• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI PROVINSI BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI PROVINSI BENGKULU"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASILPENGKAJIAN

(RODHP)

PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN

LESTARI (KRPL) DI PROVINSI BENGKULU

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

(2)

RENCANA OPERASIONAL DESIMINASI HASIL PENGKAJIAN

(RODHP)

PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI

(KRPL) DI PROVINSI BENGKULU

Oleh :

SISWANI DWI DALIANI

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

(3)

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN NOMOR : 26/1801.019.001/015/RODHP/2015

1. JUDUL RDHP : Pendampingan Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) di Provinsi Bengkulu

2. SUMBER DANA : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2015

3. PROGRAM : Program Penciptaan Teknologi

dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan

a. Komoditas : Tanaman Pekarangan

b. Bidang Riset : Riset Terapan

c. Jenis Kegiatan : Pendampingan

d. Status RODHP : L/Lama

4. JUDUL KEGIATAN : Pendampingan Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) di Provinsi Bengkulu

5. LOKASI PENDAMPINGAN : 10 Kabupaten/Kota Prov.

Bengkulu

KATA KUNCI : Pendampingan kawasan, Rumah

pangan, Lestari 6. PENELITI/PENGKAJI YANG TERLIBAT :

Peneliti yang terlibat berjumlah 3 orang, penyuluh berjumlah 2 orang dan teknisi berjumlah 2 orang.

NO NAMA/NIP JABATAN DALAM KEGIATAN ALOKASI WAKTU (%) 1 Ir. Siswani Dwi Daliani PenanggungJawab 40

2 Dr. Umi Pudji Astuti, MP Anggota 20 3 Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, MSi Anggota 20 4 Taufik Hidayat, S.TP Anggota 20 5. Erpan Ramon, S.Pt Anggota 20

6. Robiyanto Anggota 20

(4)

7. TUJUAN

Secara umum pendampingan KRPL bertujuan untuk mendampingi kegiatan KRPL di Provinsi Bengkulu yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu dan P2KP kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Secara khusus tujuan pendampingan KRPL di tahun 2015 adalah :

1. Menyiapkan paket teknologi budidaya dan pascapanen komoditas tanaman pekarangan

2. Meningkatkan produktivitas lahan dengan pemanfaatn lahan pekarangan

3. Meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan petani dan mengurangi pengeluaran rumah tangga

4. Peningkatan gizi keluarga melalui percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (pola pangan harapan)

8. LATAR BELAKANG

Pelaksanaan kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) merupakan implementasi dari Rencana Strategis Kementerian Pertanian yang tertuang dalam Empat Sukses Kementerian Pertanian, salah satu diantaranya mengenai Peningkatan Diversifikasi Pangan, yang merupakan salah satu kontrak kerja antara Menteri Pertanian dengan Presiden Republik Indonesia pada tahun 2009-2015, dengan tujuan untuk meningkatkan keanekaragaman pangan sesuai dengan karakteristik wilayah. Kontrak kerja ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.

Hal ini kemudian ditindaklanjuti oleh Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Peraturan tersebut kini menjadi acuan untuk mendorong upaya penganekaragaman konsumsi pangan dengan cepat melalui basis kearifan lokal serta kerja sama terintegerasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Di tingkat provinsi, kebijakan tersebut telah ditindaklanjuti melalui surat edaran atau Peraturan Gubernur (Pergub), dan di

(5)

tingkat kabupaten/kota ditindaklanjuti dengan surat edaran atau Peraturan Bupati/Walikota (Perbup/Perwalikota). Gerakan P2KP sangat jelas di lapangan, terutama pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota, baik itu melalui integrasi berbagai kegiatan dalam mewujudkan pengembangan ekonomi daerah, maupun dari segi pelaksanaan dan pembiayaannya. Selain itu, Gubernur dan bupati/walikota sebagai integrator utama memiliki peranan penting dalam mengoordinasikan gerakan P2KP, khususnya terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai agen pembawa perubahan (agent of change).

Arahan Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan pada bulan Oktober 2010 di Jakarta tentang ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga. Terkait dengan hal ini, pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah dilakukan masyarakat sejak lama dan terus berlangsung hingga sekarang namun belum dirancang dengan baik dan sistematis pengembangannya terutama dalam menjaga kelestarian sumberdaya. Oleh karena itu, komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, dan konservasi tanaman pangan untuk masa depan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan kembali budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Pada tahun 2011, Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian meluncurkan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL). Di provinsi Bengkulu kegiatan ini diawali dengan pembentukan m-KRPL di Kabupaten Bengkulu Tengah yaitu di desa Harapan Makmur. Sementara di Kota Bengkulu dilaksanakan di RT 9 Kelurahan Semarang Kota Bengkulu. Pemerintah provinsi Bengkulu melalui Badan Ketahan Pangan Provinsi dan kabupaten/kota mengimplementasikan arahan presiden tersebut dengan mencanangkan program Pemanfaatan Pekarangan Terpadu di 10 kabupaten/kota se-provinsi Bengkulu. Kegiatan ini pertama kali diresmikan pada tahun 2012 di desa Bukit Peninjauan I kecamatan Sukaraja oleh Gubernur Bengkulu yang didampingi oleh Bupati Kabupaten Seluma. Dan secara

(6)

maraton terus dilakukan sampai ke 10 kabupaten/kota sampai dengan tahun 2014 yang ditandai dengan lounching pasar KRPL di Desa Sulau Kabupaten Bengkulu Selatan.

Dalam upaya mendukung program pemerintah provinsi tersebut, Badan Litbang Pertanian melalui BPTP Bengkulu di tahun 2012 melakukan Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (P-KRPL). Pendampingan merupakan salah satu bentuk implementasi dalam upaya menjaga keberlanjutan program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal. Kegiatan pendampingan ini pertama kali dilakukan di kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu.

Pada tahun 2013, Program P2KP diimplementasikan melalui kegiatan: (1) Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), (2) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta (3) Sosialisasi dan Promosi P2KP. Tahun 2013, kegiatan sudah meluas ke 10 kabupaten/kota dan ditandai dengan telah dilounchingkannya kegiatan pemanfaatan pekarangan terpadu oleh Gubenrnur Bengkulu dan Bupati masing-masing kabupaten/kota.

Mengingat laju pembangunan pertanian yang semakin dinamis menuntut percepatan adopsi teknologi oleh pelaku utama maupun pelaku usaha di sektor pertanian. Dalam merespon tuntutan tersebut dipanddang perlu dilakukannya pendampingan berkelanjutan. Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan secara berkesinambungan

9. DASAR PERTIMBANGAN

Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep KRPL, selain bertujuan untuk peningkatan pengetahuan teknis budidaya tanaman pekarangan juga diarahkan untuk pemberdayaan kemampuan kelompok wanita membudayakan

(7)

pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA), serta peningkatan ketrampilan dalam pengolahan pangan rumah tangga.

Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan manfaat pekarangan sebagai sumber pangan keluarga. Upaya ini dilakukan dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman sesuai kebutuhan keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah, serta budidaya ternak dan ikan sebagai tambahan untuk ketersediaan sumber karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein bagi keluarga pada suatu lokasi kawasan perumahan/warga yang saling berdekatan. Dengan demikian akan dapat terbentuk sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan yang diproduksi sendiri dalam kawasan tersebut dari optimalisasi pekarangan. Pendekatan pengembangan ini dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan (sustainable

agriculture), antara lain dengan membangun kebun bibit dan mengutamakan

sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal (local wisdom) sehingga kelestarian alam pun tetap terjaga

Kegiatan KRPL yang dilaksanakan oleh P2KP di Bengkulu tahun 2014 telah dilaksanakan di 10 Kabupaten dan Kota. Perkembangan KRPL yang telah dibangun sebagian besar hanya berjalan 1 musim tanam, pada musim tanam berikutnya sebagian besar kawasan tidak terbentuk lagi yang tersisa adalah rumah tangga (RPL) yang merasakan manfaat dan mau melanjutkan kegiatannya.

Permasalahan yang timbul mengapa kawasan yang ditumbuhkan tidak berkesinambungan antara lain : tidak tersedianya benih yang baik, bantuannya telah selesai dan tidak membeli bibit lagi, terbatasnya pendampingan teknologi dari sumber teknologi, keberlanjutan pendampingan kurang berjalan. Minimnya pengetahuan petani tentang teknis budidaya serta pengolahan hasil memerlukan dukungan dan pendampingan yang berkelanjutan. Hasil kegiatan M-KRPL yang dilaksanakan oleh BPTP menunjukkan bahwa pengetahuan petani tentang teknologi budidaya tanaman di pekarangan masih rendah, minat petani untuk memilih jenis sayuran yang akan ditanam beralasan bahwa komoditas tersebut setiap hari dikonsumsi (Cabe), laku dijual, dapat diolah menjadi bahan olahan (Kripik bayam, pisang, manisan terung, tomat, dll)

(8)

Tingkat adopsi teknologi pemanfataatan pekarangan di Provinsi Bengkulu relatif masih rendah yang diindikasikan oleh masih kurangnya pemanfaatan pekarangan. Tingkat pemahaman masyarakat dan penyuluh dalam pemanfaatan pekarangan dalam upaya peningkatan ketahanan pangan masih rendah dan perlu ditingkatkan.MelaluiPendampingan KRPL dalambentukkegiatansosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi serta penyebaran bahan informasi diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani serta keberlanjutan kegiatan KRPL di Provinsi Bengkulu.

10.PERKIRAAN KELUARAN

Terdampinginya Kegiatan KRPL di Provinsi Bengkulu yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu dan P2KP kabupaten /kota di Provinsi Bengkulu. Keluaran khusus yang diharapkan pada tahun 2015 adalah:

1. Tersedianya paket teknologi budidaya dan pascapanen komoditas tanaman pekarangan

2. Meningkatnya produktivitas lahan dengan pemanfaatn lahan pekarangan

3. Meningkatnya kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan petani dan mengurangi pengeluaran rumah tangga

4. Peningkatan gizi keluarga melalui percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (pola pangan harapan)

11.PROSEDUR PELAKSANAAN

11.1. Pendekatan (kerangka pemikiran)

Ketahanan pangan menjadi isu global dan telah ditindaklanjuti oleh presiden RI pada pada konfrensi Dewan Ketahanan Pangan pada bulan oktober 2010 di Jakarta dengan ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga dengan pemanfaatan pekarangan. Hal ini telah ditindaklanjuti kementerian pertanian dengan kegiatan m-KRPL dan dikabupaten kota di provinsi Bengkulu melalui Badan ketahanan Pangan dengan pemanfaatan pekarangan terpadu. Program ini sangat lambat terealisasi dan untuk mempercepat proses diseminasi dianggap perlu adanya pendampingan dalam bentuk sosialisasi, apresiasi,

(9)

gelar teknologi serta pelatihan-pelatihan agar tejadi akselerasi program tersebut sesuai dengan yang diharapkan pemerintah. Dengan adanya pendampingan ini diharapkan akan terbentuk kawasan-kawasan RPL yang mampu meningkatkan ketahanan pangan nasional.

11.2 Ruang Lingkup

Pendampingan dilakukan di 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu yang. Sasaran Pendampingan KRPL adalah Kelompok P2KP, dan penyuluh pendamping. Kegiatan dimulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2015. Lingkup Kegiatan Pendampingan KRPL tahun 2015 akan diprioritaskan pada :

a. Penyampaianmateri melalui media tercetak (leaflet, buku petunjuk teknis). b. Pelatihan teknis dan kelembagaan KBD bagi petani dan penyuluh pendamping. c. Melakukan penguatan kembali demplot (lokasi m-KRPL 2012 dan 2013) di

Kabupaten terpilih.

d. Implementasi display di BPTP sebagai wahana kunjungan tamu dan pembelajaran bagi siswa, petani, penyuluh dan stakeholder lainnya.

e. Penguatan KBI untuk memenuhi benih KBD.

f. Analisis efektifitas pelaksanaan metode pendampingan.

Balitsa Balitbuah Balitkabi BBP2TP BPTP P2KP Prov, Kab dan Kota Pembinaandan Pelatihan, penerapan Teknologi/demplot, gelar teknologi/temu lapang Output 1. Meningkatnya pengetahuan,

ketrampilan, dan minat petani pelaksana P2KP dalam pelaksanaan teknologi penanaman tanaman di pekarangan

2. Terdiseminasinya paket teknologi pemanfaatan pekarangan melalui media komunikasi langsung (sosialisasi, gelar teknologi, dan

pelatihan-pelatihan), dan komunikasi tidak langsung (tercetak, elektronik) di 10 kabupaten kota di provinsi Bengkulu

3. Rumusan metode penyabaran media

(10)

11.3 Bahan yang dibutuhkan

Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain adalah bahan berupa operasionalisisasi kegiatan dalam bentuk ATK, dan bahan diseminasi berupa Brosur, leafleat, bibit unggul tananaman pekarangan dan bahan untuk KBD dan KBI.

11.4 Prosedur/Tahapan pelaksanaan 11.3.1. Perencanaan

 Penyusunan RODHP

RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP lebih rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/keuangan dan kegiatan yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi menjadi juklak kegiatan diseminasi.

 Penyusunan Juklak/Juknis Sosialisasi, Apresiasi, Pelatihan, dan Gelar Teknologi.

11.3.2. Persiapan

 Koordinasi internal antar anggota tim

Koordinasi intern dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di BPTP Bengkulu. Pertemuan direncanakan dilaksanakan 1-2 kali dalam sebulan. Dalam pertemuan ini akan dibahas tetang persiapan dan pelaksanaan sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan, dan pelaporan. Koordinasi ekstern dilakukan dengan stakeholder dan kooperator dalam pelaksanaan dan kemajuan perkembangan kegiatan.

 Koordinasi dengan stakeholder/instansi terkait di lokasi pendampingan

Koordinasi dilakukan sebelum implementasi pelaksanaan kegiatan secara periodic setiap bulan atau pada waktu-waktu tertentu bila diperlukan. Kegiatan ini dilakukan untuk saling bertukar informasi guna kelancaran dan perbaikan pelaksanaan kegiatan di lapangan

 Menggali informasi yang menjadi pokok permasalahan dalam Pendampingan sebelumnya

(11)

 Pelaksanaan pelatihan-pelatihan di 3 Kabupaten.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan petugas lapangan dan petani kooperator dalam menerapkan teknologi pemanfaatan pekarangan dan pengelolaan KBD.

11.3.3. Pelaksanaan Kegiatan  Koordinasi intern dan ekstern

 Identifikasi kebutuhan pendampingan program KRPL

 Membuat petunjuk teknis (juknis) dan petunjuk pelaksanaan (juklak)

 Pelaksanaan kegiatan berupa pelatihan-pelatihan sesuai dengan yang dibutuhkan

 Implementasi inovasi teknologi dalam bentuk KBI dan display KBD.

 Penyiapan bahan diseminasi dalam bentuk, leaflet, brosur yang dibutuhkan

11.3.4. Metode pengumpulan data

Data yang dikumpulkan berupa data pelaksanaankegiatandari tahapawal sampai dengan akhir kegiatan. Data awal berupa identifikasi wilayah dengan koordinasi dengan stakeholders di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota, data yang di kumpulkanmeliputi : data potensi wilayah, biofisik, karakteristikmasyarakat sebelum dan sesudah menerapkan kegiatan KRPL dan data perekembangan KBD. Data pendukung untuk kelancaran berlangsungnya kegiatan serta jenis dan jumlah lembaga penunjang yang terlibat dalam kegiatan pendampingan KRPL di Provinsi Bengkulu.

Data lain yang diambil antara lain adalah data persepsi masyarakat terhadap kegiatan yang dilakukan, peningkatan pengetahuan masyarakat dan tingkat adopsi terhadap teknologi yang disampaikan. Pengukuran dilakukan melalui pengisian quesioner berupa pre test dan past test dengan skala Linkert.

11.3.5. Parameter yang diamati

 Tingkat SDM di lokasi pendampingan

 Peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pemanfatan pekarangan  Minat dan respon petani terhadap Teknologi yang didiseminasikan

(12)

 Efektif tidaknya penyuluhan yang disampaikan

 Frekuensi pendampingan oleh petugas/penyuluh pertanian lapangan  Peningkatan produktivitas dan penghasilan keluarga

11.3.6. Analisis data

Data potensi wilayah, biofisik, karakteristik masyarakat sebelum dan sesudah menerapkan kegiatan KRPL dan data perekembangan KBD dianalisis secara deskriptif sedangkan data persepsi, tingkat pengetahuan dan tingkat adopsi dianalisis dengan menggunakan pembobotan skala Linkert.

11.3.7. Pelaporanhasilkegiatan

Dari seluruh rangkaian kegiatan pendampingan yang dilakukan mulai dari penyusunan rencana, pelaksanaan teknis di lapangan, pengumpulan data analisis dan publikasi dalam bentuk seminar dan temu lapang selanjutnya dibuat laporan hasil kegiatan sebagai bentuk pertanggung jawaban akhir dari seluruh pelaksanaan kegiatan pengkajian.

12. AnalisisResiko

Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan. Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun responsif (Tabel 1 dan 2).

Tabel 1. Daftar resiko pelaksanaan pendampingan KRPL tahun 2015.

NO. RESIKO PENYEBAB DAMPAK

1. Stakeholder tidak mau menerapkan teknologi yang didiseminasikan - Masing-masing SKPD menjalankan tupoksinya sendiri dan belum terintegrasi - Peningkatan produksi dan produktivitas (kinerja bersama) tidak tercapai

(13)

Tabel 2. Daftar penanganan resiko dalam pelaksanaan pendampingan KRPL tahun 2015.

NO. RESIKO PENYEBAB PENANGANAN

1. Singkronisasi program masing-masing SKPD dan BPTP belum sesuai

- Masing-masing SKPD menjalankan tupoksinya sendiri dan belum terintegrasi - Dilakukan sosialisasi - Meningkatkan koordinasi

(14)

13. ANGGARAN YANG DIALOKASIKAN

No Uraian Volume Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 1 Belanja Bahan 0 0 54.250.000

- Bahan saprodi dan pendukung

lainnya KBI 1 PAKET 10.000.000 10.000.000 - Bahan dan pendukung lainnya KBD 10 UNIT 1.500.000 15.000.000 - Konsumsi 100 OK 40.000 4.000.000 - Bahan informasi, papan merk, CD,

penyiaran radio/TV, sinar tani 1 PAKET 8.000.000 8.000.000 - Bahan pendampingan (ATK,

komputer suplies, penggandaan dan pendukung lainnya)

1 PAKET 17.250.000 17.250.000

2 Honor Output Kegiatan 0 0 35.800.000 - Honor petugas lapang KBD 144 OH 100.000 14.400.000 - Honor petugas lapang KBI 144 OH 100.000 14.400.000 - UHL petani kooperator dan

pengelola KBD 200 OH 35.000 7.000.000 3 Belanja Jasa Profesi 0 0 5.000.000

- Narasumber, pengarah,

evaluator 10 OJ 500.000 5.000.000 4 Belanja perjalanan biasa 0 0 50.000.000

- Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 365.000,- s/d Rp. 5.000.000)

10 OP 5.000.000 50.000.000

5 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 0 5.000.000 - Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan 50 OH 100.000 5.000.000 6 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting

Luar Kota 0 0 5.000.000

- Uang harian dan transport perjalanan ke luar propinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

1 OH 2.900.000 2.900.000 - Penginapan perjalanan ke luar

propinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

3 OP 700.000 2.100.000

(15)

Breakdown Anggaran triwulan tahun 2015

No Uraian Volume Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 1 Belanja Bahan 54.250.000 14.500.000 17.500.000 13.750.000 8.500.000

- Bahan saprodi dan pendukung

lainnya KBI 1 PAKET 10.000.000 10.000.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000

- Bahan dan pendukung lainnya

KBD 10 UNIT 1.500.000 15.000.000 5.000.000 4.000.000 3.000.000 3.000.000

- Konsumsi 100 OK 40 4.000.000 0 2.000.000 2.000.000 0 - Bahan informasi, papan merk,

CD, penyiaran radio/TV, sinar

tani 1 PAKET 8.000.000 8.000.000 2.000.000 4.000.000 2.000.000 0

- Bahan pendampingan (ATK, komputer suplies, penggandaan

dan pendukung lainnya) 1 PAKET 17.250.000 17.250.000 5.000.000 5.000.000 4.250.000 3.000.000 2 Honor Output Kegiatan 0 0 35.800.000 7.950.000 9.700.000 9.700.000 8.450.000

- Honor petugas lapang KBD 144 OH 100 14.400.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 - Honor petugas lapang KBI 144 OH 100 14.400.000

3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

- UHL petani kooperator dan

pengelola KBD 200 OH 35 7.000.000 750.000 2.500.000 2.500.000 1.250.000 3 Belanja Jasa Profesi 0 0 5.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000

- Narasumber, pengarah,

evaluator 10 OJ 500 5.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 4 Belanja perjalanan biasa 0 0 50.000.000 10.000.000 17.500.000 15.000.000 7.500.000

(16)

- Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 365.000,- s/d Rp. 5.000.000)

10 OP 5.000.000 50.000.000 10.000.000 17.500.000 15.000.000 7.500.000

5 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 0 5.000.000 1.000.000 1.750.000 1.500.000 750.000

- Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan 50 OH 100 5.000.000 1.000.000 1.750.000 1.500.000 750.000 6 Belanja Perjalanan Dinas Paket

Meeting Luar Kota 0 0 5.000.000 0 0 5.000.000 0

- Uang harian dan transport perjalanan ke luar

propinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

1 OH 2.900.000 2.900.000 0 0 2.900.000 0 - Penginapan perjalanan ke luar

propinsi/pusat dalam rangka

pelaksanaan kegiatan 3 OP 700 2.100.000 0 0 2.100.000 0 Jumlah 155.050.000 34.450.000 48.450.000 45.950.000 26.200.000

(17)

13. RENCANA OPERASIONAL No Uraiankegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan 1 Penyusunan RDHP 2 Penyusunan/pembahasanperba ikan RODHP 3 Koordinasi 4 Pelaksanaan 5 Laporanbulanan 6 Laporantengahtahun 7 Laporanakhirtahun

(18)

14. DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian, 1999. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian.

BBPPTP Bogor. 2009. Petunjuk Pelaksanaan pendampingan Pencapaian Swasembada Daging sapi (PSDS). Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian Bogor.

BPTP Jawa Tengah. 2008. Penyuluhan dan Penyebaran Informasi Pertanian pada daerah P4MI. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jawa Tengah.

Departemen Pertanian. 1996. Pedoman Penelitian Metode Penyuluhan Pertanian. Departeman Pertanian Pusat Penyuluhan Pertanian, Jakarta

Dinas Peternakan Propinsi Bengkulu. 2009. Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Bengkulu. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Bengkulu. Fauzia, S. 2002. Revitalisasi Fungsi Informasi dan Komunikasi serta diseminasi luaran BPTP.

Makalah disampaikan pada ekspose dan seminar teknologi pertanian spesifik lokasi, 14-15 Agustus 2002 di Jakarta. Pusat penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi. Bogor.

Isbagio Paransih, 1998. Kebijaksanaan Komunikasi Penelitian Pertanian dan Peranan AARDNET dalam Menopang Penelitian, Disampaikan pada Pengolahan Teknis Jaringan Informasi Ciawi Bogor.

Marsyid, Usman dan Jakoni (2011), makalah Seminar: Karakterisasi Pola Pendampingan

Inovasi Sl-Ptt Padi Di Provinsi Riau, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau. Suharno, Rusdin, Dan Arnold C Turang (2010), makalah Seminar : Keragaan Dan Efektifitas

Pendampingan Slptt Padi Di Sulawesi Tenggara, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara.

Tjiptopranoto,P. 2000. Strategi Diseminasi Teknologi dan Informasi Pertanian. Balai Pusat Pengembangan Pengkajian Teknologi Pertanian . Bogor.

(19)

16. LEMBAR PENGESAHAN

Penanggung Jawab RODHP,

Ir.Siswani Dwi Daliani NIP. 196007301989032001

MENYETUJUI :

Penanggung Jawab RDHP, Ketua Kelji Budidaya,

Ir.Siswani Dwi Daliani Harwi Kusnadi,S.Pt, M.Sc

NIP. 196007301989032001 NIP. 1976111 200801 1 007

MENGETAHUI : Kepala BPTP Bengkulu,

Dr. Ir. DediSugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002

Gambar

Tabel 1. Daftar resiko pelaksanaan pendampingan KRPL tahun 2015.
Tabel 2. Daftar penanganan resiko dalam pelaksanaan pendampingan KRPL tahun  2015.

Referensi

Dokumen terkait

• Uang saku (Jika ada alokasi dari instansi pengirim), karena biaya hari libur tidak ditanggung Pusbindiklatren dan alokasi biaya SBM yang dirasakan kecil. • Biaya lain di

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa reaksi sintesis asam o-metoksisinamat dengan katalis piperidin dan piridin-piperidin (2:1) selama 5 jam pada suhu 80C telah

Diberitahukan kepada seluruh Jemaat bahwa mulai tanggal 4 Februari s/d 30 Maret 2018 dalam Ibadah Minggu pukul 06.00, 09.00 dan 17.00, dua kotak persembahan yang berada di

Mengaplikasikan dan mempamerkan pengetahuan dan kemahiran dalam bidang teknologi maklumat dan multimedia. Penyeliaan projek, kuliah, tutorial, seminar, kerja makmal, pembacaan

Tulang belakang yang mengalami gangguan trauma dapat menyebabkan kerusakan pada medulla spinalis, tetapi lesi traumatik pada medulla spinalis tidak selalu terjadi karena fraktur

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) adalah suatu model rumah pangan yang dibangun dalam satu kawasan dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk

Metode dan teknik yang dilakukan ada beberapa macam, antara lain dengan mengubah atau memodifikasi beberapa bagian dari kendaraan bermotor, Salah satu upaya yang di lakukan dalam

 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No Per.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan..  Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja