• Tidak ada hasil yang ditemukan

jalan rel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "jalan rel"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 9

BAB 9

SETASIUN & EMPLASEMEN

SETASIUN & EMPLASEMEN

Umum :

Umum : Mo

Moda da trtrananspsporortatasi si kekeretreta a apapi i dadalalam m memenjnjalalanankakan n fufungngsisinya nya seselalainin memerlukan ketersedian jalan rel dan kendaraan jalan rel (lokomotif dan memerlukan ketersedian jalan rel dan kendaraan jalan rel (lokomotif dan kereta/gerbong) juga memerlukan fasilitas untuk :

kereta/gerbong) juga memerlukan fasilitas untuk : 1).

1). Memberikan pelayanan Memberikan pelayanan naik dan naik dan turunnya penumpangturunnya penumpang 2).

2). Tempat muTempat muat dan bongkar barang angkat dan bongkar barang angkutanutan 3)

3).. MeMenynyususun un lolokokomomotitif/f/kekereretata/g/gererbobong ng memenjnjadadi i rarangngkakaiaian n yayangng dikehendaki dan penyimpanan kereta.

dikehendaki dan penyimpanan kereta. 4).

4). MemMemberi beri kemkemungungkinkinan an dan dan keskesempempataatan n kerkereta eta api api berpberpapaapasan san ataatauu menyalip

menyalip 5).

5). PemelPemeliharaaiharaan dan perbaikan kendarann dan perbaikan kendarann jalan reln jalan rel Fasilitas tersebut di atas tidak har

Fasilitas tersebut di atas tidak harus selalu ada di tiap-tiap tempat, tetapius selalu ada di tiap-tiap tempat, tetapi tergantung pada kebutuhan atas pelayanan yang perlu disediakan. Selain tergantung pada kebutuhan atas pelayanan yang perlu disediakan. Selain itu bisa juga beberapa fasilitas dijadikan satu di satu tempat.

itu bisa juga beberapa fasilitas dijadikan satu di satu tempat. SETASIUN

SETASIUN - Tempat

- Tempat pemberangkatan, persinggahan pemberangkatan, persinggahan & pemberhentian & pemberhentian Kereta ApiKereta Api - Tempat diadakan segala aktivitas yang berhubungan dengan jasa

- Tempat diadakan segala aktivitas yang berhubungan dengan jasa angkutannya sebelum atau sesudah perjalanan.

angkutannya sebelum atau sesudah perjalanan.

- Tempat dimana bagi penumpang diberikan fasilitas seperti rumah - Tempat dimana bagi penumpang diberikan fasilitas seperti rumah

makan, kantor pos dan giro, serta layanan lainnya. makan, kantor pos dan giro, serta layanan lainnya.

- Tempat calon penumpang untuk memberi kesempatan membeli karcis, - Tempat calon penumpang untuk memberi kesempatan membeli karcis,

menunggu datangnya kereta api sampai naik ke kereta api melalui menunggu datangnya kereta api sampai naik ke kereta api melalui  peron.

 peron.

Kategori stasiun Kategori stasiun

A. menurut ukuran ( Dimensi ) A. menurut ukuran ( Dimensi )

1.

1.  Setasiun Kecil  Setasiun Kecil , kereta cepat tidak berhenti, melayanai penumpang, kereta cepat tidak berhenti, melayanai penumpang local, fasilitas kereta untuk memberikan kesempatan bersusulan local, fasilitas kereta untuk memberikan kesempatan bersusulan atau berpapasan, memfasilitasi percabangan.

atau berpapasan, memfasilitasi percabangan. 2.

2.  Setasiun Sedang  Setasiun Sedang , memberikan pelayanan pada perjalanan kereta, memberikan pelayanan pada perjalanan kereta  jarak jauh, jumlah sepur lebih banyak dibandingkan st

 jarak jauh, jumlah sepur lebih banyak dibandingkan stasiun kecil.asiun kecil. 3.

3.  Setasiun Besar  Setasiun Besar , biasanya terdapat di kota besar, semua jenis kereta, biasanya terdapat di kota besar, semua jenis kereta  berhenti di stasiun ini, melayani

 berhenti di stasiun ini, melayani awal keberangkatan dan akhir awal keberangkatan dan akhir   perjalanan, daya tampung calon penumpang lebih besar.

(2)

B. menurut kegiatan ( Fungsi ) B. menurut kegiatan ( Fungsi )

1.

1.  Setasiun Penumpang, Setasiun Penumpang, berfungsi untuk menaikan dan turunnyaberfungsi untuk menaikan dan turunnya  penumpang.

 penumpang. 2.

2.  Setasiun Barang, Setasiun Barang, berfungsi untuk bongkar – muat barang muatan.berfungsi untuk bongkar – muat barang muatan. 3.

3.  Setasiun Penumpang dan Barang, Setasiun Penumpang dan Barang, berfungsi ganda yangberfungsi ganda yang kombinasi antara St. penumpang & St. barang.

kombinasi antara St. penumpang & St. barang. 4.

4.  Setasiun Langsiran, Setasiun Langsiran, berfungsi menyusun rangkaian kereta.berfungsi menyusun rangkaian kereta. C. menurut bentuk ( Geometrik )

C. menurut bentuk ( Geometrik ) 1.

1.  Setasiun Terusan, Setasiun Terusan, letak gedung utama pada stasiun ini sejajar letak gedung utama pada stasiun ini sejajar   jalan rel.

 jalan rel. 2.

2.  Setasiun Pulau, Setasiun Pulau, letak gedung utama pada stasiun ini beradaletak gedung utama pada stasiun ini berada diantara dua jalan rel dan sejajar dengan jalan rel.

diantara dua jalan rel dan sejajar dengan jalan rel. 3.

3.  Setasiun Jazirah ( semenanjung ), Setasiun Jazirah ( semenanjung ), gedung utama stasiun terletak gedung utama stasiun terletak  di antara dua jalan rel yang bertemu.

di antara dua jalan rel yang bertemu. 4.

4.  Setasiun Kepala ( siku, buntu ), Setasiun Kepala ( siku, buntu ), letak gedung utama siku-sikuletak gedung utama siku-siku terhadap jalan rel yang berkahir di stasiun tsb.

terhadap jalan rel yang berkahir di stasiun tsb. D. menurut operasional

D. menurut operasional 1.

1. Setasiun Akhir, Setasiun Akhir, merupakan tempat memulai atau berakhirnyamerupakan tempat memulai atau berakhirnya  perjalanan kereta.

 perjalanan kereta.

2. Setasiun Antara,

2. Setasiun Antara, merupakan tempat persinggahan sementara.merupakan tempat persinggahan sementara.

3. Setasiun Hubung Alih (junction),

3. Setasiun Hubung Alih (junction), merupakan kombinasi darimerupakan kombinasi dari stasiun akhir dan stasiun antara, untuk melanjutkan perjalanan stasiun akhir dan stasiun antara, untuk melanjutkan perjalanan

dengan lain kereta, bisa juga sebagai stasiun yang menghubungkan 3 dengan lain kereta, bisa juga sebagai stasiun yang menghubungkan 3  jurusan.

 jurusan.

4. Setasiun Penyilangan,

4. Setasiun Penyilangan, merupakan tempat persinggahan yangmerupakan tempat persinggahan yang terletak di persilangan 2 jalan rel.

terletak di persilangan 2 jalan rel.

EMPLASEMEN EMPLASEMEN

-- SekSekumpumpulaulan bann bangunagunan sepun sepur/jr/jalaalan rel unn rel untuk mtuk memfemfasiasilitlitasi keasi keretretaa agar dapat melakukan manuver.

agar dapat melakukan manuver.

-- MemMemungungkinkinkan kkan keretereta api a api untuntuk beuk bersirsilanlangan gan dan bdan bersersusulusulanan -- TeTerdardapapat t lelebibih dh darari i sasatu tu jajalalan rn relel

Jenis Emplasemen Jenis Emplasemen

a.

a.  Emplasemen Stasiun Emplasemen Stasiun ( emplasemen penumpang )( emplasemen penumpang )

Disebut juga emplasemen penumpang yang berfungsi untuk  Disebut juga emplasemen penumpang yang berfungsi untuk  menaikan dan menurunkan penumpang atau menampung kereta menaikan dan menurunkan penumpang atau menampung kereta datang dan berangkat serta kereta tunggu.

(3)

B. menurut kegiatan ( Fungsi ) B. menurut kegiatan ( Fungsi )

1.

1.  Setasiun Penumpang, Setasiun Penumpang, berfungsi untuk menaikan dan turunnyaberfungsi untuk menaikan dan turunnya  penumpang.

 penumpang. 2.

2.  Setasiun Barang, Setasiun Barang, berfungsi untuk bongkar – muat barang muatan.berfungsi untuk bongkar – muat barang muatan. 3.

3.  Setasiun Penumpang dan Barang, Setasiun Penumpang dan Barang, berfungsi ganda yangberfungsi ganda yang kombinasi antara St. penumpang & St. barang.

kombinasi antara St. penumpang & St. barang. 4.

4.  Setasiun Langsiran, Setasiun Langsiran, berfungsi menyusun rangkaian kereta.berfungsi menyusun rangkaian kereta. C. menurut bentuk ( Geometrik )

C. menurut bentuk ( Geometrik ) 1.

1.  Setasiun Terusan, Setasiun Terusan, letak gedung utama pada stasiun ini sejajar letak gedung utama pada stasiun ini sejajar   jalan rel.

 jalan rel. 2.

2.  Setasiun Pulau, Setasiun Pulau, letak gedung utama pada stasiun ini beradaletak gedung utama pada stasiun ini berada diantara dua jalan rel dan sejajar dengan jalan rel.

diantara dua jalan rel dan sejajar dengan jalan rel. 3.

3.  Setasiun Jazirah ( semenanjung ), Setasiun Jazirah ( semenanjung ), gedung utama stasiun terletak gedung utama stasiun terletak  di antara dua jalan rel yang bertemu.

di antara dua jalan rel yang bertemu. 4.

4.  Setasiun Kepala ( siku, buntu ), Setasiun Kepala ( siku, buntu ), letak gedung utama siku-sikuletak gedung utama siku-siku terhadap jalan rel yang berkahir di stasiun tsb.

terhadap jalan rel yang berkahir di stasiun tsb. D. menurut operasional

D. menurut operasional 1.

1. Setasiun Akhir, Setasiun Akhir, merupakan tempat memulai atau berakhirnyamerupakan tempat memulai atau berakhirnya  perjalanan kereta.

 perjalanan kereta.

2. Setasiun Antara,

2. Setasiun Antara, merupakan tempat persinggahan sementara.merupakan tempat persinggahan sementara.

3. Setasiun Hubung Alih (junction),

3. Setasiun Hubung Alih (junction), merupakan kombinasi darimerupakan kombinasi dari stasiun akhir dan stasiun antara, untuk melanjutkan perjalanan stasiun akhir dan stasiun antara, untuk melanjutkan perjalanan

dengan lain kereta, bisa juga sebagai stasiun yang menghubungkan 3 dengan lain kereta, bisa juga sebagai stasiun yang menghubungkan 3  jurusan.

 jurusan.

4. Setasiun Penyilangan,

4. Setasiun Penyilangan, merupakan tempat persinggahan yangmerupakan tempat persinggahan yang terletak di persilangan 2 jalan rel.

terletak di persilangan 2 jalan rel.

EMPLASEMEN EMPLASEMEN

-- SekSekumpumpulaulan bann bangunagunan sepun sepur/jr/jalaalan rel unn rel untuk mtuk memfemfasiasilitlitasi keasi keretretaa agar dapat melakukan manuver.

agar dapat melakukan manuver.

-- MemMemungungkinkinkan kkan keretereta api a api untuntuk beuk bersirsilanlangan gan dan bdan bersersusulusulanan -- TeTerdardapapat t lelebibih dh darari i sasatu tu jajalalan rn relel

Jenis Emplasemen Jenis Emplasemen

a.

a.  Emplasemen Stasiun Emplasemen Stasiun ( emplasemen penumpang )( emplasemen penumpang )

Disebut juga emplasemen penumpang yang berfungsi untuk  Disebut juga emplasemen penumpang yang berfungsi untuk  menaikan dan menurunkan penumpang atau menampung kereta menaikan dan menurunkan penumpang atau menampung kereta datang dan berangkat serta kereta tunggu.

(4)

 b.

 b.  Emplasemen Langsir  Emplasemen Langsir ( Marshaling yard )( Marshaling yard )

Berfungsi untuk kereta melakukan manuver menyusun Berfungsi untuk kereta melakukan manuver menyusun

rangkaian/formasi kereta, atau melakukan manuver menarik, rangkaian/formasi kereta, atau melakukan manuver menarik, mendorong kereta/gerbong dan memilih.

mendorong kereta/gerbong dan memilih. c.

c.  Emplasemen Gudang/ barang  Emplasemen Gudang/ barang ( fraight station )( fraight station )

Berfungsi untuk melayani kereta melakukan manuver bongkar  Berfungsi untuk melayani kereta melakukan manuver bongkar  muat barang.

muat barang.

d.

d. EmEmplplasasememen Pelen Pelababuhuhanan

Berfungsi untuk melayani kereta melakukan manuver diseputar  Berfungsi untuk melayani kereta melakukan manuver diseputar   pelabuhan laut.

 pelabuhan laut.

e.

e. EmEmplplasasememen Tren Trakaksi si 

Berfungsi untuk kereta/lok melakukan pemeriksaan, perawatan, Berfungsi untuk kereta/lok melakukan pemeriksaan, perawatan, reparasi, mengambil bbm/batubara, menginap

reparasi, mengambil bbm/batubara, menginap

Contoh pola dasar aneka jenis Emplasemen Contoh pola dasar aneka jenis Emplasemen

A. Emplasemen A. Emplasemen B. Tujuan/Fungsi B. Tujuan/Fungsi

S

Skkeemma a iinntti i EEmmppllaasseemmeenn CCiirrii--cciirri i kkhhaass W

WWW11 SSeeppuurr2 2 bbeerrkkaass WWWW2 2 / / bbuunnttuu 1. E. STASIUN 1. E. STASIUN Menampung : Menampung : Kereta datang Kereta datang Kereta tunggu Kereta tunggu Kereta berangkat Kereta berangkat Sp2-peron Sp2-peron ll

1. Jarak antar sp berkas 1. Jarak antar sp berkas tergantung lebar peron tergantung lebar peron 2. Panjang sp-berkas, 2. Panjang sp-berkas, diukur dari patok bebas diukur dari patok bebas sesudah wesel harus sesudah wesel harus dpt menampung dpt menampung rangkaian kereta rangkaian kereta terpanjang. terpanjang. 3. ada Sp pengaman 3. ada Sp pengaman 2. E. TRAKSI 2. E. TRAKSI Untuk lok/kereta: Untuk lok/kereta: Diperiksa Diperiksa Dirawat Dirawat Direparasi Direparasi Mengambil BBM/BB Mengambil BBM/BB Menginap Menginap sejajar  sejajar  radial radial 1

1.. llookkaassi i ddi i ppoojjook  k   2

2.. sspp22--bbeerrkkaass  pendek cukup untuk   pendek cukup untuk   bbrp lok.

 bbrp lok. 3

3.. sspp2 2 bbeerrkkaas s //// atau radial beserta atau radial beserta  putaran.

 putaran. 4

4.. aadda a bbeennggkkeell,, depot,gudang

depot,gudang sukucadang + bbm sukucadang + bbm

(5)

Lampiran gambar:

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

BAB 10

PERENCANAAN & PERANCANGAN

Tahapannya sebagai berikut :

1. tentukan alinemen

2. survai ( jalur dan lokasi )

3. gambar perencanaan & perancangan

ALINEMEN

ialah letak garis sumbu ( central line ) jalan rel pada permukaan tanah. Alinemen horisontal meliputi jalan/garis lurus dan lengkung horisontal. Kelandaian dan lengkung vertikal termasuk dalam alinemen vertikal.

Tentukan lebih jalur alternatif pada peta kontur lokasi antara titik awal dan titik akhir jalur jalan rel yang direncanakan.

Alinemen jalan rel yang ideal ialah yang memenuhi tuntutan :

 Pendek, aman, mudah, ekonomis , nyaman.

Dalam perencanaan alinemen perlu diusahakan agar pekerjaan tanah dapat minimal dan pekerjaan galian seimbang dengan pekerjaan timbunan.

Penentuan alinemen tersebut secara umum harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut :

1. tempat-tempat yang akan dihubungkan oleh jalan rel 2. jenis dan jumlah lalulintas kereta yang akan melewatinya 3. topografi dan kondisi geoteknik 

4. perancangan geometri 5. ketersedian bahan 6. estetika

7. ekonomi

Dalam perencanaan dan perancangan jalan rel perlu dilakukan survai

dan penyelidikan sebagai berikut : 1. survai jalur dan lokasi

2. penyelidikan geoteknik  Penentuan alinemen Suvai rinci tentang jalur  dan lokasi Data lapangan

(12)

3. studi drainasi

 SURVAI JALUR DAN LOKASI 

Dilakukan terhadap alinemen yang dipilih/ditentukan, akan tetapi

 penentuan final dilakukan setelah memperhitungkan kondisi lokasi dan geoteknik daerah yang akan dilalui jalur.

Survai jalur dilaksanakan melalui 3 tahap : 1. reconnaissance survey

2. preliminari survey 3. location survey

 Reconnaissance survey adalah untuk menyelidiki karakteristik umum lokasi dan untuk memilih alinemen alternatif, survai ini meliputi : -. Studi terhadap peta,

-. Peta kontur, -. Tataguna lahan, -. Peta geologi, -. Foto udara,

-. Data iklim dan cuaca, -. Sejarah lokasi,

-. Sungai,

-. Aliran drainasi,

-. Jarak terhadap bahan yang akan digunakan.

Semua itu harus mencakup seluruh area lokasi, tidak hanya pada lajur   jalan rel saja serta asumsi2 yang dibuat selama survai harus mempunyai

dasar dan alasan yang kuat.

 Preliminari survey pada survai jalur dan lokasi adalah untuk 

memungkinkan persiapan bagi perencana dapat berada pada garis yang  benar dan tepat.

Ketepatan dan kebenaran perencanaan sumbu final jalan rel tergantung  pada ketepatan dan ketelitian survai ini.

Oleh karena itu maka dalam pelaksanaan survai ini perlu diperhatikan  beberpa hal berikut :

1. untuk pengukuran yang teliti sepanjang garis sumbu rencana,  pengukuran dilakukan dengan alat ukur panjang berupa pita baja.  pengukuran sudut dilakukan dengan teodolith.

2. titik pengukuran dengan teodolith sepanjang garis sumbu rencana  perlu diberi tanda patok dan diberi nomor/kode

 Location survey ialah untuk menetapkan sumbu rencana jalan rel pada  permukaan tanah dengan kontrol arah vertikal dan horisontal yang

(13)

2. penentuan ketinggian secara rinci

 PENYELIDIKAN GEOTEKNIK 

( Peraturan dinas 10 ) perusahaan Jawatan Kereta Api, 10A, 10B, 10C, peraturan bahan, perawatan,  pembangunan.

Umum

Kajian terhadap geologi dan penyelidikan terhadap tanah yang terperinci sangat diperlukan untuk perencanaan geometric dan tubuh jalan.

Selain faktor geoteknik perlu adanya kajian terhadap hidrologinya, hal ini  penting untuk kemungkinan terhadap terjadinya penggenangan akibat

dibangunnya jalan rel tersebu

Data yang diperlukan untuk perencanaan tubuh jalan rel dapat digolongkan sbb :

1. data geologi 2. data hidrologi 3. data tanah Data Geologi

Digunakan untuk mengetahui kondisi lokasi secara umum yang

ditinjau dari disiplin ilmu geologi

Hal – hal yang perlu diketahui dari data geologi adalah : a). Jenis bentukan geologi dan sejarahnya.

 b). Deskripsi permukaan tanah dan batuan.

c). Deskripsi masa tanah terutama mengenai sesar atau lipatan-lipatan.

d). Bentuk lereng dan evaluasinya serta kemungkinan adanya  proses-proses, seperti gerakan tanah dan pelapukan batuan

serta pengikisan permukaan.

e). Kemiringan dan panjang rel, baik ditempat yang sudah stabil maupun yang memperlihatkan tanda-tanda kelongsoran.

f). Keadaan yang khusus dari permukaan seperti lembah, jurang, sungai, danau dan hal-hal khusus lainnya.

Data geologi umumnya dapat diperoleh dari jawatan geologi Data Hidrologi

Digunakan untuk merencanakan drainase dari badan jalan dengan tujuan untuk mencegah kerusakan badan jalan tersebut

akibat pengaruh air

Kerusakan ini umumnya berupa timbulnya kelongsoran dari  badan jalan tersebut akibat berkurangnya kekuatan tanah akibat  pengaruh air 

(14)

a). Data curah hujan harian maupun tahunan  b). Keadaan vegetasi

c). Parit-parit dan Sungai-sungai

Data hidrologi dapat diperoleh dari jawatan Meteorologi dan Geofisika

Data Tanah

Diperlukan untuk perencanaan terperinci dari suatu badan jalan kereta api

Data tanah dapat diperoleh dengan melakukan penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium

a. Penyelidikan tanah di lapangan (1). Bor tanah

Interval jarak dapat diambil + 200 meter bila tanah diperkirakan sejenis dan lebih pendek lagi jika tanah  bervariasi secara datar 

Kedalaman pemboran yang perlu diketahui diperkirakan + 10 meter atau minimum sedalam tinggi timbunan, diukur dari elevasi permukaan tanah asli

Metode pelaksanaan pemboran untuk pengambilan contoh tanah baik yang asli (undisturb) maupun  berdasarkan petunjuk pengawas dilapangan.

(2). CBR ( California Bearing Ratio ) atau Plate Bearing Test. Pengeboran tanah dilakukan pada beberapa titik, agar  dapat diperoleh hubungan data antara semua lintas

sehingga untuk perencanaan kelak akan lebih ringan dan sedikit penyelidikan diperlukan. Bersamaan dengan uji coba ini juga dilakukan pengambilan contoh tanah

terganggu untuk test klasifikasi sehingga kejelasan sifat tanah makin diketahui dan dengan demikian olah

 perbaikan tanah bila diperlukan dapat dilakukan dengan metode ASTM D. 1883.

(3). Portable Cone Penetrometer (PCP)

Dibeberapa tempat test CBR/PBT, Plate Bearing Test untuk menganalisa data antara semuanya, sehingga untuk   perencanaan ataupun perbaikan di kemudian hari akan

makin mudah dan cepat.

 b. Penyelidikan tanah di laboratorium, berupa : (1). Sifat-sifat indeks, adalah :

(a). Kadar air (Wn), dilakukan berdasarkan metode ASTM D. 2216

(15)

(b). Berat isi tanah (γ m), dilakukan berdasarkan metode ASTM D. 2937

(c). Berat jenis tanah ( Gs), dilakukan berdasarkan metode ASTM D. 854

(d). Angka pori tanah (e), dapat dihitung dari data a, b, c. (e). Derajat kejenuhan tanah ( Sr), dapat dihitung dari data

a, b, c.

(2). Sifat-sifat karakteristik, adalah :

(a). Gradasi, pemeriksaan dengan analisa saringan dan  bila perlu diikuti dengan analisa hidrometer, yang

dilakukan berdasarkan metode ASTM D. 422.

(b). Batas-batas Atterberg yang meliputi batas cair, batas  plastis dan susut, yang dilakukan berdasarkan metode

ASTM D. 423 dan D.424. (3). Sifat-sifat fisik, adalah :

(a). Kohesi (C) dan sudut geser (φ)

Penyelidikan dengan alat Triaxial dan/atau Direct Shear berdasarkan metode ASTM D.2580 dan D. 3080

(b). qu dan sensivitas (St)

Penyelidikan dengan alat Unconfined Compression test berdasarkan metode ASTM D. 2166

(c). Modulus elastisitas (E)

Penyelidikan dengan alat modulus elastisitas  berdasarkan metode ASTM D. 2435

(4). Sifat sifat lain

(a). Koefesien kompresi (Cc) dan koefesien konsolidasi (Cv), yang diperoleh dari test konsolidasi berdasarkan metode ASTM

(b). koefesien permeabilitas (k), yang diperoleh dari test  permeabilitas (k), yang diperoleh dari test

 permeabilitas berdasarkan metode ASTM (5). Tanah timbunan

Khusus untuk tanah timbunan, pada contoh tanah

terganggu perlu diperiksa dilaboratorium diantaranya : a. berat jenis

 b. gradasi

(16)

d. pemadatan untuk mengetahui gambar lengkung  berdasarkan metode ASTM

e. CBR terendam dan/atau tidak terendam

STUDI DRAINASI

Drainasi jalan rel menyangkut pembuangan kelebihan air pada batas- batas jalan rel dengan cara yang benar, maksudnya mungkin saja

rencana jalan rel pada daerah yang mempunyai kemampuan drainasi alami.

Ketinggian kedudukan jalan rel harus berdasarkan pada pertimbangan teknis yang mengacu pada ketinggian banjir tertinggi (High Flood Level).

Untuk keperluan perencanaan dan perancangan drainasi diperlukan data hidrologi dan data yang berkaitan dengan drainasi, antara lain : 1. curah hujan

2. keadaan vegetasi

3. parit-parit, sungai dan drainasi alami.

GAMBAR TEKNIK PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Berdasarkan pada data yang diperoleh dari penyelidikan/survai maka

selanjutnya aktualisasikan berupa gambar teknik , yang meliputi sbb : 1. Site plan, merupakan peta kontur yang menunjukan alinemen

rencana dan prasarana lain yang berkaitan, seperti jalan rel lainnya,  jalan raya dsb.

2.  Index map, peta ini dikembangkan dan diperbesar dari site plan dengan maksud untuk memberikan gambaran alinemen yang lebih rinci.

3.  gambar potongan rinci jalan rel . Gambar ini merupakan saar untuk   penghitungan pekerjaan tanah dan balas.

4. gambar rinci perpotongan dengan sungai/aliran air lainnya. 5. gambar rinci rencana jembatan

6. gambar rinci struktur jalan rel, termasuk  persilangan dan wesel  7. gambar rencana stasiun dan emplasemen ( apabila perencanaan dan

(17)

BAB 11

PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN JALAN REL

Pendahuluan

Pembangunan jalan rel dilaksanakan berdasarkan pada hasil perencanaan dan perancangan, yaitu gambar teknik dan spesifikasi , sedangkan

 perawatan jalan rel perlu dilakukan karena jalan rel harus senantiasa dapat menjalankan fungsinya dengan aman dan nyaman.

I. Pembangunan

Pada pembangunan jalan rel baru, bahan yang diperlukan dibawa ke lokasi dan dibangun/dipasang untuk membentuk sepur (track), karena masih terdapat kemungkinan terjadinya penurunan maka balas tidak  dibangun awal, setelah selesai pekerjaan badan jalan dan tanah dasar, struktur bagian atas (bantalan, rel, penambat rel) dipasang lebih

dahulu, baru setelah beberapa waktu ( memberi waktu untuk proses konsolidasi), struktur bagian atas diangkat, bahan balas disebarkan di  bawah struktur bagian atas dan dipadatkan.

Pembangunan jalan rel baru dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu sebagai  berikut :

a. pembangunan badan jalan rel dan tanah dasar    b. pemasangan struktur bagian atas

c. pembangunan balas

a. Pembangunan badan jalan rel dan tanah dasar

Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pembangunan jalan rel

setelah pemantapan dan penetapan alinemen di atas tanah. Tergantung  pada topografi dan ketinggian rencana final, tanah dasar dapat berada  pada timbunan, galian atau pada ketinggian/level permukaan tanah

asli. Pekerjaan yang dilakukan pada tahap ini adalah : *. Pembersihan medan ( site clearing)

*. Pekerjaan tanah (earthwork) *. Pemeriksaan tanah dasar 

 Pembersihan medan

Pembersihan medan meliputi pembersihan dan pembuangan semua tumbuh-timbuhan yang berada di lokasi yang akan dikerjakan. Untuk  mencegah terjadinya masalah akibat pembusukan sisa-sisa

(18)

tumbuh-dilakukan hingga ke dalaman paling sedikit 50cm di bawah  permukaan tanah dasar final.

 Pekerjaan tanah

Pekerjaan tanah dilaksanakan setelah pekerjaan pembersihan medan selesai. Pada daerah yang datar karena pertimbangan teknis, sebagian terbesar jalur dibangun di atas timbunan. Ketinggian timbunan

(embankment) tidak kurang dari 60 cm di atas ketinggian muka air   banjir maksimum. Pada daerah pegunungan (rolling terrain), pekerjaan

timbunan dan galian sering harus dilakukan.

Sebagai arahan dan patokan kerja dalam membangun embankment  perlu dipasang profil yang terbentuk dari patok dan tali, di setiap jarak 

30 meter.

 Pemeriksaan tanah dasar 

Ketinggian permukaan tanah dasar sepanjang alinemen dapat diperiksa dengan alat ukur ketinggian. Ketinggian akhir akan terbentuk tidak   boleh meyimpang terlalu besar. Menurut Arora ( 1980) penyimpangan

tidak boleh lebih dari 25 mm terhadap ketinggian rencana dalam gambar teknik 

b. Pemasangan Struktur Bagian atas

Cara yang biasa digunakan untuk pemasangan struktur bagian atas, ialah : side method, telescopic method dan american method.

 b.1. Side Method

cara ini digunakan apabila telah tersedia sepur/track , misalnya pada  pekerjaan pembangunan jalur ganda (double track) yang merupakan  pengembangan dari jalur tunggal (single track). Bahan yang

dibutuhkan untuk pembangunan diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan kereta pengangkut bahan (material train) dan

kemudian dipasang pada rencana jalur, sehingga cara ini juga disebut Tram-line method . Apabila belum tersedia sepur (excisting track), dapat digunakan sepur sementara (temporary track) atau jalan yang  pararel dengan jalan rel yang dibangun.

 b.2. Telescopic method

cara ini bahan yang akan dipasang diangkut dari tempat bahan ke lokasi pekerjaan menggunakan jalur track yang sama dengan yang  baru selesai dibangun. Dengan cara ini struktur bagian atas dipasang   pada arah depan track yang baru selesai dibangun, menuju titik 

(19)

seperti memindahkan teleskop untuk memungkinkan pengamatan obyek yang jauh menjadi lebih fokus, sehingga cara ini disebut dengan Telescopic Method

 b.3. American method

cara ini pertama kali digunakan di Amerika sehingga dikenal sebagai American method. Pada cara ini rel dipasang pada bantalan

menggunakan sistem penambat rel di tempat perakitan yaitu di

 bengkel perakitan. Struktur bagian atas yang dirakit dengan panjang tertentu diangkut ke lokasi pekerjaan dan diletakkan/dipasang

menggunakan alat berat untuk meletakkan/memasang struktur   bagian atas (track-laying machine)

c. pembangunan balas

 pembangunan balas dilaksanakan setelah penurunan badan jalan rel dan tanah dasar secara teknis dipandang cukup.

Pelaksanaan pembangunan balas dapat dilakukan dengan cara sbb : 1. bahan balas diangkut oleh kereta pengangkut ke lokasi pekerjaan,

kemudian dituangkan di lokasi pekerjaan pada interval jarak  tertentu dalam bentuk tumpukan-tumpukan bahan balas.

Penyebaran dan pemadatan bahan balas dilakukan secara manual menggunakan sekop (shovel) dsb.

2. penyebaran bahan balas dilakukan oleh kereta balas (ballast train). Mekanisme penyebarannya ialah sewaktu kereta balas berjalan dengan kecepatan tertentu bahan balas ke luar melalui pintu yang ada di lantai kereta balas dan disebarkan secara merata pada sepur  yang diabangun.

 II. Pemeliharaan jalan rel 

Setelah jalan rel dibangun dan digunakan untuk lalu lintas kereta, seluruh komponen dan struktur jalan rel dapat rusak akibat beban dan gerakan kereta, serta pengaruh cuaca.

Apabila tidak dilakukan perawatan yang kontinu, baik dan tepat, komponen dan struktur jalan rel dapat semakin memburuk sehingga dapat mengakibatkan perjalanan kereta menjadi tidak aman, tidak  nyaman, dan tidak lancar.

Perawatan jalan rel dilakukan untuk memelihara komponen dan fasilitas yang diperuntukan bagi jalan rel dalam keadaan baik untuk  memberikan gerakkan perjalanan lalulintas kereta yang aman, nyaman dan lancar.

(20)

 panjang dan biaya operasi yang lebih rendah karena penggunaan  bahan bakar yang lebih sedikit.

Perawatan jalan rel dapat dilakukan secara manual dengan

menggunakan perlatan ringan/sederhana atau menggunakan alat-alat  berat.

Perawatan jalan rel umumnya harus dilakukan, secara garis besar  dapat dikelompokan dalam 2 katagori, yaitu :

1. perawatan rutin ( routine maintenance ) 2. perawatan khusus ( special maintenance ) PERAWATAN RUTIN

Perawatan rutin dimaksud meliputi perawatan harian dan perawatan  berkala.

Pada dasarnya beberapa jenis pekerjaan yang perlu dilakukan pada  perawatan rutin ialah membetulkan kerusakan, cacat dan lain-lain

yang tidak sesuai dengan yang seharusnya, yang terjadi pada : a. alinemen jalan rel

 b. lebar sepur 

c. komponen struktur jalan rel d. permukaan kepala rel

e. wesel dan persilangan

f. persilangan dengan jalan raya g. jembatan, gorong-gorong

h. Sistem dan konstruksi drainasi i. Terowongan

PERAWATAN HARIAN

Perawatan harian dilakukan oleh pekerja sepanjang tahun, yang

tergabung dalam regu dan untuk pekerjaan perawatan harian ini jalur   jalan rel dibagi dalam beberapa bagian panjang, setiap petak jalan rel

sekitar 6 km.

Perawatan harian meliputi :

1. pengetatan (tightening) baut yang kendor  2. pengetatan komponen struktur penambat

3. pembersihan celah jalur flens pada wesel, persilangan 4. pemberian pelumas pada balok gelincir wesel

PERAWATAN BERKALA

Dilakukan secara berkala dalam interval waktu tertentu, misalnya 2 kali dalam setahun, setiap 2 atau 3 tahun dsb. Pada perawatan ini

 pengontrolan dan evaluasi dilakukan secara menyeluruh terhadap : 1. lebar sepur dan alinemen.

(21)

3. wesel dan persilangan

 berdasarkan atas hasil pengontrolan dan evaluasi tersebut dilakukan  perbaikan agar supaya jalan rel dapat berada pada kondisi yang baik.

Pekerjaan khusus bisa dilakukan dalam setiap jangka waktu selama setengah bulan yang meliputi :

1. pelurusan dan pengangkatan sepur 

2. pengetatan baut yang kendor, tirpon, paku rel 3. pemadatan balas

4. pengontrolan dan perbaikan lengkung

5. pengontrolan lebar sebur, peninggian rel, pelebaran sepur  6. pemeriksaan dan perbaikan wesel

7. pembersihan badan jalan rel

PERAWATAN KHUSUS

Diadakan sewaktu diperlukan saja, biasanya dilakukan karena keadaan yang mendesak akibat dari :

1. kereta anjlok (derailment) 2. kecelakaan kereta

3. kerusakan pada rel dan bantalan yang disebabkan oleh keausan dan atau koyakan yang berlebih, sehingga memerlukan penggantian segera.

Beberapa jenis alat berat pembangunan/perawatan jalan rel

NO Jenis Alat Berat Kegunaan

1 MTT/ Multiple Tie Tamper (Plain Track), Lining, Lifting, Leveling & Tamping Machine

Untuk mengangkat, meluruskan  jalan rel dan memadatkan balas di

bawah bantalan 2 MTT for Switches, Plain Track &

crossing ( Lining, Lifting, Leveling & Tamping Machine

Mengangkat, meluruskan jalan rel dan memadatkan balas di bawah bantalan untuk wesel dan

perlintasan 3 Ballast Regulator Mechine / BRM

(Universal balast profiling)

Untuk mengatur posisi balas, membuat profil balas

4 Crib Consolidator Machine / CCM Untuk memadatkan permukaan balas di antara dua bantalan 5 Flash Butt Welding Machine /FBWM Untuk menyambung rel dengan

sistem las

6 Ballast Cleaner Machine /BCM Untuk membersihkan, Menyaring balas kotor 

7 Ballast Regulating & Distributing Mechine /BRDM

Untuk mengatur dan mendistribusikan balas 8 Universal Permanent Way Motor 

Vehicle Machine /UPWM

Mesin serba guna untuk membuat parit, mengeruk balas, pasir dsb. 9 Track Relaying System Machine

/TRSM

Untuk menyusun bantalan, merakit  jalan rel

(22)
(23)
(24)

BAB 12

WESEL ( SWITCHES ) &

PERSILANGAN ( CROSSINGS )

Fungsi Wesel

Adalah untuk mengalihkan kereta dari satu sepur ke sepur yang lain. Jenis Wesel

Wesel biasa

a. Wesel biasa

(1). Wesel biasa kiri (2). Wesel biasa kanan  b. Wesel dalam lengkung

(1). Wesel searah lengkung

(2). Wesel berlawanan arah lengkung (3). Wesel simetris

Wesel tiga jalan

a. Wesel biasa

(1). Wesel biasa searah

(2). Wesel biasa berlawanan arah b. Wesel tergeser 

(1). Wesel searah tergeser 

(2). Wesel berlawanan arah tergeser 

Wesel Inggris

Adalah wesel yang menggantikan 2 buah wesel biasa kiri & kanan dan panjangnya lebih pendek dari jumlah panjang 2

wesel biasa yang dipasang langsung bergandengan berurut atau kombinasi persilangan dgn sebuah wesel

a. Wesel Inggris terlayan jajar (arah pemanduan keduanya belok )  b. Wesel Inggris terlayan silang (arah pemanduan keduanya lurus) Komponen Wesel

1. Lidah Wesel ( Tongue Rail ) 2. Rel Lantak ( Stock Rail ) 3. Rel Pancung ( Nose Rail ) 4. Rel Lengkung ( Closure Rail ) 5. Rel Sayap ( Wing Rail )

6. Rel Paksa ( Guard Rail ) 7. Pembalik Wesel ( Swicth ) 8. Akar Wesel ( Clamping )

(25)

 Lidah wesel adalah bagian dari wesel yang dapat bergerak, pangkal lidah disebut akar, bagian sebelumnya hanya sebagai penghantar, salah satu lidah harus selalu rapat pada rel lantak sedangkan yang lainnya harus terbuka sejauh minimal 100 mm dari rel lantak.

 Rel lantak adalah rel induk yang tetap, yang berfungsi sebagai sandaran rel lidah

 Pancung dan sayap rel untuk memberikan kemungkinan flens roda kereta berjalan melalui perpotongan rel-dalam wesel dipasang jarum  beserta sayapnya.

Kemungkinan tertabraknya ujung jarum oleh flens roda kereta diatasi dengan :

a). ujung jarum dibuat lebih rendah dibandingkan dengan permukaan atas rel.

 b). menetapkan jarak antara rel paksa dengan jarum

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)

ALINEMEN JALAN REL

DEFINISI

Alinemen Jalan rel adalah Arah dan posisi dari sumbu jalan rel.

Alinemen jalan rel terdiri dari alinemen horisontal dan alinemen vertikal. Alinemen horisontal meliputi jalur lurus, lebar sepur dan pelebarannnya, lengkung horisontal, alinemen vertikal meliputi perubahan kelandaian (gradients) dan lengkung vertikal. Alinemen jalan rel yang baik harus memenuhi beberapa faktor berikut :

1. Fungsi dari Jalan Rel.

Alinemen jalan rel harus memenuhi tujuan dari penggunaan jalan rel tersebut. Secara umum, jalan tersebut berfungsi sebagai berikut : a. Pelayanan transport, melayani lalu lintas angkutan penumpang,

 barang baik jarak pendek maupun jarak panjang

 b. Menghubungkan tempat-tempat pusat kegiatan, juga berkaitan dengan pertahanan dan keamanan

2. Keselamatan (safety) Jalan rel dirancang

3. Ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Tugas Jalan

Konstruksi jalan rel merupakan suatu sistem struktur yang menghimpun komponen-komponennya seperti rel, bantalan, penambat dan lapisan fondasi serta tanah dasar secara

Beban bantalan didistribusikan dari dasar bantalan ke balas, yang seterusnya didistribusikan ke tubuh jalan rel... Distribusi gaya pada struktur

Analisa biaya dan waktu perawatan jalan rel dengan mekanisasi (menggunakan MPJR) di antara petak jalan Bojonggede– Bogor wilayah resort jalan rel 1.16 Bogor, adalah

Konstruksi jalan rel merupakan suatu sistem struktur yang menghimpun komponen-komponennya seperti rel, bantalan, penambat dan lapisan fondasi serta tanah dasar secara

Akuisisi Lahan: Kemungkinan Tantangan Hukum: Proses Perizinan yang Rumit: Konflik Lahan yang mungkin muncul dalam Penambahan Rel Kereta Api: Proyek penambahan rel kereta api

Memberikan materi tentang komponen jalan rel kereta api bagi mahasiswa teknik

Dokumen ini membandingkan sistem transportasi jalan raya dan jalan rel, termasuk keuntungan dan kerugian masing-masing, serta membahas hubungan antara fungsi pergerakan dan