12 III.
DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
A. Aspek Fungsi Produk Rancangan 1. Buku Pop-Up
Buku pop up adalah jenis buku atau kartu yang didalamnya terdapat lipatan gambar yang dipotong dan muncul membentuk lapisan tiga dimensi ketika halaman tersebut dibuka. Menurut Ellen G. Kreiger Rubin seorang professional dan pengamat dibidang paper engineering, mengungkapkan bahwa pop up merupakan sebuah ilustrasi yang ketika halaman tersebut dibuka, ditarik, atau diangkat, akan timbul tingkatan dengan kesan tiga dimensi. Sebuah buku “The Pop-Up Book” Paul Jacson (1996: 7), menjelaskan secara singkat bahwa pop up adalah wujud dimensional struktur dan mekanik yang terbuat dari kertas.
Teknik pop up dapat diaplikasikan keberbagai media tiga dimensi atau buku bergambar, selain itu teknik pop up sekarang ini banyak diaplikasikan pada kartu ucapan, lipatan-lipatan buku dengan berbagai jenis dan masih bayak lagi. Selain itu pop up sering sekali dipakai dalam buku cerita anak, buku tersebut mempunyai banyak sekali metode yang dipakai tapi tetap memakai satu dasar yang sama yaitu lipatan dan siku- siku.
Pop-up memiliki proses kerja yang sangat panjang dan membutuhkan
ketelitian serta perhitungan yang tepat agar dapat menghasilkan sebuah bentuk atau gerakan yang diharapkan. Proses merangkai hingga menjilid (untuk buku) adalah proses yang tidak dapat dilakukan dengan mesin, lain halnya dengan sebuah buku yang dapat dilipatgandakan hanya dengan mesih photocopy, buku yang memiliki komponen pop-up hanya dapat digandakan dengan keterampilan kerja tangan manusia. Melipat, menempel dan merangkai suatu kertas dengan kertas lain membutuhkan
13
keterampilan manusia membuat proses pembuatan buku pop-up memerlukan waktu untuk pengerjaannya.
Gambar 4. Bentuk Pop-Up Hantu Lucu! Ilustrasi oleh Darek Matthews (Sumber: Buku Pop-Up Junior Dongeng - Erlangga For Kids)
Jenis pop-up ada bermacam-macam, beberapa diantaranya adalah
pop-up, transformations, tunnel books, volvelles, flaps, pull-tabs, pull downs dan sebagainya. Beberapa buku pop-up menggunakan salah satu
jenis, tetapi juga ada yang menggunakan lebih dari satu jenis. Pencipta dan pendesain buku seperti ini dikenal dengan sebutan paper engineering (Robert Sabuda, “Frequenty Asked Question, creative Questions”, diakses dari Robertsabuda.com).
a. Transformations
Transformations atau transformasi menunjukan bagian vertikal dan saling menutupi antara bagian atas dan bagian bawah ketika buku atau kartu dibuka dan ditutup.
Gambar 5. Bentuk Pop-Up Transformers The Ultimate Pop-up Universe (Sumber: google.com)
14
b. Tunnel
Tunnel book disebut juga trowongan buku, terdiri dari serangkaian
halaman buku yang terikat dan dilihat melalui lubang penutup. Bukaan dari setiap halaman memungkinkan pembaca dapat melihat keseluruhan buku hingga ke belakang gambar dari setiap halaman yang saling melengkapi senhingga membentuk sebuah dimensi.
Gambar 6. Bentuk Pop-Up Tunnel Book (Sumber: google.com)
c. Volvelles
Konstruksi pop-up dengan bagian-bagian yang berputar.
Gambar 7. Bentuk Pop-Up Volvelles (Sumber: google.com)
15
d. Flaps
Ilustrasi kertas yang direkatkan atau dilem pada satu titik.
Gambar 8. Bentuk Pop-Up Flaps (Sumber: google.com)
e. Pull-Tabs
Pull-tab atau tarik tab yaitu sebuah tab kertas geser, pita, atau
bentuk yang ditarik dan didorong untuk mengungkapkan gerakan gambar baru. Tab dapat menjadikan objek gambar menjadi bergerak ketika kita menarik atau menggesertab, misalnya penari bergoyang, anjing duduk, robot bergerak dan lain sebagainya.
Gambar 9. Bentuk Pop-Up Pull-Tabs (Sumber: google.com)
16 Gambar 10. Bentuk Pop-Up Pull Downs
(Sumber: google.com)
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pop-up adalah sebuah gaya yang memberikan hiburan melalui gambar
dimana ilustrasi bisa berubah, bergerak ataupun timbul ketika kertas atau buku tersebut dibuka dan ditutup.
2. Fungsi Pop-Up
Buku pop up memiliki berbagai fungsi yang berguna tergantung pada penempatan fungsi utama dari pop-up tersebut, misalnya buku pop-up pada cerita dongeng anak berfungsi untuk menumbuhkan minat baca anak, memberikan daya imajinasi dan mengembangkan kreatifitas anak.
Sedangkan fungsi dalam media promosi saat ini sangat bervariasi penggunaannya, tidak menutup kemungkinan aplikasi teknik pop-up bisa digabungkan kedalam media promosi, tidak hanya sebatas sebagai hiasan dalam kartu ucapan atau buku anak, namun perkembangan teknik pop-up juga bisa sebagai sarana berbagai macam media promosi seperti sarana promosi sebuah perusahaan, misalnya saja sebagai coorperate sebuah perusahaan, panduan tur, panduan sejarah museum, real estate, restaurant, taman nasional, tempat wisata, dan hotel, serta sebagai kartu pos.
17
Dari uraian mengenai perkembangan gaya pop-up di atas penulis mencoba meneterapkannya ke dalam media promosi berupa buku pop-up lokasi Taman Wisata Alam Angke Kapuk.
B. Aspek Estetika Fungsi Produk Rancangan
Beberapa aspek estetika dalam penyusunan desain ilustrasi buku pop-up, antara lain:
1. Teknik pop-up
Pop-up memiliki banyak teknik yang dikembangkan dan dirangkai
akan menghasilkan suatu kesatuan gerak yang indah serta bentuk yang mengejutkan. Berikut teknik pop-up yang digunakan:
Single Slit
Salah satu bagian pop-up, paling dasar teknik adalah satu celah (single slit). Namun demikian, ini awal yang mudah untuk membuat berbagai bentuk menarik, memberi variasi celah dan lipatan bahwa teknik ini dapat dimasukkan dan bagaimana teknik ini dapat dikombinasikan. Berikut beberapa contoh dari Single Slit:
a. Teknik Angle of Crease
Gambar 11. Teknik Angle of Crease (Sumber: The Pop-Up Book – Paul Jackson)
Dalam teknik ini bentuk dari celah tetap tapi sudut dari lipatan berubah, menciptakan berbagai kejutan yang berbeda.
18 Gambar 12. Hasil Teknik Angle of Crease
(Sumber: The Pop-Up Book – Paul Jackson)
b. Teknik Shape of Slit
Gambar 13. Teknik Shape of Slit (Sumber: The Pop-Up Book – Paul Jackson)
Tidak hanya Angle of Crease, seperti yang ditunjukkan pada teknik sebelumnya, tetapi bentuk celah ini sendiri juga bisa berubah. Ketika dua variabel ini digunakan serta dikombinasikan, kemungkinan bentuk menjadi besar. Ikuti melalui urtannya langkah demi langkah dan kemudian membuat masing-masing variasi yang akan digunakan dengan teknik ini.
19 Double Slit
Dinamakan Double Slit karena menggunakan dua celah (double slit) atau lebih, bisa juga dengan penggunaan dua teknik yang ada dalam Single Slit dan ditempatkan berdampingan. Kategori teknik yang dipakai hampir sama pada teknik Single Slit, tetapi bentuk-bentuk yang dibuat sangat berbeda. Berikut beberapa contoh dari Double Slit:
a. Teknik Angles of Creases
Gambar 14. Teknik Angles of Creases (Sumber: The Pop-Up Book – Paul Jackson)
Dengan teknik ini bentuk dua celah tetap tetapi penempatan lipatan dapat berubah.
Gambar 15. Hasil Teknik Angles of Creases (Sumber: The Pop-Up Book – Paul Jackson)
20 b. Teknik Shapes of Slits
Gambar 16. Teknik Shapes of Slits (Sumber: The Pop-Up Book – Paul Jackson)
Seperti teknik Angles of Creases dapat berubah begitu juga bentuk
Shapes of Slits. Ini hanya sedikit dari banyak kemungkinan dalam
pemakaian teknik Shapes of Slits.
Gambar 17. Hasil Teknik Shapes of Slits (Sumber: The Pop-Up Book – Paul Jackson)
21 c. Teknik Asymmetric Slits
Gambar 18. Teknik Asymmetric Slits (Sumber: The Pop-Up Book – Paul Jackson)
Seperti teknik Asymmetric Slit pada versi Single Slit, bedanya adalah pada teknik ini terdapat dua celah yang ditambahkan. Pola harus digambar terlebih dahulu sebelum memotong, pastikan sudu tepat dan akurat.
Gambar 19. Hasil Teknik Asymmetric Slits (Sumber: The Pop-Up Book – Paul Jackson)
Other Techniques
Teknik ini berbeda dari teknik sebelumnya karena penggunaan teknik harus teliti, namun jika berhasil akan menjadi bentuk menarik. Banyak bagian saling melengkapi dengan teknik sebelumnya. Berikut beberapa teknik lainnya:
22 a. Teknik Cylinder
Gambar 20. Teknik Cylinder (Sumber: The Pop-Up Book – Paul Jackson)
Merupakan teknik yang tidak biasa dengan menciptakan lengkungan dalam pop-up. Pembuatan harus dilakukan dengant tepat untuk efek agar dapat bekerja.
Gambar 21. Hasil Teknik Cylinder (Sumber: The Pop-Up Book – Paul Jackson)
b. Teknik Pivots
Gambar 22. Teknik Pivots
23
Dari semua teknik pop-up, teknik Pivots paling menarik karena objek dapat bergerak ketika buku dibuka. Teknik ini sering digunakan. Teknik Pivots menarik dan mudah dibuat namun perlu ketelitian dengan bentuk, panjang dan posisi panjang objek, kesalahan kecil akan menyebabkan objek tidak dapat digerakkan.
Gambar 23. Hasil Teknik Pivots (Sumber: The Pop-Up Book – Paul Jackson)
c. Teknik Multiple Layers
Gambar 24. Teknik Multiple Layers
(Sumber: Paper Engineer for pop-up books and card – Mark Hiner)
Teknik ini menggunakan lapisan pada bidang yang sejajar sebagai salah satu dasar bidang untuk menahannya, cara sederhana digunakan untuk mendapatkan efek tiga dimensi. Teknik ini salah satu yang pertama digunakan sebagai teknik dalam pembuatan buku
24 pop-up dan merupakan teknik yang paling sederhana. Teknik ini
biasanya menggunakan putaran pop-up 90°.
Gambar 25. Hasil Teknik Muliple Layers
(Sumber: Paper Engineer for pop-up books and card – Mark Hiner)
d. Teknik Floating Layers
Gambar 26. Teknik Floating Layers
(Sumber: Paper Engineer for pop-up books and card – Mark Hiner)
Teknik dalam mekanisme ini lapisan kertas terapung di atas tumpuan kertas dan sejajar dengan dasar yang dibuka datar.
Teknik ini hampir serupa dengan teknik Multiple Layers, tapi perbedaannya adalah jika dibuka sampai 180° permukaan gambar atau bidang dalam teknik pop-up ini akan datar.
Gambar 27. Hasil Teknik Floating Layers
25 e. Teknik V-Fold
Gambar 28. Teknik V-Fold
(Sumber: Paper Engineer for pop-up books and card – Mark Hiner)
Teknik ini adalah salah satu teknik yang paling umum dan paling berguna. Model menunjukkan dua variasi pada prinsip v-fold yaitu variasi dalam penepatan pengeleman bagaimana memperkuat bidangnya dan pembukaan halaman dengan melewati flap melalui celah agar tidak terjadi kesalahan. Model ini juga menunjukkan bagaimana kekuatan mekanisme v-fold dapat digunakan untuk menarik bukaan halaman dengan cara horisontal dan vertikal.
Dinamakan V-Flod berasal dari bentuk kaki yang membentuk huruf V. Ukuran sudut di kedua sisi garis tengah buku tidak penting, tetapi kedua sisi v-flod harus sama.
Gambar 29. Teknik V-Fold
26
Dimana lipatan pada dasar membentuk seperti V, didepan berdirinya potongan kertas lipatan penyahgahnya terlihat. V-flod sebaiknya diletakan di dekat atas bagian buku, karena ketika buku ditutup lipatan kertas tidak akan terlihat atau keluar.
Gambar 30. Hasil Teknik V-Fold
(Sumber: Paper Engineer for pop-up books and card – Mark Hiner)
2. Putaran pop-up
Putaran pop-up dikenal juga istilah 90°, 180° dan 360°. Pada buku
pop-up berupa cerita atau yang memiliki teks panjang cendrung
menampilkan pop-up 90° dan 180°. Sedangkan pada pop-up 360° lebih sering digunakan untuk buku pop-up yang menampilkan sisi 3 dimensi sebuah ruangan yang dapat dinikmati dari berbagai sudut dan biasanya hanya menampilkan sedikit teks.
3. Tone Warna
Menurut Surianto Rustan dalam bukunya berjudul “Mendesain Logo” (2009: 72), memilih warna yang tepat merupakan proses yang sangat penting dalam mendesain identitas visual. Peranan warna dalam buku pop-up Taman Wisata Alam Angke Kapuk Jakarta Resort adalah full color untuk box cover, cover buku dan isi bukunya. Pemakaian format warna tersebut agar pembaca dapat membayangkan gambaran lokasi wisata dan untuk mempermudah penyampaian ilustrasi dalam bentuk warna dan ilustrasi tempat lokasi. Penggunaan tone warna didominasi oleh warna natural karena lokasi wisata merupakan kawasan hijau mangrove.
27
4. Tipografi
Menurut Danton Sihombing dalam bukunya “Tipografi Dalam Desain Grafis” (2001), tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual pokok dan efektif. Lewat kandungan nilai fungsional dan estetikanya, huruf memiliki potensi untuk menerjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual.
Tipografi berdasarkan buku “What Is Typography?” penulis David Jury (2006) menjelaskan bahwa tipografi yang baik harus dapat menyampaikan fungsi keterbacaan dan kesan visual. Tipografi juga merupakan elemen pendukung untuk memaksimalkan fungsi keterbacaan sebuah buku, maka pemilihan huruf harus memeperhatikan legability (mudah dibaca), readibility (dapat dibaca), visibility (mudah dilihat) dan
clearity (harus jelas)
Pada “Perancangan Buku Pop-Up Sebagai Media Promosi Taman Wisata Alam Angke Kapuk” tipografi memiliki peran penting dalam perancangan buku pop-up Taman Wisata Alam Angke Kapuk Jakarta Resort, karena dapat menyampaikan informasi secara tertulis kepada para pembaca.
5. Layout
Menurut Amborse dan Haris (2005: 160) dalam bukunya yang berjudul “Layout”, layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan ke dalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut menejemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.
28
Dalam buku “Layout, Dasar dan Penerapannya” oleh Surianto Rustan (2009: 74-75), pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya, dan terdapat elemen
layout yang terbagi enjadi tiga yaitu, elemen teks, elemen visual dan invisible element, juga terdapat prinsip layout, dijabarkan dalam
prinsip-prinsip sebuah layout adalah: a. Sequence (urutan)
Membuat prioritas dan mengurutkan dari yang harus dibaca pertama sampai bagian akhir yang dapat dibaca.
b. Emphasis (penekanan)
Memberikan penekanan dalam layout agar memberikan kesan yang paling kuat sehingga menjadi pusat perhatian (point of interest).
Emphasis dapat diciptakan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan elemen-elemen layout lainnya pada halaman tersebut.
2. Warna yang kontras/berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen lainnya.
3. Letakkan di posisi yang strategis atau menarik perhatian.
4. Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya. c. Balance (keseimbangan)
Pembagian berat yang merata pada satu bidang layout. d. Unity (kesatuan)
Semua elemen harus saling berkaitan dan disusun secara tepat. Kesatuan juga mencakup selarasnya elemen-elemen yang terlihat fisik dan pesan yang ingin disampaikan dalam konsepnya.
6. Keseimbangan
Menurut Vinsensius Sitepu dalam bukunya berjudul ”Panduan Mengenal Desain Grafis” keseimbangan adalah keadaan atau kesamaan
29
antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual. Prinsip keseimbangan ada dua, yaitu: keseimbangan formal (simetris) dan keseimbangan informal.
Keseimbangan formal menyinggung mengenai konsistensi dalam penggunaan berbagai elemen desain sedangkan keseimbangan informal bermanfaat menghasilkan kesan visual yang dinamis, bebas, lepas, pop, meninggalkan sikap kaku, dan posmodernis
Prinsip keseimbangan diterapkan dalam karya ini adalah keseimbangan informal agar buku terlihat dinamis dan natural. Prinsip keseimbangan juga dipertimbangkan sebagai acuan penataan ilustrasi dan teks untuk menciptakan suatu keseimbangan yang tepat dengan teknik
pop-up.
7. Kombinasi
Terdapat penggabungan beberapa elemen seperti tipografi, warna, bentuk dan ukuran. Dalam penerapan karya ini menggabungkan peragaman warna dengan kondisi lokasi Taman Wisata Alam Angke Kapuk yang menghasilkan kesatuan yang menarik dan selaras.
8. Kesatuan
Menurut Vinsensius Sitepu dalam bukunya berjudul ”Panduan Mengenal Desain Grafis”, kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yangmerupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan adalah hubungan antar bagian–bagian secara menyeluruh dari unsur–unsur visual pada karya seni sebagai satu kesatuan yang utuh. Kesatuan diperlukan dalam suatu karya grafis yang mungkin terdiri dari beberapa elemen didalamnya. Dalam pembuaatan karya ini prinsip kesatuan digunakan sebagai pengabungan elemen–elemen yang ada saling mendukung antra gambar dan teks sehingga diperoleh titik fokus yang dituju.
30
C. Aspek Teknis Produk Rancangan
Berikut tabel data teknis produk perancangan untuk “Perancangan Buku
Pop-Up Sebagai Media Promosi Taman Wisata Alam Angke Kapuk”:
NO. RINCIAN DATA DATA YANG BERKAITAN DENGAN
PERANCANGAN 1. Data objek perancangan
Situasi dan kondisi lokasi Taman Wisata Alam Angke Kapuk
• Situasi lokasi wisata • Pengunjung yang datang • Kondisi lokasi wisata • Media promosi lokasi
wisata
Lokasi / setting tempat Lokasi tempat dibuat sesuai dengan situasi dan kondisi lokasi Taman Wisata Alam Angke Kapuk dengan menekankan kawasan hijau dari lokasi wisata.
Data yang dikumpulkan dalam menentukan beberapa hal, yaitu:
• Bagaimana setting latar buku sesuai dengan keadaan lokasi wisata? • Apa saja spot menarik dari lokasi
wisata?
• Bagaimana menentukan dan mengkombinasikan kedala teknik
pop-up?
• Bagaimana penyebaran media promosi Taman Wisata Alam Angke Kapuk?
2. Data teknologi dan material yang digunakan dalam perancangan buku pop-up
Data yang digunakan berfungsi untuk: • Memilih dan menetukan material
yang akan digunakan selama proses perancangan buku pop-up
berlangsung
31
Data
• Pengumpulan data berupa photo spot menarik di Taman Wisata Alam Angke (menggunakan kamera hand phone) Sketsa • Sketsa hasil pengumpulan data lokasi wisata • Art paper 80 gsm • Ukuran kertas A5 • Pensil warna Faber
Castel Basic Color • Penghapus Faber Castel White Dummy
• Hasil sketsa dibentuk
white dummy
• Kertas Ivory 250 gsm • Kertas Art Karton 250
gsm
• Ukuran Kertas A3+ • Cutting board paper
• Penggaris • Cutter
• Gunting • Double tip
cocok untuk dijadikan material buku
pop-up yang kuat
• Menentukan biyaya produksi dar perancangan buku pop-up
• Mengetahui media pendukung promosi yang dipakai dalam proses perancangan buku pop-up
32
• Lem
• Pulpen mati (untuk pelipatan pop-up) Dummy
• Notebook HP Pro Book
• Software Adobe Ilustrator CS4 • Wacom • Kertas Splendorgel 250 gsm • Ukuran A3+
• Cutting board paper
• Penggaris • Cutter
• Gunting • Double tip
• Lem
• Pulpen mati (untuk pelipatan pop-up) Pop-up isi
• Notebook HP Pro Book
• Software Adobe Ilustrator CS4 • Wacom • Kertas Splendorgel 250 gsm • Ukuran A3+
33
• Cutting board paper
• Penggaris • Cutter
• Gunting • Double tip
• Lem
• Pulpen mati (untuk pelipatan pop-up) Cover Book Pop-up
• Notebook HP Pro Book
• Software Adobe Ilustrator CS4
• Kertas Art Paper 150 gsm
• Ukuran A3 • Laminasi Dof • Duplek 3 mm
Packaging Cover Book Pop-up
• Notebook HP Pro Book
• Software Adobe Ilustrator CS4
• Kertas Art Paper 150 gsm
• Ukuran A2 • Laminasi Dof • Duplek 3 mm
34
3. Alur Cerita • Halaman 1-2
menggambarkan
suasana gerbang masuk, menjelaskan harga tiket dan jam kerja lokasi dari lokasi Taman Wisata Alam Angke Kapuk • Halaman 3-4
menggambarkan dan memberikan keterangan mengenai denah lokasi Taman Wisata Alam Angke Kapuk
• Halaman 5-6
menggambarkan mesjid yang terletak diatas danau lokasi wisata serta bangunannya yang khas.
• Halaman 7-8 menggambarkan suasana penanaman mangrove dan papan nama, serta informasi biaya yang ditarifkan lokasi Taman Wisata Alam Angke Kapuk • Halaman 9-10
menggambarkan area
Data yang sebagai penunjang alur cerita:
• Apa saja elemen yang akan dibentuk kedalam teknik pop-up?
• Bagaimana penyesuaian teknik
pop-up dengan ilustrasi buku?
• Bagaimana keseimbangan dan kekuatan pop-up?
35
penginapan dengan sensasi menginap diatas air dengan pondok yang terbuat dari kayu • Halaman 11-12
menggambarkan suasana jalan setapak Taman Wisata Alam Angke Kapuk yang asri, alami, rimbun dan sejuk • Halaman 13-14
menggambarkan bangunan pengamat burung yang terdapat di lokasi Taman Wisata Alam Angke Kapuk • Halaman 15-16
menggambarkan kantin yang terdapat di lokasi Taman Wisata Alam Angke Kapuk bernama Waroeng Kopi Mangrove • Halaman 17-18
menggambarkan suasana senja ketika berada di Taman Wisata Alam Angke Kapuk • Halaman 19-20
menggambarkan suasana malam hari
36
ketika berada di Taman Wisata Alam Angke Kapuk
4. Teknik pop-up: • V-fold
kontruksi teknik pop-up dengan lipatan seperti huruf V atau /\
• Multiple Layers
membuat dua potongan dan direkatkan pada bagian halaman buku
• Floating Layers
membuat dua potongan untuk merekatkan pada bagian tepi teknik, hampir sama dengan teknik multiple layers bedanya ketika buku di buka sampai 180°
Dalam perancangan buku pop-up, diperlukan teknik yang baik dan tepat, karena jika tidak ada perancangan atau pembuatan dummy yang baik dan benar hasilnya tidak akan tepat.
37
permukaan gambar atau bidang dalam teknik
pop-up ini akan datar,
jika digabungkan dapat menghasilkan pop-up
tunnel (trowongan)
• Serial
dengan menggabungkan dan melipat beberapa objek, digunting dan direkatkan pada bagian buku, menghasilkan objek pop-up yang berantai
• Spiral
dengan membuat pola
spiral dan pada bagian
ujungnya di rekatkan ke bagian halam buku.
38
5. Putaran Pop-Up Putaran pop-up yang digunakan 180° sesuai dengan standar buku
Kenyamanan saat membaca buku pop-up serta lebih leluasa mengamati bidang buku
6. Finishing Pop-Up
Teknik Penjilidan Buku Pop-Up
Buku pop-up dijilid secara manual dan dilem tiap lembar buku agar lebih kuat Teknik Cetak Cover Buku Pop-Up
Cover buku dicetak hard cover melalui digital printing
dengan ukuran A3 dan disambung dengan laminasi
doff, juga penambahan lesser cutting pada bagian logo
buku pop-up
Teknik Cetak Packaging Cover Buku Pop-Up
Packaging dicetak hard cover
melalui digital printing dengan ukuran A2 dengan laminasi doff
Memberikan kesan mewah, natural dan vintage untuk tampilan luar buku
bertujuan membuat orang tertarik untuk membacanya
39
D. Aspek Ekonomi Produk Perancangan
Biaya produk dengan material dan finishing disesuaikan dengan estimasi pengerjaan buku pop-up mulai dari tahap pembuatan teknik pop-up, hingga pameran karya. Biaya yang dikeluarkan selama “Perancangan Buku Pop-Up Sebagai Media Promosi Taman Wisata Alam Angke Kapuk” (sebagaimana terlampir).