LAPORAN PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM
MAKROPALEONTOLOGI, SEDIMENTOLOGI &
MAKROPALEONTOLOGI, SEDIMENTOLOGI &
STRATIGRAFI
STRATIGRAFI
FIELDTRIP SANGIRAN
FIELDTRIP SANGIRAN
Disusun Oleh: Disusun Oleh: Rino Dwi Hutama Rino Dwi Hutama 21100116130041 21100116130041LABORATORIUM SUMBERDAYA ENERGI,
LABORATORIUM SUMBERDAYA ENERGI,
SEDIMEN, DAN PALEONTOLOGI
SEDIMEN, DAN PALEONTOLOGI
DEPARTEME
DEPARTEMEN T
N TEKNIK GEOLOGI
EKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGOR
UNIVERSITAS DIPONEGOR
SEMARANG
SEMARANG
DESEMBER 2017
DESEMBER 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada Hari Minggu, 19 November kemarin telah dilaksanakan fieldtrip di daerah Museum Purbakala Sangiran dan sekitarnya . Sangiran adalah situs arkeologi di Jawa, Indonesia. Menurut laporan UNESCO (1995) "Sangiran diakui oleh para ilmuwan untuk menjadi salah satu situs yang paling penting di dunia untuk mempelajari fosil manusia. Daerah sangiran memiliki luas sekitar 56 km² (7km x 8 km). Lokasi ini terletak di Jawa Tengah, sekitar 15 kilometer sebelah utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo. Fitur penting dari situs ini adalah geologi daerah. Awalnya kubah terbentuk jutaan tahun yang lalu melalui kenaikan tektonik. Kubah itu kemudian terkikis yang mengekspos isi dalam kubah yang kaya akan catatan arkeologi. Kegiatan fieldtrip yang dilakukan di Sangiran ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Makropaleontologi dan Sedimentologi & Stratigrafi, serta menambah wawasan atau pengetahun tentang fosil, dan proses sedimentasi dalam pembentukan daerah sangiran.
1.2 Maksud
1.2.1 Melakukan identifikasi dan pengambilan data pada setiap STA, baik secara sudut pandang Makropaleontologi maupun Sedimentologi & Stratigrafi.
1.2.2 Mengetahui proses pembentukan setiap STA, berdasarkan data Makropaleontologi dan Sedimentologi & Stratigrafi, yang dikaitkan dengan geologi regional daerah setempat.
1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat mendeskripsikan keberadan fosil dan batuan sedimen yang terdapat pada setiap STA.
1.3.2 Dapat menjelaskan proses pembentukan daerah Sangiran berdasarkan data pengamatan.
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum hari : Minggu, 19 November 2017
waktu : 18.30-selesai
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Kesampaan dan Lokasi
Kegiatan ini awalnya dimulai dengan berkumpul di kampus Teknik Geologi Universitas Diponegoro pada jam 05.00 WIB. Sambil menunggu waktu keberangkatan, dilakukan sarapan dan penjelasan teknis acara fieldtrip ini. Kemudian pada pukul 06.00 WIB dimulai perjalanan dengan Bus menuju ke Sangiran. Waktu tempuh dari Semarang sampai Sangiran yaitu sekitar tiga jam, tepatnya pada pukul 09.00 kami sampai di Sangiran.
Sangiran terletak di Jawa Tengah, sekitar 15 kilometer sebelah utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo. Secara administratif, kawasan Sangiran terbagi antara 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Sragen (Kecamatan Gemolong, Kecamatan Kalijambe, dan Plupuh) dan Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo).
2.2
Rundown
KegiatanWaktu Kegiatam
04.30-05.30 Kedatangan di halaman GPS 05.30-06.00 Sarapan pagi
06.00-09.00 Perjalanan menuju kota Sangiran 09.00-09.05 Persiapan menuju lapangan STA 1
09.05-09.20 Perjalanan menuju STA 1 (STA Diatom)
09.20-09.25 Persiapan mendeskripsi STA dan ada arahan dari Dosen serta asisten dan nantinya akan dibagikan menjadi dua kloter
09.25-09.40 Observasi lapangan pada kloter masing-masing 09.40-09.45 Pergantian kloter pengamatan
09.45-10.00 Observasi lapangan pada kloter masing-masing 10.00-10.20 Penjelasan dari Dosen untuk STA pendeskripsian 10.20-10.25 Persiapan menuju STA 2 (STA Kabuh 1&2) 10.25-10.40 Perjalanan menuju tempat truk pasir dating 10.40-10.55 Perjalanan menuju STA 2
10.55-11.00 Persipan mendeskripsi STA 2 dan ada arahan dari Dosen serta asisten (rencanya akan dibagi menjadi dua kloter)
11.00-11.15 Observasi lapangan pada masing-masing kloter 11.15-11.20 Persiapan pergantian kloter untuk observasi 11.20-11.35 Observasi lapangan pada masing-masing kloter 11.35-11.40 Persiapan mendengarkan penjelasan dari Dosen 11.40-12.00 Penjelasan dari Dosen mengenai kegiatan fieldtrip 12.00-12.05 Persiapan menuju lapangan STA 3 (STA Notopuro) 12.05-12.20 Perjalanan menuju STA 3
12.20-13.00 Makan siang di STA 3
13.00-13.05 Persiapan untuk observasi lapangan STA 3 (mendengarkan arahan dari Dosen serta asisten. Nanti rencananya akan dibagi menjadi dua kloter)
13.05-13.20 Observasi lapangan pada masing-masing kloter 13.20-13.25 Persiapan pergantian kloter
13.25-13.40 Observasi pada kloter selanjutnya
13.40-13.45 Persiapan mendengarkan penjelasan dari Dosen 13.45-14.05 Penjelasan dari Dosen
14.05-14.10 Persiapan menuju Museum Sangiran 14.10-14.25 Perjalanan menuju Museum Sangiran 14.25-15.00 Keliling melihat Museum Sangiran
15.00-17.00 Perjalanan menuju tempat makanan daerah sekitar 17.00-18.00 Perjalanan menuju tempat makan malam
18.00-19.00 Makan malam
BAB III
HASIL KEGIATAN
3.1 STA 1
Lokasi : Sangiran Cuaca : Cerah
Hari, tanggal : Minggu, 19 November 2017 Waktu : 10.30 WIB
Kesampaian Daerah : 3 Jam dari Gedung Pertamina Sukowati,
Universitas Diponegoro.
Bentuklahan : Struktural Morfologi : Tebing Struktur Geologi :
- Struktur Primer : Perlapisan miring Struktur Sekunder :
-Tata Guna Lahan : Pemukiman
Potensi Positif : Pengembangan pemukiman Potensi Negatif : Longsor
Genesa :
Diinterpretasikan litologi 1 ini terbentuk dari endapan material yang berukuran sangat halus (< 1/256mm). Batuan ini memiliki warna kehitaman yang mengindikasikan batuan ini kaya akan material organik yang berasal dari darat seperti lapukan sisia tumbuhan.
Untuk litologi 2 ini terbentuk dari endapan material yang berukuran sangat halus (< 1/256mm) dan kaya SiO2 atau bisa diinterpretasikan dari endapan material ash yang berasal dari gunung berapi kemudian mengendap ditempat ini , sehingga memiliki karakteristik yang ringan. Kemudian pada lapisan batuan ini juga ditemukan fosil diatom, diatom merupakan alga plankton yang biasa hidup di laut dalam dan tersusun oleh unsur silikaan. Diinterpretasikan
Lithologi 1 Lithologi 2 Lithologi 3
Warna : Hitam Struktur : Masif Tekstur : -Ukuran : <1/256mm Bentuk : Sortasi : Kemas : - Komposisi : Fragmen : --Matriks : lempung -Semen : karbonatan Nama batuan : Batulempung (Wentworth,1922) Warna : Putih Struktur : Perlapisan Tekstur : -Ukuran : <1/256mm Bentuk : Sortasi : Kemas : - Komposisi : -Fragmen : Cangkang diatomae
-Matriks : Lempung atau Ash -Semen : Karbonatan Nama Batuan : Batulempung (Wentworth,1922), Tuff (Fisher,1966) Warna : Kecoklatan Struktur : Masif Tekstur : -Ukuran : <1/256 mm Bentuk : Sortasi : Kemas : - Komposisi : -Fragmen : pecahan cangkang gasthropoda,palecyp oda,mollusca. -Matriks : Lempung -Semen : Karbonatan Nama batuan : Batulempung (Wentworth,1922)
material ini terendapkan di daerah dengan arus sangat tenang tetapi mengandung karbonatan, kemudian pada suatu ketika ada ombak besar atau tsunami mungkin, yang membawa organisme diatom dari laut menuju daerah transisi dan pada waktu yang bersamaan terjadi pengendapan ash. Sehingga terdapat fosil diatomae di lapisan ini.
Kemudian litologi 3 ini terbentuk dari endapan material yang berukuran sangat halus (< 1/256mm). Batuan ini sangat kaya akan pecahan cangkang molluska baik yang masih utuh maupun sudah pecah. Fosil yang masih utuh diidentifikasi merupakan Genus Turritella, dengan ciri tubuhnya kecil memanjang, kemudian untuk fragmen yang sudah pecah tidah dapat diidentifikasi, namun dilihat dari pecahan-pecahannya diinterpretasikan merupakan bagian daari cangkang Bivalvia. Fragmen cangkang molluska ini berasal dari organisme yang hidup pada lingkungan laideal dengan memiliki penyinaran dan nutrisi yang cukup.
Berdasarkan karakteristik ketiga litologi yang berupa endapan lempung karbon (daratan), batulempung bermaterial ash, dan batulempung berfragmen cangkang tersebut maka diinterpretasikan lingkungan pengendapan batuan ini adalah lagoon. Dimana daerah ini memiliki penyinaran yang bagus dan nutrisi yang cukup sehingga akan banyak organisme yang hidup pada daerah ini seperti moluska, selain itu lagoon merupakan daerah yang terlindung dari gelombang dan arus laut (terisolasi) sehingga energi disini sangat rendah, maka dari itu banyak material lempung yang terendapkan disini. Pada intinya STA 1 yang berlitologi dominan lempung, tempat pengendapanya adalah lagoon (fasies transisi). Dari data litologi yang didominasi dengan lempung hitam ini, maka berdasarkan geologi regional singkapan STA1 ini merupakan bagian dari formasi Pucangan dengan penciri litologi batulempung hitam.
3.2 STA 2
Lokasi : Sangiran Cuaca : Cerah
Hari, tanggal : Minggu, 19 November 2017 Waktu : 10.50 WIB
Kesampaian Daerah : 15 menit dari STA 1 Bentuklahan : Denudasional
Morfologi : Tebing Struktur Geologi :
Struktur Primer : Cross bedding, cross lamination, fining upward
Struktur Sekunder : Kekar, dan sesar minor Tata Guna Lahan : Pekarangan,
Potensi Positif : Tambang pasir Potensi Negatif : Longsor
Tingkat Pelapukan : Sedang
Lithologi 1
Warna : Coklat kekuningan Struktur : Cross bedding Tekstur :
-Ukuran : 4-64 mm
-Bentuk : Subrounded-rounded -Sortasi : Poorly sorted
-Kemas : Terbuka
Komposisi :
-Fragmen : Pebble
-Matriks : Pasir kasar-Pasir sedang -Semen : Non karbonatan
Nama batuan : Batupasir konglomerat
(Wentworth,1922)
Genesa :
Diinterpretasikan batuan ini terbentuk dari endapan material yang berukuran 4
–
64 mm berasal dari fragmen batuan yang telah ada sebelumnya, yang berupa batuan beku dan material vulkanik (lapili). Batuan ini tersusun atas fragmen kerakal dengan matriks kerikil-pasir dan semen non karbonatan. Pada litologi daerah ini tidak terdapat fosil hanya terdapat pasir besi, diinterpretasikan materialnya berasal dari material vulkanisme.Sehingga batuan ini diinterpretasikan tertransportasi dengan energy tinggi dan terendapkan dengan energy rendah di lingkungan channel karena ditemui endapan dengan suksesi endapan menghalus keatas, dan perlapisan bersilang.
Daerah ini berdasarkan geologi regional merupakan formasi Kabuh dengan ciri litologi endapan channel, diketahui bahwa pada formasi inilah banyak ditemukan fosil manusia purba dan jenis-jenis vertebrata. Pada
formasi ini didapatkan banyak fosil karena daerah ini merupakan endapan sungai, dengan kata lain tentu daja daerah ini dahulunya merupakan sebuah sungai, dimana sungan merupakan sumber makanan dan sumber kehidupan, banyak mahluk hidup yang tinggal disekitar sungai untuh sekedar minum atau mencari makan atau bahkan tinggal di dekat sungai. Makhluk hidup ini akan tinggal dan mati disekitar sungai ini, sehingga setelah mereka mati dan tertimbun oleh endapan sungai, akan terjadi proses pemfosilan. Pada int inya dilihat dari struktur dan litologi pada daerah ini, diketahui meruakan penciri endapan channel (darat.)
3.3 STA 3
Lokasi : Sangiran Cuaca : Cerah
Hari, tanggal : Minggu, 19 November 2017 Waktu : 13.40 WIB
Kesampaian Daerah : 20 menit dari STA 2 Bentuklahan : Struktural
Morfologi : Perbukitan Struktur Geologi :
Struktur Primer : Perlapisan miring Struktur Sekunder:
-Tata Guna Lahan : Sawah
Potensi Positif : Perluasan ladang persawahan Potensi Negatif : Longsor
Tingkat Pelapukan : Sedang-tinggi
Lithologi Warna : Hitam Struktur : Masif Tekstur : -Ukuran : <1/256 mm Bentuk : Sortasi : Kemas : - Komposisi :
-Fragmen : Cangkang mollusca,gasthropoda,dan palecypoda
-Matriks : Lempung -Semen : Karbonatan
Nama Batuan : Batulempung (Wentworth,1922)