• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemasangan Instalasi Penerangan Listrik Bangunan Bertingkat.ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemasangan Instalasi Penerangan Listrik Bangunan Bertingkat.ppt"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Teknologi Dan Rekayasa

KK-7

Pemasangan Instalasi Penerangan Listrik

Bangunan Bertingkat

(2)

A. Pendahuluan

Tujuan Pembelajaran :

1.Memahami instalasi penerangan 3

fase

2.Menggambar rencana instalasi penerangan

3.Memasang panel hubung bagi instalasi penerangan

4.Memasang instalasi kabel dan pemipaan

5.Memasang beban listrik penerangan 1 fase dalam

sistem 3

fase

.

(3)

A. Pendahuluan

1. Batasan gedung bertingkat

Yang dimaksud gedung bertingkat pada tulisan ini

adalah gedung bertingkat maksimal 4 (empat)

lantai, misalnya perumahan, perkantoran, atau

Ruko.

Peruntukan

gedung

bertingkat

akan

sangat

berpengaruh terhadap bentuk bangunan gedung

yang bersangkutan, luas lantai, susunan ruangan,

sehingga akan berpengaruh kepada jenis dan

intensitas penerangan, yang pada gilirannya akan

berpengaruh kepada daya yang digunakan pada

setiap ruangan ataupun setiap lantai.

(4)

Macam-macam gedung bertingkat, di

antaranya adalah:

1.

Perumahan

2.

Perumahan Susun Sederhana

3.

Ruko

4.

Pertokoan/Supermaket

5.

Kantor

6.

Rumah Sakit

(5)

1. Dasar perencanaan

Perencanaan instalasi gedung bertingkat, akan didasarkan

kepada:

Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000;

Standar Nasional Indonesia (SNI);

Standar Perusahaan Umum Listrik Negara (PT. PLN Persero);

International Electrotechnical Commision (IEC)

,

dan lain-lain

2. Macam instalasi pada gedung bertingkat.

Pada gedung bertingkat sederhana, pada umumnya tidak

menggunakan:

Instalasi

Building Automation System

(BAS),

Sistem antena parabola,

Instalasi sistem panggilan/informasi, tata suara panggilan

(6)

Instalasi untuk pengamanan (

security

yang

penggunakan TV),

Sistem tenaga, yang umumnya merupakan

motor-motor untuk instalasi:

1.

Instalasi hidrant,

2.

Instalasi pengolah air limbah,

3.

Instalasi air bersih dan air kotor,

4.

Instalasi pendingin udara (AC),

(7)

4.

Simbol

Simbol yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan

yang berlaku. Sehingga jika antara yang merencakanan dan

melaksanakan berbeda tidak menjadi masalah tersendiri, demikian

juga pada saat melaksanakan perawatan dan atau perbaikan.

5.

Sumber tenaga listrik

Sumber tenaga listrik berkaitan dengan daya yang tersedia dan besar

tegangan serta system sumber 1 phasa atau 3 phasa dan besar

frekuensi sumber tenaga. Hal tersebut berkaitan dengan daya beban,

besar tegangan beban, sistem pada beban (1 phasa atau 3 phasa)

dan besar frekuensi beban yang akan dipasang atau sudah

terpasang.

6.

Jumlah tingkat gedung

Gedung bertingkat yang ada jumlah tingkatnya bermacam-macam, ada

yang bertingkat 2 dan seterusnya. Instalasi gedung bertingkat di

bahas pada contoh.

(8)

B. Distribusi Tenaga

Pada instalasi gedung bertingkat, distribusi tenaga

merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Distribusi

tenaga dimaksudkan agar beban masing-masing kelompok

mendekati sama atau seimbang, demikian juga jika

instalasinya menggunakan sumber 3 phasa maka beban pada

ke tiga phasa harus seimbang atau mendekati sama.

Hal

lain

yang

harus

diperhatikan

adalah

jika

memungkinkan pada suatu ruangan menggunakan sumber

dengan phasa yang berbeda dengan tujuan jika terjadi

gangguan pada salah satu phasa maka pemadaman tidak

menjadi satu sehingga gelap.

Pada instalasi sebaiknya juga disiapkan kelompok atau

group cadangan untuk memenuhi pengembangan kebutuhan

instalanya atau listrik pada gedung atau rumah, khususnya

pada gedung atau rumah bertingkat.

(9)

C. Penentuan Penampang Kabel

Untuk menentukan penampang kabel,

caranya sama dengan cara instalasi pada

pembahasan sebelumnya.

Untuk penampang kabel pengaman

dapat dibuat dengan dari jenis bahan dan

ukuran yang sama dengan kabel phasa

dengan tetap memperhatikan Kemampuan

Hantar Arus (KHA).

(10)

D. Soal-soal

1. Soal nomor 1

Bangunan rumah seperti tampak pada Gambar 12.1. Rencanakan intalasi listrik penerangan dari rumah tersebut.

Penyelesaian:

a) Pertama, perlu ditentukan jumlah dan letak lampu pada masing-masing ruang, jumlah dan letak sakelar yang diperlukan, jumlah dan letak kotak-kotak.

b) Jumlah kelompok yang diperlukan

Instalasi dari rumah ini dijadikan tiga kelompok, masing-masing kelompok dengan beban sebagai berikut:

Kelompok/group 1 = 7 titik cahaya 2 = 7 titik cahaya

3 = 7 titik cahaya 4 = 7 titik cahaya 5 = Cadangan 6 = Cadangan

(11)

a)Gambar rekapitulasi

Gambar rekapitulasi dari instalasi 6 kelompok ditunjukkan pada Gambar 10.3.

b)Jumlah beban (daya) pada masing-masing kelompok :

Kelompok/Group 1:

Jumlah daya lampu = 1@ 25 W = 25 watt 2@ 40 W = 80 watt (TL)

2@ 60 W = 120 watt

Jumlah kotak-kotak = 2@ 200 W = 400 watt Jumlah daya (P) = 625 watt

Kelompok/Group 2.

Jumlah daya lampu = 3@ 40 W = 120 watt 1@ 40 W = 40 watt

1@ 60 W = 60 watt

Jumlah kotak-kotak= 2@ 200 W = 400 watt Jumlah daya (P) = 620 watt

(12)

Gambar 12.1

(13)

Gambar 12.2

(14)

Gambar 12.3

(15)

Kelompok/Group 3 :

Jumlah daya lampu = 1 @ 25 W = 25 watt

2 @ 40 W = 80 watt (TL) 2 @ 60 W = 120 watt Jumlah kotak-kotak = 2 @ 200 W= 400 watt

Jumlah daya (P) = 625 watt

Kelompok/Group 4 :

Jumlah daya lampu = 1 @ 25 W = 25 watt 1 @ 40 W = 40 watt (P) 1 @ 40 W = 40 watt (TL) 2 @ 60 W = 120 watt Jumlah kotak-kotak = 2 @ 200 W= 400 watt

Jumlah daya (P) = 625 watt

(16)

e) Penampang kabel yang diperlukan pada masing-masing

kelompok

Instalasi ini bekerja pada tegangan 220V

Sesuai dengan tabel 710-1 (PUIL),1987:263) dapat digunakan

penampang kabel (q) = 1 mm

2

, tetapi karena pada kelompok

ini terdapat KKB, maka digunakan penampang kabel (q) = 2,5

mm

2

. Untuk lampu-lampu dapat digunakan (q) = 1,5 mm

2

Kelompok/Group 3 :

Dengan cara yang sama dengan kelompok 1 dan 2, diperoleh

penampang kabel (q) = 2,5 mm

2

dan 1,5 mm

2

.

Kelompok/Group 4 :

Dengan cara yang sama dengan kelompok 1 dan 2, diperoleh

penampang kabel (q) = 2,5 mm

2

dan 1,5 mm

2

.

(17)

f) Besarnya pengaman yang diperlukan pada masing-masing

kelompok

Sesuai dengan Tabel 710-1 (PUIL.1987 : 263). Besarnya pengaman

yang diperlukan untuk penampang (q) = 1,5 mm

2

, adalah 16 A.

Dalam operasionalnya pengaman tersebut sebaiknya 6 A saja,

kecuali jika putus boleh diganti maksimal 16 A.

g) Besarnya sakelar utama pada PHB

Jumlah beban nominal (P) = 2.860 watt

Tegangan kerja (E) adalah 220 V

Besarnya arus minimal = P/E

= 2.495/220

= 11.34 Ampere

Cadangan diperhitungkan 30%, maka besarnya arus nominal adalah

= 11,34 + (0.3 x 11.34) = 14,74 Ampere. Digunakan sakelar

utama sebesar 15 Ampere. Akan lebih baik jika digunakan

sakelar 25 Ampere

(18)

h) Besarnya penampang hantaran hubung

Besarnya arus beban nominal adalah sebesar 14,74

Ampere. Sesuai Tabel 710-1 (PUIL,1987:263) dapat

digunakan penampang kabel 1,5 mm

2

. Tetapi

penampang minimum hantaran hubung adalah 4 mm

2

,

sehingga digunakan kabel NYM 3 x 4 mm

2

.

i) Besarnya penampang hantaran pentanahan:

Besarnya arus beban nominal adalah 14,74 Ampere.

Dengan demikian untuk hantaran pentanahan dapat

digunakan BC 6 mm

2

(penampang minimum hantaran

(19)

2. Soal nomor 2

Rumah dengan denah seperti ditunjukkan pada Gambar 12.3. Rencanakan instalasi listrik penerangan dari rumah tersebut.

Penyelesaian :

a) Pertama, ditentukan jumlah dan letak lampu pada masing-masing ruang, jumlah dan letak sakelar yang diperlukan, jumlah dan letak kotak-kontak (periksa Gambar 12.4.)

b) Jumlah kelompok yang diperlukan

Instalasi dari rumah ini dijadikan tiap kelompok.

Masing-masing kelompok dengan beban sebagai berikut: Kelompok/ Group 1 = 7 titik cahaya 2 = 8 titik cahaya 3 = 7 titik cahaya 4 = 8 titik cahaya 5 = Cadangan 6 = Cadangan

Hubungan sakelar, lampu dan kotak-kontak tampak seperti ditunjukkan pada Gambar 12.4.

(20)

c) Gambar rekapitulasi

Rekapitulasi dari instalasi 6 kelompok ini ditunjukkan pada Gambar

12.5.

d) Jumlah beban (daya) pada masing-masing kelompok

Kelompok/Group 1 :

Jumlah daya lampu =

1@ 25 w

=

25 watt

3 @ 40 w

=

120 watt

1 @ 60 w

=

60 watt

Jumlah kotak- kontak=

2 @ 200 w

=

400 watt

Jumlah daya (P)

=

605 watt

(21)

Kelompok/Group 2 :

Jumlah daya lampu = 1 @ 25 w = 25 watt 1 @ 40 w = 40 watt 2 @ 60 w = 120 watt 2 @ (1 x20 ) = 40 watt (TL) Jumlah kotak-kontak = 2 @ 200 w = 400 watt Jumlah daya ( P) = 625 watt

Kelompok/Group 3:

Jumlah daya lampu = 4@ 60 w = 240 watt

3@ (2 x 60 ) = 360 watt (TL) Jumlah kotak-kontak = 1@ 200 w = 200 watt

Jumlah daya (P) = 800 watt Daya phasa R = 1720 watt

S = 1720 watt T = 1720 watt

(22)

Panel distribusi E (PE):

Kelompok/Group 1 :

Jumlah daya lampu =

4@ 60 w

=

240 watt

3@ (2 x 60)

=

360 watt (TL)

Jumlah kotak-kontak

=

1@ 200 w

=

200 watt

Jumlah daya (P)

=

800 watt

Kelompok/Group 2 :

Jumlah daya lampu

=

6@ (2 x 60 )

=

720 watt (TL)

Jumlah kotak-kontak

=

1@ 200 w

=

200 watt

(23)

Kelompok/Group 3:

Jumlah daya lampu =

6@ (2 x60)

= 720 watt (TL)

Jumlah kotak-kontak =

1@200 watt

=

200 watt

Jumlah daya (P)

=

920 watt

Kelompok/Group 4 :

Jumlah daya lampu =

6@ (2 x 60)

=

720 watt (TL)

Jumlah kotak-kontak =

1@200 w

=

200 watt

(24)

Kelompok/Group 5:

Jumlah daya lampu =

4@ 60 w

=

240 watt

3@ (2 x 60)

=

360 watt (TL)

Jumlah kotak-kontak =

1@ 200 w

=

200 watt

Jumlah daya (P)

=

800 watt

Kelompok/ Group 6 :

Jumlah daya lampu =

4@60 w

=

240 watt

3 @ ( 2x 60) =

360 watt (TL)

Jumlah kotak-kontak =

1 @ 200 w

=

200 watt

(25)
(26)

Gambar 12.5

(27)

e) Penampang kabel yang diperlukan pada masing-masing

kelompok

Instalasi ini bekerja pada tegangan 220 volt (sesuai dengan

tegangan Jaringan PLN yang tersedia pada saat ini).

Kelompok /Group 1:

Besarnya arus yang mengalir adalah :

I = P/E ----

I = 605/220 = 2,75 Ampere

Sesuai dengan Tabel 710 – 1 (PUIL, 1987:263) dapat

digunakan penampang kabel (q) = 1 mm

2

, tetapi karena

pada kelompok ini terdapat KKB, maka digunakan

penampan kabel (q) = 2,5 mm

2

. Untuk lampu-lampu dapat

(28)

Kelompok/Group 2:

Besarnya arus yang mengalir adalah :

I = P/E ---

I = 625/220 = 2,84 Ampere

Sesuai dengan Tabel 710 – 1 (PUIL , 1987 :263 ) dapat

digunakan penampang kabel (q) = 1 mm

2

, tetapi karena pada

kelompok ini terdapat KKB, maka digunakan penampang

kabel (q) = 2,5 mm

2

. Untuk lampu-lampu dapat digunakan (q)

= 1,5 mm

2

.

Kelompok /Group 3:

Dengan cara yang sama seperti kelompok 1 dan 2,

diperoleh penampang kabel (q) = 2,5 mm

2

, dan 1,5 mm

2

.

Kelompok/Group 4:

Dengan cara yang sama seperti kelompok 1 dan 2.

diperoleh penampang kabel (q) = 2,5 mm

2

dan 1,5 mm

2

(29)

f) Besarnya pengaman yang diperlukan pada masing- masing kelompok

Sesuai dengan Tabel 710 -1 (PUIL,1987 ;162), besarnya pengaman yang

diperlukan untuk penampang (q) = 1,5 mm

2

, adalah 16 A. Dalam

operasionalnya pengaman tersebut sebaiknya 6 A saja, kecuali jika

putus boleh diganti maksimal 16 A.

g) Besarnya sakelar utama pada PHB

Jumlah beban nominal (P) = 2.460 watt

Tegangan kerja (C) adalah 220 V

Besarnya arus nominal =

P / E

=

2.460 / 220 = 11, 18 Ampere

Cadangan diperhitungkan 30%, maka besarnya arus nominal adalah :

11,18 + (0,3 x 11,18) – 14. 53 Ampere.

Digunakan sakelar utama sebesar 25 Ampere.

(30)

h) Besarnya penampang hantaran hubung :

Besarnya arus beban nominal adalah 14,53 Ampere. Sesuai

tabel 710-1 (PUL, 1987:263) dapat digunakan penampang

kabel 1,5 mm

2

. tetapi penampang minimum hantaran

hubung adalah 4 mm

2

, sehingga digunakan kabel NYM 3 x

4 mm

2

i) Besarnya penampang hantaran pentanahan

Besarnya arus beban nominal adalah 14.35 Ampere. Dengan

demikian untuk hantaran pentanahan dapat digunakan BC

6 mm

2

(penampang minimum hantaran pentanahan).

(31)

3. Soal nomor 3

Denah suatu bangunan rumah tampak seperti Gambar

12.6. Rencanakan instalasi dari bangunan rumah

tersebut.

Penyelesaian :

a) Pertama sekali perlu ditentukan jumlah dan letak

lampu pada masing-masing ruang, jumlah dan letak

sakelar yang diperlukan, jumlah dan letak sakelar

yang diperlukan, jumlah dan letak kotak-kontak

(periksa Gambar 12.6).

(32)

b) Jumlah kelompok yang diperlukan

Instalasi dari rumah ini dijadikan tiga kelompok, masing-masing

kelompok dengan beban sebagai berikut:

Kelompok/ Group

1

=

6 titik cahya

2

=

6 titik cahaya

3

=

7 titik cahaya

4

=

7 titik cahaya

5

=

8 titik cahaya

6

=

7 titik cahaya

Hubungan sakelar, lampu dan kotak-kontak tampak seperti Gambar

12.7.

c) Gambar rekapitulasi beban

Gambar rekapitulasi dari instalasi 6 kelompok ini tampak seperti

Gambar 12.8.

(33)

d) Jumlah beban (daya) pada masing-masing kelompok

Kelompok/Group 1 :

Jumlah daya lampu =

4 @ 60 w

=

240 watt

Jumlah kotak-kontak

=

2 @ 200 w

=

400 watt

Jumlah daya (P)

=

640 watt

Kelompok/Group 2 :

Jumlah daya lampu =

4 @ 60 w

=

240 watt

Jumlah kotak-kontak =

2 @ 200 w

=

600 watt

(34)

Kelompok/Group 3

Jumlah daya lampu=

4 @ 60 w =

240 watt

Jumlah kotak-kontak= 3 @ 200 w =

600 watt

Jumlah daya (P) =

840 watt

Kelompok/Group 4:

Jumlah daya lampu=

4 @ 60 w =

240 watt

Jumlah kotak-kontak = 3 @ 200 w =

600 watt

Jumlah daya (P)

=

840 watt

(35)

Kelompok/Group 5 :

Jumlah daya lampu =

5 @ 60 w

=

300 watt

Jumlah kotak-kontak=

3 @ 200 w =

600 watt

Jumlah daya (P)

=

900 watt

Kelompok/Group 6:

Jumlah daya lampu = 5 @ 600 w =

300 watt

Jumlah kotak-kontak =

2 @ 200 w =

400 watt

Jumlah daya (P)

=

700 watt

(36)
(37)
(38)

Gambar 12.8

(39)

e) Penampang kabel yang diperlukan pada masing-masing

kelompok

Instalasi ini bekerja pada tegangan 220 volt (sesuai dengan

tegangan jaringan PLN yang tersedia pada saat ini).

Kelompok/Group 1 :

Besarnya arus yang mengalir adalah :

I = P/E ---→ I = 640/220 = 2,90 Ampere

Sesuai dengan Tabel 710-1 (PUIL , 1987 : 263) dapat

digunakan penampang kabel (q) = 1 mm

2

, tetapi karena

pada kelompok ini terdapat KKB, maka digunakan

penampang kabel (q) = 2,5 mm

2

. Untuk lampu-lampu dapat

(40)

Kelompok/Group 2 :

Besarnya arus yang mengalir adalah :

I = P/E ----→ I = 640/ 220 = 2,90 Ampere

Sesuai dengan Tabel 710-1 (PUIL, 1987 : 263) dapat digunakan penampang

kabel (q) = 1 mm

2

, tetapi karena pada kelompok ini terdapat KKB, maka

digunakan penampang kabel (q) = 2,5 mm

2

. Untuk lampu-lampu dapat

digunakan (q) = 1,5 mm

2

.

Kelompok/Group 3:

Besarnya arus yang mengalir adalah :

I = P/E ---→ I = 840/220 = 3,81 Ampere

Sesuai dengan Tabel 710-1 (PUIL, 1987 : 263) dapat digunakan penampang

kabel (q) = 1 mm

2

, tetapi karena pada kelompok ini terdapat KKB, maka

digunakan penampang kabel (q) = 2,5 mm

2

. Untuk lampu-lampu dapat

(41)

Kelompok/Group 4 :

Besarnya arus yang mengalir adalah :

I = P/E – I = 840 / 220 = 3,81 Ampere

Sesuai dengan Tabel 710-1 (PUIL, 1987 : 263) dapat digunakan

penampang kabel (q ) = 1 mm

2

, tetapi karena pada kelompok ini terdapat

KKB, maka digunakan penampang kabel (q) = 2,5 mm

2

. Untuk

lampu-lampu dapat digunakan (q) = 1,5 mm

2

.

Kelompok/Group 5 :

Dengan cara yang sama seperti kelompok 3 dan 4. diperoleh penampang

kabel (q) = 2,5 mm

2

dan 1,5 mm

2

.

Kelompok/Group 6 :

Dengan cara yang sama seperti kelompok 3 dan 4, diperoleh penampang

kabel (q) = 2,5 mm

2

dan 1,5 mm

2

.

(42)

f) Besarnya pengaman yang diperlukan pada masing-masing

kelompok.

Sesuai dengan Tabel 710-1 (PUIL, 1987:263), besarnya pengaman

yang diperlukan untuk penampang (q) = 1,5 mm

2

, adalah 16 A.

Dalam operasionalnya pengaman tersebut sebaiknya 6 A saja,

kecuali jika putus boleh diganti maksimal 16 A.

g) Besarnya sakelar utama pada PHB

Jumlah beban nominal (P) = 4,560 watt

Tegangan kerja (E) adalah 220 V

Besarnya arus nominal = P/E

= 4.560 / 220 = 20,72 Ampere

Digunakan sakelar utama sebesar 25 Ampere

(43)

h)Besarnya penampang hantaran hubung

Besarnya arus beban nominal adalah sebesar 20,72

Ampere. Sesuai Tabel 710-1 (PUIL, 1987:263)

dapat digunakan penampang kabel 4 mm2,

sehingga digunakan kabel NYM 3 x 4 mm2.

i) Besarnya penampang hantaran pentanahan :

Besarnya arus beban nominal adalah 20,72

Ampere. Dengan demikian untuk hantaran

pentanahan dapat digunakan BC 6 mm

2

(44)

4. Soal nomor 4

a)

Data waktu pelaksanaan

Waktu kerja

: 8 hari kerja

Denda keterlambatan : 60/00 perhari

Pajak/PPN : 10 %

Jasa perusahaan : 10 %

b)

Biaya Kerja

Pengawas 1 orang : Rp. 75.000/hari/orang

Mandor 1 orang

:

Rp. 50.000/hari/orang

Ahli listrik 1 orang : Rp. 40.000/hari/orang

Ahli mekanik 2 orang : Rp. 40.000/hari/orang

Pembantu 1 orang : Rp. 25.000/hari/orang

Konsumsi : Rp. 12.500/hari/orang

(45)

c)

Pajak PPN 10%

d)

Daftar harga bahan

Daftar harga bahan di toko untuk kebutuhan

instalasi ditunjukkan pada Tabel 12.1 di

bawah ini.

(46)

Tabel 12.1

Daftar Harga Bahan

Teknologi dan Rekayasa

No Jenis Bahan Satuan Harga Satuan

1 Lampu TL lengkap dengan kap dan fitting Buah 75,000 2 Lampu pijar Buah 50,000 3 Pipa PVC 5/8” Lente 9,000 4 Pipa PVC 3 /4” Lente 15,000 5 Roll isolator Buah 150 6 Sekrup kayu 1 ½” Dos 15,000 7 Benang kasur/ Tali Rami

Gulung 1,500

8 Tule 100 buah/ dos Dos 9,000 9 Isolator Buah 1,200 10 Kabel NYA 1,5 mm2 Rol 75,000 11 Kabel NYA 2,5 mm2 Rol 105,000

(47)

Teknologi dan Rekayasa 13 Kabel NYA 6 mm2 Rol 175,000 14 Kabel NYA 4 x 1,5 mm2 Meter 12,000 15 Kabel NYY 4 x 2,5 mm2 Meter 15,000 16 Kabel NYY 4 x 4 mm2 Meter 18,000

17 Kabel NYY 4 x 6 mm2 Meter 21,000

18 Kabel NYY 4 x 10 mm2 Meter 24,000 24 Sepatu kabel 1,5 mm2 Buah 300 25 Sepatu kabel 2,5 mm2 Buah 450 26 Sepatu kabel 4 mm2 Buah 600 27 Sepatu kabel 6 mm2 Buah 750 28 Sepatu kabel 10 mm2 Buah 900 34 Saklar tunggal Buah 9,000 35 Saklar deret Buah 15,000

36 Saklar dwi kutub 10A

Buah 60,000

37 Saklar dwi kutub 16A

Buah 75,000 38 Saklar tri kutub 10A

Buah 150,000

39 Saklar tri kutub 16 A

Buah 180,000

(48)

Teknologi dan Rekayasa

41 Saklar tri kutub 35 A Buah 225,000 47 Patron lebur 6A Buah 3,000 48 Patron lebur 10 A Buah 4,500 49 Patron lebur 16 A Buah 7,500 50 Patron lebur 25 A Buah 9,000 51 Patron lebur 35 A Buah 12,000 54 Panel penerangan Buah 600,000

56 Kabel NYY 3 x 1,5 mm2 Meter 9,000

57 Kawat BC 4 mm2 Meter 1,800

58 Kawat BC 10 mm2 Meter 3,000

61 Pipa tembaga GLf 50 mm2 Lente 45,000

62 Sengkang Buah 300 63 Timah solder Rol 15,000 64 Baut + mur Buah 1,500 65 Stop kontak arde Buah 15,000

Gambar

Gambar rekapitulasi dari instalasi 6 kelompok ditunjukkan  pada  Gambar 10.3.
Gambar  rekapitulasi  dari  instalasi  6  kelompok  ini  tampak  seperti  Gambar 12.8.

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Adobe Flash CS6 Pada Mata Pelajaran Pemasangan Instalasi Bangunan Sederhana Siswa Kelas XI Teknik Instalasi Tenaga

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

Hasil penelitian adalah kemampuan praktik peserta didik pada kelompok Eksperimen (E) yang menggunakan pendekatan kontekstual lebih tinggi daripada kelompok Kontrol (K) yang

Indofood Sukses Makmur Tbk Di Gudang Depo Kertosono sistem distribusi listrik diperoleh dari tegangan rendah 220/380 V masuk ke KWH meter 3 phasa dengan daya dari PLN

Jumlah Masyarakat Miskin yang Mempunyai Jaminan Kesehatan 4. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin 5. Meningkatkan

Penelitian ini menggunakan solusi nomor satu, yaitu dengan memasang tapis paralel ( shunt filter ) di dekat beban tak linier penyebab sumber harmonik ( harmonic

11. Pengalih daya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memidahkan daya listrik dari sumber tenaga ke distribusi beban secara elektromekanik, komponen pengalih dayaa.

Bila semua itu dilakukan dengan cara yang tepat, maka hasilnyapun akan dirasakan langsung, yaitu kondisi aman dan nyaman selama menggunakan listrik [1], karena itu