• Tidak ada hasil yang ditemukan

Infeksi Pseudomonas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Infeksi Pseudomonas"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

I.

I.1.1. LaLatatar Belr Belakakanangg

Pseudomonas

Pseudomonas  hidup berlimpah di tanah dan air dan  hidup berlimpah di tanah dan air dan menyebar ke seluruh alam. Dalam habitat alam memegang menyebar ke seluruh alam. Dalam habitat alam memegang peranan penting dalam pembusukan zat organik. Bergerak peranan penting dalam pembusukan zat organik. Bergerak dengan

dengan fagel polar fagel polar , satu atau lebih. Beberapa diantaranya, satu atau lebih. Beberapa diantaranya adalah

adalah akultati khemolototro akultati khemolototro , dapat memakai H, dapat memakai H22 atau CO atau CO

se

sebabagagai i susumbmber er kkararbobon.n. GenuGenus s PseudPseudomoomonasnas terterdiri daridiri dari sej

sejumlumlah ah kukuman man batbatang ang negnegatiatif f gragram m yanyang g tidtidak ak mermeragiagi karbohidrat, hidup aerob di tanah dan air.

karbohidrat, hidup aerob di tanah dan air.(,2!(,2!

"da yang patogen bagi binatang atau tanaman dan "da yang patogen bagi binatang atau tanaman dan ada yang patogen bagi kedua#duanya. $ebanyakan spesies ada yang patogen bagi kedua#duanya. $ebanyakan spesies %s

%seudeudomoomonas nas tidtidak ak menmenyebyebabkabkan an infinfekseksi i padpada a manmanusiusiaa tetapi kuman ini penting karena bersifat

tetapi kuman ini penting karena bersifat opportunis patogenopportunis patogen dapat menyebabkan infeksi pada indi&idu

dapat menyebabkan infeksi pada indi&idu dengan ketahanandengan ketahanan tubuh yang menurun.

tubuh yang menurun.(2!(2!

$

$ebaebanyanyakakan n infinfekseksi i adadalah alah opooporturtunisnistik tik dan dan terterjadjadii pada bayi berat badan lahir rendah dan pada anak dengan pada bayi berat badan lahir rendah dan pada anak dengan pertahanan hospes terganggu, seperti mereka yang dengan pertahanan hospes terganggu, seperti mereka yang dengan kisti

kistik k 'br'brosis, osis, ganggangguan guan imunoimunode'side'siensi, ensi, kekeganasganasan, an, lukaluka bak

bakar ar lualuas s ataatau u malmalnutnutrisrisi i (te(terurutamtama a sersering ing terterjadjadi i padpadaa po

popupulalasi si dedengngan an peperrekekononomomiaian n yayang ng rrenendadah! h! dadan n papadada mereka yang sedang mendapat terapi imunosupresif.

mereka yang sedang mendapat terapi imunosupresif.(,!(,!

)n

)nfefeksksi i bibiasasananya ya gaga*a*at, t, susulilit t didiobobatati i dadan n bibiasasananyaya m

meerruuppaakkaan n iinnffeekkssii nosokomialnosokomial.. GeGenunus s PsPseueudodomomonanass me

mempmpununyayai i spspesesieies s papaliling ng sesedidikikit t ++##2 2 spspesesieies s yayangng penting dalam klinik.

(2)

I.2. Tujuan Penulisan

ntuk mengetahui lebih lanjut mengenai infeksi %seudomonas mulai dari de'nisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis dan diagnosis banding, pen-egahan, pengobatan dan prognosisnya. ehingga penulisan referat ini penulis mampu mendiagnosis dan melakukan penanganan kasus infeksi %seudomonas dengan baik.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Defnisi

)nfeksi %seudomonas ialah suatu infeksi atau peradangan yang disebabkan oleh Pseudomonas  Aeruginosa yang akan mempengaruhi beberapa organ tubuh. Dalam banyak kasus, infeksi %seudomonas hanya menyerang indi&idu dengan ketahanan tubuh yang menurun.(2,/!

II.2. Etilgi

"da sejumlah spesien Pseudomonas yang dikenali, tetapi hanya beberapa yang patogen pada manusia, yaitu Pseudomonas yang sejauh ini paling lazim. pesies lain yang kadang#kadang dikenali sebagai patogen manusia ialah P. Cepacia, P. maltophilia, P. fuorescens, P. Putreaciens, dan P. mallei (0elson!.(1,,3!

%seudomonas ialah batang gram negatif dan aerob. $arena %seudomonas dapat menggunakan sumber karbon apapun, mereka memperbanyak diri pada kebanyakan lingkungan basah yang berisi jumlah senya*a organik minimal. train dari spesimen klinis dapat menghasilkan β hemolisis pada agar darah 4 lebih dari 5+ 6 strain menghasilkan pigmen fenazin hijau kebiruan (nanah biru! serta 7uorresein yang ber*arna kuning#hijau dan ber7uoresen. %igmen ini berdifusi kedalam dan me*arnai medium yang mengelilingi koloni. train Pseudomonas

(4)

dapat diferensiasi untuk tujuan epidemiologi dengan penggolongan serologis, faga dan 'osit.(,,1,8!

(5)

II.!. "ikr#ilgi

P. aeruginosa adalah batang 9ram#negatif yang ke-il dan aerob. :ergolong dalam famili %seudomonada-eae. $uman ini motil karena mempunyai 7agelum kutub tunggal. ;ebih dari separuh isolat klinis menghasilkan piosianin pigmen biru hijau, pigmen ini membantu dalam identi'kasi kuman dan men-akup spesies yang bernama aeruginosa, yang berkaitan dengan *arna yang jelas pada tembaga oksida. P. aeruginosa mudah diidenti'kasikan dalam laboratorium klinis. $uman ini lempeng atau agak melengkung, tidak berspora, batang 9ram#negatif yang motil, yang tumbuh dalam suasana aerob pada kebanyakan media.

%ermukaan P. aeruginosa, meliputi eksopoliksakarida dan lipopolisakarida, dapat melindungi organisme dari antibodi langsung dan mekanisme bekterisid yang diperantarai komplemen dan dari opsonofagositosis. ementara itu organisme memproduksi sejumlah enzim ekstraseluler yaitu alkalin protease, elastase, fosfolipase, sitotoksin dan eksoenzim (atau eksotoksin! " dan . $erusakan jaringan pejamu oleh enzim ekstraseluler bakteri men-iptakan keadaan yang mengakibatkan peningkatan profeliferasi bakteri, in&asi dan kerusakan  jaringan.

(6)

elain lipopolisakarida yang merupakan struktur komponen membran luar bakteri, sebagian besar enzim ekstraseluler eksotoksin " yang mirip toksin difteri, diproduksi dari isolat klinis P. aeruginosa. <ksotoksin " menghambat sintesis protein mamalia melalui perpindahan ribosom adenosin disfosfat ("D%! sebagian dari nikotinamid adenin dinukleotida ke dalam ikatan ko&alen dengan pemnajnagan &ektor 2, suatu enzim yang mengkatalisis langkah pemanjangan dalam pembentukan polipeptida, tetapi tidak diaktifkan oleh ribosilasi "D% yang diperantarai eksotoksin. <ksotoksin " menyebabkan penyakit sistemik dan lokal. <ksotoksin " adalah sitotoksik in vitro dan nekrotisasi in vivo dan menimbulkan syok yang fatal pada per-obaan binatang, termasuk primata bukan manusia. )solat klinis toksinogenik lebih &irulen dibandingkan dengan strain nontoksinogenik. elain itu, angka ketahanan hidup (survival rates! lebih tinggi di antara pasien#pasien bekteremia P. aeruginosa dengan adanya kadar antibodi serum eksotoksin " spesi'k yang adekuat sebelumnya. (,1,8!

II.$. E%i&e'ilgi

%seudomonas sering masuk lingkungan rumah sakit pada pakaian, kulit, atau sepatu penderita atau personel rumah sakit, pada tumbuh#tumbuhan atau sayuran yang diba*a masuk rumah sakit dan dalam saluran pen-ernaan penderita. $olonisasi dapat terjadi dari setiap bahan basah atau -air, misalnya mereka dapat ditemukan sedang tumbuh dalam a=ua destilata, dapur rumah sakit dan tempat -u-i, beberapa larutan antiseptik, dan peralatan yang digunakan untuk terapi pernapasan.(,2,8,5!

(7)

$olonisasi kulit penderita, tenggorok, tinja dan mukosa tulang ialah rendah pada saat masuk rumah sakit tetapi bertambah sampai setinggi 1+#3+6 pada ra*at inap yang lama dan penggunaan antibiotik spektrum luas, kemoterapi, &entilasi mekanik dari kateter urin.(,1!

II.(. Patgenesis

$ebutuhan oksigen untuk pertumbuhan dapat menyebabkan tidak adanya in&asi Pseudomonas  sesudah berkolonisasi atau bahkan sesudah menginfeksi kulit. Pseudomonas ini menghasilkan endotoksin yang lemah dibanding dengan endotoksin basili gram#negatif lain dan eksotoksin ", yang menyebabkan nekrosis lokal dan in&asi bakteri sistemik. <ksotoksin  adalah faktor pirulen toksik yang lain. Pseudomonas menimbulkan penyakit melalui tiga fase. $olonisasi dan perlekatan bakteri dipermudah oleh 'li atau 'mbria dan oleh adhesi oportunis terhadap epitel yang rusak karena jejas sebelumnya seperti keratitis ulserati&a atau pneumonia in7uenza.(,2,1,!

>ukopolisakarida dapat menghambat fagositosis, sedang protein ekstraseluler, proteasis, elastisitas dan sitotoksin (dahulu leukosidin! mendigesti membran sel dan antibodi menghasilkan permeabilitas &askuler kapiler dan menghambat fungsi leukosit. %enyebaran dan in&asi aliran darah pas-a#perluasan -edera jaringan lokal dan dipermudah oleh sifat#sifat antifagosit eksopolisakarida mukosa, peme-ahan protease )g9, dan sifat#sifat lain yang menahan fagositosis serum. Hospes berespons terhadap

(8)

infeksi dengan menghasilkan antibodi terhadap eksotoksin Pseudomonas (eksotoksin "! dan lipopoksakarida. >ekanisme pertahanan hospes yang terganggu (karena trauma kulit! neutropenia, mukositis, imunosupresi, gangguan pengangkutan mukosikare! menjelaskan peran dominan organisme dalam menimbulkan infeksi oportunistik.(,2,1,!

II.). "ani*estasi Klinis

P. aeruginosa yang masuk ke dalam luka ke-il anak sehat dapat disertai oleh selulitis dan abses yang terlokalisasi yang meneteskan nanah hijau atau biru. ;esi kulit khas Pseudomonas, yang disebabkan inokulasi langsung atau akibat septikemia, mulai sebagai makula merah muda dan berkembang menjadi nodul hemoragik dan akhirnya menjadi area nekrosis dengan pembentukan eschar , dikelilingi areola yang sangat merah (eritema gangrenosum!.(,1!

erangan dermatitis dan infeksi saluran ken-ing yang disebabkan oleh P. aeruginosa  biasanya menyerang anak sehat pas-a#penggunaan kolam renang umum, pusaran air rekreasi, atau bak mandi. ;esi kulit terjadi beberapa jam sampai 2 hari sesudah kontak dengan sumber air tersebut. ;esi kulit eritematosa, makular, papular, atau pustular. %enyakit dapat ber&ariasi dari beberapa lesi yang tersebar sampai keterlibatan tubuh yang luas. %ada beberapa anak, malaise, demam, muntah, nyeri tenggorok, konjungti&itis, rhinitis dan pembengkakan buah dada dapat disertai dengan lesi kulit.(,2!

(9)

%seudomonas selain dari P. aeruginosa  jarang menyebabkan penyakit pada anak sehat, tetapi pneumonia dan abses karena P. cepacia, otitis media karena P.  putreaciens  atau P. stutzeri, abses karena P. fuorescens,

dan selulitis serta septikimia karena P. maltophilia.(,2!

%ermukaan luka atau luka bakar sering ditempati oleh Pseudomonas dan organisme gram#negatif lain. eptikimia dengan P. aeruginosa merupakan masalah utama pada penderita luka bakar. eptikimia ini adalah akibat multiplikasi organisme pada jaringan yang mati atau akibat penggunaan kateter intra&ena atau kateter urin yang lama. %emberian antibiotik dapat menghilangkan 7ora mikrobiologi yang rentan tetapi memungkinkan strain tertentu Pseudomonas tumbuh dengan baik.(,1!

II.+. Diagnsis &an Diagnsis Ban&ing

Diagnosis ini tergantung pada penemuan organisme dari darah, -airan serebrospinal, urin atau aspirasi jarum paru#paru atau dari bahan purulen yang diperoleh melalui aspirasi abses subkutan atau daerah selulitis.

;esi kulit noduler, kebiru#biruan dan ulkus dengan ekimosis dan pusat gangren dan areola terang (eritema gangrenosum! sebenarnya patognomonis infeksi Pseudomonas kulit.

Diagnosis bandingnya ialah penyakit lokal atau tersebar karena infeksi batang gram#negatif, jamur atau infeksi &irus. ;esi kulit yang disebabkan oleh infeksi  Aeromonas Hydrophila  sukar dibedakan dengan lesi kulit

(10)

II.,. Pen-egaan

%en-egahan ini tergantung pada penga*asan terus menerus lingkungan rumah sakit untuk mengenali dan selanjutnya melenyapkan sumber organisme se-epat mungkin. Pseudomonas dapat tumbuh dalam air destilata, desinfektan, larutan makanan parenteral dan obat#obatan. %ada pera*atan neonatus, infeksi biasanya ditularkan pada bayi melalui tangan personel, dari permukaan bak -u-i, dari kateter dan dari larutan yang digunakan untuk men-u-i kateter penghisap.(,2!

%erhatian yang ketat terhadap -u-i tangan, terutama dengan -airan yang berisi iodofor, sebelum dan antara kontak dengan neonatus dapat men-egah atau menghalangi majunya penyakit epidemi. %ertumbuhan Pseudomonas pada kateter penghisap dapat di-egah dengan membilas kateter dalam larutan asam asetat 6. %era*atan yang sangat teliti dalam persiapan larutan untuk makanan parenteral total dan pada pemasukan serta pera*atan kateter juga seringkali pergantian alat#alat yang digunakan untuk pemberian se-ara intra&enosa sangat mengurangi bahaya kontaminasi ekstrinsik oleh Pseudomonas dan organisme gram#negatif lain.(,2!

%en-egahan dermatitis folikuler yang disebabkan oleh kontaminasi Pseudomonas dari kolam renang atau bak mandi dengan mempertahankan kolam air pada pH 3,2#3,8 dan kadar klorin bebas pada 3+,1 mg?;.(,2!

%enderita luka bakar dapat se-ara aktif diimunisasi dengan &aksin Pseudomonas poli&alen yang mengurangi bakteremia dan mortalitas. %emberian globuin hiperimun spesi'k juga men-egah spetikemia. )nfeksi dapat juga diminimalkan dengan isolasi protektif yang teliti, dengan

(11)

pemakaian sulfadiazin topikal atau krim mane'd asetat +6, dan dengan debridemen jaringan yang mati. (,2!

)nfeksi Pseudomonas sinus dermal yang menghubungkan dengan sela serebrospinal dapat di-egah dengan penemuan a*al dan perbaikan pembedahan. )nfeksi Pseudomonas saluran ken-ing dapat diminimalkan atau di-egah dengan identi'kasi a*al dan pembedahan korektif lesi obstruktif.(,2!

II./. Peng#atan

)nfeksi sistemik dengan Pseudomonas  harus diobati segera dengan antibiotik yang se-ara in&itro organismenya sensitif. @espons terhadap pengobatan mungkin terbatas dan pengobatan yang lama mungkin diperlukan untuk infeksi sistemik pada hospes yang terganggu.(,!

eptikemia biasanya diobati dengan karbenisillin (2++ A /++ mg?$g?2/ jam dalam  dosis terbagi! atau tikarsilin (2++ mg?$g?2/ jam dalam  dosis terbagi se-ara intra&ena!. 9entamisin harus digunakan bersama untuk kemungkinan pengaruh sinergis, dalam dosis 1 A 3,1 mg?$g?2/ jam dalam tiga dosis terbagi. Dosis yang lebih tinggi mungkin digunakan sesudah berumur  mingu pertama. Obat ini dapat diberikan se-ara intramuskuler atau intra&ena (jika diinfuskan lambat melebihi masa   jam!. $arbenisilin atau tikarsilin saja tidak dianjurkan, karena strain organisme ini dengan -epat menjadi resisten terhadap agen#agen ini. :obramisin (#1 mg?$g?2/ jam! atau amikasin (1#21 mg?$g?2/ jam! dalam  dosis terbagi se-ara )> atau ) (melebihi  jam! dapat digunakan untuk mengganti gentamisin pada regimen terapeutik.(,2,1,+!

(12)

Dari antibiotik β#laktan yang lebih baru, seftazidin paling aktif terhadap P. aeruginosa dan ia juga terbukti sangat efektif pada penderita dengan kistik 'brosis (1+# 2++ mg?$g?2 jam dalam  atau / dosis terbagi!. "zlo-ilin dan piperasilin juga terbukti merupakan terapi efektif untuk strain P. aeruginosa tertentu bila dikombinasikan dengan aminiglikosid, obat#obat ini dapat diberikan dalam dosis ++ mg?$g?2/ jam se-ara intra&ena dalam tiga atau empat dosis terbagi. "ntibiotik efektif tambahan ialah imipenem, aztreonam dan sipro7oksasin.(,1,+!

>eningitis harus diobati dengan seftazidin atau karbenisilin atau tikarsilin bersama dengan gentamisin, yang diberikan se-ara intra&ena. %engobatan bersama intra&entrikuler atau intratekal dengan gentamisin ( A 2 mg sekali sehari, tidak tergantung berat badan, sampai -airan serebrospinal steril! mungkin diperlukan. (,21,+!

%enderita luka bakar dapat se-ara aktif diimunisasi dengan &aksin pseudomonas poli&alen yang mengurangi bekteremia dan mortalitas. %emberian globulin hiperimun spesi'k juga men-egah septikemia. )nfeksi dapat diminimalkan dengan isolasi protektif yang teliti, dengan pemakaian sulfadiazin topikal atau krim mafenid asetat +6 dan dengan debridemen jaringan yang mati. (!

II.10.Prgnsis

%rognosis tergantung sebagian besar pada sifat penyakit yang mendasari, misalnya penyebab utama kematian pada leukemia anak ialah septikemia, dan setengah dari kasus ini adalah karena Pseudomonas. Hasil pada penderita dengan sepsis P. aeruginosa  yang diperbaiki dengan terapi antimikroba kombinasi, tempat masuk saluran kemih, tidak ada neutropenia dan drainase

(13)

tempat#tempat infeksi lokal. Pseudomonas  ditemukan dari paru#paru kebanyakan anak yang meninggal karena kistik 'brosis dan mungkin menyebabkan kemerosotan perlahan# lahan penderita4 P. cepacia, yang seringkali resisten terhadap agen antimikroba standar dihubungkan dengan penurunan fungsi paru yang lebih -epat dan ketahanan hidup lebih rendah. %rognosis untuk perkembangan normal  jelak pada beberapa bayi yang bertahan hidup karena

(14)

BAB III KESI"PULAN

)nfeksi %seudomonas ialah suatu infeksi atau peradangan yang disebabkan oleh Pseudomonas Aeruginosa yang akan mempengaruhi beberapa organ tubuh. Dalam banyak kasus, infeksi %seudomonas hanya menyerang indi&idu dengan ketahanan tubuh yang menurun.

pesien Pseudomonas  yang patogen pada manusia yaitu P. aeruginosa yang paling lazim. pesies lain yang kadang# kadang dikenali sebagai patogen manusia ialah P. cepacie, P. maltophilia, P. fuorescens, P. putreaciens, dan P. mallei.

%seudomonas sering masuk lingkungan rumah sakit pada pakaian, kulit, atau sepatu penderita atau personel rumah sakit, pada tumbuh#tumbuhan atau sayuran yang diba*a masuk rumah sakit dan dalam saluran pen-ernaan penderita.

>anifestasi klinis P. aeruginosa yang masuk ke dalam luka ke-il anak sehat dapat disertai oleh selulitis dan abses yang terlokalisasi yang meneteskan nanah hijau atau biru. ;esi khas Pseudomonas, yang disebabkan inokulasi langsung atau akibat septikemia, mulai sebagai makula merah muda dan berkembang menjadi nodul hemoragik dan akhirnya menjadi area nekrosis dengan pembentukan eschar , dikelilingi areola yang sangat merah (eritema gangrenosum!.

Diagnosa infeksi Pseudomonas tergantung pada penemuan organisme dari darah, -airan serebrospinal, urin atau aspirasi  jarum paru#paru atau dari bahan purulen yang diperoleh melalui

aspirasi abses subkutan atau daerah selulitis.

)nfeksi sistemik dengan Pseudomonas harus diobati segera dengan antibiotik yang se-ara in &itro organismenya sensitif.

(15)

@espons terhadap pengobatan mungkin terbatas dan pengobatan yang lama mungkin diperlukan untuk infeksi sistemik pada hospes yang terganggu.

(16)

DATA PUSTAKA

. $liegman, @, >D.Inection causes y Pseudomonas, in Behrman, @<, >D., $liegman, @, >D., "r&in, ">, >D editors. 0elson :etbook of %ediatri-s, <disi. 1 A akarta E <9C, 55. p 58+#58.

2. taf %engajar Fakultas $edokteran ). Pseudomonas !aceae, dalam yahrura-hman ",Chatim ", oebandria ".G.$, $arunia*ati ", antoro ".., Harun B, et al (ed! Buku "jar >ikrobiologi $edokteran. <disi @e&isi A akarta, 55/. Hal 33# 8+.

. taf %engajar )lmu $esehatan "nak F$#). Ineksi, dalam E @usepno H, Husein ", "bdul ;, ukman :.%, "ntonius %, (ed! Buku $uliah )lmu $sehatan "nak. ilid 2 -etakan 5, F$#),  akarta, 2+++. Hal 1/5#11.

/. Belinda >. @. Pseudomonas Inections, a&ailable from E ***.'ndarti-les.-om?p?arti-les?mi .

1. )sselba-her, $.. Pseudomonas Inections, in E $urt .), <ugene B, ean D. G, oseph B. >, "nthony . F, Dennis ;.$, editors Harrisons %rin-iples of )nternal >edi-ine. <ditor <disi Bahasa )ndonesia, "hmad H. "rdie A <disi  A akarta. <9C, 2+++. Hal 3/3#311.

. Barbara H. ), Pseudomonas, a&ailable from E ***.gsbs.utmb.edu?mi-robook?-hI+23.html .

3. @ebe--a . F. Pseudomonas, a&ailable from E ***.medi-.med.uth.tm-.edu?path?htm .

8. a*etz, <rnest. Golongan Pseudomonas. Dalam E <rnest ,  oseph ;. >, <d*ard ".", (ed! >ikrobiologi untuk %rofesi

$esehatan. "lih Bahasa, :onang, <ditor, 9erald B A <disi  A  akarta, <9C. 55+. Hal 255.

5. 9upte, atish, Pseudomonas, dalam E atish 9, (ed! >ikrobiologi Dasar, "lih Bahasa, ulius <.. A <disi  A akarta, 55/. Hal 282#28.

+. "latas, Husein, Ineksi "aluran #emih, dalam E Husein ",  :uralan :, %artini %. :, udung O. %ardede (ed! Buku "jar

0efrologi "nak A <disi 2 A akarta, 2+++.

Referensi

Dokumen terkait

dan hutan menjadi mata pencaharian bagi yang berhak. Tanah dalam pengertian status yang ada didalam sertipikat sesuai dengan kelasnya. masing-masing yaitu ada beberapa klasifikasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan C merupakan hasil terbaik dalam meningkatkan respon imun non spesifik pada ikan patin pascauji tantang.. Hal tersebut terlihat

Dari hasil analisis zonasi kawasan kota pusaka tersebut didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan Kota Pusaka di Kota Palembang yaitu faktor

Dalam perspektif perencanaan pembangunan daerah, sesuai amanat Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 pada Pasal 272 Ayat

Pada kondisi lingkungan eksternal, faktor yang menjadi peluang utama bagi Kebunsayur Surabaya adalah permintaan selada hidroponik yang tinggi, dan faktor yang menjadi

Berdasarkan hasil wawancara, dapat dikemukakan bahwa pelaksaan teknis sudah berpedoman kepada Peraturan Kepala BKN No. 29 Tahun 2014 Tentang Standar Opera- sional

30 Dalam proses pembelajaran Bapak / Ibu guru menggunakan berita / kejadian yang up to date sebagai awalan untuk menarik keingintahuan kalian terhadap materi yang

Pegawai Negeri Sipil, pensiun Janda/Duda dari Pegawai Negeri Sipil yang tewas, dan pensiun yang diberikan kepada orang tua dari Pegawai Negeri Sipil yang tewas