• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI KATA PENGANTAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016 Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI

PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN

SAMPANG JAWA TIMUR

Mahmud, Oktiyas Muzaki Luthfi

1-5

ANALISIS BEBERAPA ASPEK BIOLOGI KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DI PERAIRAN SUKOLILO, PANTAI TIMUR SURABAYA

Yusrudin

6-10

ANALISIS BERAT DAGING DAN IKG (INDEKS KEMATANGAN GONAD) TIRAM Crassostrea iredalei BERDASARKAN FASE BULAN

Dini Febby Priyantini, Diana Arfiati, Andi Kurniawan

11-17

PERSENTASE PENUTUPAN DAN TIPE LIFE FORM TERUMBU KARANG DI PULAU

MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG Fahror Rosi, Insafitri, Makhfud Effendy

18-25

LAJU PERTUMBUHAN KARANG PORITES SP. PADA SUBSTRAT YANG BERBEDA

DI PULAU GILI RAJEH KABUPATEN SUMENEP Moh. Imron Faqih, Mahfud Effendy, Insafitri

26-32

KARBON ORGANIK DI BAWAH PERMUKAAN TANAH PADA KAWASAN REHABILITASI MANGROVE, TAMAN HUTAN RAKYAT NGURAH RAI, BALI

I Gst. Agung Indah Mahasani, I Wayan Gede Astawa Karang, I Gede Hendrawan

33-42

DISTRIBUSI UKURAN KARANG PORITES SEBAGAI PENYUSUN UTAMA

MIKROATOL DI DAERAH RATAAN TERUMBU (REEF FLAT) PERAIRAN KONDANG

MERAK KABUPATEN MALANG

Kuncoro Aji, Oktiyas Muzaky Luthfi

43-47

KARAKTERISTIK MINYAK IKAN MURNI SARDIN (Sardinella sp.) DAN CUCUT

(Centrophorus sp.) SEBAGAI BAHAN SUPLEMEN MAKANAN KAYA OMEGA-3 DAN

SQUALEN

Sugeng Heri Suseno, Muhamad Musbah, Nilam Puspa Ruspatti

48-56

KAJIAN KONSTRUKSI DAN LOKASI JARING WARING TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN TERPERANGKAP IKAN HIU PAUS (Rhincodon typus) DI SELAT MADURA

Mochamad Arief Sofijanto, Dwi Ariyoga Gautama, Bagus Ramadhan, Fernandes Kambu, Ananda R Taruna

57-63

RASIO JENIS KELAMIN DAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) YANG TERTANGKAP OLEH PUKAT CINCIN DENGAN LAMPU SETAN DI PERAIRAN LAMONGAN

Mochamad Arief Sofijanto, Risti Kristina, Hari Subagio

64-69

LAJU PERTUMBUHAN KARANG JENIS GONIASTREA SP DI KEDALAMAN BERBEDA DI PULAU MANDANGIN SAMPANG

Wildanun Mukholladun, Insafitri, Makhfud Effendy

70-74

PENAMBAHAN KOMBINASI BAYAM DAN AIR KAPUR PADA PAKAN UNTUK MEMPERCEPAT DURASI MOULTING KEPITING BAKAU (Scylla Serrata) JANTAN

Sumaryam, Muhammad Hayatul Fauzi

(3)

vi

KARAKTERISTIK DAN PENGARUH ARUS TERHADAP AKUMULASI LOGAM BERAT TIMBAL (PB) PADA SEDIMEN DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

Ani Ma’rifah, Aries Dwi Siswanto, Agus Romadhon

82-88

KAJIAN PARAMETER OSEANOGRAFI DAN PERBANDINGAN KONSENTRASI LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DI PERAIRAN MENGARE GRESIK DAN PULAU TALANGO BAGIAN UTARA, MADURA

Aprilia Suryanti, Aries Dwi Siswanto, Agus Romadhon

89-94

STUDI DAN PENGARUH KONSENTRASI NITRAT TERHADAP KLOROFIL-A DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

M. Habibi Syaifullah Akbar, Aries Dwi Siswanto, Muhammad Zainuri

95-101

KARAKTERISTIK PASANG SURUT DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

Mifroul Tina Khotip, Aries Dwi Siswanto, Insafitri

102-108

KARAKTERISTIK GELOMBANG DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP Syaifuddin, Aries Dwi Siswanto, Zainul Hidayah

109-114

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

Umroh, Aries Dwi Siswanto, Ary Giri Dwi Kartika

115-119

STUDI DAN HUBUNGAN ARUS TERHADAP SEBARAN DAN FLUKTUASI NUTRIEN (N DAN P) DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

Wiwid Prahara Agustin, Agus Romadhon, Aries Dwi Siswanto

120-125

JENIS SEDIMEN PERMUKAAN DI EKOSISTEM TERUMBU KARANG PULAU GILI LABAK KABUPATEN SUMENEP

Septian Dwi Suryantya Putra, Aries Dwi Siswanto, Insafitri

126-133

TSUNAMI MENTAWAI 25 OKTOBER 2010 (SIMULASI COMCOT 1.7) DAN DAMPAKNYA KINI TERHADAP PANTAI BARAT MENTAWAI

Herdiana Mutmainah, Dominika Wara Christiana, Gunardi Kusumah

134-150

DISTRIBUSI SPASIAL SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN SUMATERA BARAT DIKAITKAN DENGAN KEJADIAN INDIAN OCEAN DIPOLE (IOD) PADA MUSIM PERALIHAN (AGUSTUS-OKTOBER) (STUDI KASUS: PULAU PASUMPAHAN DAN SIBONTA)

Ulung Jantama Wisha, Try Al Tanto, Ilham

151-158

EKSTRAKSI GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT DI PESISIR TENGGARA BALI (STUDI KASUS KABUPATEN GIANYAR DAN KLUNGKUNG)

I Nengah Jaya Nugraha, I Wayan Gede Astawa Karang, I.G.B. Sila Dharma

159-166

HUBUNGAN KANDUNGAN NATRIUM CHLORIDA (NaCl) DAN MAGNESIUM (Mg) DARI GARAM RAKYAT DI PULAU MADURA

Muhammad Zainuri, Khoirul Anam, Aliffia Putri Susanti

167-172

VARIASI KONDISI AIRTANAH SEBAGIAN PESISIR KABUPATEN REMBANG KAITANNYA DENGAN BENTUKLAHAN

Theresia Retno Wulan, Wiwin Ambarwulan, Etik Siswanti, Edwin Maulana, I Wayan Wisnu Yoga Mahendra, Dwi Sri Wahyuningsih

173-179

KESESUAIAN EKOWISATA SELAM DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG

Firman Farid Muhsoni

(4)

Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016 Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016

vii

REKAYASA TEKNOLOGI POLIKULTUR IKAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus Vannamei) DAN IKAN BANDENG (Chanos chanos Forskal) BERBASIS PENGGUNAAN PAKAN BUATAN YANG DIPERKAYA VITAMIN C UNTUK PERCEPATAN PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN DALAM MENUNJANG AGROMINA KOTA PEKALONGAN

Istiyanto Samidjan, Diana Rachmawati

189-201

REKAYASA TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN GABUS MELALUI PERKAWINAN SILANG INDUK IKAN GABUS (Channa striatus) DARI PERAIRAN RAWA PENING DENGAN INDUK DARI PERAIRAN UMUM UJUNG PANGKAH UNTUK MENGHASILKAN BENIH UNGGUL DENGAN PENDEKATAN KARAKTERISTIK GENETIK MIKROSATELIT

Istiyanto Samidjan, Diana Rachmawati, Agus Indarjo

202-208

PEMODELAN DINAMIKA SISTEM EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT DI PESISIR SELAT MADURA (STUDI KASUS KONVERSI LAHAN GARAM TRADISIONAL MENJADI LAHAN GARAM GEOMEMBRAN)

Zainul Hidayah

209-215

KAJIAN KORELASI ANTARA TINGGI TERBANG DAN RESOLUSI FOTO UDARA HASIL AKUSISI DENGAN UAV DI KAWASAN PESISIR (STUDI KASUS: PEMOTRETAN DI KANTOR PARANGTRITIS GEOMARITIME SCIENCE PARK)

Anggara Setyabawana Putra, Wiwin Ambarwulan, Edwin Maulana, Theresia Retno Wulan, Nita Maulia, Mega Dharma Putra, Dwi Sri Wahyuningsih, Farid Ibrahim, Tri Raharjo

216-225

MEMANFAATKAN LIMBAH GARAM UNTUK KESEHATAN MANUSIA DAN HEWAN Iwan Setyabudi, Herry Agoes Hermadi

226-231

UJI AKURASI DATA UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) FOTO UDARA DI KAWASAN PANTAI PELANGI, PARANGTRITIS, KRETEK, BANTUL

Theresia Retno Wulan, Wiwin Ambarwulan, Anggara Setyabawana Putra, Edwin Maulana, Nita Maulia, Mega Dharma Putra, Dwi Sri Wahyuningsih, Farid Ibrahim, Tri Raharjo

232-240

PERANCANGAN KAPAL ANGKUT IKAN HIDUP (KAIH) UKURAN 300 GT SISTEM TERBUKA UNTUK IKAN KERAPU

Yulia Ayu Nastiti, Alam Baheramsyah, Sutopo Purwono Fitri

241-248

KELANGKAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DAN KEMISKINAN NELAYAN: MASALAH KEBUDAYAAN ATAU AKIBAT DARI PENETRASI KAPITALISME?

Kusnadi

249-254

EFEKTIVITAS UPAYA MITIGASI ABRASI BERBASIS EKOSISTEM DI KABUPATEN KULONPROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Dwi Sri Wahyuningsih, Edwin Maulana, Theresia Retno Wulan, Wiwin Ambarwulan, Mega Dharma Putra, Farid Ibrahim, Zheni Setyaningsih, Anggara Setyabawana Putra

255-260

MITIGASI BENCANA BERBASIS POTENSI WISATA, STUDI KASUS: PANTAI PANDAWA, DESA KUTUH, KECAMATAN KUTU SELATAN, KABUPATEN BADUNG, PROVINSI BALI

Theresia Retno Wulan, Wiwin Ambarwulan, Dwi Sri Wahyuningsih, Edwin Maulana, Tri Raharjo, Farid Ibrahim, Mega Dharma Putra, Zheni Setyaningsih, Erwin Isna Megawati

261-266

STRATEGI PENGHIDUPAN MASYARAKAT PADA PERIODE KRISIS BENCANA BANJIR PADA LAHAN PERTANIAN DI PESISIR KABUPATEN BANTUL (STUDI KASUS: MASYARAKAT DUSUN DEPOK, DESA PARANGTRITIS, KECAMATAN KRETEK, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)

Theresia Retno Wulan, Edwin Maulana,Nita Maulia, Wiwin Ambarwulan, Tri Raharjo, Farid Ibrahim, Mega Dharma Putra, Dwi Sri Wahyuningsih, Zheni Setyaningsih

(5)

viii

KAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN MANGROVE DI PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR, INDONESIA

Anita Dewi Moelyaningrum, Ellyke, Rahayu S Pujiati, Khoiron

276-284

APLIKASI TEKNOLOGI ENZIM PROTEASE PAPAIN DALAM PAKAN BUATAN SEBAGAI PEMACU PERTUMBUHAN UPAYA PERCEPATAN PRODUKSI LELE SANGKURIANG DI KAWASAN KAMPUNG LELE DESA WONOSARI, KECAMATAN BONANG, KABUPATEN DEMAK

Diana Rachmawati, Johannes Hutabarat, Istiyanto Samidjan

285-289

ANALISIS HISTOPATOLOGI OTOT IKAN MAS (Cyprinus carpio) YANG TERINFEKSI KOI HERPES VIRUS (KHV) PADA KOLAM PEMELIHARAAN IKAN MAS

Zulfa Rahmawati, Uun Yanuhar, Diana Arfiati

290-294

KUALITAS PENGOLAHAN IKAN KAYU DI KABUPATEN SIKKA Diani Susanti Liufeto, Y. S. Darmanto, Tri Winarni Agustini

295-300

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI POLIKULTUR IKAN NILA MERAH LARASATI (Oreochromis Nilaticus) DAN IKAN BANDENG (Chanos chanos Forskal) BERBASIS PENGGUNAAN PROBIOTIK UNTUK PERCEPATAN PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN DALAM MENUNJANG AGROMINA KOTA PEKALONGAN

Istiyanto Samidjan, Diana Rachmawati, Agus Indarjo, Hadi Panggono

301-309

PENINGKATAN RASIO EFISIENSI PROTEIN, PERTUMBUHAN DAN

KELULUSHIDUPAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) MELALUI PENAMBAHAN ENZIM FITASE DALAM PAKAN BUATAN

Diana Rachmawati, Istiyanto Samidjan, Heryoso Setiyoso

310-315

KAJIAN KANDUNGAN HITAMIN IKAN CAKALANG (Katuswonus Pelamis) SEGAR DAN ASAP PADA UNIT PENGOLAHAN IKAN ASAP DI KOTA AMBON

Christy Radjawane, Y. S. Darmanto, Fronthea Swastawati

316-320

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus

Rubellus) DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN KERAPU MACAN

(Epinephelus Fuscoguttatus)

Diana Rachmawati, Istiyanto Samidjan, Sarjito

321-327

ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH IKAN TAWES (Barbonymus gonionotus) DARI BENDUNG ROLAK SONGO HILIR SUNGAI BRANTAS

Zahrotun Nasichah, Putut Widjanarko, Andi Kurniawan, Diana Arfiati

328-333

IDENTIFIKASI SPESIES ALGA KOMPETITOR Eucheuma cottonii PADA LOKASI YANG BERBEDA DI KABUPATEN SUMENEP

Moh Hadi Hosnan, Apri Arisandi, Hafiludin

(6)

Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016 Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016

173

VAR

IASI KONDISI AIRTANAH SEBAGIAN PESISIR KABUPATEN REMBANG

KAITANNYA DENGAN BENTUKLAHAN

Theresia Retno Wulan2,3,4, Wiwin Ambarwulan3, Etik Siswanti5, Edwin Maulana1,2,

I Wayan Wisnu Yoga Mahendra5, Dwi Sri Wahyuningsih2 1Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

2Parangtritis Geomaritime Science Park, Yogyakarta 3Badan Informasi Geospasial, Bogor

4Mahasiswa Doktor Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 5Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

E-mail: edwinmaulana35@yahoo.com ABSTRAK

Bentuklahan adalah kenampakan morfologi khas muka bumi yang terbentuk oleh proses-proses dari dalam, luar, dan di permukaan bumi. Kajian mengenai bentuklahan di suatu wilayah dapat memberikan informasi mengenai sifat dan karakteristik material penyusun bentuklahan. Kondisi airtanah di setiap wilayah akan mengikuti karakteristik bentuklahan, termasuk di pesisir Kabupaten Rembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi airtanah di sebagain pesisir Kabupaten Rembang kaitannya dengan bentuklahan. Metode analisis menggunakan dengan deskriptif-eksplanatori. Pengumpulan data melalui survei lapangan terdiri dari dua kegiatan, yaitu: (1) pengukuran tinggi muka air (TMA) danpemotretan wilayah kajian menggunakan UAV (Unmanned Aerial Vehicle); dan (2) wawancara penduduk untuk mengetahui kondisi dan pemanfaatan airtanah. Wilayah penelitian tersusun dari empat bentuk lahan yaitu rataan pasang surut, gisik, beting gisik, dan dataran fluvio-marin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi muka airtanah (TMA) pada bentuklahan beting gisik sekitar 3,5 m dan bentuklahan dataran fluvio-marin sekitar 6 m. Kondisi airtanah di beting gisik memiliki rasatawar dan tidak berbau, sedangkan di dataran fluvio-marin air berasa asin sampai payau. Airtanah di pesisir Rembang dimanfaatkan untuk mandi dan cuci, sedangkan untuk minum dan memasak menggunakan air dari PDAM atau membeli air kemasan.

Kata Kunci: Airtanah, Bentuklahan, Pesisir, Kabupaten Rembang

PENDAHULUAN

Bentuklahan merupakan kenampakan permukaan bumi yang terbentuk akibat dari tenaga endogen maupun tenaga eksogen yang mengontrol suatu wilayah. Tenaga tersebut mempengaruhi proses yang ada di permukaan bumi. Pengaruh tersebut dapat berupa material penyusun, kandungan material setiap kawasan di bentuklahan yang berbeda akan berbeda pula. Bentuklahan akan menggambarkan sifat-sifat material penyusun dari suatu kawasan, seperti jenis batuan, pasir tanah, bahkan kimiawi kandungan tanah. Deskripsi yang baik dalam menggambarkan suatu bentuk lahan akan mampu menduga kandungan serta kualitas air tanah yang tersimpan didalamnya. Karakteristik kualitas air dapat diketahui melalui analisis fisika, kimia, dan biologi (Todd, 2005) pada unit-unit bentanglahan.

Kualitas air tanah diketahui dari jenis litologinya dan ini dapat dikenali dari bentuklahan. Jenis batuan memilii andil dalam menentukan tingkat permeabilitas aquifer (Sundra, 1997). Kondisi air tanah dipengaruhi pula oleh batuan penyususn serta interfensi lingkungan seperti apakah suatu kawasan berada di pesisir sehingga interusi air laut dapat mempengaruhi kondisi air tanah, dan campur tangan manusia juga mampu mempengaruhi kondisi air tanah. Fakta tersebut dikuatkan oleh teori Guswa dan Lyman (1983) yang menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kualitas air adalah siklus hirologi, meteorologi dan geologi. Campurtangan manusia baik dalam membuang limbah serta kagiatan pemanfaatan lahan diatasnya. Jika suatu lahan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian akan berbeda dengan lahan yang digunakan untuk lahan tambak. Bentuklahan kembali menjadi gambaran umum yang berkaitan dengan aktifitas manusia dalam mengelola lahan yang akan mampu mempengaruhi kondisi airtanah dibawahnya.

Kabupaten Rembang yang berada dipesisir utara Pulau Jawa memiliki karakteristik fisiografi zona utara Jawa. Kendati Kabupaten Rembang bertopologi bergelombang namun juga memiliki kaki perbukitan yang datar yang kerap dimanfaatkan masyarakat sebagai kolam ikan atau tambak. Akifitas tambak di Kabupaten Rembang menjadi salah satu faktor berpengaruh terhadap kondisi airtanah. Limbah tambak baik dari kotoran ikan dan udang juga sisa bahan pakan akan menjadi limbah cair dikawasan tambak sehingga mencemari airtanah. Beberapa aktivitas manusia memang berpengaruh terhadap kualitas air tanah (Watts, 1997 dalam Notodarmojo, 2005).

(7)

174

Kabupaten Rembang memiliki kondisi fisik yang tersusun dari material pasir menjadikan proses interusi air laut yang masuk ke darat sangat tinggi. Nurrohim et. al. (2012) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi intrusi air laut adalahkondisi geologi pada material alluvium, kondisigeohidrologi pada akuifer dangkal denganproduktifitas sedang, kondisi penggunaan lahan dandaerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Secara umum Kabupaten Rembang terdiri dari tiga bentuklahan yakni rataan pasang surut, beting gisik dan fluvio-marin. Bentuk lahan tersebut tentu memiliki kondisi yang berbeda-beda, serta kondisi airtanah yang berbeda pula. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air tanah di Kabupaten Rembang kaitannya dengan bentuklahan.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di kawasan kepesisiran Kabupaten Rembang (Gambar 1). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peta Kontur Digital yang diperoleh dari Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1:25.000, Citra Google Earth serta Foto Tegak dan Foto Condong dari lokasi penelitian. Data diolah untuk mengetahui bentuklahan dari kawasan kepesisiran Kabupaten Rembang. Interpretasi data spasial menghasilkan peta tentatif bentuklahan dengan skala 1:25.000. Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui bentuklahan aktual lokasi penelitian sehingga diperoleh peta bentuklahan yang akurat.

Air diidentifikasi dari segi fisiknya, yakni bau, rasa, dan warna. Air yang berbau mengindikasikan bahwa air mengalami pencemaran. Bau yang ditimbulkan dari air yang diidentifikasi adalah anyir, besi dan tidak berbau. Mengenai rasa,diidentifikasi dari tingkat keasinannya. Rasa ditunjukkan dengan asin, payau, dan tawar. Warna menunjukkan kandungan yang terdapat di dalam air. Warna ditunjukkan dengan keruh dan bening. Kekeruhan di dalam air menunjukkan material penyusun pada lokasi penelitian. Material penyusun terdiri dari material alluvium, kapur, andesit, tuff.

Gambar 1. Lokasi Penelitian Sumber: Maulana, 2016 HASIL DAN PEMBAHASAN Bentuklahan di sebagain pesisir Kabupaten Rembang

Wilayah kepesisiran (coastal area) merupakan bentanglahan yang dimulai dari garis batas wilayah laut (sea) yang ditandai terbentuknya zona pecah gelombang (breakers zone) ke arah darat hingga bentanglahan yang secara genesis masih dipengaruhi oleh aktivitas marin masa lampau (dirumuskan dari konsep CERC, 1984; Pethick, 1984; Sunarto, 2000; Gunawan et al., 2005). Wilayah kepesisiran tersusun dari beberapa satuan-satuan kenampakan khas permukaan bumi yang disebut bentuklahan. Kajian bentuklahan menekankan pada aspek genesis,yaitu faktor utamayang menunjukkan asal usul pembentukan bentuklahan di suatu daerah sebagai hasil dari proses-proses geomorfologi yang bekerja (Lobeck 1939; Thornbury, 1954; Strahler, 1983; Santosa, 2015) baik dari dalam, luar, maupun permukaan bumi (Sartohadi, 2007).

Kabupaten Rembang masuk dalam fisiografi zona utara Jawa. Zona ini dicirikan oleh topografi bergelombang hingga berbukit dengan struktur geologi lipatan. Perbukitan di Kabupaten Rembang merupakan bagian sisi barat Pegunungan Kendeng atau Pegunungan Kapur Utara yang membentang hingga Kepulauan Madura (Pannekoek, 1949; Haryono dan Purnama, 1998). Formasi geologi di

(8)

Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016 Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016

175

wilayah kepesisiran Kabupaten Rembang sangat kompleks. Setidaknya ada tiga formasi yang menyusun kenampakan wilayah kepesisiran Rembang, yaitu (Kadar dan Sudijono, 1993): (1) Endapan Aluvium (Qa; (2) Batuan Gunungapi Lasem (Qvl); (3) dn Formasi Mundu (Tmpm).

Bentuklahan di wilayah kepesisiran Kabupaten Rembang terdiri dari dari tiga bentukan asal proses, yaitu: (1) bentukan asal marin; (2) bentukan asal fluvial; dan (3) bentukan asal vulkanik. Bentukan asal marin dan fluvial membentang di sepanjang pesisir Kabupaten Rembang mulai dari Kecamatan Kaliori di sisi paling barat hingga Kecamatan Sarang di sisi paling timur. Bentukan asal vulkanik dijumpai di Kecamatan Lasem, Sluke, dan sisi barat Kecamatan Kragan.

Bentukan asal marin dipengaruhi oleh proses marin yang berasal dari aktivitas gelombang. Bentukan asal marin di wilayah kepesisiran Kabupaten Rembang adalah gisik dan beting gisik. Gisik (ridge) adalah bentuklahan yang masih dipengaruhi pasang tertinggi dan surut terendah air laut yang merupakan akumulasi pasir pantai (Gunawan et al., 2005). Lebar gisik hanya berkisar 3-15 meter. Sempitnya gisik disebabkan oleh pemanfaatan lahan yang masif di sepanjang pesisir Rembang baik untuk kawasan permukiman, industri, maupun tambak.

Gambar 2. Gisik bermaterial pasir putih di Pantai Caruban, Kec. Rembang (a) dan gisik bermaterial pasir kecoklatan di Pantai Dampo Awang, Kec. Rembang (b)

Sumber: Siswanti (2016)

Gisik di Kabupaten Rembang tersusun atas material pasir putih dan pasir kecoklatan (Gambar 2). Gisik bermaterial pasir putih dijumpai di Kecamatan Sarang, Kragan, Sluke, Lasem, dan sebagian Kecamatan Rembang yang mana dipengaruhi oleh keberadaan Gunungapi Lasem di sisi selatannya. Material pasir putih berasal dari rombakan terumbu karang yang tumbuh pada media batuan vulkanik tua yang keras sebagai hasil aktivitas Gunungapi Lasem masa lampau. Gisik bermaterial pasir kecoklatan dijumpai di Kecamatan Kaliori dan sebagian Kecamatan Rembang. Material pasir berwarna hitam berasal dari endapan sungai yang bermuara di Laut Utara Jawa.

Beting gisik (beach ridge) adalah perkembangan dari gisik yang sudah tidak aktif lagi (Gunawan et al., 2005). Beting gisik di pesisir Rembang sudah dimanfaatkan sebagai kawasan tambak, industri, dan permukiman (Gambar 3) sehingga bentukan aslinya sulit diidentifikasi. Penciri beting gisik adalah materialnya yang berupa pasir dan lempung.

Gambar 3. Beting gisik yang dimanfaatkan sebagai kawasan tambak di Kec. Rembang (a) dan permukiman di Kec. Sarang (b)

(9)

176

Bentukan yang berasal dari kombinasi asal marin dan fluvial di wilayah kepesisiran Rembang adalah dataran fluvio-marin (Gambar 4) yang berada di belakang kompleks beting gisik. Dataran fluvio-marin memiliki material yang bertekstur pasir berlempung. Penggunaan lahan di dataran fluvio-marin adalah permukiman, tambak, dan lahan pertanian. Tanaman yang dibudidayakan seperti padi, ketela, dan jagung.

Gambar 4.Foto Udara bentuklahan dataran fluvio-marin Sumber: Maulana (2016)

Bentukan asal fluvial berasal dari aktivitas aliran sungai berupa pengangkutan dan pengendapan material sungai. Bentukan asal fluvial di wilayah kepesisiran Rembang adalah dataran aluvial (Gambar 5). Dataran aluvial tersebar di sebelah selatan dataran fluvio-marin. Dataran aluvial tersusun dari endapan aluvium berupa pasir, debu, lempung, dan kerikil.

Gambar 5. Dataran aluvial Sumber: Maulana (2016)

Bentukan asal vulkanik di wilayah kepesisiran Rembang adalah dataran kaki Gunungapi Lasem (Gambar 6). Lebar dataran kaki Gunungapi Lasem berkisar 300-800 m yang berada di sisi utara Gunungapi Lasem. Dataran kaki Gunungapi Lasem membentuk tanjung yang menjorok ke laut. Bentuklahan ini berada di Kecamatan Sluke dan sisi timur Kecamatan Lasem. Proses-proses geomorfologi di wilayah kepesisiran Rembang bersifat dinamis sehingga terus menerus berubah. Setiap bentuklahan tersusun oleh material yang berbeda sehingga memiliki potensi dan permasalahan yang berbeda. Pemanfaatan lahan wilayah kepesisiran haruslah mengikuti karakteristik bentuklahan agar tercapai pemanfaatan yang lestari.

(10)

Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016 Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016

177

Gambar 6. Dataran kaki Gunungapi Lasem Sumber: Mahendra (2016)

Kondisi airtanah kaitannya dengan bentuklahan

Penilaian terhadap kualitas air dapat dilihat dari parameter fisika, kimia dan biologi. Penelitian kualitas airtanah dalam penelitian ini dibatasi pada aspek fisik. Pengambilan sampel air dilakukan dengan survei lapangan di kawasan kepesisiran Kabupaten Rembang. Titik survei didasarkan pada bentuklahan yang ada di kawasan kepesisiran Kabupaten Rembang. Titik yang disurvei berjumlah sembilan titik. Lokasi titik sampel yang disurvei dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Lokasi Pengambilan Sampel Air Sumber: Maulana (2016)

Kondisi air tanah yang terdapat di pesisir Utara Rembang memiliki variasi kualitas air tanah. Kualitas air tanah dipengaruhi oleh bentuklahan dan adanya intrusi air laut. Bentuklahan yang terdapat di Pesisir Utara Rembang meliputi gisik, beting gisik, dataran fluvio marin, dan lereng kaki. Bentuklahan beting gisik memiliki kualitas air tanah yang baik sedangkan lereng kaki memiliki kualitas air yang buruk. Kualitas air yang baik dicirikan dari sifat fisik air yang tidak berwarna disertai rasa tawar, dan tidak

(11)

178

berbau. Beting gisik merupakan bentuklahan yang memiliki kemampuan dalam menahan intrusi air laut. Beberapa ion-ion natrium dan klorida ditahan pada suatu membran yang dinamakan beting gisik. Kualitas air yang buruk berada pada beberapa titik pada bentuklahan gisik disebabkan karena adanya intrusi air laut yang terdapat pada kawasan pesisir. Faktor lokasi sumur yang berada dekat dengan sungai juga menjadi faktor penyebab terjadinya intrusi air laut. Sungai menjadi media penyambung antara air laut dengan air tanah. Sewaktu musim kemarau pemanfaatan lahan di kawasan pesisir Utara Jawa dimanfaatkan untuk tambak garam. Tambak garam yang dilakukan penduduk memanfaatkan air sungai sebagai media penyalur air laut menuju ke daratan. Masuknya air laut menuju ke daratan menyebabkan beberapa sumur warga menjadi asin atau terkena dampak intrusi air laut. Adapun sebaran kualitas air laut beserta bentuklahan dapat dilihat pada Tabel. 1

Tabel 1. Keterkaitan bentuklahan dengan kualitas fisik air Titik

Sampel

Koordinat

Keterangan Bentuk Lahan Warna Rasa Bau

X Y

1 576337 9253435 penduduk Rumah Gisik berwarna Tidak Payau Anyir 2 574964 9253941 Sawah Dataran Fluvio

Marine

Tidak

berwarna Payau Anyir 3 565048 9261984 SMP 2 Kragan Dataran Fluvio Marine berwarna Tidak Tawar berbau Tidak 4 558315 9267086 Pelabuhan Pangkalan Lereng Kaki berwarna Tidak Asin Anyir 5 544042 9259393 Rumah di

pinggir jalan

Dataran Fluvio Marine

Tidak

berwarna Asin Anyir 6 538566 9258884 Situs perahu Beting Gisik berwarna Tidak Tawar berbau Tidak 7 545421 9260775 Karangjahe Gisik Tidak

berwarna Asin Anyir 8 547581 9261748 Caruban Gisik Tidak

berwarna Payau Anyir 9 573606 9255602 Penahan abrasi Gisik Tidak berwarna Payau Anyir Sumber: Analisis, 2016

Beberapa titik yang memiliki kualitas air buruk terpaksa harus membeli air jerigen untuk memenuhi kebutuhan minum. Kebutuhan sekunder seperti mencuci baju, mencuci piring dan mandi masyarakat masih menggunakan sumur galian (Gambar 8). Permasalahan yang timbul dari kualitas air yang buruk adalah sulitnya warga pra-sejahtera menikmati fasilitas air bersih.

Peran serta pemerintah dalam mengatasi kondisi air di Kabupaten Rembang harus lebih ditingkatkan mengingat air adalah kebutuhan primer setiap manusia. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah purifikasi air laut, namun hal tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Berdasarkan hasil kajian dari beberapa penelitian terdahulu, salah satu solusi yang mudah dan murah adalah melalui pemanenan air hujan (rain harvesting). Pemanenan air hujan hanya membutuhkan wadah semisal dari beton cor atau tong yang dapat menampung air dalam volume besar. Penampungan air hujan tersebut kemudian dapat didistribusikan menggunakan pipa atau masyarakat dapat mengambil langsung di penampungan yang telah dibuat.

Gambar 8. Sumur Warga Sebagai Lokasi Pengambilan Sampel Air Sumber: Mahendra (2016)

(12)

Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016 Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016

179

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan yang erat antara bentuklahan dengan kualitas air di kawasan pesisir. Salah satu pattern yang ditemui di Pesisir Kabupaten Rembang adalah tinggi muka airtanah (TMA) pada bentuklahan beting gisik sekitar 3,5 m dan bentuklahan dataran fluvio-marin sekitar 6 m. Rata-rata air tanah di kawasan pesisir Kabupaten Rembang tidak berwarna karena telah terfiltrasi oleh material penyusun batuan berupa aluvium. Kondisi airtanah di beting gisik memiliki rasatawar dan tidak berbau, sedangkan di dataran fluvio-marin air berasa asin. Tidak ditemukan pola jarak tingkat salinitas garam dengan bibir pantai. Salinitas lebih erat kaitannya dengan bentuklahan di Kabupaten Rembang. Airtanah di pesisir Rembang dimanfaatkan untuk mandi dan cuci, sedangkan untuk minum dan memasak menggunakan air dari PDAM atau membeli air kemasan.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Prof. Junun Sartohadi, M.Sc dan Syamsul Bachri, P.hd yang selalu membimbing penulis hingga sekarang. Selanjutnya ucapan terima kasih disampaikan kepada teman-teman di Parangtritis Geomaritime Science Park yang selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan paper ini. Lebih lanjut, ucapan terima kasih juga dihaturkan kepada Pak Yosep dan Pak Nurul yang ikut dalam survei lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, T., Santosa, L. W., Muta’ali, L., & Santosa, S. H. M. B. (2005). Pedoman Survei Cepat Terintegrasi Wilayah Kepesisiran (Rapid Integrated Survey for Coastal Area). Yogyakarta: Badan Penerbit dan Percetakan Fakultas Geograf (BPFG)

Haryono, E., & Purnama, Ig. S. (1998). Kajian Persebaran Kadar Ion-Ion Dominan dalam Air Tanah pada Berbagai Bentuk Lahan di Kabupaten Rembang: Laporan Penelitian. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada.

Kadar, D., & Sudijono (1993). Peta Geologi Bersistem Indonesia Lembar: Rembang 1509-1 & 4 Skala 1:100.000. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi

Lyman, W. J., & Guswa, J. H. (1983). Groundwater Contamination and Emergency Response Guide, New York.

Notodarmojo, S. (2005). Tanah dan Airtanah, ITB, Bandung.

Nurrohim, Ahmad, Tjaturahono, B. S., & Setyaningsih, W. (2012). Kajian Intrusi Air laut di Kawasan Pesisir Kecamatan dan Kabupaten Rembang. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Santosa, L. W. (2005). Keistimewaan Yogyakarta dari Sudut Pandang Geomorfologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sartohadi, J. (2007). Terapan Geomorfologi Dalam Pengelolaan Sumberdaya Air. Jurnal Alami, 12, 16-21.

Sundra, I. K. (1997). Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Kualitas Air Sumur Gali di Sekitar Tempat Pembuangan Sampah Akhir Suwung Denpasar Bali. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan, 19(3), 206-214.

Gambar

Gambar 1. Lokasi Penelitian  Sumber: Maulana, 2016  HASIL DAN PEMBAHASAN  Bentuklahan di sebagain pesisir Kabupaten Rembang
Gambar 3. Beting gisik yang dimanfaatkan sebagai kawasan tambak di Kec. Rembang (a)   dan permukiman di Kec
Gambar 4. Foto Udara bentuklahan dataran fluvio-marin  Sumber: Maulana (2016)
Gambar 6. Dataran kaki Gunungapi Lasem  Sumber: Mahendra (2016)
+2

Referensi

Dokumen terkait

dan lainnya di satuan kerja pendidikan penyelenggara. 7) Peningkatan sarana dan prasarana pendukung layanan e- administrasi seperti , e-office dan lainnya. Meningkatkan kulitas

[r]

Contoh Keluhan : Sering Flu, Batuk yang terus menerus, Sesak Nafas/Asma, Nyeri Dada, Sakit Tenggorokan, Benjolan di pangkal leher, Sembab muka dan leher. Setelah beberapa

Pada umumnya sebuah media memang memiliki sisi kelebihan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, di atas telah dijelaskan beberapa poin tentang kelebihan media

Besarnya kontribusi reliability yang diharapkan terhadap kualitas pelayanan rawat inap berdasarkan uji phi adalah 0,286 atau 28 persen dengan kekuatan hubungan rendah;

Penelitian ini meneliti tentang kinerja keuangan Manyar Garden Hotel Banyuwangi selama 2 (Dua) tahun terakhir; 2) mengetahui kinerja Manyar Garden Hotel Banyuwangi

Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui perencanaan pembelajaran team teaching. 2) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran team teaching. 3) untuk mengetahui Perstasi Belajar

Alasan Meursault dijatuhi hukuman mati adalah karena tingkah lakunya yang tidak sesuai dengan pandangan masyarakat pada saat menguburkan ibunya dan pada masa berkabung, sedangkan