• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Minat Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Tepat Guna Kelas III Sdn No.15

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Minat Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Tepat Guna Kelas III Sdn No.15"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MINAT PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEPAT GUNA

KELAS III SDN NO.15 ARTIKEL PENELITIAN

Oleh

TIUR KAROLINA SIRAIT NIM. F34211218

PROGRAM STUDI STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK 2013

(2)

PENINGKATAN MINAT PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEPAT GUNA

KELAS III SDN NO.15

Tiur Karolina Sirait, A. Totok Priyadi, H. Maridjo AH. PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Abstrak: Peningkatan Minat Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Tepat Guna Kelas 111 SDN 15 Seningkang. Tujuan dari penelitian ini adalah Ingin mendeskripsikan peningkatan perhatian, ketertarikan, kemauan dengan menggunakan Media Tepat Guna SDN 15 Seningkang. Metode yang digunakan Metode Deskriptif sedangkan bentuk penelitian yaitu Survei Kelembagaan .Minat Pembelajaran siswa yang meliputi minat perhatian pada pengamatan awal menghasilkan rata-rata 33,33%,ke siklus 111 93,75% sangat tinggi ketertarikan pada baseline rata-rata mencapai 31,25% siklus III rata-rata mencapai 91,66 % kategori sangat tinggi sedangkan kemauan baseline rata-rata mencapai 33% , siklus III rata-rata mencapai 90,62 % kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwapenggunaan media tepat guna dapat meningkatkan minat pembelajaran siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 15 Beduai, Kabupaten Sanggau.

Kata Kunci: peningkatan minat belajar, media tepat guna

Abstract: Increasing Interest in Natural Sciences Learning Using effective Media Class 3 Public Elementary School Subdistrict 15 Seningkang Beduai Sanggau. The purpose of this research was to describe Wish increased attention, interest, willingness learning using effective Media on science lessons on grade 3 students of SDN 15 Seningkang. The method used descriptive method of research that while the shape of Institutional Survey. Subjects were Teachers and Students Class 3 Public Primary School 15 Seningkang, amounting to 8 people. Based on the analysis of the data obtained the following results: The study was conducted as many as 3 cycles, the results obtained are a student Interests include attention to the baseline average of 33.33% lower category, I cycle an average of 53.12 % category is quite high, the second cycle an average of 75% higher and cycle III category average of 93.75% is very high category. For interest at baseline averaged 31.25% lower category, the cycle I averaged 45.83 high category, the second cycle averaged 75% higher category and third cycle an average of 91.66% category very high while the willingness to baseline average of 33% lower category, I cycle an average of 43.75% category is quite high, the second cycle an average of 75% higher and cycle III category average of 90.62 % very high category. This suggests that the use of appropriate media

(3)

to enhance students' interest in learning class III elementary school 15 Beduai, Sanggau.

Keywords: improving learning, effective media

inat merupakan salah satu faktor yang mempegaruhi hasil dan proses belajar yang terjadi pada setiap orang dengan adanya minat seseorang akan aktif dalam belajar dan bekerja .Moh.Uzer Usman menganggap faktor ini sebagai faktor yang paling menentukan dalam derajat keaktifan siswa sehingga dengan adanya minat akan lebih menggiatkan dan mengaktifkan siswa dalam belajar dengan tanpa adanya yang memerintah dan memberi hadiah .

Minat bukanlah suatu sifat pembawaan yang tertutup sejak lahir ,namun minat dapat berubah,dibangkitkan dan dipelihara. Sumber lain mengatakan bahwa pengalaman yang dapat membangkitkan minat adalah pengalaman-pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu dalam hal ini guru pendidik harus mempunyai strategi belajar mengajar yang ditetapkan dalam memberikan pengajaran kepada siswanya, agar siswa tersebut mempunyai minat terhadap pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. Karena tanpa adanya minat belajar terhadap pelajaran yang diajarkan guru, maka siswa akan malas dan juga pembelajaran yang diberikan guru jadi kurang optimal karena salah satu faktor berjalannya proses pembelajaran yaitu adanya minat belajar .

Minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa, karena minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat itu besar pengaruhnya terhadap kegiatan belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya, begitupun sebaliknya,sedangkan seseorang tidak akan melakukan sesuatu kalau tidak ada motivasi . Mursel dalam bukunya Succesful Teaching, memberikan suatu klasifikasi yang berguna bagi guru dalam memberikan minat yang diantaranya ialah bahwa anak memiliki minat terhadap belajar ,dengan demikian hakikatnya setiap anak berminat terhadap belajar ,dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan minat anak terhadap belajar. Oleh karena itu sebagai guru /pengajar paling tidak menguasai bahan yang diajarkan dan terampil dalam hal mengajarkan yaitu dengan strategi belajar mengajar ,sehingga para siswa mempunyai minat belajar terhadap apa yang diajarkan oleh guru.

Pada pengamatan awal dalam pembelajaran IPA secara konvensional, sebelum menggunakan pendekatan keterampilan proses diperoleh data sebagai berikut, dari siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri 15 Seningkang

M

(4)

Kecamatan Beduai, Kabupaten Sanggau yang berjumlah 8 orang rata-rata hanya 33,33% siswa yang mempunyai perhatian dalam pembelajaran, 31,25% mempunyai ketertarikan dalam pembelajaran sedangkan siswa yang mempunyai kemauan rata-ratanya 33,33 % dari data tersebut menunjukan bahwa kelas didominasi oleh anak yang tidak mempunyai minat untuk belajar.

Agar pelaksanaan proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Alam dapat berjalan dengan baik, maka usaha guru dalam meningkatkan minat belajar IPA perlu ditangani secara serius. Karena minat belajar siswa mempengaruhi kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam segala hal selalu ada faktor dukungan dan hambatan,demikian juga dengan kegiatan usaha guru dalam meningkatkan minat belajar IPA . Berangkat dari persoalan tersebut diatas ,maka penulis tertarik untuk lebih dalam lagi untuk meneliti mengenai bagaimana usaha guru dalam meningkatkan minat belajar IPA di SDN 15 Seningkang, kecamatan Beduai ,agar tujuan yang dirumuskan dapat tercapai Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Ingin mendeskripsikan peningkatan perhatian pembelajaran dengan menggunakan Media Tepat Guna pada pelajaran IPA pada siswa kelas 3 SDN 15 Seningkang, (2) Ingin mendeskripsikan peningkatan Ketertarikan pembelajaran dengan menggunaka Media Tepat Guna pada Pelajaran IPA pada siswa kelas 3 SDN 15 Seningkang, (3) ingin mendeskripsikan peningkatan Kemauan pembelajaran dengan menggunakan Media Tepat Guna pada pelajaran IPA pada siswa kelas 3 SDN 15 Seningkang.

Menurut Slameto (2003:57) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan . Kegiatan yang diminati siswa ,diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh kepuasan .Secara umum pengertian minat adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relative tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan. Minat belajar siswa adalah model bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar dalam usaha mencapai perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dimaksudkan adalah dari perilaku tidak tahu menjadi tahu dan dari perilaku tidak mengetahui menjadi perilaku mengetahui. Minat pada umumnya sudah terdapat dalam diri seseorang. Akan tetapi biasanya minat juga dapat dipengaruhi oleh sesuatu yang berasal dari luar atau yang sering disebut motivasi atau dorongan. Jika minat yang terdapat dalam diri seseorang sudah cukup kuat, maka dorongan yang berasal dari luar relatif kurang diperlukan. Tetapi sebaliknya, jika seseorang kurang memiliki minat, maka diperlukan dorongan dari luar atau motivasi ekstrinsik yang relatif kuat.

(5)

Menurut Hamdani (23), pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Pembelajaran akan berjalan dengan baik jika ada hubungan yang baik antara guru dengan siswa, hubungan yang baik tentunya akan terus berlangsung jika guru tidak monoton dalam mengajar dan selalu mengembangkan kreativitas model pembelajaran yang akan di terapkan ke murid.

Menurut Darsono, (2000:24) pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari. Salah satu sasaran pembelajaran adalah membangun gagasan sainstifik setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa dan informasi dari sekitarnya. Pada dasarnya, semua siswa mempunyai gagasan atau pengetahuan awal yang sudah terbangun dalam wujud schemata. Dari pengetahuan awal dan pengalaman yang ada, siswa menggunakan informasi yang berasal dari lingkunganya dalam rangka mengontruksi interpretasi pribadi serta makna-maknanya.Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap IPA akan mempelajari IPA dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajian pelajaran IPA, dan bahkan dapat menemukan kesulitan–kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal-soal latihan dan praktikum karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari biologi. Siswa akan mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat berhubungan erat dengan motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat pembelajaran agar pelajaran yang diberikan mudah siswa mengerti.

Menurut Gie (1998), arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah : (1) minat melahirkan perhatian yang serta merta, (2) minat memudahnya terciptanya konsentrasi, (3) minat mencegah gangguan dari luar, (4) minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan, (5) minat memperkecil kebosanan belajar belajar dalam diri sendiri.

Minat melahirkan perhatian spontan yang memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu yang lama dengan demikian, minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Minat bersifat sangat pribadi, orang lain tidak bisa menumbuhkannya dalam diri siswa, tidak dapat memelihara dan mengembangkan minat itu, serta tidak mungkin berminat terhadap sesuatu hal sebagai wakil dari masing-masing siswa (Gie, 1995).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat sesorang terhadap mata pelajaran tertentu, termasuk dalam mata pelajaran IPA. Secara keseluruhan faktor tersebut digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu

(6)

faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) dan faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa). Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa dalam mata pelajaran IPA, yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah faktor kurikulum, faktor dari dalam diri siswa, faktor metode mengajar, faktor guru, serta sarana dan prasarana Jenis-jenis peningkatan minat pembelajaran yaitu:

a. Perhatian

Bahwa perhatian adalah merupakan salah satu faktor psikologis yang mempunyai sifat-sifat yang menonjol, baik dari dalam maupun dari luar individu yang dapat membantu dalam interaksi belajar mengajar.

b. Ketertarikan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:1145) tertarik adalah perasaan senang atau menaruh minat (perhatian) pada sesuatu. Jadi tertarik adalah merupakan awal dari individu menaruh minat, sehingga seseorang yang menaruh minat akan tertarik terlebih dahulu terhadap sesuatu. Ketertarikan yang dimaksud adalah ketertarikan terhadap pelajaran di kelas.

c. Kemauan

Kemauan yaitu kondisi dimana seorang siswa cenderung untuk melakukan suatu aktifitas tanpa adanya paksaan. Siswa yang memiliki keinginan yang kuat untuk mempelajari suatu hal, maka dia akan berusaha untuk mencari pengetahuan yang lebih terhadap sesuatu itu. Kondisi inilah yang menyebabkan adanya aktifitas belajar. Jika sejak awal siswa tidak ada kemauan untuk belajar, maka sulit baginya untuk memulai aktifitas belajar tersebut.

Kata “ Media “ menurut Yanti dalam Henrich, dkk (1982 : 5.3) berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari kata “ Medium “ yang secara harfiah berarti “ Perantara “ yaitu perantara sumber pesan (source) dengan penerima pesan (receiver). Jadi apabila diartikan, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar. Menurut Abdul Kodir (243) media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan siswa, yang dapat merangsang untuk belajar. Adapun media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran.

Media tepat guna adalah salah satu media yang digunakan dalam upaya peningkatan minat siswa terhadap suatu mata pelajaran. Jadi, media tepat guna ini merupakan sarana perhubungan informasi antara guru sebagai pemberi materi dan siswa sebagai penerima materi dalam proses belajar

(7)

mengajar terhadap mata pelajaran, sehingga informasi yang dimaksud dalam mata pelajaran tersebut dapat secara utuh diterima oleh siswa tersebut. Menurut Hamdani (192) format media tepat guna yang di gunakan dalam pembelajaran dikategorikan menjadi 4 yaitu: turtorial, drill dan practice, simulasi ,percobaan atau eksperimen dan permainan .Adapun media tepat guna yang digunakan dalam penelitan ini adalah percobaan atau eksperimen. Format ini lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen seperti kegiatan praktikum. Percobaan yang di lakukan oleh siswa adalah dengan menggunakan peralatan dan bahan yang biasa dilihat siswa dalam kehidupan sehari-hari, siswa melakukan percobaan berdasarkan petunjuk kemudian menjelaskan konsep atau fenomena berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan..

Manfaat media dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiataaan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (Dalam Rahadi,2004: 13) mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diperagakan, (2) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, (3) proses pembelajaran lebih interakti, (4) efisiensi dalam waktu dan tenaga, (5) meningkatkan kualitas hasil belajar, (6) media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. (7) media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar dan (8) mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.

Keunggulan dari media tepat guna dalam proses pembelajaran adalah memperjelas penyajian pesan dari mata pelajaran, menambah minat siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran, adanya variasi pembelajaran selama proses belajar – mengajar, menimbulkan gairah belajar.Sedangkan kelemahan dari media tepat guna dalam proses pembelajaran adalah memberikan rasa ransangan yang sama dalam setiap siswa padahal tidak semua siswa memiliki minat yang sama, terlalu menekankan bahan – bahan visualnya sendiri dengan tidak menghiraukan kegiatan – kegiatan lain yang berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi, evaluasi dan pengeloalaan bahan – bahan visual tersebut, ketidaksesuaian alat bantu. Peningkatan minat pembelajaran berkaitan erat dengan media tepat guna dalam proses pembelajaran. Keduanya memiliki hubungan yang saling terkait. Media tepat guna merupakan salah satu cara atau metode yang dapat meningkatkan minat pembelajaran siswa. Dengan adanya media tepat guna ini, siswa menjadi lebih tertarik untuk belajar. Banyak siswa merasa bosan dengan cara guru mengajar karena kebanyakan guru mengajar dengan cara yang konvesional guru hanya menjelasakan berdasarkan sumber buku yang sudah ada, bisa di bayangkan jika siswa masing-masing sudah mempunyai

(8)

buku pelajaran yang dijadikan sumber, proses kumunikasi hanya satu arah yaitu mendengarkan penjelasan guru sedangkan bagi siswa dapat mengurangi minatnya karena materi tersebut juga bisa dipelajari di rumah. Siswa cenderung berminat pada proses belajar yang menyenangkan, interaktif, dan kontekstual proses itu bisa terjadi kalau ada media yang efektif. Jika dipilih dan dirancang secara baik media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. tanpa media, seorang guru mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa. Namun dengan media, guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang aktif tetapi juga siswanya,sehingga hal ini berdampak pada meningkatnya minat belajar siswa. Minat belajar yang tinggi akan memudahkan siswa tersebut memahami dan menguasai materi.

Menurut Abdul Kodir, (2011:258) Implemantasi merupakan proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberi dampak baik,baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap. Ada faktor yang mempengaruhi keberhasilaan suatu implementasi, yaitu dukungan kepala sekolah, rekan sejawat guru, dan internal dalam kelas. Dari faktor-faktor tersebut, guru merupakan faktor penentu utama dalam keberhasilan implementasi kurikulum karena guru berperan sebagai implementator utama dalam pembelajaran, yaitu sebagai manajer pembelajaran dalam kelas. Untuk itu, guru harus mempunyai kreativitas yang tinggi dalam mengelola kelas. Dengan berbekal kreativitas guru dapat membuat dan menyediakan sumber belajar yang sederhana dan murah. Misalnya memanfaatkan barang bekas yang banyak berserakan disekitar sekolah untuk kemudian didaur ulang menjadi media sumber belajar yang berharga. Demikian pula lingkungan yang berdekatan dengan sekolah dapat di optimalkan menjadi sumber belajar. Pada penelitian ini penulis menjelaskan materi gerak benda dengan menggunakan media yang tersedia dan dikenal siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan demikian siswa akan mudah memahami dan mempunyai minat tinggi terhadap materi yang di sampaikan. Adapun cara memahami gerak benda bergeser dilakukan dengan mengamati gambar benda bergeser, untuk gerak benda menggelinding pembelajaran dilakukan dengan mengelompokan bahan-bahan yang tersedia disekitar sekolah ke dalam 2 kategori yaitu benda yang bisa menggelinding dan tidak bisa menggelinding, sementara untuk gerak benda memantul proses percobaan dilakukan dengan menggunakan bahan yang biasa dipakai siswa untuk bermain dan biasa mereka lakukan dalam pergaulan sehari-hari yaitu bola, sebenarnya siswa sudah secara tidak langsung sudah melakukan kegiatan tersebut hanya belum memahami teorinya dengan media tersebut diharapkan siswa lebih mudah memahami mempunyai minat yang tinggi sedangkan

(9)

untuk gerak benda melayang siswa diajak untuk belajar diluar kelas dengan memgamati gejala alam seperti mengamati daun yang jatuh dan menjatuhkan benda di sungai yang bening.

METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitihan ini adalah metode deskriptif. Menurut Dantes Nyoman (2012:51), “Metode deskriptif adalah suatu metode yang berusaha mendiskripasikan suatu fenomena/peristiwa secara sistematis dengan apa adanya”. Dalam studi deskriptif tidak ada kontrol perlakuan seperti pada studi eksperimen karena tujuanya adalah menggambarkan apa adanya berkaitan dengan vareabel-vareabel atau kondisi-kondisi dalam suatu situasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bahwa peneliti akan mengungkapkan semua gejala-gejala yang dihadapi pada saat penelitian ini dilakukan. Dantes Nyoman (2012:51) mengatakan bahwa, “Penelitian deskriptif dapat di klasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu: (1) Studi kasus,(2) survei (3) studi pengembangan, (4) studi tindak lanjut/follow- up, (5) analis documenter, (6) analisis kecenderungan, (7) studi korelasi. Berdasarkan bentuk penelitian tersebut, maka penelitian ini menggunakan bentuk penelitian survei langsung di lokasi objek penelitian yaitu mengenai penggunaan media tepat guna untuk meningkatkan minat pembelajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas III Sekolah Dasar Negeri 15 Beduai, Kabupaten Sanggau.

Indikator kinerja untuk mengukur minat Pembelajaran IPA dengan menggunakan Media Tepat Guna adalah (1) perhatian meliputi, siswa menyimak penjelasan guru, siswa mengajukan pertanyaan, kesungguhan mengikuti pelajaran, siswa aktif dalam belajar, (2) ketertarikan meliputi merespon materi yang di ajarkan, memberikan pendapat yang konstruktif, memperhatikan permasalahan dengan seksama, (3) kemauan meliputi mengajukan pertanyaan yang relevan, memberikan jawaban yang benar, konsisten dalam pembelajaran, pelopor dalam bertindak

Menurut Iskandar (2012 : 20) Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru atau dosen (tenaga pendidik), kaloborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata didalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan. Selanjutnya Iskandar (2012:48) menyatakan bahwa prosedur penelitihan tindakan kelas (PTK) di mulai dari siklus pertama yang terdiri dari 4

(10)

kegiatan yaitu: .perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi langsung Menurut Iskandar ( 2012:68), “ Teknik observasi langsung merupakan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran peneliti kebanyakan berurusan dengan fenomena/gejala-fejala social fenomena itu perlu di dekati oleh peneliti dengan terlibat langsung pada situasi riil, tidak cukup cukup meminta bantuan orang lain atau mendengar penuturan secara jarak jauh” Dalam penelitian ini peneliti mengacu pada minat siswa dengan menghitung banyak jumlah siswa melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat belajar. Alat pengumpul data dalam penelitian adalah dengan menggunakan (1) lembar observasi data dari hasil observasi dicatat sebagai catatan bebas, dan di saring melalui hasil tes yang mana dibuat oleh guru sendiri (2) angket kepuasa untuk teknik komunikasi tidak langsung digunakan alat pengumpul data berupa angket kepuasan untuk siswa yang mengacu pada indikator kinerja.

Data tentang minat belajar belajar (perhatian, ketertarikan dan kemauan) akan dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menghitung berapa banyak siswa yang tampak melakukan kegiatan sesuai dengan lembar observasi dibagi dengan jumlah seluruh siswa yang hadir pada setiap siklus penelitian kemudian dikalikan 100%, selanjutnya hasil prosentase tersebut akan dirata-ratakan dan disesuaikan dengan kriteria rata-rata prosentase yaitu: 81 100% (sangat tinggi), 61 80% ( tinggi), 41 60% (cukup tinggi), 21 40% ( rendah), 0 - 20% ( sangat rendah)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan minat pembelajaran dengan menggunakan Media Tepat Guna pada pelajaran IPA pada siswa kelas 3 SDN 15 Seningkang, kecamatan Beduai Kabupaten Sanggau. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 8 orang. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam 3 siklus namun sebelumnya dilakukan penelitian awal (base line) yang merupakan pelaksaan pengajaran yang belum dilakukan tindakan, artinya penelitian dilakukan mulai dari titik nol selanjutnya siklus pertama dilaksanakan pada senin 21 januari 2013, siklus kedua dilaksanakan pada selasa 22 januari 2013, dan siklus ketiga dilaksanakan rabu

januari 2013. Masing-masing siklus melalui tahapan perencanaan

(planning),pelaksanaan( Acting), pengamatan (observating), dan tindak lanjut (reflecting

(11)

Adapun data yang didapat pada penelitian ini mulai dari penelitian awal (base line, siklus I, siklus II dan siklus III adalah sebagai berikut

Tabel : Penelitian awal (Base Line), Siklus I, Siklus II, Siklus III

NO Indikator Base Line Siklus I Siklus II Siklus II

A Perhatian

1.Siswa menyimak penjelasan guru 37,5 62,5 75 100

2.Siswa mengajukan pertenyaan 0 37,5 62,5 87,5

3.Kesungguhan mengikuti pelajaran 37,5 62,5 87,5 100

4.Aktif dalam pembelajaran 25 50 75 87,5

Rata-rata 33,33 53,12 75 93,75

B Ketertarikan

1.Merespon materi yang di ajarkan 25 50 75 100

2. Memberikan pendapat yang konstruktif 0 25 62,5 87,5 3.Memperhatikan permasalahan dengan

seksama

37,5 62,5 87,5 87,5

Rata-rata 31,25 45,83 75 91,66

C Kemauan

1.Mengajukan pertanyaan yang relevan 25 37,5 62,5 87,5

2.Memberikan jawaban yang benar 50 62,5 87,5 100

4.Konsisten dalam pembelajaran 25 50 75 87,5

4.Pelopor dalam bertindak 0 25 75 87,5

Rata-rata 33,33 43,75 75 90,62

Total rata-rata A+B+C 32,64 47,57 75 92,01

Pembahasan

Dari table di atas dapat dipaparkan hasil pengamatan per indikator kinerjanya, yaitu sebagai berikut: Perhatian yang meliputi (1) siswa menyimak penjelasan, indikator kinerja untuk siswa menyimak pelajaran (pengamatan awal sebelum tindakan) sebesar 37,5%, siklus I sebesar 62,5%, siklus II sebesar 75%, dan siklus III sebesar 100%, dari base line sampai siklus III terjadi peningkatan yaitu sebesar 37,4%. Hal ini membuktikan

(12)

bahwa dengan menggunakan metode tepat guna mampu meningkatkan menyimak pada siswa saat pembelajaran berlangsung,(2) siswa mengajukan pendapat, berdasarkan hasil pengamatan awal/base line untuk aktivitas siswa mengajukan pendapat menunjukkan hasil sebesar 0%, hal ini disebabkan karenakan suasana kelas kurang interaktif guru tidak bertindak sebagai fasilitator akibatnya anak cenderung takut untuk mengungkapkan pendapatnya.. Setelah pelaksanaan siklus I, siswa mengajukan pendapat sebesar 37,5 siklus II sebesar 62,5%, siklus III sebesar 87,5%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode tepat guna mampu meningkatkan aktivitas siswa mencatat sebesar 87,5%, (3) siswa sungguh-sungguh mengikuti kegiatan, indikator kinerja untuk siswa menulis hasil pengamatan yang dilakukan (pengamatan awal sebelum tindakan) sebesar 37,5%, siklus I sebesar 62,5%, siklus II sebesar 87,5%, dan siklus III sebesar 100%, dari base line sampai siklus III terjadi peningkatan yaitu sebesar 62,5%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode tepat guna mampu meningkatkan kesungguhan siswa dalam belajar, (4) siswa aktif dalam pembelajaran, indikator kinerja untuk siswa aktif dalam pembelajaran (pengamatan awal sebelum tindakan) sebesar 25%, siklus I sebesar 50%, siklus II sebesar 75%, dan siklus III sebesar 87,5%, dari base line sampai siklus III terjadi peningkatan yaitu sebesar 62,5%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode tepat guna mampu meningkatkan keaktivan siswa dalam pembelajaran.

Ketertarikan meliputi (1) siswa merespon materi yang di ajarkan, indikator kinerja untuk siswa yang merespon materi yang di ajarkana pengamatan awal sebelum tindakan sebesar 25%, siklus I sebesar 50%, siklus II sebesar 75%, dan siklus III sebesar 100%, dari base line sampai siklus III terjadi peningkatan yaitu sebesar 75%. Hal ini membuktikan bahwa dengan metode tepat guna mampu meningkatkan minat siswa merespon materi yang di ajarkan. (2) siswa memberikan pendapat yang konstruktif, indikator kinerja untuk siswa memberikan pendapat yang konstruktif pada pengamatan awal sebelum tindakan sebesar 0%, siklus I sebesar 25%, siklus II sebesar 62,5%, dan siklus III sebesar 87,5%, dari base line sampai siklus III terjadi peningkatan yaitu sebesar 87,5%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode tepat guna mampu meningkatkan minat siswa untuk memberikan pendapat secara konstruktif. (3) siswa memperhatikan permasalahan dengan seksama, indikator kinerja untuk siswa yang memperhatikan permasalahan dengan seksama pada pengamatan awal sebelum tindakan sebesar 37,5%, siklus I sebesar 62,5%, siklus II sebesar 87,5%, dan siklus III sebesar 87,5%, dari base line sampai siklus III terjadi peningkatan yaitu sebesar 50%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode tepat guna mampu meningkatkan minat siswa untuk memperhatikan permasalahan dengan seksama.

(13)

Kemauan meliputi (1) siswa mengajukan pertanyaan yang relevan, indikator kinerja untuk siswa mengajukan pertanyaan yang relevan pada pengamatan awal sebelum tindakan sebesar 25%, siklus I sebesar 37,5%, siklus II sebesar 62,5%, dan siklus III sebesar 87,5%, dari base line sampai siklus III terjadi peningkatan yaitu sebesar 62,2%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode tepat guna mampu meningkatkan minat siswa untuk mengajukan pertanyaan, (2) siswa memberikan jawaban yang benar, indikator kinerja siswa dalam memberikan jawaban yang benar pada pengamatan awal sebelum tindakan sebesar 50%, siklus I sebesar 62,5%, siklus II sebesar 87,5%, dan siklus III sebesar 100%, dari base line sampai siklus III terjadi peningkatan yaitu sebesar 50%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode tepat guna mampu meningkatkan minat siswa dalam memberikan jawaban yang benar, (3) siswa konsisten dalam perbuatan, indikator kinerja untuk siswayang konsisten dalam perbuatan pada pengamatan awal sebelum tindakan sebesar 25%, siklus I sebesar 50%, siklus II sebesar 75%, dan siklus III sebesar 87,5%, dari base line sampai siklus III terjadi yaitu sebesar 62,5%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode tepat guna mampu meningkatkan minat siswa untuk konsisten dalam perbuatan dalam pembelajaran IPA, (4) siswa menjadi pelopor dalam bertindak, indikator kinerja untuk siswa pelopor dalam bertindak pada pengamatan awal sebelum tindakan sebesar 0%, siklus I sebesar 25%, siklus II sebesar 75%, dan siklus III sebesar 87,5%, dari base line sampai siklus III terjadi peningkatan yaitu sebesar 87,5%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode tepat guna mampu meningkatkan minat siswa dalam menjadi pelopor dalam bertindak.

Selain data yang diperoleh melalui observasi dipergunakan juga angket kepuasan untuk memperoleh verifikasi data. Hasil dari angket kepuasan siswa yaitu sebagai berikut: (1) Pada indikator perhatian siswa yang terdiri dari siswa mendengarkan penjelasan guru mengajar dalam pembelajaran IPA hasil verifikasinya membuktikan adanya kepuasan dari siswa, hal ini ditunjukkan dengan adanya hasil rata-rata prosentase sebesar 100% atau sekitar 8 orang yang merasa puas pada indikator perhatian siswa, (2) untuk indikator perhatian siswa yang tidak melamun dalam proses pembelajaran IPA hasil verifikasinya membuktikan adanya kepuasan dari siswa sebesar 87,5% atau sekitar 7 orang yang merasa puas pada indikator kinerja perhatian siswa, (3) hasil verifikasi untuk indikator perhatian siswa sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran IPA menunjukkan hasil rata-rata sebesar 87,5% atau sekitar 7 orang yang merasa puas pada indikator siswa sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran IPA (4) indikator untuk ketertarikan siswa yang terdiri dari siswa melakukan percobaan sesuai dengan materi yang di ajarkan hasil verifikasinya membuktikan adanya

(14)

kepuasan dari siswa, hal ini ditunjukkan dengan adanya hasil rata-rata prosentase sebesar 100% atau sekitar 8 orang yang merasa puas pada indikator aktivitas mental siswa (5) hasil verifikasi untuk indikator ketertarikan siswa mengungkapkan pendapat/ ide setelah mendapat penjelasan dari guru dan mengikuti praktek percobaan menunjukkan hasil rata-rata sebesar 75% atau sekitar 6 orang yang merasa puas pada indikator siswa mengajukan pertanyaan setelah guru menjelaskan materi, (6) hasil verifikasi untuk indikator kemauan siswa mengajukan pertanyaan setelah guru menjelaskan materi menunjukkan hasil rata-rata sebesar 75% atau sekitar 6 orang yang merasa puas pada indikator siswa mengajukan pertanyaan setelah guru menjelaskan materi, (7) indikator untuk kemauan yang terdiri dari siswa bisa menjawab pertanyaan guru pada saat pembelajaran hasil verifikasinya membuktikan adanya kepuasan dari siswa, hal ini ditunjukkan dengan adanya hasil rata-rata prosentase sebesar 76,9% atau sekitar 6 orang yang merasa puas pada indikator kemauan siswa.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang di peroleh melalui penelitihan tindakan kelas dapat di simpulkan bahwa (1) perhatian dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media tepat guna mengalami peningkatan dari base line 33,3% ke siklus III 93,75%, meningkat sebesar 60,42% dari kategori sangat rendah ke kategori sangat tinggi. (2) ketertarikan dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media tepat guna mengalami peningkatan dari base line 31,25% ke siklus III 91,66%, meningkat sebesar 60,41% dari kategori sangat rendah ke kategori sangat tinggi. (3) kemauan dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media tepat guna mengalami peningkatan dari base line 33,33% ke siklus III 90,62%, meningkat sebesar 57,29% dari kategori sangat rendah ke kategori sangat tinggi. (4) minat dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media tepat guna mengalami peningkatan dari base line 32,64% ke siklus III 92,01%, meningkat sebesar 59,57% dari kategori sangat rendah ke kategori sangat tinggi.

Saran

Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya, maka saran yang ingin dikemukakan melalui tulisan ini adalah sebagai berikut (1) guru hendaknya menjadi fasilitator dengan mengupayakan suasana pembelajaran yang interaktif di kelas. (2) kepada guru IPA di sekolah dasar diharapkan terus mengembangkan diri dengan selalu meningkatkan kreatifitasnya upaya meningkatkan inovasi pembelajaran. (3) sebelum melakukan proses pembelajaran dengan media tepat guna sebaiknya guru terlebih dahulu

(15)

melakukan percobaan dari bahan/materi yang akan di cobakan untuk menghindari kendala-kendala yang muncul pada saat melakukan percobaan. (4) kepada kepala sekolah diharapkan mau menciptakan kondisi yang merangsang para guru IPA untuk aktif melaksanakan kegiatan kreatif dan apresiasif di sekolah maupun dilingkungan masyarakat luas.

DAFTAR RUJUKAN

Asrori, Muhammad.(2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Dantes, Nyoman. (2013). Metode Penelitian. Jakarta : CV.Andi Ofset. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka

Setia

Hamidi.(2008). Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.

Hikmawati Ilmi dkk. (2012). Imu Pengetahuan Alam Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa. Bandung: Yrama Widya.

Iskandar, 2012.Psikologi Pendidikan. Jakarta : Referensi.

Iskandar.(2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Referensi.

Kodir, Abdul.(2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia

Slameto (2010:180) Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta. Rieneka.Cipta.

Gambar

Tabel  : Penelitian awal (Base Line), Siklus I, Siklus II, Siklus III

Referensi

Dokumen terkait

Obyek yang ada pada hubungan perjanjian antara GI dan mitra adalah berupa kuasa yang diberikan GI kepada mitra yang mana kuasa tersebut adalah dalam bentuk

Dari dinamika histories pengaruh khalifah Dinasti Abbasiyah diatas, ada hal yang perlu dicatat disini yaitu walaupun para tentara baik Turki maupun Buwaihi kuat secara politik

dengan judul “Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja pada Beberapa Industri Konveksi di Kota

[r]

Dengan adanya keterbatasan ini, peneliti berharap dapat dilakukan pebaikan untuk penelitian dimasa yang akan datang.Adapun keterbatasan dalam penelitian

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, KARBOHIDAT, DAYA TERIMA DAN CITA RASA MENU DIET DIABETES MELITUS TERHADAP KADAR GULA DARAH PUASA PASIEN.. DIABETES MELITUS TIPE II DI RUMAH SAKIT

Terdapat suatu keyakinan bahwa ketika semua para pekerja dalam organisasi sepenuhnya mampu mengembangkan dan melaksanakan kapasitas dasar mereka sebagai manusia, serta terdapat

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mencari solusi alternatif bagi masalah penentuan revisi calon penerima Rastra (Beras Sejahtera) melalui algoritma sistem