• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Berbagai Dosis dan Jenis Pupuk Nitrogen yang Berbeda di Tanah Pasir Pantai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Berbagai Dosis dan Jenis Pupuk Nitrogen yang Berbeda di Tanah Pasir Pantai"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 75

P-ISSN: 2620-8512

Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis UNS Ke 43 Tahun 2019

“Sumber Daya Pertanian Berkelanjutan dalam Mendukung Ketahanan dan Keamanan Pangan Indonesia pada Era Revolusi Industri 4.0”

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (

Allium Ascalonicum

L.) pada

Berbagai Dosis dan Jenis Pupuk Nitrogen yang Berbeda di Tanah Pasir Pantai

Saparso, A. Sudarmaji, Y. Ramadhani, P. S. Dewi dan Fatimah Azakhra,

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman Alamat Korespondensi : saparso.fpunsoed@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menentukan dosis pupuk N yang paling efektif bagi pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah pada tanah pasir pantai, 2) menentukan jenis pupuk N yang paling efektif bagi pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah pada tanah pasir pantai, 3) menentukan kombinasi dosis dan jenis pupuk nitrogen yang paling efektif bagi pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah pada tanah pasir pantai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2018 di Experimental farm Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman dan Laboratorium Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap faktorial yang terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk N yang terdiri dari 25, 187,5, dan 300 kg N/ha. Faktor kedua adalah jenis pupuk N yang terdiri dari pupuk urea dan ZA, KNO3, dan NPK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk N 187,5 kg/Ha merupakan dosis yang paling efektif untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah di lahan pasir pantai dengan potensi hasil umbi segar sebesar 8,09 t/ha. Jenis pupuk N Urea ZA yang paling efektif untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah di lahan pasir pantai dengan potensi hasil umbi segar sebesar 8,38 t/Ha. Kombinasi perlakuan dosis pupuk N 187,5 kg/ha dengan jenis pupuk Urea ZA merupakan perlakuan yang paling efektif untuk meningkatkan perumbuhan dan hasil tanaman bawang merah di lahan pasir pantai dengan potensi hasil umbi segar sebesar 8,69 t/Ha.

Kata kunci : bawang merah, pasir pantai , jenis , dosis, pupuk nitrogen. Pendahuluan

Bawang merah merupakan jenis sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bawang merah digunakan sebagai bumbu penyedap masakan dan juga sebagai bahan obat-obatan untuk penyakit tertentu (Samadi dan Bambang, 2005). Kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk. Daya beli masyarakat juga cenderung naik sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu diimbangi dengan peningkatan jumlah produksi.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) (2014), produksi umbi bawang merah pada tahun 2014 sebesar 10,22 ribu ton dan tahun 2013 sebesar 9,54 ribu ton. Hasil tersebut jika dibandingkan

(2)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 76

P-ISSN: 2620-8512

dengan tahun 2012, produksi mengalami penurunan sebesar 2,31 ribu ton. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan luas panen sebesar 287 ha (24,32%) meskipun produktivitas mengalami kenaikan sebesar 0,63 ton/ha (6,27%) dibandingkan tahun 2012. Produksi umbi bawang merah pada tahun 2011 sebesar 10,12 ribu ton dan tahun 2010 sebesar 10,49 ribu ton. Laju produksi umbi bawang merah pada tahun 2014 mengalami fluktuatif.

Salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam rangka meningkatkan produksi bawang merah adalah dengan perluasan areal tanaman bawang merah. Upaya pemanfaatan tanah pasir menjadi media tanam untuk tanaman bawang merah adalah dengan penambahan unsur hara makro berupa nitrogen. Hidayat dan Rosliani (1996) menyatakan bahwa kebutuhan N untuk produksi umbi bawang merah bervariasi. Kebutuhan N yang optimum untuk bawang merah 150-300 kg/ha bergantung pada varietas dan musim tanam. Dalam penelitian bawang merah di daerah Brebes (Jawa Tengah), pada umumnya dosis pupuk yang digunakan antara 135–190 kg N/ha, 90 kg P2O5 /ha, dan 100 kg K2O/ha, tanpa menggunakan pupuk organik (Asandhi & Koestoni 1990, Asandhi et

al., 2005).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dosis pupuk N yang paling efektif bagi pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah pada tanah pasir pantai, menentukan jenis pupuk N yang paling efektif bagi pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah pada tanah pasir pantai dan menentukan kombinasi dosis dan jenis pupuk nitrogen yang paling efektif bagi pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah pada tanah pasir pantai.

Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Experimental farm Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2018. Bahan penelitian yang digunakan meliputi benih bawang merah varietas Bima Brebes, tanah pasir pantai Jetis, tanah vertisol, pupuk TSP, pupuk KCl, pupuk Urea, ZA, KNO3, NPK (Mutiara), pupuk kandang sapi dan pupuk kandang. Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi polibag ukuran 40x40 cm, timbangan digital, termohigrometer, oven, Soil Plant Analysis Development (SPAD), alat pendeteksi RGB, ember, selang, plastik, penggaris, alat tulis, kamera dan alat-alat budidaya pertanian.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap faktorial yang terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk N yang terdiri dari 25 kg N/ha, 187.5 kg N/ha, dan 300 kg N/ha. Faktor kedua adalah jenis pupuk N yang terdiri dari pupuk urea dan ZA, KNO3, dan NPK.

(3)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 77

P-ISSN: 2620-8512

Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, luas daun, tingkat kehijauan daun, panjang akar, jumlah akar, jumlah umbi, diameter umbi, bobot tanaman segar dan kering, bobot akar segar dan kering, bobot daun segar dan kering, bobot umbi segar dan kering, dan hasil umbi segar. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F, apabila terdapat keragaman dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.

Hasil dan Pembahasan

1. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen terhadap Variabel Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah

a. Luas Daun

Hasil analisis ragam menunjukkan perlakuan dosis pupuk N memberikan respon yang berbeda nyata terhadap luas daun tanaman bawang merah. Gambar 1 menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk 187,5 kg/ha menghasilkan rata-rata luas daun tertinggi sebesar 3432,392 cm2. Dosis optimum dari persamaan pada Gambar 1 adalah 129,02 kg/ha sehingga menghasilkan luas daun maksimal sebesar 3490,99 cm2.

Gambar 1. Luas daun terhadap dosis pupuk N

Perlakuan dosis pupuk N 187,5 kg/ha memberikan pengaruh nyata terhadap luas daun tanaman bawang merah karena kebutuhan hara telah terpenuhi dan dosis tersebut sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Wijaya (2008) menyatakan apabila kebutuhan hara N pada tanaman terpenuhi dengan cukup, maka tanaman akan mampu membentuk helai daun yang luas dengan kandungan klorofil yang tinggi. Hal tersebut akan menyebabkan tanaman dapat menghasilkan asimilat dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pertumbuhan vegetatifnya. Sonbai et al. (2013), menambahkan bahwa untuk tanaman jagung, pemupukan N menyebabkan kadar klorofil dan luas daun bertambah.

b. Bobot Daun Kering

y = -0.0173x2 + 4.4642x + 3203.8 R² = 0.5541 0 1000 2000 3000 4000 0 50 100 150 200 250 300 L ua s Da un ( cm 2/t an )

(4)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 78

P-ISSN: 2620-8512

Hasil analisis ragam menunjukkan perlakuan dosis pupuk N memberikan respon yang berbeda nyata terhadap bobot daun kering tanaman bawang merah. Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk 187,5 kg/ha menghasilkan rata-rata bobot daun kering terberat sebesar 1,4 g (Gambar 2). Dosis optimum dari persamaan di atas adalah 230 kg/ha sehingga menghasilkan bobot daun kering maksimal sebesar 1,53 gram.

Gambar 2. Bobot daun kering terhadap dosis pupuk N

Perlakuan dosis pupuk N 187,5 kg/ha memberikan pengaruh nyata terhadap bobot daun kering tanaman bawang merah karena unsur hara N sudah terserap dengan baik dan mampu menghasilkan asimilat yang cukup tinggi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Nur (2010) bahwa bobot kering total tanaman (bobot kering daun, batang dan akar) dapat digunakan sebagai indikator kemampuan tanaman dalam menghasilkan asimilat.

c. Lebar bukaan stomata

Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk 187,5 kg/ha menghasilkan rata-rata lebar bukaan stomata tertinggi sebesar 10 µm. Gambar 3, menunjukkan bahwa dosis pupuk N memberikan pengaruh sebesar 70% terhadap lebar bukaan stomata tanaman bawang merah. Dosis optimum pada persamaan (Gambar 3) adalah 184,29 kg/ha sehingga menghasilkan lebar bukaan stomata maksimal sebesar 10,108 µm.

Perlakuan dosis pupuk N 187,5 kg/ha memberikan pengaruh nyata terhadap lebar bukaan stomata tanaman bawang merah karena kebutuhan hara telah terpenuhi dan dosis tersebut sesuai dengan kebutuhan tanaman. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2013), bahwa bukaan stomata dipengaruhi oleh interaksi stres air dan pemupukan nitrogen. Interaksi antara stres air dengan pemupukan nitrogen memperlihatkan bahwa bukaan stomata lebih sempit (P<0,05) pada tanaman yang stres air dibanding dengan tanaman yang cukup air. Penutupan stomata pada tanaman yang stres air adalah reaksi tanaman untuk mengurangi pengeluaran air melalui transpirasi. Rhodes dan Samaras (1994) menambahkan bahwa salah satu tanggapan awal tanaman yang stres air adalah penutupan stomata untuk mengurangi konsumsi air

y = -0,00001x2 + 0,0046x + 1,0015 R² = 0,5066 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 0 50 100 150 200 250 300 B o b o t Da un K er in g (g)

(5)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 79

P-ISSN: 2620-8512

melalui transpirasi. Pemberian pupuk N berperan penting dalam proses pembukaan stomata padadaun. Selain itu ada peran serta lingkungan juga berupa cahaya matahari, air dan faktor lainnya.

Gambar 3. Lebar bukaan stomata terhadap dosis pupuk N d. Kadar Klorofil

Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk 25 kg/ha menghasilkan rata-rata kadar klorofil tertinggi sebesar 0,4 mg/g. Persamaan pada Gambar 4 menunjukkan bahwa semakin tinggi pemberian dosis pupuk N dapat menurunkan kadar klorofil. Budiman (2013) menyatakan bahwa total klorofil tanaman rumput gajah yang diberi pupuk nitrogen meningkat dengan meningkatnya dosis pupuk nitrogen, baik yang diberi stres air terbatas maupun yang diberi air cukup. Selain itu, nitrogen erat kaitannya dengan sintesis klorofil (Salisbury dan Ross 1992).

Semakin rendah kadar klorofil totalnya. Hal ini karena pada tanah tersedia unsur hara N yang cukup serta penambahan dari luar berupa pupuk kandang (sapi+ayam) memberikan pasokan unsur hara N yang memadai, sehingga dengan pemberian pupuk N dengan dosis 25 kg/ha dapat meningkatkan kadar klorofil total tanaman bawang merah.

Gambar 4. Kadar klorofil terhadap dosis pupuk N

2. Pengaruh Jenis Pupuk N terhadap Variabel Pertumbuhan dan Hail Tanaman Bawang Merah y = -0,00007x2 + 0,0258x + 7,7337 R² = 0,7 0 2 4 6 8 10 12 0 50 100 150 200 250 300 L eb ar B uka an S to m at a

Dosis Pupuk N (kg/ha)

y = -0,00007x2 + 0,0258x + 7,7337 R² = 0,7 0 2 4 6 8 10 12 0 50 100 150 200 250 300 L eb ar B uka an S to m at a

(6)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 80

P-ISSN: 2620-8512

Jenis pupuk N tidak berpengaruh terhadap beberapa variabel pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah kecuali tinggi tanaman, panjang daun, bobot umbi segar dan hasil umbi segar. Hasil penelitian yang dilakukan produksi bawang merah pada pemberian pupuk Urea ZA, KNO3, dan NPK yaitu 28,18 g/tan, 23,91 g/tan, dan 25,26 g/tan. Hal ini menunjukan bahwa pemberian pupuk Urea ZA, KNO3, dan NPK memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Namun dari perlakuan yang dilakukan pemberian pupuk Urea ZA menghasilkan produksi bawang merah tertinggi.

Pupuk Urea dan ZA adalah jenis pupuk nitrogen yang dapat menghasilkan keseimbangan hara terutama unsur K untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. Pemberian pupuk N terutama yang berasal dari ZA dapat memasamkan tanah akibat dari reaksi pupuk ZA yang masam dalam tanah. Tanah ber-pH rendah menyebabkan ketersediaan kalium sangat rendah. Ketersediaan kalium biasanya baik pada tanah netral maupun tanah basa (alkali) yang menunjukkan pencucian kalium dapat ditukar terbatas (Gardner et al., 1991).Sutrisna et al. (2003), menyatakan bahwa keseimbangan unsur hara terutama K di dalam tanah sangat berperan dalam sintesis karbohidrat dan protein sehingga sangat membantu memperbesar umbi bawang merah.

3. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk N dan Jenis Pupuk N terhadap Variabel Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah

a. Tinggi tanaman

Perlakuan pupuk Urea ZA serta pupuk NPK dengan dosis 187,5 kg/ha memberikan pengaruh tinggi tanaman tertinggi dibandingkan perlakuan yang lain. Hal ini diduga kandungan N pada Urea dan ZA cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan pada tanaman bawang merah. Sedangkan pupuk NPK adalah pupuk yang terdiri atats unsur hara makro (N, P dan K) yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak serta berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Gambar 5. Tinggi tanaman bawang merah pada kombinasi perlakuan dosis pupuk N dan jenis pupuk N yUreaZA = -0,0003x2 + 0,0854x + 34,919 R² = 0,831 yKNO3 = -0,0001x2 + 0,0396x + 34,114 R² = 0,5764 yNPK = -0,00003x2 + 0,0168x + 37,386 R² = 0,4804 0 10 20 30 40 50 0 50 100 150 200 250 300 T in ggi T an am an ( cm )

Dosis Pupuk N (kg/ha) Urea ZA KNO3 NPK

(7)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 81

P-ISSN: 2620-8512

Kelebihan pupuk Urea merupakan pupuk amina yang mengandung senyawa organik yang mempunyai sifat higroskopis dan tidak mudah terdenitrifikasi (Tisdale et al, 1990). Sedangkan pupuk ZA bersifat sangat masam yang dapat menurunkan pH tanah serta meningkatkan kadar N tanah (Yoga, 2010). Pemupukan dengan pupuk Urea dan ZA dapat menghasilkan keseimbangan hara terutama unsur K untuk pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah.

b. Jumlah daun

Pengaruh interaksi dosis pupuk N dengan jenis pupuk N juga terjadi pada variabel jumlah daun (Gambar 6). Daun adalah bagian utama tanaman yang sangat penting karena fotosintesis hampir sebagian besar terjadi di daun. Kombinasi perlakuan dosis pupuk N 187,5 kg/ha dengan jenis pupuk N yaitu NPK berbeda sangat nyata terhadap semua perlakuan lainnya dan menghasilkan jumlah daun tertinggi yaitu 26 helai.

Penggunaan pupuk NPK diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pengaplikasian di lapangan dan dapat meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan di dalam tanah serta dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutedjo (2002) bahwa pemberian pupuk anorganik ke dalam tanah dapat menambah ketersediaan hara yang cepat bagi tanaman. Pupuk majemuk NPK adalah pupuk anorganik atau pupuk buatan yang dihasilkan dari pabrik-pabrik pembuat pupuk, yang mana pupuk tersebut mengandung unsur-unsur hara atau zat-zat makanan yang diperlukan tanaman. Kandungan unsur hara dalam pupuk majemuk dinyatakan dalam tiga angka yang berturut-turut menunjukkan kadar N, P2O5 dan K2O (Hardjowigeno, 2003).

Perlakuan pupuk NPK dengan dosis 187,5 kg/ha merupakan kombinasi perlakuan terbaik dibandingkan perlakuan lainnya. Hal tersebut disebabkan karena unsur hara N dari pupuk NPK dengan dosis 187,5 kg/ha tersedia cukup optimum dan dapat diserap tanaman dengan maksimal.

Gambar 6. Jumlah daun bawang merah pada kombinasi perlakuan dosis pupuk N dan jenis pupuk N

c. Panjang Daun

Pengaruh interaksi dosis pupuk N dengan jenis pupuk N juga terjadi pada variabel panjang daun. Gambar 7 menunjukan bahwa pemberian jenis pupuk N memberikan panjang daun yang

yUreaZA = 9E-05x2 - 0,0307x + 23,528 R² = 0,4 yKNO3= -0,0003x2 + 0,0789x + 21,623 R² = 0,9691 yNPK = -0,0003x2 + 0,0883x + 20,557 R² = 0,9514 0 10 20 30 0 50 100 150 200 250 300 Ju m lah Daun ( h el ai/ tan )

Dosis Pupuk N (kg/ha) Urea ZA KNO3 NPK

(8)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 82

P-ISSN: 2620-8512

berbeda nyata pada tanaman bawang merah yang ditanam dengan pemberian dosis pupuk N yang bebeda. Persamaan regresi menunujukan bahwa kurva pengaruh interaksi jenis dan dosis pupuk N memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap panjang daun. Pemberian pupuk Urea Za, KNO3, dan NPK dengan pemberian berbagai dosis membentuk hubungan interaksi yang bersifat kuadrater. Panjang daun tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan pupuk Urea ZA dengan dosis 187,5 kg/ha dengan rerata panjang daun sebesar 33,63 cm.

Gambar 7. Panjang daun bawang merah pada kombinasi perlakuan dosis pupuk N dan jenis pupuk N

Kombinasi pupuk Urea ZA dengan dosis N 187,5 kg/ha menghasilkan panjang daun tertinggi. Hal tersebut diduga karena kombinasi perlakuan tersebut mampu menciptakan keseimbangan unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman bawang merah. Menurut Susetyo et al (1969), keseimbangan unsur hara nitrogen di dalam tanah dimanfaatkan tanaman untuk perkembangan akar, batang, dan daun. Pendapat tersebut didukung oleh Rosmarkam dan Yurwono (2002), bahwa adanya unsur hara yang tercukupi bagi tanaman akan mendorong pertumbuhan organ-organ yang berkaitan dengan fotosintesis yaitu daun.

Urea memiliki sifat higroskopis, sedangkan ZA tidak higroskopis sehingga keduanya bias dicampur agar kandungan N pada Urea bisa terbawa dan terserap tanah lebih maksimal. Urea memiliki kandungan N yang tinggi (46%) sedangkan ZA hanya 21%. Namun ZA memiliki kandungan K yang dapat menurunkan pH tanah pasir pantai yang basa. Sehingga keduanyapun menjadi saling menguntungkan (Maspary, 2014).

d. Bobot Umbi Segar

Persamaan regresi menunjukan bahwa kurva pengaruh interaksi jenis dan dosis pupuk N memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap bobot umbi segar (Gambar 8). Pemberian pupuk Urea Za, KNO3, dan NPK dengan pemberian berbagai dosis membentuk hubungan interaksi

yUreaZA = -0,0002x2 + 0,0748x + 28,357 R² = 0,8669 yKNO3 = -7E-05x2 + 0,0259x + 27,775 R² = 0,236 yNPK = 3E-05x2 - 0,0045x + 31,243 R² = 0,2028 0 10 20 30 40 0 50 100 150 200 250 300 P an ja n g D au n ( cm )

Dosis Pupuk N (kg/ha)

(9)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 83

P-ISSN: 2620-8512

yang bersifat kuadrater. Bobot umbi segar tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan Pupuk Urea ZA dengan dosis 187,5 kg/ha dengan rerata bobot umbi segar sebesar 30,29 g.

Kombinasi pupuk Urea ZA dengan dosis N 187,5 kg/ha menghasilkan bobot umbi segar tertinggi. Hal tersebut diduga karena kombinasi perlakuan tersebut mampu menciptakan keseimbangan unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman bawang merah. Unsur hara N yang berasal dari Urea dan ZA diperlukan tanaman bawang merah saat fase pembentukan umbi seperti yang telah dijelaskan oleh Rahayu et al. (2016), jika tanaman bawang merah kekurangan unsur N maka umbi yang dihasikan akan berukuran kecil dan memiliki kandungan air yang rendah. Pemberian pupuk Urea ZA tidak hanya menyediakan unsur hara N bagi tanah tetapi juga unsur hara K, yaitu yang berasal dari pupuk ZA. Menurut Napitupulu dan Winarto (2009), bahwa unsur K berperan dalam meningkatkan pertumbuhan generatif tanaman seperti pembentukan, pembesaran dan pemanjangan umbi serta berpengaruh dalam meningkatkan bobot bawang merah. Ketersediaan unsur hara N dan K yang cukup dalam tanah mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang merah termasuk proses pembentukan umbinya.

Gambar 8. Bobot umbi segar bawang merah pada kombinasi perlakuan dosis pupuk N dan jenis pupuk N

e. Hasil Umbi Segar

Hasil umbi segar per hektar sangat dipengaruhi oleh bobot umbi segar per tanaman. Peningkatan dosis pupuk N cenderung meningkatkan bobot umbi segar yang akan berdampak pada meningkatnya hasil umbi segar. Kombinasi jenis pupuk Urea ZA dengan dosis 187,5 kg/ha menghasilkan hasil umbi segar tertinggi. Hal tersebut diduga karena kombinasi perlakuan tersebut mampu menciptakan keseimbangan unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga tanaman dapat melakukan metabolisme dengan baik dan berpengaruh terhadap hasil dari

yUreaZA = -0,0002x2 + 0,0505x + 27,413 R² = 0,553 yKNO3 = 0,0001x2 - 0,0403x + 26,528 R² = 0,4 yNPK = -0,0001x2 + 0,0039x + 29,958 R² = 0,8617 0 10 20 30 40 0 50 100 150 200 250 300 B ob ot Um b i S egar ( g/t an )

Dosis Pupuk N (kg/ha) Urea ZA KNO3 NPK

(10)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 84

P-ISSN: 2620-8512

tanaman bawang merah (Puspadewi et. al.,2016). Selain itu Urea dan ZA merupakan perpanduan yang seimbang sehingga dapat menghasilkan produksi bawang merah yang baik.

Gambar 9. Hasil umbi segar bawang merah pada kombinasi perlakuan dosis pupuk N dan jenis pupuk N

Kesimpulan dan Saran

Dosis pupuk nitrogen 187,5 kg/ha merupakan perlakuan terbaik untuk meningkatkan variabel luas daun, bobot daun kering, lebar bukaan stomata. Pupuk N dosis 187,5 kg/ha mampu menghasilkan umbi segar 8,09 t/ha. Penggunaan pupuk nitrogen jenis NPK mutiara merupakan aplikasi terbaik untuk meningkatkan variabel tinggi tanaman dan panjang daun. Sedangkan pupuk nitrogen jenis Urea ZA untuk meningkatkan bobot umbi segar dan hasil umbi segar. Jenis pupuk Urea ZA mampu menghasilkan umbi segar sebesar 8,38 t/ha. Kombinasi perlakuan dosis pupuk N 187,5 kg/ha dengan jenis pupuk Urea ZA merupakan perlakuan terbaik yang mampu menghasilkan umbi segar tertinggi sebesar 8,69 t/ha. Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap tanaman bawang merah di tanah pasir pantai dengan pemberian dosis pupuk N dan jenis pupuk N yang sama atau lebih beragam pada musim yang berbeda.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih kepada DRPM Kemenristek yang membiayai penelitian melalui Skim Penelitian Strategis Nasional Institusi Tahun 2018.

Daftar Pustaka

Ashandi, A.A. dan Koestoni, T. 1990. Efisiensi pemupukan pada pertanaman bawang merah. Bulan Penelitian Hortikultura. 19(1): 1-6.

Asandhi, A., A. Nurtika dan Sumarni 2005. Optimasi pupuk dalam usahatani LEISA bawang merah di dataran rendah. Jurnal Hortikultura. 15 (3): 199-207.

Badan Pusat Statistik (BPS) D.I. Yogyakarta. 2014. Produksi Cabai Besar, Cabai Rawit dan Bawang Merah pada Tahun 2013. Berita Resmi Statistik Provonsi D.I. Yogyakarta No. 46/08/34/Th. XVI, 4 Agustus 2014. yUreaZA= -3E-05x2 + 0,0075x + 8,275 R² = 0,5527 yKNO3 = 2E-05x2 - 0,0066x + 8,1509 R² = 0,4 y NPK = -2E-05x2 + 0,0013x + 8,6334 R² = 0,8606 0 3 6 9 12 0 50 100 150 200 250 300 Has il u m b i se gar ( t/h a)

Dosis Pupuk N (kg/ha) Urea ZA KNO3 NPK

(11)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 85

P-ISSN: 2620-8512

Budiman. 2013. Pengaruh Pemupukan Nitrogen dan Stres Air terhadap Bukaan Stomata, Kandungan Klorofil dan Akumulasi Prolin Tanaman Rumput Gajah (Penunisetum purpureum Schum). Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan. 2 (3): 159-166.

Gadner, F. P., R. Mitchell, R. L.1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press, Jakarta. Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.

Harin E. P., T. Wardiyati dan M. Nawawi. 2016. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Tingkat Kepadatan Tanama terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan (Brassica Oleraceae L.). Jurnal Produksi Tanaman. 4 (1): 49-56

Hidayat, A. dan R. Rosliani 1996. Pengaruh pemupukan N, P, dan K pada pertumbuhan dan produksi bawang merah kultivar Sumenep. Jurnal Hortikultura. 5 (5):39-43.

Maspary. 2014. Perbedaan Pupuk Urea dan ZA. (Online).

http://www.gerbangpertanian.com/2014/04/perbedaan-pupuk-urea-dan-za_13.html diakses

pada tanggal 16 September 2018.

Napitupulu, D dan L. Winarto. 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk N Dan K Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah. Jurnal Hortikultura. 20 (1): 22-35.

Nur, E.S. 2010. Pengaruh Pemupukan N dan K pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Talas yang Ditanam di Lahan Kering. Akta Agrosia. 13 (1): 1 – 7.

Pahlevi, R.W., B. Guritno dan N.E. Suminarti. 2016. Pengaruh Kombinasi Proporsi Pemupukan Nitrogen dan Kalium pada Pertumbuhan, Hasil dan Kualitas Tanaman Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) Varietas Cilembu pada Dataran Rendah. Jurnal Produksi Tanaman. 4(1): 16-22. Puspadewi, S., W. Sutari dan Kusumiyati. 2016. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC)

dan Dosis Pupuk N, P, K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. var Rugosa Bonaf) Kultivar Talenta. Jurnal Kultivasi. 15(3): 208-216.

Rahayu, S., Elfarisna dan Rosiana. 2016. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dengan Penambahan Pupuk Organik Cair. Jurnal Agrosains dan Teknologi. 1(1): 7-18.

Rhodes, D. and Y. Samaras. 1994. Genetic Control of Osmoregulation Inplants. In Cellular and Molecular Physiology of Cell Volume Regulation. CRC Press, Boca Raton. pp. 347-361. Rosman, R., O. Trisilawati dan Setiawan. 2013. Pemupukan Nitrogen, Fosfor dan Kalium pada

Tanaman Akar Wangi. Jurnal Litri. 19 (1): 33-40.

Salisbury F.B. Dan Ross.C.W.1992. Fisiologi Tumbuhan. Jilid I. Cetakan Keempat.Penerbit ITB,Bandung.(Diterjemahkan Oleh: L. Sumaryono1995).

Samadi, B. dan B. Cahyono. 2005. Bawang Merah Intensifikasi Budi Daya. Kanisius, Yogyakarta. Sonbai, J.H.H., D. Prajitno dan A. Syukur. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Jagung pada Berbagai

Pemberian Pupuk Nitrogen di Lahan Kering Regosol. Ilmu Pertanian. 16(1): 77-89.

Susetyo, S. Kismono dan B. Soewandi. 1969. Hijauan Makanan Ternak. Direktorat Jendral Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.

Sutrisna, N., S. Suwulan, dan Ishaq. 2003. Uji Kelayakan Teknis dan Finansial Penggunaan Pupuk NPK Anorganik pada Tanaman Kentang Dataran Tiinggi Jawa Barat. Jurnal Hortikultura. 13(1): 67-75.

Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Tisdale, S., L. Nelson and J.D. Beaton. 1990. Soil Fertility and Fertilizer 4th Edition. Macmillan Publishing. Co., New York.

Wijaya, K.A. 2008. Nutrrisi Tanaman. Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.

Yoga, M. N. 2010. Kajian Penggunaan Pupuk Organik Dan Jenis Pupuk N Terhadap Kadar N Tanah, Serapan N Dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Pada Tanah Litosol Gemolong. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Gambar

Gambar 1. Luas daun terhadap dosis pupuk N
Gambar 2. Bobot daun kering terhadap dosis pupuk N
Gambar 3. Lebar bukaan stomata terhadap dosis pupuk N  d.  Kadar Klorofil
Gambar 5. Tinggi tanaman bawang merah pada kombinasi perlakuan dosis pupuk N dan jenis  pupuk N y UreaZA   = -0,0003x 2  + 0,0854x + 34,919 R² = 0,831 yKNO3 = -0,0001x2 + 0,0396x + 34,114 R² = 0,5764 yNPK = -0,00003x2 + 0,0168x + 37,386 R² = 0,4804 0 10 20
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini dilakukan pengkajian data dan pemecahan masalah analisis model runtut waktu ( time-series ) dan estimasi parameter dari data indeks saham harian JII

Baru disana kita akan mendapatkan ide-ide atau setidaknya pikiran kita akan terbuka mengenai kedepannya akan bagaimana , dan bagaimana cara mengatasi pesaing-pesaing yang bergerak

Rekomendasi umum ini bermaksud memberikan kontribusi bagi pemenuhan kewajiban Negara Peserta untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak asasi manusia perempuan pekerja

Penulis akan berusaha membuktikan bahwa benar adanya apabila kegiatan – kegiatan terkait diplomasi pertahanan yang dilakukan Australia terhadap Indonesia merupakan

memiliki “ initial tarif rate ” yang jauh lebih tinggi; (2) Dengan kekuatan kapital yang dimiliki, negara-negara maju telah menyediakan subsidi ekspor dan subsidi domestik

1. Bisnis tersebut risikonya kecil. Logikanya mudah/sederhana; tidak ada rutin spesial yang dikembangkan untuk melakukan proses data.. Input transaksi dilakukan dengan metode batch

Selanjutnya, adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn dari siklus pertama ke siklus kedua menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif

HOTS memberikan dampak pembelajaran bagi siswa maupun guru yaitu: (1) belajar akan lebih efektif dengan higher order thinking; (2) meningkatkan kemampuan