• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Kota Padang. Gambaran Umum. Letak Geografis : LS dan BT. Luas Wilayah : 694,96 km 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Profil Kota Padang. Gambaran Umum. Letak Geografis : LS dan BT. Luas Wilayah : 694,96 km 2"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Profil Kota Padang

Sumber: Dokumentasi Best Practice Kota-kota, Jilid 4, 2008

Kota padang adalah ibukota Provinsi Sumatera Barat yang terletak di pantai barat Pulau Sumatera dengan luas wilayah sebesar 694,96 km2 atau setara dengan 1,65

persen dari luas provinsi Sumatera Barat. Kota Padang terdiri dari 11 kecamatan dengan kecamatan terluas adalah Kota Tangah yang mencapai 232,25 km2.

Dari keseluruhan luas kota padang sebagian besar atau 52,52 persen berupa hutan yang dilindungi oleh pemerintah. Berupa bangunan dan pekarangan seluas 9,01 persen atau 62,63 km2 sedangkan yang digunakan untuk lahan sawah seluas 7,52

persen atau 52,25 km2.

Selain di daratan Pulau Sumatera, Kota Padang memiliki 19 Pulau dimana yang terbesar adlaah Pulau Sikuai di kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas 38,6 km2, Pulau

Toran di Kecamatan Padang Selatan seluas 25 km2 dan Pulau Pisang Gadang seluas

21,12 km2 juga di Kecamatan Padang Selatan.

Wilayah daratan Kota Padang yang ketinggiannya sangat bervariasi yaitu antara 0-1853 m diatas permukaan laut dengan daerah tertinggi adalah Kecamatan Lubuk Kilangan. Kota Padang memiliki banyak sungai yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil dengan sungai terpanjang yaitu Batang Kandis sepanjang 20 km. Tingkat curah hujan Kota Padang mencapai rata-rata 405,58 mm perbulan dnegan rata-rata hari hujan 17 hari per bulan pada tahun 2003. Suhu udaranya cukup tinggi yaitu antara 230-320 C

pada siang hari dan malam hari adalah antara 220 – 280 C. Kelembabannya berkisar

antara 78-81 persen. Gambaran Umum

Letak Geografis : 00 44’ 00” – 10 08’ 35” LS dan

1000 05’ 05” – 1000 34’ 09” BT

Luas Wilayah : 694,96 km2

Batas Wilayah

> Sebelah Utara : Kabupaten Padang Pariaman > Sebelah Timur : Kabupaten Solok

> Sebelah Selatan : Kabupaten Pesisir Selatan > Sebelah Barat : Kabupaten Lautan Hindia

Jumlah Kecamatan : 11 kecamatan

Jumlah Kelurahan : 104 kelurahan

Jumlah penduduk : 803.324 Jiwa

> Laki-laki : 483.882 Jiwa > Perempuan : 419.442 Jiwa

(2)

LAYANAN PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH

KOTA PADANG

Situasi Sebelum Inisiatif

Hingga tahun 2003 di wilayah kota Padang terdapat TPS sebanyak 74 lokasi yang tersebar di lima kecamatan. Dalam hal ini Kegiatan pengumpulan sampah merupakan tugas pokok Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dibantu masyarakat. Kegiatan pengumpulan dari rumah-rumah dan lokasi-lokasi sumber ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) serta pembersihan jalan-jalan kota pun menjadi tanggung jawab DKP.

Saat itu sampah kota Padang telah mencapai 1,432 m3 / hari diantaranya berasal dari rumah tangga, tempat sosial, toko / ruko dan dari kegiatan industri sedangkan dari taman / jalan menimbulkan 75,5 m3 sampah serta 26 m3 dari

perkantoran. Dari seluruh timbulan sampah yang ada, 800 m3 telah dapat dikelola setaip hari dengan melibatkan 699 orang dengan rincian tugas 114 orang di bagian pengumpulan, 140 orang bertugas dalam pengangkutan dan 23 orang bekerja di Lahan Pembuangan Akhir (LPA).

Prasarana dan Sarana Persampahan

Kota Padang

No Komponen Uraian Jumlah Satuan

1 Tehnik operasional Rata-rata timbulan Volume rata-rata 0,0035 m3/hari/pddk sampah yang dikelola 1,913 m3 / hari 2 Sarana pengumpulan sampah

Gerobak sampah 993 Unit

Becak sampah 336 Unit

Bak sampah 122 Unit

3 Sarana pemindahan sampah

TPS 238 Unit

Transfer depo 1 Unit

Kontainer 65 Unit

4 Sarana pengangkutan sampah

Truk sampah 12 Unit

Dump truk 2 Unit

Amroll truk 12 Unit

5 LPA Buldozer 1 Unit

Back hoe/excavator 1 Unit

Loader 1 Unit

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang

Dalam melaksanakan pekerjaan pengelolaan sampah Kota Padang, 699 personel (dengan dukungan 7 unit mobil operasional dan 2 unit sepeda motor) bekerja dengan menggunakan sarana gerobak sampah sejumlah 993 unit dalam pengumpulan samapah dan ditumpuk di 238 unit TPS yang dilengkapi dengan 1 unit transfer depo serta 60 unit kontainer.

(3)

Kebutuhan Komponen Sampah

Kota Padang

Jumlah penduduk 765.45 Jiwa

Timbunan sampah kota 0,00325 m3/org/hari Perkiraan timbunan sampah total 2.487,71 m3 Sampah yang terangkut saat ini 800 m3

Selisih 1.687,71

Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang

Dengan jumlah penduduk sebesar 765.450 jiwa (Tahun 2003) diperkirakan berpotensi menghasilkan timbunan sampah mencapai sebesar2.487,71 m3, sementara tingkat pengelolaan sampah yang baru terangkut sebesar 800 m3, maka dinilai masih sangat kurang. Sehingga masih banyak sampah yang dibuang secara sembarang ataupun dibakar sendiri oleh penduduk.

Tingkat kuantitas sampah yang termasuk tinggi di Kota Padang disebabkan oleh beberapa hal yaitu layanan pengangkutan sampah yang masih kurang dan lokasi tempat samaph yang seringkali menyulitkan petugas DKP untuk mengangkutnya.

Akibatnya masih banyak sampah di jalan-jalan utama Kota Padang menumpuk pada siang hari atau pada jam-jam sibuk sehingga sangat mengganggu keindahan dan keasrian kota. Selain itu, dikarenakan keterbatasan jumlah kontainer/bak penampung sampah sementara dan faktor lokasi yang tidak memungkinkan untuk ditempatkan bak sampah, maka masyarakat sering meletakkan begitu saja sampah dalam karung di balik pagar rumahnya sehingga kondisi ini pun mengganggu keindahan kota.

Sebenarnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan teratur sebagai suatau masyakat kota sudah cukup tinggi, hanya saja belum didukung oleh suatu sistem pengelolaan sampah yang baik. Sementara di sisi lain, pemko padang mengalami keterbatasan dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam pengelolaan sampah, maka berakibat kepada tidak optimalnya penanganan sampah di jalan-jalan utama serta kawasan permukiman penduduk.

Inisiatif

Pada tahun 2004 Pemko Padang melaui walikota telah memprakarsai inovasi layanan pembuangan sampah di Kota Padang. Sebenarnya inovasi menitikberatkan kepada pengelolaan sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah dari Gantungan Sampah (GS) ke TPS atau TPS ke LPA. Sebelum program inovasi dilaksanakan, pengumpulan sampah dilakukan dengan memanfaatkan bak-bak sampah yang terdapat di pinggiri jalan dan kemudian dibawa ke LPA oleh truk atau mobil sampah. Dengan sistem yang baru, sampah tidak lagi dimasukkan ke dalam bak, tapi ditumpuk dnegan menggunakan karung plastic di LPS yang selanjutnya dibawa ke LPA sehingga dapat mengurangi jam penumpukan.

(4)

Inovasi lain yang dilakukan adalah dengan membuat tempat Gantungan Sampah (GS) yang berfungsi sebagai tempat menggantung sampah yang telah dimasukkan dalam kantong plastik. Cara baru ini terbukti sangat efektif untuk menanggulangi kekurangan LPS, baik LPS yang bersifat permanent maupun container, pada kawasan-kawasan yang tidak memiliki ruang yang cukup luas atau karena alasan mengurangi keindahan dan menghindari bau tidak sedap. Dengan cara baru ini, maka sampah rumah tangga yang dulunya digantungkan atau diletakkan dipagar rumah sekarang dapat digantungkan pada tempat gantungan sampah yang telah tersedia yang selanjutnya akan diambil oleh truk-truk pengangkut sampah untuk dibawa ke LPA.

Kedua cara pengangkutan sampah tersebut dinilai lebih memanusiakan petugas kebersihan dari Dinas kebersihan dan Pertamanan. Karena dengan demikian petugas akan dengan mudah langsung mengambil sampah dari karung maupun kantong plastic tanpa harus menyapu, mencangkul dan menaikkannya ke truk-truk sampah.

Kemudian untuk mengatasi penumpukan sampah di jalan-jalan utama, maka sistem pengangkutan selain dengan truk dibantu juga dengan armada pengangkutan yang lebih kecil yakni Becak Motor Sampah (BMS). Becak Motor Sampah adalah layaknya sepeda motor yang dibelakangnya terdapat bak sampah. Dengan armada BMS, mobilitas dan intensitas pembuangan sampah lebih tinggi.

Strategi yang Diterapkan

Kebiasaan walikota melakukan pengamatan langsung di lapangan bersama pejabat dari dinas-dinas terkait menyimpulkan bahwa penanganan sampah di Kota Padang merupakan salah satu prioritas program yang harus segera direalisasikan. Selanjutnya berdasarkan hasil kunjungan resmi ke Cina, walikota mengusulkan pengadaan BMS dan GS sebagai salah satu alat yang dapat diterapkan di Kota Padang dalam mengurangi permasalahan sampah.

Melalui rapat staf pada tanggal 5 setiap bulannya diputuskanlah bahwa untuk menangani permasalahan sampah diperlukan beberapa langkah sebagai berikut:

1. Melakukan proses kajian dari dinas terkait tentang berbagai kelebihan dan kekurangan dari sistem sebelumnya. Dari hasil kajian ini, disimpulkan bahwa cara yang dinilai layak untuk diterapkan adalah dengan menambah sarana yakni BMS dan GS, selain penambahan sarana-sarana lain seperti kontainer, truk dan petugas.

2. Untuk masalah pembiayaan, maka walikota beserta dinas terkait melakukan identifikasi sekaligus melaksanakan diseminasi program berbagai pihak diantaranya pertemuan dengan pihak swasta seperti lembaga perbankan; lembaga asuransi; telekomunikasi; dan perusahaan-perusahaan lain. Hampir di setiap sambutannya walikota menyampaikan program penanganan sampah dengan pengadaan BMS dan GS-nya yang memerlukan dukungan (sponsorship)dari swasta. Selain itu, walikota dan dinas terkait melakukan korespondensi ke pihak swasta. Dalam menarik pihak swasta mensponsori pengadaan BMS dan GS, Pemko Padang menawarkan biaya sebesar Rp. 15.000.000 – 20.000.000 untuk BMS dan Rp. 650.000 untuk GS dengan kompensasi bagi pihak sponsor dibebaskan dari pungutan pajak iklan serta nama perusahaan dan atau produknya terpampang di BMS atau GS.

(5)

3. Menempatkan GS di lokasi-lokasi yang tidak mungkin diletakkan bak sampah, khususnya di pusat kota dan komplek perumahan.

4. Menetapkan dan mensosialisasikan jadwal pengangkutan sampah kepada petugas kebersihan dan masyarakat melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik bahwa jadewal pengangkutan sampah berlaku dari pukul 05.00 – 16.00 WIB. Dengan demikian armada pengangkutan dapat melakukan tugasnya tiga (3) sampai tujuh (7) kali putaran pengangkutan

5. Mengadakan Gotong Royong (Goro) kebersihan dalam satu bulan sekali pada minggu keempat yang dipimpin langsung oleh para pejabat di Pemko Padang.

6. Memberikan asuransi kepada seluruh petugas kebersihan dan pertamanan beserta istri dan 2 orang anaknya. Hingga saat ini 739 petugas lapangan kebersihan dan pertamanan telah diasuransikan untuk kesehatan, kecelakaan dan kematian.

7. Mengeluarkan regulasi untuk menjaga kebersihan kota, yakni dnegan Perda nomor 04 tahun 2007 yang merupakan revisi dari Perda Nomor 11 Tahun 2005 tentang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Dalam peraturan ini terdapat sanksi pidanan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000. Dan Perda Nomor 03 tahun 2007 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan yang merupakan revisi dari Perda Nomor 5 Tahun 2002.

Meskipun demikian, masih terdapat sejumlah kendala yang dihadapi Pemko Padang dalam menangani permasalahan sampah, seperti:

¾ masih terbatasnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana

¾ Masih terbatasnya anggaran

¾ Masih kurangnya keterlibatan dari masyarakat dan swasta

¾ Belum ada pemisahan antara sampah organik dan non organic

¾ Belum diterapkannya sistem penanganan smapah berbasiskan teknologi Hasil yang Dicapai

Dengan tujuan menjaga dan memelihara kebersihan kota, maka melalui berbagai cara yang telah dilakukan oleh Pemko Padang dalam menangani permasalahan sampah, akhirnya dicapailah beberapa hasil yang cukup signifikan, yakni:

1. Berkurangnya penumpukan sampah di TPS-TPS, terutama TPS di jalan utama dan pusat kota pada pagi hari. Bila sebelumnya hingga jam 09.00 wib masih dapat kita lihat tumpukan—tumpukan smapah di TPS-TPS terutama di jalan-jalan utama kota, maka sejak ada program GS dan BMS, tumpukan-tumpukan sampah tersebut telah berkurang bahkan tidak ada sama sekali.

2. Dengan GS dan karung plastik, tentunya mempercepat waktu pengangkutan atau pengambilan sampah. Kalau sebelum ada GS, sampah diangkut ke truk dengan mempergunakan sapu dan cangkul, maka setelah ada GS dan karung plastic, petugas DKP langsung mengambil dan mengangkutnya ke truk tanpa harus menyapu dan mencangkulnya.

3. Tumbuhnya kesediaan dari masyarakat untuk membuang sampah ke TPS dengan terlebih memasukkan ke dalam karung-karung plastic yang telah disediakan atau mereka sediakan sendiri.

4. Tumbuh kesadaran dari masyarakat untuk memanfaatkan GS dan karung plastic sehingga tidak ditaruh atau dibuang begitu saja.

(6)

5. Meningkatnya partisipasi swasta dalam pengadaan GS dan BMS dengan sistem sponsorship. Hingga saat ini BMS sudah 51 unit dan GS sebanyak 1000 unit.

6. Pada tahun 2007 Pemerintah Kota Padang mendapatkan piala Adipura yang ke-19 kalinya dalam kategori kota sedang dari pemerintah pusat.

Dalam kegiatan ini Pemko Padang pada tahun 2004 telah mengalokasikan anggaran dalam APBD-nya sebesar Rp. 10.773.417.000; tahun 2005 dan 2006 meningkat menjadi Rp. 11.282.336.150 dan Rp.17.765.342.118. Semua anggaran terserap untuk operasional dan gaji atau honor petugas DKP.

Keberlanjutan

Pemko Padang berkomitmen untuk terus melanjutkan program ini, meskipun hingga saat ini retribusi yang disetorkan dari sektor ini belum signifikan dengan anggaran yang telah dialokasikan melalui APBD, yakni baru mencapai 16,17% saja. Bahkan untuk petugas lapangan Dinas Kebersihan dan Pertamanan akan ada tambahan kesejahteraan lagi dengan memberikan beasiswa kepada anak-anaknya yang berprestasi. Selain itu, sampah di Kota Padang pun telah membuat beberapa investor tertarik untuk berinvestasi di sektor ini, seperti akan didirikan pabrik composting dan pabrik gas metan di LPA Air Dingin, Kecamatan Koto Tengah.

Pelajaran yang Dapat Diambil

Dari program ini dapat diambil beberapa pelajaran, yaitu bahwa penanganan sampah pun dapat melibatkan pihak swasta / sponsor dalam pengadaaan sarananya. Selain itu, political will dari seorang kepala daerah dalam menangani permasalahan ini merupakan faktor yang menentukan. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa keterlibatan dari seluruh pihak dalam menanggulangi setiap permasalahan khususnya persoalan sampah merupakan modal utama yang sangat besar guna menyukseskannya. Kemampuan Tular

Inovasi yang dapat ditransfer dalam penanganan sampah di Kota Padang adalah sistim packing sampah dan sistim sponsorship. Namun demikian, terdapat beberapa pra kondisi yang perlu disiapkan dalam melaksanakan program ini, seperti:

¾ Kemauan dan dukungan yang nyata dari eksekutif, legislative dan stakeholders termasuk para tokoh, pemangku adat, bundo kanduang.

¾ Ketersedian sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang memadai

¾ Tersedianya dukungan pendanaan untuk biaya operasional

Hingga saat ini telah banyak pula pemko lain yang telah mealkukan kunjungan lapangan ke Padang, seperti Pemko Jambi, Pemkodya Jakarta Barat, Pemko Bandung, dan Pemko Palembang. Pada umumnya mereka tertarik pada program pengadaan BMS yang melibatkan swasta.

(7)

KONTAK PENGHUBUNG

PEMKO PADANG

1. Nama : Ir. H. EMZALMI, M.Si

Jabatan : Kepala Bappeda Kota Padang

Alamat : Jl. Prof. M. Yamin, SH No. 70, Padang No. Telp : 0751-20797 / 27813

Fax : 0751-20797 HP : 0811661528

2. Nama : Ir. H. Hervan Bahar

Jabatan : Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang Alamat : Jl. Kampung Rambutan, Balai baru, Kec. Kuranji

No. Telp : 0751-496788 HP : 0811 660 739 APEKSI

Nama : IMAM YULIANTO

Jabatan : Staf Kerjasama Antar daerah Alamat : Rasuna Office Park III WO. 06-09 Komplek Rasuna Epicentrum Jakarta 12960

No. Telp : 021- 8370 4703, 9393 890 Fax : 021-83704733

Hp : 0812 985 9529

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitiann kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai

Beberapa ketentuan dan Lampiran dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang Penugasan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia di

Dalam Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pariwisata Ubud, LTTAK termasuk ke dalam sub pengembangan Kedewatan bersama dengan Desa Keliki, di mana untuk pengembangan

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa secara Serentak, hari,

Sedangkan di Puskesmas Adimulyo, dari sasaran sejumlah 3.398 PUS, yang sudah dilakukan pemeriksaan IVA sebanyak 825 perempuan (24,27%) dengan IVA (+) 133 kasus dan curiga kanker

Ide dasar penerapan blended learning pada Praktikum Mekatronika yang dilaksanakan di kelas kontrol adalah dengan menghilangkan sesi penjelasan pengantar topik

Pada pembangunan jalan rel baru, bahan yang diperlukan dibawa ke lokasi dan dibangun/dipasang untuk membentuk sepur (track), karena masih terdapat kemungkinan terjadinya penurunan

Rumput laut yang tercampr dalam air campuran beton dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan beton secara signifikan Bercampurnya rumput laut dengan semen akan