• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci : BUMDES, Kredit, Tenaga Kerja, Produksi, Pendapatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci : BUMDES, Kredit, Tenaga Kerja, Produksi, Pendapatan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

i Judul :

Nama : Ni Putu Ayu Putri Trisnawati NIM : 1306105036

Abstrak

Kabupaten Tabanan merupakan Kabupaten yang kebanyakan penduduknya bekerja sebagai petani dan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan sebesar 81,4 persen penduduk disana bekerja sebagai petani, namun masyarakat disana masih tergolong masyarakat miskin yang tidak memiliki lahan dan hanya sebagai penggarap. Meningkatkan hasil produksi memerlukan modal dan biaya yang tidak sedikit hal ini yang menyebabkan masyarakat disna kesulitan meningkatkan hasil produksi pertanian mereka. Program dari Badan Usaha Milik Desa ini sangat diperlukan oleh petani yang termasuk rumah tangga miskin untuk meningkatkan hasil pertanian dan pendapatan petani di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kredit yang diberikan oleh Badan Usaha Milik Desa dan variabel tenaga kerja serta pengaruhnya terhadap produksi pertanian dan pendapatan keluarga miskin di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan.

Hasil analisis menggunakan analisis jalur ini menyatakan bahwa kredit yang diberikan oleh Badan Usaha Milik Desa yang berada di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan tidak memberikan perubahan pada hasil produksi dan pendapatan keluarga miskin yang tergabung dalam kelompok tani yang berada di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. Hasil analisis untuk tenaga kerja menyatakan bahwa tenaga kerja dapat meningkatkan hasil produksi dan pendapatan keluarga miskin yang tergabung dalam kelompok tani yang berada di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan.

Sebaiknya untuk pihak Badan Usaha Milik Desa yang berada di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan dan pemerintah setempat agar lebih sering melakukan monitoring dan sosialisasi pada pengguna dana dari BUMDES.

Kata Kunci : BUMDES, Kredit, Tenaga Kerja, Produksi, Pendapatan

Peranan Badan Usaha Milik Desa dalam Meningkatkan Produksi Pertanian dan Pendapatan Petani Miskin Di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan

(2)

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Pernyataan Orisinalitas ... iii

Kata Pengantar ... iv

Abstrak ... vi

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xi

Dafar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian. ... 14

1.3 Tujuan Penelitian ... 14

1.4 Kegunaan Penelitian... 15

1.5 Sistematika Penulisan ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 18 2.1.1 Agribisnis ... 18 2.1.2 Kemiskinan ... 19 2.1.3 BUMDES ... 19 2.1.4 Kredit ... 21 2.1.5 Tenaga Kerja ... 27 2.1.6 Produksi ... 30 2.1.7 Pendapatan ... 31

2.1.8 Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi ... 34

(3)

iii

2.1.10 Hubungan Kredit dan Pendapatan ... 39

2.1.11 Hubungan Antara Tenaga Kerja dan Produksi ... 39

2.1.12 Hubungan Antara Tenaga Kerja dan Pendapatan ... 39

2.1.13 Peranan Program BUMDES terhadap Produksi dan Pendapatan Keluarga Miskin ... 40

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya... 42

2.3 Hipotesis ... 43

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 44

3.2 Lokasi Penelitian ... 45

3.3 Obyek Penelitian ... 45

3.4 Identifikasi Variabel ... 45

3.5Definisi Operasional Variabel ... 46

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 47

3.6.1 Jenis Data ... 47

3.6.2 Sumber Data... 48

3.7 Populasi Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 49

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 51

3.9 Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 58

4.1.1 Letak Geografis ... 58

4.1.2 Pemerintahan ... 60

4.1.3 BUMDES di Desa Bangli ... 60

4.1.4 Gambaran Umum Usaha Tani Petani Miskin di Desa Bangli... 61

(4)

iv

4.2.1 Umur Responden ... 62

4.2.2 Pendidikan Responden ... 63

4.2.3 Luas Lahan Garapan ... 64

4.2.4 Kredit dari Program Badan Usaha Milik Desa ... 65

4.2.5 Tenaga Kerja ... 67

4.2.6 Produksi Responden ... 68

4.2.7 Pendapatan Responden ... 69

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 84

5.2 Saran ... 85

Daftar Pustaka ... 86

(5)

v

DAFTAR TABEL No. Tabel

1.1Jumlah Penduduk Miskin yang Berada di Provinsi Bali

Tahun 2012-2013 ... 3 1.2 Data Jumlah penduduk Menurut Jenis Pekerjaan di Desa Bangli

Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Tahun 2016 ... 5 1.3Jumlah Pinjaman dari BUMDES untuk Masyarakat Miskin yang

Tergabung dalam kelompok Tani di Desa Bangli Kecamatan

Baturiti Kabupaten Tabanan ... 13 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel Anggota Kelompok Tani di Desa

Bangli Kecamaan Baturiti Kabupaten Tabanan ... 51 4.1 Jumlah Petani Responden Berdasarkan Klasifikasi Umur Pada

Kelompok Tani yang Berada di Desa Bangli Kecamatan Baturiti

Kabupaten Tabanan 2016... 63 4.2 Jumlah Petani Responden Berdasarkan Klasifikasi Tingkat

Pendidikan Pada Kelompok Tani Di Desa Bangli Kecamatan

Baturiti Kabupaten Tabanan ... 64 4.3 Jumlah Petani Responden Berdasarkan Klasifikasi Luas lahan Di Desa

Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan ... 65 4.4 Kredit yang diberikan BUMDES untuk Petani Responden di Desa

Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan ... 66 4.5 Nilai Produksi Petani Responden Di Desa Bangli Kecamatan

Baturiti Kabupaten Tabanan ... 68 4.6 Jumlah Pendapatan Petani Responden di Desa Bangli Kecamatan

Baturiti Kabupaten Tabanan ... 70 4.7 Ringkasan Koefisien Jalur... 79

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR No Gambar

3.1 Kerangka Berpikir ... 44 4.1 Diagram Analisis Jalur Penelitian ... 80

(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran

1. Kuisioner Peranan Badan Usaha Milik Desa Dalam Meningkatkan Hasil Produksi Pertanian dan Pendapatan Petani Miskin Di Desa

Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan ... 91

2. Data Jumlah Kredit, Tenaga Kerja, Produksi, dan Pendapatan Petani Miskin di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan ... 96

3. Korelasi Variabel Kredit dan Tenaga Kerja ... 100

4. Hasil Regresi I ... 101

(8)

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Dalam kehidupan bermasyarakat, kesejahteraan adalah cita-cita masyarakat yang harus diperjuangkan bersama pemeritah dan segenap masyarakat Indonesia. Keberhasilan Indonesia dalam menekan angka kelahiran telah memperoleh pujian internasional. Tanggung jawab berikutnya adalah bagaimana membentuk keluarga kecil menjadi keluarga sejahtera yang diharapkan oleh setiap masyarakat. Keluarga sebagai kesatuan inti masyarakat berperan dalam menentukan pembangunan nasional, sehingga perlu dikembangkan agar tumbuh menjadi keluarga sejahtera yag mandiri dan tangguh, serta berperan sebagai sumber daya manusia yang berguna bagi pembangunan.

Pembangunan pada hakekatnya mempunyai tujuan yaitu membangun kemandirian dan membangun perekonomian di pedesaan khususnya. Salah satu target yang ingin dicapai oleh pemerintah adalah membangun suatu perekonomian yang ada di pedesaan dengan melalui pemerdayaan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas dari berbagai usaha yang ada di pedesaan. Pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan petani dan mendukung inovasi, sehingga ketika pengetahuan dan inovasi terjadi maka produktivitas pertanian meningkat (Kausar, 2011). Tujuannya adalah agar produksi hasil pertanian di desa meningkat dan pendapataan masyarakat pedesaan meningkat.

Kemajuan ekonomi nasional akan tercapai jika terdapat iklim perekonomian yang baik di tingkat provinsi. Kemajuan ekonomi di tingkat provinsi

(9)

9

akan tercapai jika kabupaten memiliki kegiatan ekonomi yang baik. Kemajuan ekonomi kabupaten akan tercapai jika kegiatan perekonomian di pedesaan berjalan baik pula, hal ini akan berimbas pada kesejahteraan masyarakat luas. Hal ini dapat menjamin penyelenggaraan pemerintah yang baik untuk diterapkan di semua tingkat pembangunan dan keputusan berdasarkan kebutuhan nyata dari masyarakat. Pembangunan di pedesaan merupakan salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia melalui kesempatan kerja dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi–institusi nasional, disamping tetap mengejar pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan.

Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan yang menjadi pusat perhatian pemerintah di Negara manapun. Kemiskinan merupakan permasalahan kompleks, karena tidak saja berkaitan dengan rendahnya pendapatan dan konsumsi, namun juga terkait erat dengan pendidikan dan kesehatan. Andre Bayo Ala (Arsyad, 1999) menyebutkan kemiskinan itu bersifat multidimensional, karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam maka kemiskinan pun memiliki banyk aspek. Kemiskinan primer yang berupa miskin akan asset, organisasi sosial, politik, dan pengetahuan serta keterampilan. Aspek sekunder yaitu berupa miskin dalam jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi, dimensi-dimensi kemiskinan dalam bentuk kekurangan gizi, air, tingkat pendidikan yang rendah dan tingkat produktivitas yang rendah.

(10)

10

Masalah kemiskinan di Provinsi Bali sendiri menjadi tugas pokok yang harus dikerjakan oleh pemerintah maupun masyarakat setempat. Di Provinsi Bali adalah destinasi pariwisata yang banyak dikenal di mancanegara tetapi masih banyak penduduknya kurang mampu atau miskin, apabila Provinsi Bali sendiri merupakan salah satu provinsi penyumbang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terbesar melalui pariwisatanya. Masalah kemiskinan ini menjadi masalah yang sangat serius bagi pemerintah daerah setempat agar masalah kemiskinan yang berada di Bali cepat di tanggulangi, ini terlihat bahwa rumah tangga miskin di Bali sendiri masih cukup tinggi seperti terlihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin yang Berada di Provinsi Bali Tahun

2012-2013

No Kabupaten/ Kota

Jumlah Penduduk Miskin

(Jiwa) Persentase (%) 2012 2013 2012 2013 1 Jembrana 15.300 14.900 9.6 8.2 2 Tabanan 21.000 22.500 13.2 12.3 3 Badung 12.500 14.500 7.9 7.9 4 Gianyar 22.600 20.800 14.2 11.4 5 Klungkung 9.300 12.200 5.9 6.7 6 Bangli 9.900 12.000 6.2 6.6 7 Karangasem 22.700 27.800 14.3 15.2 8 Buleleng 33.000 40.300 20.7 22.1 9 Denpasar 12.700 17.600 8 9.6 Bali 159.000 182.600 100 100

Sumber Data : Bali dalam Angka

Tabel 1.1 menunjukan jumlah penduduk miskin dan persentase tingkat kemiskinan yang berada di 9 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Bali pada tahun 2012 sampai 2013. Kabupaten Tabanan adalah Kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tertinggi keempat dibandingkan dengan Kabupaten lainnya yaitu sebanyak 21.000 ribu jiwa. Kebanyakan penduduk miskin yang berada di

(11)

11

Kabupaten Tabanan ini berkerja sebagai petani atau sebagai buruh tani. Hal ini memerlukan perhatian khusus dari pemerintah dalam membuat kebijakan. Kebijakan bidang pertanian sangat diperlukan oleh penduduk miskin di Kabupaten Tabanan dilihat dari proporsi penduduk miskin yang notabene bekerja dibidang pertanian.

Sektor Pertanian merupakan sektor strategis dan potensial dalam pembanguanan ekonomi nasional. Pengembangan sektor pertanian sangat penting untuk kemajuan negara karena pembangunan harus dimulai dengan pemberdayaan masyarakat miskin yang sebagian besar berasal dari sektor ini (Omorogiuwa, 2014). Sebagai negara agraris, sektor ini mampu memberikan konstribusi sebesar 25,74 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun 2011. Perkembangan teknologi adalah sumber utama pertumbuhan sektor pertanian, sehingga akses teknologi harus dapat ditangani dengan baik agar dapat mempercepat pertumbuhan sektor pertanian (Mellor, 2002).Sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, bahkan tercatat hingga tahun 2011 41 persen tenaga kerja Indonesia bergerak dalam sektor ini (Aggita, 2013). Penggunaan kelompok tani akan memudahkan petani untuk memperoleh informasi serta meyebabkan adanya peningkatan adopsi teknologi dan peningkatanproduksi (Mwaura, 2014).

Kabupaten Tabanan merupakan Kabupaten yang kebanyakan penduduknya bekerja sebagai petani dan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, hal ini juga di dukung oleh karakteristik wilayah dan luas wilayahnya. Tabanan juga di karuniai tanah yang subur dan sangat cocok digunakan untuk bercocok tanam.

(12)

12

Tidak heran kalau Kabupaten Tabanan merupakan salah satu Kabupaten yang menghasilkan produk hasil pertaniannya cukup tinggi di antara Kabupaten-kabupaten yang lain yang berada di provinsi Bali.

Pertanian merupakan peranan penting dalam pembangunan ekonomi, sektor pertanian menunjukan apakah suatu Negara dikatakan sedang berkembang atau belum berkembang (Balakrishnama, 2013). Pembangunan sektor pertanian yang berada di Kabupaten Tabanan tetap memegang peranan yang penting bagi keseluruhan pembangunan ekonomi yang berada di Provinsi Bali. Hal ini dikarenakan potensi sumber daya yang ada di Kabupaten Tabanan besar dan beragam, pangsa pasarnya juga besar. Sebagian penduduk yang berada di Kabupaten Tabanan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan sektor ini juga menjadi basis pertumbuhan dan budaya pedesaan.Tabel 1.2 menunjukan jumlah penduduk menurut jenis pekerjaan di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.

Tabel 1.2 Data Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Tahun 2016

NO JENIS PEKERJAAN LAKI- LAKI (ORANG) PEREMPUAN (ORANG) JUMLAH (ORANG) 1 Pertanian 3.510 990 4.500

2 Pegawai Negeri Sipil 182 124 306

3 Swasta 259 152 411

4 Lainnya 209 102 311

JUMLAH 4.160 1.368 5.528

Sumber : Kantor Desa Bangli, Baturiti, Tabanan (data sudah diolah)

Desa Bangli, Baturiti, Tabanan dengan jumlah penduduk semuanya 5.528 orang penduduk dengan jumlah penduduk laki-laki yang bekerja sebagai petani sebanyak 3.510 orang dan penduduk perempuan yang bekerja sebagai petani sebanyak 990 orang. Sebesar 81,4 persen penduduk disana bekerja sebagai petani,

(13)

13

namun masyarakat disana masih tergolong masyarakat miskin karena masyarakat miskin disana hanya memiliki luas lahan kurang dari 25 are dan juga masyarakat miskin disana kebanyakan sebagai petani penggarap dari lahan milik orang lain hal ini menyebabkan hasil produksi kurang maksimal karena lahan yang dimiliki tidak cukup luas dan harus bagi hasil dengan pemilik lahan sehingga pendapatan dari petani miskin disana tidak cukup tinggi. Pendapatan yang memanfaatkan faktor pertanian sebagai input produksi bergantung pada luas lahan, luas panen hasil pertanian tersebut, biaya operasional yang termasuk pupuk, irigasi, kegunaan hasil produksi (dijual atau konsumsi pribadi), upah tenaga kerja dan kebutuhan lainnya (Singh, 2013).

Meningkatkan hasil produksi pertanian memerlukan modal dan biaya yang tidak sedikit hal ini yang menyebabkan masyarakat disana kesulitan dalam meningkatkan hasil pertanian mereka. Dalam meningkatkan hasil produksi pertanian masyarakat miskin memerlukan bahan-bahan penunjang seperti pembelian bibit, pupuk, pestisida, dan lainnya sebagai bahan penunjang dalam meningkatkan hasil produksi pertanian. Untuk membeli bahan-bahan penunjang tersebut diperluakan modal yang tidak sedikit jika mereka meminjam dana di koperasi atau lembaga keuangan lainnya mereka harus memiliki jaminan agar bisa mengajukan kredit untuk menambah modal dan biaya untuk meningkatkan hasil produksi pertanian mereka. Masyarakat miskin disana tidak mempunyai jamianan untuk mengajukan kredit ke koperasi atau lembaga keuangan lainnya hal inilah yang menyebabkan masyarakat disana kesulitan untuk mengembangkan produksi

(14)

14

pertanian mereka karena kendala biaya. Selain itu angsuran kredit di lembaga keuangan lain memberatkan petani miskin dalam melunasi kreditnya.

Petani–petani yang ada di Bali maupun di Indonesia memiliki permasalahan yang hampir sama kebanyakan petani di berbagai negara memiliki masalah yang hampir sama seperti masalah tentang konsumsi akibat dari guncangan pendapatan hal ini disebabkan oleh penjualan hasil produksinya jatuh, bencana alam, penyakit dan kematian pada tanaman dan adanya pengeluaran yang tidak diduga (Dartanto, 2010). Permasalahan–permasaahan yang dihadapi petani seperti kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi, harga jual tidak sebanding dengan biaya produksi, hama serta organisasi tani yang masih rendah, sehingga program dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) ini sangat diperlukan oleh petani yang termasuk rumah tangga miskin untuk meningkatkan hasil produksi pertanian mereka dan pendapatan mereka nantiya. Petani umumnya memaksimalkan keuntugan mereka. Tapi perlu dicatat efisiensi (alokatif dan teknis) dalam memaksimumkan keuntungan adalah dua sisi mata uang yang sama dalam meningkatkan hasil produksi, jadi jika para petani ingin meningkatkan hasil produksinya tidak bisa lepas dari alokatif dan teknis (Akram, 2013).

Permasalahn lain yang dihadapi petani yang ada di Bali khususnya yang berada di Desa Bangli, Baturiti, Tabanan yaitu dilihat dari sistem pelayanan secara khusus dari lembaga finansial dan perbankan dewasa ini di negara, beberapa faktor keunggulan usaha agribisnis kecil bisa juga tidak tercapai antara lain misalnya karena kurangnya akses usaha kecil terhadap kredit (Syaifudin, 2005). Ini baru satu dari sekian banyak masalah dan kendala yang di hadapi oleh usaha kecil yang

(15)

15

berada di tanah air. Masalah lainnya yang tidak kalah penting adalah seperti pemasaran, alih teknologi informasi dan sebagainya. Kalau diperhatikan adanya masalah dan kendala tersebut terjadi atau bersumber pada lemahnya posisi tawar menawar dari usaha kecil. Lemahnya posisi tawar menawar ini bisa terjadi karena usaha kecil yang terlalu kecil sehingga tidak memiliki atau tidak mampu menyimpan energi yang cukup untuk bergerak secara leluasa.

Untuk memotivasi dan meningkatkan semangat petani yang ada di Desa Bangli, Baturiti, Tabanan ini untuk lebih semangat dalam kegiatan pertanian dan untuk meningakatkan hasil pertaniannya di perlukan strategi pendekatan program kebijakan dari pemerintahyaitu strategi pendekatan program kebijakan yang digulirkan pemerintah terhadap petani sebagai pelaku utama menjadi sangat penting dan berperan dalam menunjang keberhasilan pembangunan pertanian. (Amar, 2013). Agar strategi pendekatan dapat berjalan dengan baik perlu dilaksanakan melalui dua proses yaitu proses menstimulasi atau memotivasi masyarakat tani untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan dan proses pemberdayaan untuk membanguan kualitas sumber daya manusisa yang kreatif.

Pengentasan kemiskinan petani secara langsung selama ini adalah melalui implementasi program-program yang ditunjukan kepada petani miskin. Program– program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan permodalan petani miskin dalam pengelolaan usaha tani sehingga produktivitas mereka dapat meningkat. Berdasarkan asumsi inilah maka seharusnya desa mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah dengan membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pemberdayaan ekonomi dilakukan dengaan cara menghimpun dan

(16)

16

melembagakan kegiatan ekonomi masyarakat. Pemerintah terus mengambil kebijakan untuk mengatasi masalah keuangan untuk usaha kecil melalui perluasan dukungan keuangan institusional. Ada beberapa sumber pembiayaan dari kelembagaan pemerintah. Dari sektor formal seperti aliran kredit ke usaha kecil yang berasal dari bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) komersial, bank khusus, lembaga keuangan non bank, domestik bank umum swasta, bank komersial asing dan beberapa organisasi pemeintah dan non pemerintah (Zaman, 2011). Akses kredit memungkinkan para petani untuk memenuhi kebutuhan kas petani untuk meneruskan siklus produksi dan juga konsumsi (Reyes, 2012).

Desa merupakan agen pemerintah yang paling depan dalam melaksanakan pembangunan, karena pembangunan ditingkat desa berkenaan langsung dengan masyarakat. Dalam mendorong pembangunan ditingkat desa, pemerintah memberikan kewenangan kepada pemerintah desa untuk mengelola daerahnya secara mandiri, salah satunya adalah melalui lembaga ekonomi yang berada ditingkat desa yakni Badan Usaha Milik Desa (Budiono, 2015). Badan Usaha Milik Desa ini diharapkan mampu menstimulus dan menggerakkan roda perekonomian. Melalui pendirian kelembagaan ekonomi yang akan di kelola sepenuhnya oleh masyarakat desa yaitu program Badan usaha Milik Desa (BUMDES) sebagai salah satu program andalan dalam meningkatkan perekonomian desa. Pemberdayaan kelompok melalui Bumdes sangat diharapkan mampu meningkatkan posisi tawar produk-produk lokal ( Suyana, 2015).

Badan Usaha Milik Desa lahir sebagai salah satu pendekatan baru dalam usaha untuk meningkatkan perekonomian di suatu desa berdasarkan kebutuhan dan

(17)

17

potensi yang dimilik oleh desa tersebut. BUMDES merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagi lembaga sosial dan komersial. BUMDES sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Tujuan pendirian BUMDES antara lain dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Desa (Ridwan, 2014). Pengelolaan yang dilakukan Badan usaha Milik Desa (BUMDES) sepenuhnya dilaksanakan oleh perangkat desa yaitu dari desa, oleh desa, dan untuk desa. Cara kerja yang dilakukan oleh Badan usaha Milik Desa (BUMDES) adalah dengan cara menampung kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat dalam sebuah bentuk kelembagaan atau badan usaha yang dikelola berdasarkan potensi desa. Sistem blok pertanian sangat membantu petani dalam mengatasi kendala biaya tetap perunit dalam proses produksi dan dapat mengelola keuangan secara kolektif. Kelompok tani maupun gabungan kelompok tani akan sangat memudahkan dalam pelaksanaan kebijakan ( Mushi, 2015).

Kegiatan-kegiatan ekonomi yang ditampung oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang berada di Desa Bangli, Baturiti, Tabanan adalah kegiatan usaha ekonomi produktif yang dinilai layak dalam hal ini yang dimaksud adalah usaha jasa dan usaha petani sayur mayur, usaha ternak babi dan usaha ternak sapi. Hal ini akan menunjang usaha yang dilakukan oleh masyarakat akan berjalan dengan produktif dan efektif. Kedepannya nantinya program dari pemerintah ini yaitu Badan usaha Milik Desa (BUMDES) akan berfungsi sebagai pilar kemandirian bangsa yang sekaligus menjadi lembaga yang akan menampung kegiatan ekonomi masyarakat menurut potensi desa yang dimiliki dalam rangka meningkatkan hasil

(18)

18

produksi dan pendapatan masyarakatnya. Perilaku rumahtangga sebagai penyedia tenaga kerja, produsen sekaligus konsumen, akan mempengaruhi keputusannya dalam mengambil dan mengembalikan kredit, dimana kredit akan mempengaruhi produksi, curahan waktu kerja dan pendapatan yang akhirnya akan mempengaruhi konsumsi rumah tangga ( Nur Asih, 2009).

Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan merupakan salah satu Desa yang mempunyai Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan telah berjalan selama setahun. Badan usaha Milik Desa (BUMDES) ini mempunyai program pinjaman untuk masyarakat yang kurang mampu dengan bunga yang rendah. Visi dari Badan usaha Milik Desa (BUMDES) ini adalah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Desa Bangli melalui pengembangan usaha ekonomi dan pelayanan sosial. Misi yang dimiliki oleh Bumdes ini adalah pengembangan layanan sosial melalui sistem jaminan sosial bagi rumah tangga miskin dan mengelola dana program yang masuk ke desa bersifat dana bergulir terutama dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi pedesaan. Dana bergulir ini diharapkan dapat membantu peningkatan kinerja usaha sehingga dapat menghasilkan manfaat kepada pemiliknya sebagai bagian dari bantuan yang berbentuk pinjaman (Surya, 2012). Kredit sangat diperlukan oleh masyarakat dalam bidang pertanian dan dalam meningkatkan perekonomian pedesaan (Biradar, 2013). Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang berada di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan ini berfungsi sebagai lembaga ekonomi desa yang mengembangkan usaha dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya rumah tangga miskin yang berada di Desa Bangli,

(19)

19

Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Hadirnya Badan Usaha Milik Desa keluarga kurang mampu di Desa Bangli, Baturiti, Tabanan sudah tidak kesulitan lagi dalam melalukan pinjam dengan bunga yang relatif rendah. Keluarga yang tidak mampu ini bisa mengembangkan usahanya di dalam bidang pertanian dengan meminjam dana dari Badan usaha Milik Desa (BUMDES) ini. Masyarakat yang kurang mampu yang tergabung dalam kelompok tani bisa meningkatkan hasil produksinya dan pendapatannya. Bantuan pinjaman atau dana perkuatan bagi usaha mandiri mampu menambah tenaga kerja, modal usaha, omset penjualan, dan keuntungan. Pemberian kredit akan membantu petani untuk meningkatkan produksi pertanian dan dapat menambah investasi dalam penggunaan teknologi yang akan dapat meningkatkan kualitas pertanian (Sahu, 2005). Bantuan dana dari pinjaman berimplikasi positif terhadap penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan pekerjaan (Hendra, 2009).

Dana yang dipinjamkan dari Badan usaha Milik Desa (BUMDES) untuk masing-masing kelompok tani berbeda antar yang satu dengan yang lain ini tergantung jumlah dana yang diperlukan dari masing-masing kelompok tani. Jumlah pinjaman dana dari masyarakat miskin yang tergabung dalam kelompok tani ini berkisaran antara 32 juta sampai yang paling tinggi 315 juta. Setiap anggota dari masing-masing kelompok tani ini mendapatakan dana sekitar 2 juta sampai 2,5 juta untk meningkatkan hasil produksi pertanian mereka. Jumlah pinjaman yang diberikan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) untuk masyarakat miskin yang berada di Desa Bangli, Baturiti, Tabanan dapat dilihat pada Tabel 1.3.

(20)

20

Tabel 1.3 Jumlah Pinjaman dari BUMDES untuk Petani Miskin yang Tergabung dalam Kelompok Tani Di Desa Bangli, Baturiti, Tabanan Tahun 2016

No

Nama Kelompok

Tani Banjar Dinas

Jumlah Anggota Jumlah dana Pinjaman

1 Giri Mekar Banjar Dinas Gunung

Kangin

42 orang 105.000.000

2 Melati Banjar Dinas Bangli 67 orang 134.000.000

3 Bakung Banjar Dinas Uma Poh 27 orang 67.500.000

4 Mekar Sari Banjar Dinas Apit Yeh 14 orang 35.000.000

5 Tunas Mekar Banjar Dinas Apit Yeh 13 orang 32.000.000

6 Cempaka Arum Banjar Dinas Apit Yeh 14 orang 35.000.000

7 Mawar Banjar Dinas Titigalar 33 orang 66.000.000

8 Cempaka Banjar Dinas Munduk

Andong

90 orang 222.500.000

9 Kamboja Banjar Dinas Sandan 126 orang 315.000.000

Jumlah 426 orang 1.012.000.000

Sumber : Kantor Kepala Desa Bangli,Baturiti, Tabanan (data diolah)

Melalui program dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) masyarakat yang kurang mampu yang tergabung dalam kelompok tani yang berada di Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi pertaniannya dan pendapatan petani itu sendiri namun juga dapat menyerap tenga kerja desa setempat dan pada akhirnya dapat mengurangi pegangguran yang ada di sana khususnya. Tenaga kerja secara langsung akan berguna dalam proses produksi dan secara eksplisit akan meningkatkan produktivitas pekerja (Acemoglu, 1999).

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan adapun beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

(21)

21

1) Bagaimanakah pengaruh kredit dari program Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan tenaga kerja terhadap produksi pertanian petani miskin yang berada di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan?

2) Bagaimanakah pengaruh kredit dari program Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), tenaga kerja, dan produksi terhadap pendapatan petani miskin yang tergabung dalam kelompok tani yang berada di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan?

3) Apakah Produksi menjadi variabel mediasi dari variabel kredit program Badan Usaha Milik Desa dan tenaga kerja?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu:

1) Untuk menganalisis pengaruh antara kredit dari program Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan tenaga kerja terhadap produksi pertanian petani miskin yang berada di Desa Bangli, Kecamatan Baturi, Kabupaten Tabanan.

2) Untuk menganalisis pengaruh kredit dari program Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), tenaga kerja, dan produksi terhadap pendapatan petani miskin yang tergabung dalam kelompok tani yang berada di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, kabupaten Tabanan.

3) Untuk menganalisis apakah Produksi menjadi variabel mediasi dari variabel kredit program Badan Usaha Milik Desa dan tenaga kerja.

(22)

22

Adapun kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini dapat dikemukakan 2 macam kegunaan penelitian yaitu:

1) Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat serta memperkaya literatur yang telah ada sehingga pembaca dapat membandingkan teori-teori dengan kenyataan di lapangan khususnya tentang meningkatkan hasil pertanian dan pendapatan melalui program pemerintah yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)

2) Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah dan pihak berkepentingan dalam mengambil kebijakan di bidang ekonomi pertanian khususnya mengenai program Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dalam usaha peningkatan pendapatan dan hasil produksi pertanian bagi petani di Desa Bangli, Kecamatan Baturuti, Kabupaten Tabanan.

(23)

23 1.5Sistematika Penelitian

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara sistematis serta terperinci untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan. Sistematika dari masing-masing bab dapat diperinci sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penelitiannya.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini menguraikan kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kajian pustaka dibahas mengenai teori pertumbuhan ekonomi, konsep wisatawan, jenis-jenis pariwisata, konsep tingkat hunian hotel, konsep pengeluaran wisatwan, konsep tenaga kerja serta hubungan antar variabel.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

(24)

24

BAB IV: DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini akan menyajikan gambaran umum wilayah, perkembangan, dan data serta menguraikan pembahasan yang berkaitan dengan pengujian pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung variabel kredit yang di berikan oleh Badan Usaha Milik Desa, tenaga kerja, produksi, dan pendapatan petani miskin yang berada di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan mengemukakan simpulan berdasarkan hasil uraian pembahasan pada bab sebelumnya, keterbatasan dalam penelitian yang telah dilakukan dan saran atas penelitian yang dilakukan agar nantinya diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya.

Gambar

Tabel  1.1  menunjukan  jumlah  penduduk  miskin  dan  persentase  tingkat  kemiskinan  yang berada di  9 Kabupaten/Kota  yang berada di  Provinsi  Bali pada  tahun  2012  sampai  2013
Tabel  1.2  Data  Jumlah  Penduduk  Menurut  Jenis  Pekerjaan  di  Desa  Bangli  Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Tahun 2016
Tabel  1.3  Jumlah  Pinjaman  dari  BUMDES  untuk  Petani  Miskin  yang  Tergabung dalam Kelompok Tani Di Desa Bangli, Baturiti, Tabanan Tahun  2016

Referensi

Dokumen terkait

tersebut tidak jarang digunakan sebagai tempat untuk kemah (PRAMUKA). Berdasarkan kondisi seperti yang tergambarkan diatas, seharusnya Waduk Gondang adalah salah satu

Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan proses penyusutan kuning telur pada larva Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan laju penyusutan volume

Dari hasil uji terhadap tepung mangga arumanis untuk kadar protein berkisar antara 4,6079 sampai 9,2856 %, Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada pengujian

Dengan menggunakan tiga puluh indicator yaitu : Perilaku tertib dalam berlalu lintas, Perilaku berusaha mencegah hal-hal yang menimbulkan kecelakaan,

Penelitian tentang pengaruh brand image terhadap kepuasan pasien rumah sakit besar di Taiwan juga menunjukkan adanya pengaruh langsung yang positif dan signifikan

Selain itu Soppeng juga dikenal memiliki budaya yang masih dipertahankan sampai sekarang ini, salah satu contoh bukti kebudayaannya yaitu makam Raja-Raja Soppeng, yang

1) Membuat cara untuk mencetak skor atau angka dengan mudah. Anak-anak menyukai suatu bentuk permainan yang bertujuan untuk mencetak skor/angka, mrncetk skor/angak

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang mutu hedonik daging burung puyuh dengan pemberian tepung limbah kulit kopi daram ransum bahwa dengan pemberian