• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Di Kelas VIII SMP Negeri 4 Bireuen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Di Kelas VIII SMP Negeri 4 Bireuen"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Lentera Vol. 14 No. 9 Juli 2014

6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

GIVING QUESTION AND

GETTING ANSWER

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 BIREUEN

1

Rahmawati dan

2

Eri Agustina Dewi

1

Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Almuslim

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Giving Question and Getting Answer terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan makanan di kelas VIII SMP Negeri 4 Bireuen. Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experimental dengan rancangan Pretest-Posttest Control Group Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Sampel penelitian terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VIII2 untuk kelas eksperimen dan kelas VIII4 untuk kelas kontrol yang masing-masing kelas terdiri dari 32 siswa. Analisis data menggunakan uji-t skor N-gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernan makanan di kelas VIII SMP Negeri 4 Bireuen.

Kata Kunci : Giving Question and Getting Answer, hasil belajar, sistem pencernaan makanan.

Pendahul uan

Hasil bela jar yang baik salah satunya didukung oleh penggunaan metode yang

sesuai (Sudjana: 2005). Metode

pembela jaran yang disajikan oleh guru hendaknya pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered) bukan berpusat pada guru (Teacher Centered).

Pe mbela jaran yang berpusat pada

pandangan konstruktivis dapat me mperkaya

pengalaman belaja r siswa, sehingga

aktivitas siswa dala m bela jar akan

men ingkat. Peran guru hanya bersifat me mbantu bukan me mberikan cera mah atau mengendalikan seluruh kegiatan di kelas. Siswa mene mu kan sendiri fa kta, konsep atau prinsip yang me mbuat informasi men jadi bermakna dan re levan bagi siswa.

Model pembela jaran kooperatif t ipe Giving Question and Getting Answer me rupakan salah satu dari tipe model pembela jaran kooperatif yang merangsang peserta didik untuk aktif di dala m ke las serta mendengarkan semua penjelasan guru. Menurut Suprijono (2009: 107) model

pembela jaran Giving Questions and Getting

Answer merupakan suatu model

pembela jaran yang dike mbangkan untuk me latih peserta didik sehingga me miliki

ke ma mpuan dan keterampilan bertanya dan men jawab pertanyaan.

Dapat disimpulkan bahwa model ini me mbe rikan kese mpatan pada siswa untuk

bertanya mengenai hal yang tidak

dimengerti dan me mbe rikan kesempatan kepada siswa untuk menje laskan hal yang sudah dimengerti kepada te mannya yang lain. Model ini juga akan meningkatkan keberanian siswa dala m mengemu kakan pendapatnya dan me mberikan sikap saling menghargai antar siswa.

Berdasarkan pengala man peneliti

selama PPL di SMP Negeri 4 Bireuen, dala m proses pembela jaran bio logi pada

kelas VIII7 dan VIII8 siswa kurang

mengeksplor ke ma mpuannya dalam

bertanya, mengeluarkan pendapat dan pengetahuan yang mere ka miliki, hal in i dikarena kan bahwa siswa kurang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan kurang me rangsang kema mpuan berfikirnya. Siswa juga kurang termotivasi dalam berinteraksi dengan guru maupun siswa dengan siswa

yang menandakan masih rendahnya

ketera mpilan sosial siswa. Ketika siswa dibagi menjad i beberapa ke lo mpok untuk menyelesaikan tugas, hanya beberapa siswa

(2)

Lentera Vol. 14 No. 9 Juli 2014

7

mengu mpulkan tugas tidak tepat pada waktunya. Ini menandakan bahwa sikap disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab serta ketelitian bekerja siswa masih kurang.

Hal in i dapat dilihat dari nila i ulangan

harian rata-rata siswa di kelas VIII7 dan

VIII8 SMP Negeri 4 Bireuen yaitu 58,09.

Hasil belaja r siswa t idak se mua mencapai nila i KKM 63,00 yang sudah ditetapkan

oleh sekolah sehingga perlu usaha

perbaikan agar siswa dapat mencapai hasil belajar tersebut. Penyebab rendahnya nilai rata-rata hasil belaja r siswa salah satunya adalah cara guru dalam mengajar yang kurang bervariasi dan kurang menerapkan model pe mbela jaran inovatif sehingga pembela jaran u mu mnya masih berpusat pada guru dan tidak semua siswa terlibat dala m proses pembelaja ran.

Berdasarkan masalah tersebut maka peneliti ingin menerapkan suatu model

pembela jaran kooperatif t ipe Giving

Question and Getting Answer yang

diharapkan dapat meningkat kan hasil

belajar siswa. Model pembela jaran

kooperatif tipe Giving Question and Getting

Answer me miliki keunggulan yaitu siswa

dapat mengulang materi pe mbela jaran, serta berani untuk mengajukan pertanyaan dan menya mpaikan pembe laja ran yang telah dipahami.

Metode Pe nelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ada lah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menganalisis dalam bentuk angka dan menggunakan uji statistik. Jenis penelitian yang digunakan adalah True

Experimental, dengan menggunakan

rancangan Pretest-Posttest Control Group

Design (Sugiono, 2011: 112).

Data diperoleh dari hasil tes kedua kelo mpok sampel dengan pemberian tes hasil belajar siswa yang sama, yang dila kukan pada akhir materi yang telah dipelaja ri dan disusun berdasarkan silabus.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dala m pengumpulan data tersebut sebagai berikut:

1. Variabel yang diteliti

Model pembela jaran Giving Question

and Getting Answer dan hasil belaja r siswa

pada materi sistem pencernaan makanan di kelas VIII SM P Negeri 4 Bireuen.

2. Sumber data

Sumber data dala m penelit ian ini ada lah siswa yang menjadi sa mpel penelitian dan guru mata pela jaran b iologi.

3. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa. Tes hasil belaja r berupa tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal. Aspek yang diukur me liputi C1, C2, C3 dan

C4. Tes diberikan sebelum siswa

me mpe la jari materi yang diajarkan dan diberikan setelah siswa me mpela jari materi sistem pencernaan makanan.

Penelit ian ini menggunakan analisis kuantitatif, ya itu suatu teknik analisis yang

penganalisisannya dilakukan dengan

me mbandingkan hasil tes kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari data yang diperoleh, ke mudian dilaku kan perhitungan statistik dan melaku kan perbandingan terhadap dua kelas tersebut untuk mengetahui kontribusi

model pe mbe laja ran Giving Question and

Getting Answer terhadap hasil bela jar siswa. Sebelu m dilaku kan pengujian analisis data dengan uji-t, data terlebih dahulu diadakan uji p rasyarat analisis.

Hasil dan Pe mbahasan Hasil Penelitian

Deskripsi Data Hasil Pretest Kel as Eks peri men dan Kel as Kontr ol

Dari hasil pretest yang diberikan pada

siswa kelas eksperimen yang dala m

pembela jarannya menggunakan model

pembela jaran Giving Question and Getting

Answer, diperoleh n ila i terendah adalah 35 dan nilai tertinggi adalah 75. Sedangkan

hasil pretest yang diberikan pada siswa

kelas kontrol yang dalam pe mbela jarannya menggunakan pembela jaran konvensional, diperoleh nila i terendah adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 70. Untuk lebih jelasnya,

deskripsi data hasil pretest siswa kelas

eksperimen dan ke las kontrol pada materi sistem pencernaan makanan dapat dilihat pada Tabel berikut :

(3)

Lentera Vol. 14 No. 9 Juli 2014

8

Tabel 1. Deskripsi data hasil pretest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol Data Statistik Kelas Eksperimen Kontrol Nila i tertinggi 75 70 Nila i terendah 35 30 Rata-rata 56,56 52,03 Standar Deviasi 10,41 9,99

Deskripsi Data Hasil Posttest Kelas Eks peri men dan Kel as Kontr ol

Dari hasil posttest yang diberikan pada

siswa kelas eksperimen yang dala m

pembela jarannya menggunakan model

pembela jaran Giving Question and Getting

Answer, diperoleh n ila i terendah adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 95. Sedangkan

hasil posttest yang diberikan pada siswa

kelas kontrol yang dalam pe mbela jarannya menggunakan pembela jaran konvensional, diperoleh nila i terendah adalah 45 dan nilai tertinggi adalah 90. Untuk lebih jelasnya,

deskripsi data hasil posttest siswa kelas

eksperimen dan ke las kontrol pada materi sistem pencernaan makanan dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 2. Deskripsi data hasil posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol Data Statistik Kelas Eksperimen Kontrol Nila i tertinggi 95 90 Nila i terendah 50 45 Rata-rata 77,65 64,84 Standar Deviasi 13,69 11,76

Pengujian Hi potesis Pretest

Pengujian hipotesis dilakukan pada data

pretest kedua kelas yang terbukti

berdistribusi norma l dan ho mogen.

Pengujian hipotesis pada data pretest

dila kukan untuk mengetahui apakah kedua kelas me miliki nilai yang sama atau tida k.

Pengujian Hipotesis Pretest dapat dilihat

pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Sa mpe l 32 32 :$ 56,56 52,03 52 108,49 99,78 PD EPQJC 1,78 PP=>AH 1,99

Kesimpulan Nila i kedua kelas sama

Dari hasil perh itungan diperoleh nilai PD EPQJC = 1,78 dan PP=>AH dengan taraf

signifikansi Ù= 0,05 dan derajat kebebasan

(@G) = 62 sebesar 1,99. Hasil pengujian

yang diperoleh menunjukkan bahwa

PD EPQJC <PP=>AH (1,78 < 1,99) dengan

demikian *0 dite rima dan *= ditola k. Hal

ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan nilai pretest antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol, ma ka dapat disimpulkan bahwa terdapat nilai hasil belajar yang sama antara ke las eksperimen dan kelas kontrol.

Pengujian Hi potesis Posttest

Pengujian hipotesis dilakukan pada data

posttest kedua kelas yang terbukti

berdistribusi norma l dan ho mogen.

Pengujian hipotesis pada data posttest

dila kukan untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan peningkatan hasil belaja r antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pengujian Hipotesis Posttest dapat dilihat

pada tabel 4. berikut :

Tabel 4. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Sa mpe l 32 32 :$ 77,65 64,84 52 187,47 138,76 PD EPQJC 4,01 PP=>AH 1,99

Kesimpulan Terdapat Peningkatan

Dari hasil perh itungan diperoleh nilai PD EPQJC = 4,01 dan dan PP=>AH dengan taraf

(4)

Lentera Vol. 14 No. 9 Juli 2014

9

(@G) = 62 sebesar 1,99. Hasil pengujian

yang diperoleh menunjukkan bahwa

PD EPQJC >PP=>AH (4,01 > 1,99) dengan

demikian *0 ditolak dan *= diterima. Hal

ini menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan hasil belaja r yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pengujian Hi potesis N-Gain

Pengujian hipotesis N-Ga in dilaku kan

pada data pretest dan posttest kedua kelas

yang terbukti berdistribusi norma l dan homogen. Pengujian hipotesis N-Gain dila kukan untuk mengetahui apakah model

pembela jaran Giving Question and Getting

Answer berpengeruh terhadap hasil belaja r

siswa pada materi sistem pencernaan ma kanan di kelas VII SM P Negeri 4 Bireuen. Da ri hasil perbandingan data pretest dan posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol serta perhitungan norma l gain, diperoleh data sebagai berikut : Tabel 5. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Norma l Gain Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Sa mpe l 32 32 :$ 0,52 0,30 52 0,0406 0,0176 PD EPQJC 5,18 PP=>AH 1,99

Kesimpulan Berpengaruh positif

Dari hasil perhitungan diperoleh

nila i PD EPQJC = 5,18 dan dan PP=>AH dengan

taraf signifikansi Ù= 0,05 dan derajat

kebebasan (@G) = 62 sebesar 1,99. Hasil

pengujian yang diperoleh menunjukkan

bahwa PD EPQJC >PP=>AH (5,18 > 1,99)

dengan demikian *0 ditolak dan *=

diterima . Hal in i menunjukkan bahwa

model pe mbe laja ran Giving Question and

Getting Answer berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa.

Berdasarkan data nilai rata-rata pretest,

posttest dan normal gain ke las eksperimen dan kontrol, ma ka dapat dibuat tabel perbandingan sebagai berikut :

Tabel 6. Pe rbandingan Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kelas Nila i rata-rata

Pretest Posttest Gain

Eksperimen 56,56 77,65 0,52

Kontrol 52,03 64,84 0,30

Sela in dilaku kan uji t untuk melihat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan antara kedua kelas, data N-gain setiap siswa pada kedua kelas juga di kategorikan sesuai dengan kategori N-gain yang telah disediakan.

Pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata N-gain sebesar 0,52. Siswa yang termasuk kategori t inggi terdapat 7 orang

(21,87%), kategori sedang 19 orang

(59,38%), dan kategori rendah 6 orang (18,75%). Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nila i rata-rata N-gain sebesar 0,30. Siswa yang termasuk kategori sedang terdapat 9 orang (28,13%) dan kategori rendah 23 orang (71,87%), perh itungan dapat dilihat pada la mp iran 19.3.

Pembahasan

Model pembela jaran Giving Question

and Getting Answer terbukti lebih efe ktif dala m meningkatkan hasil belaja r siswa karena mengharuskan siswa untuk me mberi pertanyaan, sehingga siswa aktif da la m proses pembela jaran. Siswa juga diberi

kesempatan untuk menje laskan atau

mengutarakan pendapat, sehingga siswa dapat me mperoleh pengetahuan dan tidak terlalu bergantung pada penjelasan guru.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Chasanah, A., dkk (2012) ia mengemu kakan

bahwa proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembe laja ran Giving

Question and Getting Answer, siswa diberi

kesempatan untuk bertanya dan

menge muka kan pendapat melalu i ke rtas, sehingga siswa didorong lebih berani untuk

menya mpaikan pertanyaan dan

pendapatnya. Model tersebut me mbuat siswa dapat mengetahui dan mengingat

materi, me mbuat siswa aktif,

mengoptimalkan hasil bela jar dan

kreativ itas siswa dan siswa dapat belajar untuk menghargai pendapat orang lain.

Hasil penelitian pada setiap tahap

(5)

Lentera Vol. 14 No. 9 Juli 2014

10

Answer menunjukkan bahwa siswa ma mpu me la ksanakan proses pembelajaran secara kooperatif dengan teman kelo mpoknya. Saat proses pembelajaran dikelo mpo k, siswa berdiskusi dan berbagi informasi yang diketahuinya dengan teman kelo mpoknya.

Disin ilah siswa te rlihat akt if dan

bersemangat mengikuti pe mbe laja ran serta dapat me motivasi teman-te mannya untuk aktif dala m pe mbela jaran. Peran siswa dala m ke lo mpok dapat dikatakan sebagai ³SHQJDMDU´ PHQJJDQWLNDQ SHUDQ JXUX XQWXN mengaja r teman-te mannya. Se mentara itu guru lebih berperan sebagai fasilitator yang me mbe ri bimb ingan pada siswa yang mengala mi kesulitan dala m mela ksanakan proses pembelaja ran.

Suprijono (2009: 54-55) mengatakan ³6HFDUD XPX P SH PEH ODMD UDQ NRRSHUDWLI dianggap lebih diarahkan oleh guru, di

mana guru menetapkan tugas dan

pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang

untuk me mbantu peserta didik

menyelesaikan masalah yang dima ksud. Pe mbela jaran kooperatif t idak sa ma dengan sekadar belajar dala m ke lo mpok. Ada unsur-unsur dasar pembela jaran kooperatif yang me mbedakannya dengan pembagian kelo mpok yang dilaku kan asal-asalan. Pela ksanaan prosedur model pembela jaran

kooperatif dengan benar akan

me mungkinkan guru mengelola ke las lebih HIHNWLI´

Data hasil penelitian pada setiap tahap pembela jaran juga menunjukkan bahwa

model pe mbe laja ran Giving Question and

Getting Answer dapat menarik minat peserta didik. Pada perte muan pertama terlihat siswa masih ragu dala m bertanya dan menge muka kan pendapatnya. Namun disini siswa lebih fokus mengikut i keg iatan pembela jaran dan suasana kelas menjadi lebih aktif. Se lanjutnya pada pertemuan kedua, peserta didik lebih bersemangat dala m mengikuti proses pembela jaran. Dala m proses pembelajaran peserta didik terlihat leb ih aktif, baik da la m hal mengaju kan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang diajarkan ataupun pada saat

diskusi kelo mpo k berlangsung, ini

menunjukkan bahwa peserta didik tertarik

terhadap penggunaan model pe mbela jaran Giving Question and Getting Answer.

Hasil in i dapat tercapai karena

penerapan model pembela jaran Giving

Question and Getting Answer dapat

me mbe rikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, yaitu siswa belaja r

mene mu kan sendiri jawaban atas

pertanyaan yang diajukan, siswa belajar

bekerjasa ma dan berdiskusi sehingga

me miliki keberanian dala m mengutarakan pendapat, serta ma mpu mengko munikasikan pemaha man secara lisan maupun tulisan.

Se mua itu saling berkesina mbungan

menghasilkan hasil belajar siswa yang men ingkat.

Hal in i senada dengan yang

disampaikan oleh Suprijono (2009:107) GDOD P EXNXQ\D \DQJ EHUMXGXO ³ &RRSHUDWLYH LeDUQ LQJ´ ,D PHQJDWDNDQ EDKZD ³0odel

pembela jaran Giving Questions and Getting

Answer merupakan suatu model

pembela jaran yang dike mbangkan untuk me latih peserta didik sehingga me miliki ke ma mpuan dan keterampilan bertanya dan PHQ MDZDE SHUWDQ\DDQ´

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat

dije laskan bahwa pada dasarnya

penggunakan model pe mbe laja ran Giving

Question and Getting Answer ini dapat menc iptakan suasana menjadi leb ih aktif, me mbe rikan kesempatan pada siswa baik secara individu maupun kelo mpok untuk

bertanya mengenai hal yang tidak

dimengerti dan me mbe rikan kesempatan kepada siswa untuk menje laskan hal yang sudah dimengerti kepada te mannya yang lain.

Model pembela jaran Giving Question

and Getting Answer ini juga dapat men ingkatkan keberanian dan ketera mp ilan siswa dala m menja wab dan mengemu kakan pendapatnya, dapat me mberikan sikap saling menghargai antar siswa, serta me mbe ri ke mudahan pada guru untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang dia jarkan.

Penutup Kesimpul an

Berdasarkan hasil penelitian dan

(6)

Lentera Vol. 14 No. 9 Juli 2014

11

ma ka dapat disimpulkan bahwa model

pembela jaran Giving Question and Getting

Answer berpengaruh terhadap hasil belaja r

siswa pada materi sistem pencernaan ma kanan di ke las VIII SMP Negeri 4 Bireuen.

Saran

Berdasarkan pe mbahasan yang telah dipaparkan tersebut diatas , maka penulis

ingin menge muka kan beberapa saran

diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi guru d idala m p roses

pembela jaran d iharapkan dapat menerap kan model pe mbela jaran

Giving Question and Getting

Answer pada materi tertentu karena model ini dapat me motivasi siswa untuk lebih aktif dala m proses pembela jaran.

2. Bagi guru dida la m pe mbagian

kelo mpok diharap kan lebih

me mpe rhatikan ke ma mpuan siswa sehingga kelo mpok yang terbentuk homogen dan merata antara siswa

yang pandai dan siswa yang kurang pandai.

Daftar Pustaka

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar.

Yogyaka rta: Pustaka Pela jar.

Silberman, L. Me lvin. 2007. Active

Learning: 101 Strategi

Pembelajaran Ak tif. Yogyakarta: Insan Madani.

Sudjana, N. 2005. Dasar-Dasar Proses

Belajar Mengajar. Bandung:

Sinar Ba ru Algensindo.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses

Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Rosdakarya.

Sugiono. 2011. Metode Penelitian

Pendidik an (Pendek atan

Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning

Teori dan Aplik asi Paik em.

Gambar

Tabel 4. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil  Posttest  Statistik  Kelas  Eksperimen   Kelas  Kontrol  Jumlah Sa mpe l  32  32  :$  77,65  64,84  5 2 187,47  138,76  P D EPQJC 4,01  P P=&gt;AH 1,99
Tabel 6. Pe rbandingan Nilai Rata-Rata  Kelas Eksperimen dan Kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Since the computer cannot understand assembly language, however, a program called assembler is used to convert assembly language programs into machine code...

Participatory Development Planning (Thesis): a study on the preparation of the Medium Term Development Plan for Medan City 2006-2010), Graduate School, University of North Sumatra,

 Melakukan kontak fisik erat, yaitu seseorang yang kontak fisik atau berada dalam ruangan atau berkunjung (bercakap-cakap dengan radius 1 meter) dengan kasus probable atau

The analyst(s) named in this report certifies that all of the views expressed by the analyst(s) in this report reflect the personal views of the analyst(s) with regard to any and

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pada ayam lokal baik ayam Kampung, Pelung, Sentul maupun Kedu Hitam mempunyai keragaman genetik cukup tinggi yang diperlihatkan

Betapapun, tidaklah mudah menarik garis per- EHGDDQ WHJDV DQWDUD ³OLQJNDUDQ PDJLV´ GDUL VXDWX SH r- mainan ( game ³YLUWXDO´ GDQ FDUD XQJNDS VLPEROLN ODLQQ\D VHEDJDL SHUZXMXGDQ

Strategi relationship marketing dan promosi berpengaruh terhadap kepuasan konsumen di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu Manado, karena faktor yang

Nilai R 2 sebesar 0,457 menunjukkan bahwa variabel yang dipilih pada variabel independen (fasilitas belajar, dan motivasi berprestasi) dapat menerangkan variasi