• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PEMBERDAYAAN

B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan

1. Mengadakan pelatihan bulletin kepada siswa-siswa SMKN 4 Kota Banjar

Dalam hal ini mahasiswa sesuai dengan prodi dan keilmuan yang di milikinya memberi pencerahan dan pengenalan hokum kepada masyarakat dan anak-anak sekolah yang ada di sekitar dusun sukahurip desa sukamukti kecamatan pataruman kota banjar, Hasil dari pengabdian merupakan langkah nyata bukti peran terhadap Siswa-siswi SMKN 4 Banjar. Dikatakan sukses apabila ilmu yang didapatkan dibangku kuliah diterapkan menjadi manfaat bagi Siswa-siswi SMKN 4 Banjar tersebut. Selain itu, pengabdian kepada masyarakat merupakan sarana belajar untuk meningkatkan soft skills jalinan sosial dengan masyarakat yang menjadi tujuan dari masa pembelajaran dan perkuliahan.

Sasaran pelatihan jurnalistik ini yaitu Siswa-siswi SMKN 4 Banjar, yang ada di Desa Sukamukti. Untuk membuat buletin sekolah sebagai media informasi yang berupa media cetak dalam bentuk buletin.

40

Meskipun program pembuatan buletin ini baru pertama kali, tetapi pihak sekolah sangat mengapresiasi dalam pembuatan buletin tersebut, karena bisa dilakukan sesuai dengan harapan.

Pelatihan jurnalistik ini sangat di dukung oleh pihak SMKN 4 Banjar, karena membawa manfaat yang bagus untuk Siswa-siswi SMKN 4 Banjar, media informasi sebagai sarana kita untuk mendapatkan informasi yang akurat, penting, faktual dan aktul. Tanpa informasi kita tidak akan mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Kegiatan pengabdian di SMKN 4 Banjar didesain dalam bentuk pelatihan jurnalistik mengenai pembuatan buletin di Sekolah. Pelatihan ini dilaksanakan untuk menunjang kreativitas dalam menulis , kegiatan ini juga memiliki respon baik sekali.

Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor Pendukung diantaranya :

1. Keterlibatan dan antusias baik dari pihak sekolah maupun dari siswa-siswi SMKN 4 Banjar

2. Perizinan dari pihak sekolah

3. Kerjasama antar tim dalam pembuatan buletin 4. Mempunyai inovasi untuk menumbuhkan sesuatu

41

5. Tepat waktu, sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, meskipun dalam waktu singkat. Faktor Penghambat diamtaranya :

1. Masih mementingkan kesibukan masing-masing siswa-siswi nya, sehingga menghambat ke proses pembuatan buletin

2. Banyak yang belum terlealisasi dalam beritanya 3. Waktu

4. Ada beberapa rubrik yang dihilangkan, karena tulisan yang belum sempat dibuat oleh siswa-siswi SMKN 4 Banjar

5. Belum bisa mengatur deadline sebagaimana yang telah ditentukan.

2. Kegiatan Mengenai Pencerahan Hukum

Dalam hal ini mahasiswa sesuai prodi dan keilmuan yang di milikinya memberi pencerahan dan pengenalan hokum kepada masyarakat dan anak-anak sekolah yang ada di sekitar dusun sukahurip desa sukamukti kecamatan pataruman kota banjar, Tahapan pengabdian yang saya lakukan kepada masyarakat sesuai dengan permasalahan dimana administrasi dalam organisasi yang terjalin di PIK-R yang terdapat masalah internal dengan Karang Taruna, dengan memberikan sharing datau diskusi

42

mengenai administrasi sesuai dengan jurusan saya yaitu administrasi publik. Untuk mewujudkan pemerintahan yang good governance harus melibatkan semua mulai dari ketua PIK-R dan Karang Taruna serta semua anggota. Metode yang digunakan saya adalah penyuluhan langsung kepada seluruh anggota PIK-R. Dimana dalam proses penyuluhan ini dilakukan dengan cara seperti sharing atau diskusi, konsultasi dan pemberian pelajaran secara langsung. Melakukan diskusi ilmu hukum kususnya dalam mengelola organisasi bersama seluruh anggota PIK-R.

Hal yang pertama dilakukan adalah melakukan sharing / diskusi dengan ketua Pik-r mengenai tentang hukum tata negara (tata kelola organisasi yang baik). Pada hari kamis jam 07.00 malam saya diizinkan untuk melakukan diskusi tentang hukum. Diskusi tentang hukum dihadiri oleh anggota PIK-R dan mahasiswa KKN, dengan hasil diskusi diketahui bahwa semenjak ketua karang taruna periode 2016/2017 di angkat, ada kecemburuan sosial yang di rasakan oleh pihak karang taruna, ketika pada event besar di desa di pegang oleh pihak PIK-R pada saat hari jadi desa sukamukti. Pada waktu itu dari PIK-R sendiri mersa jenuh dengan kegiatan yang ada karena

43

anggapan darpada mereka PIK-R itu merupakan organisasi masyarakat seperti biasanya.

Melakukan diskusi terhadap pengurus PIK-R desa Sukamukti, untuk merumuskan program yang tidak berjalan sehingga di cari solusinya. Dan mendapatkan beberapa alternatif :

1) Diadakannya pertemuan satu minggu sekali dengan seluruh pengurus

2) Di bentuknya kelompok mentoring untuk anggota PIK-R agar terjalin komunikasi antara pengurus dan anggota

3) Di adakannya jadwal pertemuan ketua untuk melakukan diskusi kesetiap 5 dusun, agar tidak terjadi kecemburuan sosial.

4) Di adakannya pelatihan untuk pengurus tentang dasar konseling dan memberikan pemahaman tentang PIK-R

Pengabdian kepada masyarakat selain terpacu kepada permsalahan yang ada di PIK-R dan karng taruna saya juga melakukan pengabdian kepada masyarakat karena masi kurangnya Kesadaran masyarakat dalam hal pendidikan masih kurang. Mayoritas penduduk lulus SD, rata-rata penduduk Ramasari berpendidikan SMP, yang berpendidikan SMA bahkan Perguruan Tinggi sangat jarang.

44

Mayoritas penduduknya bekerja di bidang pertanian, buruh lepas, dan wiraswasta.. namun tingkat kepedulian masyarakat Desa Sukamukti sangat baik.

Di lihat dari kondisi itu penulis melakukan beberapa tahap pengabdian yang dengan pengabdian yaitu pendekatan sosial agar kita bisa diterima di masyarakat Pendekatan sosial kepada masyarakat dilakukan melalui media sebagai berikut :

1. Melalui pertemuan dengan aparat desa, RW, RT, Kadus, Sesespuh KampungRamasari.

2. Melalui program mengajar di SMP Negeri Haurwangi

3. Melalui pengajaran di DTA 4. Melalui kegiatan PAUD

5. Bimbingan belajar untuk anak anak yang belum sekolah dan yang sudah sekolah

6. Melalui kegiatan pengajian ibu-ibu 7. Melalui pengajian Bapa- bapa 8. Melalui pengajian Karang Taruna 9. Melalui kegiatan ibu-ibu PKK

10. Melalui kegiatan Jumat Bersih (JUMSIH)

11. Membantu program Desa Sukamukti dengan Konsepan Menjadikan Desa Eko Wisata.

45

3. Pengabdian Di MDA Memngajarkan Bahasa Inggris Dengan Cepat

Hasil dari pengabdian dalam bidang pendidikan anak-anak di wilayah dusun Sukahurip khususnya pada anak-anak yang berada di wilayah tersebut termasuk PAUD Cendrawasih dan RA Nafisa dapat dikatakan :

1) Anak-anak didik mengenal Bahasa inggris sebagai Bahasa yang dapat di pakai di berbagai belahan dunia.

2) Anak-anak didik di tempat les mulai mengetahui cara belajar memorizing 10 words a day yang memudahkan belajar bahasa inggris.

3) Anak-anak didik dapat mengucapkan dengan jelas kata kata sederhana dalam Bahasa inggris.

Faktor Pendukung dan Penghambat

Dalam menjalankan suatu program, pasti ada sebuah hambatan. Sama halnya bagi mahasiswa KKN dalam menjalankan pogram tidak mungkin jika tanpa hambatan dan rintangan. Namun, hambatan dan rintangan yang dihadapi tidaklah menjadi hal yang menghentikan program yang penulis akan jalankan dan tetap memberikan ilmu yang

sebanyak-46

banyaknya kepada warga masyarakat Dusun Sukahurip di Desa Sukamukti. Hal ini justru kami jadikan tantangan yang memicu keinginan yang semakin besar untuk dapat memanfaatkan segala yang hal yang ada untuk mendukung program kerja yang penulis persiapkan.

Dari beberapa program kerja khususnya dalam program bahasa Inggris, khususnya di dusun Sukahurip, kami menemukan beberapa faktor yang menjadi pendukung yang sedikit banyak berpengaruh dalam menjalankan program, diantaranya:

Faktor pendukung :

1) Keinginan kami untuk dapat membantu dan memberikan metode yang menyenangkan anak-anak untuk belajar bahasa Inggris di dusun Sukahurip desa Sukamukti agar mendapat pendidikan tambahan diluar jam sekolah terutama di mata pelajaran Bahasa Inggris.

2) Adanya antusiame yang tinggi baik dari pihak orang tua beserta anak-anak di dusun Sukahurip untuk belajar dan lebih banyak belajar membuat kami semakin ingin memberikan banyak ilmu yang kami punya kepada mereka.

47

Selain faktor pendukung, adapula faktor penghambat yang juga sedikit banyak berpengaruh dalam pelaksanaan program ini yaitu :

1) Dari segi pembagian waktu yang sedikit sulit kami kondisikan berkenaan dengan padatnya jadwal dari anak-anak didik kami di sekolahnya masing-masing dan MDA mereka dengan jadwal kami sebagai anggota kelompok dan sebagai peserta KKN di Desa Sukamukti.

2) Faktor yang menjadi penghambat lainnya adalah sulitnya mensosialisasikan adanya bimbingan belajar di Posko 314 dikarenakan jadwal yang tidak tentu baik dari pihak mahasiswa KKN maupun anak-anak sekolah.

4. Penyuluhan Administrasi Kepada Pik-R Untuk Mewujudkan Good Governance

Setelah melakukan proses penyuluhan langsung kepada seluruh anggota PIK-R setidaknya bisa memberikan pemahaman bagaimana good gavernance dan juga menghasilkan beberapa solusi diantaranya Melakukannya pertemuan dalam sebulan setidaknya 2x, membenahi komunikasi ketua PIK-R pusat desa dengan setiap ketua PIK-R tiap dusun, sehingga bisa terjalin komunikasi yang baik, membentuk kelompok mentoring pada setiap anggota oleh pengurus supaya

48

terjalin kerjasama dan mempererat hubungan internal dalam pengurus dan anggota PIK-R, Hasil yang kami dapat dari penyuluhan tentang konseling menghasilkan persatuan PIK-R, Kordinasi antar ketua PIK – R dusun membaik.

Faktor Pendukung Dan Penghambat

Faktor Pendukung :

Beberapa faktor pendukung yang menunjang dengan program yang dikerjakan diantaranya : a) Meratanya kemampuan dalam tim. Dalam

kondisi demikian, tim merasa siap untuk menghadapai tuntutan masyarakat meski pada prakteknya tuntutan tersebut jarang ditemui. Tetapi paling tidak beragamnya kemampuan yang dimiliki oleh anggota tim bisa menjadi faktor pendukung jika suatu saat masyarakat meminta anggota tim KKN untuk melaksanakan atau mengerjakan sesuatu. b) Fasilitas administratif yang relatif memadai.

Perangkat tulis menulis seperti halnya laptop, printer dan lainnya tentu sangat membantu dalam kelancaran proses administrasi. Ini ditunjang dengan adanya alat transportasi yang memadai.

49

c) Perangkat pemerintah organisasi tersendiri yaitu PIK-R yang bersedia mendukung penyuluhan yang di adakan oleh tim KKN. d) Kesadaran masyarakat yang telah memahami

bahwa kehadiran tim KKN bukanlah semata-mata untuk membangun fasilitas tertentu. Ini yang membuat tim tidak pernah merasa terbebani untuk menyediakan atau membangun sesuatu. Keterlibatan tim KKN dalam setiap kegiatan keagamaan sudah dirasakan cukup oleh masyarakat sebagai bagian dari adanya KKN.

Faktor Penghambat :

Banyak hal yang menjadi penghambat pelaksanaan program ini. Saya mengidentifikasi beberapa permasalahan yang dianggap sebagai factor penghambat lancarnya realisasi program kerja diantaranya, Susahnya menyesuaikan waktu antara pengurus PIK-R dan Mahasiswa KKN karena rutinitas yang berbeda sehingga waktu untuk berkumpul hanya pada malam hari saja, karena apabila dilakukan pada waktu pagi, siang atau sore pengurusnya sibuk kerja, sekolah dan lain-lain, Budaya organisasi PIK-R yang telah terbentuk sejak lama, sehingga sangat sulit untuk

50

membentuk budaya organisasi yang baru, Ketua PIK – R kurang bisa open minded, Tidak adanya fasilitas yang memadai saat melakukannya kegiatan refleksi stres terhadap lansia, Kurangnya persiapan maksimal dari Mahasiswa KKN.

5. Membantu Mengaktifkan Program PIK-R

Hasil dari penyuluhan terhadp PIK-R ini setidaknya bisa memberikan pemahaman dasar tentang konseling dan juga menghasilkan beberapa solusi dari pihak pengurus PIK-R yaitu :

1. Melakukannya pertemuan dalam sebulan setidaknya 2x

2. Membenahi komunikasi ketua PIK-R pusat desa dengan setiap ketua PIK-R tiap dusun, sehingga bisa terjalin komunikasi yang baik

3. Membentuk kelompok mentoring pada setiap anggota oleh pengurus supaya terjalin kerjasama dan mempererat hubungan internal dalam pengurus dan anggota PIK-R

4. Hasil yang kami dapat dari penyuluhan tentang konseling menghasilkan persatuan PIK-R

5. Kordinasi antar ketua PIK – R dusun membaik. PIK-R juga bisa tertata baik secara struktural maupun fungsional sehingga bisa menjalankan

51

program yang memang ranah PIK-R, sehingga tidak akan terjadi kesalah pahaman dengan pihak lain (karang taruna). Selain itu, PIK-R bisa mempunyai program yang jelas untuk kedepannya, terutama tentang penyuluhan terhadap remaja dan juga agar bisa membentuk kelompok mentoring bagi remaja agar bisa merangkul remaja kedepannya.

Sedangkan untuk bina lansia yaitu

1. Pada bina lansia bisa di praktekan di sela waktu santai mereka agar bisa melancarkan aliran darah, dan bisa mengontrol kadar hormon di dalam tubuh agar tidak terlalu stres

2. Di usulkannya mendengarkan musik yang tenang atau jenis musik yang mereka sukai. Karena disaat penyuluhan sambil diperdengarkan musik dengan irama lembut sehingga dapat merileksan tubuh

3. Bukan hanya lansia yang mengikuti pelatihan reflesi stres akan tetapi kader dari ibu PKK pun ikut membantu mempraktekan sehingga nantinya bisa di praktekan oleh ibu PKK saat para lansia menunggu giliran di panggil untuk melakukan te kesehatan fisik

52

4. Setelah penyuluhan selesai dilakukannya konseling secara kelompok dengan tujuan dapat sedikit mengurangi beban pada lansia.

Faktor Pendukung dan Penghambat

Dalam melakukan suatu kegiatan tentunya tidak terlepas dari faktor pendukung dan menghabat suatu kegiatan. Dalam kegiatan penyuluhan terhadap PIK-R dan bina lansia mendapatkan dukungan dari bebrbagai dan keinginan maju kearah yang lebih baik sehinga pada saat pelaksanaan tidak terjadi kendala. 1. Terbantu sekali dengan adanya

kesekertariatan PIK-R sehingga tidak perlu mencari-cari temapat

2. Ketua PIK-R bisa mengkondisikan anggotanya sehingga bisa mengikuti selama materi berlangsung

3. Tersedianya peralatan seperti papan tulis

white bor dan infokus untuk kegiatan PIK-R

4. Berpartisipasinya para peserta dalam acara penyuluhan bina lansia, sehingga memudahkan pemateri untuk mempraktekan dan di tiru oleh peserta.

Faktor penghambat yang dirasakan pada saat itu adalah :

53

1. Susahnya menyesuaikan waktu antara pengurus PIK-R dan Mahasiswa KKN karena rutinitas yang berbeda sehingga waktu untuk berkumpul hanya pada malam hari saja, karena apabila dilakukan pada waktu pagi, siang atau sore pengurusnya sibuk kerja, sekolah dan lain-lain.

2. Budaya organisasi PIK-R yang telah terbentuk sejak lama, sehingga sangat sulit untuk membentuk budaya organisasi yang baru

3. Ketua PIK – R kurang bisa open minded 4. Tidak adanya fasilitas yang memadai saat

melakukannya kegiatan refleksi stres terhadap lansia.

5. Kurangnya persiapan maksimal dari Mahasiswa KKN

6. Memberikan Penyuluhan Konseling Kepada Pengurus PIK-R

Dari kegiatan tersebut saya selaku pesesrta KKN mendapatkan responden yang cukup memuaskan dari masyarakat yang diberikan penyuluhan oleh peserta KKN sendiri. Antara lain adalah :

1) Terbangunnya sikap peduli terhadap pendidikan Dari hasil observasi dan tanya jawab seputar

54

yang terjadi dari hasil penyuluhan, setiap orangtua minimal mereka peduli dengan apa yang harus mereka lakukan terhadap kelangsungan pendidikan anak-anaknya.

2) Mengetahui peran orangtua sebagai pendidik awal dalam keluarga.

Dengan adanya penyuluhan ini terjalin kesinambungan antara peran orang tua dengan anaknya. Sehingga si orang tua dapat memberikan arahan khusus kepada anaknya akan pentingnya pendidikan dan dengan adanya kesadaran dari oarngtua, si anak dapat mulai mengerti akan pentingnya pendidikan

1) Terjalinnya konseling

Dari keterbukaan saat penyuluhan terjadilah interaksi yang lebih serius antara mahasiswa KKN dengan para orangtua. Sehingga terjalinnya tali silaturahmi yang kuat dan membangun rasa percaya antar sesama.

2) Memberi PIK-R keamampuan konseling

Dengan adanya kami khusunya di kami dijurusan tasawuf psikoterapi, psikologi, dan Bimbingan Konseling Islam, kami mengadakan sebuah pelatihan konseling kepada pengurs PIK-R agar mereka tidak bta terhadap konseling.

55

3) Pedulinya terhadap tindakan yang salah di masyarakat

Kelanjutan dari program yang terjalin antara mahasiswa dan remaja di sekitaran Desa Cijaya adalah dengan peduli dan beraninya mereka meningatkan sesuatu yang salah diantara mereka. Seperti halnya beberapa pemuda yang menggunakan motor terlalu bising dan tidak baik digunakan bila dalam ruang lingkup masyarakat yang mayoritasnya pekerja pabrik yang bekerja dari pagi hingga malam, dan ketika malam hari mereka gunakan untuk istirahat. Untuk itu demi mengurangi kebisingan tersebut para remaja dengan berani meningatkan diantara sesamanya untuk menjalin ketertibadan dan mengurangi kegaduhan dimasyarakat, karena mereka tau sebagaimana peran dan fungsinya yang harus mereka laksanakan di lingkungan tersebut.

Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor pendukung yang ada adalah mudahnya terjalin rasa saling mengerti antara masyarakat desa sukamukti dengan peserta KKN, masyarakat desa sukamukti, memiliki warga yang terbuka sehingga ketika kita mencari masalah yang hadir mereka tidak sungkan untuk mencertakannya.

56

Mereka pun mau berbagi, akan keluh kesah yang mereka miliki dan tidak tertutup dari saran yang kami berikan.

Pengurus PIK-R pun sangat terbuka dan antusias akan cara kami untuk memberdayakan PIK-R. Mereka menerima kami dan mau untuk berbagi dengan kami akan kondisi PIK-R.

Adapun faktor penghambat lebih kepada hal eksternal seperti kurangnya fasilitas kami dalam mempersentasikan. Selain itu beberapa pengurus PIK-R juga tidak bisa hadir dikarenakan mereka baru pulang dari sekolah karena sedang PKL di pabrik dan baru tiba dirumah selepas maghrib. Waktu dan tempat yang terbatas juga membuat kami kesulitan mengatur jadwal bergantian dalam mengisi pelatihan.

Untuk itu beberapa faktor menjadi pemicu dan juga menjadi sebuah cerita sendiri untuk kami yang melakukan penyuluhan.

7. Penyulihan Bimbingan Konseling Dan Pencerahan Pendidikan

1) Program BKL

Kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) yang merupakan kegiatan dari oleh dan untuk Masyarakat. Tujuan yang ingin di capai oleh BKL adalah: Dapat meningkatkan

57

pengetahuan dan keterampilan keluarga lansia dan atau keluarga lainnya yang perduli terhadap usaha peningkatan kualitas hidup lansia, untuk memahami dan membina kondisi serta mengatasi permasalahan lansia, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan lansia.

Sasaran tidak langsung terhadap lansia

Memberikan kasih sayang, kemudahan, dan fasilitas yang dibutuhkan agar lansia tetap dapat beperan dalam keluarga, terjaga kondisi fisik dan mental serta mendorong dan membantu lansia agar dapat menjalankan aktifitas kesehariannya.

Program Bina Keluarga Lansia dapat Membantu keberlangsungan aktifitas lansia. dan mendukung lansia dari sisi mental maupun fisik. Program penyuluhan kesehatan yang dilakukan penulis saat pengabdian merupakan upaya kecil yang diharapkan dapat membantu lansia merefleksikan aktivitas kesehariannya dari pengelolaan stress agar dapat terciptanya mental yang baik sehingga membantu kebugaran fisik lansia.

Dari hasil penyuluhan di Pos kesehatan Desa (Poskesdes) di dusun Sukahurip, masyarakat terutama lansia sangat antusias menyambut

58

penyuluhan refleksi progresif tersebut. karena kegiatan refleksi tersebut dirasakan menjadi sebuah kebutuhan bagi peserta lansia yang hadir pada hari tersebut.

Peserta lansia menyimak berbagai informasi seputar dunia lansia kemuadian ikut berpartisipasi mengikuti kegiatan refleksi progresif dengan semangat, walaupun tidak jarang peserta lansia tersebut keliru dalam memahi tahapan gerakan-gerakan refleksi.

Peserta lansia memiliki harapan besar ketika kegiatan BKL ini diselipkan beberapa kegiatan yang mampu membantu kesehatan fisik dan kekuatan mental lansia.

2) Kegiatan bimbingan parenting PAUD Cendrawasih 2

Orangtua terkadang kurang pengetahuannya, pengalaman yang mereka miliki masih kurang. Apalagi mereka yang tidak selesai dalam mengenyam pendidikan di bangku sekolah, banyak dari mereka yang belum paham tentang pola asuh untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi anak-anaknya. Anak cenderung lebih dekat dengan Ibu, sehingga orang yang paling mengerti

59

perkembangan anak-anaknya adalah Ibu. Penting bagi para Ibu untuk memahami pola asuh yang baik bagi anaknya agar anak tersebut menjadi pribadi yang baik dan terjaga kondisi kesehatannya.

Dari hasil bimbingan kelompok (parenting) masih banyak orang tua anak yang belum begitu memahami bagaimana pola asuh yang sebaiknya. Proses eksplorasi pengetahuan sang ibu dilihat dari partisipasi sang ibu menjawab berbagai pertanyaan yang di ajukan. Dalam kegiatan bimbingan kelompok tersebut masih banyak orang tua anak yang cenderung pasif dan beru mengetahui berbagai informasi yang disampaikan.

Masih ada orang tua yang kurang antusias dengan kegiatan bimbingan kelompok tersebut. ketika penulis mewawancarai kepala PAUD, masalah yang dihadapi oleh guru-guru paud disana adalah sulitnya menyelaraskan pemahaman guru dengan orang tua. sehingga pola asuh yang diajarkan guru tidak diterapkan di rumah. Padahal pendidikan utama anak usia dini adalah di rumah.

60

Disisi lain, adapula orangtua yang terbuka menerima informasi dan berantusias dalam kegiatan bimbingan kelompok. Penulis dapat merefleksikan pemahaman orangtua dengan partisipasinya dalam menyampaikan pendapat mengenai pola asuh mereka yang keliru, harapan mereka terhadap anak, dan cita-cita orang tua untuk anak mereka.

3) Organisasi PIK-R

Ruang lingkup PIK Remaja meliputi aspek-aspek kegiatan pemberian informasi PKBR, Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling, rujukan, pengembangan jaringan dan dukungan, dan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya sesuai dengan ciri dan minat remaja.

PIK Remaja tidak mengikuti tingkatan wilayah administrasi seperti tingkat desa, tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota atau provinsi. Artinya PIK Remaja dapat melayani remaja lainnya yang berada di luar lokasi wilayah administrasinya. PIK Remaja dalam penyebutannya bisa dikaitkan dengan tempat dan institusi pembinanya seperti PIK Remaja

61

sekolah, PIK Remaja masjid, PIK Remaja pesantren, dan lain-lain.

Kondisi PIK Remaja di desa Sukamukti yang sedang fakum membuat proses pengabdian berjalan sulit karena keterbatasan waktu. Namun dalam proses pengabdian, kesempatan memberikan penyuluhan kepada PIK Remaja menjadi gerbang pembuka mahasiswa KKN dengan PIK Remaja untuk menyamakan persepsi. Walaupun ketua PIK Remaja sedikit kebingungan atas gambaran program yang berkaca dari PIKMA UIN Bandung untuk membenahi struktur keorganisasian, namun PIK remaja disana memiliki antuasias dan harapan yang tinggi untuk bisa memajukan PIK R.

Dalam kegiatan penyuluhan tersebut, anggota PIK Remaja memiliki gambaran dan referensi baru seputar dunia kekonselingan. Gambaran dari mahasiswa KKN yang telah membagikan

Dokumen terkait