• Tidak ada hasil yang ditemukan

GOTONG ROYONG, NGAROJONG PIKEUN PIK-R ANU SAJATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GOTONG ROYONG, NGAROJONG PIKEUN PIK-R ANU SAJATI"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

KKN SISDAMAS 2017

KELOMPOK 314

GOTONG ROYONG, NGAROJONG

PIKEUN PIK-R ANU SAJATI

EDITOR :

Dr. H. Imam Ghozali Budiharjo, M.Si PENULIS :

Ajang dkk

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA

MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (SISDAMAS) oleh kelompok 314 di Desa Sukamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar yang berjudul “Gotong Royong, Ngarojong Pikeun PIK-R Anu Sajati” telah diperiksa dan disahkan pada tanggal 15 Maret 2017.

Dosen Pembimbing Lapangan Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat – LP2M UIN SGD Bandung

Dr. H. Imam Ghozali Budiharjo M.Si Dr.H. Ramdani Wahyu S, M.Ag

(3)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah, Sang pemilik dunia dan seisinya, tiada Tuhan selain Allah dan hanya kepada-Nya lah kita patut memohon dan berserah diri. Hanya karena nikmat kesehatan dan kesempatan dari Allah SWT penyusun dapat melaksanakan semua kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) serta menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata ini. Shalawat selalu kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Tidak terasa pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di Desa Sukamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar telah selesai. Banyak hal yang bertambah selain pengalaman, ilmu, maupun juga menambah saudara. Sikap masyarakat yang sangat menghargai, membimbing dan sangat membantu dalam kegiatan sangatlah memotivasi kami untuk melaksanakan setiap kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan sebaik-baiknya. Sebagai hasilnya, semua kegiatan Kuliah Kerja Nyata dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana.

Tak lupa pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan kegiatan Kuliah Kerja Nyata berbasis pemberdayaan masyarakat ini. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada :

(4)

ii

1. Allah SWT yang telah memberikan kehidupan, keselamatan, dan kesehatan baik jasmani dan rohani. 2. Bapak Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan kegiatan ini.

3. Bapak Dr. Munir, MA selaku ketua penyelenggara kegiatan KKN SISDAMAS, terima kasih yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan kegiatan KKN ini.

4. Bapak Dr. H. Imam Ghozali Budiharjo M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan, terima kasih banyak atas segala masukan, kritik dan saran yang bapak berikan kepada kami.

5. Bapak H. Yosep Firmansyah selaku Kepala Desa, terima kasih telah bersedia menerima kami di Desa ini.

6. Terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu kesuksesan kegiatan KKN SISDAMAS yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga segala amal kebaikan dan kerelaannya membantu dalam proses belajar dimasyarakat serta berbagai macam kegiatan selama pelaksanaan program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sistem Pemberdayaan Masyarakat (SISDAMAS) mendapat ridho dari Allah SWT.

(5)

iii

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, diterima dengan senang hati, demi kesempurnaan dan kemajuan bersama. Penulis berharap laporan ini berguna bagi pembaca umumnya dan masyarakat khususnya. Amin.

Bandung, 15 Maret 2017

(6)

iv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... viii

PROLOG ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Dasar Pemikiran ... 1

B. Kondisi Umum Desa ... 3

C. Permasalahan ... 5

D. Fokus Program ... 7

E. Sasaran dan Target ... 10

F. Jadwal Pelaksanaan Program ... 11

G. Pendanaan ... 12

BAB II METODE PELAKSANAAN KKN SISDAMAS 14 A. Konsep Pemberdayaan Masyarakat ... 14

(7)

v

BAB III KONDISI WILAYAH DESA ... 28

A. Sejarah Singkat Desa ... 28

B. Letak Geografis ... 30

C. Monografi Desa ... 30

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PEMBERDAYAAN 34

A. Kerangka Pemecahan Masalah ... 34

B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan ... 39

C. Faktor Pendukung dan Penghambat ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Rekomendasi ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

BIODATA TIM PENYUSUN ... 74

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Program ... 11 Table 1.2 Pendanaan ... 13 Tabel 3.1 Batas Wilayah Desa Sukamukti ... 30 Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 30 Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... 30 Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ... 32 Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 33

(9)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PIK-R ... 9 Gambar 2.1 Diagram Venn ... 24

(10)

viii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Permasalahan yang timbul dari desa ini yakni, tidak berjalan dengan efektifnya organisasi PIK-R. PIK-R yakni Pusat Informasi Konseling Remaja, organisasi ini berada dibawah naungan BKKBN dan dibimbing oleh ketua MUI Desa Sukamukti. PIK-R ini adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam ranah informasi dan memberikan pelayanan konseling bagi masyarakat Desa Sukamukti. Tidak berjalannya organisasi PIK-R ini dikarenakan terjadinya gesekan antara PIK-R dengan Karang taruna Desa Sukamukti sehingga membuat PIK-R vacum hampir satu tahun. Gesekan yang terjadi diantara kedua organisasi tersebut yakni, terjadinya kesalahan sistem yang dilakukan oleh PIK-R dengan merebut ranah yang harusnya digarap oleh Karang Taruna.

Metode yang digunakan yaitu penyuluhan serta memberikan pelatihan konseling kepada para pengurus PIK-R dengan teknik NLP. NLP yakni Neuro Linguistic Programming. Metode ini adalah metode dimana kita belajar untuk memprogram mindsetting dengan menggunakan bahasa.

(11)

ix

PROLOG

Dosen Pembimbing Lapangan

Pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat merupakan beberapa kewajiban pokok yang menjadi tanggung jawab Civitas Akademika. Keterlibatan Civitas Akademika dalam pengabdian kepada masyarakat juga merupakan tagihan Badan Akreditasi Nasional (BAN-PT) pada standar 7.22. Dalam poin ini ini dinyatakan bahwa setiap Prodi/Jurusan dituntut untuk turut serta dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Tuntutan yang harus dipenuhi Prodi mencakup keterlibatan dosen secara Individu, dan dosen bersama mahasiswa dalam kegiatan pelayanan atau pengabdian kepada masyarakat selama tiga tahun terakhir menjelang Akreditasi. Dalam Pengabdian ini juga dituntut untuk melaksanakan pengabdian berbasis keilmuan prodi (multidisiplin) dan pengabdian interdisiplin.

Buku Laporan KKN Sisdamas tahun 2017 yang disusun oleh para mahasiswa peserta KKN ini merupakan bukti bahwa UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah berada pada jalur yang benar sesuai dengan tuntutan regulasi, yang salah satunya adalah regulasi BAN-PT. Isi Buku Laporan KKN Sisdamas 2017 ini memiliki dua konsep, yaitu Pengabdian dan Pemberdayaan. Dalam konsep pengabdian atau pelayanan kepada masyarakat, peserta KKN sebagai pengabdi telah mengaplikasikan ilmu

(12)

x

dengan pendekatan multidisiplin yang telah mereka pelajari di bangku kuliah pada prodi masing-masing mahasiswa. Sedangkan dalam konsep pemberdayaan, mereka telah mengaplikasikan ilmu masing-masing secara bersama-sama dengan pendekatan

interdisiplin.

Buku laporan ini juga merupakan tahapan akhir dari beberapa tahapan yang telah dilalui oleh peserta KKN Sisdamas 2017 melalui siklus dari sebuah rencana program pengabdian dan pemberdayaan yang dimulai dari :

1. Sosialisai awal dan rembug warga 2. Refleksi sosial

3. Pemetaan sosial

4. Pengorganisasian masyarakat 5. Perencanaan dan partisipatif 6. Sinergi program

7. Pelaksanaan program

8. Monitoring dan evaluasi program

Buku Laporan KKN Sisdamas 2017 ini merupakan salah satu bukti tertulis dari aktifitas pengabdian dan pemberdayaan peserta KKN di Kelurahan Sukamukti, Kecamatan Petaruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Meski belum sampai pada tingkat ideal secara akademik, buku ini dapat dijadikan salah satu model Buku Laporan kegiatan Pengabdian dan Pemberdayaan kegiatan KKN mahasiswa Strata Satu. Kekurangan dari buku ini dapat menjadi bahan evaluasi kegiatan KKN Sisdamas 2017, untuk kemudian

(13)

xi

ditindaklanjuti ke arah yang lebih baik dan ideal di masa mendatang oleh pihak LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Bandung, 14 Maret 2017 Dosen Pembimbing Lapangan,

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran

Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (yang selanjutnya disingkat dengan KKN Mahasiswa) UIN Sunan Gunung Djati Bandung merupakan kegiatan akademik mahasiswa yang berlangsung melalui tahapan pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Lebih jauh, KKN merupakan bagian dari pembelajaran dengan masyarakat (learning with community) sebagai bentuk pengalaman IPTEKS yang telah dipelajari oleh mahasiswa selama perkuliahan di kampus. Oleh kerena itu, KKN harus berorientasi pada visi UIN Bandung, yaitu “Menjadi Universitas yang unggul dan Kompetitif berbasis wahyu memandu ilmu dalam bingkai akhlaq karimah di Asean tahun 2025”. Sedangkan misi UIN adalah :

1. Menyelenggarakan dan mengelola pendidikan tinggi yang profesional, akuntabel, dan berdaya saing di tingkat nasional dan Asean dalam rangka memperkuat pembangunan nasional.

2. Menyeleggarakan proses perkuliahan, penelitian dan kajian ilmiah dengan bingkai akhlaq karimah berbasis wahyu memandu ilmuuntuk mngembangkan pengetahuan dan teknologi

(15)

2

3. Menyelenggarakan pengabdian untuk mengembangkan dan memberdayakan masyarakat menuju tatanan masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan 4. Menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi yang

berorientasi pada pembentukan jiwa enterpreneurship dikalangan civitas akademika.

Sejalan dengan visi dan misi diatas, pelaksanaan kkn dimaksudkan agar mahasiswa beelajar membantu dan mendampingi masyarakat secara profesional sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat termasuk mengamalkan keilmuan yang telah dipelajari selama proses pembelajaran dikampus sesuai dengan prgram studi (Prodi) masing-masing. Diharapkan, dengan kehadiran mahasiswa ditengah-tengah masyarakat, problem dan kebutuhan nyata masyarakat secara perlahan dan berkelanjutan dapat diselesaikan.

Program KKN tahun 2017 ini berbasis pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan multidisiplin ilmu oleh sekelompok mahasiswa dari beberapa prodi. Oleh karena itu, pelaksanaan KKN diawali dengan sosialisasi awal dalam bentuk observasi lapangan guna melakukan pendataan dan pemetaan wilayah lokasi KKN. Hal ini penting untuk merumuskan rencana kegiatan sebagai alternatif pemecahan masalah, dan kemudian dilakukan evaluasi program kegiatan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan KKN. Di lokasi KKN, kompleksitas persoalan dalam berbagai bidang dapat ditemukan, seperti

(16)

3

keagamaan, kemasyarakatan dan pembangunan. Dalam bidang keagamaan, misalnya, masalah tersebut dapat berupa Melek Aksara Al- Quran (MAQ), sedangkan yang terkait dengan masalah sosial-kemasyarakatan dapat berupa Ketahanan Keluarga, Pranata Sosial dan sebagainya. Adapun yang berhubungan dengan masalah pembangunan secara umum dapat berupa disparitas pecapaian Indexs Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), yang indikatornya meliputi Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks Daya Beli.

Untuk membantu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan di atas, UIN SGD Bandung melalui LP2M menyelenggarakan KKN Sisdamas (berbasis pemberdayaan masyarakat) yang aktonya adalah mahasiswa dimana peran mahasiswa didalam pemberdayaan ini berfungsi sebagai fasilitator yang bersama masyarakat melakukan perubahan.

B. Kondisi Umum Desa

Desa Sukamukti terletak di kecamatan Pataruman kota Banjar di Jalan Lingkar selatan nomor 01. Desa Sukamukti terbagi menjadi lima dusun yaitu Dusun Sukamulya, Dusun Sukahurip, Dusun Temungkerta, Dusun Girimukti dan Dusun Suka Asih. Desa ini merupakan pengembangan dari Desa Batulawang. Saat ini, Desa Sukamukti di pimpin oleh H. Yosep Firmansyah sebagai Kades pada periode jabatan 2012 – 2018.

(17)

4

Desa Sukamukti termasuk Desa yang berkembang terlihat dari insfrastruktur jalan, dan listrik yang sudah baik. Desa Sukamukti memiliki visi yaitu “Membangun masyarakat dengan menumbuhkan kesadaran hidup rukun dan gotong royong dalam hidup bermasyarakat menuju Desa Agrowisata di wilayah selatan perbatasan kota Banjar”. Dengan potensi alam yang di miliki oleh desa Sukamukti para pengelola optimis bahwa desa Sukamukti bisa menjadi desa agrowisata pada tahun 2017. Adapun potensi alam yang dimiliki adalah Curug Panganten, selain itu Desa Sukamukti juga memiliki produk unggulan yaitu sale gulung.

Curug panganten terletak di dusun Sukamulya Rt 06 / Rw 02. Curug ini sebenarnya sudah ada sejak lama, namun belum terkelola dengan optimal oleh pemerintah setempat, hal ini di sebabkan oleh minimnya SDM yang mumpuni di bidang tersebut. Padahal jika dikelola dengan baik curug tersebut bisa menjadi tempat wisata yang menarik, karena letaknya yang strategis yaitu di lewati jalan provinsi menunuju Pantai Pangandaran sehingga ada kemungkinann para wisatawan bisa berkunjung terlebih dahulu ke Curug Panganten. Selain itu, Curug panganten di kililingi oleh kebun karet sehingga memberikan kesan damai, rimbun, dan subur sehingga sangat nyaman untuk di jadiakn tempat liburan keluarga.

Potensi selanjutnya adalah Sale gulung, yang merupakan produk unggulan desa Sukamukti. Produk ini merupakan hasil

(18)

5

kreativitas warga sehingga berbeda dengan sale pada umumnya. Keunikan sale di desa ini adalah karena penyajiannya di gulung. Bahan pokok dari sale adalah buah pisang yang diperoleh dari kebun warga secara langsung, sehingga biaya produksinya tidak terlalu besar. Apabila produk ini di kelola dengan baik, diperkirakan hal ini mampu menjadi salah satu jalan untuk memajukan tingkat ekonomi masyarakat.selain itu, Sale gulung ini sudah di pasarkan ke luar kota Banjar.

C. Permasalahan

Permasalahan yang ada di Desa Sukamukti: 1. Perpustakaan Desa

Perpustakaan Desa Sukamukti yang baru didirikan masih banyak kekurangan seperti minimnya fasilitas seperti buku yang masih kurang lengkap, belum adanya SOP (Standard Operation Procedure) yang jelas, dan belum dibentuk kepengurusan dalam perpustakaan tersebut.

2. Ekowisata

Ekowisata yang diambil yaitu curug panganten yang masih dalam tahap pengembangan, sehingga kurangnya pengelolaan secara optimal seperti kurangnya pembenahan di curug tersebut, akses jalan yang masih kurang tertata, dan masih belum terexplore ke luar.

(19)

6

Desa sukamukti terdapat pusat informasi konseling Remaja (PIK-R) yang di bawah naungan BKKBN. Tetapi dalam sembilan bulan ini kegiatan PIK-R tersebut pasif, karena ada permasalahan dengan karang taruna. Pihak karang taruna merasa bahwa PIK-R mengambil alih fungsi dari karang taruna sebagai penghubung apabila ada acara desa yang melibatkan masyarakat. Budaya organisasi di PIK-R desa Sukamukti pun tidak seperti PIK-R yang ada, dimana program kerja dan sasaran mereka bukan ke remaja tapi lebih ke acara di masyarakat.

Pada awal pertemuan dengan PIK-R , ketuanya menceritakan konflik antara PIK-R dengan karang taruna semenjak ketua karang taruna periode 2016/2017 di angkat, ada kecemburuan sosial yang di rasakan oleh pihak karang taruna. Ketika ada event besar di desa yang dipegang oleh pihak PIK-R pada saat hari jadi desa sukamukti. Pada waktu itu dari PIK-R sendiri mersa jenuh dengan kegiatan yang ada.

Salah satu pihak karang taruna mengadu ke desa sehingga ada statment dari desa yang menyatakan bahwa “PIK-R terlalu aktif” yang menyebabkan pihak PIK-R merasa kecewa dengan hal tersebut, setelah berjuang selama beberapa hari dalam acara desa.

(20)

7

Setelah di analisis PIK-R sendiri menyadari bahwa ada kesalahan fungsi yang seharusnya PIK-R bergerak dalam ranah remaja, bukan mengurusi kegiatan yang ada di desa. PIK-R ini masih belum ada job description yang jelas, dan kegiatan mengenai keremajaan.

Seharusnya PIK-R tersebut fokus terhadap ranah remaja, dan mencari permasalahan di remaja. Sehingga program PIK-R tentang penyuluhan TRIAD KKR bisa tersampaikan terhadap remaja.

D. Fokus Program

Fokus program pemberdayaan kelompok 314 yaitu memberikan arahan kepada organisasi PIK-R agar sesuai dengan fungsinya kembali. Desa sukamukti terdapat pusat informasi konseling Remaja (PIK-R) yang di bawah naungan BKKBN. Akan tetapi dalam sembilan bulan ini kegiatan PIK-R tersebut pasif dikarenakan ada permasalahan dengan karang taruna. Dimana pihak karang taruna merasa bahwa PIK-R mengambil alih fungsi dari karang taruna sebagai penghubung apabila ada acara desa yang melibatkan masyarakat. Budaya organisasi PIK-R desa sukamuktipun tidak seperti PIK PIK-R yang ada, dimana program kerja dan sasaran mereka bukan ke remaja tapi lebih ke acara/even di masyarakat dengan alasan jenuh karena program pik r yang monoton, padahal jika dikaji ulang sebenarnya program PIK-R itu sangat banyak dan berfariatif dengan sasaran

(21)

8

para remaja di desa sukamukti, tapi semua itu tida dapat direalisasikan karena budaya di organisasi pik r itu sendiri.

Setelah di analisis PIK-R sendiri menyadari bahwa ada kesalahan fungsi yang seharusnya PIK-R bergerak dalam ranah remaja, bukan mengurusi kegiatan yang ada di desa. PIK-R ini masih belum ada job description yang jelas, dan kegiatan mengenai keremajaan. Seharusnya PIK-R tersebut fokus terhadap ranah remaja, dan mencari permasalahan di remaja. Sehingga program PIK-R tentang penyuluhan TRIAD KKR bisa tersampaikan terhadap remaja. Bukan hanya penyuluhan saja, akan tetapi bisa.

(22)

9

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) Desa Sukamukti, Kecamatan

(23)

10

E. Sasaran Dan Target

a. Sasaran

Objek sasaran dari fokus program pemberdayaan ini adalah Organisasi Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R). Sementara sasaran utama dari program pemberdayaan ini sebagai berikut :

1) Kegiatan pemberdayaan oleh mahasiswa KKN SISDAMAS 2017 diharapkan dapat mengembalikan jati diri organisasi PIK-R untuk kembali fokus pada ranahnya yaitu ranah remaja.

2) PIK-R diharapkan menjadi jantung remaja desa Sukamukti.

3) Upaya pemberdayaan generasi remaja yang berkualitas dengan berbagai media informasi dan konseling remaja.

4) PIK-R diharapkan dapat mengentaskan berbagai permasalahan-permasalahan remaja yang nampak di desa Sukamukti.

5) PIK-R menjadi jalan bagi remaja untuk mengembangkan kreativitasnya.

b. Target

Upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN SISDAMAS 2017 kelompok 314 memiliki beberapa target yang diharapkan dapat dijalankan oleh organisasi

(24)

11

PIK-R secara terstruktur dan teratur. Adapun target-targetnya yaitu:

1) Mahasiswa KKN SISDAMAS dengan latarbelakang prodi yang sesuai dapat Mengadakan penyuluhan atau pelatihan seputar kekonselingan sebagai modal dasar PIK-R untuk menjalankan berbagai program mereka. 2) PIK-R Garudasakti melakukan koordinasi dengan

cabang PIK-R di dusun-dusun lain

3) PIK-R Garudasakti melakukan pertemuan secara rutin baik untuk sesama anggota garuda sakti maupun dengan anggota PIK-R dusun-dusun lain. Pertemuan rutin dapat dilakukan minimal satu bulan sekali

4) PIK-R dapat mengadakan kegiatan penyuluhan, bimbingan maupun konseling kepada remaja di Desa Sukamukti

5) PIK-R dapat mengadakan kegiatan-kegiatan yang membangun kreatifitas remaja seperti lifeskill dll.

F. Jadwal Pelaksanaan Program Tanggal

Pelaksanaan

Keterangan

27 Februari 2017

Melakukan pertemuan dengan pihak PIK-R yang dihadiri oleh petinggi-petinggi PIK-R beserta anggotanya sebagai tahap pengenalan awal. Dalam pertemuan ini dibahas mengenai sejarah dan program

(25)

12

yang telah berjalan di PIK-R. Hasil akhir dari pertemuan ini mengungkap beberapa masalah yang terjadi dalam PIK-R.diantaranya mengenai program PIK-R yang keluar dari ranah PIK-R yang seharusnya dan kurangnya program kerja yang jelas.

3 Maret 2017 Pihak Mahasiswa KKN SISDAMAS dan pihak PIK-R beserta anggota melakukan pertemuan kembali untuk berdiskusi bersama dengan tujuan memecahkan masalah yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Dalam pertemuan ini pihak PIK-R mempersilahkan kepada pihak mahasiswa KKN untuk memberikan beberapa rekomendasi program yang sesuai dengan ranah PIK-R. Program yang diajukan oleh pihak mahasiswa KKN diantaranya

6 Maret 2017 Pertemuan ini dilakukan sebagai tindak lanjut program yang telah direkomendasikan oleh pihak mahasiswa KKN. Dalam hal ini pihak petinggi PIK-R menyambut baik program yang telah

(26)

13

memberdayakannya kepada para anggota PIK-R lainnya.

G. Pendanaan

No Nama Volume Harga Jumlah

1 Kudapan Untuk Peserta

50 7.000 350.000

2 Aqua Gelas 2 Dus 23.000 46.000

3 Kopi Good Day 2 Renteng 13.200 26.400

(27)

14

BAB II

METODE PELAKSANAAN KKN SISDAMAS A. Konsep Perdayaan Masyarakat

Konsep pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar, dari tahu menjadi mau, dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan.

Strategi ini tepatnya ditujukan pada sasaran primer agar berperan serta secara aktif. Peningkatan keberdayaan berarti peningkatan kemampuan dan kemandirian masyarakat agar dapat mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kemajuan.

Sasaran dan konsep pemberdayaan kali ini tertuju pada sebuah organisasi Pusat Informasi dan Konseling Remaja atau yang lebih dikenal dengan sebutan PIK-R yang berada di Dusun Sukahurip, Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar. PIK-R merupakan suatu wadah kegiatan bagi remaja yang dikelola oleh, dari dan untuk remaja itu sendiri guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan yang baik bagi remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya.

(28)

15

Namun, PIK-R yang berada di dusun Sukahurip ini mempunyai permasalahan yang mana permasalahan dengan pihak karang taruna di dusun Sukahurip juga yang mengakibatkan organisasi PIK-R tersebut vakum selama beberapa bulan. Permasalahan PIK-R dengan karangtaruna diakibatkan oleh pihak PIK-R yang bertugas bukan pada wilayahnya sendiri. Kemudian pada tahap pengorganisasian PIK-R juga tidak tersusun.

Permasalahan yang muncul dari PIK-R menarik perhatian mahasiswa KKN. Maka dari itu, dalam proses pemberdayaan, mahasiswa KKN SISDAMAS berkoordinasi dengan organisasi PIK-R untuk bersama-sama mencari jalan keluar.

Dalam konsep pemberdayaan, perencanaan awalnya adalah mengadakan pertemuan antara koordinator desa, ketua kelompok 314 dan beberapa mahasiswa yang terkait dengan konsentrasi konseling dengan ketua PIK-R Dusun Sukahurip Desa Sukamukti untuk merencanakan adanya seminar atau penyuluhan mengenai konseling yang dilakukan oleh pihak mahasiswa KKN.

Pendekatan awal yang dilakukan untuk pemberdayaan organisasi PIK-R adalah melakukan penyuluhan dan pelatihan dengan memberikan materi tentang pengertian bimbingan konseling, bimbingan konseling individu dan kelompok, dilanjut dengan pelatihan NLP.

Penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN terhadap PIK-R di Dusun Sukahurip ini akan berlangsung dalam 3 kali pertemuan.

(29)

16

Pada pertemuan pertama, penyuluhan akan dilaksanakan dengan memberikan materi tentang pengertian konseling. Materi ini akan disampaikan oleh dua orang mahasiswa dari jurusan psikologi. Dalam materi ini akan dijelaskan bahwa konseling adalah suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya. Tujuan dari memberikan materi tentang bimbingan konseling ini kepada PIK-R agar pihak PIK-R juga paham tentang konseling kemudian bisa mempraktekkannya dan PIK-R bisa berjalan sesuai dengan ranahnya.

Kemudian pada pertemuan kedua, penyuluhan dilaksananakan dengan memberikan materi tentang bimbingan konseling individu dan kelompok. Materi ini akan disampaikan oleh dua orang mahasiswa dari jurusan BKI (Bimbingan Konseling Islam). Dalam materi ini akan dijelaskan bagaimana tata cara melakukan konseling individu dan juga kelompok. Selain menjelaskan teori tentang bimbingan konseling individu dan kelompok, pemateri juga akan mencontohkan bagaimana cara melakukan konseling individu maupun kelompok. Tujuan dari diberikannya materi ini adalah agar anggota dari PIK-R sendiri bisa melakukan konseling secara individual ataupun melakukan konseling kelompok. Mungkin dengan diadakannya penyuluhan mengenai bimbingan konseling, para anggota PIK-R bisa

(30)

17

melakukan praktek konseling sesuai dengan materi yang telah disampaikan oleh para mahasiswa KKN.

Pada pertemuan terakhir, mahasiswa KKN akan memberikan pelatihan mengenai Neuro-Linguistic Programming atau biasa disebut dengan NLP. Pelatihan ini akan dilakukan oleh beberapa mahasiswa dari jurusan Tasawuf Psikoterapi. Di jam pertama, pemateri akan menjelaskan teori tentang NLP itu sendiri. Yang mana, NLP adalah sebuah pendekatan komunikasi, pengembangan pribadi, dan psikoterapi.

B. Tahapan Pelaksanaan Kkn Sisdamas 1. Sosialisasi Awal

Sosialisasi awal yang dilalkukan terbagi kedalam dua kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Adapun kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Mahasiswi yaitu dilaksannakannya sosialisasi dalam kegiatan pengajian ibu-ibu yang bertempat di paud Cendrawasih II, des. Sukahurip, kec. Pataruman, kota Banjar yang diselenggaraka oleh majlis ta’lim An-Nisa. Dalam pengajian tersebut kami memperkenalkan diri kpada ib-ibu warga Sukahurip sebagai Peserta KKN isdamas UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan sambutan yang di wkili oleh perwakilan peserta kkn. Sosialisasi kedua yang dilaksanakan di majid Al-Huda dengan diawali kegiatan pengajian rutin mingguan. Sosialisasi ini diwakili oleh salah satu mahasiswa kkn dengan

(31)

18

menyampaikan maksud dan tujuan diadakannya kkn sisidamas 2017.

2. Rembug Warga

Rembug warga dilaksanakan hari Sabtu pada tanggal 11 Februari 2017 di Aula Desa Sukamukti dengan Ketua Dusun, Ketua RT, Ketua RW dan kalangan masyarakat. Rembug warga dengan agenda pembahasan yang pertama mencari masalah yang ada di masyarakat. Ada beberapa masalah di Desa Sukamukti yang pertama yaitu:

a. Masalah perpustakaan yang sudah vakum selama 1 tahun dikarenakan tidak jelas SOP dan susunan kepengurusannya sehingga mahasiswa sehingga mahasiswa KKN SISDAMAS UIN SGD Bandung menyimpulkan ini merupakan masalah yang harus diselesaikan.

b. Masalah PIK-R yang dipicu dengan adanya masalah internal dengan Karang Taruna sehingga PIK-R vakum selama hampir 1 tahun serta masalah program yang tidak sesuai dengan tufoksi PIK-R itu sendiri.

3. Refleksi Sosial

Desa sukamukti terdapat pusat informasi konseling Remaja (PIK-R) yang di bawah naungan BKKBN. Akan tetapi dalam sembilan bulan ini kegiatan PIK-R tersebut

(32)

19

pasif dikarenakan ada permasalahan dengan karang taruna. Dimana pihak karang taruna merasa bahwa PIK-R mengambil alih fungsi dari karang taruna sebagai penghubung apabila ada acara desa yang melibatkan masyarakat. Budaya organisasi di pik r desa sukamuktipun tida seperti PIK R yang ada, dimana program kerja dan sasaran mereka bukan ke remaja tapi lebih ke acara/even di masyarakat dengan alasan jenuh karena program pik r gitu-gitu aja, padahal jika dikaji ulang sebenarnya program pik r itu sangat banyak dan berfaryatif dengan sasaran para remaja di desa sukamukti, tapi semua itu tida dapat direalisasikan karena budaya di organisasi pik r itu sendiri.

Pada awal pertemuan dengan PIK-R dari ketuanya menceritakan konflik antara PIK-R dengan karang taruna semenjak ketua karang taruna periode 2016/2017 di angkat, ada kecemburuan sosial yang di rasakan oleh pihak karang taruna, ketika pada event besar di desa di pegang oleh pihak PIK-R pada saat hari jadi desa sukamukti. Pada waktu itu dari PIK-R sendiri mersa jenuh dengan kegiatan yang ada.

Salah satu pihak karang taruna mengadu ke desa sehingga ada stetment dari desa yang menyatakan bahwa “PIK-R terlalu aktif” yang menyebabkan pihak PIK-R

(33)

20

merasa kecewa dengan hal tersebut, seetelah berjuang selama beberapa hari dalam acara desa.

Setelah di analisis PIK-R sendiri menyadari bahwa ada kesalahan fungsi yang seharusnya PIK-R bergerak dalam ranah remaja, bukan mengurusi kegiatan yang ada di desa. PIK-R ini masih belum ada job description yang jelas, dan kegiatan mengenai keremajaan.

Seharusnya PIK-R tersebut fokus terhadap ranah remaja, dan mencari permasalahan di remaja. Sehingga program PIK-R tentang penyuluhan TRIAD KKR bisa tersampaikan terhadap remaja.

4. Pemetaan Sosial

Berdasarkan pemetaan sosial, Desa Sukamukti memiliki berbagai Potensi Kelembagaan. Diantaranya: 1. Lembaga Pemerintah 2. Lembaga Kemasyarakatan 3. Lembaga Ekonomi 4. Lembaga Pendidikan 5. Lembaga Adat 6. Lembaga Keamanan

Potensi dari berbagai lembaga tersebut bervariatif. Dapat dilihat dari data Profil Desa Sukamukti ada beberapa lembaga yang berjalan efektif, baik dan

(34)

21

bersinergi adapun beberapa lembaga lain yang mengalami berbagai kendala.

Dari potensi lembaga pemerintah, dirasakan cukup baik karena dapat berintegrasi dengan lembaga-lembaga lain. Aparat desa maupun Badan Permusyawaratan daerah memiliki hubugan integritas yang baik. hal ini dirasakan penting karena lembaga pemerintah dapat dikatakan menjadi jadi jantung dari semua lembaga yang ada. Dari lembaga pendidikan, lembaga keamanan, dan lembaga adat belum terlihat dengan jelas. Dari sisi pendidikan formal perlu adanya pengoptimalan sistem pendidikan. Dari potensi lembaga Ekonomi, desa Sukamukti mendapatkan pergerakan ekonomi dari bebrbagai jenis usaha. Diantaranya industri kecil menengah, usaha jasa perdagangan, usaha perkebunan, jasa hiburan, usaha migas, dan usaha jenis keterampilan. Berbagai keterampilan dari dea sukamukti yaitu usaha kayu alba, batu, bordir, cukur, servise elektronik, besi, dan gali sumur, sementara usaha lain yaitu jasa hukim dan konsultasi, serta jasa penginapan.

Sementara dari lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan terdapat beberapa potensi yang menonjol di lingkungan masyarakat. Lembaga kemasyarakan di Desa Sukamukti memiliki kemampuan untuk

(35)

22

menyatukan masyarakat dengan baik. terlihat dari hubungan RT/RW dengan masyarakat. Sikap gotong royong menjadi ciri khas yang dapat dilihat dengan adanya program operasi bersih (Opsih).

Disisi lain, terdapat berbagai kendala yang dirasakan dari lembaga kemasyarakatan. Contohnya program PKK yang memiliki kegiatan KWT (Kelompok Wanita Tani) KWT ini masih kurang dukungan dari segelintir pihak contohnya dari pihak bapak-bapak. Kemudian program Bina Lansia yang masih kurang fasilitas, contohnya

soundsystem untuk kegiatan senam lansia di salah satu

dusun.

Beranjak pada lembaga keorganisasian, organisasi keagaman menjadi potensi yang dominan setelah adanya program magrib mengaji dan subuh mengaji. Beberapa masyarakat sudah menjalankan kegiatan tersebut secara konsisten. Tingkat keagaamaan di desa sukamukti menjadi bagus kerena pertisipasi warga yang tinggi terhadap agama.

Sementara itu, lembaga keorganisasian lain pun diantaranya karang taruna dan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) yang pada tahun 2017 ini masih belum berkesinambungan. Mengingat terdapat permasalahan yang cukup kuat dari kedua pihak

(36)

23

tersebut. Hal ini telah dibahas di siklus Refleksi sosial. Oleh karena itu, pada program sisdamas ini mahasiswa KKN kelompok 314 berupaya memberdayakan PIK-R dengan analisis sebagai berikut:

Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) berada di bawah naungan BKKBN. Di desa sukamukti dusun Sukahurip menjadi tempat pusat PIK-R yang bernama GARUDA SAKTI (Gabungan Remaja Unggulan Desa Sukamukti). Dan memiliki beberapa cabang di berbagai dusun di sukamukti yaitu

1. GEMA (Generasi Muda Mudi Mukti Asih) 2. PERMATA (Persatuan Remaja Tembung Kerta) 3. LANGGANGGA

4. HIMALAYA (Himpunan Muda-Mudi Sukamulya) Berdasarkan pemetaan sosial kelompok 314, dapat diananlisis bahwa PIK-R memiliki:

1. Potensi

a. Pembentukan bibit remaja agar menjadi contoh atau icon remaja sukamukti yang baik

b. Sebagai mediator terhadap permasalahan remaja baik dari sisi pencegahan (preventif) maupun pengobatan dengan masalah-masalah yang sudah ada (kuratif)

(37)

24

a. Keluar dari ranahnya sebagai konseling remaja b. Kurangnya integrasi dengan pik-R dusun lain 3. Kebutuhan

a. SDM b. Soft Skill

c. Kejelasan Program baik jangka panjang maupun jangka pendek.

(38)

25

5. Pengorganisasian Masyarakat

PIK-R bekerjasama dengan MUI (Majlis Ulama Indinesia) dengan pembinanya ketua MUI di desa Sukamukti. PIK-R berada di bawah naungan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) . Dengan adanya dukungan dari lembaga tersebut PIK-R bisa menjalankan program remaja seperti penyuluhan tentnag napza, sex edukasi, dan permasalahan remaja lainnya. Program-program yang dilaksanakan oleh BKKBN bertujuan untuk mengoptimalkan kegiatan PIK-R agar berjalan di fungsinya yang berada di ranah kekonselingan.

Dalam proses pemberdayaan, mahasiswa KKN berkoordinasi dengan ketua PIK-R Garuda Sakti, sebagai ketua di dusun Sukahurip dan tiap ketua PIK-R di masing-masing dusun. Seperti ketua PIK-R Gema, Ketua PIK-R permata, ketua PIK-R langgangga, dan ketua R lainnya.

6. Perencanaan Partisipatif

Melakukan diskusi terhadap pengurus PIK-R desa Sukamukti, untuk merumuskan program yang tidak berjalan sehingga di cari solusinya. Dan mendapatkan beberapa alternatif :

(39)

26

1. Diadakannya pertemuan satu minggu sekali dengan seluruh pengurus.

2. Di bentuknya kelompok mentoring untuk anggota PIK-R agar terjalin komunikasi antara pengurus dan anggota.

3. Di adakannya jadwal pertemuan ketua untuk melakukan diskusi kesetiap 5 dusun, agar tidak terjadi kecemburuan sosial.

4. Di adakannya pelatihan untuk pengurus tentang dasar konseling dan memberikan pemahaman tentang PIK-R.

Pada perencanaan partisipatif, organisasi PIK-R desa Sukamukti sepakat dengan diadakannya penyuluhan tentang pemahaman konseling.

7. Sinergi Program

Pengajuan program untuk PIK-R kedepan dibawah bimbingan mahasiswa KKN dimana mahasiswa memberikan gambaran PIK-R yang berada di luar atau PIK-R tingkat mahasiswa dengan tujuan agar PIK-R desa sukamukti bisa membuka mata dan menimbang program rekomendasi sebagai acuan pengembangan. Adapun progran lain yaitu :

a) Diadakannya pertemuan 2x dalam sebulan dengan anggota

(40)

27

b) Meningkatkan kordinasi antar ketua PIK-R dari berbagai dusun di desa sukamukti

c) Diadakannya kelompok mentoring untuk anggota oleh pengurus.

8. Pelaksanaan Program

Pada tahap ini, kita melakukan pemahaman tentang PIK-R dengan studi banding pada PIKMA UIN Bandung sebagai gambaran kegiatan PIK-R yang seharusnya. Didalamnya dijelaskan berbagai pemahaman dunia kekonselingan secara meluas dan rinci.

Dalam pelaksanaan program, memberikan penyuluhan tentang dasar konseling pada pengurus PIK-R dengan tiga materi sekaligus, yaitu pengertian konseling, konseling individu dan kelompok, dan NLP.

(41)

28

BAB III

KONDISI WILAYAH DESA A. Sejarah Singkat Desa

Kota Banjar yang mempunyai luas wilayah 113,49 km2terbentang pada dataran rendah, terletak antara 1080.38’.20’’ BT dan70.32’.41’’.25 LS, dengan ketinggian10 - 359 meter di atas permukaan laut merupakan wilayah strategis yaitu sebagai pintu gerbang ProvinsiJawa Barat sebelah Timur. Selain faktor letak geografis yang strategistersebut, aspirasi masyarakat Kota Banjar juga begitu kuat sehingga akhirnya menjadi salah satu faktor pendorong untuk meningkatkan status Kota Banjar menjadi Kota yang otonom.Sejarah pembentukan KotaBanjar tidak terlepas dari sejarah berdirinya Pemerintah Kabupaten Ciamis di masa lalu. Oleh karena itu, sejarah singkat pembentukan Kota Banjar dapat diuraikan sebagaiberikut:I.Sejarah Perkembangan Kota BanjarBanjar sejak didirikannya sampai sekarang telah mengalami beberapa kali perubahan status, untuk lebih jelas perkembangannyaadalah sebagai berikut:a.Banjar sebagai Ibukota Kecamatan, dari tahun 1937 sampaidengan tahun 1940.b.Banjar sebagai Ibukota Kewadanan, dari tahun 1941 sampaidengan tanggal 1 Maret 1992.c.Banjar sebagai Kota Administratif,dari tanggal 2 Maret 1992 sampai dengan 20 Februari 2003.

(42)

29

Seperti diketahui, bahwa Luas wilayah Desa Sukamukti mencapai 487,775 hektare, dengan batas-batasnya meliputi sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman.

Desa sukamukti merupakan hasil dari pemekaran desa batulawang dan binangun pada tahun 2005. Sehingga desa ini terbilang merupakan desa yang sangat baru.

Selain akan focus pada pembangunan sarana prasarana kantor desa dan pembangunan fisik lainnya, juga akan terus menggali potensi-potensi unggulan di wilayahnya untuk dijadikan andalan dari desa tersebut.

Pembukaan akses jalan di pemancingan wisata Kolam Tanah Titisara Desa di kawasan Batupeti, Dusun Muktiasih, merupakan salah satu upaya guna menggali potensi yang ada di Sukamukti. Karena, pihak pemerintah desa ingin membuka ekowisata di kawasan tersebut.

Fasilitas yang akan ditawarkan di sana berupa jajanan khas daerah dan buah-buahan, salah satunya buahrambutan Si Batulawang yang selama ini dijajakannya di wilayah Desa Sukamukti, yakni dipinggir jalan Dusun Sukahurip.

(43)

30

B. LETAK GEOGRAFIS

Tabel 3.1 Batas Wilayah Desa Sukamukti Batas Desa / Kelurahan Kecamatan

Sebelah Utara Desa Hegarsari Kecamatan Purwaharja Sebelah Selatan Desa Pamarican Kecamatan Pamarican Sebelah Timur Desa Batulawang Kecamatan

Purwadadi Sebelah Barat Desa Binangun Kecamatan Cimaragas

C. MONOGRAFI DESA

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki 1.883

Perempuan 1.849

Jumlah 3.732

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Jenis Pekerjaan Laki-Laki

(orang) Perempuan (orang) Jumlah (Orang) Petani 204 12 216

(44)

31

Buruh Tani 1 1 2

Pegawai Negeri Sipil 14 6 20

173 22 195

Pengrajin 2 1 3

Pedagang barang kelontong 40 5 45

Peternak 1 1 2 Montir 3 1 4 Perawat swasta 1 0 1 Bidan swasta 0 1 1 TNI 0 1 1 POLRI 1 0 1 Pedagang Keliling 25 2 27

Pembantu rumah tangga 1 3 4

Arsitektur/Desainer 1 0 1

Karyawan Perusahaan Swasta 1 0 1

Karyawan Perusahaan Pemerintah 10 2 12

Wiraswasta 235 4 239

Tidak Mempunyai Pekerjaan Tetap 3 1 4

(45)

32

Pelajar 332 330 662

Ibu Rumah Tangga 16 1.072 1.088

Purnawirawan/Pensiunan 13 5 18

Perangkat Desa 10 2 12

Buruh Harian Lepas 389 14 403

Karyawan Honorer 0 1 1

Jumlah Total (Orang) 1.838 1.788 3.626

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Agama Laki-laki Perempuan

Islam 1826 orang 1774 orang

Kristen 1 orang 3 orang

Hindu 3 orang 5 orang

Budha 1 orang 0 orang

(46)

33

Jumlah 1.832 orang 1.783 orang

Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkatan Pendidikan Laki-Laki (orang) Perempuan (orang) Jumlah (Orang) Tamat SD/sederajat 886 1.023 1.909 Tamat SMP/sederajat 254 210 464 Tamat SMA/sederajat 235 150 385 Tamat D-1/sederajat 2 1 3 Tamat D-2/sederajat 11 7 18 Tamat D-3/sederajat 1 0 1 Tamat S-1/sederajat 21 13 34 Jumlah Total (Orang) 1.410 1.404 2.814

(47)

34

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. Kerangka Pemecahan Masalah

Analisa SWOT Desa Sukamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar

Desa Sukamukti terletak di kecamatan Pataruman kota Banjar di Jalan Lingkar selatan nomor 01. Desa Sukamukti terbagi menjadi lima dusun yaitu Dusun Sukamulya, Dusun Sukahurip, Dusun Temungkerta, Dusun Girimukti dan Dusun Suka Asih. Desa ini merupakan pengembangan dari Desa Batulawang. Saat ini, Desa Sukamukti di pimpin oleh H. Yosep Firmansyah sebagai Kades pada periode jabatan 2012 – 2018. Desa Sukamukti termasuk Desa yang berkembang terlihat dari insfrastruktur jalan, dan listrik yang sudah baik. Desa Sukamukti memiliki visi yaitu “Membangun

(48)

35

masyarakat dengan menumbuhkan kesadaran hidup rukun dan gotong royong dalam hidup bermasyarakat menuju Desa Agrowisata di wilayah selatan perbatasan kota Banjar”. Dengan potensi alam yang di miliki oleh desa Sukamukti para pengelola optimis bahwa desa Sukamukti bisa menjadi desa agrowisata pada tahun 2017.

Hampir selama ini, Desa Sukamukti begitu banyak potensi yang ada, beberapa diantaranya yaitu dibidang wisata, ekonomi, dan kelembagaan.

Untuk mengetahui bagaimana Desa ini dapat tetap berdiri tegak serta tentang berbagai hal yang pernah dialami oleh Desa Sukamukti, maka berikut ini adalah analisis SWOT yang kita dapatkan.

 STRENGTH

Adalah kekuatan yang dijadikan modal dasar Desa Sukamukti dalam mengembangkan potensi dan bentuk kekuatan untuk mampu bersaing lain di Desa:

a. Kualitas. Home Industri yang dihasilkan oleh Desa

Sukamukti yaitu Saleh Gulung memiliki raa yag khas sehingga cukup dipercaya oleh masyarakat.

b. Kuantitas. Dengan memiliki beberapa potensi desa yang

berjalan, maka perkembangan yang dihasilkan sangat maksimal.

(49)

36

c. Prestasi. Telah beberapa penghargaan sebagai bukti

bahwa ini adalah desa yang sudah ternama dan cukup banyak memiliki keunggulan.

d. PIK-R. salah satu lembaga yang mempunyai potensi.

Pembentukan bibit remaja agar menjadi contoh atau icon remaja sukamukti yang baik.

e. Sebagai mediator terhadap permasalahan remaja baik dari sisi pencegahan (preventif) maupun pengobatan dengan masalah-masalah yang sudah ada (kuratif). f. Curug Penganten. Keunggulan sebagai desa wisata di

Banjar

g. Harga Produk. Tidak hanya merilis produk, Desa

Sukamukti juga kerap kali meluncurkan produk dengan harga rendah untuk dapat menjangkau segala sektor ekonomi berbagai lapisan masyarakat.

 WEAKNESS

Tidak mutlak dengan segala kekuatannya, Desa Sukamukti juga memiliki sisi kelemahan. Berikut ini adalah analisis SWOT pada Desa Sukamukti untuk memperoleh data mengenai sisi kekurangannya sehingga dapat dijadikan motivasi untuk upaya perbaikannya.

a. Model dan Design. Jika dibandingkan dengan tempat

wisata dari tempat lain, Curug Penganten masih banyak tertinggal pada poin desainnya. Hal ini berdampak pada

(50)

37

rasa ketertarikan masyarakat yang mulai melirik produk atau merek lain.

b. Produk Sale Gulung. Ada beberapa varian yang dikeluarkan oleh Home Industri memiliki harga yang cukup beragam khususnya produksinya.

c. Tiruan. Saat ini banyak sekali produk lain yang

membuat dari produk produk Desa Sukamukti dengan harga jual yang jauh lebih murah.

d. Kurang sinkron. Kurangnya PIK-R dalam mengemban

amanah yang tidak sesuai dengan tujuan pokok dan fungsi yang semestinya

 OPPORTUNITIES

Berikutnya adalah kesempataan atau peluang yang dapat dibidik oleh Desa Sukamukti dalam persaingan pdi tanah air ketika perkembangan semakin pesat.

a. Jumlah Penduduk. Tingkat populasi penduduk yang

cukup besar merupakan pasar potensial yang dapat dijadikan sebagai target penjualan produk, perkembangan ekowisata dan kemajuan kelembagaan PIK-R. Semakin banyak penduduk kemungkinan untuk memajukan desa sangat terbuka lebar, tentunya dengan SDM yang memadai.

b. Kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap aparatur desa juga mempengaruhi perkembangan potensi yang ada didesa. Dimana bias

(51)

38

untuk saling bekerjasama dalam memperbaiki apa yang bkurang dan melanjutkan apa yang sudah maju agar tetap bias berjalan dengan konsisten dan ada kemajuan.  THREAT

Melengkapi contoh analisis SWOT pada poin terakhir yaitu melakukan analisa terhadap beragam ancaman yang mungkin akan selalu dihadapi oleh Desa Sukamukti ketika menempuh perjalannya dalam wisata, ekonomi, dan lembaga:

a. SDM (Sumber Daya Manusia). SDM dengan kuantitas yang memadai tentunya dengan kualitas yang memadai pula. Dengan ini bias dilakukan pengarahan dengan apik persoalan tentang tujuan pokok dan fungsi dari PIK-R b. Soft Skill. Sangatlah penting dimiliki oleh orang-orang

yang berada di kelembagaan Desa agar terciptanya kemajuan dalam potensi yang dimiliki

c. Kejelasan Program baik jangka panjang maupun

jangka pendek Kesimpulan :

Masih ada beberapa hal yang harus dibenahi oleh beberapa kelembagaan yang ada di Desa Sukamukti. Tentunya dalam PIK-R yang mana masih diperlukannya pemahaman kepada pengurus yang ada di dalamnya. Agar nantinya dapat menjalankan roda organisasi dengan sesuai tujuan pokok dan

(52)

39

fungsinya. Mereka bias harus lebih paham program kerja apa saja yang seharusnya dilakukan dan yang tidak seharusnya dilakukan.

B. Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Kepada Masyarakat

1. Mengadakan pelatihan bulletin kepada siswa-siswa SMKN 4 Kota Banjar

Dalam hal ini mahasiswa sesuai dengan prodi dan keilmuan yang di milikinya memberi pencerahan dan pengenalan hokum kepada masyarakat dan anak-anak sekolah yang ada di sekitar dusun sukahurip desa sukamukti kecamatan pataruman kota banjar, Hasil dari pengabdian merupakan langkah nyata bukti peran terhadap Siswa-siswi SMKN 4 Banjar. Dikatakan sukses apabila ilmu yang didapatkan dibangku kuliah diterapkan menjadi manfaat bagi Siswa-siswi SMKN 4 Banjar tersebut. Selain itu, pengabdian kepada masyarakat merupakan sarana belajar untuk meningkatkan soft skills jalinan sosial dengan masyarakat yang menjadi tujuan dari masa pembelajaran dan perkuliahan.

Sasaran pelatihan jurnalistik ini yaitu Siswa-siswi SMKN 4 Banjar, yang ada di Desa Sukamukti. Untuk membuat buletin sekolah sebagai media informasi yang berupa media cetak dalam bentuk buletin.

(53)

40

Meskipun program pembuatan buletin ini baru pertama kali, tetapi pihak sekolah sangat mengapresiasi dalam pembuatan buletin tersebut, karena bisa dilakukan sesuai dengan harapan.

Pelatihan jurnalistik ini sangat di dukung oleh pihak SMKN 4 Banjar, karena membawa manfaat yang bagus untuk Siswa-siswi SMKN 4 Banjar, media informasi sebagai sarana kita untuk mendapatkan informasi yang akurat, penting, faktual dan aktul. Tanpa informasi kita tidak akan mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Kegiatan pengabdian di SMKN 4 Banjar didesain dalam bentuk pelatihan jurnalistik mengenai pembuatan buletin di Sekolah. Pelatihan ini dilaksanakan untuk menunjang kreativitas dalam menulis , kegiatan ini juga memiliki respon baik sekali.

Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor Pendukung diantaranya :

1. Keterlibatan dan antusias baik dari pihak sekolah maupun dari siswa-siswi SMKN 4 Banjar

2. Perizinan dari pihak sekolah

3. Kerjasama antar tim dalam pembuatan buletin 4. Mempunyai inovasi untuk menumbuhkan sesuatu

(54)

41

5. Tepat waktu, sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, meskipun dalam waktu singkat. Faktor Penghambat diamtaranya :

1. Masih mementingkan kesibukan masing-masing siswa-siswi nya, sehingga menghambat ke proses pembuatan buletin

2. Banyak yang belum terlealisasi dalam beritanya 3. Waktu

4. Ada beberapa rubrik yang dihilangkan, karena tulisan yang belum sempat dibuat oleh siswa-siswi SMKN 4 Banjar

5. Belum bisa mengatur deadline sebagaimana yang telah ditentukan.

2. Kegiatan Mengenai Pencerahan Hukum

Dalam hal ini mahasiswa sesuai prodi dan keilmuan yang di milikinya memberi pencerahan dan pengenalan hokum kepada masyarakat dan anak-anak sekolah yang ada di sekitar dusun sukahurip desa sukamukti kecamatan pataruman kota banjar, Tahapan pengabdian yang saya lakukan kepada masyarakat sesuai dengan permasalahan dimana administrasi dalam organisasi yang terjalin di PIK-R yang terdapat masalah internal dengan Karang Taruna, dengan memberikan sharing datau diskusi

(55)

42

mengenai administrasi sesuai dengan jurusan saya yaitu administrasi publik. Untuk mewujudkan pemerintahan yang good governance harus melibatkan semua mulai dari ketua PIK-R dan Karang Taruna serta semua anggota. Metode yang digunakan saya adalah penyuluhan langsung kepada seluruh anggota PIK-R. Dimana dalam proses penyuluhan ini dilakukan dengan cara seperti sharing atau diskusi, konsultasi dan pemberian pelajaran secara langsung. Melakukan diskusi ilmu hukum kususnya dalam mengelola organisasi bersama seluruh anggota PIK-R.

Hal yang pertama dilakukan adalah melakukan sharing / diskusi dengan ketua Pik-r mengenai tentang hukum tata negara (tata kelola organisasi yang baik). Pada hari kamis jam 07.00 malam saya diizinkan untuk melakukan diskusi tentang hukum. Diskusi tentang hukum dihadiri oleh anggota PIK-R dan mahasiswa KKN, dengan hasil diskusi diketahui bahwa semenjak ketua karang taruna periode 2016/2017 di angkat, ada kecemburuan sosial yang di rasakan oleh pihak karang taruna, ketika pada event besar di desa di pegang oleh pihak PIK-R pada saat hari jadi desa sukamukti. Pada waktu itu dari PIK-R sendiri mersa jenuh dengan kegiatan yang ada karena

(56)

43

anggapan darpada mereka PIK-R itu merupakan organisasi masyarakat seperti biasanya.

Melakukan diskusi terhadap pengurus PIK-R desa Sukamukti, untuk merumuskan program yang tidak berjalan sehingga di cari solusinya. Dan mendapatkan beberapa alternatif :

1) Diadakannya pertemuan satu minggu sekali dengan seluruh pengurus

2) Di bentuknya kelompok mentoring untuk anggota PIK-R agar terjalin komunikasi antara pengurus dan anggota

3) Di adakannya jadwal pertemuan ketua untuk melakukan diskusi kesetiap 5 dusun, agar tidak terjadi kecemburuan sosial.

4) Di adakannya pelatihan untuk pengurus tentang dasar konseling dan memberikan pemahaman tentang PIK-R

Pengabdian kepada masyarakat selain terpacu kepada permsalahan yang ada di PIK-R dan karng taruna saya juga melakukan pengabdian kepada masyarakat karena masi kurangnya Kesadaran masyarakat dalam hal pendidikan masih kurang. Mayoritas penduduk lulus SD, rata-rata penduduk Ramasari berpendidikan SMP, yang berpendidikan SMA bahkan Perguruan Tinggi sangat jarang.

(57)

44

Mayoritas penduduknya bekerja di bidang pertanian, buruh lepas, dan wiraswasta.. namun tingkat kepedulian masyarakat Desa Sukamukti sangat baik.

Di lihat dari kondisi itu penulis melakukan beberapa tahap pengabdian yang dengan pengabdian yaitu pendekatan sosial agar kita bisa diterima di masyarakat Pendekatan sosial kepada masyarakat dilakukan melalui media sebagai berikut :

1. Melalui pertemuan dengan aparat desa, RW, RT, Kadus, Sesespuh KampungRamasari.

2. Melalui program mengajar di SMP Negeri Haurwangi

3. Melalui pengajaran di DTA 4. Melalui kegiatan PAUD

5. Bimbingan belajar untuk anak anak yang belum sekolah dan yang sudah sekolah

6. Melalui kegiatan pengajian ibu-ibu 7. Melalui pengajian Bapa- bapa 8. Melalui pengajian Karang Taruna 9. Melalui kegiatan ibu-ibu PKK

10. Melalui kegiatan Jumat Bersih (JUMSIH)

11. Membantu program Desa Sukamukti dengan Konsepan Menjadikan Desa Eko Wisata.

(58)

45

3. Pengabdian Di MDA Memngajarkan Bahasa Inggris Dengan Cepat

Hasil dari pengabdian dalam bidang pendidikan anak-anak di wilayah dusun Sukahurip khususnya pada anak-anak yang berada di wilayah tersebut termasuk PAUD Cendrawasih dan RA Nafisa dapat dikatakan :

1) Anak-anak didik mengenal Bahasa inggris sebagai Bahasa yang dapat di pakai di berbagai belahan dunia.

2) Anak-anak didik di tempat les mulai mengetahui cara belajar memorizing 10 words a day yang memudahkan belajar bahasa inggris.

3) Anak-anak didik dapat mengucapkan dengan jelas kata kata sederhana dalam Bahasa inggris.

Faktor Pendukung dan Penghambat

Dalam menjalankan suatu program, pasti ada sebuah hambatan. Sama halnya bagi mahasiswa KKN dalam menjalankan pogram tidak mungkin jika tanpa hambatan dan rintangan. Namun, hambatan dan rintangan yang dihadapi tidaklah menjadi hal yang menghentikan program yang penulis akan jalankan dan tetap memberikan ilmu yang

(59)

sebanyak-46

banyaknya kepada warga masyarakat Dusun Sukahurip di Desa Sukamukti. Hal ini justru kami jadikan tantangan yang memicu keinginan yang semakin besar untuk dapat memanfaatkan segala yang hal yang ada untuk mendukung program kerja yang penulis persiapkan.

Dari beberapa program kerja khususnya dalam program bahasa Inggris, khususnya di dusun Sukahurip, kami menemukan beberapa faktor yang menjadi pendukung yang sedikit banyak berpengaruh dalam menjalankan program, diantaranya:

Faktor pendukung :

1) Keinginan kami untuk dapat membantu dan memberikan metode yang menyenangkan anak-anak untuk belajar bahasa Inggris di dusun Sukahurip desa Sukamukti agar mendapat pendidikan tambahan diluar jam sekolah terutama di mata pelajaran Bahasa Inggris.

2) Adanya antusiame yang tinggi baik dari pihak orang tua beserta anak-anak di dusun Sukahurip untuk belajar dan lebih banyak belajar membuat kami semakin ingin memberikan banyak ilmu yang kami punya kepada mereka.

(60)

47

Selain faktor pendukung, adapula faktor penghambat yang juga sedikit banyak berpengaruh dalam pelaksanaan program ini yaitu :

1) Dari segi pembagian waktu yang sedikit sulit kami kondisikan berkenaan dengan padatnya jadwal dari anak-anak didik kami di sekolahnya masing-masing dan MDA mereka dengan jadwal kami sebagai anggota kelompok dan sebagai peserta KKN di Desa Sukamukti.

2) Faktor yang menjadi penghambat lainnya adalah sulitnya mensosialisasikan adanya bimbingan belajar di Posko 314 dikarenakan jadwal yang tidak tentu baik dari pihak mahasiswa KKN maupun anak-anak sekolah.

4. Penyuluhan Administrasi Kepada Pik-R Untuk Mewujudkan Good Governance

Setelah melakukan proses penyuluhan langsung kepada seluruh anggota PIK-R setidaknya bisa memberikan pemahaman bagaimana good gavernance dan juga menghasilkan beberapa solusi diantaranya Melakukannya pertemuan dalam sebulan setidaknya 2x, membenahi komunikasi ketua PIK-R pusat desa dengan setiap ketua PIK-R tiap dusun, sehingga bisa terjalin komunikasi yang baik, membentuk kelompok mentoring pada setiap anggota oleh pengurus supaya

(61)

48

terjalin kerjasama dan mempererat hubungan internal dalam pengurus dan anggota PIK-R, Hasil yang kami dapat dari penyuluhan tentang konseling menghasilkan persatuan PIK-R, Kordinasi antar ketua PIK – R dusun membaik.

Faktor Pendukung Dan Penghambat

Faktor Pendukung :

Beberapa faktor pendukung yang menunjang dengan program yang dikerjakan diantaranya : a) Meratanya kemampuan dalam tim. Dalam

kondisi demikian, tim merasa siap untuk menghadapai tuntutan masyarakat meski pada prakteknya tuntutan tersebut jarang ditemui. Tetapi paling tidak beragamnya kemampuan yang dimiliki oleh anggota tim bisa menjadi faktor pendukung jika suatu saat masyarakat meminta anggota tim KKN untuk melaksanakan atau mengerjakan sesuatu. b) Fasilitas administratif yang relatif memadai.

Perangkat tulis menulis seperti halnya laptop, printer dan lainnya tentu sangat membantu dalam kelancaran proses administrasi. Ini ditunjang dengan adanya alat transportasi yang memadai.

(62)

49

c) Perangkat pemerintah organisasi tersendiri yaitu PIK-R yang bersedia mendukung penyuluhan yang di adakan oleh tim KKN. d) Kesadaran masyarakat yang telah memahami

bahwa kehadiran tim KKN bukanlah semata-mata untuk membangun fasilitas tertentu. Ini yang membuat tim tidak pernah merasa terbebani untuk menyediakan atau membangun sesuatu. Keterlibatan tim KKN dalam setiap kegiatan keagamaan sudah dirasakan cukup oleh masyarakat sebagai bagian dari adanya KKN.

Faktor Penghambat :

Banyak hal yang menjadi penghambat pelaksanaan program ini. Saya mengidentifikasi beberapa permasalahan yang dianggap sebagai factor penghambat lancarnya realisasi program kerja diantaranya, Susahnya menyesuaikan waktu antara pengurus PIK-R dan Mahasiswa KKN karena rutinitas yang berbeda sehingga waktu untuk berkumpul hanya pada malam hari saja, karena apabila dilakukan pada waktu pagi, siang atau sore pengurusnya sibuk kerja, sekolah dan lain-lain, Budaya organisasi PIK-R yang telah terbentuk sejak lama, sehingga sangat sulit untuk

(63)

50

membentuk budaya organisasi yang baru, Ketua PIK – R kurang bisa open minded, Tidak adanya fasilitas yang memadai saat melakukannya kegiatan refleksi stres terhadap lansia, Kurangnya persiapan maksimal dari Mahasiswa KKN.

5. Membantu Mengaktifkan Program PIK-R

Hasil dari penyuluhan terhadp PIK-R ini setidaknya bisa memberikan pemahaman dasar tentang konseling dan juga menghasilkan beberapa solusi dari pihak pengurus PIK-R yaitu :

1. Melakukannya pertemuan dalam sebulan setidaknya 2x

2. Membenahi komunikasi ketua PIK-R pusat desa dengan setiap ketua PIK-R tiap dusun, sehingga bisa terjalin komunikasi yang baik

3. Membentuk kelompok mentoring pada setiap anggota oleh pengurus supaya terjalin kerjasama dan mempererat hubungan internal dalam pengurus dan anggota PIK-R

4. Hasil yang kami dapat dari penyuluhan tentang konseling menghasilkan persatuan PIK-R

5. Kordinasi antar ketua PIK – R dusun membaik. PIK-R juga bisa tertata baik secara struktural maupun fungsional sehingga bisa menjalankan

(64)

51

program yang memang ranah PIK-R, sehingga tidak akan terjadi kesalah pahaman dengan pihak lain (karang taruna). Selain itu, PIK-R bisa mempunyai program yang jelas untuk kedepannya, terutama tentang penyuluhan terhadap remaja dan juga agar bisa membentuk kelompok mentoring bagi remaja agar bisa merangkul remaja kedepannya.

Sedangkan untuk bina lansia yaitu

1. Pada bina lansia bisa di praktekan di sela waktu santai mereka agar bisa melancarkan aliran darah, dan bisa mengontrol kadar hormon di dalam tubuh agar tidak terlalu stres

2. Di usulkannya mendengarkan musik yang tenang atau jenis musik yang mereka sukai. Karena disaat penyuluhan sambil diperdengarkan musik dengan irama lembut sehingga dapat merileksan tubuh

3. Bukan hanya lansia yang mengikuti pelatihan reflesi stres akan tetapi kader dari ibu PKK pun ikut membantu mempraktekan sehingga nantinya bisa di praktekan oleh ibu PKK saat para lansia menunggu giliran di panggil untuk melakukan te kesehatan fisik

(65)

52

4. Setelah penyuluhan selesai dilakukannya konseling secara kelompok dengan tujuan dapat sedikit mengurangi beban pada lansia.

Faktor Pendukung dan Penghambat

Dalam melakukan suatu kegiatan tentunya tidak terlepas dari faktor pendukung dan menghabat suatu kegiatan. Dalam kegiatan penyuluhan terhadap PIK-R dan bina lansia mendapatkan dukungan dari bebrbagai dan keinginan maju kearah yang lebih baik sehinga pada saat pelaksanaan tidak terjadi kendala. 1. Terbantu sekali dengan adanya

kesekertariatan PIK-R sehingga tidak perlu mencari-cari temapat

2. Ketua PIK-R bisa mengkondisikan anggotanya sehingga bisa mengikuti selama materi berlangsung

3. Tersedianya peralatan seperti papan tulis

white bor dan infokus untuk kegiatan PIK-R

4. Berpartisipasinya para peserta dalam acara penyuluhan bina lansia, sehingga memudahkan pemateri untuk mempraktekan dan di tiru oleh peserta.

Faktor penghambat yang dirasakan pada saat itu adalah :

(66)

53

1. Susahnya menyesuaikan waktu antara pengurus PIK-R dan Mahasiswa KKN karena rutinitas yang berbeda sehingga waktu untuk berkumpul hanya pada malam hari saja, karena apabila dilakukan pada waktu pagi, siang atau sore pengurusnya sibuk kerja, sekolah dan lain-lain.

2. Budaya organisasi PIK-R yang telah terbentuk sejak lama, sehingga sangat sulit untuk membentuk budaya organisasi yang baru

3. Ketua PIK – R kurang bisa open minded 4. Tidak adanya fasilitas yang memadai saat

melakukannya kegiatan refleksi stres terhadap lansia.

5. Kurangnya persiapan maksimal dari Mahasiswa KKN

6. Memberikan Penyuluhan Konseling Kepada Pengurus PIK-R

Dari kegiatan tersebut saya selaku pesesrta KKN mendapatkan responden yang cukup memuaskan dari masyarakat yang diberikan penyuluhan oleh peserta KKN sendiri. Antara lain adalah :

1) Terbangunnya sikap peduli terhadap pendidikan Dari hasil observasi dan tanya jawab seputar

(67)

54

yang terjadi dari hasil penyuluhan, setiap orangtua minimal mereka peduli dengan apa yang harus mereka lakukan terhadap kelangsungan pendidikan anak-anaknya.

2) Mengetahui peran orangtua sebagai pendidik awal dalam keluarga.

Dengan adanya penyuluhan ini terjalin kesinambungan antara peran orang tua dengan anaknya. Sehingga si orang tua dapat memberikan arahan khusus kepada anaknya akan pentingnya pendidikan dan dengan adanya kesadaran dari oarngtua, si anak dapat mulai mengerti akan pentingnya pendidikan

1) Terjalinnya konseling

Dari keterbukaan saat penyuluhan terjadilah interaksi yang lebih serius antara mahasiswa KKN dengan para orangtua. Sehingga terjalinnya tali silaturahmi yang kuat dan membangun rasa percaya antar sesama.

2) Memberi PIK-R keamampuan konseling

Dengan adanya kami khusunya di kami dijurusan tasawuf psikoterapi, psikologi, dan Bimbingan Konseling Islam, kami mengadakan sebuah pelatihan konseling kepada pengurs PIK-R agar mereka tidak bta terhadap konseling.

(68)

55

3) Pedulinya terhadap tindakan yang salah di masyarakat

Kelanjutan dari program yang terjalin antara mahasiswa dan remaja di sekitaran Desa Cijaya adalah dengan peduli dan beraninya mereka meningatkan sesuatu yang salah diantara mereka. Seperti halnya beberapa pemuda yang menggunakan motor terlalu bising dan tidak baik digunakan bila dalam ruang lingkup masyarakat yang mayoritasnya pekerja pabrik yang bekerja dari pagi hingga malam, dan ketika malam hari mereka gunakan untuk istirahat. Untuk itu demi mengurangi kebisingan tersebut para remaja dengan berani meningatkan diantara sesamanya untuk menjalin ketertibadan dan mengurangi kegaduhan dimasyarakat, karena mereka tau sebagaimana peran dan fungsinya yang harus mereka laksanakan di lingkungan tersebut.

Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor pendukung yang ada adalah mudahnya terjalin rasa saling mengerti antara masyarakat desa sukamukti dengan peserta KKN, masyarakat desa sukamukti, memiliki warga yang terbuka sehingga ketika kita mencari masalah yang hadir mereka tidak sungkan untuk mencertakannya.

Gambar

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pusat Informasi  Konseling Remaja (PIK-R) Desa Sukamukti, Kecamatan
Tabel 3.1  Batas Wilayah Desa Sukamukti  Batas  Desa / Kelurahan  Kecamatan  Sebelah Utara  Desa Hegarsari  Kecamatan
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel  3.5  Jumlah  Penduduk  Berdasarkan  Tingkat  Pendidikan  Tingkatan  Pendidikan  Laki-Laki (orang)  Perempuan (orang)  Jumlah  (Orang)  Tamat  SD/sederajat  886  1.023  1.909  Tamat  SMP/sederajat  254  210  464  Tamat  SMA/sederajat  235  150  385
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran drawbarpull dengan gandengan traktor sebagai pembeban dilakukan beberapa kali dengan menggunakan drawbar- pull meter yang dilengkapi dengan handy strain meter.. Pada

Kegunaan penelitian ini adalah untuk pengembangan kemampuan berfikir yang sesuai dengan disiplin ilmu pengetahuan yang dimiliki, guna dapat mengungkapkan secara obyektif

Kualitas keterampilan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dapat menyebabkan pengangguran maka bonus demografi akan menjadi sumber masalah

Pengujian Marshall campuran beton aspal “Do Nothing” adalah penyelidikan tes marshall yang dilakukan kepada sampel briket hasil campuran material RAP tanpa ada

9 surat keterangan tidak memiliki tanggungan utang secara perorangan dan/atau secara Badan Hukumyang menjadi Tanggung Jawabnya yang Merugikan Keuangan Negara Peringkat 5 di

Hasil dari pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat Pelatihan Terapi Pijat Bayi pada Orang Tua di Desa Pesayangan Utara, Martapura ini dapat

Abstrak: Kenyataan yang dihadapi peneliti dalam pembelajaran matematika di kelas IV Semester Itahunpelajaran 2011/2012 di SDI Rai memperlihatkan sebagian besar siswa

Berdasarkan data perbandingan hasil keputusan antara sistem dan ahli, maka tingkat akurasi dari sistem pendukung keputusan dengan metode TOPSIS dapat dihitung