• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN MOTIVASI TERHADAP KEDISIPLINAN GURU MTS DI KKM SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN MOTIVASI TERHADAP KEDISIPLINAN GURU MTS DI KKM SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN MOTIVASI

TERHADAP KEDISIPLINAN GURU MTS DI KKM SUKAHAJI

KABUPATEN MAJALENGKA

1

Indra Adi Budiman

2

Aini Haniah

1

Dosen Magister Manajemen Pendidikan, Universitas Majalengka, Indonesia

2

Mahasiswa Program Pascasarjana, Universitas Majalengka, Indonesia

ABSTRAK

Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas karena suatu jabatan profesional. Figur seorang guru dalam dunia pendidikan selalu menjadi topik pembicaraan karena guru merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat penting. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka diperlukan guru yang memiliki disiplin yang baik dan amanah. Kepala madrasah adalah orang yang berpengaruh dan mempunyai wewenang atas kebijakan-kebijakan madrasah serta merupakan orang yang akan membawa kemana madrasah akan diarahkan. Permasalahannya terkait dengan peran kepamimpinan, motivasi kerja dan disiplin kerja kurang optimal. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru, sementara lokus penelitian dilakukan di MTs KKM Sukahaji Kabupaten Majalengka. Penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran dari variabel penelitian, sedangkan penelitian verifikatif bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala madrasah terhadap disiplin kerja guru MTs Se KKM Sukahaji Kabupaten Majalengka. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan t hitung sebesar 2,436 dengan signifikansi 0,017. Oleh karena nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka Ho ditolak yang artinya H1 diterima. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi terhadap disiplin kerja guru MTs Se KKM Sukahaji Kabupaten Majalengka. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan t hitung sebesar 4,042 dengan signifikansi 0,000. Oleh karena nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka Ho ditolak yang artinya H1 diterima. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi secara bersama-sama terhadap disiplin kerja guru MTs Se KKM Sukahaji Kabupaten Majalengka. Hal ini berdasarkan hasil pengujian analisis jalur ditentukan dengan harga F hitung sebesar 25,346 dengan signifikansi 0,000. Oleh karena nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

(2)

I. PENDAHULUAN

Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas karena suatu jabatan profesional. Profesi guru tidak dapat dipegang oleh sembarang orang yang tidak memenuhi syarat profesi tersebut. Pekerjaan profesi guru adalah pekerjaan yang cukup berat namun mulia. Berat karena dipercaya dan diserahi tanggung jawab oleh orang tua murid dalam masyarakat untuk mendidik anaknya. Mulia karena tugas kemanusiaan, memanusiakan manusia. Menurut pandangan Islam memiliki ilmu yang diamalkan termasuk amal yang tidak akan putus dan akan mendapat pahala terus menerus dari Allah SWT selama ilmu tersebut masih bermanfaat (Ekosusilo, 2001:53). Guru harus mampu menumbuhkan motivasi langsung maupun tidak langsung, karena ke semua itu akan berpengaruh kepada kemampuan siswa untuk meningkatkan minat serta prestasi dan hasil belajar. Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan implementasi Kurikulum (Akhyak, 2005:17). Figur seorang guru dalam dunia pendidikan selalu menjadi topik pembicaraan karena guru merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat penting, bisa dikatakan guru merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat penting, bisa dikatakan guru merupakan ujung tombak dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu guru mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal, bisa dikatakan bahwa minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan

berkembang secara optimal tanpa bantuan seorang guru. Pendidikan menduduki tempat yang sangat penting sebagai pembentuk ruang lingkup moral bagi penentuan tujuan hidup manusia, untuk mewujudkan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan bertanggung jawab. Sehingga terbentuk suatu masyarakat yang adil, dan makmur yang merata baik material maupun spiritual yang berdasarkan Pancasila dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, aman dan tenteram. Untuk mencapai hal tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Guru dan Dosen, Nomor 14 Tahun 2005).”

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka diperlukan guru yang

(3)

memiliki disiplin yang baik dan amanah. Kata disiplin merupakan arti dari ketaatan, menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih. Dalam ajaran Islam, banyak ayat al-Qur`an dan hadist, yang memerintahkan disiplin dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan. Antara lain disebutkan dalam surah an-Nisâ` ayat 59 :

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur`an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Qs. an-Nisâ` [4]: 59) (http://quran.com/4/59)

Dari ayat di atas terungkap pesan untuk patuh dan taat kepada para pemimpin, dan jika terjadi perselisihan di antara mereka, maka urusannya harus dikembalikan kepada aturan Allah SWT dan Rasul-Nya. Dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh H.R Buchori Muslim tentang kepemimpinan sebagai berikut :

ِدْبَع ْنَع ٍكِلاَم ْنَع َةَمَلْسَم ُنْب ِ َّاللَّ ُدْبَع اَنَثَّدَح

َرَمُع ِنْب ِ َّاللَّ ِدْبَع ْنَع ٍراَنيِد ِنْب ِ َّاللَّ

َلوُس َر َّنَأ

ٍعا َر ْمُكُّلُك َلََأ َلاَق َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاللَّ ىَّلَص ِ َّاللَّ

ىَلَع يِذَّلا ُريِمَ ْلْاَف ِهِتَّيِع َر ْنَع ٌلوُئْسَم ْمُكُّلُك َو

ُلُج َّرلا َو ْمُهْنَع ٌلوُئْسَم َوُه َو ْمِهْيَلَع ٍعا َر ِساَّنلا

ُئْسَم َوُه َو ِهِتْيَب ِلْهَأ ىَلَع ٍعا َر

ْمُهْنَع ٌلو

َيِه َو ِهِدَل َو َو اَهِلْعَب ِتْيَب ىَلَع ٌةَيِعا َر ُةَأ ْرَمْلا َو

ِهِدِ يَس ِلاَم ىَلَع ٍعا َر ُدْبَعْلا َو ْمُهْنَع ٌةَلوُئْسَم

ٌلوُئْسَم ْمُكُّلُك َو ٍعا َر ْمُكُّلُكَف ُهْنَع ٌلوُئْسَم َوُه َو

ِهِتَّيِع َر ْنَع

Ibn umar r.a berkata : saya telah mendengar rasulullah saw bersabda : setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta

pertanggungjawaban atas

kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungan jawab) darihal hal yang dipimpinnya. (Buchary, Muslim) (https://abufachri.wordpress.com/hadits/hadi ts-bukhari/). Selain kepemimpinan, guru profesional harus mampu menunjukkan rasa seamngat dan motivasinya sebagai guru, sehingga mencapai capaian kerja pada tingkat tertentu. Rasa aman akan suasana kerja yang diberikan oleh pimpinan mampu mendorong guru untuk lebih berdedikasi tinggi dalam menyelesaikan tugasnya baik suasana aman sebelum kerja, saat kerja maupun setelah kerja. Kondisi kerja yang aman semacam ini, serta didukung rekan kerja yang dapat diajak untuk bekerjasama

(4)

dalam berbagai aktifitas merupakan keinginan dari setiap guru di suatu sekolah/ lembaga pendidikan, serta adanya kepemimpinan madrasah yang pro-aktif kepada guru.

Kepala madrasah adalah orang yang berpengaruh dan mempunyai wewenang atas kebijakan-kebijakan madrasah serta merupakan orang yang akan membawa kemana madrasah aakn diarahkan. Dengan demikian maka kepala madrasah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan demikian maka kepala madrasah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti diungkapkan supriadi bahwa : “Erat hubungannya antara mutu kepala madrasah dengan berbagai aspek kehidupan madrasah seperti disiplin madrasah, iklim budaya madrasah, dan menurunnya perilaku nakal peserta didik (Mulyasa, 2005:24-25). Para pemimpin pendidikan seperti kepala madrasah harus mempunyai komitmen terhadap perbaikan dalam fungsi utamanya. Oleh karena itu fungsi dari kepemimpinan pendidikan haruslah tertuju pada mutu belajar serta semua staf lain yang mendukungnya (Syafaruddin, 2002:52). Dalam kerjanya, kepala madrasah sebagai pimpinan madrasah tidak hanya sebatas memerintah dan menyuruh bawahannya saja akan tetapi bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di madrasah seperti dikemukakan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun

2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pada pasal 58 B ayat 1 bagian (a) menyatakan bahwa “Kepala sekolah/madrasah menjalankan manajemen berbasis sekolah/madrasah

untuk dan atas nama

gubernur/bupati/walikota atau Menteri Agama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan” (sumber : http://sappk.itb.ac.id/upload/PP-no.-66- 2010-tentang-Perubahan-atas-PP-no.-17-tahun-2010.pdf). Dengan adanya kepemimpinan yang mendorong para guru dan motivasi yang melekat pada guru diharapkan guru dapat bekerja secara maksimal dan senang terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kedisiplinan (Hasibuan, 2001: 95). Motivasi dari diri seseorang tersebut tidak lepas dari adanya aspek-aspek kebutuhan yang memicu seseorang untuk melakukan tindakan atau pekerjaan agar sampai pada hasil yang ingin dicapainya. Ketika seseorang telah mencapai pada hasil yang diinginkannya maka seseorang tersebut akan merasakan kepuasan kerja. Dari organisasi sekolah/ lembaga pendidikan sendiri juga berperan dalam mengelola guru agar mematuhi segala peraturan, norma yang telah ditetapkan oleh organisasi sekolah/ lembaga pendidikan sehingga para pengajar bekerja dengan disiplin dan efektif.

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang dalam mentaati semua peraturan organisasi dan norma sosial yang

(5)

berlaku (Malayu SP. Hasibuan, 2001: 193). Menurut Peraturan Pemerintah R.I Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/ atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Selain itu, berbagai aturan/ norma yang ditetapkan oleh suatu sekolah/ lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kedisiplinan agar para guru dapat mematuhi dan melaksanakan peraturan tersebut. Pada prinsipnya setiap unsur kepegawaian yang melanggar aturan/norma baik kecil maupun besar perlu diikuti sanksi yang diberikan bila terjadi pelanggaran. Sanksi tersebut bisa berupa teguran baik lisan/ tertulis, skorsing, penurunan posisi bahkan sampai pemecatan kerja tergantung dari besarnya pelanggaran yang dilakukan oleh guru. Hal itu dimaksudkan agar para pengajar bekerja dengan disiplin dan bertanggungjawab atas pekerjaannya. Bila guru memiliki disiplin kerja yang tinggi, diharapkan akan mampu menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat sehingga timbul kepuasan kerja. Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam terkait dengan “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi terhadap Kedisiplinan Guru MTs di KKM Sukahaji Kabupaten Majalengka”

II.LANDASAN TEORI

Kepala sekolah sebagai supervisor berperan dalam meningkatkan kompetensi dan kemampuan professional guru dalam upaya mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik yang memiliki dampak terhadap peningkatan kompetensi lulusan peserta didik (Machali, 2011:309). Menurut Sudrajat (2008:1) upaya dalam meningkatkan kompetensi guru dapat dilakukan dengan cara optimalisasi peran kepala sekolah. oleh karena itu, diperlukan adanya dukungan dari penguasaan kompetensi kepala sekolah, sehingga kepala sekolah memiliki kemampuan dalam mewujudkan peran strategis tersebut. Sementara menurut Idochi dan Amir (2000:87) mengemukakan bahwa “kepala sekolah yang memiliki kompetensi manajerial tinggi mendorong untuk meningkatkan kemampuan guru.” Hal ini mengindikasikan bahwa kepala sekolah perlu untuk meningkatkan kemampuan manajerial yang tinggi agar dapat meningkatkan kemampuan guru. Kepemimpinan yang tepat dan baik dalam rangka membantu peningkatan dan kualitas kompetensi para guru, akan menciptakan kinerja guru yang tinggi dalam rangka optimalisasi tugas dan tanggungjawabnya dalam proses belajar mengajar. Guru sebagai pelaku pendidikan sangat penting bertugas dalam suasana kinerja yang baik, sebab di pundak merekalah tanggungjawab pelaksanaan visi pendidikan dapat terlaksana sebagaimana mestinya, yakni mencapai tujuan pendidikan nasional sesuai dengan undang-undang pendidikan.

Motivasi merupakan suatu kemauan juga dalam mencapai tingkat upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi

(6)

sehingga dalam motivasi terdapat tiga unsur yakni kebutuhan, upaya dan tujuan organisasi (Kartonego, 1994:127). Motivasi kerja merupakan faktor utama dalam mendorong seseorang untuk mencapai kinerja yang optimal. Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1996:29) berpendapat mengenai penyebab efektivitas individu, efektivitas kelompok, dan efektivitas organisasi. Untuk memudahkan arah

penelitian, maka perlu dibuatkerangka pemikiran yang dapat digunakan untuk membuat kerangka kerja analisis. Pola pikir yang melandasi pengaruh fungsi kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Berangkat dari uraian yang ada dalam pendahuluan dan landasan teori yang telah dikemukakan, maka model penelitian yang disajikan adalah sebagai berkuit :

KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH Kepala Sekolah Sebagai pemimpin

Kepala Sekolah Sebagai Administrator Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Kepala Sekolah Sebagai Staf Wahjosumidjo (2005) MOTIVASI KERJA Motif Pengharapan Insentif Veitzal (2004); Thoha, 2009; Robbins, 2001; Ndraha (1999)

DISIPLIN KERJA GURU Disiplin terhadap tugas Disiplin terhadap waktu Disiplin terhadap lingkungan kerja

Disiplin dalam melayani

(Sedarmayanti, 2007:221-10)

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian diuraikan sebagai berikut :

1) Kepemimpinan kepala madrasah berpengaruh positif terhadap disiplin kerja guru.

2) Motivasi kerja guru berpengaruh positif terhadap disiplin kerja guru. 3) Kepemimpinan kepala madrasah dan

motivasi kerja secara simultan berpengaruh positif terhadap disiplin kerja guru.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu kepemimpinan kepala madrasah (X1), motivasi kerja guru (X2), sedangkan untuk variabel dependen adalah disiplin kerja guru (Y). Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitiannya adalah kepala sekolah dan guru, sementara lokus penelitian dilakukan di MTs KKM Sukahaji Kabupaten Majalengka. Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran dari variabel penelitian, sedangkan penelitian verifikatif bertujuan

(7)

untuk mengecek kebenaran hasil penelitian. Berdasarkan hal tersebut di atas, secara deskriptif penelitian ini bertujuan untuk memperoleh ciri-ciri variabel yang diteliti yaitu kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja serta disiplin kerja guru. Secara verifikatif, penelitian ini bertujuan untuk mengadakan penelitian sekaligus pengujian kebenaran dari hipotesis yang didasarkan pada data penelitian di lapangan dimana penelitian ini akan diuji. Adapun permasalahan yang akan diuji adalah apakah kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja yang mempengaruhi disiplin kerja guru. Dilihat dari jenis penelitiaanya yaitu penelitian deskriptif dan verifikaif, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey dengan data cross sectional.

Metode explanatory survey digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan hubungan atau pengaruh dari suatu variabel ke variabel lainnya. Metode ini mengemukakan fakta-fakta yang didukung oleh penyebaran angket kepada responden serta pemahaman literatur. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sehingga metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu ‘meode penelitian dengan cara memperbaiki objek dalam kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu yang panjang’ (Husein Umar, 2001:45). Jumlah sampel pada penelitian ini ditetapkan sebanyak 105 responden dengan menggunakan rumus slovin dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara proporsional random sampling. Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan analisis jalur. Analisis jalur (path analysis)

bertujuan untuk menentukan besarnya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, baik itu pengaruh yang sifatnya secara langsung maupun tidak langsung, serta mengukur besarnya pengaruh dari suatu variabel penyebab ke variabel akibat yang disebut dengan koefisien jalur. Analisis verifikatif pada penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis). Penggunaan analisis jalur merupakan metode yang dianggap cocok dengan karakteristik model yang dibangun oleh penelitian. Model yang dibangun oleh peneliti adalah hubungan kausalitas antara variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah dan motivasi berpengaruh terhadap disiplin kerja guru yang dikaji berdasarkan parsial dan simultan.

IV. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

a. Pengaruh Kepemimpinan Kepala

Madrasah dan Motivasi terhadap Disiplin Kerja Guru

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah dan motivasi berprestasi terhadap disiplin kerja guru dapat dilihat pada tabel koefisien determinasi sebagai berikut :

Tabel 1 Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .576a .332 .319 5.76700

a. Predictors: (Constant), Motiv_X2, Kepmpnan_X1

Sumber : SPSS Versi, 20.0

Berdasarkan Tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi dari variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah dan motivasi berprestasi terhadap disiplin kerja guru sebesar 0,332 sehingga nilai epsilonnya sebesar 0,668. Artinya,

(8)

pengaruh secara simultan yang diberikan oleh Kepemimpinan Kepala Madrasah dan motivasi terhadap disiplin kerja guru sebesar 33,20% dan sisanya sebesar 66,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai F-hitung sebesar 25,346 dengan signifikansi sebesar 0,000 lebih rendah dari nilai 0,05 (tingkat kesalahan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan Kepala Madrasah dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja guru.

b. Pengaruh Kepemimpinan Kepala

Madrasah terhadap Disiplin Kerja Guru

Nilai koefisien jalur untuk kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap disiplin kerja guru sebesar 0,242 dengan nilai t-tabel sebesar 2,436 dan signifikansi sebesar 0,005. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2 Nilai Koefisien Regresi Variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1)

Model Unstandardiz ed Coefficients Standard ized Coefficie nts t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant ) 7.4 16 4.678 1.585 .116 Kepmpna n_X1 .31 4 .129 .242 2.436 .017

a. Dependent Variable: Disiplin_Y

Sumber : SPSS Versi, 20.0

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pengaruh yang diberikan oleh kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap disiplin kerja guru sebesar (0,242)2 atau

sebesar 5,856%. Dari hasil pengujian hipotesis dapat diperoleh bahwa nilai t-hitung sebesar 2,436 dan nilai t-tabel sebesar 1,993. Maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan Kepala Madrasah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap disiplin kerja guru.

c. Pengaruh Motivasi terhadap Disiplin Kerja Guru

Nilai koefisien regresi untuk motivasi berprestasi terhadap disiplin kerja guru sebesar 0,401 dengan nilai t-tabel sebesar 4,042 dan signifikansi sebesar 0,000. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3 Nilai Koefisien Regresi Variabel Motivasi (X2) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coefficie nts t Si g. B Std. Error Beta 1 (Constan t) 7.416 4.678 1. 58 5 .1 1 6 Motiv_X 2 .549 .136 .401 4. 04 2 .0 0 0 a. Dependent Variable: Disiplin_Y

Sumber : SPSS Versi, 20.0

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pengaruh yang diberikan oleh motivasi terhadap disiplin kerja guru sebesar (0,401)2 atau sebesar 16,08%. Dari hasil pengujian hipotesis dapat diperoleh bahwa nilai t-hitung sebesar 4,042 dan nilai t-tabel sebesar 1,993. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap disiplin kerja guru.

(9)

d. Pembahasan

Kepemimpinan dalam Islam pada dasarnya high-risk, tetapi juga high-value. Karena Allah memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para pemimpin yang adil, tetapi juga mengancam para pemimpin yang dzalim. Bahkan Imam Ghazali mengatakan,”pemimpin yang adil dalam satu hari, lebih baik daripada beribadah kepada Allah selama 70 tahun”. Itulah cara Allah menghargai pemimpin. Tapi rasul juga bersabda,”kullu kum roin wa kullukum mas’ulun anraiyathi”. Tiap kamu adalah pemimpin, dan tiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya. Adapun tujuan berpolitik di dalam fiqhun

nushush/nushush syar’iyyah

(sumber-sumber teks) ialah; 1. Himayatu din (memelihara agama), 2. Riasah syu’uni raiyat (Mengatur urusan rakyat). Himayatu

din itu sejalan dengan maqashid

syariah(tujuan penerapan syariah),

yaitu Hifzud din (menjaga agama). Dan sepanjang sejarah kelahiran Islam dimulai, kepemimpinan/politik memberi pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan umat muslim. Dan jika kita melihat pada literatur-literatur barat, kekuasaan/kepemimpinan selalu

menggunakan kata power.

Sedangkan power, pada umumnya bermakna kekuatan. Dan ini memiliki makna; bahwa kebenaran harus beriringan dengan kekuatan(power). Sehingga kita tidak boleh memisahkan salah satunya. Kaidah seperti inilah yang menjawab fenomena; banyak orang baik, tetapi tidak bisa menciptakan perubahan baik dalam skala besar sedikitpun. Dan ada orang jahat, tetapi dia berkuasa. Bahkan menggunakan

kekuasannya secara semena-mena. Dua fenomena tersebut bisa terjadi, karena kita memisahkan antara kekuatan dan kebenaran. Berbicara kepemimpinan, tidak harus selalu berbicara negara. Kepemimpinan yang hakiki, selalu dimulai dari diri sendiri. Karena jika leadership sudah tertanam didalam diri, maka kita akan dengan mudah menularkan kepada orang lain. Kepada keluarga, sahabat, hingga masyarakat sekitar. Bahkan Umar bin Khattab mengatakan,’ ta’alamu qobla

antasudu (belajarlah sebelum kamu

memimpin)’. Apalagi saat ini Indonesia sangat membutuhkan pemimpin yang berintegritas, berkapasitas, berpengalaman, dan memahami agama Islam secara baik. Dan dengan cara kita mempersepsi ulang kepemimpinan, bahwa kepemimpinan adalah sesuatu yang harus dibangun dan dijaga. Bukan untuk dikejar. Maka kita akan keluar dari carut-marut politik yang tidak produktif, dan mulai mengerjakan hal-hal besar yang bisa dikerjakan, karena kita sudah memiliki pemimpin yang memiliki kompetensi leadership way yang tangguh.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kepemimpinan kepala sekolah yang tekait dengan fungsi kepala sekolah sebagai pendidik, sebagai manajer, sebagai administrator, sebagai supervisor, sebagai leader dan sebagai inovator seluruhnya dipersepsikan cukup baik. Meskipun hasil penelitian menunjukkan cukup baik, namun masih perlu adanya beberapa langkah untuk ditingkatkan demi terwujudnya seorang pemimpinan yang lebih berkualitas. Hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa kepala sekolah menyatakan bahwa :”kepala sekolah pada dasarnya telah memahami

(10)

peran dan fungsinya masing-masing, tetapi masih terkendala oleh keterbatasan sarana dan prasarana sekolah. Dengan keterbatasan itu, maka imbasnya pada keterbatasan gerak kepemimpinan kepala sekolah. Sementara dari kontribusi pengaruh peran kepemimpinan kepala sekolah sebesar 5,856%. Dari hasil pengujian hipotesis dapat diperoleh bahwa nilai t-hitung sebesar 2,436 dan nilai t-tabel sebesar 1,993. Maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan Kepala Madrasah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap disiplin kerja guru. Tuntutan adanya pemimpin yang berkualitas, selain secara organisatoris juga menurut pandangan islam tuntutan seorang pemimpin yang berkualitas sangat dipersyaratkan. Islam menetapkan tujuan dan tugas utama pemimpin adalah untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya serta melaksanakan perintah-perintah-Nya. Ibnu Taimyah mengungkapkan bahwa kewajiban seorang pemimpin yang telah ditunjuk dipandang dari segi agama dan dari segi ibadah adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Pendekatan diri kepada Allah adalah dengan menaati peraturan-peraturan-Nya dan Rasul-Nya. Namun hal itu lebih sering disalah gunakan oleh orang-orang yang ingin mencapai kedudukan dan harta.

ىَّلَص ِ َّاللَّ َلوُس َر َّنَأ اَمُهْنَع ُ َّاللَّ َي ِض َر َرَمُع ِنْبا ْنَع

َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاللَّ

ْنَع ٌلوُئْسَم ْمُكُّلُك َو ٍعا َر ْمُكُّلُك ُلوُقَي

ُلُج َّرلا َو ِهِتَّيِع َر ْنَع ٌلوُئْسَم َو ٍعا َر ُماَمِ ْلْا ِهِتَّيِع َر

يِف ٍعا َر

ُةَأ ْرَمْلا َو ِهِتَّيِع َر ْنَع ٌلوُئْسَم َوُه َو ِهِلْهَأ

اَهِتَّيِع َر ْنَع ٌةَلوُئْسَم َو اَه ِج ْو َز ِتْيَب يِف ٌةَيِعا َر

ِهِتَّيِع َر ْنَع ٌلوُئْسَم َو ِهِد ِيَس ِلاَم يِف ٍعا َر ُمِداَخْلا َو

ِهِتَّيِع َر ْنَع ٌلوُئْسَم َو ٍعا َر ْمُكُّلُك َو

(Sumber : Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi, 2008:24).

Artinya :

Dari Ibn Umar r.a. Sesungguhnya Rasulullah Saw. Berkata :”Kalian adalah pemimpin, yang akan dimintai pertanggungjawaban. Penguasa adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin dirumah suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam mengelolaharta tuannya, dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Oleh karena itu kalian sebagai pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.“

Hal yang paling mendasar yang dapat diambil dari hadis diatas adalah bahwa dalam level apapun, manusia adalah pemimpin termasuk bagi dirinya sendiri. Setiap perbuatan dan tindakan memiliki resiko yang harus dipertanggungjawabkan. Setiap orang adalah pemimpin meskipun pada saat yang sama setiap orang membutuhkan pemimpin ketika ia harus berhadapan untuk menciptakan solusi hidup di mana kemampuan, keahlian, dan kekuatannya dibatasi oleh sekat yang ia ciptakan sendiri dalam posisinya sebagai bagian dari komunitas. Motivasi kerja menurut pandangan islam merupakan sesuatu hal yang sangat positif. Motivasi menjadi penggerak kedua setelah kepemimpinan dalam meningkatkan keidsiplinan guru. Hasil penelitian

(11)

menunjukkan bahwa motivasi guru yang terdiri dari motif, pengharapan dan insentif sangat berpengaruh terhadap peningkatan disiplin guru. Hasil pengujian analisis jalur menunjukkan bahwa kontribusi pengaruh sebesar 16,08%. Dari hasil pengujian hipotesis dapat diperoleh bahwa nilai t-hitung sebesar 4,042 dan nilai t-tabel sebesar 1,993. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap disiplin kerja guru.

Sementara keduanya, antara kepemimpinan dan motivasi kerja guru berpengaruh secara simultan terhadap disiplin kerja dengan besaran pengaruh sebesar sebesar 33,20% dan sisanya sebesar 66,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai F-hitung sebesar 25,346 dengan signifikansi sebesar 0,000 lebih rendah dari nilai 0,05 (tingkat kesalahan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan Kepala Madrasah dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja guru. Hasil penelitian ini mendukung terhadap teori yang dikemukakan oleh Idochi dan Amir (2000:87) mengemukakan bahwa “kepala sekolah yang memiliki kompetensi manajerial tinggi mendorong untuk meningkatkan kemampuan guru.” Hal ini mengindikasikan bahwa kepala sekolah perlu untuk meningkatkan kemampuan manajerial yang tinggi agar dapat meningkatkan kemampuan guru. Motivasi merupakan suatu kemauan juga dalam mencapai tingkat upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi sehingga dalam motivasi terdapat tiga unsur yakni kebutuhan, upaya dan tujuan organisasi

(Kartonego, 1994:127). Motivasi kerja merupakan faktor utama dalam mendorong seseorang untuk mencapai kinerja yang optimal. Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1996:29) berpendapat mengenai penyebab efektivitas individu, efektivitas kelompok, dan efektivitas organisasi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala madrasah terhadap disiplin kerja guru MTs Se KKM Sukahaji Kabupaten Majalengka. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan t hitung sebesar 2,436 dengan signifikansi 0,017. Oleh karena nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka Ho ditolak yang artinya H1 diterima. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi terhadap disiplin kerja guru MTs Se KKM Sukahaji Kabupaten Majalengka. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan t hitung sebesar 4,042 dengan signifikansi 0,000. Oleh karena nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka Ho ditolak yang artinya H1 diterima. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi secara bersama-sama terhadap disiplin kerja guru MTs Se KKM Sukahaji Kabupaten Majalengka. Hal ini berdasarkan hasil pengujian analisis jalur ditentukan dengan harga F hitung sebesar 25,346 dengan signifikansi 0,000. Oleh karena nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Untuk meningkatkan peran kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja maka sebaiknya

(12)

Kepemimpinan Kepala Madrasah pada MTs Se KKM Sukahaji Kabupaten Majalengka, secara keseluruhan sudah termasuk dalam kategori tinggi, namun pada indikator pengembangan program pembelajaran, perumusan dan kajian evaluasi kinerja guru, pengembangan ekstrakulikuler, pelaksanaan frekuensi pengawasan dan pengembangan metode pengawasan yang dilakukan oleh guru perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu, Kepala Madrasah harus lebih memberikan perhatian kepada setiap anggota, agar anggota dapat termotivasi dalam bekerja. Motivasi kerja pada MTs Se KKM Sukahaji Kabupaten Majalengka secara keseluruhan sudah termasuk dalam kategori tinggi, namun bila dicermati masih terdapat hal-hal yang perlu ditingkatkan yaitu pada indikator pencapaian prestasi dan tunjangan serta promosi. Hal ini dibuktikan dengan masih sedikitnya guru membuat karya ilmiah, melakukan penelitian pendidikan, menggunakan variasi metode dalam pembelajaran. Berdasarkan hal itu guru diharapkan dapat menggali dan mengoptimalkan keterampilan dan pengembangan potensi yang dimilikinya. Disiplin kerja guru pada MTs Se KKM Sukahaji Kabupaten Majalengka secara keseluruhan sudah termasuk dalam kategori tinggi, namun masih ada beberapa guru yang masih melakukan pelanggaran-pelanggaran kecil kedisiplinan dalam bekerja, seperti halnya keterlambatan serta masuk tanpa ada keterangan. Oleh karena itu, sebaiknya guru memiliki kesadaran yang tinggi terhadap tugas dan tanggungjawabnya sebagai abdi negara.

DAFTAR PUSTAKA

Kelompok Buku

A.F.Stoner James, DKK. 1996. Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Akhyak. 2005. Profil Pendidik Sukses.

Surabaya : Elkaf .

Ali Imron. 1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta:Pustaka Jaya. Anwar Prabu Mangkunegara. 2000.

Manajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Ara Hidayat dan Imam Machali. 2012. Pengelolaan Pendidikan. Konsep. Bandung: Maju.

Arikunto, S. 1993. Prosedur Peneliiian

Suatu Pendelwtan Prakiek. Jakarta : Rineka. Cipta,

As'ad, Moh., 1991. Psikologi Industri. Ed 4, Yogyakarta: Liberti.

Cece Wijaya dan A.Tabrani Rusyan. 2000. Kemampuan Dasar Guru Dalam.

Proses Belajar Mengajar.

Bandung:Remaja ...

Dedi Supriadi. 2002. Sejarah Pendidikan Teknik. Jakarta: Bumi aksara. Dedi Supriyad. 2002. Mengangkat Citra

Dan Martabat Guru. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan

Dasar, GBPP SLTP.

Jakarta: Rineka Cipta.

Dubin, Fraida Elite Olshtain. 1986. Lecond Language Classrooms. New York: Cambridge. University Press. Daldan

Ekosusilo, Madyo. 2003. Kontribusi Jenjang

Pendidikan, Penataran dan

Kegiatan.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Fauzi, I. 2012. Manajemen Pendidikan ala Rasulullah. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

(13)

Gibson, et. Al. 1996. OrganisSI: Perilaku, Struktur, dan Proses. Jakarta: Airlangga.

Handoko. 1996. Manajemen Personalia dan sumber daya Manusia . Yogyakarta : BPFE .

Harold,Koontz, dan Heinz, Weihrich. 1988. Management. New York : Mc. Graw Hill

Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen

Sumber Daya Manusia:Pengertian. Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Hersey, Paul dan Ken Blanchard. 1995.

Manajemen Perilaku

Organisasi.Yogyakarta: Liberti. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir.

2000. Idochi Anwar dan Yayat

Hidayat Amir.Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta M. Toha. 2007. Metode Penelitian.

Universitas Terbuka : Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

M. Toha. 2007. Metode Penelitian. Universitas Terbuka : Jakarta. Rineka Cipta.

Marno, T. S. 2008. Manajemen dan kepemimpinan Pendidikan Islam . Bandung: PT. Refika Aditama.

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru

Profesional. PT. Remaja.

Rosdakarya. Bandung.

Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional

Menciptakan Pembelajaran.

Yogyakarta: Sukses Ofset.

Mulyono. M.A. 2010. Manajemen

Administrasi & Organisasi

Pendidikan. Yogyakarta : Ar- Ruzz Media.

Nainggolan, H. 2008. Pemodelan dan

Permalan Deret Waktu. Jakarta: Gramedia.

Ndraha, Taliziduhu, 1999. Pengantar Teori

Pengembangan Sumber daya.

Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Pidarta, M. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : PT Bina Aksara.

Qomar, M. 2007. Manajemen Pendidikan Islam : Strategi baru Pengelolaan lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.

Rahman, dkk. 2006. Peran Strategis Kepala

Sekolah Dalam

Meningkatkan Kwalitas

Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Ramayulis. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia.

Sulistyorini, M. 2009. Manejemen Pendidikan Islam (konsep, strategi

dan aplikasi). Yogyakarta :

TERAS.

Robbins Stephen P et a.al. 1994. Organization Behavior. Australia: Prentice Hall.

Robbins, Stephen P. and Nancy Langton, 2001. Organizaitaon Behaior, 2nd ed. Canada: Pearson Education.

Sarwoto. 1987. Dasar-dasar Manajemen.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Scott, Williams. G. 1971. Organizing Theory A Behavioral Analysis for Management, Illinois : Richard D. Irwin Inc.

Sdarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Bandung: Maju.

Sergiovanni and Starratt, R.J. 1993. 2000.

Gaya Kepemimpinan Kepala

Sekolah dan Semangat Kerja Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(14)

Siagian. 2003. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Soetopo, L., 1978. Teknologi Benih. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :Alfabeta.

Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu

Terpadu dalam Pendidikan .

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu

Terpadu dalam Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

T. Hermaya. 2004. Kecerdasan Emosi:

Untuk Mencapai Puncak Prestasi.

Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, Goleman

Teers, M Richard. 1985. Efektivitas

Organisasi Perusahaan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Tri Wibowo BS. Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Kencana.

Veithzal Rivai. 2004. Manajemen Sumber

Daya Manusia Untuk Perusahaan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan dan

Motivasi. Ghalia Indonesia. Jakarta Prenada.

Wexley, Kenneth N and Gary A, Yuki.

Kepemimpinan dalam Organisasi. terjemahan Jusuf Udaya. Jakarta: Prehalindo

Winardi. 2003. Entrepreneur &

Entrepreneurship. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Zahera. SY. 2000. Cara Guru Memotivasi

dan Pengaruhnya Terhadap

Pemberlajaran. Jakarta: Gramedia.

Kelompok Penelitian

Anita. 2010. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kedisiplinan Guru terhadap Kinerja

Guru di SMA Muhammdiyah 2 Surakarta. Tesis dipublikasikan. Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kaliri. 2008. Pengaruh Disiplin dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru pada SMA Negeri di Kabupaten Pemalang. Tesis di Publikasikan. Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Roslena Septiana_Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari 2013. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari. Jupe UNS, Vol 2 No 1 Hal 107 s/d 118 – Agustus 2013. Sumarno. 2009. Pengaruh Kepemimpinan

Kepala Sekolah dan

Profesionalisme Guru terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes. Program Pascasarjana.Program Studi Manajemen Pendidikan. Universitas Negeri Semarang.

Kelompok Peraturan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

http://www.hukumonline.com/pusat data/detail/13662/nprt/538/uu-no- 20-tahun-2003-sistem-pendidikan-nasional.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010

(15)

tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. http://sappk.itb.ac.id/upload/PP- no.-66-2010-tentang-Perubahan-atas-PP-no.-17-tahun-2010.pdf. Peraturan Pemerintah R.I Nomor 53 Tahun

2010 tentang Disiplin Pegawai

Negeri Sipil. http://www.hukumonline.com/pusat data/detail/lt4c6115152913e/node/5 90/pp-no-53-tahun-2010-disiplin-pegawai-negeri-sipil. Lain-Lain http://quran.com/4/59 https://abufachri.wordpress.com/hadits/hadit s-bukhari/ http://www.tafsir.web.id/2013/01/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-1-7.html

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Tabel 2 Nilai Koefisien Regresi Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Membentuk unit Pelaksana Kegiatan (Project Implementation unit ) Dalam Rangka Kegiatan Peningkatan Kapasitas Berkelanjutan untuk Desentralisasi (Sustainable Capacity

Antiseptik dan agen kemoterapi merupakan senyawa kimia yang digunakan dalam upaya menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba untuk aplikasi pada mahluk hidup.. Untuk

Iklan primer atau disebut juga dengan primary demand advertising dirancang untuk mendorong permintaan terhadap suatu jenis produk tertentu atau untuk keseluruhan

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya kepada Peneliti, sehingga penelitian yang berjudul: Problematika

Penelitian dilakukan dengan metode TLC dan GC-MS untuk mengetahui profil metabolit sekunder rimpang lempuyang gajah.. Metode TLC merupakan langkah awal dalam analisis tanaman

 Dalam welfare state, hak kepemilikan diserahkan kepada swasta sepanjang hal tersebut memberikan insentif ekonomi bagi pelakunya dan tidak merugikan secara sosial,

Buton Utara surat izin belajar/pernyataan mengikuti studi lanjut 365 15201002710242 DARWIS SDN 5 Wakorumba Utara Kab... Peserta Nama Peserta

Sedangkan pada triwulan IV realisasi total produksi dalam unit lebih rendah jumlahnya dibandingkan dengan yang dianggarkan sebelumnya, sehingga membuat realisasi