• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peringati 17 Agustus, Mahasiswa Asing Ikuti Lomba Pidato Bahasa Jawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peringati 17 Agustus, Mahasiswa Asing Ikuti Lomba Pidato Bahasa Jawa"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Peringati

17

Agustus,

Mahasiswa Asing Ikuti Lomba

Pidato Bahasa Jawa

UNAIR NEWS – Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-71 di

Universitas Airlangga diisi dengan berbagai perlombaan. Dari tiga lomba yang diadakan, ada satu lomba yang banyak mencuri perhatian penonton dan peserta. Ialah lomba presenter bahasa Jawa. Lomba presenter Bahasa Jawa diikuti oleh jajaran petinggi universitas baik unit, lembaga, maupun fakultas, serta mahasiswa asing yang menempuh studi di UNAIR.

Ada empat warga asing yang mengikuti perlombaan presenter Bahasa Jawa. Mereka terdiri dari mahasiswa asing maupun mahasiswa asing yang magang di UNAIR. Yusra, mahasiswa asing yang magang di UNAIR asal Turki bercerita perihal pengalaman pertamanya berbicara menggunakan bahasa Jawa.

“Hari ini saya bergabung mengikuti kompetisi yang sulit bagi saya. Bahasa Jawa adalah sangat sangat sulit,” ujarnya sambil tertawa.

“Saya telah di Surabaya selama enam minggu. Tinggal di sini sampai Oktober. Ini adalah pengalaman pertama kali dalam hidup saya mengikuti perayaan kemerdekaan di Indonesia. Im so excited,” ujarnya.

Yusra tidak mempersiapkan teks presenter sebelumnya. Sehingga, dia cukup terbata-bata ketika harus melafalkan Bahasa Jawa. Namun hal ini justru membuat peserta dan penonton tertawa mendengar logatnya.

“Saya tidak mendapatkan teks sebelumnya, saya mendapatkan teks lima menit sebelum kompetisi presenter, sehingga saya baru saja membaca teksnya. Itu pengalaman pertama saya berbicara dalam bahasa Java,” katanya.

(2)

Ada empat kriteria yang digunakan untuk menilai lomba presenter bahasa Jawa. Keempat kriteria tersebut yaitu kelancaran, lafal pengucapan, performace, dan gestur tubuh. Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak mengatakan, bukan kelihaian Bahasa Jawa yang penting dalam perlombaan kali ini.

“Kriterianya, yang penting kelancarannya. Yang kita lihat kemauan mereka untuk tetap menggunakan bahasa Jawa. Bahwa mereka tidak melihat ini bahasa mereka atau bukan. Keterlibatan mereka mau dengan Bahasa jawa meskipun tidak terlalu lancar. Bukan di bahasa Jawa-nya, melainkan lebih ke kemauan dan semangat mereka untuk bersama-sama mengisi kemerdekaan,”

ujar Prof Nasih. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh

Semarak Perayaan 17 Agustus

di UNAIR

UNAIR NEWS – Peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia

ke-71 di Universitas Airlangga berlangsung semarak. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, UNAIR menyelenggarakan perlombaan yang diikuti oleh sivitas akademika UNAIR, baik pimpinan, karyawan, maupun mahasiswa. Perlombaan yang diselenggarakan selepas upacara bendera ini berlangsung meriah. Terlihat antusiasme dari peserta dan penonton yang mengikuti seluruh acara hingga selesai.

Ada tiga perlombaan yang dipilih untuk dapat diikuti oleh sivitas, yaitu lomba mendayung debhok (batang pisang) yang dilaksanakan di danau Kampus C, UNAIR, serta lomba presenter

(3)

dan lomba yel-yel yang diselenggarakan di depan kantor Manajemen. Masing-masing unit, lembaga, dan fakultas beramai-ramai mengikuti perlombaan yang juga diikuti oleh mahasiswa asing ini.

“Lomba-lomba ini lebih untuk meningkatkan semangat teman-teman sivitas akademika UNAIR. Bagaimana caranya guyup, tetap semangat, tetap mengingat bahwa mengisi kemerdekaan ini perlu semangat, perlu guyup, perlu bersama-sama,” ujar Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak.

Jajaran pimpinan baik unit, lembaga, dan fakultas tak mau ketinggalan mengikuti perlombaan. Pada perlombaan presenter bahasa Jawa, ada sebagian dari peserta yang merupakan pengguna bahasa Jawa pasif. Sehingga, pada pembacaan berita, penonton maupun peserta lain terpingkal-pingkal, mengingat ejaan bahasa Jawa yang begitu kompleks.

Rektor UNAIR mengatakan, perlombaan dalam rangka perayaan kemerdekan RI ini untuk mendorong sivitas, bahwa kemerdekaan yang telah diraih masyarakat Indonesia didapat karena perjuangan yang luar biasa. Ia berharap, sivitas akademika UNAIR tetap semangat menghidupkan bahasa Jawa agar tidak punah.

“Harapannya pertama, agar semangat menghidupkan Bahasa Jawa tidak punah. Kedua, bagaimana caranya teman-teman tetap guyup meskipun dalam berbagai bahasa. Ketiga, mahasiswa asing mengerti dan menyenangi budaya dan bahasa yang ada di Indonesia, khususnya Bahasa Jawa,” ujar Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR itu.

Pada lomba mendayung debhok, juara I diraih oleh tim dari Direktorat Sarana Prasarana dan Lingkungan UNAIR tim B, juara II diperoleh tim dari Sekretaris Universitas, dan juara III diperoleh tim dari Direktorat Sarana Prasarana dan Lingkungan UNAIR tim A.

(4)

Mochtar Lutfi dari Fakultas Ilmu Budaya, Juara II Junaidi Khotib Wakil Rektor IV, dan Juara III Hery Purnobasuki Ketua Lembaga Penelitian dan Inovasi. Sedangkan pada perlombaan yel-yel, Juara I diperoleh Satuan Pengamanan UNAIR, Juara II Fakultas Kedokteran Gigi, Juara III Fakultas Perikanan dan Kelautan.

Ketua Pusat Informasi dan Humas UNAIR, Suko Widodo mengatakan, perlombaan dalam rangka peringatan hari kemerdekaan RI ini diadakan untuk membangun keakraban antara sivitas akademika UNAIR.

“Ini perlombaan yang baru pertama kali dilakukan dalam rangka peringatan 17 Agustus. Semoga kedepan perlombaan bisa melibatkan masyarakat sekitar kampus,” harapnya. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh

Editor : Dilan Salsabila

HUT Ke-71 RI, Ayo Kerja Nyata

dan Berinovasi!

UNAIR NEWS – Tema “Indonesia Kerja Nyata” di Hari Ulang Tahun

(HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-71, menjadi semangat tersendiri bagi seluruh elemen bangsa. Tak terkecuali sivitas UNAIR. Sudah menjadi agenda rutin, setiap tanggal 17 Agustus, UNAIR memperingati HUT RI dengan melaksanakan upacara. Kegiatan yang digelar di halaman Kantor Manajemen UNAIR tersebut, menjadi momentum untuk menularkan semangat kemerdekaan.

Mengutip naskah pidato dari Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE.,

(5)

MT., Ak., CMA., mengungkapkan betapa pentingnya mewujudkan kerja nyata di lingkungan UNAIR. Sebagai tema besar dari HUT kali ini, kerja nyata sejatinya sudah menjadi bagian dari UNAIR.

“Kalau pemerintah mengangkat tema Indonesia Kerja Nyata, di UNAIR sudah ada Kuliah Kerja Nyata,” ujar Rektor yang disambut tepuk tangan hadirin.

Prof. Nasih yang juga mendapat Satya Lencana Karya Satya di masa kesetiaan Kerja 20 tahun pada HUT Ri kali ini, juga mengajak kepada seluruh sivitas, baik dosen maupun mahasiswa, untuk terus berupaya meningkatkan inovasi dan riset demi terwujudnya bangsa yang mandiri.

“Mari kita terus tingkatkan inovasi kita, semuanya harus upayakan itu, demi mewujudkan kemandirian,” tegas Prof. Nasih. Dalam kesempatan itu, Guru Besar FEB UNAIR tersebut juga mengajak kepada seluruh hadirin, untuk senantiasa menggunakan produk-produk yang diproduksi oleh dalam negeri, utamanya produk yang telah dihasilkan dan diciptakan oleh sivitas UNAIR.

“Untuk meningkatkan kemandirian, mbok ayo kita beli dan gunakan produk karya kita semua,” serunya.

Di akhir sambutan, Prof. Nasih juga tidak lupa memekikkan kata Merdeka! Merdeka ! Merdeka! , dan kemudian maju menghampiri ajudan upacara sekaligus memberikan ucapan selamat kepada tim Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka). (*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor : Dilan Salsabila

(6)

Merdeka! Agustusan di UNAIR

Seru dengan Lomba-Lomba

UNAIR NEWS – Peringatan HUT RI Ke-71 di UNAIR berlangsung

khidmat sekaligus semarak. Pada Rabu pagi (17/8), para sivitas akademika melaksanakan upacara bendera. Rektor Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak, CMA., berkesempatan menjadi pembina upacara. Sebelum menyampaikan amanat, lelaki kelahiran Gresik ini memekikkan kata “Merdeka!”. Ucapan yang sama diteriakannya saat menutup sambutan tersebut.

Dia berharap, peringatan hari kemerdekaan saban tahun tidak hanya menjadi monumen. Lebih dari itu, semua sivitas akademika kampus, dan orang-orang yang begelut di dunia pendidikan, mesti termotivasi untuk berkarya lebih baik. Sehingga, dapat bermanfaat bagi khalayak dan memberi sumbangsih bagi bangsa dan negara.

Setelah ceremony tersebut, pihak manajemen UNAIR mengadakan tiga lomba untuk memeriahkan Agustusan kali ini. Yakni, lomba presenter bahasa Jawa, yel-yel, dan dayung gedebok. Selain para peserta yang berasal dari unsur pimpinan, perwakilan fakultas, unit, dan lembaga di kampus, supporter yang hadir begitu antusias memberi semangat. Mereka berteriak, bertepuk-tangan, dan bersorak untuk memberi semangat pada rekan-rekannya yang berlaga.

“Menang kalah dipikir ngguri. Sing penting mbengok!” kata salah seorang supporter di tepi danau yang memberi dukungan pada salah satu peserta lomba dayung gedebok.

Prof Nasih diminta memberi pengantar sebelum lomba presenter bahasa Jawa dimulai. Sekaligus, menjadi peserta pertama lomba itu. “Iki yok opo seh. Mari ngeweki sambutan kok dikongkon

dadi peserta pisan,” celetuknya disambut senyum hangat

(7)

Lomba presenter bahasa Jawa ini menjadi kian semarak dengan adanya peserta dari mancanegara. Ya! Sejumlah mahasiswa asing berpartisipasi untuk meramaikan suasana. Cathrine, misalnya. Mahasiswi asal Australia yang sempat beberapa kali membuat para penonton tergelak. Logat bulenya membaur begitu alot dengan bahasa Jawa yang diucapkannya.

Terlebih, trio MC Cak Eko Supeno (CES), Cak Pulung, dan Ning Firoh kerap mengeluarkan selorohan yang lucu. Misalnya, saat Dekan Fakultas Farmasi Dr. Umi Athiyah, Dra., MS., Apt. naik ke panggung untuk membaca naskah tentang Tembelek Doro Nggarai

Geger. Cak Eko dengan santainya berujar, “Beliau ini Ibu saya.

Makanya, saya panggil dia Ummi (bahasa Arab dari Ibu, Red). Akhirnya ya jadi Ummi Ummi,” ungkapnya.

Di sisi lain, totalitas peserta lomba yel-yel patut diacungi jempol. Ada yang membawa instrumen musik berupa galon air mineral, mencorat-coret wajah agar lebih atraktif, bahkan menggunakan busana layaknya tim tari tradisional Jawa Timuran. Tak hanya bernyanyi, mereka juga berjoget, melompat dengan kompak dan penuh semangat. “RSUA pasti menang! RSUA pasti menang!,” teriak tim yel-yel Rumah Sakit UNAIR (RSUA) di hadapan para penonton. Meski berlaga di siang hari, gairah mereka tetap bergelora. Antusiasme para anggota begitu besar sehingga memancing tepuk tangan gemuruh para hadirin. (*)

Penulis: Rio F. Rachman Editor: Nuri Hermawan

(8)

Merah Putih Sepanjang 1,5 Km

UNAIR NEWS – Semarak HUT Kemerdekaan RI ke-71 terasa di

mana-mana. Termasuk, di Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya. Sejak tadi pagi, terlihat bentangan kain merah putih yang mengelilingi UNAIR Kampus C Mulyorejo. Panjangnya cukup fantastis, yakni, 1,5 kilometer. Tak ayal, suasana peringatan dirgahayu negara ini sudah terasa begitu masuk ke area kampus. “Rencananya, kain tersebut akan dipasang hingga penutupan dies natalis UNAIR,” kata Direktur Sarana dan Prasarana Karnaji S.Sos., MSi.

T a k h a n y a i t u , b e r a g a m l o m b a j u g a d i s i a p k a n u n t u k menyemarakkan HUT RI di UNAIR. Selain lomba-lomba yang digelar oleh unit atau fakultas, ada pula yang dihelat oleh pihak manajemen kampus. Yakni, lomba presenter dengan bahasa Jawa, yel-yel, dan dayung debog. Lomba-lomba yang dimaksud akan dilaksanakan setelah upacara di halaman Gedung Rektorat, Rabu, 17 Agustus 2016 besok.

Lomba presenter bahasa Jawa akan diikuti oleh para pimpinan kampus dan perwakilan unit, fakultas, serta satuan kampus. Y a n g m e n a r i k , s e j u m l a h m a h a s i s w a a s i n g j u g a b a k a l berpartisipasi. Bisa dibayangkan keseruannya.

Sementara itu, lomba dayung debog dihelat di danau depan Gedung Rektorat. Lomba tersebut dijamin aman dan mengasyikkan. Panitia dari Pusat Informasi dan Humas (PIH) sudah berkoordinasi dengan Tim Wanala untuk menjadi pendamping dan

guard. Para peserta bakal dilengkapi pelampung.

Selagi para peserta dayung debog beraksi, tim yel-yel dipe persilakan turut berlaga. Selain dilombakan, yel-yel mereka dipastikan bakal menyemangati para pendayung. “Kami siap memeriahkan lomba. Kemarin (15/8) kami di Pascasarjana sudah latihan ye-yel sampai malam. Mudah-mudahan besok acaranya lancar,” kata Wakil Direktur bidang akademik Pascasarjana Prof

(9)

Dr Anwar Ma’ruf M.Kes., drh. (*) Penulis: Rio F. Rachman

Panitia Pastikan Lomba Dayung

Gedebok Aman, Nyaman, dan

Mengasyikkan

UNAIR NEWS – Danau kampus C UNAIR riuh rendah Jum’at sore

(12/8). Sekerumunan orang terlihat antusias menyaksikan panitia lomba HUT RI ke-71 yang sedang njajal mendayung di atas sampan dari debok (batang) pisang. Para panitia tampak begitu asyik. Sesekali mereka terbahak karena bingung mengendalikan arah sampan.

“Koen kok gak kompak ngene seh ndayunge (Kamu kok tidak kompak mendayungnya),” gerutu Agus Irwanto, PIC lomba Dayung Debok yang terjun langsung ke danau, pada rekannya di satu sampan yang sama, Putra Radityawan. “Tapi, ini memang sulit, Mas” sahut mahasiswa jurusan Psikologi yang sehari-hari mengabdi di Pusat Informasi dan Humas (PIH) itu. Mereka lantas terbahak bersama.

Selain dua orang tadi, panitia dari PIH yang ikut dengan perlengkapan keamanan berupa pelampung adalah Dilan Salsabila, Dian Wirawan Noer Aziz, dan Ketua PIH Suko Widodo. Mereka secara bergantian mencoba untuk menguasai susunan debok yang dijadikan sampan. “Keseimbangan menjadi penentu kesuksesan para peserta,” ujar Suko.

Pakar komunikasi politik itu menambahkan, panitia bekerja sama dengan Tim Wanala sebagai pemandu dan guard. Jadi, para peserta tidak perlu khawatir. Lomba ini dijamin aman, nyaman,

(10)

dan mengasyikkan. Percobaan alat dan venue lomba dibutuhkan sebagai persiapan awal agar acara berjalan lancar.

Lomba Dayung Debok dilaksanakan pada Rabu, 17 Agustus 2016. Pada hari yang sama, diadakan Lomba Yel-Yel. Peserta Lomba Yel-Yel diharapkan ikut jadi supporter bagi para pendayung. Para peserta adalah civitas akademika di setiap unit, fakultas, satuan, lembaga, perpustakaan, yang ada di UNAIR. Di samping itu, ada pula lomba presenter dengan bahasa Jawa yang diikuti Rektor, para dekan, unsur pimpinan kampus, dan mahasiswa asing. (*)

Referensi

Dokumen terkait

Saragih beserta tim sukses dimulai dengan melakukan pemantauan terhadap lawan politiknya untuk mengetahui kekurangan strategi yang dikembangkan oleh lawan politiknya, untuk

diberi perlakuan berupa post-tes saja. Metode analisa yang digunakan pada pokok permasalahan satu adalah dengan metode T -tes, sedangkan untuk menjawab pokok

Dalam hal Pemerintah Daerah belum dapat menyelenggarakan dan menerbitkan Tanda Daftar Usaha Pariwisata Usaha Wisata Memancing pada saat berlakunya Peraturan Menteri, maka

Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala

huomiota siihen, että koulutusta, työelämää ja perhejärjestelmiä koskevat yhteiskunnalliset muutokset vaikuttavat nuoruuden ja aikuisuuden elämänvaiheisiin.

PADA SATUAN KERJA PENGADILAN NEGERI PUTUSSIBAU TAHUN ANGGARAN 2014 UNIT LAYANAN PENGADAAN DI EMPAT LINGKUNGAN PERADILAN. MAHKAMAH AGUNG

(3) Jika rujukan terkutip dalam teks TA terdiri lebih dari dua orang penulis, atau yang dituliskan dengan dkk., maka dalam Daftar Pustaka seluruh nama pengarang harus

Hasil perancangan sistem informasi kepegawaian Dinas Pendidikan District Bobonaro dilakukan sesuai kebutuhan dan dapat diimplementasikan untuk membantu bagian