• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL SKRIPSI ANA MUSFIROTUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL SKRIPSI ANA MUSFIROTUN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL SKRIPSI

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET DENGAN

KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA SEMESTER VI

DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MAJAPAHIT MOJOKETRO

ANA MUSFIROTUN

201001007

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT

MOJOKERTO

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto:

Nama : ANA MUSFIROTUN NIM : 201001007

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Setuju/tidak setuju*) naskah jurnal ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan setelah arahan dari Pembimbing, dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama tim pembimbing sebagai co-author.

Demikian harap maklum.

Mojokerto, Juli 2015

ANA MUSFIROTUN NIM. 201001007

Pembimbing I

DR. Abdul Muhith, S.Kep. Ns.MMKes.

Pembimbing II

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

JURNAL SKRIPSI

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET DENGAN KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA SEMESTER VI

DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKETRO

ANA MUSFIROTUN 201001007

Pembimbing I

DR. Abdul Muhith, S.Kep. Ns.MMKes.

Pembimbing II

(4)

1

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET DENGAN KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA SEMESTER VI

DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKETRO

DR. Abdul Muhith, S.Kep. Ns.MMKes.*, Ana Musfirotun*

STIKES Majapahit Mojokerto Jl. Raya Jabon Gayaman KM.02, Mojokerto E-mail: annamusfirotun@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Sejalan dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan internet tidak dapat dipungkiri lagi. Kini internet semakin dibutuhkan dan digunakan sebagian besar masyarakat. Secara tidak sadar, sebagian orang menganggap internet sebagai kebutuhan primer bagi hidupnya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang termasuk ke dalam golongan addict atau kecanduan. Tujuan penelitian ini adalah hubungan intensitas penggunaan internet dengan kualitas tidur pada mahasiswa semester VI. Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan teknik sampling purposive sampling dan jumlah sampel adalah mahasiswa semester VI di Stikes Majapahit Kabupaten Mojokerto dengan jumlah 38 responden. Penelitian dilakukan bulan Mei 2014. Hasil: Hasil penelitian bahwa intensitas penggunaan internet yang sedang (10-40 jam/bulan) sebanyak 18

responden (47,4%) mengalami kualitas tidur yang baik dan intensitas penggunaan internet yang tinggi (> 40 jam/bulan) sebanyak 9 responden (23,7%) mengalami kualitas tidur yang buruk. Berdasarkan penghitungan uji statistik korelasi pearson didapatkan nilai signifikan 0,031 lebih kecil dari 0,05, sehingga H0 ditolak berarti ada hubungan intensitas

penggunaan internet dengan kualitas tidur pada mahasiswa semester VI. Diskusi: Sehingga Sebagai tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan pada remaja khususnya

mahasiswa tentang intensitas penggunaan internet terhadap kualitas tidur , baik itu berupa brosur atau leaflet, sehingga mereka mampu menggunakan waktu efektif dan efisien, serta menggunakan fasilitas internet tentu bukan suatu larangan tetapi juga harus memperhatikan intensitasnya.

Kata kunci: internet, intensitas penggunaan internet, kualitas tidur, remaja.

ABSTRACT

Introduction: In line with the times, the need for the internet can not be denied. Internet is

now increasingly needed and used most of the people. Unconsciously, most people think of the Internet as a primary requirement for life. Even some of those who belong to the class of addict or addiction. The purpose of this study is the relationship with the intensity of Internet use on the quality of sleep VI semester students. Method: The study design was cross-sectional sampling using purposive sampling techniques and sample number is VI semester students Stikes Majapahit in Mojokerto regency to the number of 38 respondents. The study was conducted in May 2014.Result: The results of the study that the intensity of internet usage is moderate (10-40 hours / month) were 18 respondents (47,4%) had a good sleep quality and intensity of internet usage is high (> 40 hours / month) by 9 respondents (23,7 %) experienced poor sleep quality. Based on the calculation of Correlations Pearson statistical test obtained significant value of 0,031 is smaller than 0,05, so then H0 is rejected means that there is a correlation with the intensity of Internet use on the quality of sleep VI semester students.Discussion: As health professionals so that further enhance student counseling on adolescents in particular on the intensity of Internet use on the quality of sleep, be it in the form of brochures or leaflets, so that they are able to use time effective and efficient, and use the internet facility is certainly not a prohibition but also should pay attention to the intensity.

(5)

2

PENDAHULUAN

Berkembangnya dunia komunikasi telah membawa masyarakat pada suatu peradaban baru dimana setiap individu dipelosok penjuru dunia manapun dapat saling berkomunikasi melalui interaksi dunia maya atau yang lebih dikenal dengan sebutan internet (Salim, 2009 dalam Octaviana 2010). Salah satu yang dapat mengganggu pola tidur yaitu internet. Intensitas penggunaan media internet yang tinggi menyebabkan frekuensi maupun pola istirahat dan tidur berubah. Sejalan dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan internet tidak dapat dipungkiri lagi. Internet semakin dibutuhkan dan digunakan sebagian besar masyarakat. Tidak sadar, sebagian orang menganggap internet sebagai kebutuhan primer bagi hidupnya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang termasuk ke dalam golongan addict atau kecanduan. Para pecandu internet mengalami gangguan tidur karena terlalu banyak menghabiskan waktu online, kurang istirahat dan kesehatan fisik yang menurun (Dyach, 2012).

Penelitian yang berjudul “Sleep Quality

And Elevated Blood Pressure In

Adolescents” oleh Javaheri dan Cleveland

(2008) dalam Ariani (2013) dari Case western Reserve Scholl Of Medicine yang dilakukan pada 238 orang remaja mengenai penurunan kualitas tidur menunjukkan menurunnya jam tidur lebih dari 1 jam dalam 20-30 tahun terakhir yang diakibatkan oleh salah faktor yaitu penggunaan internet (Potter & Perry, 2005). Dengan memberikan kuesioner kepada 4.100 orang berusia 20-24 tahun dan wawancara terhadap 32 orang pengguna berat teknologi informasi dan telekomunikasi (ICT), peneliti dari

University of Gothenburg’s Sahlgrenska

Academy, Swedia berkesimpulan

penggunaan ponsel dan komputer secara intensif menimbulkan stres, gangguan tidur, dan gejala depresi. Semakin berkembangnya dunia internet saat ini sudah banyak sekali orang yang memakai teknologi internet ini, sekarang pengguna

internet di dunia sudah mencapai 2.267.233.742 pengguna. Indonesia urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di Asia setelah China, India dan Jepang yang mencapai 55.000.000 pengguna (Dyach, 2012). Penggunaan internet terbesar di Indonesia dapat ditemukan di kota pelajar Yogyakarta, yaitu sebanyak 36,2%. Disusul oleh Jakarta Selatan, Kabupaten Sleman, dan kota industri Tangerang Selatan, masing-masing sebanyak 33,2%, 29,52%, dan 29,29%. Rata-rata penggunaan internet per kabupaten/kota di Pulau Jawa sebesar 12,02% meliputi wilayah Mojokerto, Bandung, Madiun, dan Kota Pasuruan (Ismaini, dkk 2011). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 5 April 2014 didapatkan 10 mahasiswa semester VI, diantaranya 7 mahasiswa (70%) dengan kualitas tidur buruk hal tersebut dapat dikarenakan mereka terlalu berlebihan dalam penggunaan internet, sedangkan 3 mahasiswa (30%) yang mempunyai kualitas tidur baik, hal tersebut dipengaruhi oleh konsumsi atau penggunaan internet yang tidak berlebihan.

Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reakasi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu digunakan untuk tidur (Hidayat, 2007 dalam Ariani dkk 2013). Dewasa ini banyak bermunculan warnet (warung internet) yang menyediakan layanan internet hingga fasilitas wifi ataupun hotspot gratis. Sebagian besar pengunjungnya adalah anak sekolah mulai dari SD sampai SMA, mahasiswa, bahkan pegawai. Dengan memperhatikan hal tersebut, waktu yang digunakan para pengujung warnet tersebut untuk online lebih dari 2 jam dan hal itu juga mengurangi waktu mereka untuk istirahat dan tidur. Bahkan adapula pengunjung yang

(6)

3 datang di malam hari dan bisa online

sampai pagi tanpa tidur malam. Karena itulah pengelola warnetpun menyediakan layanan mereka hingga 24 jam nonstop (Dyach, 2012). Keragaman dan kemudahan yang ditawarkan internet menjadikan curahan waktu untuk menggunakannya menjadi semakin meningkat. Peningkatan curahan waktu dan penggunaan internet yang sangat intensif ini menimbulkan berbagai permasalahan yang di kalangan para ahli psikologi dikenal antara lain sebagai kecanduan internet (internet addiction). Sedangkan pada jurnal kedua menerangkan tentang terganggunya intensitas tidur yang di akibatkan oleh faktor kecanduan pada internet khususnya pada remaja. Menurut Karpinski, para pelajar yang menghabiskan waktu setiap hari untuk mencari teman dan chatting akan kehilangan waktu efektif untuk urusan akademik, minimal satu jam seminggu. Remaja merupakan masa transisi, suatu masa dimana periode anak-anak sudah terlewati dan disatu sisi belum dikatakan dewasa (Stuart & Sundeen, 2006). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kecanduan internet dapat menggangu intensitas tidur. Otak manusia ada kalanya perlu istirahat, jika kita kurang tidur maka kondisi tubuh kita menjadi tidak fit dan tidak stabil.

Berdasarkan masalah di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Hubungan intensitas penggunaan internet dengan kualitas tidur pada mahasiswa semester VI di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto”.

BAHAN DAN METODE

Dalam Desain penelitian ini adalah

cross sectional dengan menggunakan teknik sampling purposive sampling dan jumlah sampel adalah mahasiswa semester VI di Stikes Majapahit Kabupaten Mojokerto dengan jumlah 38 responden. Penelitian dilakukan bulan Mei 2014.

HASIL

Hasil dari penelitian terhadap hubungan intensitas penggunaan internet dengan kualitas tidur pada mahasiswa semester VI di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojoketro adalah sebagai berikut.

Intensitas penggunaan internet yang sedang (10-40 jam/bulan) sebanyak 18 responden (47,4%) mengalami kualitas tidur yang baik dan intensitas penggunaan internet yang tinggi (> 40 jam/bulan) sebanyak 9 responden (23,7%) mengalami kualitas tidur yang buruk.

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini akan diuraikan tentang hubungan intensitas penggunaan internet dengan kualitas tidur pada mahasiswa semester VI di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojoketro

Intensitas Penggunaan Internet

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar intensitas penggunaan internet mahasiswa semester VI sedang (10-40 jam/bulan) sebanyak 22 mahasiswa (57,9%) dan mahasiswa semester VI yang menggunakan internet dengan intensitas yang tinggi sebanyak 16 responden (42,1%).

Menurut Priyatno (2009) dalam Yuniar (2011), internet didefinisikan sebagai suatu jaringan yang menghubungkan antara komputer-komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia untuk saling berbagi data dan informasi. intensitas penggunaan internet adalah seberapa sering (tingkatannya) dan seberapa lama dalam menggunakan atau mengakses sebuah jaringan yang menghubungkan antara computer-komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia untuk saling berbagi data dan informasi (Yuniar, 2011).

Intensitas penggunaan internet dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu persepsi kepuasan, persepsi penggunaan, serta persepsi nilai informasi.

Hasil penelitian dari Latifa (2004) mengungkapkan bawa perilaku remaja yang menggunakan internet yaitu remaja yang

(7)

4 Log-on lebih dari lima kali sebulan, antara

pukul 12-18 WIB selama 91-120 menit, yang digunakan untuk mencari informasi dan hiburan, fasilitas searching dan

browsing yang dimanfaatkan untuk mencari tugas sekolah, menggunakan email 3-6 kali perbulan, serta chatting dengan lawan jenis 30-60 menit dengan topik humor dan hobi tertentu.

Kualitas Tidur

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa semester VI memiliki kualitas tidur yang baik sebanyak 25 mahasiswa (65,8%) dan mahasiswa semester VI memiliki kualitas tidur yang buruk sebanyak 13 responden ((34,2%).

Kualitas tidur mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup secara keseluruhan. Pengukuran kualitas tidur dapat berupa kuesioner sleep diary, nocturnal

polysomnography, dan multiple sleep

latency test (Hermawati, 2010 dalam

Indrawati, 2012). Sleep Diary berupa pencatatan aktivitas tidur sehari-hari, waktu ketika tertidur, aktivitas yang dilakukan dalam 15 menit setelah terbangun, dan makanan, minuman serta medikasi yang dikonsumsi. Orang dewasa usia pertengahan biasanya mempertahankan pola tidur yang dibentuk pada usia lebih muda. Sering kali, pemberi perawatan kesehatan berupaya untuk mengintervensi klien yang melaporkan tidurkurang dari 8 jam setiap malam berdasarkan asumsi yang tidak terbukti bahwa tidur 8 jam adalah jumlah waktu tidur yang optimum (Kozier, 2010)

Orang dewasa usia pertengahan biasanya mempertahankan pola tidur yang dibentuk pada usia lebih muda. Sering kali, pemberi perawatan kesehatan berupaya untuk mengintervensi klien yang melaporkan tidur kurang dari 8 jam setiap malam berdasarkan asumsi yang tidak terbukti bahwa tidur 8 jam adalah jumlah waktu tidur yang optimum.

Para peneliti memeriksa asumsi ini dengan menginvestigasi hubungan antara angka harapan hidup dan lama waktu tidur

(Kripke, Garvinkel, Wingard, Klauber & Marier, 2002). Setelah mengontrol berbagai variable lain, data dari lebih dari 1 juta orang dewasa di amerika (dikumpulkan untuk tujuan lain) menunjukan bahwa angka harapan hidup terburuk adalah mereka yang tidur lebih dari 8,5 jam atau kurang dari 3,5 sampai 4,5 jam setiap malam. Tidak ditemukan laporan antara insomnia dengan mortalitas. Mereka biasanya tidur 6 sampai 8 jam per malam. Sekitar 20% tidur berupa tidur REM. Jumlah terbangun dari tidur meningkat dan jumlah tidur tahap IV mulai menurun.

Hubungan intensitas penggunaan internet dengan kualitas tidur pada mahasiswa semester VI di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto.

Berdasarkan hasil penelitian dari intensitas penggunaan internet yang sedang (10-40 jam/bulan) sebanyak 18 responden (47,4%) mengalami kualitas tidur yang baik dan intensitas penggunaan internet yang tinggi (> 40 jam/bulan) sebanyak 9 responden (23,7%) mengalami kualitas tidur yang buruk. Berdasarkan hasil analisis menggunakan program SPSS, pada taraf kesalahan α = 0,05 atau nilai = 0,031 < 0,05 maka H0 ditolak, jadi ada hubungan intensitas penggunaan internet dengan kualitastidur pada mahasiswa semester VI di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto.

Kini internet semakin dibutuhkan dan digunakan sebagian besar masyarakat. Secara tidak sadar, sebagian orang menganggap internet sebagai kebutuhan primer bagi hidupnya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang termasuk ke dalam golongan addict atau kecanduan. Para pecandu internet mengalami gangguan tidur karena terlalu banyak menghabiskan waktu online, kurang istirahat dan kesehatan fisik yang menurun (Dyach, 2012). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kecanduan internet dapat menggangu intensitas tidur. Otak manusia ada kalanya perlu istirahat, jika kita kurang tidur maka

(8)

5 kondisi tubuh kita menjadi tidak fit dan

tidak stabil. Menggunakan internet itu baik tergantung bagaimana kita mensikapinya (Mauliana, 2013).

Berdasarkan hasil tabulasi silang dapat diketahui di Stikkes Majapahit Mojokerto bahwa mahasiswa yang memiliki usia 21 tahun memiliki memiliki intensitas penggunaan yang sedang (10-40 jam/bulan) sebanyak 14 responden (36,8%). Semakin cukup usia dan tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seorang yang lebih dewasa juga akan lebih di percaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya, hal ini sebagai akibat dari kematangan jiwanya. Oleh sebab itu dia telah memiliki kemampuan untuk mempelajari dan selalu ingin tahu pada situasi yang baru, misalnya mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis (Nursalam, 2001). Untuk dapat menerima dan menyerap informasi dengan baik dibutuhkan kematangan dalam berfikir. Apabila kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir kurang, serta cara berfikir mereka rendah maka kemapuan dalam menerima dan menyesuaikan diri dalam menghadapi peran sebagai calon ibu akan rendah (Notoatmodjo 2003).

Selain dari segi usia yang merupakan usia remaja, jenis kelamin juga berpengaruh pada intensitas penggunaan internet. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 12 mahasiswa laki-laki (31,6%) memiliki intensitas penggunaan internet yang sedang (10-40 jam/hari). Hal tersebut dapat dikarenakan laki-laki lebih memiliki fisik yang lebih kuat jika dibandingkan perempuan, laki-laki memiliki kebiasaan menggunakan internet menjelang malam selain mencari informasi mereka juga menggunakan media internet untuk bermain game online. Dan secara tidak langsung mereka akan lupa waktu ketika sedang asyik bermain.

Berdasarkan hasil tabulasi silang dapat diketahui di Stikkes Majapahit Mojokerto bahwa mahasiswa yang berusia 21 tahun

memiliki kualitas tidur yang baik sebanyak 12 mahasiswa (31,6%) dan 9 mahasiswa (23,7%) memiliki kualitas tidur yang buruk.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian mahasiswa berusia 21 tahun memiliki kualitas tidur yang baik. Hal tersebut dikarenakan usia yang mereka miliki merupakan usia dewasa yang cukup matang, sehingga mereka mampu membagi waktu, baik waktu untuk yang digunakan untuk istirahat, dan mana waktu untuk belajar. Sehingga mereka mampu mengatur waktu yang mereka miliki demi menjaga kesehatan mereka sebagai mahasiswa. Jika mereka memiliki kualitas tidur yang buruk, maka secara tidak langsung akan berpengaruh pada kegiatan-kegiatan serta prestasi belajar mereka sebagai mahasiswa.

Berdasarkan penelitian hampir setengah dari mahasiswa semester VI di Stikkes Majapahit Mojokerto memiliki intensitas penggunaan internet yang sedang dan memiliki kualitas tidur yang baik. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa telah mampu memanfaatkan waktu dengan baik, mereka menyadari bahwa mereka juga butuh istirahat secara normal setiap hari sehingga tidak mengganggu aktivitas dan sebagai mahasiswa memiliki tanggung jawab mengikuti proses belajar mengajar. Sehingga mereka menggunakan internet jika mereka mendapat tugas dari dosen atau jika mereka memiliki waktu luang untuk menggunakan internet. Dengan begitu mereka tidak akan mengalami gangguan tidur dan akan memiliki kondisi tubuh yang sehat.

Keragaman dan kemudahan yang ditawarkan internet menjadikan curahan waktu untuk menggunakannya menjadi semakin meningkat. Peningkatan curahan waktu dan penggunaan internet yang sangat intensif ini menimbulkan berbagai permasalahan yang di kalangan para ahli psikologi dikenal antara lain sebagai kecanduan internet (internet addiction). Sedangkan pada jurnal kedua menerangkan tentang terganggunya intensitas tidur yang di akibatkan oleh faktor kecanduan pada internet khususnya pada remaja. Menurut

(9)

6 Karpinski, para pelajar yang menghabiskan

waktu setiap hari untuk mencari teman dan chatting akan kehilangan waktu efektif untuk urusan akademik, minimal satu jam seminggu. Remaja merupakan masa transisi, suatu masa dimana periode anak-anak sudah terlewati dan disatu sisi belum dikatakan dewasa (Stuart & Sundeen, 2006). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kecanduan internet dapat menggangu intensitas tidurOtak manusia ada kalanya perlu istirahat, jika kita kurang tidur maka kondisi tubuh kita menjadi tidak fit dan tidak stabil. Menggunakan internet itu baik tergantung bagaimana kita mensikapinya.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Disimpulkan bahwa Intensitas penggunaan internet mahasiswa semester VI di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto adalah sebagian besar intensitas penggunaan internet sedang (10-40 jam/bulan) sebanyak 22 mahasiswa (57,9%) dan sebagian besar memiliki kualitas tidur yang baik sebanyak 25 mahasiswa (65,8%). Berdasarkan uji statistik chi square didapatkan ada hubungan intensitas penggunaan internet dengan kualitas tidur pada mahasiswa semester VI di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto.

Saran

Profesi keperawatan dapat sebagai tambahan informasi ilmiah di bidang pendidikan yang berhubungan dengan intensitas penggunaan internet dengan kualitas tidur. Institusi pendidikan dapat sebagai tambahan referensi serta menambah kemampuan dalam proses belajar mengajar tentang hubungan intensitas penggunaan internet dengan kualitas tidur. Tenaga perawat hendaknya mampu melakukan penyuluhan pada masyarakat serta asuhan keperawatan ketika menangani pasien yang mengalami gangguan tidur.

Bagi tempat penelitian menambah pengetahuan tentang hubungan intensitas

penggunaan internet dengan kualitas tidur mahasiswa, sehingga mampu me-manfaatkan dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Bagi responden menambah pengetahuan serta wawasan tentang pengetahuan tentang hubungan intensitas penggunaan internet dengan kualitas tidur, sehingga mampu mengurangi/meminimalisir kejadian yang dapat mempengaruhi kulaitas tidur.

KEPUSTAKAAN

Ariani, 2012. Pengaruh Pemberian

Aromaterapi Cendana Terhadap

Kualitas Tidur Remaja. Denpasar : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Dyach, 2012.

http://dy34ch.blogspot.com/2012/09/p

engaruh-dukungan-keluarga-terhadap_15.html. Hubungan Intensitas Penggunaan Media Internet dengan Pola Tidur pada Remaja. Diakses tanggal 28 Februari 2014.

Hidayat Alimul Aziz A, 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat Alimul Aziz A (2007) Metode

Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika

Hidayat Alimul Aziz A (2009) Metode

Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.

Ismaini, dkk 2011. http://www.academia. edu/5554591/1310201719. Analisis Regresi Tobit Spasial: Studi Kasus Penggunaan Internet di Pulau Jawa.

Diakses tanggal 14 Maret 2014. Kusmiran Eny, 2011. Kesehatan

Reproduksi Remaja dan Wanita.

(10)

7 Kozier, B (2010). Fundamental of Nursing :

Concepts, Process, and Practice.

New Jersey : Prentice-Hall

Madcoms, 2010. Menggenggam Dunia dengan Internet. Edisi 1. Yogyakarta : Andi.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis

dan Instrumen Penelitian

Keperawatan. Jakarta : Salemba

Medika

Nursalam.2011. Konsep Dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba

Medika.

Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Pieter Herri Zan, dkk, 2010. Pengantar

Psikologi Dalam Keperawatan.

Jakarta : Kencana

Pieter Herri Zan, dkk, 2011. Pengantar Psikologi Untuk Keperawatan. Edisi Pertama. Jakarta : Kencana.

Potter,P & Perry,A. 2006. Fundamental Keperawatan : Konsep, Teori dan Praktek. Edisi 4. Jakarta: EGC

Stuart, G.W., & Sundeen, S.J. (2006).

Principles and Practice of Psychiatric

Nursing. NewYork: Mosby Year

Book, Inc.

Tarwoto, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi ketiga-Jakarta : Salemba Medika. Yuniar, Racdhianti, 2011. Hubungan

Antara Self-Control Dengan

Intensitas Penggunaan Internet

Remaja Akhir. Jakarta : Fakultas Psikologi Non Regular Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Referensi

Dokumen terkait

Central Asia memperoleh jumlah skor NPL tertinggi dengan jumlah skor yang sama yaitu 15. Hal ini berarti Bank Rakyat Indonesia dan Bank Central Asia sama-sama

Faktor kontekstual dalam model penelitian ini adalah pendidikan kewirausahaan, dukungan akademik, dukungan sosial dan kondisi lingkungan usaha.Hipotesis berkaitan

Témánk szempontjából fontos empirikus eredmény, hogy négy ázsiai ország, Kína, Japán, a Koreai Köztársaság és Tajvan beruházásainak vizsgálata alapján meg-

Suami yang memiliki istri bekerja maupun istri tidak bekerja harus mampu menerima satu sama lain tentang kondisi rumah tangga, saling menghargai kondisi pasangan,

Tähän kyselyyn vastanneista apteekkareista lähes 90 % oli joko täysin tai ainakin osittain samaa mieltä siitä, että työterveyshuolto yhteistyössä apteekin kanssa kehittää

Pada proses ini, penyerang tidak terlibat dalam komunikasi antara pengirim dan penerima pesan, namun penyerang akan menyadap semua pertukaran pesan antara kedua

Gambar 6 Pembentukan grup yang ada pada Xibo Hal ini diketahui dari proses komunikasinya yang dapat kita lihat melalui aplikasi Wireshark yang menunjukkan bahwa

Uji in-situ kamera CCD terdiri atas pengambilan citra bias (citra dengan waktu integrasi 0 detik) sebanyak 10 buah, sepasang citra flat (citra yang disinari cahaya homogen dengan