Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
BAB 3
KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS
Dalam bab ini menguraikan mengenai kriteria serta indikator kawasan permukiman prioritas dari penyusunan pekerjaan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Kediri Tahun 2012.
Penentuan kawasan permukiman perkotaan prioritas di Kota Kediri dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu TAHAP I untuk menentukan indikasi kawasan permukiman perkotaan yang perlu diprioritaskan dan TAHAP II untuk menentukan prioritasisasi dari daftar indikasi kawasan permukiman perkotaan yang perlu diprioritaskan.
3.1
Identifikasi Kawasan
Penentuan Tipologi kawasan didasarkan pada sebaran permukiman yang terbentuk di Kota Kediri, selain itu pula disusun pembagian kluster berdasarkan karakteristik permukiman yang terbentuk. Hal ini digunakan untuk memudahkan dalam memberikan penanganan yang tepat bagi suatu kluster sesuai dengan potensi dan permasalahannya masing-masing.
Sebaran Permukiman Kota Kediri dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristiknya maupun letaknya, lokasi dan nama permukiman di Kota Kediri adalah sebagai berikut:
1. Dermo : Perbatasan
Merbabu terletak di sekitar PG.Mrican, Kelurahan Dermo. Kepadatan bangunan di wilayah Merbabu tergolong sedang yaitu antara 50 hingga 60 bangunan dengan KDB dan KLB 70-80. Kondisi jalan dan bangunannya baik dan permanen, sedangkan kondisi lingkungan sedang. Di wilayah Merbabu masih dapat ditemui kawasan permukiman kumuh yang jumalhnya mencapai 10% dari keseluruhan permukiman. Kondisi jalan cukup baik dengan lebar 8 m dan perkerasan aspal.
2. Merbabu I-VIII
Di Kelurahan Dermo juga terdapat permukiman Merbabu I-VII, dimana daerah tersebut terletak di pinggiran kota dengan kepadatan bangunan 50-60, sedangkan KDBnya 60-80 dan KLB 60-120, bangunannya terdiri dari bangunan permanen dan non-permanen. Presentase permukiman kumuh mencapai 25% dari keseluruhan permukiman. Kondisi jalan dan lingkungan tergolong dalam kondisi Baik dan Sedang, dengan lebar jalan 6m diaspal.
Sumber air baik untuk Merbabu maupun Merbabi I-VII berasal dari PDAM dan Sumur, namun dalam hal pengolahan sampah kesadaran masyarakat cenderung rendah karena pengolahannya masih menggunakan sistem konvensional yaitu dibakar. Terdapat MCK umum dengan kondisi baik dan drainasenya termasuk dalam jenis terbuka.
3. Dermo : Perumahan Developer
Perumahan Intan Asri merupakan salah satu perumahan yang diselenggarakan oleh Developer, dengan tingkat kepadatan tinggi yaitu 80-90 bangunan dengan KDB 70-80 dan KLB 70-140 dan 80-120. Kondisi bangunan dan jaringan jalan tergolong baik, lebar jalan meliputi 6- 7 m dengan diperkeras aspal. Sumber air bersih di kawasan perumahan tersebut adalah PDAM, sedangkan drainasenya tergolong dalam jenis terbuka diperkeras oleh semen.
4. Dermo : Pinggiran Kota
Raya Darmo terletak di pinggiran kota dengan kepadatan bangunan sedang mencapai 50-60 bangunan. KLB yang terdapat di Raya Dermo terbagi menjadi dua yaitu 60-120 dan 80-120. Dengan KDB 60-80. Kondisi jalan baik dengan perkerasan aspal dan lebar 6-7 m. Sumber pasokan air bersih di Raya Darmo yaitu PDAM dan sumur, untuk sanitasi dan MCK kondisinya sedang. Pengolahan sampah masih dengan sistem yang konvensional yaitu dibakar bahkan tidak terdapat jaringan drainase.
5. Mrican : Sekitar PG. Mrican
Demo-Mrican terletak di sekitar PG. Mrican dan perdagangan dan jasa dengan kepadatan tinggi yaitu meliputi 80-90 bangunan. KLB untuk bangunan yang terdapat di wilayah tersebut
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
meliputi 80-160 dan 90-135 sedangkan KDBnya meliputi 80-90. Kondisi bangunan, jalan dan lingkungan cukup baik dengan lebar jalan 6-8 m sedangkan sumber air utamanya yaitu sumur dan PDAM. Pengolahan sampahnya masih menggunakan sistem konvensional yaitu dibakar. 6. Mrican : Sekitar Perdagangan Jasa
S.Bahrun terletak di sekitar perdagangan da jasa dengan kepadatan bangunan tinggi yaitu 100 bangunan. KLB S.Bahrun meliputi 160 dan 90-135, sedangkan KDB S.Bahrun meliputi 80-90. Kondisi bangunan tergolong baik dan ada pula yang sedang dimana jenis bangunannya yaitu permanen dan semi permanen. Terdapat kawasan permukiman kumuh yang mendominasi hampir 10% wilayah pemukiman. Lebar jalan yang terdapat di S.Bahrun mencapai 5-10 m dengan perkerasan aspal. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan Sumur. Pengolahan sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan gerobak. Untuk sistem drainasenya berupa tertutup trotoar dan terbuka semen.
7. Mrican – Ngampel : Bantaran Sungai Brantas
Gatot Subroto terletak di Kelurahan Mrican-Ngampel dimana permukiman tersebut terletak di bantaran sungai brantas dengan kelas jalan kolekto dan dekat dengan pusat perdagangan jasa. Kepadatan bangunan tergolong tinggi yaitu 80-100 bangunan, KLB Gatot Subroto meliputi 70-140 dan 90-180 sedangkan KDBnya meliputi 70-90. Kondisi bangunan terdiri dari bangunan permanen dan semi permanen dengan kondisi baik dan sedang. Pada kawasan tersebut terdapat kawasan kumuh dengan prosentase 15% dari keseluruhan wilayah permukiman. Luas jalan meliputi 4-10 m dengankondisi baik, sedangkan untuk sumber air bersih meliputi PDAM an sumur. Pada kawasan tersebut juga sudah terdapat gerobak-gerobak sampah untuk mengangkut sampah ke TPS terdekat.
8. Ngampel – Gayam : Pinggir Kota dan Perbatasan
Ngampel Raya terletak di Kelurahan Ngampel-Gayam, dimana kawasan tersebut termasuk dalam kategori permukiman di pinggiran kota atau perbatasan. Kepadatan bangunannya mencapai 60-90 rumah. Untuk kondisi perkerasan dan rumah tergolong dalam kondisi baik yaitu permanene dan semi permanen. Terdapat wilayah permukiman kumuh yang mencapai 10% dari seluruh wilayah dengan lebar jalan 4-8m, sedangkan sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur. Untuk MCK umum keadaannya cukup buruk dan untuk drainase belum merata karena masih terdapat wilayah yang tidak memiliki jaringan drainase.
9. Ngampel – Bujel : Pinggiran Kota
Permukiman bunga terletak di Ngempel-Bujel, pada permukiman tersebut masih terdapat permukiman kumuh dan mencapi 10% dari keseluruhan wilayah. Sumber air bersih yang terdapat di wilayah tersebut didapat dari sumur dan PDAM, selain itu juga sudah banyak warga yang memiliki MCK pribadi dengan kondisi baik. Untuk pengelolaan sampahnya warga setempat masih cenderung membakar sendiri sampahnya pada area di dekat rumah. Kepadatan bangunannya mencapai 60-80 bangunan dimana KDB nya mencapai 60-80 dan KLBnya mencapai 60-120 dan 80-120.
10. Mojoroto : Jalan kolektor dan perdagangan jasa
Permukiman penduduk KH. Ahmad Dahlan terletak pada jala kolektor di area perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunannya cukup tinggi dengan kepadatan 90 bangunan mencapai 70-90 bangunan dimana KDB nya mencapai 70-70-90 dan KLBnya mencapai 70-140 dan 70-90-180. Kondisi bangunan dan jalan cenderung baik dengan kondisi permanen dan luas jalan mencapai 5-10m. Sumber air bersih yang terdapat di wilayah tersebut didapat dari sumur dan PDAM, selain itu juga sudah banyak warga yang memiliki MCK pribadi dengan kondisi baik. Untuk pengelolaan sampahnya warga setempat masih tidak melakukan pemilahan hanya membuang sampahnya untuk diambil petugas.
11. Mojoroto : Pinggiran sungai
Permukiman yang terletak di Barat Sungai Brantas terdapat pada kelurahan Mojoroto dimana Sungai Brantas dengan kepadatan bangunan tinggi yaitu 80-90 bangunan. KLB Sungai Brantas meliputi 70 – 140 dan 90 - 180, sedangkan KDB Sungai Brantas meliputi 70-90. Kondisi bangunan tergolong baik dan ada pula yang sedang dimana jenis bangunannya yaitu permanen dan semi permanen. Terdapat kawasan permukiman kumuh yang mendominasi hampir 20% wilayah pemukiman. Lebar jalan yang terdapat di Barat Sungai Brantas mencapai 3-6 m dengan perkerasan aspal. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan Sumur. Pengolahan sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan gerobak. Untuk sistem drainasenya berupa tertutup semen.
12. Mojoroto : Jalan kolektor
Kawasan permukiman tersebut terletak di jalan kolektor dimana kepadatan bangunannya mencapai 70-90 bangunan dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-105 dan 90-125. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 6-10m. Sumber air bersihnya berupa PDAM. Pengolahan sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan gerobak.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
13. Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil
Kawasan permukiman tersebut terletak di jalan kolektor di pinggir sungai dimana kepadatan bangunannya mencapai 70-90 bangunan dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-105 dan 90-135. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 6-10m. Sumber air bersihnya berupa PDAM. Pengolahan sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan gerobak.
14. Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil
Botolengket utara terletak di Kelurahan Bujel-Sukorame dimana wilayah tersebut terletak di pinggiran kota kepadatan bangunannya mencapai 60-80 bangunan dan KDBnya 60-80 sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 80-120. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 8-12m. Sumber air bersihnya berupa PDAM. Pengolahan sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan gerobak.
15. Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil
Mastrip terletak di Bujel-Sukorame yaitu dipinggir sungai kecil dimana wilayah tersebut memiliki kepadatan bangunan sedang mencapai 70-90 bangunan dan KDBnya 60-80 sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-180. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 8-15m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Pengolahan sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan gerobak.
16. Pojok – Mojoroto : Sekitar pendidikan dan pariwisata
Permukiman Selomangleng terletak di Pojok-Mojoroto dimana peruntukan kawasan disekitarnya sebagai kawasan pendidikan dan pariwisata. Kepadatan bangunan sedang mencapai 60-80 bangunan dan KDBnya 60-80 sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 80-180. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 8-14m.
Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Pengolahan sampahnya yaitu dengan membakar sampah.
17. Mojoroto : Perkotaan
Kawi terletak di Kawasan perkotaan yaitu di Kelurahan Mojoroto. Kepadatan bangunan sedang mencapai 70-90 bangunan dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-180. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi
yang baik. Lebar jalannya meliputi 10-14m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan.
18. Mojoroto : Sekitar perdagangan jasa
Veteran terletak di Kelurahan Mojoroto yaitu kawasan perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan tinggi mencapai 80-90 bangunan dan KDBnya 90 sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-135. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 10-14m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan.
19. Lirboyo : Sekitar pondok pesantren
KH. Abdul Karim merupakan salah satu kawasan permukiman yang letaknya di Lirboyo di sekitar daerah Pondok Pesantren. Kepadatan bangunan tinggi mencapai 60-90 bangunan dan KDBnya 60-90 sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 90-135. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 5m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan. Sedangkan untuk MCK sebagian besar telah menggunakan MCK pribadi.
20. Lirboyo : Sekitar pondok pesantren
Dr. Saharjo terletak di kelurahan Campur rejo-Pojok. Kepadatan bangunan tinggi mencapai 70-90 bangunan dan KDBnya 60-80 sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 80-160. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 10-14m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan. Sedangkan untuk MCK sebagian besar telah menggunakan MCK pribadi.
21. Campurejo – Lirboyo : Sekitar perdagangan jasa dan terminal
Kawasan permukiman Semeru terletak di kawasan perdagangan dan jasa dengan kepadatan 70-90 bangunan. KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-135. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 10-15m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur.
Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan atau di bakar.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
22. Tamanan : Pinggiran kota dan dekat teminal
Taman Sari terletak di pinggiran kota dan dekat dengan terminal, kepadatan bangunannya tegolong sedang yaitu antara 60-80 dengan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-135. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 2-6 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan atau di bakar.
23. Tamanan : Pinggiran kota dan dekat teminal
Kawasan permukiman Raung terletak di pinggir kota dan perbatasan dengan kepadatan sedang 70-90 dan KDBnya 60-80 sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 80-120. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 3-8 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan atau dibiang ke TPS.
24. Bandar Kidul : Sentra industry tenun
Kawasan permukiman KH. Agus Salim terletak di pinggir kota dan perbatasan dengan kepadatan tinggi 80-100 dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-180. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 3-10 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan atau dibiang ke TPS.
25. Bandar Lor – Lirboyo : Jalan Kolektor
Kawasan Penanggungan terletak di Bandarlor-Lirboyo yaitu pada jalan kolektor dengan kepadatan bangunan sedang yaitu antara 70-90 dan untuk KDB yaitu 60-180, sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 80-160. Kondis bangunan dalam keadaan baik dan permanen sedangkan jaringan jalan juga dalam kondisi baik. Lebar jalannya meliputi 4-10 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan atau dibiang ke TPS.
26. Bandar Lor – Bandar Kidul : Pendidikan, perdagangan jasa dan bantaran sungai
Kawasan permukiman KH. Wachid Hasyim terletak pada kawasan pendidikan, perdagangan dan jasa serta bantaran sungai Brantas dimana kepadatan bangunannya sangat tinggi yaitu 80-100 bangunan, untuk KDB yaitu 70-90, sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-180. Kondisi
bangunan dalam keadaan baik dan permanen sedangkan jaringan jalan juga dalam kondisi baik. Lebar jalannya meliputi 10-14 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat setempat sangat kurang kesadaran akan kebersihan lingkungan karena apabila tidak dibakar maka sampah hanta dibuang ke sungai.
27. Mojoroto : Perkantoran dan bantaran sungai
Kawasan permukiman Jagung Suprapto terletak di kawasan perkantoran dan bantaran sungai brantas dengan kepadatan sangat tinggi yaitu 80-100 bangunan untuk KDB yaitu 70-90, sedangkan KLBnya meliputi 80-160 dan 90-160. Kondisi bangunan dalam keadaan baik dan permanen sedangkan jaringan jalan juga dalam kondisi baik. Lebar jalannya meliputi 10-14 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat setempat sangat kurang kesadaran akan kebersihan lingkungan karena apabila tidak dibakar maka sampah hanta dibuang ke sungai. Untuk jaringan drainase kawasan permukiman tersebut menggunakan drainase tertutup.
28. Bandar Kidul – Banjar Mlati : Sentra industry tenun
KH. Hasyim Ashari terdapat di Kelurahan BandarKidul-Banjarmlati, dimana kawasan tersebut merupakan kawasan pinggir kota dan dekat dengan bantaran Sungai Brantas. Kepadatannya tergolong rendah yaitu antara 50-80 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 60-80 dan untuk KLB yaitu antara 60-120 dan 80-120. Kondisi bangunan baik dan permanen. Luas jaringan jalan pada kawasan tersebut antara 3-8 m dengan aspal halus. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya dilaksanakan oleh petugas kebersihan saja.
29. Manisrenggo – Ngronggo : Rel KA dan bantaran sungai
Kawasan Sersan Sumarhaji merupakan kawasan yang terletak di sepanjang rel kereta api dan bantaran sungai. Kepadatannya tergolong rendah yaitu antara 50-60 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 60-90 dan untuk KLB yaitu antara 60-120 dan 90-135. Kondisi bangunan baik dan permanen. Luas jaringan jalan pada kawasan tersebut antara 10-12 m dengan aspal halus. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya dilaksanakan oleh petugas kebersihan saja, masyarakat hanya membuang sampah di tempat sampah untuk diambil petugas.
30. Ngronggo : Rel KA, jalan kolektor
Perintis Kemerdekaan terletak di sepanjang rel kereta api di jalan kolektor, Kepadatannya tergolong sedang yaitu antara 60-90 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 70-90 dan untuk KLB yaitu antara 70-140 dan 90-180. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 10-13 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya dilaksanakan oleh petugas kebersihan saja, masyarakat hanya membuang sampah di tempat sampah untuk diambil petugas atau dibakar sendiri.
31. Ngronggo – Rejomulyo : Perdagangan jasa, jalan kolektor
Kawasan permukiman terletak di kawasan perdagangan dan jasa yaitu pada jalan kolektor. Kepadatannya tergolong sedang yaitu antara 90 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 60-90 dan untuk KLB yaitu antara 60-120 dan 60-90-180. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 10-13 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya dilaksanakan oleh petugas kebersihan saja, masyarakat hanya membuang sampah di tempat sampah untuk diambil petugas atau dibakar sendiri.
32. Ngronggo – Rejomulyo : Pendidikan
Kawasan permukiman Sunan Ampel terletak di kawasan pendidikan dengan kepadatan sedang yaitu antara 70-90. KDB bangunan yaitu antara 70-90 dan untuk KLB yaitu antara 70-140 dan 90-135. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 10-13 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya dilaksanakan oleh petugas kebersihan saja, masyarakat hanya membuang sampah di tempat sampah untuk diambil petugas atau dibakar sendiri.
33. Rejomulyo : Pendidikan, pinggiran kota
SMAN 6 terletak di Kelurahan Rejomulyo yaitu pada kawasan pendidikan di pinggiran kota, Kepadatan bangunannya tergolong rendah yaitu antara 60-80 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 60-90 dan untuk KLB yaitu antara 60-120 dan 90-135. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 3-6 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya dilaksanakan oleh petugas kebersihan saja, masyarakat hanya membuang sampah di tempat sampah untuk diambil petugas.
34. Blabak – Ngronggo : Sekitar perdagangan jasa, pinggiran kota
Kapten Tendean merupakan kawasan pinggiran kota dimana kegiatan di permukiman tersebut didominasi oleh perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunannya tergolong rendah yaitu antara 70-90 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 70-90 dan untuk KLB yaitu antara 70-140 dan 80-160. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang
diaspal dan lebarnya 8-13 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang dimana sampah hanya dibuang ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu.
35. Betet : Pinggiran kota
Betet Bawang merupakan kawasan pinggir kota dimana kepadatannta cukup rendah yaitu 60-80 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 60-60-80 dan untuk KLB yaitu antara 60-120 dan 60-80-160. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 3-6 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang dimana sampah hanya ditimbun dan dibakar.
36. Betet – Blabak : Sentra industry kemoceng
Betet Pagut merupakan kawasan perumahan pinggiran kota dengan kepadatan rendah yaitu meliputi 60-80 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 60-80 dan untuk KLB yaitu antara 60-120 dan 80-160. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 3-6 m.
Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang dimana sampah hanya ditimbun dan dibakar. Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan terbuka.
37. Bawang – Ngletih : Pinggiran kota
Ngletih terletak pinggiran kota yaitu kelurahan Bawang Ngletih. Kepadatan bangunan pada kawasan tersebut yaitu antara 50-60. KDB bangunan yaitu antara 70-90 dan untuk KLB yaitu antara 70-140 dan 90-135. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 3-6 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang dimana sampah hanya ditimbun dan dibakar. Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan tertutup.
38. Bawang – Ngletih : Pinggiran kota
Durian terletak di kawasan pinggiran kota dengan kepadatan bangunan yang tergolong rendah yaitu meliputi 60-80 bangunan. KDBnya yaitu 70-90 dan KLBnya 70-140 dan 90-135. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 6-8 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur.
Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang dimana sampah hanya dibakar. Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan terbuka.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
39. Tinalan : Perumahan developer
Akasia merupakan perumahan permata jingga dimana pada kawasan permukiman tersebut kepadatan bangunan yang tergolong rendah yaitu meliputi 50-60 bangunan. KDBnya yaitu 60-80 dan KLBnya 60-120 dan 60-80-160. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 3-6 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang dimana sampah hanya dibuang. Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan terbuka.
40. Pesantren – Jamsaren : Pemukiman sekitar PG. Pesantren
Akasia terletak di Kecamatan pesantren dimana kawasan tersebut terletak di sekitar PG. Pesantren. Kepadatan bangunan yang tergolong tinggi yaitu meliputi 60-80 bangunan. KDBnya yaitu 70-90 dan KLBnya 70-140 dan 90-180. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 4-6 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang dimana sampah hanya dibuang di dekat rumah tanpa diolah terlebih dahulu.Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan terbuka.
41. Ngronggo : Perumahan developer
Permukiman Kapten tendean ini terletak di kelurahan Ngronggo yang juga terletak di kawasan perumahan permata biru.
42. Banaran – Tosaren – Tinalan : Jalan kolektor
Permukiman yang terletak di jalan D.I. Panjaitan merupakan permukiman yang terletak di 3 kelurahan yakni kelurahan Banaran, Tosaren, dan kelurahan Tinalan. Permukiman ini terletak di jalan sepanjang jalan kolektor yang memiliki kepadatan bangunan sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Jenis rumah di permukiman ini yakni rumah jenis permanen. Kondisi jalan dan dan lingkungannya tergolong baik dan tidak terdapat permukiman kumuh disekitarnya. Di permukiman ini, jenis perkerasannya yakni aspal halus. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakatnya menggunakan air PDAM dan air sumur. Untuk pengolahan sampahnya di timbun, dibakar dan di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
43. Tosaren – Tinalan : Jalan kolektor
Permukiman Letjend Suparman ini terletak di dua kelurahan yakni tosaren, dan kelurahan Tinalan. Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang mamiliki perkerasan aspal halus dan
paving yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
44. Bangsal – Burengan – Singonegaran : Jalan kolektor, sekitar perdagangan jasa
Permukiman Letjend Sutoyo ini terletak di tiga kelurahan yakni Bangsal, Burengan, Singonegaran. Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang mamiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuak-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
45. Bangsal – Burengan – Singonegaran : Jalan kolektor, sekitar perdagangan jasa
Permukiman Letjend Sutoyo ini terletak di tiga kelurahan yakni Bangsal, Burengan, Singonegaran. Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang mamiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuak-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
46. Kampung Dalem – Singonegaran : Sekitar perdagangan jasa
Permukiman Kili Slici ini terletak di dua kelurahan yakni Kampung dalem, dan Singonegaran. Permukiman ini terletak di jalan yang mamiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuak-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
47. Tosaren – Kaliombo : jalan kolektor, sepanjang Rel KA
Permukiman Letjend Hariyono ini terletak di dua kelurahan yakni Tosaren dan Kaliombo. Permukiman ini terletak di jalan kolektor sepanjang rel kereta api yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
48. Singonegaran : Perdagangan jasa, jalan kolektor
Permukiman HOS. Cokroaminoto ini terletak di kelurahan Singonegaran. Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
49. Burengan – Banjaran : Perdagangan jasa, jalan kolektor
Permukiman Letjend Suprapto ini terletak di kelurahan Burengan dan banjaran. Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas
kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di buang di tempat sampah depan rumah, kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
50. Ngadirejo : Perbatasan, militer, wisata, pendidikan
Permukiman A. Yani ini terletak di kelurahan Ngadirejo. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan tanah dan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perbatasan militer dan wisata pendidikan. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya Dibakar, tidak ada bak sampah, tetapi di tempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
51. Ngadirejo : Jalan kolektor, kawasan militer
Permukiman Imam Bonjol ini terletak di kelurahan Ngadirejo. Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan paving dan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah kawasan militer. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya Dibakar, di tempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
52. Banjaran – Ngadirejo : Sekitar perdagangan jasa
Permukiman Halim perdana kususma ini terletak di kelurahan Ngadirejo dan banjaran. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar perdagngan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang disepan tempat sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
53. Ngadirejo – Banjaran – Dandangan : Jalan kolektor
Permukiman Adi Sucipto ini terletak di kelurahan Ngadirejo, dandangan dan banjaran. Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan paving dan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang disepan tempat sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
54. Dandangan : Sepanjang rel KA, perkantoran
Permukiman Hasanuddin ini terletak di kelurahan Dandangan. Permukiman ini terletak di jalan sepanjang rel kereta api yang memiliki perkerasan paving dan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perkantoran. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik
55. Dandangan : Sepanjang rel KA, sekitar PR. Gudang Garam
Permukiman Singosari ini terletak di kelurahan Dandangan. Permukiman ini terletak di jalan sepanjang rel kereta api yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar PR. Gudang Garam. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan
yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
56. Setono Gedong – Kemasan : Sepanjang rel KA, jalan kolektor, perdagangan jasa
Permukiman Hayam Wuruk ini terletak di kelurahan Setono gedong dan kemasan. Permukiman ini terletak di jalan sepanjang rel kereta api yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
57. Setono Gedong – Kemasan : Sekitar perdagangan jasa
Permukiman Doho ini terletak di kelurahan Setono gedong dan kemasan. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
58. Setonopande : Sekitar perdagangan jasa
Permukiman Pattimura ini terletak di kelurahan Setonopande. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
59. Pakelan – Setonogedong : Sekitar perdagangan jasa, bantaran sungai brantas
Permukiman Yos Sudarso ini terletak di kelurahan Setonogedong dan pakelan. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa serta bantaran sungai brantas. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di buang di depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
60. Ringinanom – Kampungdalem : Sekitar perdagangan jasa, bantaran sungai brantas
Permukiman P Sudirman ini terletak di kelurahan ringinanom dan kampung dalem. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa serta bantaran sungai brantas. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di buang di tempat sampah umum dan TPS. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
61. Setonopande – Kampungdalem : Sepanjang rel KA
Permukiman Sam Ratulangi ini terletak di kelurahan Sentonopande dan kampung dalem. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa serta sepanjang rel kereta api. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat
permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya Dibakar, diangkut gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
62. Ngronggo – Kaliombo : Bantaran sungai brantas, jalan arteri, sekitar perdagangan jasa
Permukiman Urip Sumoharjo ini terletak di kelurahan Ngronggo dan Kaliombo. Permukiman ini terletak di jalan arteri yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa serta Bantaran sungai brantas. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang di tempat sampah depan rumah dan di sungai. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
63. Pocanan : Perkantoran, bantaran sungai brantas
Permukiman Brawijaya ini terletak di kelurahan Pocanan. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perkantoran dan bantaran sungai brantas. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang di tempat sampah depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
64. Pocanan – Balowerti : Perkantoran
Permukiman Diponegoro ini terletak di kelurahan Pocanan dan Balowerti. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perkantoran. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang di tempat sampah depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
65. Balowerti : Permukiman sekitar PR. Gudanng Garam
Permukiman Medang Kamulan ini terletak di kelurahan Balowerti. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan paving dan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar PR Gudang Garam. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang di tempat sampah depan rumah, ditempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
66. Semampir : Bantaran sungai brantas, permukiman sekiter PR. Gudang Garam
Permukiman Balowerti ini terletak di kelurahan Semampir. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat dibantaran sungai brantas dan sekitar PR Gudang Garam. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang di tempat sampah depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka=tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
67. Semampir : Bantaran sungai brantas, permukiman sekiter PR. Gudang Garam
Permukiman Mayjend Sungkono ini terletak di kelurahan Semampir. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat dibantaran sungai brantas dan sekitar PR Gudang Garam. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah.
Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan ditimbun. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka=tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
68. Semampir : Permukiman sekitar PR. Gudang Garam
Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat dibantaran sungai brantas dan sekitar PR Gudang Garam. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan ditimbun. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
69. Betet – Jamsaren : Sekitar PG. Pesantren
Permukiman Myor Bismo ini terletak di kelurahan Semampir. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar PR Gudang Garam. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan ditimbun. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka=tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
70. Bawang : Pinggiran kota
Permukiman Akasia ini terletak di kelurahan Betet dan Jasmaren. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar PG. Pesantren. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih,
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibiang di lahan dekat rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
71. Singonegaran : Perumahan developer
Permukiman ngletih ini terletak di kelurahan bawang Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terletak di pinggiran kota. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 50-70 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibiang di lahan dekat rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
72. Blabak : Perumahan developer
Permukiman Kapten Tendean ini terletak di kelurahan Singonegara Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini perumahan permata hijau. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibiang di lahan dekat rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
73. Singonegaran : Sekitar perdagangan jasa, jalan kolektor
Permukiman Kapten Tendean yang sebagian terletak di kelurahan Blabak ini terletak di kelurahan Singonegara Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini perumahan permata wisata. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar
dan dibiang di lahan dekat rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
74. Ngadirejo : Permukiman kumuh
Permukiman Kapten Tendean ini terletak di kelurahan Singonegara Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini berada disekitar perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibiang di lahan dekat rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase semen terbuka dan memiliki kondisi yang baik.
75. Ngadirejo : Permukiman kumuh
Permukiman singosari ini, merupakan permukiman kumuh yang terletak disekitar jalan singosari yakni di kelurahan Ngadirejo. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk rendah-sedang yakni sekitar 40-50 rumah. Permukiman tersebut memiliki kondisi llingkungan yang kurang baik dikarenakan merupakan permukiman kumuh. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase semen terbuka dan memiliki kondisi yang baik.
76. Jagalan : Permukiman kumuh
Permukiman Ngadisimo ini terletak di kelurahan Ngadirejo. Permukiman ngadisimo merupakan jenis permukiman kumuh. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal kasar halus yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Kondisi lingkungan kurang baik sehubungan dengan jenisnya yakni permukiman kumuh. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
77. Kampungdalem : Permukiman kumuh
Permukiman di jalan adi sucipto ini, merupakan permukiman kumuh yang terletak kelurahan Ngadirejo. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk rendah-sedang yakni
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
sekitar 50-60 rumah. Permukiman tersebut memiliki kondisi llingkungan yang kurang baik dikarenakan merupakan permukiman kumuh. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka semen dan memiliki kondisi yang baik.
78. Kampungdalem : Permukiman kumuh
Permukiman di jalan sriwijaya merupakan permukiman kumuh yang terletak di kelurahan Jagalan. Permukiman kumuh ini juga terletak disekitar rel kereta api. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk rendah-sedang yakni sekitar 40-50 rumah. Perkerasan jalan disekitar permukiman kumuh ini yakni aspal kasar dengan kondisi yang baik. Kondisi lingkungan di permukiman ini kurang baik serta pengolahan sampahnya dengan cara dibakar dan dibuang didepan rumah.
Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
79. Bandar Kidul : Pemukiman kumuh
Permukiman di jalan brigjen katamso yang terletak di kelurahan kampung dalem, sebagian tergolong dalam permukiman kumuh. Salah satu penyebab timbulnya permukiman kumuh terseut dikarenakan jalan Brigjen Katamso juga dilalui oleh jalur kereta api. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Perkerasan jalan yakni aspal halus dengan kondisi baik. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
Permukiman di jalan Panglima sudirman yang terletak di kelurahan Kampung dalem, sebagian tergolong dalam kategori permukiman kumuh. Perkerasan jalan yakni aspal halus. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Untuk pengolahan sampahnya dibakar, dibuang depan rumah dan diangkut. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik, namu terdapat beberapa titik yang memiliki kondisi buruk.
80. Bandar Kidul : Permukiman kumuh
Permukiman yang terdapat di jalan bandar ngalim termasuk kedalam permukiman kumuh. Jalan bandar ngalim terletak di kelurahan Bnadar kidul. Perkerasan jalan tersebut yakni aspal halus dengan kondisi yang baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Untuk pengolahan sampahnya dibakar, dibuang depan rumah dan diangkut. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
81. Pojok : Pinggiran kota
Permukiman yang terletak di Kelurahan Pojok merupakan permukiman yang terletak di pinggiran kota. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk rendah-sedang. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang sedang-baik. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka semen dan memiliki kondisi yang baik.
82. Semampir : Permukiman kumuh
Permukiman sempadan sungai brantas ini terletak di kelurahan semampir Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan tanah dan aspal kasar yang memiliki kondisi buruk dan terletak di bantaran sungai brantas. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 40-50 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat semi permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang buruk. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang ditepi sungai.
83. Pakelan : Sentra industri tahu
Permukiman sentra industri tahu ini terletak di kelurahan Pakelan. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk rendah-sedang yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang sedang-baik. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka semen dan memiliki kondisi yang baik.
84. Jagalan : Sentra industri tahu
Permukiman sentra industri tahu ini terletak di kelurahan Jagalan. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk rendah-sedang yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang sedang-baik. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka semen dan memiliki kondisi yang baik.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
Tabel 3.1 Gambaran Umum Permukiman dan Infrastruktur No Lokasi/Nama Permukiman Permukiman Jenis Kepadatan Bangunan KDB KLB Dominasi Kondisi Bangunan Kondisi Lingkungan Kondisi
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis
perkerasan Air Bersih
Persampahan & TPS Sanitasi/ MCK Umum Drainase 1 Dermo : Perbatasan Pemukiman sekitar PG. Mrican Sedang 50 – 60 KDB 70 – 80 KLB 70 - 80 Baik Permanen Baik Baik - Sedang 10% L = 8 m Aspal Baik PDAM dan Sumur Dibakar Jamban RT Kondisi sedang Terbuka Semen 2 Merbabu I - VIII
Pinggiran Kota Sedang
50 - 60 KDB 60 KLB 60 -120, – 80 80 - 120 Sedang Baik Semi Permanen – Permanen Sedang - Baik Baik - Sedang 25% L = 6 m Aspal Baik PADAM dan Sumur Dibakar Jamban RT Kondisi sedang Terbuka Semen 3 Dermo : Perumahan Developer Perumahan Developer Tinggi 80 - 90 KDB 70 KLB 70 -140, – 80 80 - 120 Baik Permanen Baik Baik - L = 6 – 7 m Aspal Kasar Baik PDAM Tempat Sampah Bagus Terbuka Semen 4 Dermo : Pinggiran Kota
Pinggiran Kota Sedang 50-60 KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120 Baik - Sedang Permanen Baik - Sedang Baik - Sedang - L = 6 – 7 m
Aspal halus dan kasar Baik PDAM dan Sumur Dibuang dan Dibakar Sedang Tidak ada drainase
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman Permukiman Jenis Kepadatan Bangunan KDB KLB Dominasi Kondisi Bangunan Kondisi Lingkungan Kondisi
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis
perkerasan Air Bersih
Persampahan & TPS Sanitasi/ MCK Umum Drainase 5 Mrican : Sekitar PG. Mrican Sekitar PG. Mrican dan Perdagangan Jasa Tinggi 80 -90 KDB 80-90 KLB 80 – 160, 90 - 135 Baik - Sedang Permanen Baik - Sedang Baik - L = 6 – 8 m
Aspal halus dan kasar Baik PDAM dan Sumur Dibakar, Dibuang ke Tempat Sampah Baik Terbuka dan Tertutup Semen 6 Mrican : Sekitar Perdagangan Jasa Sekitar Perdagangan Jasa Tinggi 80-100 KDB 80-90 KLB 80 – 160, 90 - 135 Baik – Sedang Permanen – Semi Permanen Baik - Buruk Baik - Buruk 10 % L = 10 – 5 m Aspal halus dan kasar Baik PDAM dan Sumur buang ke tempat sampah dan diangkut gerobak sampah Baik - sedang Tertutup trotoar dan terbuka Semen 7 Mrican – Ngampel : Bantaran Sungai Brantas Bantaran sungai brantas, jalan kolektor, perdagangan jasa Tinggi 80-100 KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180 Baik - sedang Permanen – semi permanen Baik - sedang Baik 15 % L: 10 – 4 m
Aspal Halus dan kasar
Baik
PDAM dan sumur
tidak ada bak sampah, tetapi di tempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah Jamban RT Baik - sedang Terbuka dan tertutup, disalurkan ke sungai. Semen
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman Permukiman Jenis Kepadatan Bangunan KDB KLB Dominasi Kondisi Bangunan Kondisi Lingkungan Kondisi
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis
perkerasan Air Bersih
Persampahan & TPS Sanitasi/ MCK Umum Drainase 8 Ngampel – Gayam : Pinggir kota dan perbatasan Pemukiman pinggir kota dan perbatasan Tinggi – sedang – rendah 60 - 90 KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180 Baik - Sedang Permanen – semi permanen Baik - sedang Baik - sedang 10 % Lebar 8 – 4 m Aspal halus dan kasar Baik - sedang PDAM, Sumur Dibakar, ditimbun Jamban pribadi MCK umum Baik - buruk Terbuka Semen Ada beberapa ruas jalan yang tidak memiliki drainase 9 Ngampel – Bujel : Pinggiran Kota
Pinggiran Kota Sedang 60 - 80 KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120 Baik - sedang Permanen
Baik - sedang Baik
10%
L: 7 – 4 m
Aspal halus dan kasar, paving Baik
PDAM dan sumur
di timbun, dibakar dan di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah Jamban pribadi Baik Terbuka dan tertutup Permanen dengan semen Tanah
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman Permukiman Jenis Kepadatan Bangunan KDB KLB Dominasi Kondisi Bangunan Kondisi Lingkungan Kondisi
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis
perkerasan Air Bersih
Persampahan & TPS Sanitasi/ MCK Umum Drainase 10 Mojoroto : Jalan kolektor dan perdagangan jasa Jalan kolektor, perdagangan jasa Tinggi 70 - 90 KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180 Baik Permanen Baik Baik - L: 10 – 5 m
Aspal halus dan kasar Baik PDAM, Sumur Dibuang di tempat sampah depan rumah Jamban pribadi Baik Tertutup dan terbuka Semen 11 Mojoroto : Pinggiran sungai Pinggiran sungai Tinggi 80-90 KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Baik - sedang Permanen, semi permanen Baik Baik - buruk 20% L: 6 – 3 m, Aspal kasar, semen Kondisi Baik PDAM, Sumur Dibuang ke Tempat Sampah, dibakar di lahan dekat sungai, di buang di sungai kecil Jamban pribadi Baik - sedang Terbuka dan tertutup Semen, Baik - sedang 12 Mojoroto : jalan kolektor
Jalan kolektor Tinggi 70 - 90 KDB 70 – 90 KLB 70 – 105, 90 - 125 Baik - PDAM Di buang di tempat sampah depan Jamban pribadi Baik
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Halaman Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman Permukiman Jenis Kepadatan Bangunan KDB KLB Dominasi Kondisi Bangunan Kondisi Lingkungan Kondisi
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis
perkerasan Air Bersih
Persampahan & TPS Sanitasi/ MCK Umum Drainase Permanen Baik Baik L: 10 – 6 m
Aspal halus dan kasar kondisi baik rumah Terbuka Dindingnya semen 13 Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil Jalan kolektor, pinggir sungai kecil Sedang - Tinggi 70 - 90 KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135 Permanen Permanen Baik - sedang Baik - L: 10 – 6 m, aspal halus dan kasar
Kondisi Baik
PDAM dan sumur
Dibakar, dimasukkan dalam kantong plastik kemudian di angkut gerobak sampah Jamban pribadi Baik Tertutup dan terbuka Semen Kondisi baik 14 Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil
Pinggiran kota Sedang 60 - 80 KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120 Permanen Permanen Baik - sedang Baik L: 8 – 2 m
Aspal halus dan kasar
Semen Baik
PDAM dan sumur
Dibakar di lahan dekat sungai, di buang di sungai kecil Jambang pribadi Baik - sedang Terbuka Kondisi baik 15 Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil Pinggir Sungai
Kecil Sedang - Tinggi 70 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180 Permanen Permanen Baik - sedang Baik L: 8 - 4 m PDAM sumur Di buang di tempat sampah depan rumah Jamban pribadi baik Tertutup dan terbuka