• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN JIWA DAN NAPZA (DIT. P2MKJN) PADA RAKONTEK TAHUN 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN JIWA DAN NAPZA (DIT. P2MKJN) PADA RAKONTEK TAHUN 2018"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN

DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

MASALAH KESEHATAN JIWA DAN NAPZA

(DIT. P2MKJN)

PADA RAKONTEK TAHUN 2018

Dr. dr. Fidiansjah, Sp.KJ, MPH

(2)

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

I.

LATAR BELAKANG

II.

EVALUASI KEGIATAN TA 2017 & 2018

III.

KEBIJAKAN STRATEGIS P2MKJN

IV.

RENCANA KEGIATAN TA 2019

V.

PERAN PROV, UPT DAN RS JIWA

VI

TANTANGAN

(3)

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

I.

LATAR

(4)

ISU GLOBAL

ERA

GOOD

GOVERNANCE

TUNTUTAN;

REVOLUSI MENTAL

1. ANTI KKN 2. RESTRUKTURISASI SISTEM

3. PERBAIKAN LAYANAN PUBLIK 4. PROFESIONALSME SDM

ISU

NASIONAL;

REFORMASI

BIROKRASI

1. PRASYARAT GOOD GOVERNANCE 2. TRANSFORMASI PEMERINTAHAN 3. EVOLUSI PENGELOLAAN SDM 4. MANAJEMEN

PERUBAHAN

Integritas -- Etos Kerja -- Gotong Royong

(5)

DEFINISI KESEHATAN

UU.KES. No 36 Tahun 2009

ADALAH KEADAAN SEHAT BAIK

SECARA

FISIK

,

MENTAL

,

SPIRITUAL

MAUPUN

SOSIAL

YANG

MEMUNGKINKAN SETIAP ORANG

UNTUK HIDUP PRODUKTIF SECARA

SOSIAL DAN EKONOMIS.

(6)

TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

(UU KESWA NO 18/2014)

Terwujudnya derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya.

Perlu berbagai upaya kesehatan termasuk

upaya kesehatan jiwa

dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif.

Upaya kesehatan jiwa harus diselenggarakan

secara terintegrasi,

komprehensif, dan berkesinambungan

oleh Pemerintah, Pemda,

dan/atau masyarakat.

Menjamin

ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya

dalam

upaya kesehatan jiwa.

Meningkatkan

mutu upaya layanan kesehatan jiwa

sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

Memberikan

kesempatan bagi ODMK dan ODGJ

melaksanakan

kewajibannya sbg warga negara RI.

(7)

BEBAN GLOBAL PENYAKIT

PENYEBAB UTAMA BEBAN

PENYAKIT BERDASARKAN

DALYS

NO

1990

2020

2030

1

Infeksi pernafasan

bawah

Penyakit jantung iskemik

HIV/AIDS

2

Diare

DEPRESI MAYOR UNIPOLAR DEPRESI MAYOR

UNIPOLAR

3

Keadaan yang timbul

pada periode perinatal

Kecelakaan lalu lintas

Penyakit Jantung

Iskemik

4

DEPRESI MAYOR

UNIPOLAR

Penyakit Serebrovskuler

5

Penyakit jantung

iskemik

PPOK

6

Penyakit Serebro

vaskuler

Infeksi pernafasan bawah

(Global Burden of Disease

WHO)

WMHD 2012

Depression:

A Global Crisis

WHD 2017

Depression:

LET’S TALK

(8)

MASALAH KESEHATAN JIWA GLOBAL

Bunuh diri merupakan penyebab kematian no.2 terbanyak di dunia pada usia 15-29

tahun

350 juta orang di dunia diestimasikan mengalami depresi, dan depresi merupakan

penyebab disabilitas utama di dunia

Estimasi dari penelitian epidemiologi berbasis komunitas di seluruh dunia (tentang

gangguan jiwa):

lifetime prevalence rates of mental disorders

12.2

48.6%,

12-month prevalence rates of mental disorders

8.4

29.1%

Gangguan mental emosional

gejala-gejala depresi dan anxietas pada usia

≥15

tahun sebesar 6% atau

sebesar >14 juta jiwa

Gangguan jiwa berat (psikosis)

gejala-gejala psikosis sebesar 1.7/1000 atau sebesar >400.000 jiwa.

WHO, Preventing Suicide: A Global Imperative, 2014

WHO, Depression: A Global Crisis, 2012

(9)
(10)
(11)

SITUASI TERKAIT DATA PASUNG

3/21/2018

12

Cat: Kriteria Eksklusi: (1). Pindah ke provinsi lain; (2). Meninggal setelah ditemukan dan belum sempat

mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa; (3). Penolakan dari keluarga atau masyarakat

(12)

STATUS KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA

Seks Pranikah: 15-19 Thn

Laki-laki : 4,5 %

Perempuan : 0,7 %

(SDKI 2012)

ASFR 15-19 th : 48/1000

30% Aborsi Ilegal

2,1-2,4 Juta Remaja

Perempuan

Kurang Aktifitas fisik

Usia 10-14 tahun : 49.6%, Usia 15-19 tahun : 35.4% (Riskesdas 2013) 36.9% AIDS pd usia produktif 20-29 thn CEDERA:Usia 5-11 tahun 9.7%, Usia 15-24 tahun 11.7% (Riskesdas 2013), PHBS Rendah (CTPS dgn Benar ) 17,2 % ( 10-14 Th) 23,6% 15-14 Th) (Riskesdas 2010) MERASA KESEPIAN: Perempuan 11,4 % Laki-laki 19,6% (Survey Kes Sekolah, Depok 2006)

Karies Usia 12 Tahun 29.8%, Usia Diatas 12 Tahun 43.9% (Riskesdas 2007),

Pengetahuan Kespro Rendah

Merokok

/

Terpapar asap rokok

Umur Pertama Pacaran

Umur : 12-14 : + 26 %

Umur : 15-17 : + 46 %

(13)

FAKTA KEKERASAN DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN

84

%

Siswa Mengaku Pernah Mengalami Kekerasan Di Sekolah

45

%

Siswa Laki-laki Menyebutkan Bahwa Guru Atau

Petugas Sekolah Merupakan Pelaku Kekerasan

40

%

Siswa Usia 13-15 Th Melaporkan Pernah Mengalami Kekerasan Fisik Oleh Teman Sebaya

75

%

Siswa Mengakui Pernah Melakukan Kekerasan Di Sekolah

22

%

Siswa Perempuan Menyebutkan Bahwa Guru Atau

Petugas Sekolah Merupakan Pelaku Kekerasan

50

%

Anak Melaporkan Mengalami Perundungan (Bullying) Di Sekolah ICRW, 2015 ICRW, 2015 ICRW, 2015 ICRW, 2015 UNICEF, 2014 UNICEF, 2015

(14)

FAKTA TERKINI GANGGUAN

PENGGUNAAN NAPZA

(15)

23%

11%

18%

15%

9%

PENYAKIT PENYERTA DIKALANGAN PECANDU

HIV-AIDS

Tuberkulosis

Penyakit Paru Lainnya

Hepatitis C

Depresi dan gangguan

jiwa lainnya

16

(16)
(17)

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

II.

EVALUASI

KEGIATAN

2016, 2017&

2018

(18)

TUJUAN PROGRAM DAN KEGIATAN

DIT. P2MKJN

Meningkatkan kesehatan jiwa dan

NAPZA

Program dan kegiatan terutama promotif, preventif, tanpa

mengabaikan kuratif dan rehabilitatif melalui pendekatan

siklus kehidupan dan kelompok berisiko

1. Menyiapkan Kebijakan dan

NSPK

Sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan provinsi, kab/kota,

dan UPT

2. Meningkatkan kualitas SDM

Melaksanakan advokasi, sos, pelatihan dan pendidikan

3.

Menurunkan kesenjangan

masalah kesehatan jiwa dan

Napza

antara lain: pengobatan, akses, rujukan, tenaga kesehatan

jiwa, layanan keswa berbasis masyrakat.

4. Memperjuangkan HAM

Meniadakan pemasungan, penelantaran, stigmatisasi,

diskriminasi

5. Melaksanakan IPWL

Meningkatkan akses layanan rehabilitasi medis bagi

penyalahgunaan NAPZA dan penyediaan dana klaim IPWL

6.

Meningkatkan upaya promotif

dan preventif keswa dan

NAPZA

Menyediakan media KIE dan deteksi dini keswa dan

NAPZA

7.

Meningkatkan mutu dan

layanan keswa dan NAPZA

Terakreditasi dan meningkatkan jumlah layanan keswa dan

NAPZA

(19)

SASARAN KEGIATAN

DIT. P2MKJN

1.

Lintas Program

Kemenkes

2. Lintas Sektor

Lintas Kementerian, Lembaga,

3. Institusi

KKP, BTKL, Puskesmas, Klinik, RS Umum, RS

Jiwa

4. Tenaga Kesehatan dan non

Kesehatan

Antara lain: dokter, perawat, psikolog

klinis, analis laboratorium, penata rontgen,

kader kesehatan dsbnya

5. Keluarga

Orang tua dan anak-anak

6. Masyarakat

Pendekatan siklus kehidupan

(20)

Berdasarkan tabel diatas siswa yang mempunyai

emosional normal sebanyak 627 siswa dengan

persentase 89.6 %, sedang sebanyak 44 siswa dengan persentase 6.3 % dan gejala emosional yang tidak normal sebanyak 29 siswa atau 4.1 %.

siswa yang mempunyai perilaku normal sebanyak 581 siswa dengan persentase 83.0 %, yang sedang sebanyak 76 siswa dengan persentase 10.9 % dan

masalah perilaku yang tidak normal sebanyak 43 siswa atau 6.1 %.

HASIL DETEKSI DINI 700 SISWA

TINGKAT SMA DAN SEDERAJAT

(21)

Berdasarkan tabel diatas siswa yang normal

sebanyak 661 siswa dengan persentase 94.4

%, yang sedang sebanyak 29 siswa dengan

persentase 4.1 % dan yang

hiperaktifitas

sebanyak 9 siswa atau 1.3 %.

Berdasarkan tabel diatas siswa yang normal

sebanyak 540 siswa dengan persentase 77.1

%, yang sedang sebanyak 148 siswa dengan

persentase 21.1 % dan yang mempunyai

masalah teman sebaya sebanyak 12 siswa

atau 1.7 %.

HASIL DETEKSI DINI 700 SISWA TINGKAT SMA SEDERAJAT

DI LIMA

(5)

WILAYAH DKI JAKARTA TAHUN 2016

(22)

Berdasarkan tabel diatas siswa normal

sebanyak 597 siswa dengan persentase 85.3

%, yang sedang sebanyak 84 siswa dengan

persentase 12.0 % dan yang

mengalami

kesulitan (tidak normal) sebanyak 19 siswa

atau 2.7 %.

Berdasarkan tabel diatas siswa yang normal

sebanyak 642 siswa dengan persentase 91.7 %,

yang sedang sebanyak 49 siswa dengan

persentase 7.0 % dan yang

mengalami

prososial (tidak normal) sebanyak 9 siswa

atau 1.3 %.

HASIL DETEKSI DINI 700 SISWA TINGKAT SMA SEDERAJAT

DI LIMA

(5)

WILAYAH DKI JAKARTA TAHUN 2016

(23)

Melalui MMHS dapat dilaksanakan

1. Pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa

dilingkungan sekolah melalui penyuluhan, deteksi dini

(skrining) dan konseling masalah kesehatan jiwa.

2. Dari hasil Siswa yang telah mengisi Instrumen SDQ

sebanyak 700 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki sebanyak

315 orang (45 %) dan siswa perempuan sebanyak 385 orang

(55 %) diperoleh:

a. Masalah kesulitan sedang sebanyak 84 siswa dengan

persentase 12.0 % dan masalah kesulitan tidak normal

sebanyak 19 siswa atau 2.7 %.

b. Masalah prososial sedang sebanyak 49 siswa dengan

persentase 7.0 % dan masalah prososial tidak normal

sebanyak 9 siswa atau 1.3 %.

(24)

INDIKATOR RENSTRA & RKP NON PRIORITAS

DI P2MKJN, P2P - KEMENTERIAN KESEHATAN

TENTANG

30% SEKOLAH SMA & YANG SEDERAJAT

MENYELENGGARAKAN UPAYA KESWA DAN NAPZA

CAPAIAN TARGET :

TAHUN 2017 : 30 % SEKOLAH DI 5 PROVINSI

TAHUN 2018 : 30 % SEKOLAH DI 19 PROVINSI

TAHUN 2019 : 30 % SEKOLAH DI 34 PROVINSI

KRITERIA SEKOLAH MENYELENGGARAKAN KESWA & NAPZA ADALAH

MEMENUHI SALAH SATU DIBAWAH INI:

1. Penyuluhan Keswa dan /Napza

2. Deteksi dini atau skrining masalah / gangguan keswa dan Napza

3. Memiliki Buku Rapor Kesehatanku

(25)

DATA 30% SMA & SEDERAJAT

MENERIMA PAKET MEDIA KIE & UPAYA KESWA TAHUN 2017-2019

Jawa Barat Sumatera Utara779 Aceh29323031118533977 Sumatera Barat Sumatera Selatan Jambi Riau Kep Riau Kaltim Jawa Tengah DKI Jakarta Kalteng Jawa Timur Kalbar Banten13252817044871580 NTT NTB Bali DI Yogyakarta110350249151138229 Malut Gorontalo Sulteng Sulsel Sultra116491671764291001 Bengkulu85 Lampung391 Babel44 Kaltara33 Kalsel141 Sulut135 Pabar57133 Maluku Sulbar94 Papua117

(26)

TARGET DAN REALISASI 30% SMA DAN YANG

SEDERAJAT MENERIMA PAKET MEDIA KIE DAN

MENYELENGGARAKAN UPAYA

(27)

TARGET 30% SMA & SEDERAJAT

YANG MENYELENGGARAKAN KESWA & NAPZA

TAHUN 2017-2019

(28)

TARGET 30% SMA & SEDERAJAT DI PROVINSI

YANG MENERIMA MEDIA KIE

(29)

PELATIHAN KECAKAPAN HIDUP BAGI GURU

DI LIMA PROVINSI

(30)

JUMLAH KAB/KOTA YANG PUSKESMASNYA MENYELENGGARAKAN

PELAYANAN KESEHATAN JIWA TAHUN 2017 (187 KAB/KOTA)

Jawa Barat Sumatera Utara  9 Kab/Kota Aceh  23 Kab/Kota 19 Kab/Kota  4 Kab/Kota  4 Kab/Kota 17 Kab/Kota 4 Kab/Kota Sumatera Barat Sumatera Selatan Jambi Riau Kep Riau Kaltim Jawa Tengah DKI Jakarta Kalteng Jawa Timur Kalbar Banten  5 Kab/Kota  2 Kab/Kota  10 Kab/Kota  5 Kab/Kota  18 Kab/Kota NTT NTB Bali DI Yogyakarta  9 Kab/Kota 10 Kab/Kota 1 Kab/Kota 3 Kab/Kota  5 Kab/Kota  2 Kab/Kota Malut Gorontalo Sulteng Sulsel Sultra 5 Kab/Kota  5 Kab/Kota 1 Kab/Kota  3 Kab/Kota 5 Kab/Kota 15 Kab/Kota

(31)

DATA TEMUAN KASUS PASUNG

(DES 2017)

Jawa Barat Sumatera Utara  127 Aceh  133 9060  40 70 601 27 Sumatera Barat Sumatera Selatan Jambi Riau Kep Riau Kaltim Jawa Tengah DKI Jakarta Kalteng Jawa Timur Kalbar Banten  24  0  106 12  1463 NTT NTB Bali DI Yogyakarta  68 616  57  38  181 40 Malut Gorontalo Sulteng Sulsel Sultra 5  14 132  96 202 197 Bengkulu 39 Lampung 69 Babel 27 Kaltara 8 Kalsel  51 Sulut 20 Pabar 3 2 Maluku

(32)

Salah satu indikator dalam RPJMN 2015-2019

Persentase fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)

sebagai institusi penerima wajib lapor (IPWL)

Pecandu Narkotika yang aktif

Kriteria IPWL Aktif:

Fasyankes yang menerima pasien wajib lapor dan

menjalankan rehabilitasi medis napza

Fasyankes yang menjalankan upaya promotif dan

preventif

PROGRAM WAJIB LAPOR DAN

REHABILITASI MEDIS

(33)

PETA INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR

(IPWL)

TAHUN 2016

34

Aceh: 32

Sumbar: 29

Jabar: 24

Sumsel: 9

Jambi: 10

Sumut: 17

Keterangan:

-

Jumlah IPWL : 549 (2016) tersedia di 34 Provinsi

Riau: 8

Jateng: 23

Sulut: 12

Babel: 21

Maluku:

3

Kepri: 3

Lampung:

24

Banten: 8

DIY: 8

Jakarta: 30

Jatim: 34

Bali: 10

Kalsel: 16

Kalbar:

10

Kalteng:

3

Kaltim:

40

NTB: 4

NTT: 8

Papua: 4

Sulsel: 12

Sultra: 5

Sulteng:

6

Sulbar: 1

Gorontalo: 4 Malut: 3

Papua

Barat: 1

Bengkulu: 79

Kaltara: 2

(34)

Jumlah IPWL

CAPAIAN REHABILITASI

2011-2017

3067

4628

Jenis Perawatan

Rawat Jalan Rawat Inap

JUMLAH PASIEN YANG DIREHABILITASI : 7.695

(35)

TARGET INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

RENSTRA DAN RKP

TA 2017

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN S.D TRIWULAN 3 % 1.

Jumlah Kabupaten/Kota yang

menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah

penyalahgunaan Napza di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

100 Kab/Kota

112

Kab/Kota 112%

2.

Jumlah Kabupaten/Kota yang

Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa

180 Kab/Kota

187

Kab/Kota 104%

3.

Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA minimal di 30% SMA dan yang sederajat

5 Prov (4716 sekolah) 5 Prov (4945 sekolah) 104,8%

(36)

ROK DIT P2MKJN TA 2018

No

Kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2

1. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN JIWA DI SEKOLAH

1.

Pengadaan Barang dan Jasa (Pencetakan

dan Pengiriman Paket Media KIE) ke 14 Provinsi

2.

Pertemuan advokasi dan koordinasi LP/LS

kesehatan iiwa anak dan remaja di 14 Provinsi

3.

Pelatihan keterampilan sosial bagi guru di

16 Provinsi

4.

Deteksi dini keswa dan napza melalui

layanan kesehatan jiwa bergerak (MMHS) untuk 4 kali gerak

5.

Sosialisasi pencegahan dan pengendalian

masalah kesehatan jiwa anak dan remaja di 3 Provinsi

(37)

ROK DIT P2MKJN TA 2018

No Kegiatan

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN GANGGUAN JIWA DI PUSKESMAS DAN MASYARAKAT

1. Evaluasi Program Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa Dewasa

2. Sosialisasi Program Bebas Pasung ( MITRA )

3. Supervisi Program dan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Puskesmas

4. Pertemuan Koordinasi Pencegahan dan Penanganan Gangguan Demensia di 7 Provinsi

5. Workshop Keswa Khusus Calon Jamaah Haji Lansia 6. Sosialisasi Pedoman Pencegahan dan Pengendalian

Demensia

7. Sosialisasi Keswa Lansia Terintegrasi ( MITRA ) 8. Penyusunan Materi KIE Keswa Bagi Konseling

Pra-Nikah

9. Pelatihan Bagi Pelatih (TOT) Deteksi Dini dan Tata Laksana Masalah Kesehatan Jiwa bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas

10. Pelatihan Bagi Pelatih (TOT) Pengelolaan Masalah Kesehatan Jiwa di Masyarakat Bagi Relawan di Yogyakarta

(38)

N

o Kegiatan

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

3. PENCEGAHAN DAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

DI INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR (IPWL)

1. Revisi Petunjuk Teknis Wajib Lapor dan Rehabilitasi Medis Pecandu, Penyalahguna dan Korban Penyalahgunaan Narkotika

2. Peningkatan Keterampilan Asesmen dan Rencana Terapi Gangguan Penggunaan Narkotika

3. Pelatihan Skrining Napza dengan Menggunakan ASSIST bagi Petugas Kesehatan di KKP dan BTKL

4. Peningkatan Keterampilan Interpersonal dalam

Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada Remaja bagi tenaga penjangkau

5. Sosialisasi Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada Masyarakat di Banyuwangi dan Bondowoso

6. Sosialisasi Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada Masyarakat di Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur dan Barat

7. Evaluasi Proses Penanganan Penyalahgunaan Inhalansia pada Anak dan Remaja

8. Pertemuan Koordinasi Program Rehabilitasi Medis 9. Supervisi Program Pencegahan dan Pengendalian

Penyalahgunaan Napza

10. Penyusunan Media KIE Lembar Balik Pencegahan dan Pengendalian Masalah Penyalahgunaan Napza

11. Penyediaan Dana Klaim IPWL Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Napza

39

(39)

No Kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2

3. PENCEGAHAN DAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR (IPWL) 1.

Revisi Modul Pelatihan PTRM dan

Konseling PTRM

2.

Pelatihan Konseling PTRM

3.

Pelatihan PTRM

4.

Pertemuan Evaluasi PTRM

5.

Pelaksanaan Supervisi : (43,445,478 jt)

a. Jawa Timur ( 26-28 Maret)

b. Jawa Tengah (5-7 Maret)

c. DIY ( 2 April)

d. Jambi (26 April)

40

(40)

TARGET INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

RENSTRA DAN RKP DIT P2MKJN

TA 2018

NO

INDIKATOR

INDIKATOR

TARGET CAPAIAN

%

1.

Jumlah Kabupaten/Kota yang

menyelenggarakan upaya

pencegahan dan pengendalian

masalah penyalahgunaan Napza di

Institusi Penerima Wajib Lapor

(IPWL)

150

Kab/Kota

118

Kab/Kota

78,6

2.

Jumlah Kabupaten/Kota yang

Puskesmas menyelenggarakan

upaya kesehatan jiwa

230

Kab/Kota

187

Kab/Kota

85

3.

Jumlah Provinsi yang

menyelenggarakan upaya

pencegahan dan pengendalian

masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA

minimal di 30% SMA dan yang

sederajat

19 Prov

(8648 SMA)

5 Prov

(4945 SMA)

26,3

41

(41)

DUKUNGAN DIT P2MKJN DI PROVINSI

KEGIATAN DEKON TA 2018

NO

KEGIATAN

1

Pelatihan Peningkatan Keterampilan Sosial Bagi

Guru (19 Provinsi)

2

Pelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksanaan

Gangguan Jiwa bagi Dokter dan Perawat di

Puskesmas (11 Provinsi )

3

Pelatihan Pemberdayaan Orang Tua Dalam

Pencegahan Penyalahgunaan Napza (12 Provinsi)

(42)

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

III.

KEBIJAKAN

STRATEGIS

P2MKJN

(43)

DIREKTORAT

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN JIWA DAN

NAPZA

SUBBAGIAN TATA USAHA

SUBDIREKTORAT MASALAH KESEHATAN JIWA ANAK DAN REMAJA

SUBDIREKTORAT MASALAH KESEHATAN JIWA

DEWASA DAN LANJUT USIA

SUBDIREKTORAT MASALAH

PENYALAH-GUNAAN NAPZA

SEKSI

KESEHATAN JIWA ANAK

SEKSI

KESEHATAN JIWA REMAJA

SEKSI

KESEHATAN JIWA DEWASA

SEKSI

MASALAH PENYALAHGUNAAN NAPZA

DI MASYARAKAT

SEKSI

KESEHATAN JIWA LANJUT USIA SEKSI MASALAH PENYALAHGUNAAN NAPZA DI INSTITUSI

SOTK : PERMENKES NO 64 /2015

(44)

R

U

A

N

G

L

IN

GK

UP

K

E

SW

A

(U

U

N

O

1

8

T

H

2

01

4

T

E

N

TA

N

G

K

E

SW

A

)

PROMOTIF

Mempertahankan & Meningkatkan derajat keswamas secara optimal.

Menghilangkan stigma pelanggaran HAM ODGJ.

Meningkatkan pemahaman & penerimaan masyarakat terhadap

Keswa.

PREVENTIF

Mencegah terjadinya masalah Keswa.

Mencegah timbulnya atau kambuhnya gangguan jiwa.

Kurangi faktor resiko.

Cegah timbulnya dampak psikososial.

KURATIF

Penyembuhan atau pemulihan.

Pengurangan penderitaan

Pengendalian disabilitas

Pengendalian gejala penyakit.

REHABILITA TIF

Mencegah atau mengendalikan disabilitas.

Memulihkan fungsi sosial.

Memulihkan fungsi okupasional.

(45)

III. KEBIJAKAN STRATEGIS P2MKJN

1. Memberikan perlindungan dan menjamin

upaya/pelayanan keswa & Napza berdasarkan HAM

Secara terintegrasi dan berkesinambungan

Sejak fase janin, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga lansia

melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

2. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya

dalam upaya kesehatan jiwa & Napza

3. Integrasi layanan keswa dan Napza di fasyankes primer

serta penguatan sistem rujukan

4. Penguatan upaya promotif dan preventif bagi masyarakat

umum dan

population at risk

5. Penguatan keterlibatan masyarakat dan koordinasi lintas

sektor di bidang keswa & Napza

(46)

KOORDINASI DALAM PELAKSANAAN UPAYA KESWA

(PASAL 5:2)

MENTAL HEALTH IS

EVERYONE’S

BUSINESS

INVOLVES ALL

SECTORS

Business Housing Transport Family and Caregivers Education Community Centres Workplace Recreation The Art Health Justice Local government National government Media

(47)

Pemeriksaan

Kehamilan

Persalinan,

nifas &

neonatal

Pelayanan

bagi bayi

Pelayanan

bagi balita

Pelayanan

bagi anak

SD

Pelayanan bagi

anak SMP/A &

remaja

Deteksi Dini Keswa Ibu HamilStimulasi Janin dalam KandunganDeteksi dini Keswa Bulin, Bufas dan Buteki

Pola asuh dan tumbuh kembang anakDeteksi dini pd gg perkembangan anakPemantauan perkembanganDeteksi Dini Keswa Anak Deteksi Dini keswa anak usia sekolah

Keswa Renaja

Konseling: Adiksi HV/AIDS

Life skill remaja

Mindfulness

Konseling Pranikah

Pelayanan

PUS & WUS

Lansia

Deteksi dini keswa lansia

(demensia/ depresi, dll)

Upaya Promotif - Preventif Kesehatan Jiwa

Pendekatan Siklus Kehidupan (Continuum of

Care) dan Kelompok Risiko (Population at Risk)

Terintegrasi pada semua tingkat layanan

kesehatan dan kegiatan LP/LS

(48)

PETA STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN JIWA

49 KE U A N G A N 16 . T ER W U JU D N YA D A N A B ID A N G K ESE HA TA N JIW A & N A PZA YA N G P RO PO RSI O N AL OUTCOME PROSES STRATEGIS YG HARUS DILAKUKAN SUMBER DAYA KESEHATAN

DAMPAK 1. TERWUJUDNYA MASYARAKAT PEDULI KESEHATAN JIWA

2. TERWUJUDNYA PELAYANAN JIWA & NAPZA

YANG KOMPREHENSIF

3. TERWUJUDNYA UPAYA KESWA DAN NAPZA BERBASIS MASYARAKAT % 4.TERWUJUDNYA YANKESWA & NAPZA DI TINGKAT RUJUKAN 5. TERWUJUDNYA YANKESWA & NAPZA DI TINGKAT PRIMER 6. TERWUJUDNYA PROMOSI DAN PREVENSI KESWA DAN NAPZA 13. TERWUJUDNYA SDM KESWA & NAPZA

YANG KOMPETEN 12. TERWUJUDNYA

DUKUNGAN KEBIJAKAN DAN REGULASI KESWA & NAPZA

15. TERWUJUDNYA DATA KESWA & NAPZA TERPADU 14. TERWUJUDNYA ALKES DAN PSIKOFARMAKA YANG ADEKUAT 11. TERWUJUDNYA SISTEM INFORMASI KESWA & NAPZA BERBASIS DATA DAN

PENGETAHUAN 9. TERWUJUDNYA

PERENCANAAN PROGRAM KESWA & NAPZA YANG TERPADU

10. TERWUJUDNYA PENELITIAN DAN EVALUASI KESWA DAN

NAPZA

8. ADVOKASI KESEHATAN JIWA & NAPZA

7. TERWUJUDNYA INTEGRASI DAN KERJASAMA KESWA

DAN NAPZA DALAM PROGRAM LP/LS

(49)

Penguatan koordinasi

lintas program dan lintas sektor

dalam penanggulangan masalah kesehatan jiwa

masyarakat

termasuk MoU dengan Kemensos.

Melanjutkan upaya untuk

integrasi layanan kesehatan

jiwa

di

fasilitas kesehatan primer

.

Melanjutkan upaya

terintegrasi keswa

dalam

pemberdayaan keluarga dan masyarakat

(Desa Siaga,

TPKJM dan UKS).

Meningkatkan

kerjasama

dalam memenuhi kebutuhan

akan

data/informasi/evaluasi keswamas.

Penguatan peran profesional

lain terkait keswamas

Promosi kesehatan jiwa

untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat dan menurunkan stigma

(50)

PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS

SEKTOR DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM

KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

(51)

MOU 3 KEMENTERIAN DAN 2 LEMBAGA

1. Kesadaran akan

pentingnya kesehatan jiwa

semakin meningkat di

lintas sektor

peluang

terbentuknya kebijakan

dan regulasi yang

mendukung koordinasi

upaya keswa.

2. Tersusunnya MoU

Kemenko PMK, Kemensos,

Kemenkes, Kemendagri,

POLRI dan BPJS

(52)

PROGRAM UNGGULAN

1. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

MASALAH KESEHATAN JIWA DI SEKOLAH

2. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

KASUS GANGGUAN JIWA DI PUSKESMAS

3. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

PENYALAHGUNA NAPZA DI INSTITUSI

PENERIMA WAJIB LAPOR (IPWL)

(53)

PROGRAM PRIORITAS

DIREKTORAT P2 MASALAH KESWA DAN NAPZA

MENDUKUNG INDIKATOR KESWA DAN NAPZA

1. Peningkatan Keterampilan Nakes di Puskemas

2. Program Wajib Lapor bagi Pecandu Narkotika

3.

Kesehatan Jiwa di Keluarga dan Masyarakat

5.

Sekolah tkt SMA dan yang sederajat menyelenggarakan

Upaya Keswa dan Napza

6. Pencegahan dan Pengendalian Kekerasan terhadap Anak

7.

Pelayanan Kesehatan Jiwa Bergerak

(Mobile Mental Health

Service

-MMHS) di sekolah dan masyarakat

(54)

PROGRAM WAJIB LAPOR DAN

REHABILITASI MEDIS

Sesuai amanah UU No. 35/2009

focal point

rehabilitasi medis di

Kemenkes

Penetapan IPWL

NSPK terkait Wajib Lapor dan Rehabilitasi Medis

Peningkatan Kapasitas SDM

Pembiayaan rehabilitasi

Kebijakan Presiden

Gerakan Rehabilitasi 100.000 pecandu

tgl 31 Januari

2015

Kemenkes ditargetkan rehabilitasi 15.000 pecandu

(55)

INDIKATOR DAN TARGET LAIN TERKAIT

KESWA DAN NAPZA

1.

Keluarga

Sehat

tentang

Mengobati

Penderita

Gangguan

Jiwa dan tidak

ditelantarkan

2.

SPM

Kab/Kota

tentang odgj

mendapat

layanan

kesehatan

3. SDGs tentang

Prevalensi Kasus

Bunuh Diri dan

Cakupan

Layanan

NAPZA di

IPWL

(56)

INDIKATOR TAHUN 2018 DIT. P2MKJN

NO INDIKATOR URAIAN INDIKATOR TARGET

1. RPJMN

Persentase Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Institusi

Penerima Wajib Lapor (IPWL) pecandu narkotika yang aktif

IPWL40%

Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang

menyelenggarakanupaya kesehatan jiwa

230 Kab/Kota

2. RENSTRA

Jumlah Kab/kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan

pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di IPWL

Kab/Kota150

Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki Puskesmas yang

menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan atau / napza

230 Kab/Kota

Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan upaya pencegahan

dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA minimal i

30% SMA dan yang sederajat

19

Provinsi

3.

RKP Prioritas

Jumlah Pelayanan Kesehatan sebagai IPWL yang

menyelenggarakan upaya pencegahan dan rehabilitasi medis

pada penyalahguna Napza

300 IPWL

Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal 20% puskesmas

yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan NAPZA

230 Kab/Kota

RKP Non Prioritas

Angka kematian dari percobaan bunuh diri

/100.000 1.70 populasi

(57)

Irisan Indikator SPM dan Keluarga Sehat

TB

Hipertensi

Kesehatan

Jiwa

IDL

1. Keluarga mengikuti KB 2. Ibu bersalin difaskes

3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap

4. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan

5. Pertumbuhan balita di pantau tiap bulan

6. Penderita TB Paru berobat sesuai standar

7. Penderita hipertensi berobat teratur

8. Gangguan jiwa berat

di obati dan tidak

ditelantarkan

9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok

10. Keluarga memiliki atau memakai air bersih

11. Keluarga memiliki atau memakai jamban sehat

12. Sekeluarga menjadi anggota JKN

1. Pelayanan kesehatan ibu hamil 2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin 3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir

4. Pelayanan kesehatan balita

5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar

6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif

7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut

8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi

9. Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus

10.Pelayanan Kesehatan

orang dengan

gangguan jiwa berat

11. Pelayanan kesehatan orang dengan TB

12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV

(58)

INDEKS KELUARGA SEHAT INDIKATOR 8

GANGGUAN JIWA BERAT DI OBATI DAN TIDAK DITELANTARKAN

(21 MARET 2018) Jawa Barat Sumatera Utara  10.27% Aceh  31.09% 16.45%  10.92% 15.65% 12.04% 21.64% Sumatera Barat Sumatera Selatan Jambi Riau

Kep Riau Kalti m Jawa Tengah DKI Jakarta Kalteng Jawa Timur Kalbar Banten  15.34%  12.23 11.58% 13.09%  13.36% NTT NTB Bali DI Yogyakarta 27.64% 22.36%  7.26% 14.25%  18.35%  18.10% Malut Gorontalo Sulteng Sulsel Sultra  16.57% 15.05% 18.59% 7.95%  18.82% 12.02% Bengkulu 37.31% Lampung 8.49% Babel 16.88% Kaltara  17.77% Kalsel  16.40% Sulut  12.50% Pabar 11.70% 11.24% Maluku  17.88 % Sulbar 16.67% Papua

(59)

No

UPAYA

CAPAIAN INDIKATOR

ODGJ BERAT DIOBATI DAN TIDAK

DITELANTARKAN

1 Meningkatkan pengetahuan/keterampilan

keswa bagi SDM kesehatan dan non

kesehatan

SPM dan PIS PK

2 Melengkapi regulasi dan

pedoman/panduan yang dibutuhkan dalam

implementasi program/layanan keswa

SPM dan PIS PK

3 Monitoring dan Evaluasi per triwulan Binwil PIS PK

4 Supervisi Pelayanan Kesehatan Jiwa di

Puskesmas

SPM dan PIS PK

(60)

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN

ANAK DAN REMAJA DI SEKOLAH

No. KEGIATAN TEROBOSAN

1

Skrining tanda dan gejala sebagai deteksi dini,

tentang masalah keswa anak dan remaja (adiksi,

perundungan)

Layanan Keswa Bergerak

(MMHS) di sekolah

2

Penyelenggaraan upaya keswa dan Napza di

sekolah yang dilaksanakan oleh guru melalui

penyuluhan media KIE, deteksi dini masalah

keswa, buku rujukan kasus dan guru BK terlatih

keswa

Penyediaan Pencetakan dan

Pengiriman Paket Media KIE

ke sekolah tingkat SMA dan

yang sederajat dan

Capaian indikator provinsi yang

30% SMA dan yang sederajat

menyelenggarakan upaya

keswa dan napza

3

Peningkatan keterampilan pada guru agar guru

mampu memberikan kecakapan hidup pada

siswa/i di sekolah mencegah stres, tekanan teman

sebaya, meningkatkan harga diri dsbnya

Pelatihan keterampilan/

kecakapan hidup bagi guru di

pusat dan Dekon

4

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

LP/LS terhadap program dan masalah kesehatan

jiwa agar dapat membuat program dan kegiatan

yang sinergis dan terkoordinasi dengan pusat.

Advokasi dan Koordinasi

LP/LS

(61)

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN

ANAK DAN REMAJA DI SEKOLAH

No. KEGIATAN TEROBOSAN

5.

6.

Membuat regulasi dan kebijakan yang

mendukung kolaborasi lintas sector

Upaya Promotif dan Preventif dalam upaya menurunkan masalah keswa dan

meningkatkan kesehatan jiwa

RPP Upaya kesehatan jiwa, Perub. UU Perlindungan Anak,

penambahan huk. Kebiri, RUU Penghapusan Kekerasan seksual, Revisi Perpres GN-AKSA, RPP ttg tata cara pelaksanaan tindakan kebiri kimia, pemasangan alat pendeteksi elektronik dan rehabilitasi bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak, Draft rehabilitasi anak dan remaja, draft pedoman peningkatan keswa anak dan remaja dengan disabilitas, Draft pola asuh pada anak dan remaja, pedoman upaya keswa anak pada lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD), Draft roadmap keswa anak dan remaja, Draft pedoman pencegahan dan pengendalian ketergantungan pornografi dan permainan

berbasis internet (online), pedoman penanganan, pedoman pemeriksaan keswa untuk kepentingan pekerjaan atau jabatan

tertentu, Juklak Pelayanan Keswa di sekolah, MoU Ditjen P2P, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Ditjen Pendidikan Madrasah ttg Upaya Keswa di sekolah dan madrasah, Draft PMK Penanganan Psikologis bagi korban, saksi, dan pelaku tindak kekerasan.

Pencetakan media KIE Keswa dan Napza, Penyuluhan, Seminar, Workshop, pelatihan-pelatihan keswa, deteksi dini keswa di

keluarga dan masyarakat, mengaktifkan Desa siaga sehat jiwa, TPKJM

(62)

No

UPAYA

TEROBOSAN

7. Perbaikan sistem

pelaporan dan pendataan

Pengembangan Sistem Informasi dan Survailens

Kesehatan Jiwa Indonesia (InaMHISS)

8. Penelitian berbasis

populasi dan fasyankes

a. Tersedia kuesioner dan instrumen penelitian

kesenjangan pengobatan gangguan jiwa

bekerjasama dengan Litbang

b. Terbukanya peluang dalam survei/penelitian

berbasis masyarakat maupun fasyankes (cakupan

layanan)

9. Melengkapi

pedoman/panduan yang

dibutuhkan dalam

implementasi

program/layanan keswa

a. Terbitnya Permenkes No 54/2017 tentang

Penanggulangan Pemasungan pada ODGJ

b. Revisi Permenkes No 43 tentang SPM Kab/Kota

10.

Edukasi dan peningkatan

peran serta masyarakat

a. Tersedia modul Pengendalian Kesehatan Jiwa di

Masyarakat bagi Relawan

b. Pelatihan Kader

c. Pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa

(63)

No

UPAYA

TEROBOSAN

11

Meningkatkan

pengetahuan/keterampilan

keswa bagi SDM kesehatan

dan non kesehatan

a. Tersedia kurikulum dan modul (1) deteksi dini dan

tata laksana gangguan jiwa di PKM, (2)

ketangguhan mental antenatal bagi ibu hamil (3)

TOT deteksi dini dan tata laksana gangguan jiwa

di PKM yang terakreditasi BPPSDM, (4) Modul

TOT pengelolaan masalah kesehatan jiwa di

masyarakat pada relawan

b. Tersedianya dana dekonsentrasi pelatihan nakes

PKM dari APBN

12

Meningkatkan fasilitas dan

sarana prasarana layanan

kesehatan jiwa

a. Tersedianya DAK Fisik

b. Tersedianya obat-obat terbaru termasuk Long

Acting Injeksi Depot dalam Fornas 2018

13

Membuat regulasi dan

kebijakan yang mendukung

kolaborasi lintas sektor

a. Tersusunnya MoU Kemensos, Kemenkes,

Kemendagri, POLRI dan BPJS

b. Revitalisasi TPKJM

c. Penyusunan Perpres tentang Gugus Tugas

Nasional Pembangunan Kesehatan Jiwa

Masyarakat

(64)

No

UPAYA

TEROBOSAN

14 Meningkatkan

pengetahuan/keterampilan keswa bagi SDM kesehatan dan non kesehatan

Tersedia kurikulum dan modul ;

(1) assesmen dan rencana terapi gangguan penggunaan Narkotika,

(2) skrining penyalahgunaan NAPZA dengan menggunakan ASSIST,

(3) Pemberdayaan orangtua dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA,

(4) PTRM,

(5) Konseling dasar adiksi NAPZA,

(6) Penyediaan dana Dekonsentrasi pada Dinas Kesehatan untuk pelatihan

15 Meningkatkan cakupan data

penyalahgunaan NAPZA di IPWL

Melalui e-selaras (Sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Rehabilitasi Medis)

16 Meningkatkan layanan rehabilitasi

medis bagi penyalahgunaan yang tidak ditanggung BPJS

Penyediaan dana klaim rehabilitasi medis sejak 2011 – sekarang

17 Meningkatkan mutu layanan Melalui rapat koordinasi, bimtek, supervisi pada

PTRM dan IPWL

18 Memenuhi kebutuhan obat di PTRM Bekerjasama dengan Farmalkes menyediakan

methadone

19 Membuat regulasi dan kebijakan yang

mendukung pelaksanaan rehab medis

Melakukan revisi PMK 2415 tahun 2011 dan PMK 50 tahun 2015

(65)

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

IV.

RENCANA

KEGIATAN

2019

(66)

RENCANA KEGIATAN DIT P2MKJN

TA 2019

NO

KEGIATAN

1. Pelatihan Skrining penyalahgunaan Napza dengan menggunakan ASSIST (4 Regional,

Sasaran FKTP Nakes)

2. Pelatihan Assesment dan Rencana Terapi Gangguan Penggunaan Napza

3. Pelatihan peningkatan kecakapan hidup anak didik bagi guru

4. Pertemuan advokasi dan koordinasi LP/LS kesehatan iiwa anak dan remaja

5. Deteksi dini keswa dan napza melalui layanan kesehatan jiwa bergerak (MMHS)

6. Sosialisasi pencegahan dan pengendalian masalah keswa anak dan remaja

7. Penguatan pencegahn masalah keswa dan napza melalui instrumen deteksi dini di KKP

67

(67)

RENCANA KEGIATAN DIT P2MKJN

TA 2019

NO

KEGIATAN

8.

Evaluasi pelaksanaan SPM, keluarga sehat program pencegahan dan

pengendalian masalah kesehatan jiwa

9.

Evaluasi pelaksanaan SPM, keluarga sehat program pencegahan dan

pengendalian masalah kesehatan jiwa

10.

Supervisi program dan pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas

11.

Lokakarya hari alzhaemer sedunia

12.

Workshop keswa khusus calon jamaah haji lansia (3 Regional)

13.

Monev keswa lansia terintegrasi bagi pemegang program di kab/Kota pada 10

Provinsi

14.

Pertemuan koordinasi LP/LS masalah keswa lansia

15.

Sosialisasi dan advokasi hak azazi manusia bagi orang dengan demensia (pikun)

dan pendampingnya

16.

Advokasi dan sosialisasi program layanan keswa lansia

(68)

RENCANA KEGIATAN DIT P2MKJN

TA 2019

NO

KEGIATAN

18.

Bimtek kegawatdaruratan psikiatri bagi nakes KKP=

19.

Monev keswa lansia terintegrasi bagi pemegang program di kab/Kota pada 10

Prov

20.

Workshop deteksi dini tatalaksana awala masalah keswa bagi dokter dan

perawat di KKP dan BTKL=

21.

Rakor pencegahan dan penanganan pemasungan bagi penyandang disabilitas

mental/ODGJ

22.

Integrasi pelayanan RSJ di FKTP

23.

Pertemuan Koordinasi Program Rehabilitasi Medis

24.

Penyediaan dana klaim IPWL pencegahan dan penanggulangan masalah napza

25.

Evaluasi proses kadar alkohol pada pengemudi transportasi umum

26.

Supervisi program terapi dan rehabilitasi Napza

(69)

Rencana kegiatan DIT P2MKJN

TA 2019

NO

KEGIATAN

28.

Penyusunan media KIE pencegahan dan pengendalian masalah

penyalahgunaan Napza (Media Sosial Video latih SELARAS, dan

ASSIST

29.

Validasi external klaim rehabilitasi medis di IPWL

30.

Sosialisasi program dan pemetaan kasus Napza =

31.

Advokasi dan sosialisasi pencegahan dan penyalahgunaan Napza

(6 Kab/Kota pada 2 Provinsi)

(70)

RENCANA KEGIATAN DEKON DIT.P2MKJN

TA 2019

NO

KEGIATAN

1. Pelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Gangguan Jiwa bagi

Dokter dan Perawat di Puskesmas

2. Pelatihan pemberdayaan orang tua dalam pencegahan

penyalahgunaan napza

(71)

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

V.

DUKUNGAN

PROV, UPT &

RS JIWA

(72)

DUKUNGAN DIT. P2MKJN

PADA DINKES

Advokasi dan Sosialisasi Keswa dan Napza

Peningkatan keterampilan (Nakes, Guru) di

Pusat dan Dekon

Membantu proses pengadaan obat keswa dan

NAPZA

Menyediakan Media KIE Keswa dan NAPZA

Meningkatkan upaya promotif dan preventif

Melaksanakan Supervisi ke UPT

Melaksanakan Koordinasi program dan

(73)

DUKUNGAN DINKES

Melaksanakan Supervisi bersama pusat

Memberikan laporan data keswa dan NAPZA (Kasus

Pasung, IPWL Aktif, PKM dengan layanan keswa)

Menyelenggarakan pelatihan keswa dan NAPZA di

tingkat provinsi

Mensinergikan program dan kegiatan pusat di provinsi

Menyiapkan regulasi di bidang keswa dan NAPZA

Merencanakan dan mendistribusikan kebutuhan obat

keswa dan NAPZA

Melaksanakan upaya promotif dan preventif keswa dan

NAPZA

Menyediakan anggaran program dan kegiatan keswa

dan NAPZA (APBD)

(74)

DUKUNGAN DIT.P2MKJN

PADA KKP DAN BTKL

Advokasi dan Sosialisasi Keswa dan Napza

Penyusunan NSPK keswa di KKP dan BTKL

Peningkatan Kapasitas Nakes

Layanan kesehatan jiwa bergerak (MMHS) dalam melakukan

deteksi dini

Bekerjasama dalam kampanye publik masalah keswa dan

NAPZA (Penyuluhan, KIE dll)

Meningkatkan upaya promotif dan preventif

Meningkatkan integrasi layanan keswa & Napza di KKP dan

BTKL

Meningkatkan anggaran keswa & Napza untuk KKP dan BTKL

(75)

DUKUNGAN KKP DAN BTKL

Melaksanakan Skrining Napza dengan

Menggunakan ASSIST Bagi Petugas Kesehatan

di KKP dan BTKL yang sudah terlatih

Mendeteksi dini kasus keswa dan NAPZA

Merujuk kasus keswa dan NAPZA ke Fasyankes

Mendukung pendidikan dan penelitian Keswa

& Napza di BTKL dan KKP

Bekerjasama dalam kampanye publik masalah

keswa dan NAPZA (Penyuluhan, KIE dll)

(76)

DUKUNGAN DIT. P2MKJN

PADA RS JIWA

1. Advokasi dan Sosialisasi Keswa dan Napza

2. Menyediakan dana klaim Institusi Penerima Wajib Lapor

(IPWL)

3. Peningkatan Kapasitas Keswa dan NAPZA

4. Layanan Kesehatan Jiwa Bergerak

5. Supervisi dan Monev program dan kegiatan keswa dan

NAPZA

6. Bimbingan teknis keswa dan NAPZA ke fasyankes primer

7. Merencanakan kebutuhan obat NAPZA (Methadone)

(77)

DUKUNGAN RS JIWA

BAGI P2MKJN

1. Advokasi dan Sosialisasi Keswa dan Napza

2. Penyediaan 10 TT Napza

3. Peningkatan Kapasitas Keswa bagi Nakes

4. Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

5. Layanan Kesehatan Jiwa Bergerak

6. Bimbingan teknis keswa dan NAPZA ke fasyankes

primer

(78)

PEMERIKSAAN NARKOBA

Untuk menentukan pemakaian

NARKOBA

pada seorang individu, pemeriksaan

dapat dilakukan menggunakan berbagai spesimen biologis sebagai berikut :

Darah Rambut Saliva (Cairan Oral) Sweat (Keringat) Urine

Merupakan pemeriksaan awal yang cepat, sensitif, dengan tingkat presisi dan akurasi yang masih dapat diterima.

p

r

o

u

d

b

u

s

in

e

s

s

p

a

r

t

n

e

r

PEMERIKSAAN

SKRINING

PEMERIKSAAN

KONFIRMASI

1

2

Urine

Note: Pemeriksaan skrining air liur dan keringat

belum umum di indonesia

Dilakukan pada spesimen dengan hasil positif pada pemeriksaan skrining. Pemeriksaan konfirmasi menggunakan metode yang sangat spesifik untuk menghindari terjadinya hasil positif palsu.

(79)

PEMERIKSAAN SKRINING

• Cara pengumpulan sampel dengan mudah dan nyaman non invasive

• Hasil print out relative cepat hanya 1-2 menit • Dapat saling mengawasi untuk menghindari

manipulasi

• Individu dapat melakukan koleksi sampel dengan tangan sendiri

• Sulit untuk menyangkal hasil pemeriksaant • Biaya yang sangat kompetitif

• Tidak membutuhkan Operator/Staff Ahli Khusus • Mobile, mudah untk di pindah-pindahkan

Spesimen : Sweat (keringat) dan Saliva (cairan Oral), Urine, Cairan, Serbuk, Jejak, Kapsul, Obat Pil.

Nama alat : Biosens 600

Metode :Immunoassay Surface Accoustic Wave (SAW)

Parameter : Cocain, Opietes, MDA, MDMA, Ecstasy, Pseudoephedeprine,THC (cannabis0, Ketamin, Meth-Ampetamine, Amphetamine, K2,

Ephedrine, and many more still on research

Transport Case

p

r

o

u

d

b

u

s

in

e

s

s

p

a

r

t

n

e

r

KEUNGGULAN PEMERIKSAAN SKRINING Collector pads jejak serb uk caira n Obat Kerin gat Saliva Urine

PEMERIKSAAN 1-2 MENIT

(80)

PEMERIKSAAN KESEHATAN JIWA & STRES

Beberapa metode pemeriksaan

kesehatan jiwa pada individu

Wawancara

Pemeriksaan fisik

Kuesioner penunjang

Alat

skrining

1

*

3

2

p

r

o

u

d

b

u

s

in

e

s

s

p

a

r

t

n

e

r

(81)

Pemeriksaan 3 menit, data tersimpan dalam alat, bisa di print sewaktu waktu dgn printer external. (3 jenis hasil pengukuran)

Pemeriksaaan SA3000P

Alat Skrining HRV yang berfungsi memberi informasi tentang sistem

saraf

otonom

untuk

menggambarkan

kondisi fisik dan

mental stress

secara

non infasif

.

p

r

o

u

d

b

u

s

in

e

s

s

p

a

r

t

n

e

r

HRV ANALYZER (

HEART RATE VARIABILITY

)

.

Melihat aktifitas sistim syaraf

otonom

(simpatis

danparasimpatis).

Alat

ini

berguna

untuk

melakukan

screening

massal

sebagai

pengecekan

kebugaran mental dan fisik.

Sebagai

bio

feedback

hasil

pengobatan

atau

terapi

kebugaran mental.

Bisa untuk penunjang fasilitas

peralatan kesehatan jiwa.

Alat

Skrining

Diperkenalkan pertama kali di Indonesia tahun 2003 Hanya dimiliki oleh Dokter Psikiatri atau RS Jiwa

KOREA

(82)

p

r

o

u

d

b

u

s

in

e

s

s

p

a

r

t

n

e

r

JURNAL HRV

Raden Irawati Ismail,1 Azhari C Nurdin,1 Tendry Septa1,2 1

Department of Psychiatry, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia – Cipto Mangunkusumo Hospital 2 Department of Psychiatry, Faculty of Medicine, Universitas Lampung - Mental Hospital, Lampung

Stress stimulates the sympathetic nervous system of the heart increasing heart rate. Increased heart rate can be monitored with the Heart Rate Variability (HRV), a tool that can detect the presence of stress. Therefore, the purpose of this study is to prove the reliability and validity of HRV to detect the presence of stress in Indonesia. Methods: A cross-sectional design, the value of Cronbach Alpha for reliability test and analysis inter variable for the validity.

(83)

 RSCM  RSPAD Gatot subroto

 Takenoko Klinik jakarta  RSJ Jakarta

 RSJ Lombok  RSJ Riau

 RSJ Semarang  RSJ Babel

 KEMENHUB (16 UPT)  PT. UNILEVER INDONESIA

 Pusat K3 Jakarta  DLL

HRV di Indonesia

p

r

o

u

d

b

u

s

in

e

s

s

p

a

r

t

n

e

r

(84)

TRANSCRANIAL MAGNETIC

STIMULATION

Transcranial Magnetic Stimulator (TMS)

Berfungsi untuk menstimulasi otak (central)

dan syaraf tepi (peripheral) untuk

meningkatkan fungsi otak dan syaraf tepi

Mekanism

e

+

-

-- --

-- --

- -

-- --

-

-

+

-

++

+

+

+++ +

+

+

+

+

+

+

-

--+ --+

--Magnetic field Electric field Axon

Induced currents depolarize

axons and make them fire

(85)

PERTUMBUHAN SYARAF

Pre TMS

Post TMS

Indikasi

Depression

Schizophrenia

Anxiety disorders

Pain

Stroke

Movement disorders

Tinnitus

Epilepsy

(86)

Transcranial Magnetic di Indonesia

RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat

RSJ Dr. Soeroyo

RSJ Menur

RSJD Klaten

RSJD Surakarta

RSPAD Gatot Soebroto

RSUD Soewandi

RSUD Kepanjen

RSUD Palopo

RSUD Sukoharjo

Telah digunakan di lebih dari 70 Rumah Sakit baik swasta maupun

pemerintah

(87)

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

VI.

(88)

V. TANTANGAN (1)

1. Terbatasnya tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan

terlatih di bidang kesehatan jiwa dan NAPZA (jumlah dan

distribusi)

2. Koordinasi LP/LS terkait belum berjalan dengan baik

3. Regulasi bidang kesehatan jiwa dan NAPZA belum

terakomodir di daerah

4. Terbatasnya unit kendaraan layanan kesehatan jiwa

bergerak (MMHS)

5. Klaim rehabilitasi medis gangguan penggunaan NAPZA

tidak dijamin oleh BPJS dan jumlah klaim terus meningkat.

Tupoksi Dit. P2MKJN fokus ke promotif dan preventif

sehingga verifikasi dan pembayaran klaim seharusnya

tidak di DIT P2MKJN

(89)

V. TANTANGAN (2)

6. Pembina, penanggungjawab dan program

fasyankes (IPWL & RSJ)

7. Penyesuaian program keswa dan NAPZA di KKP

dan BBTKL PP

8. Nakes KKP dan BBTKL belum terlatih kesehatan

Jiwa dan NAPZA

(90)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Tambahan Hukuman Kebiri bagi Pelaku Tindak Pidana Pedophilia Hukuman kebiri dengan melakukan tindakan bedah dan suntik kimia 1 merupakan suatu bentuk tindakan

TINDAKAN KEBIRI KIMIA PADA PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Strata I Pada Program Studi Ilmu Hukum

Sedangkan pelaksanaan kebiri kimia dalam PP Nomor 70 tahun 2020 Tentang Tata cara pelaksanaan an kebiri kimia, pemasangan alat pendeteksi elektronik,

Berdasarkan kondisi tersebut, kebijakan formulatif dalam perumusan ketentuan perundang-undangan tentang perlindungan anak, seyogyanya mengefektifkan sanksi atau hukuman yang

(1) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) huruf b, merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan ruang sesuai rencana struktur

Dari model penampang, diperlihatkan adanya intrusi batuan gabro menerobos batuan basalt.Dimana salah satu terobosan gabro juga terdapat sesar Panggo (dari informasi

bagi penetapan angka Kredit Dosen Asisten Ahli sampai dengan Lektor untuk perguruan tinggi agama swasta dilingkungan koordinator Perguruan Tinggi Agama ditetapkan oleh

Kenampakan Objek Wisata Alam Pantai Jatimalang (a) Pintu masuk menuju Pantai Jatimalang, (b) Suasana pengunjung di Pantai Jatimalang, (c) Tempat pemancingan ikan di