• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Bab V ini berisikan simpulan, implikasi, dan saran. Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut tentang: simpulan, implikasi, dan saran penelitian.

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti mencoba untuk menyimpulkan laporan penelitian ini. Temuan-temuan penelitian ini disimpulkan dengan maksud untuk mempermudah dan mempertegas efektivitas penelitian yang peneliti lakukan. Simpulan tersebut diperoleh dari hasil resume dan menyimpulkan pada bab sebelumnya. Simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Latar belakang sosial budaya penulis dalam penciptaan novel Laskar Pelangi, Padang Bulan dan Ayah

Terdapat pengaruh antara aspek sosiologi pengarang terhadap hasil karya yang diciptakan Andrea Hirata. Hal tersebut dikarenakan yang dijadikan objek cerita dalam novel-novel Andrea Hiarat adalah latar belakang kehidupannya sendiri. Demikian pula seluruh kisah selama menyelesaikan pendidikan mulai dari jenjang SD sampai dengan jenjang perguruan tinggi strata dua (S-2) telah Andrea Hirata ceritakan dalam bentuk novel. Tidak hanya itu Andrea Hirata juga menceritakan dalam novelnya seluruh kisah perjuangan demi mendapatkan cinta A Ling sampai pada akhirnya Andrea Hirata memutuskan untuk kembali ke kampung halaman. Namun demikian, fakta berbeda justru dimunculkan Andrea Hirata dalam novel Ayah. Karena dalam novel Ayah Andrea Hirata tidak mengambil peran sebagai tokoh dalam cerita, melainkan sebagai pencerita kisah kehidupan orang lain. Andrea Hirata sendiri telah menyelesaikan studi S1-nya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) dan juga telah menyelesaikan studi S2 di Universite de Paris Sorbonne (Perancis) dan Sheffeld Hallam University (Inggris) melalui beasiswa dari pemerintah Uni Eropa. Hingga saat ini Andrea

(2)

commit to user

Hirata bekerja di PT Telkom Bandung dan telah menerbitkan sembilan novel, termasuk Laskar Pelangi, Padang Bulan, dan Ayah.

2. Sosial budaya yang ditampilkan dalam novel Laskar Pelangi, Padang Bulan

dan Ayah karya Andrea Hirata

Terdapat tiga aspek sosial budaya yang menonjol dalam novel Laskar Pelangi, Padang Bulan dan Ayah karya Andrea Hirata, yaitu pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. Pertama, jenis pekerjaan yang menonjol adalah

pekerjaan sebagai penambang timah, khususnya dalam novel Laskar Pelangi dan

Padang Bulan. Sedangkan dalam novel Ayah, masyarakat banyak bekerja pada sektor lain. Bidang pekerjaan lain yang ditonjolkan adalah sebagai guru, pedagang pasar, pemilik warung kopi, kuli panggul, dan buruh pabrik. Pekerjaan yang cukup unik adalah pekerjaan sebagai seorang detektif swasta dan pelatih burung merpati dalam novel Padang Bulan serta penyiar radio dalam novel Ayah. Kedua, aspek pendidikan sebagaimana diceritakan dalam novel Laskar Pelangi, Padang Bulan, dan Ayah lebih banyak menyajikan sisi pendidikan yang ramah dan humanis, namun pada sisi yang berbeda juga menggambarkan keadaan pendidikan di Belitong yang masih sulit diakses oleh masyarakat kecil. Hal tersebut

sebagaimana muncul dalam novel Laskar Pelangi dan Padang Bulan, sedangkan

dalam novel Ayah kondisi masyarakatnya relatif lebih maju dan akses pendidikan sudah tersedia sampai pada jenjang diploma dua atau D-2. Selain dikisahkan para tokoh yang semangat dalam meraih pendidikan, dalam novel Laskar Pelangi, Padang Bulan dan Ayah juga ditemukan fakta bahwa masyarakat banyak yang masih mengalami buta huruf.

Ketiga, aspek tempat tinggal dalam novel Laskar Pelangi banyak menunjukkan tempat-tempat dilakukannya cerita seperti di sekolah, di masjid Al Hikmah tempat mereka belajar mengaji, di pasar, di tempat penambangan timah, di hutan, di Gunung Selamur, di Sungai Lenggang dan Sungai Buta. Novel Padang Bulan juga memilih tempat yang secara umum masih di Belitong seperti ditempat penambangan timah, di warung kopi, rumah kediaman Ikal, di kota Tanjong Pandan, di kantor pos, dan di gudang-gudang bekas tempat instalasi

(3)

commit to user

pencucian timah. Sedangkan dalam novel Ayah lokasi berlangsungnya cerita berada di Kampung Nira dan Belantik, seperti di sekolah, di rumah Sabari, di pabrik batako tempat Sabari bekerja, di ruang sidang pengadilan agama, dan di pasar. Selain itu juga ditunjukkan tempat-tempat yang jauh seperti di Aceh, Medan, dan Palembang.

3. Tanggapan pembaca terhadap novel Laskar Pelangi, Padang Bulan dan Ayah

karya Andrea Hirata

Terdapat kesamaan secara umum terhadap tanggapan pembaca pada novel Laskar Pelangi, Padang Bulan dan Ayah. Secara umum Andrea Hirata berusaha memotret fenomena sosial yang banyak menyajikan kejadian yang sesungguhnya terjadi dalam masyarakat objek ceritanya. Tema dalam novel Laskar Pelangi, Padang Bulan, dan Ayah adalah seputar cinta, pendidikan, dan tema-tema sosial seperti persahabatan, perjuangan hidup, serta keluarga. Tokoh yang banyak diidolakan dari ketiga novel tersebut adalah Lintang, Ikal, Bu Mus, Enong, Sabari, Zorro/Amiru, serta Ukun dan Tamat. Ditinjau dari segi historis maka cerita dalam novel-novel karya Andrea Hirata adalah sejarah kehidupannya sendiri dan teman-temannya, sedangkan ditinjau secara kultural maka apa yang diceritakan Andrea Hirata sebagai suatu kejadian sudah menggambarkan budaya masyarakat objek ceritanya. Secara umum konflik yang diketengahkan dalam novel Laskar Pelangi sendiri lebih berpusat pada beberapa anak-anak yang harus sekolah dalam segala

keterbatasan. Sedangkan dalam novel Padang Bulan, konflik yang lebih

diketengahkan seputar usaha untuk mendapatkan cinta lama dengan tetap mengetengahkan persahabatan. Konflik dalam kehidupan sosial novel Ayah sendiri bercerita mengenai kisah cinta dan kisah seorang anak yang kemudian menjadi sorotan. Sedangkan pemecahan masalah dalam setiap novel tersebut tidak bisa disamakan, tetapi solusi pemecahan masalah yang ditawarkan sudah cukup berimbang dan cukup visibel serta bisa diterima oleh pembaca. Jalinan cerita antarnovel juga menunjukkan dua sisi yang bisa dikatakan saling berkaitan dan tidak saling berkaitan. Dikatakan saling berkaitan karena tokoh utamanya masih orang yang sama yaitu Ikal atau si penulis novel sendiri dalam novel Laskar

(4)

commit to user

Pelangi dan Padang Bulan, tetapi dikatakan tidak berkaitan karena alur ceritanya tidak keseluruhannya berkaitan seperti dalam novel Ayah.

4. Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi, Padang Bulan dan Ayah karya Andrea Hirata

Terdapat lima nilai pendidikan karakter yang menonjol dalam novel Laskar Pelangi, Padang Bulan dan Ayah karya Andrea Hirata, yaitu religius, kerja keras, bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab. (1) Nilai pendidikan karakter religius oleh Andrea Hirata disajikan dalam bentuk yang khas, seperti dalam bentuk nasehat, dalam bentuk kesadaran pribadi tokoh, penyesalan karena telah berbuat kesalahan atau perbuatan dosa, pesan yang berkaitan langsung dengan perintah ajaran agama, dan pengagungan terhadap kebesaran Tuhan; (2) nilai karakter kerja keras seperti bekerja menjalakan tugas dengan rasa dedikasi tinggi, kerja keras dalam mendapatkan pendidikan dan meraih prestasi, kerja keras dalam upaya memenangkan ajang perlombaan, kerja keras dalam upaya menolong orang lain, kerja keras demi keluarga, dan kerja keras dalam urusan pengorbanan demi mendapatkan cinta; (3) nilai karakter bersahabat seperti hubungan persahabatan yang terjalin selama masa-masa sekolah, persahabatan dalam membantu antar sesama, bersahabat pena, persahabatan dalam urusan cinta kasih, dan bentuk persahabatan seperti saling memaafkan kesalahan orang lain; (4) nilai karakter peduli sosial yang ditunjukkan seperti peduli sosial dalam urusan pendidikan, peduli sosial dalam urusan cinta kasih, peduli sosial dalam urusan kemanusiaan, dan peduli sosial dalam urusan saling menolong dalam kesulitan orang lain; dan (5) nilai karakter tanggung jawab yang ditunjukkan seperti tanggung jawab dalam urusan pendidikan, tanggung jawab terhadap keluarga, tanggung jawab dalam urusan pekerjaan, dan bentuk tanggung jawab dalam urusan menolong teman yang sedang dalam kesulitan.

5. Relevansinya dengan pembelajaran apresiasi prosa di perguruan tinggi

Materi pembelajaran yang cocok menggunakan hasil analisis unsur sosiologi sastra dan nilai pendidikan karakter novel-novel karya Andrea Hirata

(5)

commit to user

dalam kegiatan apresiasi prosa adalah mata kuliah Kritik Sastra jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang berdasarkan silabus pembelajaran pada topik dan subtopik (1) Hakikat apresiasi yang meliputi: a) pengertian, b) tujuan, dan c) bentuk-bentuk apresiasi sastra; serta topik dan subtopik (3) apresiasi prosa yang meliputi: a) memahami bentuk dan isi prosa, b) menikmati prosa secara rekreatif, dan c) menanggapi bentuk dan isi prosa. Selain itu, kegiatan apresiasi prosa yang cocok menggunakan hasil analisis dalam penelitian ini adalah mata kuliah Sosiologi Sastra. Materi yang dapat digunakan dalam silabus pembelajaran mata kuliah Sosiologi Sastra adalah pada topik dan sub topik (4) Sosiologi pengarang: biografi, latar belakang keluarga, sosial, ekonomi, dan lain-lain; (5) sosiologi karya: sastra sebagai dokumen budaya, sastra sebagai cerminan masyarakat dan zamannya, karya sastra sebagai unified whole; dan (6) sosiologi pembaca: dampak sosiologis terhadap pembaca, karya sastra untuk memberi ajaran moral, menghibur, atau mengajar sambil menghibur.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan simpulan di atas, penelitian ini dapat memperkaya hasil penelitian kualitatif sastra, khususnya yang berkaitan dengan analisis novel mengenai aspek sosiokultural, nilai-nilai pendidikan karakter, dan kontribusinya terhadap pembelajaran apresiasi prosa. Penelitian ini diberi judul Aspek Sosiokultural dan Nilai Pendidikan Karakter Novel-novel Karya Andrea Hirata serta Kontibusinya terhadap Pembelajaran Apresiasi Prosa karena melakukan pengkajian terhadap karya sastra berupa novel. Hasil penelitian ini memiliki implikasi terhadap aspek lain yang relevan. Implikasi tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis adalah pengetahuan yang dapat menambah wawasan pembaca setelah membaca hasil penelitian ini. Implikasi teoritis hasil penelitian bahwa penelitian ini dapat menambah wawasan tentang cara mengkaji sebuah novel atau karya sastra dengan menggunakan kajian sosiologi sastra. Pengetahuan

(6)

commit to user

mengenai aspek-aspek penelitian sosiologi sastra, bagaimana prosedur penelitiannya, teknik pengambilan data, dan melaporkan hasil penelitian dapat dipelajari siapa pun yang berminat dengan pembelajaran sastra. Bukan hanya mahasiswa, siswa juga dapat mempelajarinya sebagai tambahan ilmu bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu, para peneliti sastra juga secara teoritis menjadi tahu mengenai nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel. Kajian sosiologi sastra dapat menjadi alternatif penelitian tentang sastra. Sosiologi sastra mengajak para peneliti sastra untuk mengkaji karya sastra secara luar dan dalam.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk meneliti lebih lanjut tentang aspek sosiokultural masyarakat Belitong berdasarkan latar belakang sosiokultural yang terdapat dalam novel. Penelitian ini dapat memperkaya informasi bagi para peneliti sastra secara umum mengenai khasanah kehidupan masyarakat Belitong baik sosiokultural maupun dari aspek pendidikan karakternya. Pada ranah penelitian ilmiah, hasil penelitian ini bisa dijadikan rujukan untuk meningkatkan kualitas penelitian ilmiah, khususnya pada kajian sosiologi sastra. Untuk itu penelitian ini bisa dijadikan referensi untuk penelitian yang akan datang bagi mahasiswa untuk memotivasi mencari landasan teori yang lebih kuat dan relevan tentang sosiologi sastra.

Selanjutnya, implikasi teoritis dapat digunakan untuk memperdalam karya sastra, khususnya novel Laskar Pelangi, Padang Bulan, dan Ayah karya Andrea Hirata yang dibedah berdasarkan kajian sosiologi sastra, nilai pendidikan karakater, dan konstribusnya dengan pembelajaran apresiasi prosa di perguruan tinggi. Penelitian ini mengemukakan teori tentang sosiologi sastra, nilai pendidikan karakter, dan kontribusinya dengan pembelajaran apresiasi prosa di perguruan tinggi yang dapat dijadikan sebagai tinjauan kepustakaan atau referensi lainnya.

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan sosiologi sastra terhadap unsur sosial budaya pengarang, sosial budaya dalam karya, dan tanggapan pembaca, secara teoritis turut membantu menginformasikan berbagai aspek sosiologis yang terdapat dalam karya sastra dan penciptaannya. Para peneliti sosiologi sastra dan peneliti sosial kemasyarakatan, hendaknya dapat

(7)

commit to user

mengembangkan penelitian sejenis ini dengan sampel karya sastra yang lebih banyak. Analisis yang lebih mendalam dengan memadukan realitas kehidupan fiksi dengan dunia kenyataan. Bahwa fungsi sosial sastra dengan sasaran kajiannya adalah sejauh mana sastra dapat mengubah masyarakatnya dan sejauh mana sastra berfungsi sebagai penghibur.

Selanjutnya, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan refleksi bagi para peneliti sastra untuk mengetahui nilai-nilai positif dalam menjalani kehidupan yang seimbang dengan memahami nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat dijadikan tuntunan atau teladan dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Nilai pendidikan karakter yang diselipkan dalam karya sastra merupakan hal-hal penting dan ajaran yang berguna bagi kemanusiaan untuk meningkatkan harkat dan martabat serta menjadikan manusia berbudaya, beragama, bermoral, bersosialisasi, dan beradaptasi sebagai makhluk sosial. Karya sastra, dalam hal ini novel banyak mengandung nilai-nilai pendidikan, khususnya sebagai pendidikan karakter generasi bangsa atau para mahasiswa. Ditengah menurunnya moralitas anak bangsa, novel sebenarnya mampu dijadikan senjata yang ampuh untuk memperbaiki karakter tersebut. Nilai pendidikan karakter yang disuguhkan dalam novel Laskar Pelangi, Padang Bulan dan Ayah seperti menumbuhkembangkan sikap religius, kerja keras, bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Pengkajian terhadap karya sastra melalui pendekatan sosiologi sastra bisa dikembangkan dengan apresiasi karya sastra kepada mahasiswa dengan mengkaji sosiokultural lokal untuk menambah pengetahuan mahasiswa. Pendekatan ini memberikan fakta dari karya dan luar sastra itu sendiri berupa pengarang kreatif dan latar belakang sosial masyarakat Belitong. Dalam hal ini, pengajaran tidak hanya pada aspek kognitif, tetapi juga afektif bahkan psikomotorik. Hal tersebut bisa dicapai dengan peran pendidik yang tidak hanya menyampaikan kaidah sosiologi sastra, tetapi juga menggugah kesadaran mahasiswa sebagai manusia dengan memberikan gambaran keteladanan dan nilai-nilai edukatif karya sastra tersebut.

(8)

commit to user

2. Implikasi Praktis

Penelitian ini dapat memperluas wawasan mahasiswa, guru atau dosen, dan para peneliti sastra lainnya terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat Belitong dalam ranah pekerjaan masyarakat Belitong, latar pendidikan masyarakat Belitong, dan latar tempat tinggal masyarakat Belitong yang tercermin dalam novel Laskar Pelangi, Padang Bulan dan Ayah karya Andrea Hirata.

Penelitian ini juga dapat menjadi pengetahuan yang baru bagi para peneliti sastra bahwa sebuah karya sastra tidak bisa dipandang dari sebelas sisi, melainkan dari berbagai sisi. Memandang karya sastra dari berbagai sisi akan membuat pembaca lebih memahami makna totalitas karya sastra yang disampaikan oleh pengarang dalam sebuah karya sastra, sehingga tidak timbul pemikiran-pemikiran negatif dari isi sebuah karya sastra.

Para peneliti sastra dapat menjadikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi, Padang Bulan, dan Ayah yang telah dianalisis dalam penelitian ini sebagai teladan dari sebuah karya sastra yang cenderung mengarah pada kehidupan yang diidealkan oleh manusia meski lahir dari kondisi sosial budaya masyarakat yang miskin. Gabungan daya imajinasi pengarang mampu mengarahkan alur cerita atau kisah para tokoh menjadi sosok-sosok yang bisa ditiru sifatnya atau bahkan dihindarai. Pembaca dapat memilah dan memilih sosok-sosok yang bisa dijadikan panutan dalam menjalankan kehidupan di tengah-tengah masyarakat.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa, dan guru atau dosen untuk menanggapi secara positif tanggapan pembaca terhadap karya sastra yang ada dalam penelitian ini yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam mempelajari sastra. Selain itu juga dapat mengubah pandangan pembaca mengenai hal-hal yang sebelumnya tidak dipahami mengenai masyarakat Belitong terkait dengan novel Laskar Pelangi, Padang Bulan dan Ayah karya Andrea Hirata.

Sebagaimana anggapan umum sering mengatakan antara teori sering kali tidak cocok dengan prakteknya di lapangan, justru hal tersebut yang harus dicari. Seperti novel Laskar Pelangi, Padang Bulan dan Ayah yang banyak bercerita

(9)

commit to user

tentang kehidupan sosial maka hal tersebut sangat kuat untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang positif. Karena novel-novel karya Andrea Hirata berangkat dari realitas sosial pengarang sehingga hal tersebut yang menjadi kelebihannya.

3. Implikasi Pedagogis

Implikasi praktis hasil penelitian ini bahwa hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan ajar dalam pembelajaran apresiasi sastra di perguruan tinggi. Hal tersebut dikarenakan penelitian ini mengkaji aspek sosiologi sastra terhadap novel Laskar Pelangi, Padang Bulan, dan Ayah karya Andrea Hirata yang penuh dengan nilai sosial dan pendidikan karakter. Hasil analisis terhadap aspek-aspek tersebut dapat dijadikan sebagai cermin kehidupan masyarakat dengan mengintegrasikan antara teori dan fakta sosial di masyarakat.

Hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran apresiasi prosa pada jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Materi pembelajaran yang cocok menggunakan hasil analisis unsur sosiologi sastra dan nilai pendidikan karakter novel-novel karya Andrea Hirata berdasarkan silabus pembelajaran seperti pada topik dan subtopik (1) Hakikat apresiasi yang meliputi: a) pengertian, b) tujuan, dan c) bentuk-bentuk apresiasi sastra; serta topik dan subtopik (3) apresiasi prosa yang meliputi: a) memahami bentuk dan isi prosa, b) menikmati prosa secara rekreatif, dan c) menanggapi bentuk dan isi prosa.

Hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran sosiologi sastra pada materi yang cocok jika menggunakan novel Laskar Pelangi, Padang Bulan, dan Ayah sebagai bahan ajarnya berdasarkan silabus pembelajaran mata kuliah sosiologi sastra jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Materi pembelajaran yang cocok menggunakan hasil analisis unsur sosiologi sastra dan nilai pendidikan karakter novel-novel karya Andrea Hirata berdasarkan silabus pembelajaran seperti pada topik dan subtopik (4) sosiologi pengarang: biografi, latar belakang keluarga, sosial, ekonomi, dan lain-lain. (5) Sosiologi karya: sastra sebagai dokupmen budaya, sastra sebagai cerminan masyarakat dan zamannya, karya sastra sebagai unified whole. Serta (6)

(10)

commit to user

sosiologi pembaca: dampak sosiologis terhadap pembaca, karya sastra untuk memberi ajaran moral, menghibur, atau mengajar sambil menghibur.

Penelitian ini dapat dijadikan patokan bagi mahasiswa, guru atau dosen, dan para peneliti sastra lainnya untuk berperilaku positif terhadap orang lain, melaksanakan nilai-nilai dan amanah positif yang terdapat dalam novel serta menghindari sikap dan perilaku buruk seperti perasaan cinta yang berlebihan. Dengan demikian, salah satu hasil penelitian ini dapat dijadikan pembelajaran untuk mengubah sikap dan perilaku mahasiswa, guru atau dosen, dan para peneliti sastra lainnya agar menjadi lebih baik.

Implikasi bagi guru atau dosen, khususnya dalam membelajarkan novel-novel yang banyak mengangkat kisah cinta. Guru atau dosen dapat mengarahkan siswa atau mahasiswanya untuk mengetahui duduk perkara dari setiap permasalahan percintaan dalam sebuah karya sastra. Jika terdapat hal yang negatif maka kewajiban bagi seorang guru atau dosen untuk dapat meluruskan hal tersebut sehingga tidak terjadi penyimpangan yang mungkin terjadi.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pengajaran khusunya di bidang kesusastraan. Guru atau dosen dapat mengaplikasikan dalam pengajaran dengan menginstruksikan peserta didik untuk mencari nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat diambil dalam novel Laskar Pelangi, Padang Bulan dan Ayah karya Andrea Hirata seperti nilai pendidikan karakter religius, kerja keras, bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.

C. SARAN

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka dikemukakan beberapa saran sebagai pertimbangan untuk berbagai pihak antara lain.

1. Bagi Dosen

a. Untuk dosen agar lebih selektif dan bervariasi dalam memilih novel sebagai bahan ajar dalam pembelajaran kesastraan di perguruan tinggi. Novel yang dipilih sebaiknya yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter dan aspek sosiologis yang tinggi sehingga dapat sekaligus

(11)

commit to user

menjadi referensi dalam pembelajaran kesastraan di perguruan tinggi. Novel Laskar Pelangi, Padang Bulan, dan Ayah karya Andrea Hirata dapat menjadi alternatif bahan ajar dalam pembelajaran kesastraan di perguruan tinggi karena memuat aspek sosiologis dan nilai-nilai pendidikan karakter yang positif dan dapat ditumbuhkembangkan pada diri mahasiswa calon pendidik masa depan melalui tokoh-tokoh dalam novel seperti tokoh Lintang, Ikal, Bu Mus, Enong, Sabari, dan Zorro atau Amiru. b. Agar dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja dosen dalam proses pembelajaran mata kuliah apresiasi prosa di perguruan tinggi khususnya tentang pengamalan nilai-nilai pendidikan karakter dengan menggunakan novel Laskar Pelangi, Padang Bulan, dan Ayah karya Andrea Hirata sebagai salah satu bahan ajarnya.

2. Bagi Mahasiswa

a. Novel-novel karya Andrea Hirata memiliki kekhasan dan keunikan dalam

menggambarkan aspek sosiokultural masyarakat Belitong, sehingga dianjurkan untuk memilih novel-novel karya Andrea Hirata sebagai bahan kajian sosiologi sastra.

b. Adanya unsur-unsur sosiokultural yang beragam dalam novel Laskar Pelangi, Padang Bulan, dan Ayah karya Andrea Hirata yang dapat

dijadikan bahan pengembangan dan pengetahuan untuk lebih

memperbanyak wawasan mengenai keadaan sosial masyarakat Belitong. c. Hendaknya novel Laskar Pelangi, Padang Bulan, dan Ayah dijadikan

sebagai bahan bacaan wajib karena novel-novel karya Andrea Hirata telah banyak mendapatkan penghargaan dari dunia internasional.

d. Untuk mahasiswa agar lebih dapat mencintai karya sastra Indonesia. Dengan mencintai karya sastra sendiri seperti novel Laskar Pelangi,

Padang Bulan, dan Ayah karya Andrea Hirata, diharapkan akan

menumbuhkan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat di dalam karya sastra tersebut, menambah pengetahuan mengenai nilai-nilai pendidikan karakter yang ditunjukkan dalam karya sastra Indonesia, serta

(12)

commit to user

dapat menjadikan nilai-nilai budi pekerti yang disampaikan pengarang di dalam novel sebagai bentuk refleksi diri dalam hidup bermasyarakat. Selain itu, novel ini dapat menjadi contoh analisis karya sastra oleh mahasiswa dan dapat meningkatkan daya analisis mahasiswa dalam mengapresiasi karya sastra lain.

3. Bagi Pemerhati Sastra

a. Kajian sosiologi sastra merupakan kajian yang mengungkap adanya

keterkaitan antara sebuah karya, pengarang, dan keadaan suatu masyarakat yang digambarkan oleh pengarang melalui tokoh-tokoh dalam novel. b. Untuk pencinta dan penikmat karya sastra hendaknya menjadikan novel

Laskar Pelangi, Padang Bulan, dan Ayah sebagai suatu karya sastra yang mampu memberikan infomasi yang positif dan dapat dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.

c. Untuk pecinta dan penikmat sastra dapat memberikan alternatif baru yang patut mendapatkan tempat tersendiri di kalangan penikmat sastra. Sastra jenis ini menjadi pilihan bagi para pecinta sastra untuk menggali dan menyelami cerita-cerita berbasis otobiografi dengan cara yang berbeda. Kreativitas pengarang dan keakuratan data-data yang dihimpun perlu dipertimbangkan agar novel-novel berbasis otobiografi ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca, bukan justru menjadi informasi yang merusak daya imajinasi pembaca.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi

mudah untuk dilakukan dan juga mengukur warna mana saja yang dapat dilihat. oleh para pengidap buta warna berdasarkan RGB yang ditampilkan

Pimpinan Teknik dengan membawa tanda pengenal dan berkas asli perusahaan, bagi yang tidak. menghadiri Klarifikasi hasil evaluasi ini dianggap menerima seluruh hasil keputusan

tidak menghadiri Klarifikasi hasil evaluasi ini dianggap menerima seluruh hasil keputusan Pokja ULP perihal hasil penawaran yang ingin diperjelas oleh Pokja ULP

Dengan ini kami mengundang perusahaan saudara untuk mengikuti Klarifikasi Penawaran Paket Pekerjaan Belanja Jasa Cleaning Service yang akan dilaksanakan pada :.

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPA tentang perubahan wujud benda, yang berlangsung selama dua siklus

Diagram Keberlanjutan Fisik Kegiatan Peningkatan Kualitas Prasarana Permukiman Kumuh di Kelurahan Kuningan Pada Kelurahan Kuningan setelah kegiatan peningkatan kualitas