KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN
DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
MASALAH KESEHATAN JIWA DAN NAPZA
(DIT. P2MKJN)
PADA RAKONTEK TAHUN 2018
Dr. dr. Fidiansjah, Sp.KJ, MPH
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
I.
•
LATAR BELAKANG
II.
•
EVALUASI KEGIATAN TA 2017 & 2018
III.•
KEBIJAKAN STRATEGIS P2MKJN
IV.
•
RENCANA KEGIATAN TA 2019
V.•
PERAN PROV, UPT DAN RS JIWA
VI•
TANTANGAN
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
I.
•
LATAR
ISU GLOBAL
ERA
GOOD
GOVERNANCE
TUNTUTAN;
REVOLUSI MENTAL
1. ANTI KKN 2. RESTRUKTURISASI SISTEM3. PERBAIKAN LAYANAN PUBLIK 4. PROFESIONALSME SDM
ISU
NASIONAL;
REFORMASI
BIROKRASI
1. PRASYARAT GOOD GOVERNANCE 2. TRANSFORMASI PEMERINTAHAN 3. EVOLUSI PENGELOLAAN SDM 4. MANAJEMENPERUBAHAN
Integritas -- Etos Kerja -- Gotong Royong
DEFINISI KESEHATAN
UU.KES. No 36 Tahun 2009
ADALAH KEADAAN SEHAT BAIK
SECARA
FISIK
,
MENTAL
,
SPIRITUAL
MAUPUN
SOSIAL
YANG
MEMUNGKINKAN SETIAP ORANG
UNTUK HIDUP PRODUKTIF SECARA
SOSIAL DAN EKONOMIS.
TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
(UU KESWA NO 18/2014)
•
Terwujudnya derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
•
Perlu berbagai upaya kesehatan termasuk
upaya kesehatan jiwa
dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
•
Upaya kesehatan jiwa harus diselenggarakan
secara terintegrasi,
komprehensif, dan berkesinambungan
oleh Pemerintah, Pemda,
dan/atau masyarakat.
•
Menjamin
ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya
dalam
upaya kesehatan jiwa.
•
Meningkatkan
mutu upaya layanan kesehatan jiwa
sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
•
Memberikan
kesempatan bagi ODMK dan ODGJ
melaksanakan
kewajibannya sbg warga negara RI.
BEBAN GLOBAL PENYAKIT
PENYEBAB UTAMA BEBAN
PENYAKIT BERDASARKAN
DALYS
NO
1990
2020
2030
1
Infeksi pernafasan
bawah
Penyakit jantung iskemik
HIV/AIDS
2
Diare
DEPRESI MAYOR UNIPOLAR DEPRESI MAYOR
UNIPOLAR
3
Keadaan yang timbul
pada periode perinatal
Kecelakaan lalu lintas
Penyakit Jantung
Iskemik
4
DEPRESI MAYOR
UNIPOLAR
Penyakit Serebrovskuler
5
Penyakit jantung
iskemik
PPOK
6
Penyakit Serebro
vaskuler
Infeksi pernafasan bawah
(Global Burden of Disease
–
WHO)
WMHD 2012
Depression:
A Global Crisis
WHD 2017
Depression:
LET’S TALK
MASALAH KESEHATAN JIWA GLOBAL
•
Bunuh diri merupakan penyebab kematian no.2 terbanyak di dunia pada usia 15-29
tahun
•
350 juta orang di dunia diestimasikan mengalami depresi, dan depresi merupakan
penyebab disabilitas utama di dunia
•
Estimasi dari penelitian epidemiologi berbasis komunitas di seluruh dunia (tentang
gangguan jiwa):
–
lifetime prevalence rates of mental disorders
12.2
–
48.6%,
–
12-month prevalence rates of mental disorders
8.4
–
29.1%
•
Gangguan mental emosional
–
gejala-gejala depresi dan anxietas pada usia
≥15
tahun sebesar 6% atau
sebesar >14 juta jiwa
•
Gangguan jiwa berat (psikosis)
–
gejala-gejala psikosis sebesar 1.7/1000 atau sebesar >400.000 jiwa.
WHO, Preventing Suicide: A Global Imperative, 2014
WHO, Depression: A Global Crisis, 2012
SITUASI TERKAIT DATA PASUNG
3/21/2018
12
Cat: Kriteria Eksklusi: (1). Pindah ke provinsi lain; (2). Meninggal setelah ditemukan dan belum sempat
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa; (3). Penolakan dari keluarga atau masyarakat
STATUS KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
Seks Pranikah: 15-19 Thn
Laki-laki : 4,5 %
Perempuan : 0,7 %
(SDKI 2012)
ASFR 15-19 th : 48/100030% Aborsi Ilegal
2,1-2,4 Juta Remaja
Perempuan
Kurang Aktifitas fisik
Usia 10-14 tahun : 49.6%, Usia 15-19 tahun : 35.4% (Riskesdas 2013) 36.9% AIDS pd usia produktif 20-29 thn CEDERA: • Usia 5-11 tahun 9.7%, • Usia 15-24 tahun 11.7% (Riskesdas 2013), PHBS Rendah (CTPS dgn Benar ) 17,2 % ( 10-14 Th) 23,6% 15-14 Th) (Riskesdas 2010) MERASA KESEPIAN: Perempuan 11,4 % Laki-laki 19,6% (Survey Kes Sekolah, Depok 2006)
Karies Usia 12 Tahun 29.8%, Usia Diatas 12 Tahun 43.9% (Riskesdas 2007),
Pengetahuan Kespro Rendah
Merokok
/
Terpapar asap rokok
Umur Pertama Pacaran
Umur : 12-14 : + 26 %
Umur : 15-17 : + 46 %
FAKTA KEKERASAN DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
84
%
Siswa Mengaku Pernah Mengalami Kekerasan Di Sekolah45
%
Siswa Laki-laki Menyebutkan Bahwa Guru AtauPetugas Sekolah Merupakan Pelaku Kekerasan
40
%
Siswa Usia 13-15 Th Melaporkan Pernah Mengalami Kekerasan Fisik Oleh Teman Sebaya75
%
Siswa Mengakui Pernah Melakukan Kekerasan Di Sekolah22
%
Siswa Perempuan Menyebutkan Bahwa Guru AtauPetugas Sekolah Merupakan Pelaku Kekerasan
50
%
Anak Melaporkan Mengalami Perundungan (Bullying) Di Sekolah ICRW, 2015 ICRW, 2015 ICRW, 2015 ICRW, 2015 UNICEF, 2014 UNICEF, 2015FAKTA TERKINI GANGGUAN
PENGGUNAAN NAPZA
23%
11%
18%
15%
9%
PENYAKIT PENYERTA DIKALANGAN PECANDU
HIV-AIDS
Tuberkulosis
Penyakit Paru Lainnya
Hepatitis C
Depresi dan gangguan
jiwa lainnya
16
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
II.
•
EVALUASI
KEGIATAN
2016, 2017&
2018
TUJUAN PROGRAM DAN KEGIATAN
DIT. P2MKJN
Meningkatkan kesehatan jiwa dan
NAPZA
Program dan kegiatan terutama promotif, preventif, tanpa
mengabaikan kuratif dan rehabilitatif melalui pendekatan
siklus kehidupan dan kelompok berisiko
1. Menyiapkan Kebijakan dan
NSPK
Sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan provinsi, kab/kota,
dan UPT
2. Meningkatkan kualitas SDM
Melaksanakan advokasi, sos, pelatihan dan pendidikan
3.
Menurunkan kesenjangan
masalah kesehatan jiwa dan
Napza
antara lain: pengobatan, akses, rujukan, tenaga kesehatan
jiwa, layanan keswa berbasis masyrakat.
4. Memperjuangkan HAM
Meniadakan pemasungan, penelantaran, stigmatisasi,
diskriminasi
5. Melaksanakan IPWL
Meningkatkan akses layanan rehabilitasi medis bagi
penyalahgunaan NAPZA dan penyediaan dana klaim IPWL
6.
Meningkatkan upaya promotif
dan preventif keswa dan
NAPZA
Menyediakan media KIE dan deteksi dini keswa dan
NAPZA
7.
Meningkatkan mutu dan
layanan keswa dan NAPZA
Terakreditasi dan meningkatkan jumlah layanan keswa dan
NAPZA
SASARAN KEGIATAN
DIT. P2MKJN
1.
Lintas Program
Kemenkes
2. Lintas Sektor
Lintas Kementerian, Lembaga,
3. Institusi
KKP, BTKL, Puskesmas, Klinik, RS Umum, RS
Jiwa
4. Tenaga Kesehatan dan non
Kesehatan
Antara lain: dokter, perawat, psikolog
klinis, analis laboratorium, penata rontgen,
kader kesehatan dsbnya
5. Keluarga
Orang tua dan anak-anak
6. Masyarakat
Pendekatan siklus kehidupan
Berdasarkan tabel diatas siswa yang mempunyai
emosional normal sebanyak 627 siswa dengan
persentase 89.6 %, sedang sebanyak 44 siswa dengan persentase 6.3 % dan gejala emosional yang tidak normal sebanyak 29 siswa atau 4.1 %.
siswa yang mempunyai perilaku normal sebanyak 581 siswa dengan persentase 83.0 %, yang sedang sebanyak 76 siswa dengan persentase 10.9 % dan
masalah perilaku yang tidak normal sebanyak 43 siswa atau 6.1 %.
HASIL DETEKSI DINI 700 SISWA
TINGKAT SMA DAN SEDERAJAT
Berdasarkan tabel diatas siswa yang normal
sebanyak 661 siswa dengan persentase 94.4
%, yang sedang sebanyak 29 siswa dengan
persentase 4.1 % dan yang
hiperaktifitas
sebanyak 9 siswa atau 1.3 %.
Berdasarkan tabel diatas siswa yang normal
sebanyak 540 siswa dengan persentase 77.1
%, yang sedang sebanyak 148 siswa dengan
persentase 21.1 % dan yang mempunyai
masalah teman sebaya sebanyak 12 siswa
atau 1.7 %.
HASIL DETEKSI DINI 700 SISWA TINGKAT SMA SEDERAJAT
DI LIMA
(5)
WILAYAH DKI JAKARTA TAHUN 2016
Berdasarkan tabel diatas siswa normal
sebanyak 597 siswa dengan persentase 85.3
%, yang sedang sebanyak 84 siswa dengan
persentase 12.0 % dan yang
mengalami
kesulitan (tidak normal) sebanyak 19 siswa
atau 2.7 %.
Berdasarkan tabel diatas siswa yang normal
sebanyak 642 siswa dengan persentase 91.7 %,
yang sedang sebanyak 49 siswa dengan
persentase 7.0 % dan yang
mengalami
prososial (tidak normal) sebanyak 9 siswa
atau 1.3 %.
HASIL DETEKSI DINI 700 SISWA TINGKAT SMA SEDERAJAT
DI LIMA
(5)
WILAYAH DKI JAKARTA TAHUN 2016
Melalui MMHS dapat dilaksanakan
1. Pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa
dilingkungan sekolah melalui penyuluhan, deteksi dini
(skrining) dan konseling masalah kesehatan jiwa.
2. Dari hasil Siswa yang telah mengisi Instrumen SDQ
sebanyak 700 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki sebanyak
315 orang (45 %) dan siswa perempuan sebanyak 385 orang
(55 %) diperoleh:
a. Masalah kesulitan sedang sebanyak 84 siswa dengan
persentase 12.0 % dan masalah kesulitan tidak normal
sebanyak 19 siswa atau 2.7 %.
b. Masalah prososial sedang sebanyak 49 siswa dengan
persentase 7.0 % dan masalah prososial tidak normal
sebanyak 9 siswa atau 1.3 %.
INDIKATOR RENSTRA & RKP NON PRIORITAS
DI P2MKJN, P2P - KEMENTERIAN KESEHATAN
TENTANG
30% SEKOLAH SMA & YANG SEDERAJAT
MENYELENGGARAKAN UPAYA KESWA DAN NAPZA
CAPAIAN TARGET :
•
TAHUN 2017 : 30 % SEKOLAH DI 5 PROVINSI
•
TAHUN 2018 : 30 % SEKOLAH DI 19 PROVINSI
•
TAHUN 2019 : 30 % SEKOLAH DI 34 PROVINSI
KRITERIA SEKOLAH MENYELENGGARAKAN KESWA & NAPZA ADALAH
MEMENUHI SALAH SATU DIBAWAH INI:
1. Penyuluhan Keswa dan /Napza
2. Deteksi dini atau skrining masalah / gangguan keswa dan Napza
3. Memiliki Buku Rapor Kesehatanku
DATA 30% SMA & SEDERAJAT
MENERIMA PAKET MEDIA KIE & UPAYA KESWA TAHUN 2017-2019
Jawa Barat Sumatera Utara 779 Aceh 293 230 311 185 339 77 Sumatera Barat Sumatera Selatan Jambi Riau Kep Riau Kaltim Jawa Tengah DKI Jakarta Kalteng Jawa Timur Kalbar Banten 132 528 1704 487 1580 NTT NTB Bali DI Yogyakarta 110 350 249 151 138 229 Malut Gorontalo Sulteng Sulsel Sultra 116 49 167 176 429 1001 Bengkulu 85 Lampung 391 Babel 44 Kaltara 33 Kalsel 141 Sulut 135 Pabar 57 133 Maluku Sulbar 94 Papua 117
TARGET DAN REALISASI 30% SMA DAN YANG
SEDERAJAT MENERIMA PAKET MEDIA KIE DAN
MENYELENGGARAKAN UPAYA
TARGET 30% SMA & SEDERAJAT
YANG MENYELENGGARAKAN KESWA & NAPZA
TAHUN 2017-2019
TARGET 30% SMA & SEDERAJAT DI PROVINSI
YANG MENERIMA MEDIA KIE
PELATIHAN KECAKAPAN HIDUP BAGI GURU
DI LIMA PROVINSI
JUMLAH KAB/KOTA YANG PUSKESMASNYA MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN JIWA TAHUN 2017 (187 KAB/KOTA)
Jawa Barat Sumatera Utara 9 Kab/Kota Aceh 23 Kab/Kota 19 Kab/Kota 4 Kab/Kota 4 Kab/Kota 17 Kab/Kota 4 Kab/Kota Sumatera Barat Sumatera Selatan Jambi Riau Kep Riau Kaltim Jawa Tengah DKI Jakarta Kalteng Jawa Timur Kalbar Banten 5 Kab/Kota 2 Kab/Kota 10 Kab/Kota 5 Kab/Kota 18 Kab/Kota NTT NTB Bali DI Yogyakarta 9 Kab/Kota 10 Kab/Kota 1 Kab/Kota 3 Kab/Kota 5 Kab/Kota 2 Kab/Kota Malut Gorontalo Sulteng Sulsel Sultra 5 Kab/Kota 5 Kab/Kota 1 Kab/Kota 3 Kab/Kota 5 Kab/Kota 15 Kab/Kota
DATA TEMUAN KASUS PASUNG
(DES 2017)
Jawa Barat Sumatera Utara 127 Aceh 133 9060 40 70 601 27 Sumatera Barat Sumatera Selatan Jambi Riau Kep Riau Kaltim Jawa Tengah DKI Jakarta Kalteng Jawa Timur Kalbar Banten 24 0 106 12 1463 NTT NTB Bali DI Yogyakarta 68 616 57 38 181 40 Malut Gorontalo Sulteng Sulsel Sultra 5 14 132 96 202 197 Bengkulu 39 Lampung 69 Babel 27 Kaltara 8 Kalsel 51 Sulut 20 Pabar 3 2 Maluku•
Salah satu indikator dalam RPJMN 2015-2019
Persentase fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)
sebagai institusi penerima wajib lapor (IPWL)
Pecandu Narkotika yang aktif
•
Kriteria IPWL Aktif:
–
Fasyankes yang menerima pasien wajib lapor dan
menjalankan rehabilitasi medis napza
–
Fasyankes yang menjalankan upaya promotif dan
preventif
PROGRAM WAJIB LAPOR DAN
REHABILITASI MEDIS
PETA INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR
(IPWL)
TAHUN 2016
34Aceh: 32
Sumbar: 29Jabar: 24
Sumsel: 9
Jambi: 10
Sumut: 17
Keterangan:
-
Jumlah IPWL : 549 (2016) tersedia di 34 Provinsi
Riau: 8
Jateng: 23
Sulut: 12
Babel: 21
Maluku:
3
Kepri: 3
Lampung:
24
Banten: 8
DIY: 8
Jakarta: 30
Jatim: 34
Bali: 10
Kalsel: 16
Kalbar:
10
Kalteng:
3
Kaltim:
40
NTB: 4
NTT: 8
Papua: 4
Sulsel: 12
Sultra: 5
Sulteng:
6
Sulbar: 1
Gorontalo: 4 Malut: 3
Papua
Barat: 1
Bengkulu: 79
Kaltara: 2
Jumlah IPWL
CAPAIAN REHABILITASI
2011-2017
3067
4628
Jenis Perawatan
Rawat Jalan Rawat Inap
JUMLAH PASIEN YANG DIREHABILITASI : 7.695
TARGET INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
RENSTRA DAN RKP
TA 2017
NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN S.D TRIWULAN 3 % 1.Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah
penyalahgunaan Napza di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
100 Kab/Kota
112
Kab/Kota 112%
2.
Jumlah Kabupaten/Kota yang
Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa
180 Kab/Kota
187
Kab/Kota 104%
3.
Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA minimal di 30% SMA dan yang sederajat
5 Prov (4716 sekolah) 5 Prov (4945 sekolah) 104,8%
ROK DIT P2MKJN TA 2018
No
Kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 21. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN JIWA DI SEKOLAH
1.
Pengadaan Barang dan Jasa (Pencetakandan Pengiriman Paket Media KIE) ke 14 Provinsi
2.
Pertemuan advokasi dan koordinasi LP/LSkesehatan iiwa anak dan remaja di 14 Provinsi
3.
Pelatihan keterampilan sosial bagi guru di16 Provinsi
4.
Deteksi dini keswa dan napza melaluilayanan kesehatan jiwa bergerak (MMHS) untuk 4 kali gerak
5.
Sosialisasi pencegahan dan pengendalianmasalah kesehatan jiwa anak dan remaja di 3 Provinsi
ROK DIT P2MKJN TA 2018
No Kegiatan
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN GANGGUAN JIWA DI PUSKESMAS DAN MASYARAKAT
1. Evaluasi Program Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa Dewasa
2. Sosialisasi Program Bebas Pasung ( MITRA )
3. Supervisi Program dan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Puskesmas
4. Pertemuan Koordinasi Pencegahan dan Penanganan Gangguan Demensia di 7 Provinsi
5. Workshop Keswa Khusus Calon Jamaah Haji Lansia 6. Sosialisasi Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Demensia
7. Sosialisasi Keswa Lansia Terintegrasi ( MITRA ) 8. Penyusunan Materi KIE Keswa Bagi Konseling
Pra-Nikah
9. Pelatihan Bagi Pelatih (TOT) Deteksi Dini dan Tata Laksana Masalah Kesehatan Jiwa bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas
10. Pelatihan Bagi Pelatih (TOT) Pengelolaan Masalah Kesehatan Jiwa di Masyarakat Bagi Relawan di Yogyakarta
N
o Kegiatan
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3. PENCEGAHAN DAN PENYALAHGUNAAN NAPZA
DI INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR (IPWL)
1. Revisi Petunjuk Teknis Wajib Lapor dan Rehabilitasi Medis Pecandu, Penyalahguna dan Korban Penyalahgunaan Narkotika
2. Peningkatan Keterampilan Asesmen dan Rencana Terapi Gangguan Penggunaan Narkotika
3. Pelatihan Skrining Napza dengan Menggunakan ASSIST bagi Petugas Kesehatan di KKP dan BTKL
4. Peningkatan Keterampilan Interpersonal dalam
Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada Remaja bagi tenaga penjangkau
5. Sosialisasi Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada Masyarakat di Banyuwangi dan Bondowoso
6. Sosialisasi Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada Masyarakat di Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur dan Barat
7. Evaluasi Proses Penanganan Penyalahgunaan Inhalansia pada Anak dan Remaja
8. Pertemuan Koordinasi Program Rehabilitasi Medis 9. Supervisi Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyalahgunaan Napza
10. Penyusunan Media KIE Lembar Balik Pencegahan dan Pengendalian Masalah Penyalahgunaan Napza
11. Penyediaan Dana Klaim IPWL Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Napza
39
No Kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2
3. PENCEGAHAN DAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR (IPWL) 1.
Revisi Modul Pelatihan PTRM dan
Konseling PTRM
2.
Pelatihan Konseling PTRM
3.Pelatihan PTRM
4.
Pertemuan Evaluasi PTRM
5.
Pelaksanaan Supervisi : (43,445,478 jt)
a. Jawa Timur ( 26-28 Maret)
b. Jawa Tengah (5-7 Maret)
c. DIY ( 2 April)
d. Jambi (26 April)
40TARGET INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
RENSTRA DAN RKP DIT P2MKJN
TA 2018
NO
INDIKATOR
INDIKATOR
TARGET CAPAIAN
%
1.
Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan upaya
pencegahan dan pengendalian
masalah penyalahgunaan Napza di
Institusi Penerima Wajib Lapor
(IPWL)
150
Kab/Kota
118
Kab/Kota
78,6
2.
Jumlah Kabupaten/Kota yang
Puskesmas menyelenggarakan
upaya kesehatan jiwa
230
Kab/Kota
187
Kab/Kota
85
3.
Jumlah Provinsi yang
menyelenggarakan upaya
pencegahan dan pengendalian
masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA
minimal di 30% SMA dan yang
sederajat
19 Prov
(8648 SMA)
5 Prov
(4945 SMA)
26,3
41DUKUNGAN DIT P2MKJN DI PROVINSI
KEGIATAN DEKON TA 2018
NO
KEGIATAN
1
Pelatihan Peningkatan Keterampilan Sosial Bagi
Guru (19 Provinsi)
2
Pelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksanaan
Gangguan Jiwa bagi Dokter dan Perawat di
Puskesmas (11 Provinsi )
3
Pelatihan Pemberdayaan Orang Tua Dalam
Pencegahan Penyalahgunaan Napza (12 Provinsi)
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
III.
•
KEBIJAKAN
STRATEGIS
P2MKJN
DIREKTORAT
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN JIWA DAN
NAPZA
SUBBAGIAN TATA USAHA
SUBDIREKTORAT MASALAH KESEHATAN JIWA ANAK DAN REMAJA
SUBDIREKTORAT MASALAH KESEHATAN JIWA
DEWASA DAN LANJUT USIA
SUBDIREKTORAT MASALAH
PENYALAH-GUNAAN NAPZA
SEKSI
KESEHATAN JIWA ANAK
SEKSI
KESEHATAN JIWA REMAJA
SEKSI
KESEHATAN JIWA DEWASA
SEKSI
MASALAH PENYALAHGUNAAN NAPZA
DI MASYARAKAT
SEKSI
KESEHATAN JIWA LANJUT USIA SEKSI MASALAH PENYALAHGUNAAN NAPZA DI INSTITUSI
SOTK : PERMENKES NO 64 /2015
R
U
A
N
G
L
IN
GK
UP
K
E
SW
A
(U
U
N
O
1
8
T
H
2
01
4
T
E
N
TA
N
G
K
E
SW
A
)
PROMOTIF•
Mempertahankan & Meningkatkan derajat keswamas secara optimal.
•
Menghilangkan stigma pelanggaran HAM ODGJ.
•
Meningkatkan pemahaman & penerimaan masyarakat terhadap
Keswa.
PREVENTIF
•
Mencegah terjadinya masalah Keswa.
•
Mencegah timbulnya atau kambuhnya gangguan jiwa.
•
Kurangi faktor resiko.
•
Cegah timbulnya dampak psikososial.
KURATIF
•
Penyembuhan atau pemulihan.
•
Pengurangan penderitaan
•
Pengendalian disabilitas
•
Pengendalian gejala penyakit.
REHABILITA TIF
•
Mencegah atau mengendalikan disabilitas.
•
Memulihkan fungsi sosial.
•
Memulihkan fungsi okupasional.
III. KEBIJAKAN STRATEGIS P2MKJN
1. Memberikan perlindungan dan menjamin
upaya/pelayanan keswa & Napza berdasarkan HAM
–
Secara terintegrasi dan berkesinambungan
–
Sejak fase janin, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga lansia
–
melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
2. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya
dalam upaya kesehatan jiwa & Napza
3. Integrasi layanan keswa dan Napza di fasyankes primer
serta penguatan sistem rujukan
4. Penguatan upaya promotif dan preventif bagi masyarakat
umum dan
population at risk
5. Penguatan keterlibatan masyarakat dan koordinasi lintas
sektor di bidang keswa & Napza
KOORDINASI DALAM PELAKSANAAN UPAYA KESWA
(PASAL 5:2)
MENTAL HEALTH IS
EVERYONE’S
BUSINESS
INVOLVES ALL
SECTORS
Business Housing Transport Family and Caregivers Education Community Centres Workplace Recreation The Art Health Justice Local government National government MediaPemeriksaan
Kehamilan
Persalinan,
nifas &
neonatal
Pelayanan
bagi bayi
Pelayanan
bagi balita
Pelayanan
bagi anak
SD
Pelayanan bagi
anak SMP/A &
remaja
•Deteksi Dini Keswa Ibu Hamil •Stimulasi Janin dalam Kandungan •Deteksi dini Keswa Bulin, Bufas dan Buteki•
•Pola asuh dan tumbuh kembang anak •Deteksi dini pd gg perkembangan anak • Pemantauan perkembangan • Deteksi Dini Keswa Anak Deteksi Dini keswa anak usia sekolah
• Keswa Renaja
• Konseling: Adiksi HV/AIDS
• Life skill remaja
• Mindfulness
•Konseling Pranikah
Pelayanan
PUS & WUS
Lansia
• Deteksi dini keswa lansia
• (demensia/ depresi, dll)
Upaya Promotif - Preventif Kesehatan Jiwa
•
Pendekatan Siklus Kehidupan (Continuum of
Care) dan Kelompok Risiko (Population at Risk)
•
Terintegrasi pada semua tingkat layanan
kesehatan dan kegiatan LP/LS
PETA STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN JIWA
49 KE U A N G A N 16 . T ER W U JU D N YA D A N A B ID A N G K ESE HA TA N JIW A & N A PZA YA N G P RO PO RSI O N AL OUTCOME PROSES STRATEGIS YG HARUS DILAKUKAN SUMBER DAYA KESEHATANDAMPAK 1. TERWUJUDNYA MASYARAKAT PEDULI KESEHATAN JIWA
2. TERWUJUDNYA PELAYANAN JIWA & NAPZA
YANG KOMPREHENSIF
3. TERWUJUDNYA UPAYA KESWA DAN NAPZA BERBASIS MASYARAKAT % 4.TERWUJUDNYA YANKESWA & NAPZA DI TINGKAT RUJUKAN 5. TERWUJUDNYA YANKESWA & NAPZA DI TINGKAT PRIMER 6. TERWUJUDNYA PROMOSI DAN PREVENSI KESWA DAN NAPZA 13. TERWUJUDNYA SDM KESWA & NAPZA
YANG KOMPETEN 12. TERWUJUDNYA
DUKUNGAN KEBIJAKAN DAN REGULASI KESWA & NAPZA
15. TERWUJUDNYA DATA KESWA & NAPZA TERPADU 14. TERWUJUDNYA ALKES DAN PSIKOFARMAKA YANG ADEKUAT 11. TERWUJUDNYA SISTEM INFORMASI KESWA & NAPZA BERBASIS DATA DAN
PENGETAHUAN 9. TERWUJUDNYA
PERENCANAAN PROGRAM KESWA & NAPZA YANG TERPADU
10. TERWUJUDNYA PENELITIAN DAN EVALUASI KESWA DAN
NAPZA
8. ADVOKASI KESEHATAN JIWA & NAPZA
7. TERWUJUDNYA INTEGRASI DAN KERJASAMA KESWA
DAN NAPZA DALAM PROGRAM LP/LS
•
Penguatan koordinasi
lintas program dan lintas sektor
dalam penanggulangan masalah kesehatan jiwa
masyarakat
–
termasuk MoU dengan Kemensos.
•
Melanjutkan upaya untuk
integrasi layanan kesehatan
jiwa
di
fasilitas kesehatan primer
.
•
Melanjutkan upaya
terintegrasi keswa
dalam
pemberdayaan keluarga dan masyarakat
(Desa Siaga,
TPKJM dan UKS).
•
Meningkatkan
kerjasama
dalam memenuhi kebutuhan
akan
data/informasi/evaluasi keswamas.
•
Penguatan peran profesional
lain terkait keswamas
•
Promosi kesehatan jiwa
untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dan menurunkan stigma
PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS
SEKTOR DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM
KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
MOU 3 KEMENTERIAN DAN 2 LEMBAGA
1. Kesadaran akan
pentingnya kesehatan jiwa
semakin meningkat di
lintas sektor
–
peluang
terbentuknya kebijakan
dan regulasi yang
mendukung koordinasi
upaya keswa.
2. Tersusunnya MoU
Kemenko PMK, Kemensos,
Kemenkes, Kemendagri,
POLRI dan BPJS
PROGRAM UNGGULAN
1. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
MASALAH KESEHATAN JIWA DI SEKOLAH
2. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
KASUS GANGGUAN JIWA DI PUSKESMAS
3. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYALAHGUNA NAPZA DI INSTITUSI
PENERIMA WAJIB LAPOR (IPWL)
PROGRAM PRIORITAS
DIREKTORAT P2 MASALAH KESWA DAN NAPZA
MENDUKUNG INDIKATOR KESWA DAN NAPZA
1. Peningkatan Keterampilan Nakes di Puskemas
2. Program Wajib Lapor bagi Pecandu Narkotika
3.
Kesehatan Jiwa di Keluarga dan Masyarakat
5.
Sekolah tkt SMA dan yang sederajat menyelenggarakan
Upaya Keswa dan Napza
6. Pencegahan dan Pengendalian Kekerasan terhadap Anak
7.
Pelayanan Kesehatan Jiwa Bergerak
(Mobile Mental Health
Service
-MMHS) di sekolah dan masyarakat
PROGRAM WAJIB LAPOR DAN
REHABILITASI MEDIS
•
Sesuai amanah UU No. 35/2009
focal point
rehabilitasi medis di
Kemenkes
–
Penetapan IPWL
–
NSPK terkait Wajib Lapor dan Rehabilitasi Medis
–
Peningkatan Kapasitas SDM
–
Pembiayaan rehabilitasi
•
Kebijakan Presiden
“
Gerakan Rehabilitasi 100.000 pecandu
”
tgl 31 Januari
2015
Kemenkes ditargetkan rehabilitasi 15.000 pecandu
INDIKATOR DAN TARGET LAIN TERKAIT
KESWA DAN NAPZA
1.
Keluarga
Sehat
tentang
Mengobati
Penderita
Gangguan
Jiwa dan tidak
ditelantarkan
2.
SPM
Kab/Kota
tentang odgj
mendapat
layanan
kesehatan
3. SDGs tentang
Prevalensi Kasus
Bunuh Diri dan
Cakupan
Layanan
NAPZA di
IPWL
INDIKATOR TAHUN 2018 DIT. P2MKJN
NO INDIKATOR URAIAN INDIKATOR TARGET
1. RPJMN
Persentase Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Institusi
Penerima Wajib Lapor (IPWL) pecandu narkotika yang aktif
IPWL40%Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang
menyelenggarakanupaya kesehatan jiwa
230 Kab/Kota
2. RENSTRA
Jumlah Kab/kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan
pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di IPWL
Kab/Kota150Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki Puskesmas yang
menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan atau / napza
230 Kab/Kota
Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan upaya pencegahan
dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA minimal i
30% SMA dan yang sederajat
19
Provinsi
3.
RKP Prioritas
Jumlah Pelayanan Kesehatan sebagai IPWL yang
menyelenggarakan upaya pencegahan dan rehabilitasi medis
pada penyalahguna Napza
300 IPWL
Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal 20% puskesmas
yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan NAPZA
230 Kab/Kota
RKP Non Prioritas
Angka kematian dari percobaan bunuh diri
/100.000 1.70 populasiIrisan Indikator SPM dan Keluarga Sehat
•
TB
•
Hipertensi
•
Kesehatan
Jiwa
•
IDL
1. Keluarga mengikuti KB 2. Ibu bersalin difaskes3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5. Pertumbuhan balita di pantau tiap bulan
6. Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7. Penderita hipertensi berobat teratur
8. Gangguan jiwa berat
di obati dan tidak
ditelantarkan
9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10. Keluarga memiliki atau memakai air bersih
11. Keluarga memiliki atau memakai jamban sehat
12. Sekeluarga menjadi anggota JKN
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil 2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin 3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
4. Pelayanan kesehatan balita
5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
9. Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus
10.Pelayanan Kesehatan
orang dengan
gangguan jiwa berat
11. Pelayanan kesehatan orang dengan TB
12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV
INDEKS KELUARGA SEHAT INDIKATOR 8
GANGGUAN JIWA BERAT DI OBATI DAN TIDAK DITELANTARKAN
(21 MARET 2018) Jawa Barat Sumatera Utara 10.27% Aceh 31.09% 16.45% 10.92% 15.65% 12.04% 21.64% Sumatera Barat Sumatera Selatan Jambi Riau
Kep Riau Kalti m Jawa Tengah DKI Jakarta Kalteng Jawa Timur Kalbar Banten 15.34% 12.23 11.58% 13.09% 13.36% NTT NTB Bali DI Yogyakarta 27.64% 22.36% 7.26% 14.25% 18.35% 18.10% Malut Gorontalo Sulteng Sulsel Sultra 16.57% 15.05% 18.59% 7.95% 18.82% 12.02% Bengkulu 37.31% Lampung 8.49% Babel 16.88% Kaltara 17.77% Kalsel 16.40% Sulut 12.50% Pabar 11.70% 11.24% Maluku 17.88 % Sulbar 16.67% Papua
No
UPAYA
CAPAIAN INDIKATOR
ODGJ BERAT DIOBATI DAN TIDAK
DITELANTARKAN
1 Meningkatkan pengetahuan/keterampilan
keswa bagi SDM kesehatan dan non
kesehatan
SPM dan PIS PK
2 Melengkapi regulasi dan
pedoman/panduan yang dibutuhkan dalam
implementasi program/layanan keswa
SPM dan PIS PK
3 Monitoring dan Evaluasi per triwulan Binwil PIS PK
4 Supervisi Pelayanan Kesehatan Jiwa di
Puskesmas
SPM dan PIS PK
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN
ANAK DAN REMAJA DI SEKOLAH
No. KEGIATAN TEROBOSAN
1
Skrining tanda dan gejala sebagai deteksi dini,
tentang masalah keswa anak dan remaja (adiksi,
perundungan)
Layanan Keswa Bergerak
(MMHS) di sekolah
2
Penyelenggaraan upaya keswa dan Napza di
sekolah yang dilaksanakan oleh guru melalui
penyuluhan media KIE, deteksi dini masalah
keswa, buku rujukan kasus dan guru BK terlatih
keswa
Penyediaan Pencetakan dan
Pengiriman Paket Media KIE
ke sekolah tingkat SMA dan
yang sederajat dan
Capaian indikator provinsi yang
30% SMA dan yang sederajat
menyelenggarakan upaya
keswa dan napza
3
Peningkatan keterampilan pada guru agar guru
mampu memberikan kecakapan hidup pada
siswa/i di sekolah mencegah stres, tekanan teman
sebaya, meningkatkan harga diri dsbnya
Pelatihan keterampilan/
kecakapan hidup bagi guru di
pusat dan Dekon
4
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
LP/LS terhadap program dan masalah kesehatan
jiwa agar dapat membuat program dan kegiatan
yang sinergis dan terkoordinasi dengan pusat.
Advokasi dan Koordinasi
LP/LS
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN
ANAK DAN REMAJA DI SEKOLAH
No. KEGIATAN TEROBOSAN
5.
6.
Membuat regulasi dan kebijakan yang
mendukung kolaborasi lintas sector
Upaya Promotif dan Preventif dalam upaya menurunkan masalah keswa dan
meningkatkan kesehatan jiwa
RPP Upaya kesehatan jiwa, Perub. UU Perlindungan Anak,
penambahan huk. Kebiri, RUU Penghapusan Kekerasan seksual, Revisi Perpres GN-AKSA, RPP ttg tata cara pelaksanaan tindakan kebiri kimia, pemasangan alat pendeteksi elektronik dan rehabilitasi bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak, Draft rehabilitasi anak dan remaja, draft pedoman peningkatan keswa anak dan remaja dengan disabilitas, Draft pola asuh pada anak dan remaja, pedoman upaya keswa anak pada lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD), Draft roadmap keswa anak dan remaja, Draft pedoman pencegahan dan pengendalian ketergantungan pornografi dan permainan
berbasis internet (online), pedoman penanganan, pedoman pemeriksaan keswa untuk kepentingan pekerjaan atau jabatan
tertentu, Juklak Pelayanan Keswa di sekolah, MoU Ditjen P2P, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Ditjen Pendidikan Madrasah ttg Upaya Keswa di sekolah dan madrasah, Draft PMK Penanganan Psikologis bagi korban, saksi, dan pelaku tindak kekerasan.
Pencetakan media KIE Keswa dan Napza, Penyuluhan, Seminar, Workshop, pelatihan-pelatihan keswa, deteksi dini keswa di
keluarga dan masyarakat, mengaktifkan Desa siaga sehat jiwa, TPKJM
No
UPAYA
TEROBOSAN
7. Perbaikan sistem
pelaporan dan pendataan
Pengembangan Sistem Informasi dan Survailens
Kesehatan Jiwa Indonesia (InaMHISS)
8. Penelitian berbasis
populasi dan fasyankes
a. Tersedia kuesioner dan instrumen penelitian
kesenjangan pengobatan gangguan jiwa
–
bekerjasama dengan Litbang
b. Terbukanya peluang dalam survei/penelitian
berbasis masyarakat maupun fasyankes (cakupan
layanan)
9. Melengkapi
pedoman/panduan yang
dibutuhkan dalam
implementasi
program/layanan keswa
a. Terbitnya Permenkes No 54/2017 tentang
Penanggulangan Pemasungan pada ODGJ
b. Revisi Permenkes No 43 tentang SPM Kab/Kota
10.
Edukasi dan peningkatan
peran serta masyarakat
a. Tersedia modul Pengendalian Kesehatan Jiwa di
Masyarakat bagi Relawan
b. Pelatihan Kader
c. Pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa
No
UPAYA
TEROBOSAN
11
Meningkatkan
pengetahuan/keterampilan
keswa bagi SDM kesehatan
dan non kesehatan
a. Tersedia kurikulum dan modul (1) deteksi dini dan
tata laksana gangguan jiwa di PKM, (2)
ketangguhan mental antenatal bagi ibu hamil (3)
TOT deteksi dini dan tata laksana gangguan jiwa
di PKM yang terakreditasi BPPSDM, (4) Modul
TOT pengelolaan masalah kesehatan jiwa di
masyarakat pada relawan
b. Tersedianya dana dekonsentrasi pelatihan nakes
PKM dari APBN
12
Meningkatkan fasilitas dan
sarana prasarana layanan
kesehatan jiwa
a. Tersedianya DAK Fisik
b. Tersedianya obat-obat terbaru termasuk Long
Acting Injeksi Depot dalam Fornas 2018
13
Membuat regulasi dan
kebijakan yang mendukung
kolaborasi lintas sektor
a. Tersusunnya MoU Kemensos, Kemenkes,
Kemendagri, POLRI dan BPJS
b. Revitalisasi TPKJM
c. Penyusunan Perpres tentang Gugus Tugas
Nasional Pembangunan Kesehatan Jiwa
Masyarakat
No
UPAYA
TEROBOSAN
14 Meningkatkan
pengetahuan/keterampilan keswa bagi SDM kesehatan dan non kesehatan
Tersedia kurikulum dan modul ;
(1) assesmen dan rencana terapi gangguan penggunaan Narkotika,
(2) skrining penyalahgunaan NAPZA dengan menggunakan ASSIST,
(3) Pemberdayaan orangtua dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA,
(4) PTRM,
(5) Konseling dasar adiksi NAPZA,
(6) Penyediaan dana Dekonsentrasi pada Dinas Kesehatan untuk pelatihan
15 Meningkatkan cakupan data
penyalahgunaan NAPZA di IPWL
Melalui e-selaras (Sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Rehabilitasi Medis)
16 Meningkatkan layanan rehabilitasi
medis bagi penyalahgunaan yang tidak ditanggung BPJS
Penyediaan dana klaim rehabilitasi medis sejak 2011 – sekarang
17 Meningkatkan mutu layanan Melalui rapat koordinasi, bimtek, supervisi pada
PTRM dan IPWL
18 Memenuhi kebutuhan obat di PTRM Bekerjasama dengan Farmalkes menyediakan
methadone
19 Membuat regulasi dan kebijakan yang
mendukung pelaksanaan rehab medis
Melakukan revisi PMK 2415 tahun 2011 dan PMK 50 tahun 2015
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
IV.
•
RENCANA
KEGIATAN
2019
RENCANA KEGIATAN DIT P2MKJN
TA 2019
NO
KEGIATAN
1. Pelatihan Skrining penyalahgunaan Napza dengan menggunakan ASSIST (4 Regional,
Sasaran FKTP Nakes)
2. Pelatihan Assesment dan Rencana Terapi Gangguan Penggunaan Napza
3. Pelatihan peningkatan kecakapan hidup anak didik bagi guru
4. Pertemuan advokasi dan koordinasi LP/LS kesehatan iiwa anak dan remaja
5. Deteksi dini keswa dan napza melalui layanan kesehatan jiwa bergerak (MMHS)
6. Sosialisasi pencegahan dan pengendalian masalah keswa anak dan remaja
7. Penguatan pencegahn masalah keswa dan napza melalui instrumen deteksi dini di KKP
67RENCANA KEGIATAN DIT P2MKJN
TA 2019
NO
KEGIATAN
8.
Evaluasi pelaksanaan SPM, keluarga sehat program pencegahan dan
pengendalian masalah kesehatan jiwa
9.
Evaluasi pelaksanaan SPM, keluarga sehat program pencegahan dan
pengendalian masalah kesehatan jiwa
10.
Supervisi program dan pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas
11.
Lokakarya hari alzhaemer sedunia
12.
Workshop keswa khusus calon jamaah haji lansia (3 Regional)
13.
Monev keswa lansia terintegrasi bagi pemegang program di kab/Kota pada 10
Provinsi
14.
Pertemuan koordinasi LP/LS masalah keswa lansia
15.
Sosialisasi dan advokasi hak azazi manusia bagi orang dengan demensia (pikun)
dan pendampingnya
16.
Advokasi dan sosialisasi program layanan keswa lansia
RENCANA KEGIATAN DIT P2MKJN
TA 2019
NO
KEGIATAN
18.
Bimtek kegawatdaruratan psikiatri bagi nakes KKP=
19.
Monev keswa lansia terintegrasi bagi pemegang program di kab/Kota pada 10
Prov
20.
Workshop deteksi dini tatalaksana awala masalah keswa bagi dokter dan
perawat di KKP dan BTKL=
21.
Rakor pencegahan dan penanganan pemasungan bagi penyandang disabilitas
mental/ODGJ
22.
Integrasi pelayanan RSJ di FKTP
23.
Pertemuan Koordinasi Program Rehabilitasi Medis
24.
Penyediaan dana klaim IPWL pencegahan dan penanggulangan masalah napza
25.
Evaluasi proses kadar alkohol pada pengemudi transportasi umum
26.
Supervisi program terapi dan rehabilitasi Napza
Rencana kegiatan DIT P2MKJN
TA 2019
NO
KEGIATAN
28.
Penyusunan media KIE pencegahan dan pengendalian masalah
penyalahgunaan Napza (Media Sosial Video latih SELARAS, dan
ASSIST
29.
Validasi external klaim rehabilitasi medis di IPWL
30.
Sosialisasi program dan pemetaan kasus Napza =
31.
Advokasi dan sosialisasi pencegahan dan penyalahgunaan Napza
(6 Kab/Kota pada 2 Provinsi)
RENCANA KEGIATAN DEKON DIT.P2MKJN
TA 2019
NO
KEGIATAN
1. Pelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Gangguan Jiwa bagi
Dokter dan Perawat di Puskesmas
2. Pelatihan pemberdayaan orang tua dalam pencegahan
penyalahgunaan napza
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
V.
•
DUKUNGAN
PROV, UPT &
RS JIWA
DUKUNGAN DIT. P2MKJN
PADA DINKES
•
Advokasi dan Sosialisasi Keswa dan Napza
•
Peningkatan keterampilan (Nakes, Guru) di
Pusat dan Dekon
•
Membantu proses pengadaan obat keswa dan
NAPZA
•
Menyediakan Media KIE Keswa dan NAPZA
•
Meningkatkan upaya promotif dan preventif
•
Melaksanakan Supervisi ke UPT
•
Melaksanakan Koordinasi program dan
DUKUNGAN DINKES
•
Melaksanakan Supervisi bersama pusat
•
Memberikan laporan data keswa dan NAPZA (Kasus
Pasung, IPWL Aktif, PKM dengan layanan keswa)
•
Menyelenggarakan pelatihan keswa dan NAPZA di
tingkat provinsi
•
Mensinergikan program dan kegiatan pusat di provinsi
•
Menyiapkan regulasi di bidang keswa dan NAPZA
•
Merencanakan dan mendistribusikan kebutuhan obat
keswa dan NAPZA
•
Melaksanakan upaya promotif dan preventif keswa dan
NAPZA
•
Menyediakan anggaran program dan kegiatan keswa
dan NAPZA (APBD)
DUKUNGAN DIT.P2MKJN
PADA KKP DAN BTKL
•
Advokasi dan Sosialisasi Keswa dan Napza
•
Penyusunan NSPK keswa di KKP dan BTKL
•
Peningkatan Kapasitas Nakes
•
Layanan kesehatan jiwa bergerak (MMHS) dalam melakukan
deteksi dini
•
Bekerjasama dalam kampanye publik masalah keswa dan
NAPZA (Penyuluhan, KIE dll)
•
Meningkatkan upaya promotif dan preventif
•
Meningkatkan integrasi layanan keswa & Napza di KKP dan
BTKL
•
Meningkatkan anggaran keswa & Napza untuk KKP dan BTKL
DUKUNGAN KKP DAN BTKL
•
Melaksanakan Skrining Napza dengan
Menggunakan ASSIST Bagi Petugas Kesehatan
di KKP dan BTKL yang sudah terlatih
•
Mendeteksi dini kasus keswa dan NAPZA
•
Merujuk kasus keswa dan NAPZA ke Fasyankes
•
Mendukung pendidikan dan penelitian Keswa
& Napza di BTKL dan KKP
•
Bekerjasama dalam kampanye publik masalah
keswa dan NAPZA (Penyuluhan, KIE dll)
DUKUNGAN DIT. P2MKJN
PADA RS JIWA
1. Advokasi dan Sosialisasi Keswa dan Napza
2. Menyediakan dana klaim Institusi Penerima Wajib Lapor
(IPWL)
3. Peningkatan Kapasitas Keswa dan NAPZA
4. Layanan Kesehatan Jiwa Bergerak
5. Supervisi dan Monev program dan kegiatan keswa dan
NAPZA
6. Bimbingan teknis keswa dan NAPZA ke fasyankes primer
7. Merencanakan kebutuhan obat NAPZA (Methadone)
DUKUNGAN RS JIWA
BAGI P2MKJN
1. Advokasi dan Sosialisasi Keswa dan Napza
2. Penyediaan 10 TT Napza
3. Peningkatan Kapasitas Keswa bagi Nakes
4. Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
5. Layanan Kesehatan Jiwa Bergerak
6. Bimbingan teknis keswa dan NAPZA ke fasyankes
primer
PEMERIKSAAN NARKOBA
Untuk menentukan pemakaian
NARKOBA
pada seorang individu, pemeriksaan
dapat dilakukan menggunakan berbagai spesimen biologis sebagai berikut :
Darah Rambut Saliva (Cairan Oral) Sweat (Keringat) Urine
Merupakan pemeriksaan awal yang cepat, sensitif, dengan tingkat presisi dan akurasi yang masih dapat diterima.
p
r
o
u
d
b
u
s
in
e
s
s
p
a
r
t
n
e
r
PEMERIKSAAN
SKRINING
PEMERIKSAAN
KONFIRMASI
1
2
Urine
•
Note: Pemeriksaan skrining air liur dan keringat
belum umum di indonesia
Dilakukan pada spesimen dengan hasil positif pada pemeriksaan skrining. Pemeriksaan konfirmasi menggunakan metode yang sangat spesifik untuk menghindari terjadinya hasil positif palsu.
PEMERIKSAAN SKRINING
• Cara pengumpulan sampel dengan mudah dan nyaman non invasive
• Hasil print out relative cepat hanya 1-2 menit • Dapat saling mengawasi untuk menghindari
manipulasi
• Individu dapat melakukan koleksi sampel dengan tangan sendiri
• Sulit untuk menyangkal hasil pemeriksaant • Biaya yang sangat kompetitif
• Tidak membutuhkan Operator/Staff Ahli Khusus • Mobile, mudah untk di pindah-pindahkan
Spesimen : Sweat (keringat) dan Saliva (cairan Oral), Urine, Cairan, Serbuk, Jejak, Kapsul, Obat Pil.
Nama alat : Biosens 600
Metode :Immunoassay Surface Accoustic Wave (SAW)
Parameter : Cocain, Opietes, MDA, MDMA, Ecstasy, Pseudoephedeprine,THC (cannabis0, Ketamin, Meth-Ampetamine, Amphetamine, K2,
Ephedrine, and many more still on research
Transport Case
p
r
o
u
d
b
u
s
in
e
s
s
p
a
r
t
n
e
r
KEUNGGULAN PEMERIKSAAN SKRINING Collector pads jejak serb uk caira n Obat Kerin gat Saliva UrinePEMERIKSAAN 1-2 MENIT
PEMERIKSAAN KESEHATAN JIWA & STRES
Beberapa metode pemeriksaan
kesehatan jiwa pada individu
Wawancara
Pemeriksaan fisik
Kuesioner penunjang
Alat
skrining
1
*
3
2
p
r
o
u
d
b
u
s
in
e
s
s
p
a
r
t
n
e
r
Pemeriksaan 3 menit, data tersimpan dalam alat, bisa di print sewaktu waktu dgn printer external. (3 jenis hasil pengukuran)
Pemeriksaaan SA3000P
Alat Skrining HRV yang berfungsi memberi informasi tentang sistem
saraf
otonom
untuk
menggambarkan
kondisi fisik dan
mental stress
secara
non infasif
.
p
r
o
u
d
b
u
s
in
e
s
s
p
a
r
t
n
e
r
HRV ANALYZER (
HEART RATE VARIABILITY
)
.
Melihat aktifitas sistim syaraf
otonom
(simpatis
danparasimpatis).
Alat
ini
berguna
untuk
melakukan
screening
massal
sebagai
pengecekan
kebugaran mental dan fisik.
Sebagai
bio
feedback
hasil
pengobatan
atau
terapi
kebugaran mental.
Bisa untuk penunjang fasilitas
peralatan kesehatan jiwa.
Alat
Skrining
Diperkenalkan pertama kali di Indonesia tahun 2003 Hanya dimiliki oleh Dokter Psikiatri atau RS JiwaKOREA
p
r
o
u
d
b
u
s
in
e
s
s
p
a
r
t
n
e
r
JURNAL HRV
Raden Irawati Ismail,1 Azhari C Nurdin,1 Tendry Septa1,2 1
Department of Psychiatry, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia – Cipto Mangunkusumo Hospital 2 Department of Psychiatry, Faculty of Medicine, Universitas Lampung - Mental Hospital, Lampung
Stress stimulates the sympathetic nervous system of the heart increasing heart rate. Increased heart rate can be monitored with the Heart Rate Variability (HRV), a tool that can detect the presence of stress. Therefore, the purpose of this study is to prove the reliability and validity of HRV to detect the presence of stress in Indonesia. Methods: A cross-sectional design, the value of Cronbach Alpha for reliability test and analysis inter variable for the validity.
RSCM RSPAD Gatot subroto
Takenoko Klinik jakarta RSJ Jakarta
RSJ Lombok RSJ Riau
RSJ Semarang RSJ Babel
KEMENHUB (16 UPT) PT. UNILEVER INDONESIA
Pusat K3 Jakarta DLL