• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Studi Kelayakan. biaya, manfaat, dan kelayakan proyek yang diusulkan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Studi Kelayakan. biaya, manfaat, dan kelayakan proyek yang diusulkan."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1

Studi Kelayakan

2.1.1.1 Pengertian Studi Kelayakan

Menurut O’Brien (2005, h 515) yang diterjemahkan oleh Fitriasari

dan Kwary “Studi Kelayakan adalah studi awal untuk merumuskan

informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir, kebutuhan sumber daya,

biaya, manfaat, dan kelayakan proyek yang diusulkan”.

Menurut Whitten et al. (2004, p.402) mengatakan “Feasibility

analysis is the process by which feasibility is measured”. Dapat diartikan

analisis kelayakan adalah proses yang kita lakukan untuk mengukur

kelayakan.

Jadi dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan

adalah proses yang dilakukan untuk menilai apakah suatu investasi layak

dilakukan oleh perusahaan dengan melihat dari berbagai aspek, terutama

aspek ekonomis.

(2)

9

2.1.2

Investasi

2.1.2.1 Pengertian Investasi

Menurut Widjajanta dan Widyaningsih (2007, p130) investasi

merupakan pengeluaran modal untuk pembelian asset (asset) fisik seperti

pabrik, mesin, peralatan, dan persediaan.

Menurut Frank Reilly (2003, Hal. 5) mengatakan, investasi

adalah komitmen satu dollar dalam satu periode tertentu, akan mampu

memenuhi kebutuhan investor di masa yang akan datang dengan: (1)

waktu dana tersebut akan digunakan, (2) tingkat inflasi yang terjadi, (3)

ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang.

Jadi dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah

pengeluaran modal untuk memenuhi kebutuhan investor dimasa yang

akan datang dengan waktu waktu tersebut akan digunakan,tingkat inflasi

yang terjadi dan ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan

datang.

2.1.2.2 Karakteristik Pengukuran Investasi Teknologi Informasi

Menurut Wohlfahrt (2006, p13), karakteristik pengukuran

investasi teknologi informasi dapat dibagi menjadi 4, yaitu:

(3)

10

1. Cost Structure

Karakteristik umum pada investasi teknologi informasi adalah

biaya tersembunyi dari teknologi informasi itu sendiri.

Biaya-biaya tersembunyi ini disebut juga Biaya-biaya tidak langsung (indirect,

tacit, atau soft costs).

2. Intangibility

Intangibility merupakan segala sesuatu yang tidak berwujud

secara nyata dan tidak dapat diukur secara nyata. Salah satu

karaktersitik pada investasi teknologi informasi adalah adanya

keuntungan secara intangilble, seperti meningkatkan kinerja

karyawan atau meningkatkan kepuasan pelanggan.

3. Impact on Organizational Structure

Investasi teknologi informasi harus diikuti oleh investasi

pelengkap dan perubahan organisasi dengan tujuan untuk melihat

“real value of IT”. Investasi teknologi informasi menuntut

organisasi untuk melakukan perubahan strukturnya yang dipicu

oleh perubahan umum dalam perekonomian, peningkatan difusi

teknologi informasi di tempat kerja, dan tren manajemen baru

seperti mendesain ulang proses bisnis. Desain ulang proses bisnis

biasanya dilakukan oleh perusahaan karena sebelumnya

menggunakan cara manual, seperti dalam memproses data, namun

(4)

11

setelah investasi teknologi informasi perusahaan tidak perlu

melakukannya lagi secara manual. Karena hal tersebut maka

perusahaan perlu mendesain ulang proses bisnisnya.

4. Uncertainty

Pelaksanaan atau adopsi teknologi baru ke infrastruktur

teknologi infomasi terlihat mudah dilakukan. Namun pada

kenyataan, terdapat banyak uncertainty (ketidakpastian) pada

proyek investasi tersebut dan kemungkinan adanya kegagalan

investasi bila tidak ada keterlibatan pihak-pihak yang ada dan

meremehkan kompleksitas dari proyek-proyek investasi teknologi

informasi yang ada. Ketidakpastian dalam konteks investasi

teknologi informasi yang ada adalah:

a.

Keberhasilan implementasi atau adopsi.

b.

Biaya untuk dukungan, downtime, dan pemeliharaan

teknologi informasi yang diimplementasikan.

c.

Masa pengembalian investasi teknologi informasi, baik

tangible

maupun intangible.

d.

Peluang bisnis masa depan yang timbul dari teknologi

informasi yang baru.

(5)

12

2.1.3

Teknologi Informasi

2.1.3.1 Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Williams,Sawyer,2005 Teknologi Informasi merupakan

sebuah bentuk umum yang menggambarkan setiap teknologi yang

membantu

menghasilkan,

memanipulasi,

menyimpan,

mengkomunikasikan, dan atau menyampaikan informasi.

Menurut Martin,Brown,DeHayes,Hoffer,Perkins,2005 Teknologi

Informasi merupakan kombinasi teknologi komputer (perangkat keras dan

perangkat lunak) untuk mengolah dan menyimpan informasi dan

teknologi komunikasi untuk melakukan transmisi informasi.

Jadi dari pengertian diatas,dapat disimpulkan bahwa Teknologi

Informasi adalah bentuk umum yang menggambarkan setiap teknologi

yang membantu mengolah dan menyimpan informasi untuk melakukan

transmisi informasi.

2.1.4

Sistem Informasi

2.1.4.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2005, h.5) yang diterjemahkan oleh Fitriasari

dan Kwary “Sistem Informasi” merupakan kombinasi teratur apapun dari

orang-orang,hardware,software,jaringan,komunikasi,dan sumber daya

(6)

13

data yang mengumpulkan,mengubah, dan menyebarkan informasi dalam

sebuah organisasi”.

Thompson dan Cats-Barill (2003, p.2020) menjelaskan “An

Information System (IS) is an integrated,information technology-based

system designed to support the operation,management, and

desicion-making functions of an organization”. Definisi tersebut dapat diartikan

sebagai sistem informasi adalah sistem terintegrasi,berbasis teknologi

informasi

yang

dirancang

untuk

mendukung

fungsi

operasional,manajemen,dan

pembuatan

keputusan

dalam

sebuah

organisasi.

Jadi dari pengertian diatas,dapat disimpulkan bahwa Sistem

Informasi adalah sistem yang terintegrasi,berbasis teknologi informasi

dengan kombinasi teratur dari hardware,software,jaringan,dan sumber

daya data.

2.1.5

Investasi Teknologi Informasi

2.1.5.1 Pengertian Investasi Teknologi Informasi

Menurut Fitzpatrick (2005, p28) “An IT investment consis of the

total life cycle cost of an entire project or project chunk that involves

IT,ibcluding the post-project operating cost of the system that was

implemented”. Definisi tersebut dapat diartikan investasi teknologi

informasi terdiri dari total biaya life cycle dari seluruh atau sebagian

(7)

14

proyej yang melibatkan IT,termasuk biaya operasional setelah proyek

dari sistem yang telah diimplementasikan.

Menurut Schniederjans dan Hamaker (2004, p.9) “The investment

decisions of allocating all types (i.e.,human, monetary,physical) of

resources to an MIS”. Definisi tersebut dapat dijelaskan investasi

teknologi adalah suatu keputusan investasi dalam mengalokasikan semua

jenis sumber daya (termasuk manusian dan uang) untuk manajemen

sistem informasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa investasi TI adalah keputusan yang

diambil organisasi untuk meningkatkan sumber daya dari pengeluaran

biaya yang nyata dari TI dengan harapan manfaat dari pengeluaran

tersebut mencapai nilai apa yang diharapkan.

2.1.6

Tujuan dan Manfaat Investasi Teknologi Informasi

2.1.6.1 Tujuan Investasi Teknologi Informasi:

Menurut Indrajit (2004, h.30 – h.32) tujuan Teknologi Informasi adalah:

a.

Kategori pertama adalah kaarena alasan kelangsungan

hidup perusahaan atau bisnis itu sendiri, dalam arti kata adalah

bahwa perusahaan melihat bahwa keberadaan teknologi

informasi di dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak.

Contohnya adalah perusahaan semacam bank retail, hotel kelas

(8)

15

atas (bintang lima), transportasi penerbangan dan lain sebagainya

yang “tidak mungkin” dapat bertahan lama dalam ketatnya

persaingan bisnis tanpa diperlengkapi oleh teknologi informasi.

b.

Kategori

kedua

adalah

perusahaan

yang

hendak

melakukan investasi karena alasan ingin memperbaiki efisiensi.

Diharapkan dengan diimplemetasikannya teknologi informasi

dalam sejumlah bidang atau aktivitas tertentu,maka akan

dilakukan proses reduksi atau optimalisasi terhadap alokasi

beragam sumber daya perusahaan, seperti manusia, waktu, biaya,

material, dan asset dan lain sebagainnya.

c.

Kategori

ketiga

adalah

tujuan

investasi

untuk

memperbaiki efektivitas usaha, dalam arti kata melakukan apa

yang diistilahkan sebagai do the right thing. Contoh penerapan

aplikasi teknologi informasi terkait dengan hal ini adalah

menerapkan sistem pengambilan keputusan (Decision Support

System), membangun data warehause untuk keperluan business

intelligence, mengembangkan situs electronic commeree, dan

lain sebagainya.

d.

Kategori keempat adalah keinginan perusahaan untuk

mendapatkan suatu loncatan keunggulan kompetitif (competitive

advantage leap) agar dapat meninggalkan para pesaing bisnisnya

(9)

16

dengan mengembangkan teknologi yang perusahaan lain belum

dimiliki.

e.

Kategori terakhir adalah suatu bentuk investasi yang

dilatarbelakangi oleh peranan teknologi informasi sebagai salah

satu perangkat infrastruktur yang tidak dapat dihindari

keberadaannya bagi sebuah perusahaan di era global ini.

2.1.6.2 Manfaat Investasi Teknologi Informasi:

Menurut Indrajit (2004, h.41) manfaat Teknologi Informasi

adalah:

a.

Mereduksi biaya yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan (cost displacement).

b.

Menghindari biaya yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan (cost avoidance).

c.

Memperbaiki kualitas keputusan yang diambil

(decision analysis).

d.

Menghasilkan dampak positif yang akan diperoleh

perusahaan (impact analysis)

(10)

17

2.1.7

Tangible dan Intangible

2.1.7.1 Manfaat Tangible dan Intangible

Manfaat Berwujud (tangible benefit)

Manfaat penerapan sistem informasi dapat dilihat pergerakannya

melalui pendapatan yang diraih serta biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan. Indikator dari keberhasilan/manfaat yang berdampak pada

peningkatan pendapatan adalah meningkatnya penjualan dalam pasar yang

sudah ada serta perluasan ke pasar yang baru. Sistem informasi yang baik

dapat digunakan tidak hanya untuk penyimpanan data secara elektronik saja

tetapi harus mampu mendukung proses analisis yang diperlukan oleh

manajemen. Sehingga dengan dukungan sistem informasi yang baik maka

dapat diperoleh informasi yang akurat, terpercaya, mutakhir dan mudah

diakses mengenai kondisi penjualan perusahaan. Dengan adanya laporan

yang tersaji dengan cepat dan setiap saat dapat diakses tersebut maka

keputusan-keputusan yang diambil pun dapat lebih cepat dan presisi

terhadap dinamika pasar yang ada.

Dari sisi pengurangan biaya dapat dilakukan analisis faktual atas

pengurangan jumlah sumber daya manusia yang dilibatkan dalam bisnis,

pengurangan biaya operasional seperti pasokan maupun overhead,

pengurangan barang/material dalam stok gudang, pengurangan biaya

pemeliharaan dan penyediaan perlengkapan yang tidak terlalu mahal. Contoh

dari pengurangan jumlah sumber daya manusia adalah dalam proses

(11)

18

pencatatan transaksi keuangan. Jika sebelumnya proses di akunting harus

dikelola minimalnya oleh lima orang maka dengan implementasi SIA

(sistem informasi akuntansi) yang baik cukup dikerjakan oleh satu orang

saja. Hal ini disebabkan dengan SIA yang terintegrasi maka setiap proses

pembukuan dapat diproses langsung dari masing-masing bagian terkait tanpa

harus melalui proses pengisian ulang data. Selain itu secara otomatis dengan

penerapan SIA maka laporan-laporan keuangan dapat disajikan berdasarkan

data-data transaksi tersebut tanpa re-entry.

Manfaat Tak Berwujud (intangible benefit)

Dengan sifatnya yang tidak berwujud, manfaat-manfaat ini

seringkali terabaikan atau tidak terdeteksi. Padahal manfaat tak berwujud

inilah yang sering menjadi titik kritis pada jalannya roda bisnis sebuah

perusahaan, yaitu:

1. Peningkatan kepuasan konsumen

Apabila Anda datang ke sebuah toko swalayan, toko mana yang kira-kira

akan Anda pilih sebagai tempat berbelanja, toko yang waktu antrian di

kasirnya lebih singkat atau sebaliknya? Tentunya Anda akan memilih yang

waktu antriannya paling singkat sekalipun mungkin harus membayar sedikit

lebih mahal dibandingkan dengan toko kedua. Ternyata toko pertama sudah

menerapkan sistem informasi penjualannya yang lebih cepat dalam

pemrosesan dan kemudahan pemasukan datanya.

(12)

19

Dalam operasional bisnis sehari-hari seringkali muncul dari pihak karyawan

yang merasa haknya tidak terpenuhi seperti misalkan insentif lemburnya.

Ternyata hal ini terjadi akibat kesalahan perhitungan pihak manajemen yang

masih melakukannya secara manual atau dengan sistem pemasukan ulang

data. Padahal jika misalkan perusahaan menyediakan sistem absensi yang

terintegrasi dalam sistem informasi kepegawaian dan SIA maka secara

otomatis dapat dibuat laporan insenstif yang lebih akurat dan benar.

3. Peningkatan mutu dan jumlah informasi

Dengan lengkapnya informasi yang dimiliki perusahaan, maka pihak

manajemen akan bertindak lebih responsif terhadap perubahan dan tren di

masa depan. Penerapan sistem informasi yang baik tentunya akan

menghasilkan laporan-laporan hasil kompilasi data yang dikelola oleh

database yang berkualitas serta menyeluruh. Hal tersebut dapat diwujudkan

karena setiap proses pembuatan laporan tersebut dieksekusi secara otomatis

oleh mesin komputer.

4. Peningkatan mutu dan jumlah keputusan manajemen

Setiap pengambilan keputusan oleh pihak manajemen sangat bergantung

kepada informasi yang mendukung keputusan tersebut. Hal tersebut hanya

dapat terwujud jika sistem informasi dapat menyajikan informasi yang

relevan, akurat, terkini dan dapat diambil setiap saat.

(13)

20

Dengan peningkatan efisiensi serta keluwesan operasional maka akan

semakin rendah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk operasional.

Hal tersebut dapat dicapai karena dipangkasnya rantai birokrasi dalam

perusahaan setelah implementasi sistem informasi yang baik.

6. Peningkatan mutu komunikasi internal dan eksternal

Penerapan sistem informasi yang baik menyebabkan setiap pihak baik di

dalam maupun di luar perusahaan dapat bertukar informasi secara lebih

efektif dan efisien..

7. Peningkatan mutu pengendalian dan pengawasan

Dengan sistem informasi yang didesain serta dipelihara dengan baik maka

setiap aktivitas di dalam lingkungan bisnis dapat terus-menerus dipantau

yang akan menyebabkan peningkatan pengendalian atas setiap prosedur dan

kegiatan yang terjadi di dalam perusahaan.

2.2 Metode Cost Benefit Analysis

2.2.1 Pengertian Metode Cost Benefit Analysis

Menurut Schniederjans, Hamaker, dan Schnierderjans (2008,

p140), Cost Benefit Analysis adalah suatu teknik yang melibatkan

identifikasi biaya dan manfaat untuk setiap alternatif investasi, diskon

biaya dan manfaat pada masa ini dan memilih alternatif terbaik menurut

kriteria spesifik. Cost Benefit Analysis dapat digunakan untuk evaluasi

ex-ante (sebelum analisis proyek), ex-post (setelah analisis proyek), dan

medias res (analisis yang sedang berjalan).

(14)

21

2.2.2 Langkah-Langkah Metode Cost Benefit Analysis

Gambar 2.2 Langkah-Langkah Cost Benefit Analysis

Sumber: Buku Information Technology Investment

a)

Define Problem

“Defining the problem is extremely in any type of

decision-making, including IT investment decision-making.

Analyzing the problem and defining is the only way to allow for

the appropriate alternative solutions to be generated. problem

definition involves an in depth analysis of the situation,

investigating the needs and requirements of an information

Define Problem

Identify Cost and Benefits

Quantify Costs and Benefits

Compare Alternatives

(15)

22

technology After analysis, the problem may be defined and

alternative solution may be identified. possible objectives for an

information technology investment may be improved customer

service, enhanced inventory control, or better information. a

well-defined problem also includes a plan to attain the objectives.”

Mendefinisikan masalah dalam setiap jenis pengambilan

keputusan, termasuk investasi teknologi informasi pengambilan

keputusan. Menganalisis masalah dan mendefinisikan

satu-satunya cara untuk memungkin solusi alternative yang tepat yang

akan dihasilkan.

Definisi masalah melibatkan analisis mendalam dalam

situasi, menyelidiki kebutuhan dan persyaratan dari suatu

teknologi informasi. Setelah analisis, masalah dapat diidentifikasi

dan solusi alterntif dapat diidentifikasi. Masalah didefinisikan

dengan baik termasuk spesifikasi tujuan untuk investasi teknologi

informasi dan rencana untuk mencapai tujuan-tujuan. Tujuan

memungkinkan investasi teknologi informasi dapat ditingkatkan

layanan pelanggan, pengendalian persedian disempurnakan, atau

inforamsi yang lebih baik. Masalah yang didefinisikan dengan

baik juga mencangkup rencana untuk mencapai tujuan.

(16)

23

“Once the problem has been defined and appropriate

alternatives have been identified, the next stage in the

analysis is to identify all relevant costs and benefits.

recognizing the relevant effects of an information technology

investment may be one of the most challenging stages of cost

or benefit analysis. an thorough investigation should be

undertaken to identify all relevant effects of an information

technology, whether positive or negative, and to assign a

dollar value to those effects.” Diterjemahkan sebagi berikut,

setelah masalah didefinisikan dan alternative yang sesuai.

telah diidentifikasi, tahap berikutnya dalam analisis ini adalah

untuk mengidentifikasi semua biaya yang relevan dan

manfaat. Mengakui efek yang relevan dari sebuah investasi

teknologi informasi dapat menjadi salah satu tahapan yang

paling menantang dari biaya atau manfaat analisis.

Penyelidikan

menyeluruh

harus

dilakukan

untuk

mengidentifikasi semua efek yang relevan dari suatu

teknologi informasi, baik positif atau negative, dan untuk

menetapkan nilai dolar untuk efek-efek.

c)

Compare Alternative

once all costs and benefit have been identified and

quantified into a common unit of measure, the alternatives are

(17)

24

then compared to one another based on a common criterion.

but before comparison can be made, the costs and benefits

that occur in subqsequent time periods are often discounted

back to today's dollars. in some instances, aggregate costs

and benefits are compared without considering the time value

of money;however, it is recommended that cash flows be

discounted to account for this factor. Diterjemahkan sebagai

berikut, sekali semua biaya dan manfaat telah diidentifikasi

dan dikuantifikasi menjadi unit umum dari ukuran, alternative

ini kemudian dibandingkan satu sama lain berdasarkan

criteria umum. Tapi sebelum dapat dibuat perbandingan,

biaya dan manfaat yang terjadi dalam periode waktu

berikutnya sering diskon untuk memperhitungkan faktor ini.

dalam beberapa kasus, biaya dan manfaat agregat

dibandingkan tanpa mempertimbangkan nilai waktu dari

uang, namun disarankan bahwa arus kas didiskontokan untuk

memperhitungkan faktor ini

d)

Perform Sensitivity Analysis

Sensitivity analysis is defined as determining the

reliability of the decision generated from a cost/benefit

analysis. In cost/benefit analysis having the actual values of

(18)

25

every cost and benefit associated with alternative investments

would be ideal. If these values were known for certain, there

would no be error. However, the values of the costs and

benefits, especially those intangibles ones, are only estimates

of the true value and thus are associated with some amount of

error. Performing a sensitivity analysis is one way to

determine the degree of error in the estimates. Diterjemahkan

sebagai berikut, analisis sensitivitas didefinisikan sebagai

menentukan keandalan dari keputusan yang dihasilkan dari

analisis biaya/manfaat. Analisa biaya / manfaat memiliki nilai

yang sebenarnya dari setiap biaya dan manfaat yang terkait

dengan investasi alternatif yang akan ideal. Jika nilai-nilai ini

diketahui secara pasti, tidak akan ada kesalahan. Namun,

nilai-nilai biaya dan manfaat, terutama mereka yang tidak

berwujud, hanya estimasi dari nilai benar dan dengan

demikian terkait dengan beberapa jumlah kesalahan.

Melakukan analisis sensitivitas adalah salah satu cara untuk

menentukan tingkat kesalahan dalam perkiraan.

(19)

26

2.2.3 Payback Period

2.2.3.1 Pengertian Payback Period

Schniederjans, Hamaker, dan Schnierderjans (2008, p88),

payback period methodology is the amount of time required to

recover the cost of the initial investment. Definisinya adalah

periode atau perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk menutup

biaya investasi awal teknologi informasi. Suatu investasi teknologi

informasi dapat dikatakan layak bila waktu yang dibutuhkan agar

biaya investasi awal tertutup tersebut semakin singkat atau cepat.

Menurut Garisson (Garrisson dan Noreen, 2003, p653),

metode payback period merupakan jangka waktu beberapa tahun

yang dibutuhkan untuk sebuah proyek untuk mengembalikan

biaya awal yang dikeluarkan dari penerimaan kas yang dibuat,

atau bisa juga disebut sebagai “waktu yang dibutuhkan sebuah

investasi untuk membayar invesatsi tersebut”. Dasar pikiran dari

metode payback period ini adalah semakin cepat biaya investasi

dapat dikembalikan, semakin cepat titik balik keuntungan bagi

perusahaan.

Jadi dari kesimpulan diatas Payback Period adalah periode

atau perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk menutup biaya

investasi awal teknologi informasi yang dikeluarkan dari

(20)

27

penerimaan kas yang dibuat, atau bisa juga disebut sebagai “waktu

yang dibutuhkan sebuah investasi untuk membayar invesatsi

tersebut”.

Rumus:

Apabila arus kas masuk dari proyek investasi sama setiap tahun,

maka menggunakan rumus:

Initial Investment

Cash Flow

Payback Period

=

x 1 tahun

Apabila arus kas masuk dari proyek investasi berbeda setiap

tahun, maka menggunakan rumus:

a - b

c - b

Payback Period

=

n +

x 1 tahun

(21)

28

n

=

tahun terakhir dimana arus kas masuk masih belum bias

menutupi investasi awal

a

=

jumlah investasi awal

b

=

jumlah arus kas masuk kumulatif pada tahun ke-n

c

=

jumlah arus kas masuk kumulatif pada tahun ke –

(n+1)

2.3.2.2

Kebaikan dan Kelemahan Payback Period

Keunggulan dari metode payback period :

1.

Perhitungan yang mudah dan sederhana.

Kita bisa menentukan lamanya waktu pengembalian dana

investasi.

2.

Bisa digunakan sebagai alat pertimbangan resiko.

Karena semakin pendek payback period-nya maka semakin

pendek pula resiko kerugiannya.

3.

Dapat pula digunakan untuk menbandingkan dua proyek yang

memiliki resiko dan rate of return yang sama. Dengan cara

melihat jangka waktu pengembaliaan investasi (payback

period) apabila payback period-nya lebih pendek maka itulah

yang dipilih.

Kelemahan dari metode payback period :

(22)

29

2.

Tidak memperdulikan arus kas masuk yang diperoleh setelah

payback period.

3.

Tidak memperhatikan keuntungan yang diperoleh setelah payback

period.

4.

Biasa untuk proyek-proyek berjangka panjang, seperti penelitian

dan pengembangan dan proyek-proyek baru.

Untuk mengatasi kelemahan itu maka muncul metode kedua yakni

Discounted Payback Period. Pada prinsipnya metode pengembalian

dengan diskonto ini sama dengan metode periode pengembalian yang

sebelumnya, hanya saja untuk menentukan periode pengembaliannya

tidak menggunakan aliran kas bersih yang telah didiskontokan atau

aliran kas bersih yang telah dinilai sekarangkan (Present Value). Periode

pengembalian yang didiskontokan ini dapat diartikan identik dengan

titik impas (break even) dalam arti bahwa pada tahun tersebut

sebenarnya proyek telah menghasilkan keuntungan (return) sebesar

tingkat diskonto atau biaya modalnya. Sedangkan periode pengembalian

biasa tidak memperhitungkan keuntungan atau biaya modal yang

digunakan. Meskipun metode ini memiliki kelemahan, tetapi umumnya

digunakan untuk pelengkap metode lain.

(23)

30

2.2.4

Net Present Value (NPV)

2.2.4.1 Pengertian Net Present Value (NPV)

Menurut Schniederjans (2010, p. 123) “Net present value is the

present value of cash flow minus the initial investment cost”. Definisi

tersebut dapat diartikan net present value adalah present value dari arus

kas dikurangi biaya investasi awal. Suatu teknikk analisis yang

membandingkan biaya dan manfaat annual discounted dari solusi

alternatif. Net Present Value dapat dihitung sebagai berikut:

Rumus:

B0 - C0 B1 - C1 Bn - Cn

(1 + r)0 (1 + r)1 (1 + r)n

+

Net Present Value = +

……… +

Dimana:

B

0

=

benefit atau keuntungan tahun awal investasi

C

0

=

cost atau biaya tahun awal investasi

B

n

=

benefit atau keuntungan tahun akhir investasi

C

n

=

cost atau biaya tahun akhir investasi

R

=

tingkat diskonto

(24)

31

2.2.5

Return On Investment

2.2.5.1 Pengertian Return On Investment

Teknik analisis ROI membandingkan keuntungan seumur hidup

pada solusi atau proyek alternatif. ROI untuk proyek adalah tingkat

persentase yang mengukur hubungan antara jumlah yang didapat kembali

bisnsi tersebut dari sebuah investasi dan jumlah yang diinvestasikan.

Menurut Schniederjans dan Hamaker ( 2008, p125 ) ROI adalah

another technique traditionally used in capital budgeting decisions where

the rate of return of an investment is compared to the opportunity cost of

capitalanother technique traditionally used in capital budgeting decisions

where the rate of return of an investment is compared to the opportunity

cost of capital. Diterjemahkan sebagai berikut, teknik lain yang biasanya

digunakan dalam membuat rencana anggaran modal dimana tingkat

pengembalian investasi dibandingkan dengan biaya peluang dan modal.

Rumus:

Average annual operating cash flow

Net investment

ROI

=

1.

Jika ROI > 1, maka lakukan investasi.

2.

Jika ROI

1, maka jangan lakukan investasi.

(25)

32

2.2.6

Profitability Index

2.2.6.1 Pengertian Profitability Index

Merupakan perbandingan nilai sekarang aliran kas masuk pada

masa yang akan datang dengan nilai investasi. Secara umum apabila

metode NPV dan PI dipakai untuk menilai suatu usulan investasi, maka

hasilnya akan selalu konsisten. Dengan kata lain, kalau NPV mengatakan

diterima, maka PI juga mengatakan diterima. Demikian pula sebaliknya.

Sehingga untuk menghitung PI harus terlebih dahulu menghitung NPV

dan ada beberapa kasus lain, dimana setelah perhitungan PI belum dapat

mengambil keputusan sebelum dikembalikan ke metode NPV.

Rumus:

Total NPV + Investasi Awal

Investasi Awal

Gambar

Gambar 2.2 Langkah-Langkah Cost Benefit Analysis

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini untuk sesama mesin bensin, teknologi injeksi telah memudahkan perawatan pengaturan/penyetelan mesin dibandingkan teknologi karburator, asal

1) Terhadap peserta yang masuk dalam Calon Pemenang, dilakukan pembuktian kualifikasi. 2) Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat dokumen asli atau rekaman yang

Secara umum, kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Muhammadiyah 1 Bantul telah berjalan lancar sesuai rencana meskipun ada beberapa yang sedikit

Partai Golkar dan PPP, pengurusan partai yang dualisme atau masih sengketa, tentunya ingin lolos dalam proses pendaftaran Pilkada serentak, sehingga Partai

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan kontribusi tentang implementasi SMM ISO 9001:2008 di UKSW Salatiga dilihat dari

selaku Dosen Pembimbing II dan Ketua Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telahsangat banyak berjasa dalam membantu Penulis

oksigen terlarut merupakan salah satu parameter kimia air yang berperan pada kehidupan biota perairan dan yang paling sering diukur dalam observasi pengaruh

The minimum expected count is 19,36... The minimum expected count