• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori Komunikasi Unsur-unsur dalam komunikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori Komunikasi Unsur-unsur dalam komunikasi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

KONSEP DESAIN

4.1

Landasan Teori/Metode

4.1.1 Teori Komunikasi

Komunikasi diambil dari kata communication, yang dalam bahasa latin “Communicatio”, dari kata communis yang berarti “sama”. Sama disini menggambarkan sama makna. Komunikasi merupakan penyampaian pemikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) dalam wujud simbol “pikiran”. Komunikasi disini bisa berupa gagasan, inspirasi, opini, cerita, dll.

(http://latansablog.wordpress.com/2011/11/24/pengertian-dan-unsur-unsur-komunikasi/)

4.1.1.1 Unsur-unsur dalam komunikasi

1. Sumber (komunikator)

Seorang yang menyampaikan pesan kepada komunikan.

2. Pesan (message)

Hal yang ingin disampaikan oleh komunikator.

3. Penerima (komunikan)

Sang penerima pesan.

4. Saluran (chanel)

Sarana untuk menyampaikan atau menyebarluaskan pesan.

5. Hasil (feedback)

(2)

(http://latansablog.wordpress.com/2011/11/24/pengertian-dan-unsur-unsur-komunikasi/)

4.1.1.2 Lambang-lambang komunikasi

1. Bentuk/ gambar

2. Suara(Bunyi atau Bahasa)

3. Mimik (Memberikan suatu kesan)

4. Gerak Gerik (gesture).

Desain pada dasarnya adalah hasil penyusunan atau komposisi yang didalamnya terdapat unsure visual berikut emosionalnya dengan memperhatikan prinsip – prinsip desain yang dituangkan didalam satu komposisi yang harmonis. Komposisi dalam bahasa latin yaitu ‘compore’ yang artinya penggabungan dari banyak menjadi suatu komposisi yang serasi.

Prinsip – prinsip Desain :

1. Kesatuan

Kualitas yang dapat menampilkan suatu elemen desain secara definitive dan organis sebagai suatu bentuk yang tunggal

2. Keseimbangan

Manifestasi keseimbangan antara elemen-elemen desain dalam komposisi yang baik.

3. Irama

Gabungan antara elemen – elemen desain yang menimbulkan pengulangan teratur dari satu atau beberapa unsur, dengan diberi tekanan atau aksen.

(3)

Pembagian anatomi yang sesuai dalam merancang suatu desain, baik dalam illustrasi maupun dalam pembagian format suatu desain.

5. Keserasian

Keteraturan diantara bagian – bagian suatu karya. Merupakan suatu usaha dari berbagai macam bentuk, bangun, warna, tekstur, dan elemen – elemen lain yang disusun secara seimbang dalam suatu susunan komposisi yang agar nikmat dipandang.

6. Skala

Ukuran yang relatif dari suatu objek jika dibandingkan dengan objek atau elemen lain tidak diketahuinya.

(http://dwiputris48.blogspot.com/2012/11/pengertian-komunikasi-dan-lambang_9.html)

4.1.2 Prinsip utama komunikasi visual

1. Ruang Kosong ( White Space )

Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek menjadi dominan. Ruang kosong penting dalam desain karena sering digunakan untuk berbagai tujuan. Misalnya untuk kejelasan pembacaan dan sekaligus memberikan kesan, seperti kesan professional dan sederhana.

2. Kejelasan ( Clarity )

Kejelasan atau clarity mempengaruhi penafsiran penonton akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karya tersebut dapat mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu/ makna ganda.

3. Kesederhanaan (Simplicity)

Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak lebih dan tidak kurang. Kesederhanaan sering juga diartikan tepat dan tidak berlebihan. Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh.

(4)

4. Emphasis (Point of Interest)

Emphasis atau disebut juga pusat perhatian, merupakan pengembangan dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsure sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistik. Dari beberapa prinsip yang dijabarkan diatas, dalam tugas akhir ini penulis dalam pembuatan film animasi dokumenter Jenderal Soedirman. Penggunan warna, depth of field menjadi pengaplikasian dari prinsip emphasis.

(http://www.ahlidesain.com/unsur-definisi-prinsip-dan-istilah-dkv.html)

4.1.3 Prinsip – prinsip dasar seni rupa

1. Kesatuan (Unity)

Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. JIka salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.

2. Keseimbangan (Balance)

Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita merasa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani.

3. Proposi (Proportion)

Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan-perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proposi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung

(5)

(The Golden Mean) adalah proporsi yang paling popular dan dipakai hingga saat dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8:13. Konon proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda – benda alam termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam bidang desain proporsi ini dapat kita lihat dalam perbandingan ukuran kertas dan layout halaman.

4. Irama (Rhythm)

Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk – bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain – lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk-bentuk unsure rupa.

5. Dominasi (Domination)

Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan desain. Dominasi berasal dari kata ‘Dominance’ yang berarti keunggulan. Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsur sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, daominasi sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye Catcher. Dominasi mempunyai beberapa tujuan yaitu untuk meanrik perhatian, menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan. Biasanya ditengarahi dengan emphasis.

Dari beberapa prinsip yang dijabarkan diatas, dalam tugas akhir ini penulis menggunakan prinsip Dominasi (domination) sebagai pola berfikir penulis dalam pembuatan film animasi dokumenter Jenderal Soedirman. Penggunaan bentuk dan warna menjadi center of interest.

(http://www.ahlidesain.com/unsur-definisi-prinsip-dan-istilah-dkv.html)

4.1.4 Teori Film Dokumenter

(6)

1. Setiap adegan dalam dokumenter merupakan kejadian yang sebenarnya, tanpa interprentasi imajinatif seperti halnya dalam film fiksi. Bila pada film fiksi latar belakang (setting) adegan dirancang, pada dokumenter latar belakang harus spontan otentik dengan situasi dan kondisi asli (apa adanya).

2. Yang dituturkan dalam film dokumenter berdasarkan peristiwa nyata (realita), sedangkan pada film fiksi isi cerita berdasarkan karangan (imajinatif), maka dalam film fiksi yang dimiliki adalah interprentasi imajinatif.

3. Sebagai sebuah film non fiksi, sutradara melakukan observasi pada suatu peristiwa nyata, lalu melakukan perekaman gambar sesuai apa adanya, ini merupakan bagian dari riset.

4. Apabila struktur cerita pada film fiksi mengacu pada alur cerita atau plot, dalam dokumenter konsentrasinya lebih pada isi dan pemaparan.

(http://akuso2013.blogspot.com/2013/07/film-dokumenter.html)

4.1.5 Bentuk Film Dokumenter

1. Expository

Dokumen dalam kategori ini, menampilkan pesannya kepada penonton secara langsung, baik melalui presenter ataupun dalam bentuk narasi. Pesan atau point of view dari expository lebih pada sound track ketimbang visual. Pada dokumenter yang berbentuk expository , gambar disusun sebagai penunjang argumentasi yang disampaikan oleh narasi atau komentar presenter. Itu sebabnya, gambar disusun berdasarkan narasi yang sudah dibuat dengan prioritas tertentu. Argumentasi yang dibangun dalam expository umumnya memaparkan informasi secara langsung kepada penonton, bahkan mampu mempertanyakan baik-buruk suatu fenomena berdasarkan pijakan moral tertentu dan umumnya mengarahkan penonton pada satu kesimpulan secara langsung.

(7)

Pendekatan yang bersifat observasi ini utamanya ingin merekam kejadian secara spontan, natural dan tidak dibuat-buat. Itu sebabnya, pendekatan ini menekankan pada kegiatan shooting yang informal tanpa tata lampu khusus ataupun persiapan-persiapan yang telah dirancang sebelumnya.

3. Reflexive/Cinema verite

Cinema Verite justru secara aktif melakukan intervensi dan menggunakan kamera sebagai alat pemicu untuk memunculkan krisis. Dalam aliran ini, pembuat film cenderung secara sengaja memprovokasi untuk memunculkan kejadian-kejadian tak terduga.

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai bentuk-bentuk dari film dokumenter, dalam tugas akhir ini penulis berupaya untuk mengangkat tema animasi dkcumenter Jendral Soedirman dengan bentuk film dokumenter Expository yakni dengan Penyusunan gambar yang disampaikan oleh narator yang memaparkan informasi secara langsung dan dapat mempertanyakan mengenai suatu fenomena yang baik atau buruk berdasarkan moral tertentu dan dapat mengarahkan pada satu kesimpulan secara langsung.

(http://akuso2013.blogspot.com/2013/07/film-dokumenter.html)

4.1.6 Unsur-unsur Dokumenter

4.1.6.1 Unsur Visual

1. Observasionalisme Reaktif

Pembuatan film dokumenter dengan bahan yang sebisa mungkin diambil langsung dari subyek yang difilmkan. Hal ini berhubungan dengan ketepatan observasi oleh operator kamera/ sutradara.

(8)

Pembuatan film dokumenter dengan memilih materi film secara khusus sehubungan dengan observasi terdahulu oleh operator kamera/sutradara.

3. Mode Ilustratif

Pendekatan terhadap dokumenter yang berusaha menggambarkan secara langsung tentang apa yang dikatakan oleh narrator/voice over

4. Mode Asosiatif

Pendekatan dalam dunia dokumenter yang berusaha menggunakan potongan-potongan gambar dengan berbagai cara. Dengan demikian diharapkan arti metafora dan simbolis yang ada pada informasi harafiah dalam film dapat terwakili.

Berdasarkan beberapa unsur visual tersebut, dalam tugas akhir ini penulis memilih mode ilustratif dan mode asosiatif . Hal tersebut dimaksudkan untuk mencapai komunikasi yang maksimal kepada penonton.

(http://akuso2013.blogspot.com/2013/07/film-dokumenter.html)

4.1.7 Bentuk Bertutur Film Dokumenter

Beberapa contoh bentuk bertutur dalam film dokumenter antara lain adalah :

1. Laporan Perjalanan

Penuturan model laporan perjalanan mendokumentasikan pengalaman yang didapat selama melakukan perjalanan jauh.

(9)

Mempresentasikan fakta sejarah sesuai dengan periode ( waktu peristiwa sejarah ), tempat ( lokasi peristiwa sejarah ) dan pelaku sejarah.

3. Potret/Biografi

Representasi kisah pengalaman hidup seorang tokoh terkenal ataupun anggota masyarakat biasa yang riwayat hidupnya dianggap hebat, menarik, unik, atau menyediakan.

4. Perbandingan

Mengetengahkan perbedaan situasi kondisi, dari satu objek/subjek dengan yang lainnya.

5. Kontradiksi

Dari sisi bentuk maupun isi tipe ini memiliki kemiripan dengan tipe perbandingan; hanya saja tipe kontradiksi cenderung lebih kritis dan radikal dalam mengupas permasalahan.

6. Ilmu Pengetahuan

Menyampaikan informasi mengenai suatu teori, system, berdasarkan disiplin ilmu tertentu.

7. Nostalgia

Mengangkat suatu kisah kilas-balik.

8. Rekonstruksi

Pecahan-pecahan atau bagian-bagian peristiwa masa lampau maupun masa kini disusun atau direkontruksi berdasarkan fakta sejarah.

9. Investigasi

Mengetengahkan adegan-adegan terhadap sebuah peristiwa yang coba diungkap karena masih menjadi misteri atau tidak pernah terungkap jelas.

10. Association Picture Story

Disebut sebagai film eksperimen atau film seni. Gabungan gambar, music dan suara atmosfer ( noise ) secara artistic menjadi unsure utama.

(10)

11. Buku Harian

Pennuturannya sama seperti catatan pengalaman hidup sehari-hari dalam buku harian pribadi.

12. Dokudrama

Rekonstruksi suatu peristiwa atau potret mengenai seseorang yang direpresentasikan secara kreatif, dalam tipe ini subjek yang berperan adalah artis film karena gaya bertutur ini memiliki motivasi komersial.

(http://akuso2013.blogspot.com/2013/07/film-dokumenter.html)

4.1.8 Teori Struktur Plot

1. Act I : Awal dari cerita

Biasanya dimulai dengan pengenalan akan karakter dan set yang dipilih

2. Act II : Pertengahan dari cerita

Berisikan tentang karakter dan tinndakannya terhadap masalah yang ada dimana klimaksnya ada pada dibagian ini juga.

3. Act III : Akhir dari cerita

Berisikan kesimpulan dari cerita baik diakhiri dengan senang, sedih atau perasaan lainnya.

(http://www.goodreads.com/topic/show/1247450-alur-dan-plot-dalam-cerita)

4.1.9 Teori Warna

Seni rupa merupakan, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda.

Berdasarkan Henry Dreyfuss pengertian warna menurut ilmu Bahan, Adalah sembarang zat tertentu yang memberikan warna. warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dan mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas.

(11)

Berdasarkan pendapat J. Linschoten dan Drs. Mansyur warna menurut psikologis , adalah Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda.

Berikut adalah arti warna yang terbagi dalam 4 kelompok yaitu :

1. Cool color (calming) : Biru, hijau,turquoise,perak.

2. Color (Exciting) : Merah, oranye, kuning,emas.

3. Mixed color/warm color : Ungu,lavender,hijau

4. Neutral Color (unifying) : Cokelat,beige,ivory,abu-abu,hitam.

(http://bukuilmu-anda.blogspot.com/2011/01/pengertian-warna-menurut-para-ahli.html)

4.1.10 Teori Nirmana

Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra yang harus mempunyai nilai keindahan. Nirmana disebut juga ilmu tatarupa. Elemen-elemen seni rupa dapat dikelompokan menjadi empat bagian berdasarkan bentuknya;

1. Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan tanpa arah.

2. Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna.

3. Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis.

4. Gempal, gempal adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan kedalaman.

(12)

Nirmana berrbicara mengenai harmoni, keselarasan rasa dan impresi sebuah bentuk. Nirmana tidak mencakup 2 dan 3 dimensi saja melainkan menjelajah sebuah ruang yang disebut dengan ruang maya. Ruang maya adalah ruang semu dimana kita bisa berhayal tentang sesuatu yang mebingungkan kita sendiri, dalam artian hayalan tentang sebuah kegilaan bentuk yang sulit kita torehkan dalam media 2 atau 3 dimensi.

Dalam konteks tersebut , penulis mengaplikasikan Nirmana Ruang Maya dalam film animasi documenter Jendral Soedirman. Penulis memilih konsep tersebut agar melahirkan ide yang imajinatif dan emosional agar memudahkan penyampaian komunikasinya dan dapat mencapai komunikasi yang maksimal kepada penonton.

(http://acmuve.blogspot.com/2012/10/nirmana-dalam-desain-grafis.html)

4.1.11 Teksture

Teksture adalah nilai atau ciri khas seuatu permukaan atau raut. Setiap bentuk atau benda apa saja di ala mini termasuk karya seni mesti memilih permukaan atau raut.

Teksture dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu 1. Tekstur Nyata

Tekstur nyata dapat berwujud tekstur alam dan tekstur buatan

• Tekstur nyata dapat difungsikan sebagai dominasi atau daya tarik untuk memperoleh keindahan

• Tekstur nyata amat berguna untuk membantu memperoleh keindahan terpadu dengan kekuatan

2. Tekstur Semu

• Teksture yang kekasaran rautnya bersifat semu, artinya kasar tetapi jika diraba halus.

(13)

• Tekstur yang dilihat halus, diraba pun halus. Teksture halus merupakan permukaan yang biasa terlihat sehari-hari pada berbagai objek, sehingga kurang diperhitungkan nilai keindahannya.

Berdasarkan point diatas, penulis bermaksud mengaplikasikan Teksture nyata dalam film animasi dokumenter Jendral Soedirman sehingga cerita sejarah dalam tokoh pahlawan tersebut dapat menjadi sebuah film yang menarik sehingga mudah untuk dicerna oleh masyarakat umum yang enggan melihat atau menonton film berbasis sejarah.

(http://mazgun.wordpress.com/2009/10/12/unsur-rupa-dan-komposisi/)

4.1.12 Illustrasi

Illustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.

Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna.

Fungsi khusus ilustrasi antara lain:

1. Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita

2. Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan ilmiah 3. Memberikan bayangan langkah kerja

4. Mengkomunikasikan cerita.

5. Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia. 6. Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan.

Menurut Otto Kleppners metode-metode yang efektif untuk memvisualisasikan illustrasi adalah

1. Dramatizion of a single situation

Illustrasi yang ditampilkan tersebut diolah sedemikian rupa sehingga dapat memperlihatkan suatu keadaan tertentu.

(14)

2. Dramatizion of evidence

Illustrasi yang menunjukkan atau membuktikan fakta-fakta.

3. Continuity strip dramatitation of a sequence

Illustrasi yang menunjukkan urutan suatu cerita ataupun pengalaman seseorang, pada sebuah bingkai gambar secara berurutan.

Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan illustrasi pada film animasi dokumenter ini agar film animasi documenter Jendral Soedirman mudah dipahami serta memiliki daya tarik pada generasi muda saat ini guna menciptakan rasa cinta tanah air pada bangsanya.

(http://senivisual1.blogspot.com/2010/06/ilustrasi.html)

4.1.13 Metode Pipeline Film Animasi Dokumenter

Dalam tahap ini, akan menjabarkan proses pembuatan yang dilakukan dalam pembuatan film animasi dokumenter, dengan urutan sebagai berikut :

1. Tahap Pra Produksi

Brainstorming dan Mind Maping

Proses pembentukan ide yang maksimal terhadap isu yang hendak didokumentasikan, mind mapping digunakan untuk memperoleh kreatif akan isu yang akan diangkat. Ditahap ini akan terbentuk satu tema yang akan diangkat dan memfokuskan dalam pengembangan keseluruhan serita yang ingin diangkat.

• Riset

Mengumpulkan data atau informasi melalui observasi mendalam mengenai tema yang akan diangkat.

• Treatment

Menetukan jalan cerita dan pembentukan visual, narasi dari yang akan dibuat.

(15)

Menuliskan pembuatan cerita dan hasil riset sehingga menjadi alur cerita yang menarik dalam sebuah film animasi documenter.

• Storyboard

Menggambarkan visual awal dari tiap adegan, sesuai dengan alur cerita yang telah dibuat.

2. Tahap Produksi

Character Design dan Visual Element Production

Membuat karakter-karakter yang terkait dengan film animasi documenter, serta pembuatan setting, perancangan judul, teks dan mood. Dalam film

animasi documenter ini pengerjaan akan menggunakan Adobe Photoshop.

Voice Over

Proses perekaman suara narrator yang akan menjadi pedoman dalam melakukan animasi.

• Animasi Tahap Awal

Proses animasi dari gerakan-gerakan karakter serta elemen visual lainnya yang terdapat dalam film animasi documenter. Pengerjaan

menggunakan Adobe AfterEffect dan Autodesk 3ds Max untuk pengerjaan camera mapping.

3. Tahap Pasca Produksi

Compositing dan Editing

Gambar-gambar visual mulai dari karakter dan environment yang telah dibuat, kemudian di compose untuk menjadi satu kesatuan animasi yang

(16)

storyboard yang telah dibuat. Proses dilakukan dengan Adobe After Effects dan Adobe Premier Pro.

Sound Editing

Melakukan editing terhadap elemen-elemen suara yang akan dimasukkan ke dalam film animasi dokumenter, serta menambahkan elemen-elemen suara lain untuk mendukung mood dalam film animasi dokumenter.

Final Render

Hasil render terakhir dan film sudah layak tayang.

4.2 Strategi Kreatif

4.2.1 Strategi Komunikasi

Melihat tema Jendral Soedirman yang diangkat dari tema sejarah, penulis membuat strategi komunikasi dengan cara bertutur seperti buku harian, sehingga penonton dapat merasakan yang dirasakan oleh Jendral Soedirman.

4.2.1.1 Fakta Kunci

1. Jendral Soedirman merupakan Bapak Tentara Indonesia

2. Jenderal Soedirman menekan kan pada kawan-kawannya tentang nasionalime dan pendidikan yang penting.

3. Jenderal Soedirman memiliki sifat yang rendah hati, budi pekerti baik,sopan santun dan sifat-sifat itu ditanam sejak Soedirman kecil

4. Jenderal Soedirman ditandu demi memimpin perang gerilya.

4.2.1.2 Masalah yang dikomunikasikan

Maasalah yang dikomunikasikan adalah sosok Jendral Soedirman yang berpengang teguh kepada prinsip nasionalisme, keagamaan, dan pantang menyerah dalam melawan penjajahan.

(17)

4.2.1.3 Tujuan Komunikasi

1. Membuka wawasan masyarakat tentang pandangan, nasionalis, hidup bertaqwa dan pantang menyerah dalam hidup serta pentingnya pendidikan.

2. Menginformasikan kepada penonton bahwa ada nilai-nilai yang terkandung dalam tindakan Jendral Soedirman

3. Meningkatkan rasa nasionalis

4.2.1.4 Profil Target Audiens

A. Target Primer

1. Demografi

• Usia : 17-25

• Jenis Kelamin : Perempuan maupun Laki-laki • Kelas ekonomi : Semua kalangan

• Status : Pelajar (SMA atau Perguruan Tinggi) 2. Psikografi

• Kurang memiliki ketertarikan dibidang sejarah 3. Geografis

• Berada di kota-kota besar seperti Jakarta.

4.2.1.5 Judul Film

Judul film yang penulis gunakan adalah “Soedirman Bapak Teladan Bangsa”. Karena sifat yang dimiliki Jenderal Soedirman patut dijadikan contoh dan teladan bagi para pemuda-pemudi Indonesia sehingga mampu mengisi kemerdekaan ini dengan prestasi dan akhlak yang mulia.

(18)

Soedirman adalah seorang jenderal besar Indonesia yang perannya dalam mengusir para penjajah, soedirman juga di juluki sebagai bapak tentara Indonesia. Soedirman adalah pria yang low profile, memiliki sifat yang sopan dan santun, memiliki budi pekerti yang baik, beliau juga seorang yang taat dan patuh terhadap agama beliau rajin dalam beribadah. Soedirman pada saat remaja sering memberikan ceramah kepada kawan-kawannya, beliau juga sering menjadi guru bagi teman-temannya oleh karena itu soedirman remaja diberi julukan oleh kawan-kawannya “guru kecil” dan “kajine”(haji).

Soedirman secara tidak langsung adalah seorang priyayi karena pada saat soedirman lahir dia diangkat menjadi anak oleh Raden Cokrosunaryo dan Soedirman pun menadapat gelar raden. Walaupun Soedirman adalah priyayi namun beliau tetap hidup dalam kesederhanaan itu adalah ajaran yang ditanam dari ayah kandung beliau.

Rasa Nasionalisme beliau yang begitu tinggi, ia tunjukan dengan mengikuti berbagai macam organisasi yang memiliki tujuan untuk mengusir para penjajah beliau juga mengajarkan kepada kawan-kawannya rasa nasionalime dan rela berkorban demi bangsa, ajaran itu beliau ambil dari ajaran islam yaitu “Jihad”. Beliau juga memimpin perang-perang melawan belanda dan salah satu yang terkenal adalah perang ambawa.

Beliau adalah pria yang memiliki pendirian yang kuat. Para bawahannya segan dan patuh terhadap beliau bukan karena beliau galak namun akibat dari kharisma beliau yang menarik dan bijaksana sehingga para bawahannya siap dan rela berkorban demi beliau hingga titik darah penghabisan, para bawahan rela menandu beliau naik turun gunung ketika beliau memimpin perang gerilya.

4.2.1.7 Treatment

Untuk memudahkan pemahaman penonton, penulis menggunakan alur maju yang linear dengan klimaks yang terdapat pada akhir chapter Penghormatan Terakhir di Semaki. Penulis membagi cerita film animasi dokumenter menjadi 3 chapter,dimana masing-masing chapter akan memiliki pembahasan tersendiri,yaitu:

(19)

Pada bagian ini adalah kumpulan-kumpulan cerita tentang Soedirman masa remaja dimana beliau tumbuh besar menjadi anak yang sholeh rajin dalam beribadah, dan juga menjadi anak yang sopan dan santun.Beliau pun menjadi anak yang rajin membantu orang tuanya dalam tugas rumah tangga.

2. Kepemimpian Soedirman

Soedirman adalah seorang pria yang memiliki kharisma dalam memimpin terbukti beliau memimpin perjuangan-perjuangan yang penting,yang kemudian diakhiri dengan quote Soedirman tentang perjuangan.

3. Penghormatan Terakhir di Semaki

Menjelaskan tentang hari-hari terakhir jenderal soedirman dan Pemakamannya. 4. Ending

Muncul tulisan dan gambar “Jenderal Soedirman” 1916-1950.

4.2.2 Strategi Desain

Animasi dokumenter ini menggunakan sisi visual narasi sebagai tonggak utama dalam strategi penceritaan sehingga membutuhkan komposisi yang berkesinambungan antara visualisasi dan narasi.

4.2.2.1 Perancangan Look/mood Visual

A. Pemilihan style atau gaya gambar

Dalam film ini penulis menggunakan gaya penggambaran illustrasi

dengan acuan visual yang digunakan dalam film yang berjudul “Nelson Mandela, Waltz with Bashir dan The Ronin ”

(20)

Gambar 4.1 Contoh karakter dalam film waltz with bashir

4.2.2.2 Pemilihan Typeface

Jenis huruf yang dipilih:

Veteran Typewriter untuk quote

4.2.2.3 Perancangan Motion Style

Penulis menggunakan 2d sebagai penyampaian pesan dan gambar, namun menggunakan 3d space, teknik kamera layer 3d, dan depth sebagai penyampaian mood yang dipadukan dengan narasi sebagai orang kedua dalam penyampaian bahasa.

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Perkembangan kegiatan produksi pada bulan Juli 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ;.. Perkembangan dan Pengukuran Kinerja Divisi Produksi Calon Induk

SELEKSI PENERIMAAN CALON PRAJA TAHUN 2018 DAFTAR PESERTA TES KESEHATAN DAERAH. PROVINSI

Karakteristik Biofisik Habitat Pebeluran Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Interaksinya dengan Populasi Penyu Hijau yang Bertelur di Pantai Pangumbahan,

Berdasarkan hasil terbaik tahap 1 dilanjutkan tahap 2 dimana dibuat berbagai formula ransum kambing perah laktasi berbasis kangkung, metonionin dan KT dengan uji produksi

Jasa pariwisata (perjalanan) memiliki kontribusi terbesar dalam ekspor jasa Indonesia. Diurutan kedua adalah jasa bisnis dengan kontribusi sebesar 28,79 persen. Kontribusi

Yang membedakan dengan penelitian saat ini adalah mempromosikan salah satu potensi wisata Blitar yang ada di Kelurahan Karangsari Kota Blitar agar dikenal sebagai Kampung

menayangkan tentang para pekerja keras yang hanya dipandang sebelah mata oleh pihak- pihak yang ingin mengambil dan mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa melihat atau

Penelitian dilakukan dalam dua fase, terdiri dari penyesuaian simpangan struktur model dengan simpangan terukur pada kondisi sesungguhnya untuk mendapatkan konstanta kekakuan