegagalan pada proses transmisi rantai, roda gigi. Bagaimana suatu poros akan gagal atau tidak apabila mengalami Bagaimana suatu poros akan gagal atau tidak apabila mengalami pembebanan
pembebanan maksimum maksimum yang yang mungkin mungkin terjadi terjadi pada pada perancanaan perancanaan transmisitransmisi tersebut dengan menggunakan teori tegangan maksimum.
tersebut dengan menggunakan teori tegangan maksimum.
System transmisi dengan menggunakan rantai dan roda gigi dipilh System transmisi dengan menggunakan rantai dan roda gigi dipilh karena penggunaannya yang luas di dunia industri maupun dikehidupan karena penggunaannya yang luas di dunia industri maupun dikehidupan sehari-hari. Siitem transmisi ini digunakan karena memiliki efisensi yang sehari-hari. Siitem transmisi ini digunakan karena memiliki efisensi yang tinggi selain itu system transmisi berkaitan dengan reduksi daya sehingga tinggi selain itu system transmisi berkaitan dengan reduksi daya sehingga dengan proses rancangan yang dilakukan diharapkan dapat memperoleh daya dengan proses rancangan yang dilakukan diharapkan dapat memperoleh daya keluaran yang sesuai dengan keinginan dan dapat menentukan keluaran yang sesuai dengan keinginan dan dapat menentukan elemen-elemen mesin dengan tepat.
elemen mesin dengan tepat. 1.2 Rumusan Masalah
1.2 Rumusan Masalah
Kami merencanakan sistem transmisi rantai, roda gigi, poros, pasak, dan Kami merencanakan sistem transmisi rantai, roda gigi, poros, pasak, dan bantalan. Perencanaan tersebut antara lain :
A.
A. Perencanaan roda gigiPerencanaan roda gigi B.
B. Perencanaan rantaiPerencanaan rantai C.
C. Perencanaan porosPerencanaan poros D.
D. Perencanaan pasakPerencanaan pasak E.
E. Perencanaan bantalanPerencanaan bantalan 1.3 Batasan Masalah
1.3 Batasan Masalah
Kami membatasi perencanaan hanya sampai memperhitungkan geometri Kami membatasi perencanaan hanya sampai memperhitungkan geometri dan aspek mekanika serta terbatas pada komponen-komponen mesin yang dan aspek mekanika serta terbatas pada komponen-komponen mesin yang telah dibahas di dasar teori dan dari yang sudah di pelajari pada mata kuliah telah dibahas di dasar teori dan dari yang sudah di pelajari pada mata kuliah elemen mesin I dan II
elemen mesin I dan II 1.4 Tujuan Penulisan 1.4 Tujuan Penulisan
Perencanaan system transmisi rantai, roda gigi, pasak, poros dan Perencanaan system transmisi rantai, roda gigi, pasak, poros dan bantalan memiliki beberapa tujuan, antara lain :
bantalan memiliki beberapa tujuan, antara lain : A.
A. Mengetahui bahan, dimensi serta gaya-gaya yang bekerja pada transmisi.Mengetahui bahan, dimensi serta gaya-gaya yang bekerja pada transmisi. B.
B. Memberikan gambaran secara umum mengenai sistem transmisi rodaMemberikan gambaran secara umum mengenai sistem transmisi roda gigi, rantai, pasak, poros , dan bantalan
gigi, rantai, pasak, poros , dan bantalan C.
BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Poros 2.1 Poros 2.1.1 Definisi Poros 2.1.1 Definisi Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang dimana terpasang elemen-elemen mes
berpenampang dimana terpasang elemen-elemen mesin sepertiin seperti gear gear ,, pulley pulley,, flywheel
flywheel elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau
beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiribeban puntiran yang bekerja sendiri -sendiri-sendiri atau gabungan satu sama lain. (Joseph Edward Sighley, 1983)
atau gabungan satu sama lain. (Joseph Edward Sighley, 1983) 2.1.2 Macam-macam Poros 2.1.2 Macam-macam Poros 1. Berdasarkan Pembebanannya : 1. Berdasarkan Pembebanannya : a. Poros Transmisi a. Poros Transmisi
Poros yang mentransmisikan daya antara sumber tenaga dan Poros yang mentransmisikan daya antara sumber tenaga dan mesin yang digerakkan. Mengalami beban puntir yang berulang, mesin yang digerakkan. Mengalami beban puntir yang berulang, beban
beban lentur lentur ataupun ataupun keduanya. keduanya. Contohnya Contohnya yaitu yaitu pada pada transmisitransmisi mobil.
mobil.
Gambar 2.1 Poros Transmisi Gambar 2.1 Poros Transmisi
Sumber : http : Sumber : http :
techricmechanical.blogspot.com/2009/05/perencanaan.poros.macam.poros.html techricmechanical.blogspot.com/2009/05/perencanaan.poros.macam.poros.html
b.
b. Poros SpindlePoros Spindle
Poros transmisi yang relatif pendek, misalnya pada poros utama Poros transmisi yang relatif pendek, misalnya pada poros utama mesin bubut. Beban utamanya berupa beban puntir juga menerima mesin bubut. Beban utamanya berupa beban puntir juga menerima beban lentur.
beban lentur.
Gambar 2.2 Poros Spindle Gambar 2.2 Poros Spindle Sumber :
Sumber : www.gorilla.comproductBGorilla.Axles.com.Am.BRP.html www.gorilla.comproductBGorilla.Axles.com.Am.BRP.html
c. Poros Gandar c. Poros Gandar
Poros gandar mengalami beban lentur saja dan tidak menerima Poros gandar mengalami beban lentur saja dan tidak menerima beban puntir. Contoh peng
beban puntir. Contoh pengaplikasiannya yaitu dipasang diantara roda-aplikasiannya yaitu dipasang diantara roda-roda kendaraan muatan barang.
roda kendaraan muatan barang.
Gambar 2.3 Poros Gandar Gambar 2.3 Poros Gandar Sumber : http :
Sumber : http : nmprcision.grinding.nmprcision.grinding.com.duexperience.htmlcom.duexperience.html
2. Berdasarkan Bentuk : 2. Berdasarkan Bentuk :
Gambar 2.4 Poros Lurus Gambar 2.4 Poros Lurus Sumber : http :
Sumber : http : www.weiku.comprodwww.weiku.comproducts10353286axle.shafts.htmlucts10353286axle.shafts.html b. Poros Engko
b. Poros Engkoll
Gambar 2.5 Poros Engkol Gambar 2.5 Poros Engkol Sumber :
Sumber : http://subandriyoSB.bloghttp://subandriyoSB.blogspot.com201102kompospot.com201102komponen.mesin.mobil.htmlnen.mesin.mobil.html
2.1.4 Perencanaan poros 2.1.4 Perencanaan poros
Dalam perencanaan poros terdapat hal-hal
Dalam perencanaan poros terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu :yang perlu diperhatikan, yaitu : 1.
1. Kekuatan PorosKekuatan Poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir, beban lentur maupun Poros transmisi akan menerima beban puntir, beban lentur maupun keduanya. Oleh karena itu dalam perancangan poros, poros yang akan keduanya. Oleh karena itu dalam perancangan poros, poros yang akan digunakan harus cukup aman untuk menahan beban-bean tersebut.
digunakan harus cukup aman untuk menahan beban-bean tersebut. 2.
2. Kekakuan PorosKekakuan Poros
Meskipun poros cukup kuat menahan pembebanannya tetapi adanya Meskipun poros cukup kuat menahan pembebanannya tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar dapat menyababkan lenturan atau defleksi yang terlalu besar dapat menyababkan
ketidaktelitian pada mesin, gerakan mesin atau suara. Kekakuan poros ketidaktelitian pada mesin, gerakan mesin atau suara. Kekakuan poros juga disesuaikan dengan jenis mesin.
juga disesuaikan dengan jenis mesin. 3.
3. Putaran KritisPutaran Kritis
Bila putaran mesin terlalu tinggi, maka akan menimbulkan getaran Bila putaran mesin terlalu tinggi, maka akan menimbulkan getaran pada
pada mesin mesin tersebut. tersebut. Batas Batas antara antara putaran putaran mesin mesin yang yang mempunyaimempunyai jumlah
jumlah normal normal dengan dengan putaran putaran mesin mesin yang yang menimbulkan menimbulkan getaran getaran yangyang tinggi disebut putaran kritis. Jadi dalam perencanaan perlu tinggi disebut putaran kritis. Jadi dalam perencanaan perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritis.
dari putaran kritis. 4.
4. KorosiKorosi
Apabila poros berkontak langsung dengan fluida korosif maka dapat Apabila poros berkontak langsung dengan fluida korosif maka dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut. Oleh karena itu pemilihan mengakibatkan korosi pada poros tersebut. Oleh karena itu pemilihan bahan tahan korosi menjadi prioritas.
bahan tahan korosi menjadi prioritas. 5.
5. MaterialMaterial
Poros yang digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang besar Poros yang digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang besar biasanya dibuat
biasanya dibuat dari baja dari baja paduan seperti paduan seperti baja baja krom nikel krom nikel sehingga tahansehingga tahan terhadap keausan. Sekalipun demikian perlu dipertimbangkan dalam terhadap keausan. Sekalipun demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
pemilihan jenis jenis materialnya materialnya karena karena baja baja paduan paduan tidak tidak selalu selalu dianjurkandianjurkan jika hanya untuk putaran tingg
START START 1. Daya yang ditranmisikan,
1. Daya yang ditranmisikan,P P (kW), (kW), putaran poros, putaran poros,n1n1 (rpm). (rpm). 2. Faktor koreksi, 2. Faktor koreksi,fcfc 3.Daya rencana, 3.Daya rencana,PdPd(kW)(kW) 4. Momen puntir rencana,
4. Momen puntir rencana, T T (kg mm) (kg mm) 5. Bahan poros, perlakukan panas, 5. Bahan poros, perlakukan panas,
kekuatan tarik
kekuatan tarikssBB (kg/mm (kg/mm22))
Apakah poros
Apakah poros bertangga atau bertangga atau beralur beralur pasakpasak Faktor keamanan
Faktor keamananSf Sf 11, dan, danSf Sf 2 2
6.
6.Tegangan geser yang diijinkanTegangan geser yang diijinkan t t BB
7. Faktor koreksi untuk momen puntir, Kt 7. Faktor koreksi untuk momen puntir, Kt
faktor lenturan poros, Cb faktor lenturan poros, Cb
9. Jari-jari filet dari poros bertangga, r (mm) 9. Jari-jari filet dari poros bertangga, r (mm)
Ukuran pasak dan alur pasak Ukuran pasak dan alur pasak 8. Diameter poros, ds (mm) 8. Diameter poros, ds (mm)
10. Faktor konsentrasi tegangan pada poros bertangga 10. Faktor konsentrasi tegangan pada poros bertangga
ß, pada pasak a ß, pada pasak a 11. Tegangan geser 11. Tegangan gesert t , (kg/mm, (kg/mm22)) 12 12 < < = = a a a a 13. Diameter poros, ds (mm) 13. Diameter poros, ds (mm)
Bahan poros, Perlakuan panas Bahan poros, Perlakuan panas Jari-jari filet dari poros bertangga, Jari-jari filet dari poros bertangga, Ukuran
Ukuran pasak pasak dan dan alur alur pasakpasak STOP
STOP START START
Diagram alir untuk merencanakan poros dengan beban puntir Diagram alir untuk merencanakan poros dengan beban puntir
2.2 Pasak 2.2 Pasak
2.2.1 Definisi Pasak 2.2.1 Definisi Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan
bagian-bagian
bagian-bagian mesin, mesin, seperti seperti roda roda gigi,gigi, pulley pulley, kopling, dll pada poros., kopling, dll pada poros.
Pasak adalah bagian dari mesin yang berfungsi sebagai berikut :
Pasak adalah bagian dari mesin yang berfungsi sebagai berikut :
1.
1. Menyambung poros dengan bagian mesinMenyambung poros dengan bagian mesin
2.
2. Menjaga hubungan putaran relatif antara poros dan mesin denganMenjaga hubungan putaran relatif antara poros dan mesin dengan
peralatan mesin lainnya
peralatan mesin lainnya
Pasak menurut letaknya pada poros dapat dibedakan menjadi beberapa
Pasak menurut letaknya pada poros dapat dibedakan menjadi beberapa
macam seperti pasak pelana, pasak rata, pasak benam, dan pasak singgung
macam seperti pasak pelana, pasak rata, pasak benam, dan pasak singgung
yang umumnya berpenampilan segi empat. Dalam arah memanjang dapat
yang umumnya berpenampilan segi empat. Dalam arah memanjang dapat
berbentuk
berbentuk prismatis prismatis atau atau berbentuk berbentuk tirus. tirus. Yang Yang umum umum digunakan digunakan dalamdalam
permesinan
permesinan adalah adalah pasak pasak benam benam yang yang dapat dapat meneruskan meneruskan momen momen yangyang
besar. besar. 2.2.2 Macam Pasak 2.2.2 Macam Pasak a. Menurut letaknya a. Menurut letaknya
-- Pasak pelanaPasak pelana -- Pasak rataPasak rata -- Pasak benamPasak benam -- Pasak singgungPasak singgung b. Menurut bentuknya b. Menurut bentuknya -- Pasak temberengPasak tembereng -- Pasak jarumPasak jarum
Gambar 2.6 : Macam-macam pasak Gambar 2.6 : Macam-macam pasak
Sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. hal 24 Sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. hal 24
Diagram alir untuk
2.3 Bantalan 2.3 Bantalan
2.3.1 Definisi Bantalan 2.3.1 Definisi Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menahan poros terbeban, Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menahan poros terbeban, sehingga putaran atau gerak bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, sehingga putaran atau gerak bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur.
aman dan panjang umur. 2.3.2 Macam-macam batalan 2.3.2 Macam-macam batalan
Pada Umumnya bantalan diklasifikasikan menjadi 2 bagian, Pada Umumnya bantalan diklasifikasikan menjadi 2 bagian, 1. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros
1. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros a. Bantalan luncur
a. Bantalan luncur
Pada Bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan Pada Bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
bantalan karena karena permukaan permukaan poros poros ditumpu ditumpu oleh oleh permukaan permukaan bantalanbantalan dengan perantaraan lapisan pelumas
dengan perantaraan lapisan pelumas
Gambar 2.7 : Bantalan Luncur Gambar 2.7 : Bantalan Luncur Sumber : http://htmlimg4.scribdassets.com/ images/1
Sumber : http://htmlimg4.scribdassets.com/ images/1-7e885899fb.Jpg-7e885899fb.Jpg
b. Bantalan Gelinding b. Bantalan Gelinding
Pada Bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang Pada Bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol,
dan rol bulat dan rol bulat
Gambar 2.8 : Bantalan Gelinding Gambar 2.8 : Bantalan Gelinding Sumber : http://htmlimg4.scribdassets.com/ images/1
2. Berdasarkan arah beban terhadap poros 2. Berdasarkan arah beban terhadap poros
a. Bantalan Radial a. Bantalan Radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini tegak lurus terhadap poros. Arah beban yang ditumpu bantalan ini tegak lurus terhadap poros. b. Bantalan aksial
b. Bantalan aksial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini sejajar terhadap sumbu poros Arah beban yang ditumpu bantalan ini sejajar terhadap sumbu poros
Gambar 2.9 Bantalan aksial dan radial Gambar 2.9 Bantalan aksial dan radial
sumber : Text book of machine design, R.S Khurmi dan J.K. Gupta sumber : Text book of machine design, R.S Khurmi dan J.K. Gupta
2.3.3 Pelumasan Pada Bantalan 2.3.3 Pelumasan Pada Bantalan
a. Pelumasan untuk bantalan luncur a. Pelumasan untuk bantalan luncur
1. Pelumasan tangan 1. Pelumasan tangan
Cara ini sesuai untuk beban ringan, kecepatan rendah atau kerja Cara ini sesuai untuk beban ringan, kecepatan rendah atau kerja yang tidak terus menerus
yang tidak terus menerus 2. Pelumasan tetes
2. Pelumasan tetes
Dari sebuah wadah, minyak diteteskan dalam jumlah yang tetap Dari sebuah wadah, minyak diteteskan dalam jumlah yang tetap dan teratur melalui sebuah katup jarum. Cara ini adalah untuk beban dan teratur melalui sebuah katup jarum. Cara ini adalah untuk beban ringan dan sedang
ringan dan sedang 3. Pelumasan sumbu 3. Pelumasan sumbu
Cara ini menggunakan sebuah sumbu yang dicelupkan dalam Cara ini menggunakan sebuah sumbu yang dicelupkan dalam mangkok minyak sehingga minya terisap oleh sumbu tersebut
mangkok minyak sehingga minya terisap oleh sumbu tersebut 4. Pelumasan cincin
5. Pelumasan percik 5. Pelumasan percik
Cara ini dipergunakan untuk melumasi torak dan silinder motor Cara ini dipergunakan untuk melumasi torak dan silinder motor bakar torak yang berputaran tingg
bakar torak yang berputaran tinggii 6. Pelumasan pompa
6. Pelumasan pompa
Cara ini dipakai untuk melumasibantalan yang sulit letaknya Cara ini dipakai untuk melumasibantalan yang sulit letaknya seperti bantalan utama motor yang mempunyai putaran tinggi. seperti bantalan utama motor yang mempunyai putaran tinggi. Pelumasan pompa ini sesuai untuk keadaan kerja dengan kecepatan Pelumasan pompa ini sesuai untuk keadaan kerja dengan kecepatan tinggi dan beban besar
tinggi dan beban besar
b. Pelumasan pada bantalan gelinding b. Pelumasan pada bantalan gelinding
1. Pelumasan gemuk 1. Pelumasan gemuk
Cara yang umum untuk penggemukan adalah dengan mengisi Cara yang umum untuk penggemukan adalah dengan mengisi bagian dalam bantalan dengan gemuk
bagian dalam bantalan dengan gemuk sebanyak mungkinsebanyak mungkin 2. Pelumasan minyak/ cair
2. Pelumasan minyak/ cair
Pelumasan minyak merupakan cara yang bergunan untuk Pelumasan minyak merupakan cara yang bergunan untuk kecepatan tinggi atau temperature tinggi.
kecepatan tinggi atau temperature tinggi.
2.3.4 Perencanaan Bantalan 2.3.4 Perencanaan Bantalan Rumus Dasar Bantalan Rumus Dasar Bantalan 1. Panjang Bantalan 1. Panjang Bantalan
d = diameter dalam bantalan (m) d = diameter dalam bantalan (m) 2. tekanan pada bantalan
2. tekanan pada bantalan
P=
P=
w = beban pada bantalan (N)w = beban pada bantalan (N) 3. Koefisien Gesekan
3. Koefisien Gesekan
Z = viskositas absolute pelumas (Kg/m.s) Z = viskositas absolute pelumas (Kg/m.s)
P = Tekanan pada bantalan (N/mm P = Tekanan pada bantalan (N/mm22))
N = kecepatan rotasi bantalan bagian dalam (rpm) N = kecepatan rotasi bantalan bagian dalam (rpm)
c = Kerenggangan bantalan (m) c = Kerenggangan bantalan (m)
k = factor koreksi (0.002 untuk rasio l/d 0,75-2,8) k = factor koreksi (0.002 untuk rasio l/d 0,75-2,8) 4. Umur Bantalan
4. Umur Bantalan
L
L
1010h =
h =
P = Tekanan pada bantalan (N/mm P = Tekanan pada bantalan (N/mm22))
n = kecepatan rotasi bantalan bagian dalam (rpm) n = kecepatan rotasi bantalan bagian dalam (rpm) c = Kerenggangan bantalan (m)
c = Kerenggangan bantalan (m) 5. Critical Pessure of Journal
5. Critical Pessure of Journal Bearing Bearing
(() ) (( ) )
6. Panas yang Timbul 6. Panas yang Timbul
* * ++
W = beban pada bantalan dalam (N) W = beban pada bantalan dalam (N) V
V = = Kecepatan LKecepatan Linear (m/s)inear (m/s) 7. Panas yang dihilangkan oleh
7. Panas yang dihilangkan oleh bearing bearing
Hd = C. A (tb-ta) [kcal/min] Hd = C. A (tb-ta) [kcal/min]
C = Koefisien disipasi panas (W/m C = Koefisien disipasi panas (W/m22 / /ooC)C)
A = Luas permukaan proyeksi pada permukaan bantalan (m A = Luas permukaan proyeksi pada permukaan bantalan (m22)) tb = Temperatur permukaan bantalan (
tb = Temperatur permukaan bantalan (ooC)C) ta = temperature lingkungan (
2.3.5 Cara Pengkodean
2.3.5 Cara Pengkodean bearing bearing
a. Kode pertama a. Kode pertama Kode pertama
Kode pertama bearing bearing menyatakan jenis menyatakan jenis bearing bearing .. Tabel 2.1 kode dan jenis
Tabel 2.1 kode dan jenis bearing bearing
b. Kode kedua b. Kode kedua
Kode kedua
Kode kedua bearing bearing menyatakan seri menyatakan seri bearing bearing untuk menyatakan untuk menyatakan ketahanan dari
ketahanan dari bearing bearing tersebut. Seri penomoran adalah mulai dari tersebut. Seri penomoran adalah mulai dari ketahanan yang paling ringan sampai paling berat
ketahanan yang paling ringan sampai paling berat 8 = Extra thin section
8 = Extra thin section 9 = Very thin section 9 = Very thin section 0 = Extra thin section 0 = Extra thin section 1 = Extra Light Thrust 1 = Extra Light Thrust 2 = Light 2 = Light 3 = Medium 3 = Medium 4 = Heavy 4 = Heavy
c. Kode ketiga dan keempat c. Kode ketiga dan keempat
Kode ketiga dan keempat menyatakan diameter dalam
Kode ketiga dan keempat menyatakan diameter dalam bearing bearing .. untuk kode 0 sampai 3, maka diameter bore
untuk kode 0 sampai 3, maka diameter bore bearing bearing adalah sebagai adalah sebagai berikut,
00 = diameter dalam 10 mm 00 = diameter dalam 10 mm 01 = diameter dalam 12 mm 01 = diameter dalam 12 mm 02 = diameter dalam 15 mm 02 = diameter dalam 15 mm 03 = diameter dalam 17 mm 03 = diameter dalam 17 mm
Selain kode nomer 0 sampai 3, misalnya 4, 5 dan seterusnya maka Selain kode nomer 0 sampai 3, misalnya 4, 5 dan seterusnya maka diameter
diameter bearing bearing dikalikan dengan 5 mm. missal 04 maka diameter bore dikalikan dengan 5 mm. missal 04 maka diameter bore bearing
bearing = 20 mm. = 20 mm. d. Kode yang terakhir d. Kode yang terakhir
Kode yang terakhir biasanya berupa huruf, menyatakan jenis Kode yang terakhir biasanya berupa huruf, menyatakan jenis penutup
penutup bearing bearing ataupun bahan ataupun bahan bearing bearing . Seperti berikut. Seperti berikut 1. Z
1. Z single shielded single shielded 2. ZZ
2. ZZ Double shielded Double shielded 3. RS
3. RS single shielded single shielded 4. 2RS
4. 2RS double shielded double shielded 5. V
5. V single non-contact seal single non-contact seal 6. VV
6. VV double non-contact seal double non-contact seal 7. DDV
7. DDV Double contact seals Double contact seals 8. NR
8. NR Snap ring and grooveSnap ring and groove 9. M
START START 1. Beban Bantalan W 1. Beban Bantalan W00 Putaran Poros N (rpm) Putaran Poros N (rpm) 2. Faktor koreksi, 2. Faktor koreksi,fcfc 3.Beban rencana,W 3.Beban rencana,W (kg)(kg) 4 4.. BBaahhaan n BBaannttaallaann
Tekanan permukaan yang diizinkan p Tekanan permukaan yang diizinkan paa
(kg/mm (kg/mm22)) (pv) (pv)aa (kgm/mm (kgm/mm22s)s) 5. Panjang bantalan l (mm) 5. Panjang bantalan l (mm)
6. Bahan Poros Kekuatan tarik
6. Bahan Poros Kekuatan tarikσσ A A (kg/mm(kg/mm22))
Tegangn lentur yang diizinkan
Tegangn lentur yang diizinkanσσB (kg/mmB (kg/mm22))
7. Diameter poros d (mm) 7. Diameter poros d (mm) 10.Tekanan permukaan p (kg/mm 10.Tekanan permukaan p (kg/mm22)) Kecepatan keliling v (m/s) Kecepatan keliling v (m/s) Harga pv, (kgm/mm Harga pv, (kgm/mm22s)s) 1 111 p p : : ppaa pv : (pv)a pv : (pv)a < < STOP STOP END END 12 Kerja gesekan H (kg m/s) 12 Kerja gesekan H (kg m/s)
Daya yang diserap p Daya yang diserap pHH (kW) (kW)
8. l/d 8. l/d
9 l/d :
9 l/d : daerah standar daerah standar T T Y Y ≥ ≥ 13. Panjang Bantalan l (mm) 13. Panjang Bantalan l (mm) Diameter poros d (mm) Diameter poros d (mm) Daya yang diserap p Daya yang diserap pHH (kW) (kW)
Diagram alir untuk merencanakan bantalan luncur secara sederhana Diagram alir untuk merencanakan bantalan luncur secara sederhana
2.4 Roda Gigi 2.4 Roda Gigi
2.4.1 Definisi Roda Gigi 2.4.1 Definisi Roda Gigi
Roda gigi adalah roda yang berguna untuk mentransmisikan daya yang Roda gigi adalah roda yang berguna untuk mentransmisikan daya yang besar
besar atau atau putaran putaran yang yang cepat.Rodanya cepat.Rodanya dibuat dibuat bergerigi bergerigi dan dan berbentukberbentuk silinder atau kerucut yang saling bersinggungan pada kelilingnya agar jika silinder atau kerucut yang saling bersinggungan pada kelilingnya agar jika salah satu berputar maka yang lain ikut berputar.
salah satu berputar maka yang lain ikut berputar.
2.4.2 Macam-Mac
2.4.2 Macam-Macam Roda am Roda GigiGigi 1. Roda Gigi Lurus
1. Roda Gigi Lurus
Roda gigi paling dasar dengan jalur gerigi yang sejajar poros Roda gigi paling dasar dengan jalur gerigi yang sejajar poros Gaya pada spur gear:
Gaya pada spur gear: -- Gaya tengensialGaya tengensial
Ft
Ft
-- Gaya radialGaya radialFr = Ft tan Fr = Ft tan
Gambar 2.10 Roda Gigi Lurus Gambar 2.10 Roda Gigi Lurus
Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213 Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213
2. Roda Gigi Miring 2. Roda Gigi Miring
Mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder jarak bagi. Mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder jarak bagi.
-- Gaya aksialGaya aksial Fx = Ft tan Fx = Ft tan
-- Gaya radialGaya radialFr = Ft
Fr = Ft
Gambar 2.11 Roda Gigi Miring Gambar 2.11 Roda Gigi Miring
Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213 Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213
3. Roda Gigi Miring Ganda 3. Roda Gigi Miring Ganda
Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk V Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk V tersebut akan saling meniadakan.
tersebut akan saling meniadakan.
Gambar 2.12 Roda Gigi Miring Ganda Gambar 2.12 Roda Gigi Miring Ganda
Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213 Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213
4. Roda Gigi Dalam 4. Roda Gigi Dalam
Dipakai jika diingini alat transmisi dengan ukuran kecil dengan Dipakai jika diingini alat transmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan induksi besar karena pinion
Gambar 2.13 Roda Gigi Dalam Gambar 2.13 Roda Gigi Dalam
Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213 Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213
5. Pinion dan Batang Gigi 5. Pinion dan Batang Gigi
Gambar 2.14 Pinion dan Batang Gigi Gambar 2.14 Pinion dan Batang Gigi
Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213 Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213
6. Roda Gigi Kerucut Lurus 6. Roda Gigi Kerucut Lurus
Roda gigi yang paling mudah dibuat dan paling
Roda gigi yang paling mudah dibuat dan paling sering dipakai.sering dipakai. Gaya pada roda gigi kerucut lurus:
Gaya pada roda gigi kerucut lurus: -- Gaya tangensialGaya tangensial
Ft Ft
Dm = d.b sin Dm = d.b sin
Dm = pusat diameter Dm = pusat diameterGambar 2.15 Roda Gigi Kerucut Lurus Gambar 2.15 Roda Gigi Kerucut Lurus
Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213 Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213
7. Roda Gigi Kerucut Spiral 7. Roda Gigi Kerucut Spiral
Karena mempunyai perbandingan kontak yang besar dapat meneruskan Karena mempunyai perbandingan kontak yang besar dapat meneruskan putaran tinggi dan beban besar.
putaran tinggi dan beban besar.
Gambar 2.16 Roda Gigi Kerucut Spiral Gambar 2.16 Roda Gigi Kerucut Spiral
Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213 Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213
8. Roda Gigi Permukaan 8. Roda Gigi Permukaan
Gambar 2.17 Roda Gigi Permukaan Gambar 2.17 Roda Gigi Permukaan
Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213 Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213
9. Roda Gigi Miring Silang 9. Roda Gigi Miring Silang
Gambar 2.18 Roda Gigi Miring Silang Gambar 2.18 Roda Gigi Miring Silang
Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213 Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213
10. Roda Gigi Cacing Silindris 10. Roda Gigi Cacing Silindris
Mempunyai silinder yang berbentuk cacing dan lbih umum dipakai. Mempunyai silinder yang berbentuk cacing dan lbih umum dipakai. Gaya pada roda gigi cacing silindris
Gaya pada roda gigi cacing silindris -- Gaya tangensialGaya tangensial
a.Worm (driver) a.Worm (driver)
Ft
Ft
b. Worm wheel (driven) b. Worm wheel (driven)
Ft
Ft
=
=
-- Gaya aksialGaya aksial a.Worm (driver) a.Worm (driver) Fx = Ft
Fx = Ft
b. Worm wheel (driven) b. Worm wheel (driven)
Fx = Ft Fx = Ft -- Gaya radialGaya radial
Fr = Ft
Fr = Ft
Gambar 2.19 Roda Gigi Cacing Silindris Gambar 2.19 Roda Gigi Cacing Silindris
Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213 Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213
11. Roda Gigi Cacing Hipoid 11. Roda Gigi Cacing Hipoid
Mempunyai jalur gigi yang berbentuk spiral pada bidang kerucut Mempunyai jalur gigi yang berbentuk spiral pada bidang kerucut yang sumbernya berdaya dan pemindahan gaya pada permukaan gigi yang sumbernya berdaya dan pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung meluncur dan mengg
berlangsung meluncur dan menggelinding.elinding. Gaya pada roda gigi cacing hypoid:
Gaya pada roda gigi cacing hypoid: -- Gaya radialGaya radial
a. Permukaan convex a. Permukaan convex
Ft
Ft
tan tan
. Sin. Sin
- sin- sin
cos cos
b. Permukaan concaveb. Permukaan concave
Fr
Fr
tan tan
. Sin. Sin
- sin- sin
cos cos
-- Gaya tangensialGaya tangensialFt
Ft
-- Gaya aksialGaya aksial
a. Permukaan convex a. Permukaan convex
Fx =
Fx =
tan tan
. Sin. Sin
- sin- sin
cos cos
b. Permukaan concaveb. Permukaan concave Fx =
Gambar 2.20 Roda Gigi Cacing Hipoid Gambar 2.20 Roda Gigi Cacing Hipoid
Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213 Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213
12. Roda Gigi Globoid 12. Roda Gigi Globoid
Mempunyai perbandinga kontak yang lebih besar dan dipakai untuk Mempunyai perbandinga kontak yang lebih besar dan dipakai untuk beban yang lebih besar pula.
beban yang lebih besar pula.
Gambar 2.21 Roda Gigi Cacing Globoid Gambar 2.21 Roda Gigi Cacing Globoid
Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213 Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213
2.4.3 Bagian-bagian roda gigi 2.4.3 Bagian-bagian roda gigi
Roda gigi mempunyai bagian-bagian antara lain Roda gigi mempunyai bagian-bagian antara lain
1. Lebar gigi 1. Lebar gigi
Kedalam gigi diukur sejajar sumbunya Kedalam gigi diukur sejajar sumbunya 2. Puncak kepala
2. Puncak kepala
Permukaan di puncak gigi Permukaan di puncak gigi 3. Tinggi kepala
3. Tinggi kepala
Jarak antara lingkaran kepada dengan lingkaran kaki yang diukur Jarak antara lingkaran kepada dengan lingkaran kaki yang diukur dalam arah radial
5. Lingkaran kepala 5. Lingkaran kepala
Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi kepala gigi Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi kepala gigi 6. Jarak bagi lingkaran
6. Jarak bagi lingkaran 7. Tebal gigi
7. Tebal gigi
Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch 8. Lebar ruang
8. Lebar ruang
Tebal menggambar roda gigi diukur sepanjang lingkaran pitch Tebal menggambar roda gigi diukur sepanjang lingkaran pitch 9. Lingkaran jarak bagi
9. Lingkaran jarak bagi 10. Sisi kepala
10. Sisi kepala
Permukaan gigi diatas lingkaran pitch Permukaan gigi diatas lingkaran pitch 11. Sisi Kaki
11. Sisi Kaki
Permukaan gigi dibawah lingkaran pitch Permukaan gigi dibawah lingkaran pitch 12. Dasar kaki
12. Dasar kaki
Gambar 2.22 Bagian-bagian Roda Gigi Gambar 2.22 Bagian-bagian Roda Gigi
Sumber: Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213 Sumber: Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213
2.4.4 Profil Roda gigi 2.4.4 Profil Roda gigi
Profil roda gigi ada 4 yaitu: Profil roda gigi ada 4 yaitu:
1. Sikloida 1. Sikloida
Garis lengkung yang menggambarkan titik pada keliling lingkaran Garis lengkung yang menggambarkan titik pada keliling lingkaran jika
jika bergulungan bergulungan pada pada suatu suatu garis garis lurus lurus lingkaran lingkaran yang yang bergulingberguling tersebut disebut lingkaran gulung (Dr)
tersebut disebut lingkaran gulung (Dr) Dr = 0,4 D Dr = 0,4 D Dimana :
Dimana :
D = Diameter lingkaran jarak D = Diameter lingkaran jarak Dr = Diameter lingkaran gulung Dr = Diameter lingkaran gulung 2. Evolven
2. Evolven
Sebuah garis lengkung yang digunakan oleh sebuah benang yang Sebuah garis lengkung yang digunakan oleh sebuah benang yang dilepas gulungannya dari sebuah silinder dan pada ujungnya dipasang dilepas gulungannya dari sebuah silinder dan pada ujungnya dipasang sebuah pensil.Titik-titik pada benang yang dilepaskan gulungannya sebuah pensil.Titik-titik pada benang yang dilepaskan gulungannya dari lingkaran dasar merupakan evolven lingkaran.
dari lingkaran dasar merupakan evolven lingkaran. 3. Profil Equidistanta
3. Profil Equidistanta
Kurva equidistant adalah kurva dari jarak yang sama terhadap Kurva equidistant adalah kurva dari jarak yang sama terhadap sikloida yang dibentuk oleh roda gelinding dan terhadap jalur
sikloida yang dibentuk oleh roda gelinding dan terhadap jalur gelindinggelinding pasangannya.
pasangannya.
Profil ini dipakai konstruksi pasangan antara roda gigi profil Profil ini dipakai konstruksi pasangan antara roda gigi profil dengan roda
dengan roda pasangannya pasangannya berupa gigi berupa gigi tetap yang btetap yang bergerak melingkarergerak melingkar pada suatu roda.Dan lebih umum lag
pada suatu roda.Dan lebih umum lagi pada hubungan gi pada hubungan gigi dan rantai.igi dan rantai. 4. Profil Roda Gigi Novikov
4. Profil Roda Gigi Novikov
Profil roda gigi ini merupakan geometri baru yang dapat Profil roda gigi ini merupakan geometri baru yang dapat diaplikasikan pada transmisi kecepatan tinggi yang terdiri dari piringan diaplikasikan pada transmisi kecepatan tinggi yang terdiri dari piringan double.
double.
Keuntungannya yaitu: Keuntungannya yaitu: - Suara tidak bising - Suara tidak bising
Gambar 2.23 Profil Roda Gigi Novikov Gambar 2.23 Profil Roda Gigi Novikov
Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213 Sumber Sularso Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin hal 213
START START
1. Daya yang ditranmisikan, P (kW), 1. Daya yang ditranmisikan, P (kW),
putaran poros, n putaran poros, n11 (rpm). (rpm).
Perbandingan
Perbandingan reduksi reduksi ii Jarak sumbu poros a (mm) Jarak sumbu poros a (mm)
2. Faktor koreksi, 2. Faktor koreksi,fcfc
3.Daya rencana,
3.Daya rencana,PdPd(kW)(kW)
4. Diameter sementara lingkaran jarak bagi d'
4. Diameter sementara lingkaran jarak bagi d'11,,d’d’22 (mm) (mm)
5. modul pahat m 5. modul pahat m Sudut tekanan pahat Sudut tekanan pahatαα00((oo))
6.
6.Jumlah gigi zJumlah gigi z11, z, z22
Perbandingan gigi i Perbandingan gigi i 8. kelonggaran sisi C 8. kelonggaran sisi C00 (mm) (mm) Kelonggaran puncak c Kelonggaran puncak ckk (mm) (mm) 9. Diameter kepala d 9. Diameter kepala dk1k1, d, dk2k2 (mm) (mm) Diameter kaki d Diameter kaki df1f1, d, df2f2 (mm) (mm) Kedalaman pemotongan H (mm) Kedalaman pemotongan H (mm)
10. Faktor bentuk gigi Y 10. Faktor bentuk gigi Y11, Y, Y22
a a
20. modul pahat m 20. modul pahat m Sudut tekanan pahat Sudut tekanan pahatαα00((oo))
Jumlah gigi z Jumlah gigi z11, z, z22
Jarak sumbu poros a (mm) Jarak sumbu poros a (mm) Diameter luar d
Diameter luar dk1k1, d, dk2k2 (mm) (mm)
Lebar gigi b (mm) Lebar gigi b (mm)
Bahan roda gigi, dan perlakuan panasnya Bahan roda gigi, dan perlakuan panasnya Bahan poros dan perlakuan panasnnya Bahan poros dan perlakuan panasnnya
Diameter poros d Diameter poros ds1s1, d, ds2s2
STOP STOP
14. Tegangan lentur yang diizinkan 14. Tegangan lentur yang diizinkanσσa1a1σσa2a2
Faktor tegangan kontak k
Faktor tegangan kontak kHH (kg/mm(kg/mm22))
b b
16. Lebar sisi b (mm) 16. Lebar sisi b (mm)
18. Perhitungan diameter poros d
18. Perhitungan diameter poros ds1s1, d, ds2s2 (mm) (mm)
Penentuan pasak dan alur pasak (mm) Penentuan pasak dan alur pasak (mm) Tebal antara dasar alur pasak dan dasar kaki Tebal antara dasar alur pasak dan dasar kaki
gigi S gigi Sk1k1, S, Sk2k2
7. Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standar) d 7. Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standar) d0101,,
d d0202 (mm) (mm)
Jarak sumbu poros a Jarak sumbu poros a00 (mm) (mm)
11. kecepatan keliling v (m/s) 11. kecepatan keliling v (m/s) Gaya tangensial F Gaya tangensial F11 (kg) (kg) 12. Faktor dinamis f 12. Faktor dinamis f ss
13. Bahan masing-masing gigi, perlakuan 13. Bahan masing-masing gigi, perlakuan
panas panas
2 2
15. Beban lentur yang diizinkan per satuan 15. Beban lentur yang diizinkan per satuan
lebar F’
lebar F’b1b1,,F’F’b2b2 (kg/mm) (kg/mm)
Beban permukaan yang diizinkan per satuan Beban permukaan yang diizinkan per satuan
lebar F’ lebar F’HH (kg/mm) (kg/mm) Harga minimum Harga minimum F’ F’b1b1,,F’F’b2,b2, F’F’H,H, F’minF’min(kg/mm)(kg/mm)
17. Bahan poros dan perlakuan 17. Bahan poros dan perlakuan
panasnya panasnya
Bahan pasak dan perlakuan panasnya Bahan pasak dan perlakuan panasnya
b/m : (6-10) b/m : (6-10) d/b : 1.5 d/b : 1.5 S Sk1k1/m : 2.2/m : 2.2 T T Y Y Diagram alir untuk merencanakan roda gigi
2.5 Sabuk dan Puli 2.5 Sabuk dan Puli
2.5.1 Definisi Sabuk dan Puli 2.5.1 Definisi Sabuk dan Puli
Di dalam bentuk sebuah transmisi dari jenis ini terdiri dari sebuah Di dalam bentuk sebuah transmisi dari jenis ini terdiri dari sebuah sabuk yang tak memiliki ujung dipasang secara ketat/rapat pada 2
sabuk yang tak memiliki ujung dipasang secara ketat/rapat pada 2 pulley pulley penggerak yang mentransmisikan/menyalurkan gerak dari
penggerak yang mentransmisikan/menyalurkan gerak dari pulley pulley penggerak penggerak menuju
menuju pulley pulley penerima/pendorong dengan tahanan gesek antara sabuk dan penerima/pendorong dengan tahanan gesek antara sabuk dan pulley
pulley..
Fleksibilitas dari sabuk memungkinkan untuk mengatur poros Fleksibilitas dari sabuk memungkinkan untuk mengatur poros penggerak dan poros penerima dengan
penggerak dan poros penerima dengan cara apapun dan digunakan beberapacara apapun dan digunakan beberapa pulley
pulley bila diperlukan. bila diperlukan. 2.5.2 Macam-Macam Sabuk 2.5.2 Macam-Macam Sabuk
a.
a. Open Belt DriveOpen Belt Drive
Digunakan dengan susunan poros secara parallel dan berputar Digunakan dengan susunan poros secara parallel dan berputar dengan arah yang berlawanan.Biasanya komponen antar
dengan arah yang berlawanan.Biasanya komponen antar belt belt juga dapat juga dapat terjadi gesekan. Untuk menghindari keausan yang berlebihan, posisi terjadi gesekan. Untuk menghindari keausan yang berlebihan, posisi poros harus ditempatkan jarak maksimum satu sama lain.
poros harus ditempatkan jarak maksimum satu sama lain.
Gambar 2.24
Gambar 2.24 Open Belt DriveOpen Belt Drive Sumber :
Sumber : http://chestofbooks.com/crafts/machinery/Shop-Practice- http://chestofbooks.com/crafts/machinery/Shop-Practice-V2/
V2/ Belt Belt ing.htmling.html
b.
b. Twist-belt DriveTwist-belt Drive
Menggunakan poros yang disusun secara paralel dan berputar ke Menggunakan poros yang disusun secara paralel dan berputar ke arah yang sama. Ketika jarak antar poros yang dihubungkan sabuk arah yang sama. Ketika jarak antar poros yang dihubungkan sabuk
terpisah ckup jauh, salah satu kedudukan dari ke-2 poros tersebut harus terpisah ckup jauh, salah satu kedudukan dari ke-2 poros tersebut harus lebih rendah dari poros lainnya.
lebih rendah dari poros lainnya.
Gambar 2.25
Gambar 2.25 Twist-belt DriveTwist-belt Drive Sumber :
Sumber : http:// http://www.scribd.com/doc/37330www.scribd.com/doc/37330018/Paper-Bantalan018/Paper-Bantalan
c.
c. Quarter-twist belt drive Quarter-twist belt drive
Menggunakan poros tegak lurus dengan putaran satu arah. Untuk Menggunakan poros tegak lurus dengan putaran satu arah. Untuk mencegah sabuk bergerak keluar dari jalur
mencegah sabuk bergerak keluar dari jalur pulley pulley, maka lebar, maka lebar pulley pulley harus cukup besar untuk mengatasi hal ini dan hanya dapat dipastikan harus cukup besar untuk mengatasi hal ini dan hanya dapat dipastikan setelah dilakukan proses uji coba.
setelah dilakukan proses uji coba.
Gambar 2.26
Gambar 2.26 Quarter-twist belt driveQuarter-twist belt drive Sumber :
Sumber : http://chestofbooks.com/crafts/machinery/Shop-Practice- http://chestofbooks.com/crafts/machinery/Shop-Practice-
V2/Quarter-Twist-V2/Quarter-Twist- Belt Belt .html.html
d.
Gambar 2.27
Gambar 2.27 Quarter-twist Belt Drive with Guide PulleysQuarter-twist Belt Drive with Guide Pulleys Sumber :
Sumber : http:/ http://www.old-engine.com/www.old-engine.com//belt belt s2.htms2.htm
e.
e. Belt Drive with an Idler pulley Belt Drive with an Idler pulley
Digunakan saat transmisi sabuk dengan jenis open
Digunakan saat transmisi sabuk dengan jenis open belt belt drive tidak drive tidak dapat digunakan karena panjang busur
dapat digunakan karena panjang busur belt belt dan luasan kontak pada dan luasan kontak pada pulley
pulley ckup rendah (rasio kecepatan cukup tinggi dengan jarak antar ckup rendah (rasio kecepatan cukup tinggi dengan jarak antar pulley
pulley cukup dekat) atau ketika diperlukan regangan pada sabuk dimana cukup dekat) atau ketika diperlukan regangan pada sabuk dimana dengan cara lain tidak dapat diperoleh hanya dengan cara penambahan dengan cara lain tidak dapat diperoleh hanya dengan cara penambahan Idler
Idler Pulley Pulley..
Gambar 2.28
Gambar 2.28 Belt Drive with an Idler pulley Belt Drive with an Idler pulley Sumber :
Sumber : http://www.codecogs.com/reference/engineering/machines/ http://www.codecogs.com/reference/engineering/machines/belt belt _ _ and_rope_drives_brakes.php
and_rope_drives_brakes.php
f.
f. Belt Drive with many Pulleys and Guide Pulleys Belt Drive with many Pulleys and Guide Pulleys
Digunakan untuk mentransmisikan gerak/daya gerak dari satu Digunakan untuk mentransmisikan gerak/daya gerak dari satu poros yang disusun parallel.
Gambar 2.29
Gambar 2.29 Belt Drive with many Pulleys and Guide Pulleys Belt Drive with many Pulleys and Guide Pulleys Sumber :
Sumber : htt http://www.molpir.sk/DIAVIA/bup://www.molpir.sk/DIAVIA/bulletin/bulletin028.htmlletin/bulletin028.htm
2.
2. Flat belts Flat belts
Jenis transmisi dengan menggunakan
Jenis transmisi dengan menggunakan flat flat belt belt telah ditemukan telah ditemukan aplikasinya dibeberapa meisn-mesin. Jenis transmisi ini dibedakan atas 3 aplikasinya dibeberapa meisn-mesin. Jenis transmisi ini dibedakan atas 3 jenis.
jenis. Menurut Menurut USSR, USSR, jenis jenis yang yang telah telah distandarisasi distandarisasi dan dan berdasarkanberdasarkan sistem produksi suatu
sistem produksi suatu belt belt dibedakan menjadi 4 tipe. Berikut ini bahan- dibedakan menjadi 4 tipe. Berikut ini bahan- bahan pembuatan
bahan pembuatan belt belt : : a.
a. Belt Belt dengan bahan kulit ( dengan bahan kulit ( Leather belt Leather belt )) Jenis
Jenis belt belt dengan bahan dasar kulit memiliki kapasitas daya tarik dengan bahan dasar kulit memiliki kapasitas daya tarik terbaik. Bagaimanapun pembuatan jenis
terbaik. Bagaimanapun pembuatan jenis belt belt ini memerlukan biaya ini memerlukan biaya produksi
produksi yang yang tinggi. tinggi. Penggunaan Penggunaan jenisjenis belt belt ini jarang digunakan ini jarang digunakan dan hanya digunakan pada studi kasus tertentu saja.
dan hanya digunakan pada studi kasus tertentu saja. b.
b. Belt Belt dengan bahan karet ( dengan bahan karet ( Rubber Belt Rubber Belt )) Jenis
Jenis belt belt ini terdiri dari beberapa lapisan serat-serat yang kuat dan ini terdiri dari beberapa lapisan serat-serat yang kuat dan disatukan dengan karet serta melalui tahap vulkanisasi. Untuk disatukan dengan karet serta melalui tahap vulkanisasi. Untuk mendapatkan fleksibiltas yang bagus, pelapis karet diletakkan mendapatkan fleksibiltas yang bagus, pelapis karet diletakkan diatara lapisan serat.
diatara lapisan serat. Belt Belt berbahan material karet dapat dioperasikan berbahan material karet dapat dioperasikan pada berbagai variasi
pada berbagai variasi macam pembebanan jika macam pembebanan jika terdapat garpu sabukterdapat garpu sabuk ((belt belt fork fork ).).
c.
c. Belt Belt dengan bahan tenunan benang kapas ( dengan bahan tenunan benang kapas ( Wooven Cotton BeltsWooven Cotton Belts)) Belt
dan mengurangi kerugian penyusutan dimensi disaat kondisi
dan mengurangi kerugian penyusutan dimensi disaat kondisi belt belt tanpa pembebanan.
tanpa pembebanan. d.
d. Belt Belt dengan bahan tenunan dengan bahan tenunan wool (wooven woolen belt)wool (wooven woolen belt) Jenis
Jenis belt belt ini terbuat dari ini terbuat dari woolwool yang dipintal menjadi benang yangyang dipintal menjadi benang yang kemudian ditenun/dirajut. Jenis
kemudian ditenun/dirajut. Jenis belt belt ini dapat dikombinasikan ini dapat dikombinasikan dengan
dengan drying oil, crushed chalk,drying oil, crushed chalk, dan dan red ochrered ochre.. e.
e. Sebagai tambahan untuk 4 jenis standar tipeSebagai tambahan untuk 4 jenis standar tipe belt belt yang berbentuk/ yang berbentuk/ memiliki profil datar yakni jenis
memiliki profil datar yakni jenis Inter-stitched Inter-stitched rubber rubber ,, semi-linen semi-linen dan sabuk sutra (
dan sabuk sutra ( silk belt silk beltss) diproduksi untuk tujuan tertentu /khusus) diproduksi untuk tujuan tertentu /khusus misalkan sebagai transmisi
misalkan sebagai transmisi belt belt berkecepatan tinggi , mesin gerinda berkecepatan tinggi , mesin gerinda internal (
internal (internal grinding machinesinternal grinding machines), dll.), dll. 3.
3. V BeltsV Belts
Gambar 2.30
Gambar 2.30 V-BeltV-Belt
Sumber : Dobrovolsky (1979:224) Sumber : Dobrovolsky (1979:224)
Berikut ini penjelasan secara terperinci tentang jenis-jenis
Berikut ini penjelasan secara terperinci tentang jenis-jenis belt belt didi atas sebagai berikut :
atas sebagai berikut : I.
I. Belt Belt dengan Inti Serat kain (dengan Inti Serat kain (Cord Fabric Belt Cord Fabric Belt )) Belt
Belt jenis ini terdiri dari beberapa lapisan inti serat kain (a) jenis ini terdiri dari beberapa lapisan inti serat kain (a) pada bagian yang meneri
pada bagian yang menerima tegangan tinggi, karma tegangan tinggi, karet (b) pada et (b) pada bagianbagian yang mengalami tekanan tinggi. Dan untuk bagian (c) terbuat dari yang mengalami tekanan tinggi. Dan untuk bagian (c) terbuat dari serat karet.
serat karet. II.
II. Belt Belt dengan inti serat kabel/kawat ( dengan inti serat kabel/kawat (Cord wire Belt Cord wire Belt ))
Terdiri dari beberapa inti kawat yang sangat kuat (a) terletak Terdiri dari beberapa inti kawat yang sangat kuat (a) terletak pada
pada bagian bagian netral. netral. Oleh Oleh karena karena itu itu tidak tidak dibutuhkan dibutuhkan sifatsifat fleksibilitas
fleksibilitas belt belt , sebuah pengisi celah terbuat dari karet (rubber, sebuah pengisi celah terbuat dari karet (rubber filler) dimana bersifat sangat elastic pada tekanan yang tinggi dan filler) dimana bersifat sangat elastic pada tekanan yang tinggi dan
tetap bersifat kaku ketika dalam kondisi tekanan tinggi , dan tetap bersifat kaku ketika dalam kondisi tekanan tinggi , dan bagian (c) merupakan selubung luar.
bagian (c) merupakan selubung luar. III.
III. Belt Belt dengan Inti kawat dan dilengkapi dengan gigi-gigidengan Inti kawat dan dilengkapi dengan gigi-gigi Berbeda dari jenis
Berbeda dari jenis Simple-Cord wireSimple-Cord wire belt belt bahwa di setiap bahwa di setiap gigi-gigi memiliki bagian yang bertekanan tinggi (dan kadangkala gigi-gigi memiliki bagian yang bertekanan tinggi (dan kadangkala berupa
berupa tegangan tegangan tinggi). tinggi). Untuk Untuk mencapai mencapai fleksibilitas fleksibilitas terbesarterbesar yang secara khusus sangatlah penting aplikasinya pada
yang secara khusus sangatlah penting aplikasinya pada pulley pulley berdiameter kecil dan kecepatan operasinya cukup tinggi.
berdiameter kecil dan kecepatan operasinya cukup tinggi.
2.5.3 Dasar Pemilihan material untuk 2.5.3 Dasar Pemilihan material untuk Belt Belt
Tabel 2.2 massa jenis dan material belt Tabel 2.2 massa jenis dan material belt
Material yang digunakan untuk belt dan puli harus kuat, fleksibel dan Material yang digunakan untuk belt dan puli harus kuat, fleksibel dan tahan lama, harus juga mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Belt tahan lama, harus juga mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Belt menurut material yang digunakan dapat diklasifikasikan sesuai dengan menurut material yang digunakan dapat diklasifikasikan sesuai dengan yang terlihat pada tabel.
Diagram alir untuk memilih sabuk gilir Diagram alir untuk memilih sabuk gilir
2.6
2.6 RantaiRantai 2.6.1
2.6.1 Pengertian RantaiPengertian Rantai
Suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan gaya dari Suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan gaya dari satu poros ke poros yang lain yang jaraknya sangat jauh dengan bantuan satu poros ke poros yang lain yang jaraknya sangat jauh dengan bantuan sprocket
sprocket
2.6.2 Macam-macam rantai 2.6.2 Macam-macam rantai
a.
a.Rantai Rol ( Roller ChainRantai Rol ( Roller Chain))
Gambar 2.31 Rantai Rol Gambar 2.31 Rantai Rol Sumber :
Sumber : www.scribd.com/doc/47730www.scribd.com/doc/47730081/Elemen-mesin-rantai081/Elemen-mesin-rantai
Rantai rol sangat luas pemakaiannya Karena harganya yang relatif Rantai rol sangat luas pemakaiannya Karena harganya yang relatif murah dan perawatan sertapemasangannya mudah. Contoh : pemakaian murah dan perawatan sertapemasangannya mudah. Contoh : pemakaian pada
pada sprocket sprocket sepeda motor dan sepeda dan menggerakkan sprocket sepeda motor dan sepeda dan menggerakkan sprocket pada industri
pada industri
b. Rantai gigi (Silent chain) b. Rantai gigi (Silent chain)
Rantai jenis ini mempunyai keunggulan pada tingkat kecepatan dan Rantai jenis ini mempunyai keunggulan pada tingkat kecepatan dan kapasitas daya ditransmisikan lebih besar, serta tingkat kebisingan kapasitas daya ditransmisikan lebih besar, serta tingkat kebisingan rendah, akan tetapi harganya lebih mahal. Pemakaian rantai ini masih rendah, akan tetapi harganya lebih mahal. Pemakaian rantai ini masih terbatas karena harganya yang mahal
terbatas karena harganya yang mahal dan orang lebih suka menggunakandan orang lebih suka menggunakan transmisi roda gigi.
transmisi roda gigi.
2.6.3 Keuntungan dan kerugian transmisi rantai dibanding
2.6.3 Keuntungan dan kerugian transmisi rantai dibanding sabuksabuk Keuntungan
Keuntungan
1. Selama beroperasi tidak terjadi slip sehingga diperoleh rasio kecepatan 1. Selama beroperasi tidak terjadi slip sehingga diperoleh rasio kecepatan
yang sempurna. yang sempurna.
2. Karena rantai terbuat dari logam, maka ruang yang dibutuhkan lebih 2. Karena rantai terbuat dari logam, maka ruang yang dibutuhkan lebih
kecil daripada sabuk, dan dapat menghasilkan transmisi yang besar. kecil daripada sabuk, dan dapat menghasilkan transmisi yang besar. 3. Memberikan efisiensi transmisi tinggi (sampai 98%)
3. Memberikan efisiensi transmisi tinggi (sampai 98%)
4. Dapat dioperasikan pada suhu cukup tinggi maupun pada kondisi 4. Dapat dioperasikan pada suhu cukup tinggi maupun pada kondisi
atmosfer atmosfer Kerugian Kerugian
1. Biaya produksi rantai lebih tinggi 1. Biaya produksi rantai lebih tinggi
2. Dibutuhkan pemeliharaan rantai dengan cermat dan akurat terutama 2. Dibutuhkan pemeliharaan rantai dengan cermat dan akurat terutama
pelumasan dan penyesuaian pada saat kendur pelumasan dan penyesuaian pada saat kendur
3. Rantai memiliki kecepatan fluktuasi terutama pada saat terlalu 3. Rantai memiliki kecepatan fluktuasi terutama pada saat terlalu
meregang meregang
START START
1. Daya yang ditranmisikan, P (kW), 1. Daya yang ditranmisikan, P (kW),
putaran poros, n putaran poros, n11 (rpm). (rpm).
Perbandingan reduksi putaran i Perbandingan reduksi putaran i
Jarak sumbu poros C (mm) Jarak sumbu poros C (mm)
2. Faktor koreksi, 2. Faktor koreksi,fcfc 3.Daya rencana, 3.Daya rencana,PdPd(kW)(kW) 4. Momen rencana, 4. Momen rencana,T T 11, T , T 2 2 (kg mm) (kg mm)
5. Bahan poros, perlakukan panas, 5. Bahan poros, perlakukan panas,
6.
6.Diameter poros dDiameter poros ds1s1, d, ds2s2 (mm) (mm)
7. Pemilihan sementara jumlah rangkaian, jarak bagi p 7. Pemilihan sementara jumlah rangkaian, jarak bagi p
(mm), dan nomor rantai (mm), dan nomor rantai Batas Kekuatan rata-rata F Batas Kekuatan rata-rata FBB (kg) (kg)
Beban maksimum yang diizinkan F Beban maksimum yang diizinkan Fuu (kg) (kg)
Jumlah gigi sproket kecil z Jumlah gigi sproket kecil z11
9. Pemeriksaan diameter naf, diameter poros dan 9. Pemeriksaan diameter naf, diameter poros dan
bahan poros bahan poros
8. Jumlah gigi sproket besar z 8. Jumlah gigi sproket besar z22
Diameter jarak bagi sproket kecil d Diameter jarak bagi sproket kecil dpp (mm) (mm)
Diameter jarak bagi sproket besar D Diameter jarak bagi sproket besar Dpp (mm) (mm)
Diameter luar sprocket kecil d Diameter luar sprocket kecil dkk
Diameter luar sproket besar D Diameter luar sproket besar Dkk (mm) (mm)
Diameter naf maksimum sproket kecil d
Diameter naf maksimum sproket kecil dBmaxBmax (mm), dan (mm), dan
sproket besar D sproket besar DBmaxBmax
10.Kecepatan Rantai v (m/s) 10.Kecepatan Rantai v (m/s)
11. Daerah kecepatan rantai 11. Daerah kecepatan rantai Ukuran luar maksimum L
Ukuran luar maksimum Lmaxmax (mm) (mm)
≥ ≥
a a
20. Nomor Rantai. Jumlah rangkaian 20. Nomor Rantai. Jumlah rangkaian
Panjang dalam mata rantai L Panjang dalam mata rantai L
Jumlah gigi sproket z Jumlah gigi sproket z11, z, z22
Diameter poros d
Diameter poros ds1s1, d, ds2s2 (mm) (mm)
Jarak sumbu poros C (mm) Jarak sumbu poros C (mm)
Cara pelumasan Cara pelumasan pelumas pelumas STOP STOP END END 14. Faktor keamanan Sf 14. Faktor keamanan Sf 15 15 6 6 : : Sf Sf F :Fu F :Fu < < b b ≥ ≥
18. Jarak sumbu poros 1 dalam jarak bagi 18. Jarak sumbu poros 1 dalam jarak bagi
C Cpp
Jarak sumbu poros C (mm) Jarak sumbu poros C (mm) 17. Panjang rantai (dalam jarak bagi) L, 17. Panjang rantai (dalam jarak bagi) L,
(mata rantai) L (mata rantai) L 16. penentuan nomor rantai 16. penentuan nomor rantai
19. Cara pelumasan 19. Cara pelumasan
Diagram alir untuk memilih rantai rol Diagram alir untuk memilih rantai rol
BAB III
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
3.1.
3.1. Data yang dikethuiData yang dikethui P = 5 kW = P = 5 kW = 5000/746 = 6,702 Hp5000/746 = 6,702 Hp
n
n
11 = 1500 rpm = 1500 rpmn
n
33 = 500 rpm = 500 rpmn
n
22 = 1000 rpm = 1000 rpmn
n
44 = 250 rpm = 250 rpm 3.2. 3.2. PerhitunganPerhitungan a. Transmisi rantai 2 a. Transmisi rantai 2 1.1. Daya RancanganDaya Rancangan
SF = 1,5 (transmisi beban berat, penggerak motor listrik) SF = 1,5 (transmisi beban berat, penggerak motor listrik)
P Pdesdes = 1,5 (6,702) = 10,053 Hp = 1,5 (6,702) = 10,053 Hp 2. 2. RasioRasio Rasio = 1500 rpm / 1000 rpm = 1,5 Rasio = 1500 rpm / 1000 rpm = 1,5 3.
3. Jarak Bagi RantaiJarak Bagi Rantai
(Dari table 7-5. Buku Robert L Mott) (Dari table 7-5. Buku Robert L Mott)
-- Rantai rol baris tunggal no. 40 dengan jarak bagi 0, 5 inRantai rol baris tunggal no. 40 dengan jarak bagi 0, 5 in -- Np = 17 dengan Np = 17 dengan kapasitas daya 10,365 Hp pada 1500 kapasitas daya 10,365 Hp pada 1500 rpmrpm -- Pelumasan tipe B (celup minyak)Pelumasan tipe B (celup minyak)
4.
4. Jumlah gigi Sproket BesarJumlah gigi Sproket Besar N
N22 = N = N11 x Rasio = 17 x 1,5 = 25,5 = 25 gigi x Rasio = 17 x 1,5 = 25,5 = 25 gigi
5.
5. Putaran output actualPutaran output actual n
n22 = n = n11 (N (N11/N/N22) = 1500 (17/25) = 1020 rpm) = 1500 (17/25) = 1020 rpm
6.
6. Diameter Jarak BagiDiameter Jarak Bagi
7.
7. Jarak Sumbu Poros nominal = 40 x Jarak BagiJarak Sumbu Poros nominal = 40 x Jarak Bagi
8.
8. Panjang rantai yang diperlukan berdasarkan kelipatan jarak bagiPanjang rantai yang diperlukan berdasarkan kelipatan jarak bagi
9.
9. Jumlah Utuh jarak bagi berdasarkan panjang utuh rantai dan jarakJumlah Utuh jarak bagi berdasarkan panjang utuh rantai dan jarak sumbu poros rantai sebenarnya
sumbu poros rantai sebenarnya
[[
((
))
]]
[
[
(
(
))
]]
10.
10. Sudut Kontak rantai pada setiap sprocketSudut Kontak rantai pada setiap sprocket -- Pada Sproket KecilPada Sproket Kecil
-- Pada Sproket besarPada Sproket besar
b. Transmisi Roda Gigi Luru b. Transmisi Roda Gigi Luruss
Diketahui : Putaran sprocket 1 (n
Diketahui : Putaran sprocket 1 (n22) = 1020 rpm) = 1020 rpm Daya Nominal dari Sproket besar
Daya Nominal dari Sproket besar = 10,365 x 98% = 10,157 Hp= 10,365 x 98% = 10,157 Hp
(rugi daya dari transmisi rantai sebesar 2 %, sumber : Machine elements. (rugi daya dari transmisi rantai sebesar 2 %, sumber : Machine elements. Dobrovolsky)
Dobrovolsky)
Pd = 10 [sumber : Gambar 9.27. Robert L Mott] Pd = 10 [sumber : Gambar 9.27. Robert L Mott] 20
20oo full depth involute full depth involute 1.
1. Faktor beban lebih Ko) = 1,00 (penggerak seragam, mesin yangFaktor beban lebih Ko) = 1,00 (penggerak seragam, mesin yang digerakkan seragam ; Tabel 9-5)
digerakkan seragam ; Tabel 9-5) P
Pdesdes= 1,00 x 10,157 = 10,157 Hp= 1,00 x 10,157 = 10,157 Hp
2.
2. Jumlah Gigi PinionJumlah Gigi Pinion
Np = 18 Np = 18 3.
3. Velocity RatioVelocity Ratio
4.
4. Jumlah gigi gear pendekatan roda gigi besarJumlah gigi gear pendekatan roda gigi besar Ng = Np . Vr = 18 .
Ng = Np . Vr = 18 . 2,04 = 36,72 g2,04 = 36,72 gigi = 37 Gigiigi = 37 Gigi 5.
5. Rasio kecepatan sebenarnyaRasio kecepatan sebenarnya
m = VR = Ng/Np = 37/18 = 2,056 m = VR = Ng/Np = 37/18 = 2,056
6.
6. Kecepatan Output AktualKecepatan Output Aktual
n
n
gg = =n
n
p p(Np/Ng) = 1020 (18/37) = 496,216 rpm(Np/Ng) = 1020 (18/37) = 496,216 rpm7.
7. Diameter jarak bagiDiameter jarak bagi
Dp = Np/Pd = 18/10 = 1,8 in Dp = Np/Pd = 18/10 = 1,8 in
Dg = Ng/Pd = 37/10 = 3.7 in Dg = Ng/Pd = 37/10 = 3.7 in -- Jarak antar pusatJarak antar pusat
C = (Np + Ng) / 2 Pd = (18 + 37) / 2.10 = 2,75 in C = (Np + Ng) / 2 Pd = (18 + 37) / 2.10 = 2,75 in -- Kecepatan garis bagiKecepatan garis bagi
v
v
tt = π Dp= π Dpn
n
p p/12 = (3,14 . 1,8 . 18 ) /12 = 480,42 ft/menit/12 = (3,14 . 1,8 . 18 )/12 = 480,42 ft/menit -- Beban yang ditransmisikanBeban yang ditransmisikanW
W
tt = 33000.(P/= 33000.(P/v
v
tt) = ) = 33000.(10,15733000.(10,157//480,42
480,42
) = 697,68 lb) = 697,68 lb 8.8. Lebar muka pinyon dan roda giginyaLebar muka pinyon dan roda giginya Batas
Batas bawah bawah = = 8/Pd 8/Pd = = 8/10 8/10 = = 0,8 0,8 inin Batas
Batas atas atas = = 16/Pd 16/Pd = = 16/10 16/10 = = 1,6 1,6 inin Nilai nominal
Nilai nominal = 12/Pd = 12/10 = 1,2 = 12/Pd = 12/10 = 1,2 inin
9.
9. Angka Kualitas (Qv) dan faktor dinamis (Kv)Angka Kualitas (Qv) dan faktor dinamis (Kv)
Qv
Qv = = 6 6 Kv Kv = = 1,246 1,246 [Tabel [Tabel 9-2 9-2 . . Robert Robert L L Mott]Mott] 10.
10. Jenis Beban roda roda gigiJenis Beban roda roda gigi Cp
Cp = = 2300 2300 (BAJA) (BAJA) [Tabel [Tabel 9-2 9-2 . . Robert Robert L L Mott]Mott] 11.
11. - Bentuk Gigi- Bentuk Gigi Gigi
Gigi – – gigi 20gigi 20oo kedalaman penuh, involute kedalaman penuh, involute
-- Faktor-faktor geomeFaktor-faktor geometri pelengkungan untuk pinion dan roda tri pelengkungan untuk pinion dan roda gigigigi Jp = 0,330
Jp = 0,330 [Gambar 9-17 . Robert L Mott][Gambar 9-17 . Robert L Mott]
Jg = 0,420 Jg = 0,420
-- Faktor geometri untuk ketahanan terhadap cacat mukaFaktor geometri untuk ketahanan terhadap cacat muka I = 0,092
I = 0,092 [Gambar 9-23 . Robert L Mott][Gambar 9-23 . Robert L Mott] 12.
12. Faktor ukuran distribusi beban (Km)Faktor ukuran distribusi beban (Km) -- F = 1,2 inF = 1,2 in
-- CC pf pf = =