• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI

DAN PENDIDIKAN BIOLOGI

Inovasi dalam Penelitian dan Pembelajaran Biologi

Salatiga, 26 Januari 2019

Penerbit:

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(3)

ii

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

EDITOR

Agna Sulis Krave, Ph.D Desy Fajar Priyayi, M.Pd Rully Adi Nugroho, Ph.D Dr.V. Irene Meitiniarti, M.P

Dr. Sri Kasmiyati., M.Si

Dr. Elizabeth Betty Elok Kristiani, M.Si Drs. Sucahyo., M.Sc

Risya Pramana Situmorang, M.Pd Slamet Basuki

Ruth Gabriella

ISBN: 978-602-61913-2-8

Penerbit:

Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Redaksi:

Gedung C Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Indonesia Telp/ Fax: (0298) 321212 ext: 323; (0298) 321433

Website: http://biologi.uksw.edu

Cetakan pertama, Maret 2019

Hak cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang memperbanyak buku ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa seijin tertulis dari penerbit

(4)

iii

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

KATA PENGANTAR

Salam damai sejahtera bagi kita semua.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karuniaNya sehingga Prosiding Seminar Nasional Biologi Dan Pendidikan Biologi UKSW 2019 dapat terbit sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditentukan oleh Panitia. Seluruh makalah yang terdapat di dalam prosiding ini merupakan kumpulan makalah yang telah lolos seleksi oleh tim reviewer dan telah dipresentasikan pada Seminar Nasional Biologi Dan Pendidikan Biologi 2019, yang diselenggarakan Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana.

Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta seminar yang telah mempresentasikan hasil penelitian dan memberikan informasi tentang berbagai strategi inovatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran biologi di lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia.

Seminar Nasional Biologi Dan Pendidikan Biologi 2019 ini mengangkat tema “Inovasi dalam Penelitian dan Pembelajaran Biologi”. Panitia menghadirkan Prof. I Gusti Putu Suryadarma, Bapak Kilala Tilaar, dan Dr. Budi Setiadi Daryono sebagai pemakalah utama yang akan menyampaikan materi tentang pembelajaran kreatif, inovasi dalam pemanfaatan sumberdaya hayati asli indonesia untuk pengembangan produk jamu, kosmetika dan nutraseutika, serta discovery dan inovasi dalam teknik rekayasa genetika pada melon. Peserta seminar nasional yang mempresentasikan hasil penelitiannya ini berasal dari Salatiga, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Bogor, Tasikmalaya, Surabaya, Lubuklinggau, dan Kupang. Selain itu, seminar ini juga diikuti oleh beberapa mahasiswa yang berasal dari universitas dan lembaga pendidikan di pulau Jawa.

Seminar nasional ini dapat terselenggara berkat kerjasama yang baik dari seluruh panitia seminar dan semua pihak yang mendukung terselenggaranya acara seminar nasional ini. Oleh karena itu, perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras demi suksesnya kegiatan. Kami menyadari bahwa penyelenggaraan seminar ini mungkin masih ada kekurangan baik dalam penyajian acara, pelayanan administrasi dan keterbatasan fasilitas. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Akhir kata, sebagai bentuk akhir dari proses pertanggungjawaban seminar, maka prosiding ini diterbitkan. Semoga prosiding ini dapat ikut berperan dalam penyebaran hasil kajian dan penelitian di bidang biologi dan pendidikan biologi dan mendukung atmosfir penelitian yang baik dan budaya riset yang kuat, berkelanjutan dan berkualitas sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi biologi. Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan prosiding ini sehingga masukan dan saran sangat kami harapkan. Terimakasih.

Salatiga, 20 April 2019 Ketua Panitia,

(5)

iv

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS BIOLOGI

Puji syukur kepada Tuhan bahwa seminar nasional Biologi dan Pendidikan Biologi, Fakultas Biologi yang ke dua tahun 2019 ini telah berlangsung dengan baik. Pada Seminar Nasional tahun 2019 ini bertema INOVASI DALAM PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN

BIOLOGI. Tema ini dibuat dengan sengaja untuk memotivasi bagi pemerhati, pengamat dan

pemran dalam bidang Biologi serta Pendidikan Biologi untuk lebih berinovasi dan kreatif. Dalam menghadapi pasar bebas Asia Tenggara yang dikenal dengan sebutan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), diperlukan perubahan yang mendasar dalam penelitian dan pembelajaran khususnya bidang Biologi. Persaingan yang ketat akan semakin tampak, oleh sebab itu dalam mempersiapkan peserta didik dibutuhkan kreatif dan inovatif.

Bagaimana dunia pendidikan dan pembelajaran kita beradaptasi dengan kondisi tersebut? Ajang forum ilmiah seminar nasional ini dibutuhkan sebagai ajang komunikasi bersama, dengan saling tukar ilmu dan pengalaman untuk mengembangkan bidang Biologi dan Pendidikan Biologi bersama-sama. Semoga hasil dari forum ilmiah/diskusi ini dapat memantik ide-ide baru dan mengembangkan daya cipta.

Semoga prosiding ini bermanfaat bagi kalangan akademis, pemerintah dan industri untuk melihat peluang-peluang kerjasama dengan berbagai pihak. Salam Inovasi.

Salatiga, 20 April 2019 Dekan Fakultas Biologi,

(6)

v

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

DAFTAR ISI

Halaman Cover ………. i

Editor ……….………...………. ii

Kata Pengantar………..……… iii

Sambutan Dekan Fakultas Biologi ………..………..………. iv

Daftar Isi ……….……….………. v

Materi Pembicara Utama 1 ……….………..………. 1

Materi Pembicara Utama 2 ………..………..……… 12

BIOLOGI ERA CAHAYA Oleh Anggara Mahardika, AB Susanto, Bibin Bintang Andriana, Hidetoshi Sato ……… 25

ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TEKSTIL KOTA CIMAHI (STUDI KASUS AIR SUMUR WARGA DI KELURAHAN MELONG, KECAMATAN CIMAHI SELATAN, KOTA CIMAHI) Oleh Shinta Atilia Diatara, Chay Asdak, Edy Suryadi ……….………. 35

DEKOLORISASI PEWARNA TOSCA MENGGUNAKAN KOAGULAN FERRO SULFAT DAN LUMPUR AKTIF DARI PABRIK TEKSIL DI SALATIGA PADA KONDISI AEROB Oleh Agustien Sri Noerwahju, V. Irene Meitiniarti, Sri Kasmiyati ……….. 48

EFEKTIVITAS MEDIA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN KARDUS TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) Oleh Suparti dan Agustina Ratnaningrum ……….……… 59

KONSENTRASI KLOROFIL PADA BERBAGAI VARIASI SUHU PENGERINGAN DENGAN VACUUM DRYING PADA SUP KRIM DARI RUMPUT LAUT (Caulerpa sp.) Oleh Dhanang Puspita, Windu Merdekawati, Arisia Putri Sandy Mahendra………. 66

EFEKTIVITAS MEDIA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SABUT KELAPA TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Oleh Supartidan Utami Anggriyatno ……….……….. 72

PENGARUH GENOTIPE TERHADAP PEMBENTUKAN SPOROFIT DADI MASSA PROTALUS PAKIS EMAS (Cibotium barometz (L.) J. Sm.) SECARA IN VITRO Oleh Yupi Isnaini dan Titien Ngatinem Praptosuwiryo ……….……… 79

ISOLASI DAN KARAKTERISASI DUA ISOLAT BAKTERI PELARUT FOSFAT DARI TANAH PERTANIAN DI KABUPATEN SEMARANG, INDONESIA Oleh Chrisseptina Damayanti, V. Irene Meitiniarti, Rully Adi Nugroho ………. 86

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI ENDOFIT YANG MEMPUNYAI AKTIVITAS AMILOLITIK PADA UMBI TALAS (Colocasia esculenta L.) Oleh Destik Wulandari, Desi Purwaningsih ……….………..……….. 93

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PENGHASIL SELULASE DAN XILANASE DARI TAMAN NASIONAL LORE LINDU Oleh Luciasih Agustini dan Lisna Efiyanti ……….……….. 97

BIODIVERSITAS MIKROORGANISME YANG DIISOLASI DARI PROSES PEMBUATAN MINUMAN BERALKOHOL ‘CIU’ DI JAWA TENGAH Oleh Luciasih Agustini ……….………. 109

INTROGRESI SEKUENS DNA PENYANDI CRISPR: Cas9:sgRNA KE DALAM GENOM PADI (Oryza sativa Linn.) DENGAN GEN TARGET OsSWEET11 Oleh Ivan Tjahja Pranata ……….……….………. 118

POTENSI PENGEMBANGAN KEANEKARAGAMAN ANGGREK SPESIES GUNUNG API PURBA NGLANGGERAN, YOGYAKARTA SERTA USAHA KONSERVASINYA Oleh Amru Rizal Basri, Alim El Hakim, Fauzana Putri, Nureni Dhuha Mustika, Endang Semiarti ………. 128

KINERJA RUMAH KACA KONTRUKSI BAMBU PADA PENGERINGAN TEMBAKAU MOLE SUMEDANG (Nicotiana tobaccum L.) Oleh Lala Romlah ……….……….………. 136

(7)

vi

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

KONSERVASI EX-SITU Artocarpus spp. DI KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI SARANA EDUKASI BUAH KHAS INDONESIA

Oleh Popi Aprilianti ……….……….………. 145

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROFAUNA BENTIK DI PANTAI PRAPAT AGUNG, PANTAI KARANG SEWU GILIMANUK, DAN PANTAI CEKIK, BALI BARAT

Oleh Putri Afin Nurhayati, Jordan Oktavio Marcelino, Aulia Umi Rohmatika, Moch. Affandi ……….. 154

PEMODELAN MATEMATIKA PENGOLAHAN LEACHATE

Oleh William Wijaya, Dhira Satwika, Suhardi Djojoatmodjo ……… 162

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) EDUECOTOURISM BERBASIS POTENSI LOKAL

Oleh Hafidhah Hasanah, I.G.P. Suryadarma ……… 170

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS KEARIFAN LOKAL DATARAN TINGGI DIENG DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

Oleh Laras Auliantika Hapsari, I.G.P. Suryadarma ……… 179

MEMPROMOSIKAN KONSERVASI MANGROVE MELALUI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP TEMATIK, DI KABUPATEN INDRAMAYU

Oleh Hendra Gunawan, Sugiarti, Diah Zuhriana, Suherna ………. 187

(8)

154

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROFAUNA BENTIK DI PANTAI PRAPAT AGUNG, PANTAI KARANG SEWU GILIMANUK, DAN PANTAI CEKIK TAMAN NASIONAL BALI BARAT

Putri Afin Nurhayati1, Jordan Oktavio Marcelino1,Aulia Umi Rohmatika1, Moch. Affandi2 1) Program Studi S-1 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Airlangga

2) Dosen Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

Email: putri-afin-nurhayati-2017@fst.unair.ac.id

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman makrofauna bentik di Pantai Prapat Agung, Pantai Karang Sewu Gilimanuk, dan Pantai Cekik Taman Nasional Bali Barat. Pengambilan sampel makrofauna bentikmenggunakan metode transek,pada masing-masing transek terdiri ataslima plot berukuran 1 mx 1 m dengan jarak antar plot 10 meter. Spesimen sampel makrofauna bentik di setiap plot diambil menggunakanPonar dredge. Hasil karakterisasi dan identifikasi spesimen makrofauna bentik dari tiga lokasi pantai tersebut diperoleh sebanyak 16 famili, 20 genus dari 25 spesies gastropoda dan 2 spesies bivalvia. Berdasarkan analisis data menggunakan indeks diversitas Shannon dan indeks dominasi Torgensen, diketahui bawa tingkat keanekaragaman dan spesies makrofauna bentik pada masing-masing lokasi pantai secara berturut-turut adalah Pantai Prapat Agung tergolong tingkat keanekaragaman sedang dengan spesiesdominan Euplica scripta; Pantai Karang Sewu Gilimanuktergolong rendah dengan spesies didominasi Terebralia palustris; dan Pantai Cekik tergolong tingkat keanekaragaman sangat rendah dan miskin dengan spesies dominanHastula hectica. Komposisi, tingkat keanekaragaman, dan tingkat dominansi spesies makrofauna bentik di kawasan pantai yang ada di Taman Nasional Bali Barat berkaitan erat dengan tekstur substrat dasar yang ada di masing-masing lokasi pantai.

Kata kunci: Makrofauna bentik, gastropoda, bivalvia, Bali Barat

PENDAHULUAN

Makrofauna bentik merupakan organisme yang memiliki fungsi ekologis penting bagi lingkungan, beberapa diantaranya adalah sebagai sumber makanan bagi ikan dan sebagai bioindikator kualitas lingkungan perairan. Makrofauna bentik berdasarkan posisi pada tempat hidupnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu infauna yang merupakan anggota makrofauna bentik yang hidupnya terbenam masuk ke dalam dalam substrat dasar dan epifauna yang merupakan kelompok makrofauna bentik yang hidupnya merayap di permukaan substrat (Odum, 1971). Masing-masing spesies anggota komunitas makrofauna bentik di perairan pantai memiliki ketertarikan terhadap tipe atau kriteria substrat yang berbeda untuk habitatnya (Nybakken, 1988).

Taman Nasional Bali Barat memiliki beberapa wilayah perairan pantai, pada masing-masing wilayah pantai tersebut memiliki kondisi lingkungan yang berbeda, secara khusus pada kondisi tekstur substrat dasar. Beberapa diantaranya adalah Pantai Prapat Agung yang cenderung memiliki katakteristik tipe substrat berpasir halus dan ditumbuhi oleh asosiasi makro alga dan padang lamun serta tegakan mangrove, Pantai Karang Sewu Gilimanuk dicirikan oleh kondisi tipe substrat berbatu dan terdapat tegakan pohon mangrove, dan Pantai Cekik secara jelas kondisi substrat dasarnya didominasi oleh tipe pantai berpasir kasar dengan tanpa keberadaan makrofita laut yang hidup di atasnya. Kondisi ekologis

(9)

155

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

kawasan pantai tersebut diduga berakibat pada perbedaan tingkat keanekaragaman, dominansi spesies, serta struktur komunitas makrofauna bentik yang hidu di dalamnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman makrofauna bentik di Pantai Prapat Agung, Pantai Karang Sewu Gilimanuk, dan Pantai Cekik Taman Nasional Bali Barat, serta untuk mengetahui pengaruh tipe substrat terhadap struktur komunitas makrofauna bentik, yang meliputi komposisi, tingkat diversitas, serta tingkat dominansi masing-masing spesies makrofauna bentik yang hidup di dalamnya.

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah plot kuadrat dari bahan pipa paralon berukuran luas 1 m x 1 m, roll meter,Ponar grab,sekop,Global Positioning System (GPS),saringan substrat (mesh) bertingkat,sarung tangan, tali rafia, kantong plastik, loyang, pipet, buku panduan untuk identifikasi makrofauna bentik yaitu Compendium of Sea Shell (Abbott & Dance, 2000), masker dan snorkel selam, lup, pinset, lampu peneranganportable,

life jacket(jaket pelampung), peralatan tulis, laptop, dan kamera digital.

Bahan penelitian yang digunakan adalah spesimen makrofauna bentik yang ada di tiga kondisi kawasan pantai di Taman Nasional Bali Barat yaitu Pantai Prapat Agung, Pantai Karang Sewu, dan Pantai Cekik serta larutan formalin 36% dan akuades.

Metode Penelitian

Sampel makrofauna bentikdikoleksi pada tiga kawasan pantai dengan kondisi tipe substrat berbeda yang ada di Taman Nasional Bali Barat, yaitu pasir halus (Pantai Prapat Agung), substrat berbatu (Pantai Karang Sewu), dan substrat pasir kasar (Pantai Cekik). Cara mendapatkan sampel dilakukan dengan menggunakan metode transek garis, terdapat dua transek pada setiap lokasi dengan lima plot pada setiap transeknya. Pada setiap lokasi kawasan pantai sampel diambil pada dua transek tegak lurus terhadap garis kontur sepanjang ± 30 meter denganinterval tiap transek ± 100 meter. Pada setiap transek dibuat 5 plot kuadrat berukuran 1 x 1 meter persegi. Penempatan masing-masing plot di sepanjang garis transek dilakukan secara berseling, dengan tujuan memperoleh data secara objektif. Pada tiap plot dibagi menjadi 16 subplot yang lebih kecil dan dipilih secara acak sebanyak lima subplot untuk tempat pengambilan sampel. Gambar bentuk petak plot dan denah penempatan plot pada masing-masing transek di setiap lokasi (Gambar 1).

Spesimen makrofauna bentik disampling dengan dua cara, yaitu menggunakan tangan secara langsung untuk spesimen yang merayap di atas permukaan substrat (infauna) dan Ponar dredge untuk spesimen yang terkubur di dalam substrat (epifauna). Spesimen sampel dari setiap plot dipilah-pilah berdasarkan tingkat kemiripan morfologi. Setiap spesimen yang mirip diidentifikasi menggunakan kunci identifikasi, yaitu Compendium of

Sea Shell (Abbott & Dance, 2000). Untuk mengetahui nama spesies dan jumlah individu

maka masing-masing spesies dicatat. Data hasil identifikasi dan penghitungan kelimpahan individu masing-masing spesies dari setiap plot di semua transek disatukan untuk mendapatkan data kelimpahan di masing-masing lokasi. Data penelitian dari masing-masing lokasi dianalisis untuk mengetahui komposisi, dominansi spesies, serta tingkat keanekaragaman spesies.

Teknik Pengumpulan Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian meliputi indeks dominansi dan indeks keanekaragaman spesies, indeks kemerataan, dan indeks kesamaan dengan rincian penjelasan sebagai berikut.

(10)

156

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

1. Indeks dominansi

Status dominansi masing -masing spesies makrofauna bentik ditentukan berdasarkan Indeks Dominansi Odum (1971) seperti yang tertera pada Rumus 1. D = ni/N x 100% ... (1) Keterangan:

D : Indeks dominansi.

Ni : Jumlah individu spesies ke-i.

N : Jumlah total individu semua spesies (Torgersen etal., 2006).

Standar nilai indeks dominansi dalam hubungannya dengan derajat penguasaan dan kuantitas spesies di lingkungan (Torgensenet al., 2006).

Tabel 1. Tolak Ukur Tingkat Dominansi

(Sumber: Torgersen et al., 2006: 473–492)

2. Indeks keanekaragaman

Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner dihitung berdasarkan formula pada Rumus 2.

H’ = -∑{(ni/N) x In ( ni/N)} ... (2) Keterangan:

H’ = Indeks diversitas Shanon-Wienner. ni = Jumlah individu spesies ke-i.

N = Jumlah total individu semua spesies (Odum, 1993).

Tolak ukur tingkat keanekaragaman spesies dan status disajikan dalam kondisi lingkungan berdasarkan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner yang disajikan dalam pada Tabel 2.

Tabel 2. Tolak Ukur Tingkat Keanekaragaman Spesies dan Status Kondisi Lingkungan

berdasarkan Indeks Keanekaragaman Shannon-Weiner (Odum, 1993). Nilai Tolak Ukur Status Dominansi

>50% Dominan 10-50% Common <10% Jarang

Nilai Tolak Ukur Tingkat Keanekaragaman dan Status Kondisi Lingkungan H’ < 1,0 Keanekaragaman rendah, miskin, produktivitas sangat rendah

sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil.

1,0 < H’ < 3,322 Keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang

H’ > 3,322 Keanekaragaman tinggi, stabilitas ekosistem mantap, produktivitas tinggi, tahan terhadap tekanan ekologis

(11)

157

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

3. Indeks kemerataan

Indeks kemerataan jenis (evenness) digunakan untuk mengetahui gejala dominansi diantara jenis dalam suatu komunitas.

e = H’ / ln S... (3) Keterangan :

e : Indeks kemerataan jenis

H’ : Nilai keanekaragaman jenis (Shannon-Wiener) S : Jumlah jenis

4. Indeks kesamaan

Indeks kesamaan yang biasa dipakai menurut Sorensen (Odum, 1993) dengan rumus:

S = 2C/A+B ... (4) Keterangan :

S = Indeks Kesamaan Sorensen

A = Jumlah spesies dalam sampel lokasi A B = Jumlah spesies dalam sampel lokasi B

(12)

158

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian di Pantai Prapat Agung, Pantai Karang Sewu, dan Pantai Cekik Taman Nasional Bali Barat secara visual memiliki keadaan lingkungan yang berbeda. Pantai Prapat Agung adalah lokasi pengambilan sampel pertama yang merupakan pantai landai yang terbentang kurang-lebih sepanjang3 km. Pantai ini memiliki dua kondisi, di bagian sisi arah kanan menghadap laut banyak ditumbuhi oleh asosiasi makrofita di antara lamunlamun(seagrass) dan alga (seaweed),sedangkan di bagian sisi arah kiri banyak ditumbuhi oleh koloni mangrove yang beraneka ragam. Lokasi pengambilan sampel kedua adalah Pantai Karang Sewu yang berupa teluk terlindung yang difungsikan sebagai dermaga untuk pendaratan perahu. Pantai Karang Sewu memiliki substrat berbatu dengan ditutup sedikit pasir. Koloni mangrove di dapati pada sebagian dari panjang bentangan garis pantai, khususnya yang ada di sisi luar atau di kedua ujung tepi baik di sisi sebelah kiri maupun sebelah kanan tatkala kita menghadap ke arah perairan laut. Pada lokasi sampling di kawasan pantai initidak ditemuiadanya penutupan pada permukaan substrat baik oleh rumput laut maupun alga. Lokasi pengambilan sampel ketiga yaitu Pantai Cekik, yang merupakan hamparan pantai dengan substrat dominan berupa pasir kasardi sepanjang bentangan garis pantai dan tidak ditemukan sama sekali asosiasi makrofita yang tumbuh pada zona pasang surut, baik koloni mangrove, rumput laut (seagrass) maupun alga (seaweed). Berdasarkan data yang didapat di tiga lokasi pengambilan sampel di kawasan pantai Tanam Nasional Bali Barat, didapati total sebanyak 237 spesimen makrofauna bentik. Berdasarkan hasil identifikasi, dari sebanyak 237 spesimen makrofauna bentiktersebut dapat dikelompokkan menjadi 16 famili dan 20 genus, dan 27 spesies (terdiri atas 25 spesies gastropoda dan 2 spesies bivalvia). Hasil enumerasi dan konversi satuan luas (10 m2) suatu analisis data dari masing-masing spesies tersaji dalam Tabel 3.

Tabel 3. Kelimpahan (individu/m2) dan Dominansi (%) Spesies Makrofauna Bentik pada Setiap Lokasi

dan Total Semua Lokasi Penelitian di Taman Nasional Bali Barat Familia/Spesies

Kelimpahan dan dominansi pada Lokasi Penelitian Prapat Agung Karang Sewu Cekik Total Lokasi

Ni % Ni % Ni % Ni % Cerithiidae 1. Cerithium atratum 4 1.69 0 0 0 0 4 1.69 2. C. coralium 7 2.95 0 0 0 0 7 2.95 3. C. rostram 4 1.69 0 0 0 0 4 1.69 4. Cerithium sp. 4 1.69 0 0 0 0 4 1.69 5. Clypeomorus sp. 0 0 4 1.69 0 0 4 1.69 6. Rhinoclavis vertagus 0 0 4 1.69 0 0 4 1.69 Planaxidae 7. Planaxis sp. 4 1.69 0 0 0 0 4 1.69 Potamididae 8. Cerithidea cingulata 7 2.95 0 0 0 0 7 2.95 9. Terebralia palustris 0 0 596 251.48 0 0 59 6 251.48 Neritidae 10. Nerita articulata 0 0 4 1.69 0 0 4 1.69 Cassidae 11. Semicassis bisulcata 4 1.69 0 0 0 0 4 1.69 Cypraeidae

(13)

159

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

Familia/Spesies

Kelimpahan dan dominansi pada Lokasi Penelitian Prapat Agung Karang Sewu Cekik Total Lokasi

Ni % Ni % Ni % Ni % 12. Talostolida teres 0 0 4 1.69 0 0 4 1.69 13. Monetaria moneta 4 1.69 0 0 0 0 4 1.69 Columbellidae 14. Euplica ionida 4 1.69 0 0 0 0 4 1.69 15. Euplica scripta 64 26.56 7 2.95 0 0 7 29.51 16. Euplica sp. 4 1.69 0 0 0 0 4 1.69 Costellariidae 17. Vexillum sp. 0 0 7 2.95 0 0 7 2.95 18. Vexillum virgo 0 0 4 1.69 0 0 4 1.69 FamiliMitridae 19. Mitra nubila 4 1.69 0 0 0 0 4 1.69 Nassariidae 20. Nassarius globusus 0 0 4 1.687764 0 0 4 1.69 Famili Pisaniidae 21. Engina alveolata 4 1.69 0 0 0 0 4 1.69 22. Engina sp. 0 0 7 2.953586 0 0 7 2.95 Terebridae 23. Hastula hectica 0 0 0 0 4 1.69 4 1.69 Pseudomelatomidae 24. Brachytoma sp. 4 1.69 0 0 0 0 4 1.69 Famili Chilodontaidae 25. Euchelus atratus 0 0 4 1.69 0 0 4 1.69 Tellinidae 26. Cyclotellina remies 4 1.69 0 0 0 4 1.66 Veneridae 27. Pitar citrinus 0 0 4 1.66 0 4 1.66

Berdasarkan data kelimpahan pada tabel di atas, diketahui indeks dominansi, indeks diversitas, dan indeks kemerataan tersaji dalam tabel berikut.

Tabel 4 Struktur Komunitas Makrofauna Bentik di Tiga Lokasi Indeks Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Dominansi (%) 52,72 273,81 1,66

Diversitas 1,39 0,78 0,07

Kemerataan 0,51 0,31 0

Berdasarkan data indeks yang didapatkan, terdapat hasil yang berbeda dan signifikan. Dominansi terbesar terdapat pada lokasi dua senilai 273,81. Lokasi dua merupakan Pantai Karang Sewu yang didominasi oleh spesies Terebralia palustris. Sedangkan diversitas dari tiga lokasi yang tertinggi terdapat pada lokasi 1, Pantai Prapat Agung dengan nilai 1,39 mengindikasikan bahwa keanekaragaman di Pantai Prapat Agung sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang. Data yang didapatkan dalam grafik menunjukkan bahwa tiga lokasi tersebut memiliki kondisi yang berbeda. Tingkat keanekaragaman, dominansi, dan kemerataan dapat dipengaruhi oleh keterikatan terhadap substrat di masing-masing lokasi yang berbeda. Berikut tersaji tabel 4 komposisi substrat di tiga lokasi.

(14)

160

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

Tabel 5. Persentase Komposisi Substrat di Tiga Lokasi

No. Jenis Substrat Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3

1 Kerikil 30.65% 8.08% 0%

2 Gravel 16.97% 12.33% 0.65%

3 Pasir Sedang 44.33% 32.18% 5.44%

4 Pasir Halus 8.04% 11.79% 31.18%

5 Pasir Sangat Halus 0% 31.39% 52.37%

6 Lanau 0% 4.22% 10.35% Keterangan Kerakal berpasir Berbatu berpasir Pasir berlumpur

Berdasarkan hasil yang didapatkan di atas, diketahui bahwa terdapat 237 spesies makrofauna bentik pada tiga lokasi sampling, Pantai Taman Nasional Bali Barat. Lokasi pertama yaitu Pantai Prapat Agung memiliki indeks dominansi sebesar 52.72% dengan tingkat keanekaragaman sebesar 1.39 yang tergolong sedang sehingga memiliki produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, dan tekanan ekologis sedang. Indeks kemerataan pada lokasi ini sebesar 0.51 yang menunjukkan bahwa organisme di dalam suatu komunitas menyebar secara merata. Besarnya nilai dominansi, keanekaragaman, dan kemerataan dipengaruhi oleh kondisi substrat pada lokasi tersebut. Berdasarkan presentasi komposisi substrat (Tabel 4), Pantai Prapat Agung memiliki substrat kerakal berpasir sehingga spesies yang dominan adalah Euplica scripta. Spesies ini memiliki cangkang berwarna putih dengan bintik hitam coklat di badannya dan panjangnya sekitar 12-14 mm. Karakteristik seperti ini sesuai untuk hidup di substrat berpasir oleh karena itu jumlahnya cukup dominan.

Lokasi kedua, yaitu Pantai Karang Sewu dengan indeks dominansi sebesar 273.81% memiliki tingkat keanekaragaman sebesar 0.78 yang tergolong rendah sehingga produktivitasnya sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil. Indeks kemerataan sebesar 0.31 yang menunjukkan bahwa lokasi tersebut hanya didominasi oleh organisme tertentu sehingga persebaran organisme pada komunitas tersebut tidak merata. Bersarnya nilai indeks di atas, dipengaruhi oleh kondisi substrat di lokasi Pantai Karang Sewu, yaitu berbatu dan berpasir. Hal ini mengakibatkan spesies yang dominan adalah Terebralia palustris. Selain itu, pada lokasi ini terdapat ekosistem mangrove yang menjadi habitat spesies ini. Spesies ini merupakan moluska yang hidup di batang dan akar mangrove.

Lokasi ketiga, yaitu Pantai Cekik dengan indeks dominansi sebesar 1.66% memiliki tingkat kanekaragaman sebesar 0.07 yang tergolong rendah sehingga produktivitasnya sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil. Indeks kemeratan menunjukkan angka 0 yang berarti bahwa lokasi tersebut hanya didominasi oleh satu jenis spesies sehingga persebarannya tidak merata. Bersarnya nilai indeks di atas, dipengaruhi oleh kondisi substrat di lokasi Pantai Cekik, yaitu pasir berlumpur sehingga spesies yang dominan adalah Hastula hectica. Substrat tersebut merupakan substrat yang kurang akan kandungan nutrisi untuk menunjang kehidupan organisme. Oleh karena itu, hanya spesies Hastula hectica yang dapat bertahan hidup.

(15)

161

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

KESIMPULAN

Hasil karakterisasi dan identifikasi spesimen makrofauna bentik dari pantai Prapat Agung, pantai Gilimanuk, dan pantai Cekik, diperoleh sebanyak 16 famili, 20 genus dari 25 spesies gastropoda dan 2 spesies bivalvia. Berdasarkan analisis data menggunakan indeks diversitas Shannon dan indeks dominasi Torgensen, diketahui bawa tingkat keanekaragaman dan spesies makrofauna bentik pada masing-masing lokasi pantai secara berturut-turut adalah Pantai Prapat Agung tergolong tingkat keanekaragaman sedang dengan spesiesdominan Euplica scripta; Pantai Karang Sewu Gilimanuktergolong rendah dengan spesies didominasi Terebralia palustris; dan Pantai Cekik tergolong tingkat keanekaragaman sangat rendah dan miskin dengan spesies dominanHastula hectica. Komposisi, tingkat keanekaragaman, dan tingkat dominansi spesies makrofauna bentik di kawasan pantai yang ada di Taman Nasional Bali Barat berkaitan erat dengan tekstur substrat dasar yang ada di masing-masing lokasi pantai.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Moch. Affandi, M.Si. selaku dosen pembimbing dalam penelitian ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada rekan-rekan dari Kelompok Studi Aquatik B.A.N.Y.U. dan Himpunan Mahasiswa Biologi Universitas Airlangga atas kesempatan dan dukungan dalam melaksanakan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abbott, R. Tucker & Dance, S. Peter. (1982). Compendium of Sea Shells. USA: Odyssey Publishing.

Hariyanto, Sucipto dkk. (2008). Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya. Airlangga University Press

Mann, K.H. (1982). Ecology of Coastal Waters A Systems Approach. New Jersey: University of California Pr.

Nybakken, James W. (1988). Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT. Gramedia. Odum, E. P. (1971). Fundamentals of Ecology. Philadelphia: W. B. Saundres Company.

Odum, E. P. (1993). Dasar – Dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rihadini, Siti Ragil. (2012). “Community Structure of Waterbirds in Several Type of Wetland Utilization in East Coast of Surabaya” dalam Journal of Biological Researches. Vol. 18 No. 1. Hlm. 25

Torgensen, C. E. dan Baxter, C. V. (2006). Landscape Influenceon Longitudinal Patterns of

River Fishes : Spatially continuous Analysis of Fish Habitat Relationships. American

(16)

203

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

LAMPIRAN NOTULENSI

A. SIDANG UTAMA Narasumber: Kilala Tilaar

1. Staff Ilmu Kelautan UNDIP Pertanyaan

- Jarang bahan alam yang digunakan dari laut, produk Martha Tilaar yang menggunakan sumber daya laut yang digunakan apa?

- Apa ada potensi dari mikroba laut untuk produk kosmetik? Jawaban

- Laut itu kaya, baru pakai ganggang merah dan ganggang coklat, baru mulai bekerjasama dengan Menteri Susi untuk menggunakan sea cucumber untuk sabun dan sumber collagen. Martha Tilaar di NTB ada pembudidayaan ganggang coklat dan sea cucumber untuk penggunaan bahan dari laut

- Kemungkinan bisa untuk packaging, untuk penggunaan mikroba masih memikirkan bagaimana penggunaannya untuk ke kulit, distribusinya ke konsumen dan ijin dari BPOM

2. Isnaeni (Pusat Penelitian dan Konservasi Tumbuhan) Pertanyaan

- Mohon deskripsikan pemanfaatan dari tanaman anggrek, bagian apa dan untuk apa kegunaannya?

- No animal tested, lalu bagaimana testnya supaya tahu itu aman? Jawaban

- Masih menunggu hasil penelitian tentang pemanfaatan tanaman anggrek, tetapi jika dilihat hasil-hasil penelitian dari luar negeri menunjukan bagian yang dapat digunakan untuk bahan kosmetik yaitu dari akarnya, pemanfaatan bisa dilihat dari kandungan bioaktifnya dari akar, bunga, batang. Belum ada produknya dari Martha Tilaar

- Menggunakan relawan , apakah ada reaksi alergi, menggunakan telur umur 9 hari, menggunakan telur khusus, apakah ada pendarahan di telur atau tidak, artificial kulit manusia dengan uji sel kanker.

3. Anwar (Biologi UNDIP) Pertanyaan

- Side effect dari bahan yang digunakan? Jawaban

- Ada uji toxic, uji logam berat, menggunakan artificial kulit manusia apakah ada reaksi dengan sel-sel kanker atau tidak

4. Dr. Budi Setiadi (UGM) Pertanyaan

- Saran untuk mahasiswa meskipun banyak hasil riset supaya tidak useless? Jawaban

- Mencari celah di market, dosen bisa bantu untuk mencari celah market dan penggunaannya, bias ditanamkan ke mahasiswa, supaya karya bias digunakan ke masyarakat, mencari solusi dari permasalahan disekitar

(17)

204

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

Narasumber: Prof. I Gusti Putu Suryadarma

1. Andreas (UKSW) Pertanyaan

- Bagaimana cara yang tepat supaya masyarakat paham dengan biodiversity dan supaya tahu manfaatnya?

Jawaban

- Biodiversitas disesuaikan dengan jaman sekarang, contohnya dengan metode pendekatan terbalik, pikirkan hilirnya dulu seperti manfaat dan fungsinya, baru ke hulunya. Pemahaman akan lebih mudah dengan adanya “kasus” dan kombinasi dengan semua objek biologi serta penerapan dengan teknologi. Guru hanya mengarahkan bukan lagi mengajarkan informasi dan murid yang akan membuka “web” dan menyelesaikan sendiri. Produk disesuaikan dengan objek biologi, objek psikologi dan objek spiritual. Edukasi bisa dilakukan dengan media seperti sosial media dan ecowisata

Narasumber: Dr. Budi Setiadi

1. Peserta dari FMIPA UNNES Pertanyaan

- Apakah diawali dengan menyediakan bibit unggul dulu, dipilih dulu, pemilihan secara fenotif untuk mengawinkan sampai berapa generasi? Sampai dapat melon dengan ukuran kecil?

Jawaban

- Punya koleksi, mengumpulkannya dengan jalan-jalan atau bekerjasama dengan kolega

- Seleksi, tergantung dengan keinginan diri sendiri, dan peluangnya “high risk, high cost, high profit”

- Menggunakan tenaga molekuler

- Skill, tahu arahnya kemana, belajar, mau menunggu dan tidak instan - Branding, berani untuk ekspos, publikasi, original

B. SIDANG PARALEL

Nama Pemakalah: Anggara Mahardika

1. Dhira Satwika (UKDW, Yogyakarta) Pertanyaan

- Apa realisasi dan penggunaan pada masa mendatang dari Raman Spektroskopi? Apakah dapat digunakan pada bidang lain seperti di lingkungan?

Jawaban

- Bisa, seperti yang sudah dilakukan oleh rekan saya

2. Emma Sharon A.K (UKSW, Salatiga) Pertanyaan

- Mengapa Diatom dapat memproduksi asam lemak saat ada cekaman lingkungan, dan bukan kekurangan asam lemak?

Jawaban

- Diatom dapat menyimpan cadangan makanan sebagai bentuk usaha mempertahankan diri saat ada cekaman lingkungan

(18)

205

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

Nama Pemakalah: Shinta Atilia Diatara, Chay Asdak, Edy Suryadi

1. Anggara Mahardika (Kwansei Gakuin University) Pertanyaan

- Standar kualitas air yang baik dan buruk yang dimaksud untuk apa?

- Apakah dilakukan penelitian mengenai dampak kesehatan yang ditimbulkan dari pengaruh air sumur dan air sungai di kawasan industri tekstil tersebut?

Jawaban

- Standar untuk air minum

- Belum ada, penelitian yang dilakukan hanya mengenai kualitas air sumur dan air sungai di kawasan tersebut

2. Peni (IAIN, Salatiga) Pertanyaan

- Mengapa melakukan penelitian ini di kawasan industri tekstil yang jelas tercemar?

Jawaban

- Penelitian dilakukan di kawasan tersebut karena pada daerah tersebut terdapat instalasi pengolahan air limbah, tetapi data terkesan ditutup-tutupi oleh pabrik atau industri tekstil disana

3. Dhira Satwika (UKDW, Yogyakarta) Pertanyaan

- Jarak antar lokasi sumur tidak terlalu jauh tetapi hasil nilai krom total antara sungai dan sumur hasilnya sama

- Metode apa yang dilakukan dalam pengukuran krom total? Jawaban

- Pada awalnya sampel direncanakan diambil pada saat kemarau tetapi pada saat penelitian ini berlangsung sudah musim penghujan sehingga dugaan awal berbeda dengan hasil yang didapatkan karena air hujan membuat kualitas air menjadi lebih baik karena terjadi pengenceran

- Dengan metode kimiawi Saran

- Untuk penelitian seperti ini metodologi lebih diperhatikan untuk memperhitungkan adanya faktor-faktor lain

Nama Pemakalah : William Wijaya, Dhira Satwika, Suhardi Djojoatmojo

1. Abigayle Jenne (UKSW, Salatiga) Pertanyaan

- Perbedaan permodelan penelitian ini dengan permodelan matematika biasa? Jawaban

- Tidak ada perbedaan, ini hanya pengolahan biasa hanya dengan pengukuran permodelan matematika, dari hasil yang mengikuti pola tertentu, permodelan ini untuk membangun peramalan hasilnya sehingga mungkin dapat lebih baik

2. Anggara Mahardika (Kwansei Gakuin Univesity) Pertanyaan

- Jika di lapangan, misalnya pada fosfat. Apa yang menyebabkan terjadinya fluktuasi?

(19)

206

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

- Perbedaan valensi fosfat yang menyebabkan perbedaan kelarutannya dalam air. Oksidasi dan reduksi jufa mempengaruhi.

3. Rully Adi Nugroho (UKSW, Salatiga) Pertanyaan

- Penjelasan grafik BOD pada powerpoint dan model penyajiannya, lalu apa saja faktor yang diperhatikan dari pengukuran air lindi?

Jawaban

- Aktifitas lain yang belum teramati misalnya laju fotosintesis, pada penelitian ini hanya melakukan pengamatan pada pertumbuhan kana (Canna Sp.) selain itu agen biologi lain juga belum diperhatikan.

-Nama Pemakalah : Suparti dan Agustina Padmaningrum

1. Yupi (LIPI Kebun Raya Bogor). Pertanyaan

- Apakah media yang digunakan ini mudah dicari sehingga diteliti?

- Berapa efektifkah kita menggunakan media alternatif ini? Jawaban

- Lahan pertanian sedikit dan merang juga jarang dijumpai, saya mencoba meneliti karna kardus merupakan salah satu limbah dan digunakan juga ampas tebu karena ampas tebu ini hanya dibuang begitu saja dan kedua media ini menjadi ramah lingkungan jika dimanfaatkan.

- Belum ada pengaruh yang signifikan karena belum saya teliti, untuk lebih baik nanti saya akan teliti lebih lanjut.

2. Kas (UKSW) Pertanyaan

- Kontrol atau media pada merang ada atau tidak?

- Kardus yang mana yang harus digunakan untuk membuatnya dan treatment apa yang dilakukan?

Jawaban:

- Tidak ada.

- Kardus box yang besar yang tulisannya harus dihilangkan terlebih dahulu dengan cara merendam dan dikelupasi.

Nama Pemakalah: Dhanang P, Windu Merdeka Wati, Arisia Putri S.M

1. Intan Pertanyaan

- Cara untuk mengkonsumsinya kan dengan diseduh dengan air panas, apakah nantinya klorofil yang ada akan berkurang dengan ditambahnya air panas dan proses pengeringan?

Jawaban

- Tidak, mungkin akan berangsur-angsur hilang tapi dalam kurun waktu yang lama karena dari bahan sintetis.

- Untuk tahan lamanya sendiri belum diteliti , karna saya meneliti hanya sampai tahap akhir saja.

2. Dewi (Mahasiswa UKSW) Pertanyaan

(20)

207

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

- Berapa nilai absorbansinya ? Jawaban:

- Perbandingannya dengan 2 sendok teh dan untuk perbandingan airnya sendiri belum di uji.

- Semakin tinggi suhu nilai absorbansinya menurun sehingga paling tepat pada suhu 600C.

3. Kas (UKSW) Pertanyaan

- Pada proses pengeringannya itu sebelum dicampur atau sesudah dicampur? Jawaban

- Karena rumput laut ini memiliki potensi, dan dimasukan kedalam vakum sehingga didapatkan bubuk.

Nama Pemakalah: Suparti dan Utami Anggriyatno

1. Yupi(LIPI kebun Raya Bogor). Pertanyaan

- Kira-kira jamur yang dihasilkan ini memiliki perbandingan tidak atau dari segi positifnya dengan hasil dari petani yang lain?

Jawaban:

- Hal positifnya ada dengan menggunakan plastik 1 kg sedangkan para petani menggunakan plastik yang agak besar, dan lebih cepat miseliumnya tumbuh memenuhi baclog. Untuk diameter jamurnya sendiri dibandingkan dengan petani jamur badan buahnya lebih lebar tetapi sedikit jumlah jamurnya dibandingkan dengan petani jamur lainnya.=

Nama Pemakalah : Yupi Isnaini(LIPI Kebun Raya Bogor)

1. Agustina(UNS) Pertanyaan:

- Mengapa dengan kondisi yang sedikit sporofitnya malah banyak? Jawaban:

- Awalnya dilihat dari kondisi nutrisi yang dihutan, saat mengkulturkan banyak studi literatur dan mencari tau media apa yang dipakai dan yang bagus adalah ¼ MS dari ½, ¼. Setelah itu dicari kelebihan dan kekurangan dariunsur haranya. 2. Intan

Pertanyaan:

- Waktu panen yang dihasilkan sampai tumbuh bulu-bulu pada tubuhan paku itu berapa lama?

- Tekstur tanahnya seperti apa? Jawaban:

- Belum tahu, karena belum mencoba menanam di hutan dan yang jelas ini tahunan.

- Untuk tanahnya sendiri agak basah dan ternaungi tidak terlalu pasir tetapi tanah. 3. Kas (UKSW)

Pertanyaan:

- Sejauh mana yang sudah dieksplor ke LIPI? Jawaban:

(21)

208

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

- Mencoba penyebaran sporofit secara alami tetapi memang lebih enak dikontrol di lab.

Nama Pemakalah: Hafidhah Hasanah, I.G.P. Suryadarma

1. Agus (UKSW) Pertanyaan

- masalah apa yang dihadapi selama penelitian? Jawaban

- Menuju lokasi belum ada akses jalan, belum mendapat perhatian dari pemerintah untuk mengelolah sekolah.

2. Ita (UKSW) Pertanyaan

- LKPD itu kegiaatannya seperti apa? Berapa lama pengembangannya?

- Materi apa yang dikembangkan? Jawaban

- LKPD berisi kegiatan aktivitas di luar ruangan dengan memanfaatkan obyek wisata Batu Ondo. Pengembangan 1 tahun. Penerapan 1-4 kali dalam satu kelas.

- Materi Ekosistem biotik abiotic. 3. Desy (UKSW)

Pertanyaan

- Bagaimana cara mengukur berpikir kritis?

- Potensi lokal apa saja yag termuat di obyek wisata? Jawaban

- Pretest, posttest, jenis soal pilihan gandaa 10 soal beralasan

- Indikator dari mengobservasi jenis-jenis biota dana biota yang ada disana.

Nama Pemakalah: Laras Auliantika Hapsari, I.G.P. Suryadarma

1. Desy (UKSW) Pertanyaan:

- Apa batasan dari kearifan lokal?Apa saja kearifan lokal yang ada di Dieng? Jawaban:

- Pola perilaku yang ada di lingkungan. Dieng merupakan dataran tinggi yang kebanyakan bertani. Teknik bertani agroforestry, tanaman yang dibudidayakan kentang dan karika. Petani memanfaatkan kotoran ternak yang dijadikan pupuk dan sisa sisa dari tumbuhan yang digunakan bahan pakan ternak.

Gambar

Tabel 1. Tolak Ukur Tingkat Dominansi
Tabel 3. Kelimpahan (individu/m 2 ) dan Dominansi (%) Spesies Makrofauna Bentik pada Setiap Lokasi  dan Total Semua Lokasi Penelitian di Taman Nasional Bali Barat
Tabel 4 Struktur Komunitas Makrofauna Bentik di Tiga Lokasi
Tabel 5. Persentase Komposisi Substrat di Tiga Lokasi

Referensi

Dokumen terkait

Pande Ketut Kurniari, SpPD, FINASIM Tehnique of Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis

Sistem juga gagal untuk member pengguna alasan rekomendasi.Selain itu, karena algoritmanya hanya dapat digunakan pada saat database berisi data preferensi item

Selain itu, kemampuan literasi digital yang dimiliki oleh peserta WAG Klinik MPASI akan berhubungan dengan penerapan informasi yang dimilikinya untuk dirinya

Orang berusaha dengan kedua tangan, maka kedua tangan itu akan binasa, artinya usahanya akan gagal; '!. Watabb!&#34;– &#34;Dan binasalah dia.&#34;(ujung

Indogranit Tunggal Perkasa dengan anak perusahaan dan pihak istimewa tahun 2010 dengan menggunakan metode penentuan harga transfer berdasarkan biaya atau harga

Arah perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung untuk meningkatkan peran perawat dalam terapi komplementer karena pada kenyat aannya, beberapa terapi

Setiap tanah mempunyai sifat-sifat yang khas yang merupakan hasil karya faktor- faktor pembentuk tanah ini, maka setiap jenis tanah akan menampakkan profil yang

Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan ekonomi masyarakat dan potensi desa, pengelolaan administrasi