• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMPELAJARI DISTRIBUSI AKAR TANAMAN TEH DENGAN TEKNIK NUKLIR. E.L. Sisworo*. M.I. Dannawijaya**. W.H. Sisworo*. N. Abdullah*. dan H.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEMPELAJARI DISTRIBUSI AKAR TANAMAN TEH DENGAN TEKNIK NUKLIR. E.L. Sisworo*. M.I. Dannawijaya**. W.H. Sisworo*. N. Abdullah*. dan H."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MEMPELAJARI

DISTRIBUSI

AKAR

TANAMAN

TEH

DENGAN

TEKNIK

NUKLIR

E.L.

Sisworo*.

M.I. Dannawijaya**.

W.H. Sisworo*.

N. Abdullah*.

dan

H.

Rasjid*

ABSTRAK - ABSTRACT

MEMPELAJARI DISTRIBUSI AKAR TANAMAN TEH DENGAN TEKNIK NUKLIR. Suatu percobaan lapangan telah dilaksanakan di BPTK Gambung untuk mempelajari distribusi akar tanaman teh dengan menggunakan 32p. Larutan KH232P04 disuntikkan ke dalam 16 lubang sekdiling satu tanaman teh yang akan ditditi distribusi akamya. Satu tanaman teh akan menerima 32p dengan aktivitas total 2,4 mCi/64 mi. Distribusi akar dipelajari untuk jarak 15, 30, dan 45 em serta pada kedalaman 10 dan 20 em. Dalam percobaan ini tdah

diguna-kan 24 tanaman teh. Hasil percobaan menunjukdiguna-kan bahwa untukjarak, distribusi akar tertinggi ditemukan pada jarak 45 em walaupun ini tidak berbeda nyata dengan distribusi akar pada jarak 30 em, namun berbeda nyata untuk hal yang sarna pada jarak 15 em. Untuk kedalaman, ternya-ta distribusi akar tertinggi ditemukan pada kedalaman 10 em, yang berbeda nyata dengan distribusi akar pada kedalaman 20 em. Data untuk interaksi antara jarak dan kedalaman menun-jukkan bahwa distribusi akar tertinggi ditemukan pada jarak 45 em dengan kedalaman 10 em. D"'ngan menempatkan 32p pada lubang yang lebih banyak di sekeliling tanaman teh yang akan diamati distribusi akarnya, temyata dapat menurunkan koefisien keragaman (KK) ke taraf yang cukup rendah.

STUDY ON ROOT DISTRIBUTION OF TEA PLANTS BY NUCLEAR TECHNIQUE. A field experiment to study root distribution of tea plant with 32p has been conducted at the Research Institute for Tea and Cinchona. Gambung, West Java. KHl2P04 solution was injected in 16 holes in a circle around the tea plant which was chosen for this study. Each tea plant received 32p at a total activity of 2.4 mCi/64 ml. Root distribution was studied at 15, 30, and 45 em distance from the bush with two different depth of 10 and 20 em. Twenty four tea plants were used in the experiment. Results showed that, the highest root distribution was found at 45 em distance from the bush, although it did not significantly differ from the 30 em distance, but significantly different from the 15 distance. It seemed that at 10 em depth showed the highest root distribution which significantly differed from the 20 em depth. Data for interaction between distance and depth showed that the highest root distribution was found at 45 em distance and 10 em depth. By placing 32p in able much more holes around the plant could reduce the coefficient of variation (CV) to a proportionable low values.

PENDAHULUAN

Tingkah laku akar sebagai salah satu organ tanaman merupakan hal yang menarik untuk dipelajari. Umumnya sistem perakaran lebih sulit dipelajari karena letaknya tertutup dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar di lapangan berbeda pada setiap lapisan tanah dan musim (1). Walaupun

*

** Pusat Aplikasi Iso top dan Radiasi, BATAN

(2)

demikian mempelajari pertumbuhan, perkembangan, dan pola perakaran adalah penting, karM~ ~~rturnbuhan bagianatas tanaman antara lain ditentukan pula olch

pertumbuhan bagian-bagian bawah tanaman, yaitu akar.

Menurut CHUURMAN dan GOEDEWAGEN (1971) yang dikutip oleh DREW (2), berbagai metode telah dikembangkan untuk mempelajari distribusi dan keaktif-an suatu sistem perakarkeaktif-an. Kebkeaktif-anyakkeaktif-an metode ini dikembkeaktif-angkkeaktif-an untuk mempela-jari zone-zone utama dalam tanah dari mana tanaman menyerap unsur hara, dan beralihnya zone-zone sesuai dengan perubahan musim, kondisi tanah dan berbagai tindakan budidaya yang menyebabkan akar tidak mampu menembus suatu lapisan tanah, dan adanya perbedaa.n perkembangan akar antara varietas.

Faktor tanah yang mempengaruhi perkembangan akar, yang menarik untuk dipelajari antara lain adalah struktur, aerasi, suhu tanah, serta persediaan nutrisi dan air. Berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar banyak dipelajari orang dengan menggunakan berbagai metode.

Metode yang umum digunakan untuk mempelajari sistem perakaran tanaman dapat dikategorikan dalam 2 golongan, yaitu metode konvensional dan metode teknik nuklir.

Metode konvensional yang umum digunakan ialah :

I.

Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan akar seeara langsung di tanah. Di tanah dibuatkan semaeam prom dan kemudian pertumbuhan dan perkem-bangan akar suatu tanaman dilihat pada prom tanah tersebut.

2. Di tanah dibuatkan semaeam din ding kaea, pertumbuhan dan perkembangan akar diamati seeara terus-menerus.

3. Sejumlah tanah yang diketahui voli.Imenya dicuei untuk memperoleh akar tanaman yang ada di dalam tanah tersebut, kemudian ditentukan bobot kering atau panjang akar, sehingga pertumbuhan dan perkembangan akar dapat dinyatakan dalam persen.

Metode teknik nuklir untuk mengukur pertumbuhan dan perkembangan akar didasarkan pada eaeahan sampel dan tanaman yang diberi senyawa bertanda tunggal atau ganda. Senyawa bertanda yang sering digunakan adalah 32p (3,4) dan 86Rb (5). Pemilihan senyawa bertanda bergantung kepada eara pemberian senyawa, perla-kuan yang diterapkan kepada tanaman. jenis tanaman yang diteliti, peralatan caeah yang tersedia, dan harga senyawa bertanda itu sendiri.

Pada dasamya senyawa bertanda dapat diberikan pada bagian atas tanaman atau pada akar tanaman. Pada eara pertama yang akan dicaeah adalah akar tanaman dan pada eara kedua yang dieacah adalah bagian atas tanaman.

Dari beberapa hasil pereobaan terlihat bahwa pad a umumnya kedua metode ini tidal< menunjukkan perbedaan dalam hal distribusi perakaran, tetapi dalam hallain metode teknik nuklir mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode konvensional.

Pada tanaman pertanian yang berbentuk pohon atau semak, misalnya kelapa, kopi, teh, dan lain-lain, penentuan distribusi akar di lapangan menjadi penting bila dihubungkan dengan pemupukan. Penempatan dan jumlah pupuk dapat ditentukan dengan lebih tepat bila daerah perakaran tanaman sudah diketahui.

(3)

Atas dasar pertimbangan ini, dilakukan percobaan untuk menentukan distribusi akar tanaman teh di lapangan dengan menggunakan telcnik nuklir.

BAHAN DAN METODE

Distribusi akar tanaman teh dalam percobaan ini ditentukan pada tiga jarak, yaitu 15, 30, dan 45 em dari batang dengan dua kedalamim 10 dan 20 em. Setiap satu jarak dengan satu kedalaman diulang empat kali sehingga jumlah seluruh tanaman yang diamati adalah 24 buah. Umur tanaman yang digunakan adalah 5 tahun dan merupakan tanaman yang sudah produktif.

Isotop 32p dalam bentuk larutan KH232P04 bebas pengemban (carrier free) disuntikkan ke dalam 16 lubang di sekeliling tanaman teh yang dipilih untuk studi ini. Ke dalam setiap lubang disuntikkan 4 mllarutan KH232P04 sehingga setiap tanaman teh menerima 64 ml KH232P04 dengan aktivitas total 2,4 mCi/64 ml. Panen daun dilakukan dengan pemetikan daun tiga kali berturut-turut pad a tiap tanaman teh yang menerima 32p dan delapan tanaman teh di sekitarnya. Panen I, II, dan III dilakukan berturut-turut satu, dua, dan tiga minggu setelah pemberian 32p. Persiapan contoh tanaman untuk pencacahan dan hasil cacahan yang dinyata-kan dalam disintegrasi per menit (dpm), dilakudinyata-kan seperti yang telah dikemukadinyata-kan dalam tulisan SISWORO dan RASJID (6). Pencacahan dilakukan dengan alat Liquid Scintillation Counter tife Tri Carb 300 CD, buatan Packard.

Skema pemberian 2p di lapangan tertera pad a Gambar 1.

Gambar 1. Skema dan penampang pcmbcrian 32p di lapangan. o = tcmpat isotop dinsuntikkan.

(4)

tabung gdaa..-. -.

-. -. ~ penyuntik

'-' ~ botoI

• -. -tpipa plastik

Garnbar 2. Alat penyuntik. jarurn stainless steel, diameter 0,5 ern, pajang 40 ern.

Distribusi akar dinyatakan dalam persentase memakai dasar bahwa pada jarak 15 em dari lubang dan dengan kedalaman 10 em, dianggap sebagai 100%.

Dalam penelitian ini, dipakai nilai dpm yang diperoleh dari panen III yang dikonversikan menjadi persentase distribusi akar. Analisis statistik dilakukan ber-dasarkan pereobaan faktorial yang menggunakan raneangan aeak kelompok memakai 4 kali ulangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari data aktivitas 32p, ternyata bahwa panen III menunjukkan nilai tertinggi (Lampiran I). Keadaan ini diperkirakan karena pada saat itu, 3 2p sudahdiserap oleh tanaman dalam jumlah optimal. Karena nilai yang tertinggi diperoleh pada panen III, maka distribusi akar tanaman teh ditentukan dari panen III ini pula. Nilai dpm yang'diperoleh eukup tinggi, sehingga 'kemungkinan pengaruh·yang disebabkan kesalahan persiapan eontoh tanaman at au kesalahan karena alat peneaeah. Selain itu, data pada Lampiran 1juga menunjukkan bahwa rata-rata persentase distribusi akar untuk panen II dan III sudah menunjukkan pola d~tribusi yang sejalan dengan pola d~tribusi pada panen I. Hal yang terakhir ini juga merupakan salah satu alasan untuk menggunakan ~ai dpm p'¥1en III untuk distribusi akar tanaman teh.

Pada Tabel 1 diperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata pada distribusi akar (P<O,O 1) pada perlakuan jaraksaja, kedalaman saja maupun interak-si antara jarak dan kedalaman. Tidak ditemukan perbedaan yang nyata pada distri-busi akar antar empat ulangan dalam pereobaan ini. Hal ini mungkin disebabkan lingkungan tanah antar ulangan eukup homogen sehingga distribusi akar pada setiap ulangan mengikuti pola yang hampir bersamaan.

(5)

Tabel 1. Daftar sidik ragam distribusi akar('Yo) tanaman teh pada berbagai jarak dan kedalaman.

Sumber F-hitung F-tabeld.b 5% 1% Perlakuan (5) 20,026**2,904,56 Jarak (J) 2 8,630**3,68 6,36 Kedalaman (K) 1 68,534**4,548,68 JxK 2 7,169**3,68 6,36 Ulangan 3 2,038tn 3,29 5,42

**

tn KK nyata ~~ P<O,OI tidak nyata 23,20'Yo

Tabd 2. Distribusi akar rata·rata ('Yo)tanaman teh pada berbagai jarak dan kedalaman.

Kderangan Nilai yang diikuti hUlUf yang sarna saling tidak berbeda.

Dari Tabel 2 dapat dilihat perbedaan yang nyata (BNT 5%) pad a distribusi akar antar jarak 15 em dan 30 em, begitu pula antara 15 em dan 45 em. Distribusi akar tertinggi ditemukan pada jarak 45 em dan ini tidak berbeda nyata dengan distribusi akar pada jarak 30 em.

Distribusi tertinggi ternyata ditemukan pada kedalaman 10 em dan berbeda nyata dengan distribusi akar pada kedalaman 20 em (BNT 5%).

(6)

Dari data interaksi terlihat bahwa nilai distribusi akar tertinggi ditemukan pada jarak 45 em dengan kedalaman 10 em (1-45 x K-IO) dan nilai ini berbeda nyata dengan semua nilai interaksi lainnya, keeuali untuk jarak 30 em den~an kedalaman 10 em (1-30 x K-IO) (BNT 5%). Nilai distribusi akar kedua interaksi ini (1-45 x K-lO, 1-30 x K-IO) ternyata jauh melebihi nilai interaksi lainnya. Distribusi akar pada kedalaman 20 em tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara ketiga jarak yang diamati. Hal ini dapat diartikan bahwa pada kedalaman 20 em tidak

ditemukan lagi perbedaan an tara distribusi akar pada berbagai jarak.

Keadaan ini menunjukkan bahwa pad a jarak yang makin jauh dari batang, distribusi akar makin meningkat. Sebaliknya distribusi akar makin berkurang pada lapisan tanah yang makin dalam. Distribusi akar tertinggi ditemukan pada jarak terjauh dari batang dan kedalaman yang terdangkal (1-45 x K-lO) walaupun ini tidak berbeda nya ta dengan distribusi akar pad a jarak kedua teIjauh dan kedalaman yang terdangkal (1-30 x K-I 0). Pada pereobaan terdahuu ditemukan juga distrbusi akar yang makin berkurang pad a lapisan tanah yang makin dalam. Kedalaman yang diamati pada pereobaan ini adalah 5, 10, dan 15 em. Pada pereobaan yang sarna ditemukan pula distribusi akar yang makin rendah pada jarak yang makin jauh dari batang. larak yang diamati 20,40. dan 60 em (7). Keterangan yang dapat mengung-kapkan keadaan ini seeara memuaskan belum ditemukan, mungkin karena isotop 32p yang diberikan pada pereobaan terdahulu terbatas pada empat lubang saja di keliJing satu tanaman teh, sehingga diduga kurang menggambarkan keadaan distri-busi akar yang sebenarnya atau mungkin pula karena klon tanaman teh yang dipakai tidak sarna atau sebab lain yang belum terungkapkan.

Untuk 8 tanaman teh yang mengelilingi tanaman yang diperlukan, ditemukan pula aktivitas 32p yang eukup tinggi dan bila dlkonversikan ke dalam persentase akar aktif pola distribusi akar, umumnya menyerupai semak teh yang diperJukan (Lampiran 3,4).

Hal lain yang perJu dikemukakan adaJah penurunan KK ke tingkat yang eukup rendah dibandingkan dengan pereobaan terdahulu. Pada pereobaan terdahulu di mana 32p ditempatkan KK yang diperoleh berkisar antara 70 - 12Q%.Nilai KK yang tinggi seperti ini juga diketemukan pada banyak penelitian yang dilakukan beberapa negara yang dikordinasi oleh IAEA (I). Pada pereobaan ini dengan menempatkan 32p di 16 lubang di keliling satu tanaman teh jadi empat kali lebih banyak daripada pereobaan terdahulu, KK dapat meneapai 13 - 23%, suatu nilai yang cukup rendah.

KESIMPULAN

Hasil pereobaan menunjukkan bahwa distribusi akar tertinggi ditemukan pada jarak 45 em dari lubang, walaupun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap distribusi akar pada jarak 30 em. Sedang untuk kedalaman, distribusi akar tertinggi ditemukan pada kedalaman IQ em.

Untuk interaksi, distribusi akar tertinggi ditemukan pada jarak 45 em dari lubang dengan kedalaman 10 em (1-45 x K-IO) namun ini tidak berbeda nyata

(7)

dengan distribusi akar pada jarak 30 cm dengan kedalaman 10 cm (1-30 x K-10). Secara umum dapat dikatakan bahwa makin jauh jarak dari batang, distribusi akar makin meningkat, dan sebaliknya distribusi akar makin berkurang pada lapisan tanah yang makin dalam. Distribusi akar tertinggi dalam percobaan ini ditemukan pada jarak terjauh dan kedalaman yang terendah (J -45 x K-10).

Ternyata dengan menyuntikkan 32p di lubang yang banyak di keliling satu tanaman teh, mampu menurunkan KK sampai tingkat yang cukup rendah.

UCAP AN TERIMA KASIH

Terima kasih disampaikan kepada seluruh Staf BPTK Gambung yang ikut mem-bantu terlaksananya percobaan lapangan ini dan kepada Ny. Ninuk dan Ny. Halimah dari Laboratorium Tanah dan Nutrisi Tanaman PAIR, BATAN, yang melakukan pekerjaan persiapan tanaman contoh sampai pencacahan aktivitas 32p.

DAFT AR PUST AKA

1. IAEA, Root Activity Patterns of Some Three Crops (Technical Reports Series No. 170),IAEA, Vienna (1975).

2. DREW, M.C., Use of isotope techniques for determination of root activity patterns of cropping systems, Majalah BATAN XIV 1 (1981) 59.

3. RACS, GJ., RENNIE, D.A., and HUTCHEON, W.L., The 32p injection method for studying the root system of wheat, Can. J. Soil Sci. 44 (164) 100.

4. SUBBIAH, B.V., KATYAL, J.C., NARASINHAM, RL.,and DAKSHlNAMUR-TY, C., Preliminary investigations on root distribution of high yielding wheat varieties, Int. J. Appl. Radiat. Isot. 19 (1968) 385.

5. RUSSEL, R.S., and ELLIS, F .B., Estimation of the distribution of plant roots in soil, Nature 217 (1968) 582.

6. SISWORO, E.L., dan RASJID, H., Mempelajari pertumbuhan dan perkembang-an sistem perakarperkembang-an tperkembang-anamperkembang-an dengperkembang-an teknik isotop, Majalah BATAN X 3 (1977)41.

7. SISWORO, E.L., DARMAWIJAYA, M.I., SISWORO, W.H., ABDULLAH, N., dan RASJID, H., The use of nuclear technique for the determination of root distribution in the field, Atom Indonesia 10 1 (1984) 1.

(8)

N Dpm contoh daun teh pada berbagai waktu panen.

Ii

00 0'\ 't:I 10 20

I~

II IIIIV

I

IIIII IV Panen I 15 54,28 57,1474,2975,7167,1455,9991,0072,88 30 54,2852,8872,8660,00~2,8655,7174,2955,71 45 74,2868,5760,00117,1452,8885,7250,0061,43 Panen II 15 110,00III ,4381 ,43110,00128,86102,86114,29105,86 30 160,00131 ,4347,1498,5782,86181,43147,1462,86 45 164,29248,58104,29157,14161,43187,14104,2980,00 Panen III 15 250,00 245,71191 ,43411,42252,86294,29185,71188,57 30 412,86 652,86214,29552,86188,57557,14125,71171,43 45 531,43450,00300,00802,86288,57562,86202,86183,86 Keterangan

:

15, 30,45 = jarak dan batang tanaman teh 10,20

= kedalaman I, II, III, IV =Panen IUlangan •.

= satu minggu setelah pemberian 32p Panen II

= satu minggu setelah panen I Panen III = sa tu minggu setelah panen II

(9)

N 00

~

Distribusi akar tanaman teh pada berbagai jarak dan kedalaman (%).

~

a 'tI

~.

10 20 ::I rata-rata rata-rata

~

II IIIIVII I III.IV Panen I 15 100,00105,27 110,52 167,65120,86 139,48 134,27 123,69 136,86 133,58 K.K 30 100,0097,42 102,63135,86110,54135,86102,6397,38 111 ,20134,23 = 45 136,85 126,33 157,90 215,81159,22 113,1792,11 97,42 110,54103 ,3113,06% Panen II 15 100,00 101,30 103,9093,51 99,68 96,10 100,0096,82 K.K117,1574,03 30 145,45 119,48 164,94140,9189,6175,33133,7657,15 42,8566,24 = 45 149,35 225,98 146,75 170,13173,0594,81 72,73 142,8594,81 101,30 20,46% Panen III 15 100,0098,28 164,57117,72120,1476,5781,8674,28 K.K101,1475,43 30 165,14 261,14 222,86 221,14 217,1550,28 75,43 68,57 85,72 70,00 45 212,57 180,00 225,14 321,14 81,14234,71 73,54 11 5,43120,0097,53 23 ,26% Keterangan

;

15,30,45 = jarak dari batang tanaman teh 10,20

= kedalaman I, II, III, IV =Panen IUlangan

= satu minggu setdah pemberian 32p Panen II

= satu minggu setdah panen I Panen IO

(10)

N

I[

00 00 ."

, Dpm contoh daun teh dari sekeliling tanaman yang disuntik (8 pohon).

'!

10 20 II IIIIVI II III IV Panen I 15 64,28 50,0062,6861,4344,2948,5748,5754,28 30 58,57 55,7145,7154,2940,0057,1450,0067,14 45 48,57 ~ 1,4351,4345,7155,7171,4354,2944,71 Panen II 15 51,43 54,2967,4057,1450,0055,7157,1452.88 30 58,57 50,0057,1441,4364,2951 ,4364,2952,86 45 65,71 58,5741,4358,5767,1451,4341,4245,71 Panen III 15 65,71 84,2960,00117,1448,5788,5758,5795,71 30 80,0087,14105,7110 1,4311 1,43100,0068,5771,43 45 132,86108,5775,71118,5758,5781,4380,0057,14 Keterangan :

(11)

Lampiran 4. Distribusi akar tanaman sekdiling tanaman teh yang diberi 32p. 10 rata-ra ta 20 rata -rata II IIIIVII 1 IIIIV Panen I 15 100,00 77,80 68,0178,0080,9575,5484,42 94,3288,80100,90 K.K = 30 91,11 86,69 61 ,4380,26 79,8788,90104,47 16,42%83,3273,38' 87,52 45 75,54 80,00 109,60187,14 68,9188,07 .71,12 85,5382,57 77,03 Panen II 15 100,00 112,40 125,32106,04 llO,~,)4' 102,80 118,3295,17 147,26 115,26 K.K= 30 113,87 103,56 122,33' 112,79 113,14 85,81102,80 122,33 125,3~ 109~7 45 127,80 121,31 III ,45 147,2678,82 126,9688,87 106,82 90,84'91,26 12,1 ~% Panen 1II 15 100,00 104,92 178,78 126,73123,23 73,92 89,39110,19 77,25"87,69 K:K = 30 121,71 131,55 104,65 130,58 122,12 108,67 138,70 152,64 112,21128,06 22,15% 45 139,74 72,75122,12152,70121,83 86,9§ 72,88 124,3797,50 95,40 " ,.; .. '

.

.

,

N

00 \0 t-< a ."

~.

'!'"

(12)

DISKUSI

HAMISSA :

What is the most active zone of the tea bush roots at which we may apply the P material to obtain the highest efficiency?

ELSJE L. SISWORO :

The most active zone of the bush roots according to the data obtained from this work would be at 45 cm distance and at 10 cm depth. This zone (45 x 10 cm) has already been recommended by Dr. M.lsa Darmawijaya to other tea plantations as

lone

for placing fertilizers ..

SUC) RAHA YU :

I. Jarak tempat menyuntik lebih besar dari kanon, sarna, atau lebih kecil? 2. Kedalaman menyuntik lebih tinggi daripada ujung akar lebih efflsien. 3. Umur teh berapa tahun?

ELSJE L. S~WORO :

I. Tempat penyuntikkan isotop sam,ei jarak 45 cm masih dalam kanoti pahon teh yang diperlakukan dengan 3-Po Namun adalah sulit untuk menentukan kanofi dari individu semak teh di lapangan, jadi yang dapat ditentukan adalah kanofi dari populasi semak teh dalam suatu kisaran tertentu.

Apakah penyuntikan isotop tepat di ujung akar atau tidak agar terserap dengan lebih baik tidak menjadi persoalan lagi bagi tanaman tahunan. Banyak peneliti telah menemukan bahwa bagi tanaman tahunan maupun setahun akar tua arti-nya bukan ujung-ujung akar (roottips) mampu menyerap nutrisi dan air sarna

baiknya dengan ujung akar. --- .

3. Teh yang digunakan dalam pekeljaan ini ditanam pada tahun 1981/1982.

Gambar

Tabel 1. Daftar sidik ragam distribusi akar ('Yo) tanaman teh pada berbagai jarak dan kedalaman.

Referensi

Dokumen terkait

PNI (Partai Nasional Indonesia) Diketuai oleh Mr Sartono PNI menjadi partai pemenang pemilu dan mendominasi pemerintahan (dengan menjadi PM) setelah masa 1955. 57 Kursi DPR dan 119

Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari

Vaja 28 je razdeljena na 3 vaje in sicer: - Vaja 28a: Osnovno no no letenje šolski krog - Vaja 28b: No na cona s postopki v sili - Vaja 28c: No na navigacija Vaja 28a: Osnovno no

1) Data kependudukan calon peserta didik baru dari wilayah administrasi kota Surakarta, dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Keluarga (KK) dari orang tua/ wali. 2)

Hasil analisis tersebut juga tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Hermosillo, Mexico, yang mendapatkan adanya hubungan spasial antara sakit TB BTA

Surabaya: Skripsi Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.. Daring

Melalui penerapan sistem data warehouse dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, diantaranya proses analisis ataupun pengelolaan informasi berdasarkan data

Ketidakmampuan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari- hari akan mendorong manusia untuk selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan sesamanya serta bertujuan