• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kp Indra Atmaja Teknik Elektro Unand

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kp Indra Atmaja Teknik Elektro Unand"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Di PT. PLN (Persero) P3B Sumatra Transmisi Dan Gardu Induk Bukittinggi

Gardu Induk Padang Luar

IN SERVICE MEASUREMENT TRANSFORMATOR TENAGA

60 MVA DI GARDU INDUK PADANG LUAR

MENGGUNAKAN THERMOVISI

Disusun oleh :

INDRA ATMAJA BP.1310951081

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG 2017

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdu lillahi rabbil’alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Azza wa Jalla yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan lapora kerja praktek di PT. PLN (Persero) Gardu Induk Padang Luar dengan judul “IN SERVICE MEASUREMENT TRANSFORMATOR TENAGA 60 MVA DI GARDU INDUK PADANG LUAR MENGGUNAKAN THERMOVISI”. Shalawat serta salam tak lupa penulis ucapkan kepada junjungan nabi Muhammad shallahu’alaihiwasallam, Allahumma shalli’ala Muhammad wa’ala ali Muhammad. Selama lebih kurang satu bulan menjalani kerja praktek, banyak pengetahuan dan wawasan baru yang penulis dapatkan yang tidak hanya ilmu di bidang elektro, tetapi pengalaman tentang dunia kerja.

Selama kerja praktek dan penyusunan laporan kerja praktek, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini, terutama kepada :

1. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, nasehat dan semangat yang tiada hentinya demi keselamatan dan kesuksesan anaknya serta abang dan kakak yang selalu memberikan semangat.

2. Bapak Ariadi Hazmi, Dr. Eng., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas Padang sekaligus dosen pembimbing kerja praktek. 3. Bapak Arif Wicaksono, selaku Manager Tragi Bukittinggi.

4. Bapak Alek Sanderheg, selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan arahan dan bantuan selama penulis menjalani kerja praktek. 5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan

kerja praktek ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini penulis telah berusaha menyelesaikannya dengan sebaik mungkin, akan tetapi penulis menyadari bahwa masih adanya kekurangan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran untuk menyempurnakan laporan kerja praktek ini yang nantinya dapat dikirimkan ke email indraatmaja95@gmail.com

(3)

Semoga laporan kerja praktek ini bermanfaat dan menambah pengetahuan serta informasi bagi pembaca.

Padang, Maret 2017

(4)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...1 DAFTAR GAMBAR...4 DAFTAR TABEL...5 BAB I...6 PENDAHULUAN...6 1.1. Latar Belakang...6 1.2. Tujuan...7 1.2.1. Bagi mahasiswa...7

1.2.2. Bagi institusi pendidikan...7

1.2.3. Bagi perusahaan...8

1.3. Batasan Masalah...8

1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan...8

1.5. Metode Pengumpulan Data...8

1.5.1. Observasi...8 1.5.2. Wawancara...8 1.5.3. Partisipasi...9 1.5.4. Studi literatur...9 1.6. Sistematika Penyusunan...9 BAB II...10

TINJAUAN UMUM P3B SUMATRA...10

2.1. Profil Perusahaan...10

2.2. Visi, Misi, Motto, dan Tugas P3B Sumatra...11

2.2.1. Visi...11

2.2.2. Misi...12

2.2.3. Motto...12

2.2.4. Tugas P3B Sumatra...122

2.3. Tata Nilai/Budaya Perusahaan...122

2.4. Lokasi P3B Sumatra...13

2.5. Wilayah Kerja...13

2.6. Struktur Organisasi P3B Sumatra...15

2.7. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) P3B Sumatra Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Padang...15

2.7.1. Struktur Organisasi UPT Padang...15

(5)

BAB III...18

TINJAUAN UMUM GARDU INDUK PADANG LUAR...18

3.1. Pengertian Umum Gardu Induk...18

3.2. Klasifikasi Gardu Induk...18

3.3. Sejarah Singkat Gardu Induk Padang Luar...20

3.3.1. Sistem Kelistrikan Gardu Induk Padang Luar...21

3.4. Peralatan Utama Gardu Induk Padang Luar...23

3.4.1. Transformator Tenaga...23

3.4.2. Trafo Instrumen...28

3.4.3. Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB)...30

3.4.4. Sakelar Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS)...33

3.4.5. Isolator...33

3.4.6. Ligthning Arrester...34

3.4.7. Rel atau Busbar...36

3.4.8. Line Traps...37

3.4.9. Panel Kontrol...38

3.4.10. Panel rele Proteksi...38

3.4.11. Baterai...38

3.5. Pengoperasian Gardu Induk...39

3.6. Pemeliharaan Gardu Induk...43

BAB IV...44

IN SERVICE MEASUREMENT TRANSFORMATOR TENAGA 60 MVA DI GARDU INDUK PADANG LUAR MENGGUNAKAN THERMOVISI 4.1. Pengertian dan Fungsi Transformator...44

4.2. Jenis-jenis Transformator...45

4.3. Konstruksi Transformator Tenaga...45

4.3.1. Electromagnetic Circuit (Inti besi)...45

4.3.2. Current Carying Circuit (Winding)...45

4.3.3. Bushing ...46

4.3.4. Pendingin...49

4.3.5. Oil preservation & expansion (Konservator)...51

4.3.6. Dielectric ( Minyak isolasi transformator & Isolasi kertas )...52

4.3.7. Tap Changer...53

4.3.8. NGR (Neutral Grounding Resistant)...55

4.3.9. Proteksi Transformator...56

(6)

4.3.9.2. Rele Jansen...57

4.3.9.3. Rele Sudden Pressure...57

4.3.9.4. Rele Thermal...58

4.4. Pemeliharaan Transformator Tenaga...59

4.4.1. In Service Inspection...59

4.4.2. In Service Measurement...59

4.4.3. Shutdown Testing/measurement...60

4.4.4. Shutdown Function Check...60

4.5. Pemeliharaan Transformator Menggunakan Thermovisi...60

4.5.1. Thermovisi/thermal image...61 BAB V...70 PENUTUP...70 5.1. Kesimpulan...70 5.2. Saran...70 DAFTAR KEPUSTAKAAN...72 LAMPIRAN

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Unit bisnis PT. PLN (Persero)...6

Gambar 2.2. Wilayah Kerja P3BS (s.d. Mei 2008)...10

Gambar 3.1. Transformator Daya 30 MVA...21

Gambar 3.2. Tap Changer GI padang luar...23

Gambar 3.3. Transformator Arus 150 kV GI Padang Luar...25

Gambar 3.4. Transformator Tegangan 150 kV GI padang Luar...27

Gambar 3.5. PMT SF6 sisi 150 kV GI Padang luar...28

Gambar 3.6. Pemisah ( PMS ) 150 kV...30

Gambar 3.7. Isolator pada sisi 150 kV...31

Gambar 3.8. Arrester...32

Gambar 3.9. Rel Tunggal pada sisi 150 kV...34

Gambar 3.10. Line Traps...35

Gambar 3.11. Baterai GI Padang Luar...36

Gambar 4.1. Arus bolak balik mengelillingi inti besi...40

Gambar 4.2. Prinsip Kerja Transformator...40

Gambar 4.3. Inti Besi...41

Gambar 4.4. Belitan Trafo...42

Gambar 4.5. Bagian–bagian dari bushing...43

Gambar 4.6. Bushing...44

Gambar 4.7. Kertas isolasi pada bushing (oil impregnated paper bushing)...44

Gambar 4.8. Konduktor bushing dilapisi kertas isolasi...45

Gambar 4.9. Gasket / seal antara flange bushing dengan body trafo...45

Gambar 4.10. Indikator level minyak bushing...45

Gambar 4.11. Radiator...47

Gambar 4.12. Konservator...47

Gambar 4.13. Silica Gel...48

Gambar 4.14. Konstruksi konservator dengan rubber bag...48

Gambar 4.15. Minyak Isolasi Transformator...49

Gambar 4.16. Tembaga yang dilapisi kertas isolasi...50

(8)

Gambar 4.18. Kontak switching pada diverter switch...51

Gambar 4.18. a. media pemadam arcing menggunakan minyak...51

Gambar 4.18. b. media pemadam arcing menggunakan kondisi vaccum...51

Gambar 4.19. NGR (Neutral Ground Resistant)...52

Gambar 4.20. Rele Bucholz...53

Gambar 4.21. Rele sudden pressure...54

Gambar 4.22. Bagian-bagian dari rele thermal...55

Gambar 4.23. Kamera thermovisi / thermal image camera...58

Gambar 4.24. Hasil pengukuran thermovisi pada maintank dan radiator...59

Gambar 4.25. Hasil thermovisi di maintank...59

Gambar 4.26. Hasil thermovisi pada OLTC...60

Gambar 4.27. Hasil thermovisi pada tangki konservator...60

Gambar 4.28. Hasil thermovisi pada bagian atas bushing...61

Gambar 4.29. Hasil thermovisi pada bagian tengah bushing...61

Gambar 4.30. Hasil thermovisi pada bagian bawah bushing...62

Gambar 4.31. Hasil thermovisi pada bagian atas radiator...62

Gambar 4.32. Hasil thermovisi pada bagian tengah radiator...62

Gambar 4.33. Hasil thermovisi klem sambungan...63

Gambar 4.35. Hasil thermovisi pada bagian atas NGR...63

Gambar 4.36. Hasil thermovisi pada bagian tengah NGR...63

Gambar 4.37. Hasil thermovisi pada bagian bawah NGR...64

DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Macam-macam pendingin pada Transformator...50

Tabel 4.2. Batasan nilai parameter minyak isolasi sebelum energize...53

(9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan listrik negara yang melayani penyaluran dan pendistribusian energi listrik ke masyarakat dan industri. Energi listrik ini merupakan salah satu energi yang paling penting dan sangat dibutuhkan oleh manusia dalam menunjang segala aspek kehidupan, terutama dipergunakan manusia untuk mempermudah pekerjaan sehari-hari.

Untuk menyelaraskan ilmu pengetahuan yang telah di dapat di perkuliahan, maka PT.PLN (Persero) membuka kesempatan untuk melakukan Praktek Kerja Lapangaan atau Kerja Praktek yang mana Kerja Praktek merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan oleh pihak Jurusan Teknik Elektro, Universitas Andalas yang bertujuan mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional. Dengan kerja praktek ini, mahasiswa Strata I (S1) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Andalas diharapkan dapat mengenal kondisi nyata di lapangan sehingga menjadi sarjana-sarjana profesional yang siap pakai di dunia kerja terutama di bidang keelektroan. Oleh sebab itu, penyusun merasa dengan adanya kerja praktek ini mampu memahami dan menyelaraskan ilmu pengetahuan di perkuliahan dengan apa yang di dapat selama Kerja Praktek, serta permasalahan yang terjadi di lapangan.

Secara garis besar sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama yaitu proses pembangkitan, saluran transmisi dan jaringan distribusi. Dalam tiga bagian itu diperlukan adanya pemeliharaan sistem tenaga listrik agar keberlangsungan dan kontinuitas energi listrik tetap terjaga. Dalam proses keberlangsungan penyaluran energi listrik memerlukan peralatan-peralatan yang digunakan untuk menjaga keberlangsungan energi listrik. Salah satu peralatan yang digunakan dalam proses penyaluran listrik adalah transformator tenaga, yang mana berfungsi mengkonversikan daya dari yang besar menjadi lebih kecil agar dapat digunakan oleh konsumen. Salah satu hal yang sangat diperhatikan adalah pemeliharaan peralatan oleh pihak penyedia pelayanan energi listrik. Pemeliharaan dilakukan untuk keandalan serta menjaga kondisi dari peralatan agar berfungsi dengan baik, dan untuk meminimalisir tejadinya gangguan akibat keausan peralatan.

(10)

Salah satu cara pemeliharaan transformator tenaga dapat dilakukan menggunakan thermal image (thermovisi). Dengan menggunakan thermovisi dapat dilihat hasil gradasi thermal image yang menunjukkan berapa temperatur pada alat yang diambil menggunakan thermovisi. Sehingga, setelah diambil

thermal image dapat diketahui kondisi dari bagian-bagian transformator tenaga

tersebut dan apabila didapat perbedaan suhu yang sangat mencolok untuk dapat diberikan tindakan lebih lanjut (treatment).

1.2. Tujuan

Pelaksanaan kerja praktek ini secara umum bertujuan untuk mengenalkan penulis kepada dunia kerja yang ada di perusahaan dan menambah ilmu sekaligus mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah terhadap kenyataan yang ada di lapangan. Secara khusus, kerja praktek ini bertujuan:

1.2.1. Bagi mahasiswa

a. Memperoleh ilmu dan wawasan tentang dunia kerja di perusahaan, khususnya di PT. PLN (Persero) Gardu Induk Padang Luar

b. Mengenal peralatan yang ada di perusahaan serta prinsip operasinya dan mendapatkan pengalaman kerja dalam rangka pengembangan pengetahuan melalui penerapan ilmu dan latihan kerja serta pengamatan teknis di lapangan

c. Memperoleh pengetahuan mengenai gambaran sistem tenaga listrik di Sumatra.

d. Mendapatkan pengalaman dalam menghadapi dan menganalisis permasalahan yang terjadi berdasarkan ilmu yang telah diperoleh di perkuliahan.

e. Mengenali sistem kerja dan organisasi perusahaan sehingga dihasilkan sarjana yang terampil serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam dunia kerja.

1.2.2. Bagi institusi pendidikan

a. Membangun kerja sama antara pihak institusi / universitas dengan dunia industri.

(11)

b. Mendapatkan umpan balik terhadap pengembangan proses pengajaran dalam rangka pencocokan kebutuhan antara output dunia pendidikan dan dunia kerja.

1.2.3. Bagi perusahaan

a. Menjaga hubungan baik dengan institusi pendidikan.

b. Sebagai bukti partisipasi dalam pengembangan dunia pendidikan di Indonesia.

1.3. Batasan Masalah

Dalam laporan kerja praktek ini penyusun membatasi pembahasan masalah tentang In Service Measurement Transformator Tenaga 60 MVA di Gardu Induk Padang Luar Menggunakan Thermovisi.

1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kerja praktek dilaksanakan tanggal 02 Januari 2017 s/d 02 Februari 2017 di PT. PLN (Persero) P3B Sumatra Unit Pelayanan Transmisi Padang Gardu Induk Padang Luar.

1.5. Metode Pengumpulan Data

Selama pelaksanaan dan penyusunan laporan kerja praktek, penyusun berusaha mendapatkan informasi dan data yang diinginkan menggunakan metode:

1.5.1. Observasi

Penyusun melakukan peninjauan langsung ke lapangan bersama pembimbing. Dimana bertujuan untuk mengetahui jenis peralatan, kegunaan dan sistem kerja dari peralatan yang ada yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat.

1.5.2. Wawancara

Wawancara yang penyusun lakukan berupa diskusi dengan pembimbing dan staf-staf perusahaan sehingga menambah masukan ilmu secara praktis di lapangan dan dapat dibandingkan dengan ilmu perkuliahan yang teoritis. Serta diskusi dengan mahasiswa Kerja Praktek.

(12)

1.5.3. Partisipasi

Penyusun mencoba berpartisipasi dengan melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan-kegiatan yang berlangsung di bawah bimbingan pembimbing yang sedang bekerja di lapangan.

1.5.4. Studi literatur

Studi literatur dengan membaca buku-buku referensi, buku-buku manual operasional, manual design pada ruangan pembimbing yang berguna untuk melengkapi analisis teori.

1.6. Sistematika Penyusunan

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penyusun membagi dalam lima bab, antara lain:

BAB I. PENDAHULUAN, Bab ini berisi latar belakang dan permasalahan, maksud dan tujuan kerja praktek, waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek, pembatasan permasalahan, metode pengumpulan data, dan sistematika penyusunan laporan kerja praktek.

BAB II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN, Bab ini berisi mengenai sejarah, struktur keorganisasian, dan tugas-tugas perusahaan serta Visi dan Misi Perusahaan.

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA, Bab ini berisi tentang definisi, klasifikasi, sistem kelistrikan, peralatan dan fungsi-fungsinya, sistem pengoperasian dan pemeliharaan Gardu Induk Padang Luar – PT. PLN (Persero) P3B Sumatra.

BAB IV. IN SERVICE MEASUREMENT TRANSFORMATOR TENAGA

60 MVA DI GARDU INDUK PADANG LUAR MENGGUNAKAN THERMOVISI, Bab ini membahas tentang konfigurasi dan pemeliharaan pada lightning arrester.

BAB V. PENUTUP, Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari permasalahan yang dibahas.

(13)

BAB II

TINJAUAN UMUM P3B SUMATRA 2.1. Profil Perusahaan

Proses restrukturisasi pengusahaan tenaga listrik di Indonesia masih terus berjalan. Salah satunya adalah dengan penyiapan PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatra (P3B Sumatra) sebagai salah satu unit PT. PLN (Persero). P3B Sumatra nantinya akan memiliki tugas dan lapangan usaha berupa pengoperasian dan pengelolaan aset penyaluran serta melakukan transaksi energi listrik pada Sistem Interkoneksi Sumatra.

Organisasi PT PLN (Persero) P3B Sumatra dibentuk berdasarkan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) nomor No.179.K/DIR/010/2004. P3B Sumatra bukanlah lembaga yang benar-benar baru sebab P3B Sumatra merupakan penggabungan fungsi Penyaluran dari PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagut dan fungsi Penyaluran PT PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel. PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagut dan PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel secara praktis organisasinya akan dihapus.Terutama dengan rencana pembentukan PT. PLN Pembangkitan Sumatra Bagian Utara (KSU) dan PT. PLN Pembangkitan Sumatra Bagian Selatan (KSS), yang usahanya mengelola fungsi pembangkitan.[1]

Dengan demikian pengabungan ini akan semakin menempatkan posisi organisasi P3B Sumatra pada posisi yang sentral. P3B Sumatra yang akan membuat "hitam-putihnya" pasokan listrik di dalam Sistem Interkoneksi Sumatra setelah energi listrik dibangkitkan oleh perusahaan pembangkit, baik itu yang dikelola PT. PLN Pembangkitan Sumatra Bagian Utara (KSU) dan PT. PLN Pembangkitan Sumatra Bagian Selatan (KSS) maupun swasta. Sebab, P3B lah yang mengelola lalu-lintas energi listrik di Sistem Interkoneksi Sumatra. Setidaknya pada proses pengelolaan energi inilah, menempatkan P3B Sumatra sebagai pihak yang harus berperan aktif. Bahkan bertanggung jawab penuh terhadap keandalan pasokan energi listrik yang disalurkan ke konsumen.

Pembentukan P3B Sumatra disadari betul kemanfaatannya oleh PT. PLN (Persero). Setelah dipisahkannya fungsi pembangkitan sebagai anak perusahaan, BUMN yang menangani pengusahaan tenaga listrik di tanah air ini menempatkan fungsi operasi dan pengelolaan pernyaluran tenaga listrik (transmisi) sebagai

(14)

kegiatan yang perlu dipersiapkan untuk mendukung terciptanya efisiensi tenaga listrik. Di wilayah interkoneksi Sumatra, P3B Sumatra akan menangani sektor transmisi sejak perencanaan, konstruksi, hingga pemeliharaan.

Pengoperasian sistem tenaga listrik dilakukan melalui manajemen energi dengan menggunakan mekanisme transaksi energi. Melalui transaksi energi, memang memungkinkan didapatnya keuntungan dari selisih harga pembelian dari pembangkit dengan penjualan energi listrik kepada konsumennya. Meskipun demikian, sebagai penyelenggara transaksi energi P3B Sumatra wajib memberikan pasokan listrik secara handal, ekonomis dan berkualitas kepada konsumennya.

Gambar 2.1. Unit bisnis PT. PLN (Persero) 2.2. Visi, Misi, Motto, dan Tugas P3B Sumatra

Sesuai dengan Keputusan Direksi No.179.K/DIR/010/2004 tanggal 24 Agustus 2004, tentang pembentukan P3BS.

2.2.1. Visi

a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bisnis lain terkait berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham. b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

(15)

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.2.2. Misi

a. Mengelola operasi sistem tenaga listrik secara andal.

b. Melakukan usaha penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara efisien, andal, dan akrab lingkungan.

c. Mengelola pasar tenaga listrik secara kompetitif, transparan, dan adil.

d. Melaksanakan pembangunan instalasi sistem tenaga listrik Sumatra. 2.2.3 Motto

“Kesinambungan Penyaluran Listrik untuk Sumatra (Continuity of Electricity for

Sumatra)”.

2.2.4 Tugas P3B Sumatra

a. Mengoperasikan sistem tenaga listrik Sumatra.

b. Mengoperasikan dan memelihara instalasi sistem transmisi tenaga listrik Sumatra.

c. Mengelola pelaksanaan jual beli tenaga listrik di sisi tegangan listrik Sumatra.

d. Merencanakan pengembangan sistem tenaga listrik Sumatra. 2.3 Tata Nilai/Budaya Perusahaan

Salah satu aspek dari pengembangan sumber daya manusia dalam perusahaan adalah pembentukan budaya perusahaan. Unsur-unsur budaya perusahaan P3BS yaitu:

a. Saling Percaya

Kebiasaan saling menghargai dan keterbukaan di antara sesama anggota yang dilandasi oleh itikad baik merupakan prasyarat bagi munculnya kapabilitas terbaik yang dibutuhkan untuk mewujudkan kinerja perusahaan yang melebihi harapan.

b. Integritas

Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaan. c. Peduli

Tanggap, perhatian, dan peka terhadap kepentingan serta kebutuhan pelanggan, pemasok, dan mitra kerja serta ikut memelihara lingkungan sekitar.

(16)

d. Pembelajar

Terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan kemudian berbagi dengan orang lain.

2.4 Lokasi P3B Sumatra

P3B Sumatra terletak di Kota Padang Propinsi Sumatra Barat yang tepatnya berada di Jln. S. Parman No. 217.

2.5 Wilayah Kerja

P3B Sumatra merupakan Unit Bisnis Operasional PT. PLN (Persero) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No.179.K/010/DIR/2004 tanggal 24 Agustus 2004. Wilayah kerja P3BS meliputi seluruh propinsi di Sumatra kecuali propinsi Bangka Belitung karena sistem kelistrikannya masih isolated, sedangkan area pelayanannya meliputi :

a. PLN Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) b. PLN Wilayah Sumatra Utara

c. PLN Wilayah Sumatra Barat d. PLN Wilayah Riau

e. PLN Wilayah Sumatra Selatan, Jambi, dan Bengkulu (S2JB) f. PLN Wilayah Lampung

Dalam melaksanakan tugasnya, P3BS didukung oleh unit pelaksana, yaitu :

a. Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Aceh, sebagai unit pelaksana operasi danpemeliharaan sistem tenaga listrik di Propinsi NAD.

b. Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Medan, sebagai unit pelaksana operasi dan pemeliharaan sistem tenaga listrik di sebagian Propinsi Sumatra Utara.

c.

Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Pematang Siantar, sebagai unit pelaksana operasi dan pemeliharaan Sistem Tenaga Listrik di sebagian Propinsi Sumatra Utara.

d.

Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Padang, sebagai unit pelaksana operasidan pemeliharaan sistem tenaga listrik di Propinsi Sumatra Barat dan Riau.

e.

Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Palembang, sebagai unit pelaksana operasi dan pemeliharaan sistem tenaga listrik di sebagian Propinsi Sumatra Selatan dan sebagian Propinsi Jambi.

(17)

f.

Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Tanjung Karang, sebagai unit pelaksana operasi dan pemeliharaan sistem tenaga listrik di sebagian Propinsi Lampung dan Bengkulu.

g.

Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Pekanbaru, sebagai unit pelaksana operasi dan pemeliharaan sistem tenaga listrik di Propinsi Riau.

h.

Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Bengkulu, sebagai unit pelaksana operasi dan pemeliharaan sistem tenaga listrik di PropinsiBengkulu.

i.

Unit Pengatur Beban (UPB) Sumbagut di Medan, unit pelaksana operasi sistem tenaga listrik Propinsi Sumatra Utara dan NAD.

j.

Unit Pengatur Beban (UPB) Sumbagteng di Lubuk Alung, sebagai unit pelaksana operasi sistem tenaga listrik Propinsi Sumatra Barat, Riau, dan Jambi.

k.

Unit Pengatur Beban (UPB) Sumbagsel di Palembang, sebagai unit pelaksana operasi sistem tenaga listrik Propinsi Sumatra Selatan, Lampung, dan Bengkulu.

Untuk lebih jelas mengenai wilayah kerja P3BS dapat dilihat pada gambar 2.2. berikut ini

(18)

Gambar 2.2. Wilayah Kerja P3BS (s.d. Mei 2008) 2.6 Struktur Organisasi P3B Sumatra

Struktur organisasi merupakan suatu gambaran skematis yang menjelaskan tentang hubungan kerja, pembagian kerja serta tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan organisasi. Secara struktural, P3BS dipimpin oleh seorang General Manager yang dibantu oleh beberapa Manajer Bidang, dimana masing-masing Manajer Bidang membawahibeberapa Deputi Manajer. Secara lengkap struktur organisasi P3BS diperlihatkan pada lampiran.

2.7 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) P3B Sumatra Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Padang

2.7.1 Struktur Organisasi UPT Padang a. Manager membawahi :

1) Asisten Manajer Enginering membawahi : a) AM Rencana dan EvaluasiOperasi.

b) AM Rencana dan EvaluasiPemeliharaanSaluran. c) AM Kerja dan SistemInformasi.

(19)

d) AM K3 Lingkungan Hidup dan Diklat.

2) Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan membawahi : a) Supervisor Pembinaan Operasi.

b) Supervisor Pemeliharaan RMK.

c) Supervisor Pemeliharaan Transmisi dan Gardu Induk. 3) Asisten Manajer Keuangan dan Administrasi membawahi :

a) Supervisor Sekretariat dan Umum. b. Kepala tragi yang terdiri dari:

1) Tragi Padang 2) Tragi Pariaman 3) Tragi Bukuittinggi 4) Tragi Payakumbuh 5) Tragi Kiliran Jao

Dimana masing-masing kepala tragi membawahi: 1. Supervisor Pemeliharaan Jaringan/Operasi 2. Supervisor Gardu Induk

2.7.2 Tugas Pokok 1. Tugas umum

Tugas pokok yang dibebankan pada UPT Padang adalah :

a. Menyeleggaraan pengoperasian dan pemeliharaan instalasi pembangkit dan penyaluran serta sarana pendukung sesuai pedoman dan petunjuk.

b. Membuat usulan dan Rencana Anggaran Operasi dan Anggaran Investasi.

c. Melakukan Uji Kompetensi online (Diklat) dalam rangka terjaminnya pelayanan tenaga listnk yang optimum kepada konsumen untuk mencapai Visi dan Misi perusahaan PLN.

Visi antara lain :

1) Mempertahankan posisi sebagai market leader, 2) Mewujudkan perusahaan sejajar kelas dunia, 3) SDM yang professional, dan

(20)

Misi antara lain :

1) Memberikan kontribusi dalam pembangunan sosial, 2) Melakukan usaha sesuai kaidah ekonomi sehat, 3) Menjaga kualitas produk, dan

4) Memuaskan pelanggan. 2. Tugas khusus

a) Tugas Supervisor :

1) Mengkoordinir tugas-tugas operator dan pengawas line.

2) Mengkoordinir tugas satpam dan cleaning service untuk menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan.

3) Pemeriksaan daftar harian yang telah diisi oleh operator Gardu Induk dan pengawas.

4) Melaporkan secara tertulis hasil pemeliharaan rutin bulanan/ mingguan/harian.

5) Melaporkan secara lisan dan tertulis bila kondisi instalasi tidak normal.

b) Tugas Operator :

1) Menandatangani serah terima tugas operasi sesuai format lampiran.

2) Mengisi Log Sheet data Pengusahaan sesuai format lampiran. 3) Mematikan bunyi sirine/ horn/ klakson.

4) Mengamati secara menyeluruh perubahan pada panel kontrol, dan indikasi pada lemari proteksi.

5) Melaksanakan SOP gardu Induk yang berlaku.

6) Membebaskan peralatan Gardu Induk yang terganggu dan tegangan ( jika memungkinkan).

7) Melakukan evakuasi untuk menyelamatkan diri.

8) Melaksanakan manuver pembebasan dan pemberian tegangan jika ada pemeliharaan maupun gangguan.

(21)

BAB III

TINJAUAN UMUM GARDU INDUK PADANG LUAR 3.1. Pengertian Umum Gardu Induk

Gardu induk (GI) adalah suatu instalasi listrik mulai dari TET (Tegangan Ekstra Tinggi), TT (Tegangan Tinggi) dan TM (Tegangan Menengah) yang terdiri dari bangunan dan peralatan listrik. Gardu induk memiliki beberapa fungsi, antara lain yaitu :[2]

1. Menyalurkan tenaga listrik (kVA, MVA) sesuai dengan kebutuhan pada tegangan tertentu. Daya listrik dapat berasal dari Pembangkit atau dari gardu induk lain.

2. Sebagai transformasi tenaga listrik tegangan tinggi ke tegangan menengah atau sebaliknya.

3. Pengukuran, pengawasan operasi, serta pengaturan pengamanan dari sistem tenaga.

3.2. Klasifikasi Gardu Induk

Gardu induk dapat dibagi atas beberapa klasifikasi antara lain yaitu menurut pelayanan dan fungsinya, menurut penempatan peralatannya, dan menurut isolasi yang digunakan. Menurut jenis pelayanan dan fungsinya, gardu listrik dapat dibagi atas dua jenis, yaitu :

1. Gardu Induk Transmisi

Gardu listrik yang melayani tegangan ekstra tinggi dan tegangan tinggi untuk kemudian menyalurkannya ke daerah beban seperti industri, kota, dan sebagainya melalui saluran distribusi primer.

2. Gardu Induk Distribusi

Gardu listrik yang melayani tegangan menengah yang mendapat daya dari saluran distribusi primer dan menyalurkan tenaga listrik ke konsumen melalui jaringan tegangan rendah.

(22)

Menurut penempatan peralatannya, gardu listrik dapat dibagi atas : 1. Gardu Induk Pasang Dalam (Indoor Substation)

Merupakan gardu induk yang semua peralatannya seperti transformator utama, peralatan penghubung (switchgear), dan peralatan kontrol terpasang di dalam ruangan. Meskipun ada sebagian kecil peralatan yang terpasang di luar gardu induk ini disebut juga sebagai jenis pasangan-dalam. Gardu induk jenis ini dipakai di daerah perkotaan dimana harga tanah mahal dan di daerah pantai dengan tujuan untuk menghindari pengaruh kontaminasi garam.

2. Gardu Induk Pasang Luar (Outdoor Substation)

Merupakan gardu induk yang peralatan-peralatan tegangan tinggi berupa transformator utama, peralatan penghubung (switchgear) dan sebagainya terpasang di luar ruangan (Switchyard). Namun, peralatan-peralatan kontrolnya terpasang di dalam ruangan. Gardu induk jenis ini memerlukan tanah yang luas namun biaya konstruksinya murah dan memiliki sistem pendingin yang mudah. Gardu Induk jenis ini biasa dipakai di pinggir kota (sub urban) dimana harga tanah murah.

3. Gardu Induk Setengah Pasang Luar (Semi-Outdoor Substation)

Pada gardu induk jenis setengah pasang luar ini sebagian dari peralatan tegangan tingginya terpasang di dalam gedung dan sebagian lagi terpasang di luar gedung. Gardu induk ini juga disebut sebagai Gardu Induk Jenis Setengah Pasang Dalam. Pemakaian gardu induk jenis ini didasasrkan pada beberapa pertimbangan-pertimbangan seperti: ekonomis, pencegahan kontaminasi garam, pencegahan gangguan suara, pencegahan kebakaran dan sebagainya. 4. Gardu Induk Pasang Bawah Tanah (Under Ground substation)

Pada gardu induk jenis ini hampir semua peralatan terpasang dalam bangunan bawah tanah. Alat pendingin terletak diatas tanah. Dan ruang kontrol terletak di atas tanah. Gardu ini cocok untuk daerah perkotaan dimana sukar mendapatkan bidang tanah sebagai instalasi gardu induk seperti di bagian kota yang sangat ramai.

(23)

Gardu induk jenis mobil dilengkapi dengan trailer. Gardu induk ini dipakai dalam keadaan ada gangguan di suatu gardu induk guna pencegahan beban lebih berkala dan berguna untuk pemakaian sementara di tempat pembangunan. Gardu induk ini tidak dipakai secara luas melainkan sebagai transformator atau peralatan penghubung yang mudah dipindah-pindahkan di atas trailer untuk memenuhi kebutuhan dalam keadaan darurat.

6. Gardu Satuan dan Gardu Jenis Peti

Gardu satuan adalah gardu pasangan luar yang dipakai sebagai lawan (ganti) transformator tiga-fasa dan sebagai lemari gardu distribusi. Gardu jenis peti adalah gardu distribusi untuk tegangan dan kapasitas yang relatif rendah dan sama sekali tidak dijaga. Ini dipakai untuk desa-desa pertanian atau nelayan dengan kebutuhan listrik kecil.

Sedangkan menurut isolasi yang digunakannya, gardu induk dapat dikelompokkan atas dua jenis, yaitu:

1. Gardu induk yang menggunakan udara sebagai media isolasi baik antar bagian-bagian yang bertegangan maupun antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan. Model jenis ini bisanya digunakan pada gardu induk jenis pasang luar (outdoor substation).

2. Gardu induk yang menggunakan gas sebagai media isolasi. Jenis gas yang digunakan adalah gas SF6. Gardu induk ini dalam dikenal juga sebagai Gas Insulated Switchgear (GIS).

3.3. Sejarah Singkat Gardu Induk Padang Luar

Sistem kelistrikan Kota Bukittinggi pada mulanya mendapat suplai dari PLTD Central Padang Luar, Penyulang 20 KV di PLTA Maninjau serta Penyulang 20 KV di PLTA Batang Agam. Untuk mengatasi peningkatan kebutuhan energi listrik dan meningkatkan pelayanan terhadap konsumen maka dibangun Gardu Induk Padang Luar yang terletak di Kecamatan Banuhampu Sei. Puar Bukittinggi dengan klasifikasi sebagai berikut :

a. Luas Areal Gedung 300 m2.

b. Luas Areal Switchyard 18.792 m2.

c. Kapasitas daya Trafo Terpasang 1 x 20 MVA 150 / 20 KV d. 1 Jurusan Serandang 150 KV rel tunggal

(24)

e. 4 Jurusan penyulang 20 KV rel tunggal : Penyulang Tanjung Alam, Padang Panjang, Maninjau dan Bukittinggi

Sebagai Transmisi dan Gardu Induk yang Pertama dibangun di Sumatra barat bagian Utara oleh PLN Pikitring Sumbar dan Riau yang mulai beroperasi mulai tanggal 01 November 1989 dan diresmikan pada tanggal 24 Desember 1989 oleh Menteri Pertambangan dan Energi Prof.DR.Ginanjar Kartasasmita. Gardu Induk Padang Luar merupakan salah satu Unit pengelola penyaluran Energi Listrik dibawah PT PLN ( Persero ) Sumbagsel Sektor Bukittinggi, yang berfungsi sebagai penerima dan penyalur energi listrik dari PLTA Maninjau melalui SUTT 150 KV sepanjang 42 KMS. Pada tahun 1993 dibangun SUTT 150 KV sepanjang 32 KMS ke Gardu Induk Payakumbuh yang mulai beroperasi tanggal 27 Maret 1993.

Dengan adanya peningkatan kebutuhan listrik masyarakat, maka dipasanglah trafo daya yang berkapasitas 30 MVA yang mulai beroperasi pada tanggal 15 September 2000. Hingga saat ini 2 Unit Trafo tersebut memikul beban 8 penyulang 20 KV.

3.3.1. Sistem Kelistrikan Gardu Induk Padang Luar

Sistem kelistrikan pada Gardu Induk Padang Luar memiliki interkoneksi dengan beberapa gardu induk lainnya dalam wilayah Tragi Bukittinggi, diantaranya:

a. Gardu Induk Padang Luar b. Gardu Induk Padang Panjang c. Gardu Induk Simpang Empat d. Gardu Induk Maninjau

Dengan pembagian tegangan sebagai berikut: a. Sistem 150 kV

Sistem jaringan 150 kV merupakan sistem yang digunakan pada jaringan transmisi antara satu gardu induk dengan gardu induk lain dan dengan pusat pembangkit tenaga listrik.

b. Sistem 20 kV

Sistem 20 kV diperoleh setelah mentransformasikan tegangan 150 kV dari jaringan transmisi dengan menggunakan transformator

(25)

2x60 MVA yang terdapat pada Gardu Induk Padang Luar. Selanjutnya sistem ini digunakan pada sistem jaringan distribusi primer dan untuk pemakaian sendiri melalui beberapa feeder/ penyulang yang terdapat pada Gardu Induk Padang Luar. Feeder-feeder 20 kV yang terdapat pada Gardu Induk Padang Luar terdiri dari sepuluh feeder pada Transformator I, yaitu:

1. Feeder 3, untuk pendistribusian daya ke daerah Koto Baru 2. Feeder 4, untuk pendistribusian daya ke daerah Padang Panjang 3. Feeder 5, untuk pendistribusian daya ke daerah Matur

4. Feeder 6, untuk pendistribusian daya ke daerah Belakang Balok 5. Feeder 7, untuk pendistribusian daya ke daerah Jirek

6. Feeder 8, untuk pendistribusian daya ke daerah Lubuk Sikaping. Transformator II terdapat 5 Feeder, yaitu:

1. Feeder 1, untuk pendistribusian daya ke daerah Tanjung Alam. 2. Feeder 2, untuk pendistribusian daya ke daerah Simp. Kangkung. 3. Feeder 9, untuk pendistribusian daya ke daerah Koto Tuo.

4. Feeder 10, untuk pendistribusian daya ke daerah Jambu Aia. c. Sistem 380 V AC

Tegangan 380 V AC ini merupakan tegangan tiga fasa yang diperoleh dengan mentransformasikan tegangan 20 kV pada sisi feeder pemakaian sendiri. Tegangan 380 V AC ini digunakan pada peralatan-peralatan yang membutuhkan suplai daya tiga fasa seperti untuk rectifier, dan peralatan-peralatan lainnya.

d. Sistem 220 V AC

Tegangan 220 V AC merupakan tegangan satu fasa dari tegangan 380 V AC. Tegangan ini digunakan pada peralatan-peralatan seperti komputer, radio komunikasi, charger baterai, dan peralatan-peralatan lainnya.

e. Sistem 110 V DC

Tegangan 110 V DC ini diperoleh melalui rectifier dan baterai. Tegangan ini umumnya digunakan sebagai suplai rele-rele proteksi yang terdapat pada ruang kontrol gardu induk. Bila tidak ada

(26)

gangguan pada sistem kelistrikan di gardu induk, tegangan ini diperoleh melalui rectifier namun jika terjadi gangguan yang mengharuskan melakukan pemadaman maka tegangan diperoleh melalui baterai sehingga suplai daya untuk beberapa peralatan proteksi pada gardu induk tetap mengalir. Di samping itu baterai ini juga digunakan sebagai suplai daya cadangan untuk radio komunikasi.

3.4. Peralatan Utama Gardu Induk Padang Luar

Peralatan-peralatan utama yang terdapat di Gardu Induk Padang Luar antara lain yaitu:

1. Transformator daya

2. Pemutus Tenaga (PMT)/ Power Circuit Breaker (PCB) 3. Pemisah (PMS)/ Disconnector Switch (DS)

4. Transformator instrumental

a. Transformator Arus/ Current Transformator (CT) b. Transformator Tegangan/ Potential Transformator (PT) 5. Lightning Arrester

6. Busbar (Rel Daya) 7. Isolator

8. Kubikel 9. Rele

10. Peralatan kontrol

a. Panel pemakaian sendiri b. Panel Rele

c. Alat ukur 11. Peralatan lainnya

a. Neutral Ground Resistor (NGR) b. Static kapasitor

c. Baterai d. Rectifier

(27)

3.4.1. Transformator Tenaga

Transformator pada Gardu Induk Padang Luar terbagi atas 2 macam yaitu: transformator daya dengan kapasitas terpasang 30 MVA dan transformator daya dengan kapasitas terpasang 60 MVA. Transformator Daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan jantung dari Transmisi dan Distribusi.

Transformator 150/20 kV disebut juga trafo step down. Titik netral transformator ditanahkan sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung disisi netral 20 kV-nya. Pada Gardu Induk Padang Luar saat ini digunakan trafo :

Pabrik : AREVA

Merek : UNINDO

Type : P030LEC599 Relasi hubung : YY

Phasa : 3

Frekuensi : 50 Hz

Pendingin : ONAN/ONAF Tahun : 2010

Berdasarkan fungsinya transformator daya dapat dibagi atas dua jenis, yaitu: a. Transformator penaik tegangan (step up)

Transformator penaik tegangan umumnya digunakan di pusat pembangkit yaitu untuk menaikkan tegangan dari tegangan keluaran generator menjadi tegangan transmisi.

b. Transformator penurun tegangan (step down)

Transformator penurun tegangan umumnya digunakan pada gardu induk dan gardu-gardu distribusi untuk mentrasformasikan energi listrik dari tegangan transmisi ke tegangan distribusi primer. Disamping itu, transformator

(28)

penurun tegangan juga digunakan untuk pemakaian sendiri baik pada gardu maupun pada pusat pembangkit.

Gambar 3.1. Transformator Daya 30 MVA 3.4.4.1. Bagian – Bagian Transformator dan Fungsinya

Ada beberapa macam bagian pada transformator seperti peralatan utama dan peralatan bantu :

1. Peralatan Utama a. Inti Besi

Inti besi digunakan sebagai media jalannya fluks yang timbul akibat induksi arus bolak balik pada kumparan yang mengelilingi inti besi sehingga dapat menginduksi kembali ke kumparan yang lain. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi untuk mengurangi panas (rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.

b. Kumparan transformator

Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antara kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

(29)

Di dalam sebuah transformator terdapat dua komponen yang secara aktif “membangkitkan” energi panas, yaitu inti besi dan tembaga (kumparan). Bila energi panas tidak disalurkan melalui suatu sistem pendinginan akan mengakibatkan besi maupun tembaga akan mencapai suhu yang tinggi, yang akan merusak nilai isolasinya. Untuk maksud pendinginan itu, kumparan dan inti dimasukkan ke dalam suatu jenis minyak, yang dinamakan minyak transformator. Minyak itu mempunyai fungsi ganda,yaitu pendinginan dan isolasi. Fungsi isolasi ini mengakibatkan berbagai ukuran dapat diperkecil. Perlu dikemukakan bahwa minyak transformator harus memiliki mutu yang tinggi dan senantiasa berada dalam keadaan bersih.

d. Bushing

Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan jaringan luar. Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan body main tank transformator.

e. Tangki konservator

Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada transformator, minyak isolasi akan memuai sehingga volumenya bertambah.Sebaliknya saat terjadi penurunan suhu operasi, maka minyak akan menyusut dan volume minyak akan turun. Konservator digunakan untuk menampung minyak pada saat transformator mengalami kenaikan suhu.

2. Peralatan Bantu

a. Alat pendingin transformator daya

Pada inti trafo dan kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi tembaga.panas tersebut akan menimbulkan kenaikan suhu yang berlebihan dan akan merusak isolasi.Untuk mengurangi hal tersebut suatu alat pendingin untuk menyalurkan panas dari transformator.Media yang digunakan berupa :

a. Udara b. Minyak c. Air

(30)

b. Tap Changer (Perubahan Tap)

Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah satu hal yang dinilai sebagai kualitas tegangan.Transformator dituntut memiliki nilai tegangan output yang stabil sedangkan besarnya tegangan input tidak selalu sama.Dengan mengubah banyaknya belitan pada sisi primer diharapkan dapat merubah ratio antara belitan primer dan sekunder dan dengan demikian tegangan output/sekunder pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem berapapun tegangan input/primernya. Penyesuaian ratio belitan ini disebut Tap changer.

Gambar 3.2. Tap Changer GI padang luar

Proses perubahan ratio belitan ini dapat dilakukan pada saat trafo sedang berbeban (On load tap changer) atau saat trafo tidak berbeban (Off load tap changer). Tap changer terdiri dari :

 Selector Switch  Diverter Switch  Tahanan transisi

Dikarenakan aktifitas tap changer lebih dinamis dibanding dengan belitan utama dan inti besi, maka kompartemen antara belitan utama dengan tap changer dipisah. Selector switch merupakan rangkaian mekanis yang terdiri dari terminal-terminal untuk menentukan posisi

(31)

tap atau ratio belitan primer. Diverter switch merupakan rangkaian mekanis yang dirancang untuk melakukan kontak atau melepaskan kontak dengan kecepatan yang tinggi.

c. Alat Pernapasan (Silicagel)

Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar, maka suhu minyak pun akan berubah-ubah, sehingga mengakibatkan adanya pemuaian dan penyusutan minyak transformator. Menyusutnya minyak transformator mengakibatkan permukaan minyak menjadi turun dan udara akan masuk ke dalam tangki. Proses demikian disebut pernapasan transformator. Akibat pernafasan tersebut maka minyak transformator akan bersinggungan dengan udara luar. Untuk mencegah hal ini maka ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernapasan berupa tabung berisi kristal zat hygrokopis (silicagel).

d. Indikator

Untuk mendeteksi transformator yang beroperasi maka dilengkapi dengan indikator suhu minyak, indikator suhu kumparan, indikator level minyak, indikator sistem pendingin serta indikator kedudukan tap

changer.

e. Peralatan proteksi

Untuk mengamankan transformator dari gangguan yang mungkin terjadi maka dipasang relai pengaman seperti; Rele differensial, rele Bucholz, tekanan lebih, rele tangki tanah, rele hubung tanah, relethermis, rele tekanan lebih, sudden pressure, rele jansen, arus lebih dan Arrester.

3.4.2. Trafo Instrumen 3.4.2.1. Trafo Arus ( CT )

Trafo Arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper lebih yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi..Disamping itu trafo arus berfungsi juga untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele proteksi.

(32)

Berdasarkan penggunaan, trafo arus dikelompokkan menjadi dua kelompok dasar yaitu:

a. Trafo Arus Metering

Trafo arus pengukuran untuk metering memiliki ketelitian tinggi pada daerah kerja (daerah pengenalnya) antara 5%-120% arus nominalnya, tergantung dari kelas dan tingkat kejenuhan.

b. Trafo Arus Proteksi

Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper dari arus yang mengalir dalam jaringan tegangan tinggi. Disamaping untuk pengukuran arus, trafo arus juga digunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan relay proteksi.Kumparan primer trafo arus dihubungkan seri dengan jaringan atau peralatan yang akan diukur arusnya,sedang kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau relay proteksi.

(33)

3.4.2.2. Trafo Tegangan (PT)

Bekerja sama seperti trafo arus tetapi trafo tegangan ini mentransformasikan harga tegangan (dari harga yang tinggi ke harga yang rendah),untuk keperluan pengukuran dan pendeteksian. Klasifikasi transformator tegangan dibedakan berdasarkan kontruksi dan pemasangannya:

a. Type Trafo Tegangan Induktif

Terdiri dari lilitan primer dan lilitan sekunder dimana tegangan lilitan primer akan menginduksi kelilitan sekunder.

b. Type Trafo Tegangan kapasitif

Terdiri dari rangkain kondensator yang berfungsi sebagai pembagi tegangan pada sisi primer dari trafo yang menginduksikan tegangan kelilitan.

Gambar 3.4. Transformator Tegangan 150 kV GI padang Luar 3.4.3. Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB)

Pemutus tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi sebagai saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian pada saat berbeban maupun pada saat terjadi gangguan. Ketika menghubungkan atau memutus beban, akan terjadi

(34)

timbulnya busur api. Oleh karena itu PMT dilengkapi dengan media peredam busur api, seperti gas SF6.

Jenis PMT berdasarkan media pemadam busur apinya :

1) Pemutus Tenaga dengan media minyak ( Oil Circuit OCB ) 2) Pemutus Tenaga Media Udara

PMT jenis ini dapat dibedakan tiga macam :

a) PMT udara hembus ( Air Ballast Circuit Breaker ) b) PMT udara ( Air Circuit Breaker )

c) PMT hampa udara ( Vacum Circuit Breaker )

PMT jenis ini menggunakan media hampa udara untuk pemadaman busur api,hampa udara mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi dan media pemadaman busur api yang baik.

3) Pemutus tenaga media gas ( gas circuit breaker )

Media gas yang digunakan pada PMT ini adalah gas SF6 (Sulfur Hexaflouride ). Gas ini mempunyai sifat tidak bewarna,tidak berbau,tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Dari jenis PMT di atas, pada Gardu Induk Padang Luar memakai Gas SF6 untuk Tegangan tinggi dan PMT Hampa Udara (VCB) pada sisi 20 kV.

(35)

Gambar 3.5. PMT SF6 sisi 150 kV GI Padang luar

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-hal diatas, adalah sebagai berikut:

a. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus. b. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan

berbeban maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.

c. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.

3.4.4. Sakelar Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS)

Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan.PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban. Saklar pemisah atau PMS adalah suatu saklar yang digunakan untuk memisahkan atau menghubungkan bagian-bagian yang bertegangan satu sama lain tanpa beban. Pada saat penyulangan mengalami masalah, maka pemisah ini akan bekerja untuk memindahkan penyulang tersebut ke rel yang lain,agar penyulang tersebut tetap teraliri arus listrik. PMS ini ada yang bergerak secara otomatis dan manual. PMS tidak dilengkapi media pemadam busur api,oleh sebab itu PMS tidak boleh diopersikan dalam keadaan berbeban dengan kata lain hanya bisa dioperasikan pada beban nol.

Adapun keuntungan dari PMS adalah untuk keamanan bagi orang yang bekerja pada instalasi, sedangkan kerugian dari PMS adalah tidak dilengkapi dengan media pemadam busur api.

Menurut fungsinya pemisah pada Gardu Induk Padang Luar di bagi atas: 1) Pemisah peralatan

Berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik dari peralatan atau instalasi bertegangan.

(36)

Berfungsi untuk mengamankan peralatan dari sisa tegangan yang di timbulkan sesudah SUTT diputuskan.

Gambar 3.6. Pemisah ( PMS ) 150 kV 3.4.5. Isolator

Isolator SUTT Pada Gardu Induk Padang Luar berfungsi untuk memisahkan konduktor daya dari bumi, antar fasa serta manusia dan benda-benda yang berpotensi bisa membahayakan. Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin atau gelas..Kegagalan suatu isolator dapat terjadi karena bahan dielektrik isolator tembus listrik (Breakdown) atau terjadinya lewat denyar (flashover) udara yang disepanjang permukaan isolator.

(37)

Gambar 3.7. Isolator pada sisi 150 kV Fungsi Isolator

1. Fungsi isolator dari aspek listrik

a. Mengisolasi antara kawat fasa dengan tanah. b. Mengisolasi antara kawat fasa dengan tanah. 2. Fungsi isolator dari aspek mekanik

a. Mengatur jarak dan sudut antara kawat dan kawat

b. Menahan adanya perubahan kawat akibat perbedaan temperature dan angin.

3.4.6. Ligthning Arrester

Lightning arrester adalah peralatan yang berfungsi untuk melindungi atau mengamankan peralatan listrik dari bahaya gangguan tegangan lebik baik yang disebabkan oleh surja petir (Lightning Surge) maupun surja hubung

(Switching Surge). Pada kondisi normal arrester akan bersifat sebagai isolator

namun ketika terjadi gangguan maka arrester akan bersifat sebagai pengalir arus ke tanah. [3]

Alat pelindung terhadap gangguan surja ini berfungsi melindungi peralatan sistem tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ketanah. Arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Selain melindungi peralatan dari tegangan

(38)

lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh tegangan lebih internal seperti surja hubung, selain itu arrester juga merupakan kunci dalam koordinasi isolasi suatu sistem tenaga listrik. Bila surja datang ke gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang akan mengenai peralatan dalam gardu induk. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai berikut :

a) Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasan (discharge voltage), yaitu tegangan terminal pada waktu pelepasan harus cukup rendah sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan disebut juga tegangan gagal sela (gap breakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan disebut juga tegangan sisa (residual

voltage) atau jatuh tegangan (voltage drop)

Jatuh tegangan pada arrester = I x R Dimana :

I = arus arrester maksimum (A) R = tahanan arrester (Ohm)

b) Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja terus seperti semula. Batas dari tegangan sistem dimana arus susulan ini masih mungkin, disebut tegangan dasar (rated voltage) dari arrester.

Gambar 3.8. Arrester Prinsip kerja arrester

Pada prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi normal arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja arrester berlaku sebagai konduktor yang berfungsi melewatikan aliran arus

(39)

yang tinggi ke tanah. Setelah itu hilang arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator.

3.4.7. Rel atau Busbar

Busbar atau rel adalah suatu peralatan pada gardu induk yang berbentuk konduktor yang menjadi penghubung antara satu saluran transmisi dengan saluran transmisi lain ataupun dengan peralatan lain pada gardu induk seperti transformator daya. Oleh karena fungsinya ini busbar harus mampu bekerja pada kondisi tegangan tinggi dan arus yang besar. Pada umumnya busbar terbuat dari bahan tembaga (Bar Copper atau Hollow Conductor), ACSR, Almalec, atau Alumunium (Bar Alumunium atau Hollow Conductor).

Sistem busbar dapat dikelompokkan atas beberapa konfogurasi, seperti:

Single Busbar, Double Busbar, One half Busbar, atau Busbar Cincin. Sistem

busbar yang digunakan pada Gardu Induk Padang Luar adalah sistem double

busbar. Sistem double busbar ini digunakan pada sisi tegangan 150 kV dan 20

kV.

Rel berfungsi sebagai titik pertemuan saluran transmisi satu dengan yang lainnya,menghubungkan tranformator-transformator tenaga dan peralatan– peralatan listrik lainya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik. Sistem rel pada dasarnya dibedakan menjadi 3 macam,yaitu :

1. Sistem Rel Tunggal

Sistem ini adalah yang paling sederhana dan murah serta biasa dipakai untuk gardu induk kecil dan sedang.Kelemahan pada sistem ini adalah apabila terjadi gangguan pada rel,maka pelayanan atau penyaluran tenaga akan terputus sama sekali.

2. Sistem Rel Ganda

Pada sistem ini memakai dua rel dan biasanya juga dipasang PMT Kopel (CB Coupling) untuk menghubungkan kedua rel tersebut.Sistem rel ganda umumnya keandalan yang tinggi.

3. Sistem Rel Gelang

Sistem ini merupakan pengembangan dari sistem rel tunggal. Pada sistem ini dilengkapi dengan PMT section.Hal ini diperlukan agar penyaluran tenaga listrik tidak terganggu seluruhnya.

(40)

Gambar 3.9. Rel Tunggal pada sisi 150 kV 3.4.8. Line Traps

Line traps berfungsi untuk menahan gelombang frekuensi tinggi agar

tidak masuk ke daerah kerja frekuensi 50 Hz. Impedansi sebuah kumparan adalah :

XL = WL = 2 π f L

Jadi besar kecil nya impedansi tersebut tergantung pada kumparan ( Henry ) dan frekuensi yang melaluinya ( f ) dalam hertz. Line traps mempunyai susunan mekanis:

a. Kumparan Reaktif ( L ) b. Kumparan Penala ( C ) c. Penangkal Petir ( A )

(41)

3.4.9. Panel Kontrol

Panel kontrol adalah peralatan yang digunakan untuk mengontrol peralatan-peralatan gardu induk. Pada panel kontrol Gardu Induk Padang Luar terpasang saklar operasi dari PMT, PMS, serta lampu indikator posisi sakelar dan diagram rel atau announciator. Diagram rel (mimic bus), sakelar, dan announciator ini diatur letak dan hubungannya sehingga dapat menggambarkan kondisi sebenarnya dari semua peralatan dan rangkaian yang ada. Pada Gardu Induk Padang Luar juga terdapat panel kontrol yang berfungsi untuk panel rele. Pada panel rele terpasang rele-rele proteksi yang digunakan oleh gardu induk. 3.4.10. Panel rele Proteksi

Pada panel rele ini, terpasang rele pengaman untuk trafo, feeder-feeder, busbar, dan relai pengaman SUTT. Tergantung peralatan-peralatan tersebut pada saat operasi dapat diketahui dari rele–rele itu sendiri serta pada indikator gangguan yang ada pada panel kontrol.

Panel proteksi yang ada pada ruang kontrol Gardu Induk Padang Luar terdapat panel proteksi untuk PHT Maninjau, Panel PHT Payakumbuh, Panel Proteksi Transformator 20 MVA dan Transformator 30 MVA.

3.4.11. Baterai

Suatu gardu induk dituntut selalu harus memiliki kendalan dan stabilitas tinggi. Meskipun suplai listrik dari pusat pembangkit dimatikan, peralatan-peralatan seperti relai proteksi dituntut harus tetap menyala agar dapat langsung bekerja ketika suplai listrik dinyalakan kembali. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sumber tenaga cadangan, seperti baterai untuk pengoperasian peralatan-peralatan ini. Pada Gardu Induk Padang Luar digunakan baterai

Alkaline type Nickle Cadmium (Ni-Cd).

Baterai adalah alat yang menghasilkan tenaga listrik dengan proses kimia. Penempatan baterai pada Gardu Induk Padang Luar maupun pusat-pusat pembangkit tenaga listrik digunakan untuk :

1. Sumber tenaga untuk relai proteksi

2. Sumber tenaga untuk PMT ,PMS dan Tap Changer. 3. Sumber tenaga untuk peralatan telekomonikasi

(42)

4. Sumber tenaga untuk penerangan darurat 5. Sumber untuk PLC

6. Sumber untuk SCADA

Ada dua jenis baterai yang dikenal,antara lain :

a. Baterai Timah Hitam (Lead Acid Storage Battery) b. Baterai Alkali (Alkali Storage Battery)

Gambar 3.11. Baterai GI Padang Luar Ket : Blue (Biru) Batterai 48 VDC untuk SCADA

Yellow (Kuning) Batterai 48 VDC untuk PLC

Red ( Merah ) Batterai 110 VDC untuk Sistem Proteksi 3.5. Pengoperasian Gardu Induk

Pengoperasian gardu induk menyangkut hal seperti : Supervisi , pencatatan, control dan penyetelan kondisi operasi dari semua peralatan dan tindakan-tindakan darurat waktu terjadi gangguan. Tujuan Operasi adalah untuk memberikan atau mempertahankan pelayanan tenaga listrik yang baik dengan cara mencegah pemutusan penyedian listrik sekecil mungkin.Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pedoman operasi yang harus ditaati oleh petugas Gardu Induk. Untuk mendukung tugas yang dilaksanakan petugas Gardu Induk perlu memahami hal-hal berikut :

1. Perlu dilakukan pencatatan operasi dengan berpedoman pada prosedur yang ada

2. Mengerti mengenai cara pencegahan bahaya kebakaran pada peralatan melalui prosedur operasi yang ada

(43)

3. Paham mengenai gambar–gambar, tabel–tabel, dan formulir–formulir, single line diagram. Oleh karena itu, perlu dipelajari tentang diagram sistem.

Berdasarkan petunjuk pengusahaan gardu induk, pengoperasian gardu induk diawali dengan persiapan pengusahaan dengan tahap-tahap (Standard Operation

Procedure) sebagai berikut:

1. Pengoperasian gardu induk yang baru selesai dibangun

Sebelum gardu induk diberi tegangan dan dibebani, terlebih dahulu harus dinyatakan oleh regu pemeliharaan bahwa gardu induk telah siap dioperasikan, dengan ketentuan:

a. Semua peralatan (transformator daya, PMT, PMS, dsb.) telah memenuhi syarat untuk dioperasikan.

b. Setting pada rele telah sesuai dengan ketentuan.

c. Sistem komunikasi yang ada harus dalam keadaan siap pakai. d. Semua peralatan pemadam kebakaran apakah sudah memenuhi

syarat.

e. Pemeriksaan umum

1. Peralatan kerja tidak mengganggu operasi dan sudah disimpan pada tempatnya.

2. Rambu-rambu peringatan telah dipersiapkan.

f. Laporan siap operasi. Setelah pemeriksaan persiapan dilakukan, maka segera dilaporkan kepada piket bahwa gardu induk siap untuk dioperasikan.

3. Pengoperasian kembali gardu induk yang trip (//) akibat gangguan.

a. Setelah gardu induk trip akibat gangguan segera dilaporkan ke UPB.

b. Kabel, SUTT, beban, kapasitor (kalau ada) dan transformator tenaga dikeluarkan.

c. Rel tegangan tinggi dibebaskan dari tegangan (bila perlu). d. Rele-rele yang bekerja dicatat dan direset kembali.

(44)

f. Keadaan gardu induk dilaporkan ke UPB. Pemberian tegangan kembali dilakukan setelah ada perintah dari UPB.

Apabila syarat-syarat di atas telah dipenuhi dan dengan perintah piket dapat dilaksanakan sebagai berikut:

1. Memasukkan tegangan dari SUTT ke rel a. Keluarkan PMS tanah

b. Masukkan PMS rel

c. Masukkan PMS penghantar d. Masukkan PMT penghantar

e. Bila ada kelainan segera dilaporkan pada UPB 2. Pemberian tegangan dari rel ke SUTT

a. Keluarkan PMS tanah b. Masukkan PMS penghantar c. Masukkan PMS rel

d. Masukkan PMT penghantar 3. Interkoneksi dengan sistem lain

a. Paralel pada rel

Setelah rel I dan rel II bertegangan dari dua sistem yang berlainan (cara pemasukkan tegangan masing-masing seperti cara I.) dan apabila akan diparalel, sesuai dengan perintah UPB maka dilakukan dengan urutan-urutan sebagai berikut:

1. Masukkan PMS rel I dari PMT kopel 2. Masukkan PMS rel II dari PMT kopel

3. Setelah syarat parale dipenuhi (tegangan, frekuensi, dan urutan fasa sama) PMT kopel dimasukkan.

b. Paralel pada penghantar

Setelah rel I atau rel II bertegangan (cara pemasukkan tegangan masing-masing seperti 1.) dari satu sistem dan salah satu penghantar sudah bertegangan dari sistem lain, dan apabila akan diparalel sesuai dengan perintah UPB , maka dilakukan dengan urutan sebagai berikut:

(45)

i. Masukkan PMS rel I atau rel II dari PMT yang bersangkutan.

ii. Masukkan PMS penghantar dari PMT penghantar di atas. iii. Setelah syarat paralel dipenuhi PMT baru dimasukkan. 4. Pemberian tegangan pada transformator daya

a. Transformator daya dioperasikan

b. PMS rel tegangan menengah pada sisi penyulang dimasukkan c. PMS rel tegangan menengah pada sisi transformator dimasukkan d. PMT rel tegangan menengah dimasukkan

5. Pembebasan transformator daya

Setelah transformator daya diberi tegangan dan rel tegangan menengah bertegangan pula, kabel-kabel urutan dimasukkan sebagai berikut:

a. PMS tanah dikeluarkan b. PMS tanah dimasukkan c. PMS kabel dimasukkan d. PMT kabel dimasukkan

e. Bila ada kelainan segera laporkan ke UPB. 3.6 Pemeliharaan Gardu Induk

Instalasi Gardu Induk terdiri dari berbagai peralatan listrik, maka pelaksanaan pemeliharaan pada dasarnya terdiri dari pemeliharaan masing-masing peralatan listrik yang terpasang. Oleh karena itu jadwal pemeliharaan instalasi Gardu Induk disusun dengan kurun waktu Harian, Mingguan, Bulanan, Tahunan dan bahkan lebih dari satu tahun.

Pemeliharaan gardu induk dilakukan dengan cara pemeriksaan dan pengamatan dengan maksud untuk mencegah timbulnya gangguan penyaluran tenaga listrik dan kerusakan peralatan. Adapun urutan langkah kerja dalam pemeliharaan gardu induk adalah sebagai berikut:

a. Pengawasan secara cermat pada lokasi gardu induk yang sedang beroperasi

Dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan penyaluran tenaga listrik dan kerusakan peralatan. Pengawasan ini mencakup:

(46)

1. Pengawasan gangguan faktor luar seperti gangguan yang disebabkan oleh manusia, binatang, dan tanaman.

2. Pengawasan gangguan faktor dalam.

3. Sistem komunikasi selalu baik dan siap operasi.

4. Pengawasan sistem sumber arus searah seperti penyearah dan baterai agar selalu bekerja dengan baik.

5. Pengawasan sistem pemadam kebakaran selalu dalam keadaan siap kerja.

b. Pengamatan yang perlu pada gardu induk yang sedang beroperasi

Pengamatan harus dilakukan secara periodik dan disesuaikan dengan batas waktu tertentu terhadap arus beban, tegangan, daya, faktor kerja, energi, tegangan DC yang perlu dicatat.

1. Arus beban

2. Tegangan dan temperatur

3. Tinggi permukaan dan warna minyak transformator

4. Pencatat counter dari PMT, tap changer, dan lighting arrester. 5. Tekanan minyak hydrolik, gas SF6, dan udara untuk PMT

(47)

BAB IV

IN SERVICE MEASUREMENT TRANSFORMATOR TENAGA 60 MVA DI

GARDU INDUK PADANG LUAR MENGGUNAKAN THERMOVISI 4.1. Pengertian dan Fungsi Transformator

Transformator merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Transformator menggunakan prinsip hukum induksi faraday dan hukum lorentz dalam menyalurkan daya, dimana arus bolak balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet, dan apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda potensial (Gambar 4.1.). [4]

Gambar 4.1. Arus bolak balik mengelillingi inti besi

Arus (current) yang mengalir pada belitan primer akan menginduksi inti besi transformator sehingga di dalam inti besi akan mengalir flux magnet dan flux magnet ini akan menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat beda potensial (Gambar 4.2)

(48)

4.2 Jenis-jenis Transformator

Berdasarkan fungsinya transformator tenaga dapat dibedakan menjadi: a. Trafo pembangkit

b. Trafo gardu induk / penyaluran c. Trafo distribusi

Transformator tenaga untuk fungsi penyaluran dapat dibedakan menjadi:

a. Trafo besar b. Trafo sedang

c. Trafo kecil

4.3. Konstruksi Transformator Daya

Beberapa bagian yang menjadi konstruksi dari transformator daya/tenaga adalah sebagai berikut:

4.3.1. Electromagnetic Circuit (Inti Besi)

Inti besi digunakan sebagai media jalannya flux yang timbul akibat induksi arus bolak balik pada kumparan yang mengelilingi inti besi sehingga dapat menginduksi kembali ke kumparan yang lain. Dibentuk dari lempengan-lempengan besi tipis berisolasi yang di susun sedemikian rupa.

(49)

4.3.2. Current Carrying Circuit (winding)

Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang mengelilingi inti besi, dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan tembaga tersebut, inti besi akan terinduksi dan menimbulkan flux magnetik.

Gambar 4.4. Belitan Trafo 4.3.3. Bushing

Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan jaringa luar. Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan

(50)
(51)

Gambar 4.6. Bushing

Secara garis besar bushing dapat dibagi menjadi empat bagian utama yaitu isolasi, konduktor, klem koneksi, dan asesoris. Isolasi pada bushing terdiri dari dua jenis yaitu oil impregnated paper dan resin impregnated paper. Pada tipe oil impregnated paper isolasi yang digunakan adalah kertas isolasi dan minyak isolasi sedangkan pada tipe resin impregnated paper isolasi yang digunakan adalah kertas isolasi dan resin.

(52)

Gambar 4.8. Konduktor bushing dilapisi kertas isolasi

Terdapat jenis-jenis konduktor pada bushing yaitu hollow conductor dimana terdapat besi pengikat atau penegang ditengah lubang konduktor utama, konduktor pejal dan flexible lead. Klem koneksi merupakan sarana pengikat antara stud bushing dengan konduktor penghantar diluar bushing. Asesoris bushing terdiri dari indikasi minyak, seal atau gasket dan tap pengujian. Seal atau gasket pada bushing terletak dibagian bawah mounting flange.

Gambar 4.9. Gasket / seal antara flange bushing dengan body trafo

(53)

4.3.4. Pendingin

Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh kualitas tegangan jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan. Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada transformator. Oleh karena itu pendinginan yang efektif sangat diperlukan.

Minyak isolasi transformator selain merupakan media isolasi juga berfungsi sebagai pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan akan dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip–sirip radiator. Adapun proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi guna meningkatkan efisiensi pendinginan serta radiator. Untuk gambar dari radiator dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Gambar

Gambar 2.1. Unit bisnis PT. PLN (Persero)
Gambar 2.2. Wilayah Kerja P3BS (s.d. Mei 2008)
Gambar 3.1. Transformator Daya 30 MVA 3.4.4.1. Bagian – Bagian Transformator dan Fungsinya
Gambar 3.3.  Transformator Arus 150 kV GI Padang Luar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan fungsinya, yaitu arester melindungi peralatan listrik pada sistem jaringan terhadap tegangan lebih yang disebabkan petir atau surja hubung, pada umumnya arrester

Surge Arrester merupakan peralatan tegangan tinggi yang berfungsi membatasi high transient voltage ( tegangan tinggi transient) yang muncul ketika sistem mengalami gangguan

Surge Arrester merupakan peralatan tegangan tinggi yang berfungsi membatasi high transient voltage ( tegangan tinggi transient) yang muncul ketika sistem mengalami gangguan

dibumikan digunkan bilamana arus gangguan 1 fasa kurang dari 60% dari arus gangguan 3 fasa Lighting Arrester adalah alat yang sensitife terhadap tegangan dan

Master station berfungsi untuk mengolah data yang diterima dari sistem tenaga listrik (Pusat listrik, Gardu Induk dll) yang dimonitor oleh operator melalui peralatan bantu

64 V RELE OVER VOLTAGE ( TEGANGAN LEBIH ) Berfungsi RELE OVER VOLTAGE ( TEGANGAN LEBIH ) Berfungsi untuk untuk medeteksi medeteksi gangguan gangguan tegangan tegangan lebih lebih

Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau

Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau