• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKS KETUA BPK DIPERIKSA KPK. 4 hal 3 hal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKS KETUA BPK DIPERIKSA KPK. 4 hal 3 hal"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

No,105 l Kamis, 31 Juli 2014 l Tahun ke-1

Kriminal

4

hal

hal

3

EKS KETUa BPK

haDI POERNOMO

BElUM PERNah

DIPERIKSa KPK

Hadi Poernomo telah

ditetapkan KPK

tersangka sejak 21

April 2014, tepat

pada hari dia pensiun

sebagai Ketua BPK.

Namun, hingga kini

yang bersangkutan

belum sekalipun

diperiksa. Demikian

pula pihak Bank BCA.

(2)

Disiarkan oleh:

PT Media Antarkota Jaya sejak 15 April 1970 di Jakarta

Izin Usaha:

SIUPP No. 0088/SK/Menpen/SIUPP A/7 1986, 13 Maret 1986

Pos Kota Online: www.poskotanews.com

Penasihat ahli: H.Sofyan Lubis

Pemimpin Umum: Gunawan Eko Prabowo

Wakil Pemimpin Umum: H. Joko Lestari

Pemimpin Redaksi: H. Toto Irianto

Wakil Pemimpin Redaksi: Hj. Irdawati

Wakil Pemimpin Redaksi Online: Binsar Aritonang

Pemimpin Perusahaan: Hj. Nurmali Nurman, MBA

GM Pabrik Kertas: Risyur St Bongsu

Kepala Bagian Iklan: Ali Usodo

Kepala Bagian Pemasaran: Monang Sitorus

Wakil Kepala Bagian Iklan: Nenny Indriasari

Telepon Pengaduan Redaksi :

021-63851729

Telepon Pengaduan Iklan:

021-6345824

Pemasaran:

021-6347602

Redaktur Pelaksana: H. Syahdu Utoro

Sekretaris Redaksi : H. Endang Mihardi

Redaktur Senior: H.Gunarso Ts, M. Djoko Yuwono.

Redaktur: H.Sugeng Indarto, H.Raffles Lesmana, H.M.Dirham Sabirin, Dhika Kamesywara, H.Aden Kasadeni, Yuli Purwaningsih, Hari Bukhari, Untung

Sumarwan, Sutiyono, Dimas Supriyanto, H. Syamsir Bastian, Ballian R. Siregar Staf Redaksi:

H. Kamsul Hasan, H. Herman Budhi Wicaksono, Agus Suzana, Warto Nur Alam, Maryoto, H.Chaerul Djamal, Percoyok, Bambang Suharnomo, Abdul Haris Irawan, H. Dwiyantoro, H. Saban Jr, Sury-ono Hadiyanto, Agus Santosa, Triharyanto, Achmad Sungkawa, H. Edisaputra Hasibuan (non aktif), Tri Haryanti, H. Rinaldi Rais, Anton Pulung, Bambang Prihandoko, Budi Setiawan, Rachmi Kurnia Siregar, Joko Sudadi, John Bardi, Sutarta, H. Chotim Wibowo, Faisal, Iwan Sukmawan, Sherly Silaen, H. Agus Johara, M. Kurniawati, Winoto, Sutiyo, Rizal Siregar, Yahya Abdul Hakim, Ilham S.Tanjung, Deni Zai-nudin, Suwandi, Sumiyati, Yopi Melianton Doroh, Ali Nurdin Harahap, Anggara S. Rengganis, Guruh Nara Persada, Maulina E. Nasution, Yulian Saputra, Muchamad Ifand, Embun Khairunnisa, Angga Pahlevi, Junius Simamora.

Kartunis/Karikaturis:

Koeswondo DS, Budi Prihono, A. Rahman, Yudhi Himawan, Adjis Gu-rauf, Aris Setiadi, Agung SW, Cahyono

Fotografer:

Timyadi, Rihadin, Fernando Toga, Yogi Ayodya. Design Grafis:

Subhan Subiyakto, Hiryanto, Kursin, As’ari, Sukatmo, Firmansyah, Eryanto, Doharman T, Abdul Kohar, Widi Pramudio, Ikbal Muqorobin, Yendhi Yusriadi.

Koresponden:

Nourkinan (Karawang), H. Rahmat Haryono (Banten),

Taryani (Indramayu), Sudarman (Cirebon), M.Hasbi Yahya (Palem-bang), Suatmadji (Semarang), Dono Darsono (Bandung), Nurkomar Hadi (Surabaya), Dadan Sukmana (Purwakarta), Koesmayanti (Lam-pung), Kristo Samosir (Medan), Eman Sulaeman (Sukabumi). Alamat Redaksi:

Jalan Gajah Mada No.98 - 100 Jakarta Barat - 11140. Telepon: 6341940 (Hunting), 6300168, 6349770, Facsimile: 021-6340252. Telepon Iklan: 021-6346417. Pencetak: PT Metro Pos. Isi di luar tanggung jawab percetakan. Isi SMS kiriman warga di luar tang-gung jawab penerbit. Pemuatan foto kegiatan warga tidak dipungut biaya.

Laka Lantas

2

“Tidak ada bekas rem di jalanan. Saya ke TKP tadi,” kata Kasatlantas Polres Situbondo, AKP Budi Handoko.

Temuan itu menguatkan dugaan kecelakaan tunggal itu disebabkan sopir Daihatsu Xenia, Dedi, 38, asal Bojong Malang mengantuk. Namun, polisi masih terus menyelidiki penyebab pastinya.

Evakuasi bangkai mobil

Daihatsu Xenia selesai dilakukan. Menggunakan mobil derek, kondisinya ringsek parah.

Xenia itu nyungsep ke luar jalan hingga terguling di tepi Jalan Raya Hutan Baluran, kemarin. Tiga penumpang Xenia tewas dan empat lainnya terluka. Semua korban satu keluarga asal Bojong, Malang.

ndirham

Olah TKP Tak Temukan

Bekas Rem di Jalan

s

Kecelakaan Renggut 3 Nyawa

H

Asil olah TKP yang dilakukan polisi di lokasi kecelakaan

Daihatsu Xenia B 1768 KFQ yang merengut nyawa tiga penumpang

di jalan raya Pantura Hutan Baluran, situbondo, Jatim, Rabu (30/7)

tidak ditemukan bekas rem di jalanan.

(3)

Korupsi

3

Hal itu disampaikan Ketua KPK, Abra-ham Samad, kemarin. “Sehabis Lebaran kami akan intensifkan pemeriksaan,” katanya di kantor KPK, Jl. HR Rasuna Said, Kav. C1, Kuningan, Jakarta Sela-tan. “Termasuk memeriksa kasus Hadi dan petinggi BCA,” tambahnya.

Hadi Poernomo telah ditetapkan KPK tersangka sejak 21 April 2014, tepat pada hari dia pensiun sebagai Ketua BPK. Namun, hingga kini yang ber-sangkutan belum sekalipun diperiksa. Demikian pula pihak Bank BCA.

Terkait itu, Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto berkilah, kasus tersebut masih jalan seperti biasa. “Bukan berarti kalau pihak BCA enggak dipanggil, pros-esnya tidak jalan,” ujarnya.

Adapun alasan KPK menjerat Hadi,

menurut Abraham, lantaran dia diduga melakukan perbuatan melawan hukum atau menyalahgunakan wewenang memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi dalam menerima seluruh permohonan keberatan Wajib Pajak atas SKPN PPH Badan PT BCA, Tbk tahun pajak 1999.

Diketahui, kala itu, selaku Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan RI periode 2002-2004, Hadi menangani kasus dugaan pengemplan-gan pajak BCA. Informasi yang dihimpun Pos Kota, Direktorat PPH sempat meno-lak keberatan pajak yang diajukan BCA. Namun, keputusan itu dianulir Hadi lewat nota dinas yang dikeluarkannya.

Hadi selaku Dirjen Pajak mengabul-kan permohonan keberatan pajak BCA

melalui nota dinas bernomor ND-192/ PJ/2004/ pada 17 Juni 2004. Alasan-nya, BCA dianggap masih memiliki aset dan kredit macet yang ditangani Badan Penyehatan Perbankan Nasional sehingga koreksi Rp5,5 triliun itu dibatal-kan. Dampaknya, ada potensi kerugian negara sebesar Rp375 miliar.

CENDERUNG MANDEK

Sementara itu, LSM antikorupsi Indo-nesia Corruption Watch (ICW) mendesak KPK menuntaskan kasus-kasus korupsi yang cenderung mandek penanganan-nya. “Idealnya, tunggakan harus dis-elesaikan supaya KPK enggak menin-ggalkan beban ke penerusnya,” kata anggota ICW, Emerson Yuntho, Rabu (30/7) siang.nian

EKS KETUa BPK

haDI POERNOMO

BElUM PERNah

DIPERIKSa KPK

s

Resmi tersangka sejak 21 April lalu

s

Petinggi BCA akan dipanggil

K

PK berjanji tancap gas menyidik kasus dugaan korupsi keberatan pajak

PT Bank Centeral Asia (BCA) yang menjerat eks Ketua Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK), Hadi Poernomo. Rencananya, petinggi BCA segera dipanggil

untuk diperiksa sebagai saksi.

(4)

4

Kecelakaan

Menurut Amrizuna, Humas

Basarnas Kalimantan Selatan kepada wartawan, Rabu (30/7) mengatakan, kalau sebelumnya korban tewas tercatat 11 orang, kini menjadi 12 orang.

Disebutkan, penumpang kapal feri itu 70 orang, 52 orang ditemukan selamat, 12 korban tewas, dan 6 orang masih dicari.

Pihaknya masih terus melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian di wilayah Kecamatan Salat.

“Tadi pagi kami telah menambah kekuatan Basarnas untuk melakukan pencarian dengan mengirimkan kapal Basarnas RB 306 sepanjang 28 meter, yang merupakan kapal

Korban Tewas Kapal Feri

Tenggelam Jadi 12 Orang

s

6 Hilang masih dicari

Basarnas terbesar di Kalsel,” katanya. Diharapkan, kapal RB 306 yang diawaki 8 ABK, pencarian bisa maksimal.

ANGKUT MOTOR

Diberitakan sebelumnya, kapal naas itu awalnya hendak berlayar dari Desa Panamas menuju Kota Kapuas, Kalteng.

Di tengah perjalanan, feri yang banyak mengangkut warga Kalimantan Tengah dan Selatan tersebut

tenggelam di tengah Sungai Kapuas. Selain mengangkut penumpang, kapal itu juga mengangkut puluhan motor yang ikut tenggelam. Korban selamat sudah dipulangkan, sebagian lagi dirawat di RSUD Kuala Kapuas.

Tim Basarnas dibantu petugas Dishub Kapuas, BPBD, Kodim, Polres dan Tagana, serta Tim SAR Banjarmasin. ndirham

lPeliput: Nourkomar

J

umlAH korban tewas

akibat tenggelamnya kapal

feri, selasa (29/7) lalu, di

Desa Panamas, Kota Kuala

Kapuas, Kalimantan Tengah,

bertambah menjadi 12 orang

dan 6 lainnya masih hilang.

(5)

5

Penganiayaan

2 Prajurit TNI

Ditikam Preman

s

Dibekuk di sukabumi

Kedua korban: Praka Bambang Abdi luka tusuk di perut dan Prada Faturozi, luka di wajah. Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto (RSPAD). Sedangkan tersangka Ade, meringkuk di tahanan.

Peristiwa berawal ketika Bambang dan Faturozi berboncengan sepeda motor menuju Serpong. Motor mereka nyaris menyenggol Ade. Cekcok mulut terjadi, Ade yang sedang mabuk tak terima dengan tindakan kedua pengendara motor itu.

Ade mencabut senjata tajam ‘kujang’ dari balik bajunya, lalu menikam membabi buta ke arah Bambang dan Faturozi. Pria yang sehari-hari dikenal sebagai preman dan menjadi tukang parkir di pasar, kabur meninggalkan korbannya.

DIKEJAR POLISI Anggota Polsek Parung datang ke lokasi meminta keterangan saksi dan membawa korban ke Rumah Sakit Sawangan. “Karena identitas dan pekerjaannya jelas anggota TNI, maka dirujuk ke RSCM Jakarta,” kata AKP Nelson, Kanit Reskrim Polsek Parung Rabu (30/7). Belakangan keduanya dibawa ke RSPAD.

Menurut AKP Nelson, korban yang saat itu berkonvoi motor bersama Prada Dodit dari Kesatuan Yon

Arhanud 02 Kostrad Serpong melintas dari Cianjur menuju arah Serpong. Motor mereka menyenggol Ade.

“Sebelum korban ditusuk, mereka cek-cok mulut. Begitu menjurus ke adu

fisik, pelaku mengeluarkan pisau kujang dan langsung menusuk

korban yang masih di atas motor,” papar Nelson. Bahkan

pelaku dibantu beberapa teman masih menganiaya

korban yang jatuh. Kapolres Bogor, AKBP Sonny Mulvianto Utomo

mengatakan kasusnya dilimpahkan ke Polres

Bogor. Pelaku ditangkap anggota Reskrim Polsek Parung, Rabu (30/7) dinihari sekitar Pk. 03:00.

lian

D

uA prajurit TNi tersungkur ditikam preman di Pasar Raya Parung,

Bogor, selasa (29/7) malam. Pelaku diringkus di kawasan sukabumi,

Jawa Barat, beberapa jam setelah kejadian.

(6)

6

Penganiayaan

Tabuh Bedug di Mesjid

2 PRIa DIKEROyOK

lPeliput: Yopi

tidak tahu mengapa mereka dipu-kuli, apalagi pelaku masih belum ditangkap polisi.

s

Tak jelas

alasan

penganiayaan

D

UA pemuda yang tengah menabuh bedug di Mesjid

Al-Muhajirin di Kampung Babakan, Perum Bantar

Gebang, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor

Timur, Kota Bogor, dianiaya empat pria, kemarin.

Menurut keterangan, saat itu kedua korban menabuh bedug di Mesjid Al-Muhajirin. Tanpa alasan jelas, empat pria datang sambil menenteng klewang dan clurit. Mereka juga teriak-teriak sehingga membua kedua korban kabur ketakutan.

PERUT DITENDANG

Pelaku tak tinggal diam. Mer-eka mengejar dan menghadang Riyandika Ajiansyah dan Ade Tri Rasmana. Tanpa ampun, keduanya dihajar hingga babak belur. Akibatnya, wajah korban luka memar serta mual karena bagian perut ditendang berkali-kali.

Kepada petugas, Riyandika dan Ade mengaku tak punya masalah terhadap empat pria yang memukuli mereka. “Hing-ga sekarang kami tidak tahu mengapa mereka memukuli kami,” kata Riyandika. “Apalagi saat itu kami menabuh bedug dalam mesjid,” tambahnya.

Karena itu, korban meminta polisi menangkap empat pria yang menganiaya mereka. Petugas Polres Bogor Kota mengatakan, tengah mencari empat pelaku sesuai ciri-ciri yang dilaporkan korban. n ian

Riyandika Ajiansyah 18, dan Ade Tri Rasmana, 19, tak terima dipu-kul, melapor ke Mapolres Bogor Kota. Hingga saat ini, keduanya

(7)

7

Penipuan

Prayogo,30, warga Warung Buncit, Mampang Pra-patan, Jaksel ini, sempat tak sadarkan diri setelah dipijat pria tak dikenal saat menumpang Metro Mini tujuan Warung Buncit. Sebelum dipijat, korban dita-wari brosur pengobatan spektakuler tanpa operasi.

Saat korban membaca brosur tersebut, tangan pelaku langsung memijat bagian tubuh korban, khususnya di bagian lengan dan pundak. Tak ber-selang lama, Prayoga tak ingat lagi apa-apa hingga tersadar beberapa saat kemudian.

“Dia (pelaku) langsung mijit-mijat lengan dan pundak saya. Saat itu saya gak sadar. Pas siuman, ada penumpang lain memberitahu seorang ngam-bil HP tapi sudah turun” kata Prayogo.

NUMPANG TAKSI

Diungkapkan Prayogo, saat penjahat itu be-raksi, dia menumpang Metro Mini tujuan Warung Buncit setelah belanja di Blok M. Seingatnya, saat itu Metro Mini yang ia tumpangi melintas di Jalan Kapten Tendean, Mampang, Jaksel.

Menurut keterangan penumpang lainnya, pria yang menggasak HP dan dompet korban turun di sekitar SPBU Pertamina Tendean. Mereka melihat, pelaku kabur menumpang taksi.

Kasus tersebut dilaporkan ke Polsek Mam-pang. Kanit Reskrim AKP Masyhuri mengatakan, pihaknya mengecek laporan tersebut.n ian

Ditawari Jasa Terapi Pijat

Penumpang angkot Pingsan

lPeliput: Adji

s

Dompet digasak

s

2 hP dibawa kabur

P

URA-PURA menawarkan jasa

terapi pijat di angkutan kota

(angkot), seorang

penump-ang Metro Mini 75 jurusan Blok M

- Pasarminggu, menjadi korban

pen-copetan, Rabu (30/7) sore. Dompet

berisi Rp500 ribu beserta Hp

Sam-sung Galaxy Grand Duo Mega dan

BlackBerry Gemini, digasak pelaku,

lalu meninggalkan korban dalam

keadaan pingsan.

Korban pencopetan menunjukkan brosur jasa pijat yang ditawar-kan pelaku.adji

(8)

8

Hotel Prodeo

Hal ini menjadi pegangan pe-jabat Polres Metro Tangerang. Mereka menyulap ruang tahanan layaknya vila yang sering dikun-jungi orang di Puncak, Bogor. Tujuannya, agar tahanan nyaman sehingga tak punya niat kabur.

Kasat Tahanan dan Barang Bukti (Tahti) Polres Metro Tangerang Kompol Sarwanto mengatakan, seluruh kamar tahanan dan ruang besuk direnovasi. Dengan demiki-an, penghuni diharapkan merasa nyaman sehingga tak punya niat kabur.

UDARA SEGAR

Ruang tahanan terdiri tujuh kamar dihuni sekitar 50 orang, dipasangi dua exhaust fan.

Fungsinya menghisap udara dalam ruangan lalu dibuang keluar seh-ingga udara dalam sel tetap segar dan nyaman.

Halaman tahanan juga ditanami tanaman hias, pagar dicat warna-warni sehingga dari luar tidak terkesan menyeramkan. “Tahanan seperti ini akan terlihat dan terasa asri,” kata Kompol Sarwanto, saat

Kesan Menyeramkan hilang

Ruang Tahanan Serasa di Vila

*

Diberi wejangan menyejukkan

lPeliput: Maryoto

ditemui di Polres Tangerang, be-berapa waktu lalu.

Selain menciptakan suasana asri di lingkungan tahanan, Kompol Sarwanto tak henti-hentinya me-nenangkan hati penghuni sel. Dia

K

ENDATI disulap

sep-erti vila, bukan berarti

hidup dalam tahanan

itu mengasyikkan. Tetapi

setidaknya, ruangan yang asri

akan membuat penghuninya

lebih nyaman.

sering memberi wejangan me-nyejukkan. Tujuannya agar tahanan kuat dan tabah menjalani proses hukum. “Jangan sampai mereka putus asa lalu bunuh diri dalam tahanan,” kata dia.nian

Tahanan Polres Tangerang

layaknya vila. (maryoto)

(9)

9

Penganiayaan

Menolak Diajak ke Kamar Kos

Mahasiswi Dipukuli Teman Pria

lPeliput: Yopi

M

ENOLAK diajak ke kamar kos, se-orang mahasiswi memar dianiaya rekan pria di Nicky Rental, Perum Vila Citra Tiga, Bogor Utara, Kota Bogor, Rabu (30/7). Tak terima dengan itu, Wella Apriani,21, melapor ke kantor polisi.

ilustrasi

Kepada petugas, korban menjelaskan, rambut-nya dijambak, wajah dipukul serta tubuh diten-dang. Selain memar akibat penganiayaan, warga Jalan Baru, Kayu Manis Rawa, Taman Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor ini, mengaku sekujur tubuhnya sakit.

Tak itu saja, sejumlah barang berharga seperti, Hp dan kunci kontak motor dirampas tersangka Jamaludin Kemal. Setelah puas menganiaya kor-ban, pelaku kabur.

Dalam pemeriksaan, Wella menceritakan rekan-nya Jamaludin Kemal memintarekan-nya ketemu di lokasi kejadian. Seperti semula, keduanya hanya janji makan siang bersama.

MENOLAK

Namun, Jamaludin nekat mengajaknya mampir ke kamor kos, tak jauh dari lokasi kejadian. Wella Apriani menolak. “Saya menolak. Lagian mau ngapain di kamar berduaan. Kami janjian hanya ketemu di luar sambil makan saja,” kata korban.

Dianggap tak mengindahkan permintaan, tersangka langsung menganiaya korban. “Saya minta polisi menangkap pelaku,”katanya. Kasus kekerasan ini, masih didalami unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bogor Kota.n ian

(10)

10

Nah Ini Dia

Lelaki bila sedang membutuhkan cinta wanita, kadang sep-erti politisi. Getol bikin pencitraan, tapi jika sudah kesampaian akhirnya melupakan. Cuma bedanya, politisi mengejar kekua-saan, sedangkan lelaki memburu kenikmatan. Tapi kiatnya sama persis, menjanjikan ini itu dan kemudian meninggalkan atau mengingkari.

Kelakuan Giyoto warga Jl. Jojoran 5 Surabaya, kelakuannya beda tipis dengan para

poli-tisi itu. Saat berjuang untuk mendapatkan janda Marni, segala daya dan upaya se-mua dilakukan. Dari money politik, pencitraan, sampai kampanye hitam pada lelaki yang jadi rivalitasnya. Tapi setelah menaklukkan Marni sampai bertekuk lutut dan berbuka paha, mulai nampak aslinya. Mau pada emaknya, tapi benci pada anaknya..

Sampai usia kepala tiga, Giyoto memang belum mendapatkan istri. Padahal teman-temannya, umur 24-25 sudah mbelah duren jatohan. Kenapa dia sangat terlambat memperoleh pasangan? Problem terberatnya adalah: faktor ekonomi. Pekerjaannya be-lum jelas. Jadi setiap cewek

yang didekati, lalu diajak membangun koalisi permanen, rata-rata tidak mau. “Jadi bini Giyoto, alamat bakal makan angin. Kita hanya dikerjain, wong dia tak kerja....”, begitu alasan para cewek.

Ditolak kalangan gadis, Giyoto lalu menurunkan kriterianya. Bila dulu harus gadis, sekarang janda punya anak juga tidak

masalah. Yang penting dia punya visi dan misi yang jelas, pro calon mertua dan mau melayani sebagai istri yang setia. Ternyata kebijakan Giyoto membawa hasil, karena tak lama kemudian benar-benar hadir janda Marni yang sudah punya anak balita. Perjaka tua rindu jodoh itu menerimanya, termasuk si bocah. Prinsipnya, anak tiri kan juga sama-sama anak bangsa.

Anehnya, meski sudah cocok dengan Marni, tak juga me-nikahi secara resmi. Kalaupun ada, sekedar mengawini untuk pelampiasan libido. Dengan kata lain, mereka tinggal seru-mah, tapi tak ada ikatan resmi. Bahasa Surabayanya: kumpul maesa. Tak ada surat resmi dari KUA, tapi mereka sudah bisa “sundhang-sundhangan” kapan saja.

Soal cari rejeki ternyata Marni lebih pintar, sehingga Giyoto rekanan kumpul kebo itu malah lebih ban-yak momong anak, ketimbang cari duit. Celakanya, lelaki ini memang tak bakat momong bocah. Melihat Jendul si anak tiri itu suka buang air sembarangan, bukan dibimbing dan diajari, tapi malah “burung”-nya dislomot api berulang kali sampai melepuh. Tentu saja si Jendul ginjal-ginjal kesakitan. Untuk menutup kejahatannya, Giyoto berasalasan kena petasan. Untuk memperkuat alibinya, celana Jendul dibakar di bagian tertentu. Tapi ternyata Marni lebih jeli, bak detektif partikelir saja. Jika memang “burung” anaknya kena mercon, bolongan di celana mustinya di bagian depan, bukan belakang. Karena itulah Marni melaporkan rekanan kumpul kebonya dan ditangkap.

Namanya juga kebo, bikin rekayasa kejahatan tetap bodo.

n BJ/Gunarso TS

Y

ANG namanya balita, buang air sembarangan itu biasa. Tapi Giyoto, 31, tak bisa menerima kelakuan “anak tiri-nya, Jendul, 2, yang buang air sembaran-gan. Bocah itu dengan sadis dibakar “burung”-nya sampai melepuh. Tentu saja Marni, 22, sebagai ibunya tidak terima dan laporlah kepada polisi.

Cuma Sayang Sama Emaknya

Tapi Kejam Pada anaknya

Referensi

Dokumen terkait

Semua frase “Gugus Tugas Daerah” dalam Peraturan Bupati Pati Nomor 49 Tahun 2020 tentang Pedoman Menuju Tatanan Normal Baru Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 di

Desa Sungai Alai dan S ungai M u ntik Kecamatan Kapuas; Desa Lintang Pelaman Kecamatan Kapuas; Desa Tapang Dulang Kecamatan Kapuas dan Desa Kuala

(2) Beberapa faktor yang merupakan problematik sehingga menghambat atau tidak dapat dicapai secara maksimal penggunaan lembaga mediasi yaitu Faktor karakteristik

1) Pemahaman mengenai penerapan pendekatan Brain Based Learning pada mata pelajaran IPA diharapkan tidak hanya terbatas pada kerangka teoritisnya, tetapi yang

Penulisan penelitian ini bertujuan selain untuk mendapatkan gambaran bagaimana solusi persamaan van der Pol yang tereksitasi secara parametrik dengan suku non linear

Jateng MISI 2 Mempercepat RB yang dinamis serta memperluas sasaran ke Pemerintah Kab./Kota TUJUAN Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good governance &

Mengenai hal ini, apa yang telah dilaku- kan oleh pemerintah Iran bisa dijadikan bahan kajian yang tepat, yaitu karena konsekuensi atas pelarangan perkawinan sesama