• Tidak ada hasil yang ditemukan

kebijakan pelayanan resusitasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "kebijakan pelayanan resusitasi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PEM

PEMERERIINTAH NTAH KKABUPABUPATEN ATEN BENER BENER MMERERIIAHAH RUM

RUMAH AH SSAKIAKIT T UMUMUM UM DAEDAERAHRAH M

MUNYUNYANG ANG KUTE KUTE REDELREDELONGONG

 J

 Jllnn. . SSpp..TeTerriittiitt--PPoonnddook k BBaarru u NNoo. . TTeellpp//FFaaxx..((00664433) ) 7744226622552 2 ReReddeelloonngg

K

KEPUTUSAN EPUTUSAN DIDIRREKEKTURTUR NO

NOMMOOR R : : / / RRSUDSUD--MKMK//SK-SK-DDIIRR//20120177

 T

 TEENNTTAANNGG

K

KEBIEBIJJAKAKAN AN PPELELAYAYANAN ANAN RUMAH RUMAH SSAKAKIIT T UMUMUM UM DAERDAERAHAH M

MUNYUNYANG ANG KKUTE UTE REDELONG REDELONG KKABUPABUPATATEN EN BENER BENER MMERIERIAHAH

M

Meeninimmbang bang :: a

a.. babahwhwa a dadallaam m upaupayya a mmeeniningngkakattkan kan mmututu u pepellayayaanan nan RRSUSUD D MMunyunyaangng K

Kuutte, e, mmakaka a ddiiperperlluukkan an ppenyelenyelenenggarggaraan aan ppelelayanayanan an yanyang g bermbermuuttu u ttiinnggiggi;;  b

 b.. bbaahhwwa a aaggaar r ppeellaayyaannaan n ddi i RSRSUUD D MMuunnyyaanng g KKuutte e ddaappaat t ttererllaakkssaanna a ddeennggaann  b

 baaiikk, , ppeerrllu u aaddaannyya a PPeerraattururaan n DDiirreekkttuur r ttenenttaanng g KKeebbiijjaakkaan n PePellaayyaannaann R

Ruummah ah SSakakiit t IIslslam am SSiitti i RRahahmmah ah sesebabagai gai llanandadasan san babagi gi penpenyeyellenggarenggaraanaan s

seelluurruuh h pelpelayayanan anan di di RRSSUUD D MMuunyang nyang KKuuttee;; c

c.. bahwbahwa a berberdasdasararkan kan peperrttiimmbangabangan n sseebagbagaiaimmana ana didimaksmaksuud d daldalam am a a dandan  b

 b, , ppeerrllu u ddiitteettaappkkaan n ddeennggaan n PPeerraattuurraan n DDiirreekkttuur r RSRSUUD D MMuunnyyaanng g KKuuttee..

M

Menengiginngat gat :: 1.

1. UUndang-ndang-UUndang ndang RReepupublbliik k IIndonendonessiia a NNomomor or 44 44 ttahun ahun 2009 2009 tteentntangang R

Rumumah ah SaSakikitt 2.

2. KKeepuputtuussan an KKeettuua a BBadaadan n PePengurnguruus s YYaayyasasan an RRuummah ah SSakiakit t MMuunynyang ang KKuuttee N

Nomomor or : : 2222/Y/YRRSSII--SRSR/I/IIIII/2/2000088, , ttanggal anggal 1 1 MMarareet t 202008 08 ttententanang g SSttrruuktktuurr O

Orrggananiissasasi i RRuummah ah SSakiakit t MMuunyang nyang KKuutte.e. 3.

3. KKeepuputtuussan an KKeettua ua BBadaadan n PePengurnguruus s YYaayyasasan an RRuummah ah SakiSakit t RRuummah ah SSakiakitt M

Muunyang Knyang Kuutte e NNomomor or 003003/YR/YRSSII--SSRR/I/IIIII/201/2011, 1, ttangganggal al 1 1 MMarareet t 20120111 t

teennttang ang PePennuunnjjuukan kan DDiirreektktuur r RRuummah ah RRuummah ah SSakiakit t MMuunyang nyang KKuuttee

M

M E E M M U U T T U U S S K K A A N N ::

M

(2)

Pertama : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH  TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH MUNYANG KUTE REDELONG

Kedua : Kebijakan pelayanan Rumah Sakit Munyang Kute sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.

Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit Munyang Kute dilaksanakan oleh Direksi dan Manajer Pelayanan Rumah Sakit Munyang Kute .

Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di: Redelong Pada tanggal : …...2017

  DIREKTUR

Plt. DIREKTUR RSUD MUNYANG KUTE REDELONG

KABUPATEN BENER MERIAH

 ABD MUIS, SE. MT Pembina Utama Muda, IV/c

(3)
(4)

Lampiran Keputusan Tentang Kebijakan Pelayanan Pasien di Rumah Rumah Sakit Umum Daerah Munyang kute

KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUNYANG KUTE REDELONG BENER MERIAH

1. Pelayanan Instalasi :

a.Pelayanan Instalasi Gawat Darurat, Rawat Inap, Rawat Intensif, Farmasi, Radiologi, dan Unit Laboratorium, dilaksanakan dalam 24  jam. Pelayanan Rawat Jalan sesuai dengan jadwal praktik dokter.  b.Pelayanan Kamar Operasi dilaksanakan dalam jam kerja, dan pada

hari Minggu dan dan libur nasional dilaksanakan dengan sistemon call.

c.Pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien.

d.Seluruh staf RS harus bekerja sesuai dengan standar profesi, pedoman/panduan dan standar prosedur operasional yang berlaku, serta sesuai dengan etika profesi, etika RS dan etiket*) RS yang  berlaku.

*) tata cara/adat/sopan santun dalam memelihara hubungan baik antara sesama manusia (KB BI Diknas ).

e.Seluruh staf RS dalam melaksanakan pekerjaannya wajib selalu sesuai dengan ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3), termasuk dalam penggunaan alat pelindung diri (APD). 2. Skrining dan triase :

a.Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh RS.

 b.Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing sebelumnya.

c.Kebutuhan darurat, mendesak, atau segera diidentifikasi dengan proses triase berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi.

3. Identifikasi:

 Setiap pasien yang masuk rawat inap harus dipasangkan gelang

(5)

 Pasien selalu diidentifikasi sebelum pemberian obat, sebelum

transfusi darah atau produk darah lainnya, sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan laboratorium klinis, sebelum pemeriksaan radiologi, serta sebelum dilakukan tindakan. 4. Transfer/ perpindahan di dalam rumah sakit :

 Transfer dilaksanakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.  Pasien yang ditransfer harus dilakukan stabilisasi terlebih dahulu

sebelum dipindahkan.

5. Transfer keluar rumah sakit / rujukan :

a.Pasien dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sebelum dirujuk.

 b.Rujukan ke rumah sakit lain berdasarkan atas kondisi dan kebutuhan pelayanan lanjutan.

c.Perpindahan ke rumah sakit lain berdasarkan atas kondisi dan kebutuhan pelayanan lanjutan.

d.Rujukan menunjuk siapa yang bertanggung jawab selama proses rujukan serta perbekalan dan peralatan apa yang dibutuhkan selama transportasi.

e.Kerjasama yang resmi atau tidak resmi dibuat dengan rumah sakit penerima.

f.Proses rujukan/perpindahan didokumentasikan didalam rekam medis pasien.

6. Penundaan pelayanan :

 Memperhatikan kebutuhan klinis pasien pada waktu menunggu atau

penundaan untuk pelayanan diagnostik dan pengobatan.

 Memberikan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan

atau pengobatan.

 Memberi informasi alasan penundaan atau menunggu dan

memberikan informasi tentang alternatif yang tersedia sesuai dengan keperluan klinik mereka.

7. Pemulangan pasien :

a.Rencana pemulangan pasien jika diperlukan meliputi kebutuhan pelayanan penunjang dan pelayanan medis lanjutan.

o Identifikasi organisasi dan individu penyedia pelayanan

kesehatan di lingkungannya yang sangat berhubungan dengan pelayanan yang ada di rumah sakit serta populasi pasien.

(6)

 b.DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus menentukan kesiapan pasien untuk dipulangkan.

c.Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan  yang terbaik atau sesuai kebutuhan pasien.

d.Resume pasien pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang. e.Resume berisi pula instruksi untuk tindak lanjut.

f.Salinan resume pasien pulang didokumentasikan dalam rekam medis.

g.Salinan resume pasien pulang diberikan kepada praktisi kesehatan  yang merujuk pasien ke rumah sakit.

8. Transportasi :

 Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan

peraturan yang berlaku berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan.

 Transportasi disediakan atau diatur sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi pasien.

 Semua kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi milik

rumah sakit, dilengkapi dengan peralatan yang memadai, sesuai dengan kebutuhan pasien yang akan dibawa.

9. Hak pasien dan keluarga :

 Menghormati kebutuhan privasi pasien.

 Mengambil langkah untuk melindungi barang milik pasien dari

pencurian atau kehilangan.

 Melindungi pasien dari kekerasan fisik oleh pengunjung, pasien lain,

dan staf rumah sakit.

 Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan lainnya yang berisiko

mendapatkan perlindungan yang layak.

 Membantu mencarisecondopinion dan kompromi dalam pelayanan di

dalam maupun di luar rumah sakit.

 Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat

melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien.

 Informed consentdiperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan

darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang  berisiko tinggi.

(7)

 Memberitahukan hak pasien dan keluarga untuk menolak atau tidak

melanjutkan pelayanan dan pengobatan.

 Memberitahukan tentang konsekuensi, tanggung jawab berkaitan

dengan keputusan tersebut dan tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.

 Memberitahukan pasien dan keluarganya tentang menghormati

keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar (Do Not Resuscitate)

o Rumah sakit telah menetapkan posisinya pada saat pasien

menolak pelayanan resusitasi dan membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar.

o Posisi rumah sakit sesuai dengan norma agama dan budaya

masyarakat, serta persyaratan hukum dan peraturan. 11.Pelayanan pasien tahap terminal :

 Mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh

hormat dan kasih sayang pada akhir kehidupannya.

 Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan

semua aspek pelayanan pada tahap akhir kehidupan.

 Semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir

kehidupannya yaitu meliputi pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder, manajemen nyeri, respon terhadap aspek psikologis, sosial, emosional, agama dan budaya pasien dan keluarganya serta keterlibatannya dalam keputusan pelayanan.

12. Asesmen pasien :

a.Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan pelayanannya melalui suatu proses asesmen yang baku. b. Asesmen awal setiap pasien meliputi evaluasi faktor fisik, psikologis,

sosial dan ekonomi, termasuk pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan

c.Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan, undang-undang dan peraturan yang berlaku dan sertifikasi dapat melakukan asesmen d. Asesmen awal medis harus lengkap dalam waktu 24 jam setelah

pasien masuk rawat inap atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.

(8)

e. Asesmen awal keperawatan harus lengkap dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk rawat inap atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.

 f Asesme. n awal medis, yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum tindakan pada rawat jalan di rumah sakit, jika masih dalam jangka waktu 30 hari, riwayat medis dapat dipergunakan dan apabila telah lebih dari 30 hari harus diperbaharui dan dilakukan pemeriksaan fisik ulang.

g.Untuk asesmen kurang dari 30 hari, setiap perubahan kondisi pasien  yang signifikan,

dicatat dalam rekam medis pasien pada saat pasien masuk rawat inap.

h. Asesmen awal termasuk menentukan rencana pemulangan pasien (discharge).

i.Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas dasar kondisi dan pengobatan untuk menetapkan respons terhadap pengobatan dan untuk merencanakan pengobatan atau untuk pemulangan pasien.

 j.Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan. 13.Manajemen obat :

a.Elektrolit konsentrat yang berada di unit pelayanan pasien harus mengikuti panduan RS.

b.Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang jelas dan disimpan dengan cara yang membatasi akses (restrictaccess).

14.Manajemen nutrisi :

a.Pasien di skrining untuk status gizi.

 b.Respon pasien terhadap terapi gizi dimonitor.

c.Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan.

d.Produk nutrisi enteral disimpan sesuai rekomendasi pabrik.

e.Distribusi makanan secara tepat waktu, dan memenuhi kebutuhan untuk permintaan khusus.

15.Manajemen nyeri:

a.Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan dilakukan asesmen apabila ada rasa nyerinya.

(9)

c.Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan protokol.

d.Komunikasi dengan pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri dalam konteks pribadi, budaya, dan kepercayaan agama masi ng-masing.

16.SurgicalSafetyChecklist:

a.Digunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam proses penandaan/pemberian tanda.

 b.Menggunakan suatu checklist untuk melakukan verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat/benar, dan fungsional.

c.Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat/mendokumentasikan prosedur “sebelum insisi/time -out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan pembedahan.

17.Hand hygiene:

a.Program hand hygienedilaksanakan secara efektif sesuai dengan pedoman WHO Patient Safety.

18.Risiko jatuh :

a.Penerapan asesmen awal pasien risiko jatuh dan dilakukan asesmen ulang bila terjadi perubahan kondisi klinis.

 b.Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko.

c.Langkah-langkah pengurangan resiko jatuh dimonitor/dievaluasi hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.

19.Komunikasi efektif :

a.Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.

(10)

 b.Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.

c.Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.

d.Perintah lisan atau melalui telepon dimintakan tandatangan pemberi perintah disertai tandatangan saksi.

20.Manajemen di instalasi :

a.Semua petugas instalasi wajib memiliki surat tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 b.Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.

c.Untuk koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin  bulanan minimal satu bulan sekali.

d.Setiap bulan wajib membuat laporan.

21.Peralatan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kaliberasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

22.Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Ditetapkan di : Redelong Pada tanggal : …...2017

  DIREKTUR

Plt. DIREKTUR RSUD MUNYANG KUTE REDELONG

KABUPATEN BENER MERIAH

 ABD MUIS, SE. MT Pembina Utama Muda, IV/c

(11)

Nip : 19630401 198803 1 002

Referensi

Dokumen terkait

bahwa unt uk mel aksanakan kegiat an sebagaimana dimaksud pada huruf b, perl u menet apkan Perat uran Ment eri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah t ent ang

Ment er i m enet apkan baku t ingkat kebisingan unt uk usaha at au kegiat an diluar per unt ukan kaw asan/ lingkungan kegiat an sebagaim ana dim aksud dalam Lam pir an Keput

Berdasarkan simpulan di at as, t erdapat beberapa rekomendasi dari penulis berupa per - t ama, unt uk memberikan perlindungan t er- hadap masyarakat hukum adat besert

(2) Unt uk mel indungi kual it as air, Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I set el ah berkonsul t asi dengan Ment eri dapat menet apkan baku mut u l imbah cair l ebih ket at

bahwa unt uk mewuj udkan t uj uan di at as, dan sesuai dengan ket ent uan Pasal 3 Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985 t ent ang Bea Met erai, dipandang perl u menet apkan

Per masal ahan yang di hadapi set i ap daer ah unt uk meni ngkat kan pembangunan adal ah upaya dal am menet apkan kebi j akan yang sesuai dengan kar akt er masi ng- masi ng daer

Tujuan penelt ian ini adalah 1) Unt uk menget ahui pr ofesionalisme audit or dan et ika pr ofesi secar a par sial ber pengar uh t er hadap t ingkat per t imbangan mat

1.Kaj i an awal di l akukan sec ar a pari pur na di l akukan ol eh t enaga yang kompet en mel akukan pengkaj i an...  TENTANG: PELAYANAN KLI NI S PUSKESMAS PASI