• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOTOBUANG Volume 8 Nomor 2, Desember 2020 Halaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TOTOBUANG Volume 8 Nomor 2, Desember 2020 Halaman"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

341

TOTOBUANG

Volume 8 Nomor 2, Desember 2020 Halaman 341—353

TINDAK TUTUR ASERTIF PADA RUBRIK “AH TENANE” SURAT KABAR SOLOPOS

(Asertive Future Measures on "Ah Tenane" Rubber Surat Kabar Solopos) Siska Novia Anggaraa, Andi Haris Prabawa b, & Laili Etika Rahmawati c

a,b,c Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jalan A Yani Tromol 1 Pabelan Kartasura, Surakarta Pos-el: a310160044@student.ums.ac.id

Diterima: 23 Juni 2020; Direvisi: 7 Desember 2020; Disetujui: 8 Desember 2020 doi: https://doi.org/10.26499/ttbng.v8i2.226

Abstract

This study aims to describe the form and function of assertive speech acts in the Rubik "Ah Tenane" Solopos newspaper. The data was collected using note-taking techniques At this stage, the data were obtained by recording sentences, including assertive speech acts. The collected data were analyzed using pragmatic matching methods. This research used was descriptive qualitative with qualitative research methods. The data was in the form of the Ah Tenane rubric in the Solopos newspaper. The results showed thethe assertive speech acts of stating, informing, complaining, boasting, reporting. The assertive speech acts function are cooperative, competitive, collaborative.

Keywords: Speech Actions, Assertive and Newspapers Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk dan fungsi tindak tutur asertif pada rubik “Ah Tenane” surat kabar Solopos. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik catat. Pada tahap ini, data yang diperoleh dengan mencatat kalimat yang termasuk tindak tutur asertif. Data yang sudah terkumpul di analisisi dengan menggunakan metode padan pragmatis. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dengan metode penelitian kualitatif. Data pada penelitian yang akan dianalisis berupa rubrik Ah Tenane pada surat kabar Solopos. Hasil dari penelitian menunjukkan tindak tutur asertif menyatakan, memberitahukan, mengeluh, membanggakan, melaporkan. Fungsi tindak tutur asertif melipti: kovival, kompetitif, kolaborati.

Kata-kata Kunci: Tindak tutur, Asertif dan Surat Kabar PENDAHULUAN

Manusia dalam kehidupannya sangat memerlukan bahasa untuk berkomunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting karena dengan adanya bahasa manusia dapat menerima dan menyampaikan harapan, pesan dan sebagainya. Dengan bahasa, manusia bisa mengembangkan pola berpikir yang luas.

Bahasa merupakan alat penghubung yang sering digunakan dan praktis untuk manusia saling melakukan interaksi sesama agar seseorang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, ide, gagasan, dan pendapat

melalui bahasa yang ia gunakan. Manusia sebagai masyarakat tidak pernah lepas dari peristiwa komunikasi baik yang bertindak sebagai pembicara maupun sebagai mitra bicara, penyimak maupun pembaca. Bahasa memiliki fungsi sebagai sarana alat komunikasi, tanpa bahasa manusia tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Saat berkomunikasi, manusia selalu bertindak tutur melalui ucapan-ucapan mereka untuk mengungkapkan sutau maksud, perasaan, pendapat dan fikiran mereka.

Prayitno (2017, hlm. 42) Pragmatik pada dasarnya sebagai cabang

(2)

342

ilmu bahasa yang mempelajari bagaimana satuan-satuan kebahasaan dikomunikasikan untuk mengungkapkan maksud (makna eksternal) yang melatarbelakangi sebuah tuturan. Pagmatik adalah cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang penggunaan bahasa dalam interaksi sosial yang maknanya terkait konteks. Bidang pragmatik adalah dieksis, peranggapan, tindak tutur dan implikatur peranggapan. Tindak tutur merupakan cara berkomunikasi. Pada ujaran tersebut mengandung suatu tindakan. Tindak tutur membahas tentang makna tutur atau maksud yang terdapat dalam suatu tutran. Kata lain tindak tutur merupakan suatu tindakan yang dilakukan melalui tuturan seseorang atau yang dimaksudkan agar mitra tutur atau pendengar melakukan tindakan. Dengan melakukan tindak tutur, penutur mencoba menyampaikan maksud dan tujuan berkomunikasi pada lawan tutur dengan harapan lawan tutur memahami apa yang dimaksud. Tindak tutur tidak juga berfungsi sebagai pembentuk kata-kata tetapi juga memiliki makna lain baik kata-kata yang di ucap oleh penutur.

Tuturan yang disampaikan oleh penutur tidak selalu diujarkan secara langsung maksud dan tujuannya serta menggunakan bentuk yang bervariasi. Oleh karena itu, setiap tuturan yang disampaikan tidak begitu dapat dipahami oleh mitra tutur yang bersangkutan dan untuk memahami, mitra tutur perlu memperhatikan unsur yang terkait dalam penggunaan bahasa yang berupa konteks (situasi).

Menurut Yule (2006, hlm. 82) Tindak tutur adalah tindakan yang ditampilkan melalui ujaran, dalam bahasa Inggris secara umum diberi label yang secara khusus, misalnya keluhan, janji, permohonan undangan, permintaan maaf, pujian. Tindak tutur dalam ujaran diklasifikasikan menjadi 3, yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak tutur adalah ungkapkan yang dilakukan melalui bahasa yang disertai sikap seseorang untuk

mendukung penyampaian maksud pembicara. Tuturan yang disampaikan oleh penutur tidak selalu diujarkan secara langsung maksud dan tujuannya serta menggunakan bentuk yang bervariasi. Oleh karena itu, setiap tuturan yang disampaikan tidak begitu saja dapat dipahami oleh mitra tutur yang bersangkutan dan untuk memahami, mitra tutur perlu memperhatikan unsur yang terkait dalam penggunaan bahasa yang berupa konteks dan koteks. Di samping itu, memahami tanda-tanda yang terdapat dalam setiap tuturan pun diperlukan agar mendapat kelengkapan makna.

Wijana (2011, hlm. 22) tindak lokusi adalah tindak tutur yang relatif paling mudah untuk diidentifikasikan karena pengidentifikasiannya cenderung dapat dilakukan tanpa menyertakan konteks tuturan yang tercakup dalam situasi tutur. Jadi dalam pragmatik tindak tutur lokusi sebebnarnya kurang begitu penting peranannya untuk memahami tindak tutur. Searle dalam Tarigan (2015, hlm. 42-43) mengklasifikasikan tindak ilokusi berdasarkan kriteria:yakni tindak tutur asertif, deklaratif, komisif, ekspresif dan deklaratif. Menurut Searle dalam Tarigan (2015, hlm. 42-43) realisasi tindak tutur asertif yakni, menyatakan, memberitahukan, membanggakan, mengeluh, menuntut, dan melaporkan.

Tindak tutur asertif merupakan tindak tutur yang melibatkan penutur pada kebenaran proposisi yang diekspresikan (Searle dalam Tarigan, 2015, hlm. 42). Yayuk (2016, hlm. 118) tindak tutur asertif bisa disebut juga tindak tutur representative. Tindak tutur ini berkaitan dengan menyatakan sesuatu. Tindak tutur ini memiliki fungsi memberikan informasi kepada mitra tutur mengenai suatu hal yang ada di penutur. Tindak tutur ini mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Bentuk dari tindak tutur asertif meliputi: menyatakan, memberitahukan, melaporkan, menuntut, mengeluh dan membanggakan.

(3)

Tindak Tutur Asertif ….(Siska Novia Anggara, Andi Haris Prabawa, & Laili Etika Rahmawati)

343 Peneliti tertarik untuk memilih

judul Tindak Tutur asertif pada Rubrik “Ah…Tenane” Surat Kabar Solopos. Penelitian mengenai tindak tutur asertif yang sudah ada sebagian besar menggunakan objek berupa tuturan langsung (lisan). Berbeda dengan penelitian sebelumnya, objek penelitian ini adalah tindak tutur asertif pada wacana tulis rubrik “Ah…Tenane” dalam surat kabar Solopos. Oleh karena itu, peneliti akan meneliti lebih lanjut tentang tindak tutur asertif pada rubrik Ah…Tenane di surat kabar Solopos. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk tindak tutur asertif pada rubrik Ah…Tenane di surat kabar Solopos dan mendeskripsikan fungsi tindak tutur asertif pada rubrik Ah…Tenane di surat kabar Solopos.

Penelitian ini merupakan penelitian yang baru, melengkapi penelitian sebelum-sebelumnya dan menarik. Penelitian ini mengkaji tindak tutur pada rubrik yang berisi tentang sindiran sosial yang menggunakan ragam bahasa sehari-hari menggunakan ragam kedaerahan yang memiliki tujuan untuk menyampaikan maksud tuturan dalam konteks sosial berwujud tindak tutur asertif. Penelitian-penelitian tentang tindak tutur asertif terdahulu dilakukan pada film animasi, novel, tindak tutur siswa, tindak tutur komunikasi politik, dan komunikasi medis. Penelitian sebelumnya mengkaji pada tindak tutur wacana lisan, penelitian ini mengkaji tindak tutur pada wacana tulis. Hal-hal yang belum dihasilkan oleh penelitian-penelitian sebelumnya ialah hasil kajian tindak tutur asertif dalam konteks tanggapan terhadap kejadian sosial, penyampaian kritik sosial, dan hasil kajian fungsi tindak tutur asertif yang dihasilkan dari konteks sosial khususnya penyampaian sindiran.

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya penelitian oleh Utami (2019) dengan hasil penelitian tindak tutur repersentatif pada tajuk rencana dalam surat kabar Solopos edisi 2019

terdapat 45 data yang terdiri 32 data bentuk tindak tutur dan 13 data fungsi tindak tutur. Bentuk tindak tutur representatif 7 data menyatakan, 12 data menginformasikan sesuatu, 4 data menyarankan, 5 data menjelaskan, dan 4 data menunjukkan. Fungsi tindak tutur ditemukan 6 data kolaboratif menginfokan, 5 data kolaboratif menjelaskan, 4 data konvival menyarankan, dan 3 data kompetetif menuntut.

Zulfira (2015) dengan hasil penelitian menemukan wujud tindak tutur ilokusi representatif diantaranya: menyatakan, memumtut, mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, memberi kesaksian. 3) M.G. Swami Mardawati, N.N. Padmadewi dan I.P.N. Wage Myartawan (2017) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak tutur asertif siswa dapat dihadirkan secara berurutan, sebagai berikut: menyatakan (38.0%), mengeluh (27.12%), menyarankan (16.60%), melaporkan (11.64%), menuntut (3.70%), lalu diikuti oleh membual (3.01%) dari 730 ujaran.

Setiawaty (2018) meneliti Analisis Tindak Tutur Asertif Dalam ILC Episode Kembali Megaversus SBY: Kajian Pragmatik. Hasil dari penelitian ini ditemukan pertama, terdapat tiga bentuk TTA yang meliputi bentuk deklaratif, interogatif, dan imperative. Kedua fungsi TTA meliputi memberitahukan, menduga menyarankan, mengeluh, menanyakan, menuntut dan membanggakan. Ketiga strategi TTA meliputi strategi langsung dan strategi tidak langsung. Realisai fungsi, bentuk dan strategi TTA oleh peserta diskusi berdasarkan keragaman konteks yang melatarbelakangi wacana percakapan dalam ILC.

Basri (2020) meneliti Penggunaan Tindak Tutur Asertif dalam Komunikasi Medis. Hasil penelitian mengungkap bahwa wujud tindak tutur asertif yang digunakan oleh dokter, yaitu tindak tutur asertif tuturan deklaratif, tindak tutur asertif tuturan interogatif, dan tindak tutur asertif tuturan imperatif. Tuturan deklaratif terdiri atas

(4)

344

deklaratif bermakna penjelasan keadaan, nasihat, perkiraan, pertentangan, dan penegasan. Tuturan interogatif terdiri atas interogatif bermakna menyatakan, memberitahukan, menyarankan, mengeluh, dan menuntut. Tuturan imperatif terdiri atas imperatif bermakna desakan dan anjuran. Adapun fungsi tindak tutur asertif yang digunakan oleh dokter, yaitu fungsi menyatakan, fungsi memberitahukan, fungsi menyarankan, fungsi mengeluh, dan fungsi menuntut. Penggunaan beragam wujud tindak tutur asertif dokter direpresentasikan agar pasien mendapatkan perawatan dan kesembuhan. Penggunaan beragam fungsi tindak tutur asertif dokter direpresentasikan dalam rangka memberikan informasi dan membantu pasien untuk memeroleh kesembuhan.

Ferdian Achsani (2019) Meneliti Aspek Moralitas dalam Anime Captain Tsubasa Melalui Penggunaan Tindak Tutur Asertif dan Ekspresif. penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan aspek moralitas yang terdapat dalam anime captain Tsubasa, melalui percakapan dialog antar tokoh yang dikaji dari segi tindak tutur asertif dan ekspresif. Melalui tindak tutur asertif dan ekspresif yang di sampaikan dalam cerita, banyak ditemukan beberapa pesan moral di dalamnya seperti: pantang putus asa, percaya diri, bersahabat, menghargai prestasi orang lain. Berdasarkan hasil uraian data diatas, maka dapat disimpulkan pengunaan bahasa melalui Tindak tutur asertif yang digunakan dalam serial anime tersebut meliputi menyatakan, menyarankan, mengeluh. Sedangkan penggunaan tindak tutur ekspresif dalam serial anime tersebut meliputi memuji, meminta maaf, memberi selamat, berterimakasih. Penggunaan bahasa melalui tindak tutur asertif dan ekspresif.

LANDASAN TEORI

Kajian pragmatik merupakan kajian mengenai penggunaan bahasa, kajian bahasa yang menjelaskan aspek bahasa dengan mengacu kepada pengarih-pengaruh dan

sebab-sebab non bahasa. Selanjutnya, mengelompokkan lingkup objek kajian pragmatik menjadi, deiksis, presuposisi, tindak tutur, implikatur percakapan dan struktur percakapan. Deiksis adalah kata-kata yang tidak memiliki referen yang tetap. Jadi, deiksis menstudi kata-kata yang referennya itu berubah-ubah (tidak pernah tetap) bergantung pada suatu tuturan itu dinyatakan, konteks tuturannya, dan kapan tuturan itu dikemukakan (Prayitno, 2017, hlm. 43).

Damayanti (2018, hlm. 2) di dalam komunikasi, tidak ada tuturan tanpa situasi tutur. Situasi tutur tidak mengatur adanya aturan berbicara, tetapi mengacu pada konteks yang menghasilkan aturan berbicara. Dengan kata lain tuturan merupakan akibat, sedangkan situasi tutur merupakan sebabnya. Peristiwa tutur adalah proses berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan mitra tutur dengan satu pokok tuturan tertentu, waktu, tempat, dan situasi tertentu pula atau biasa disebut konteks Chaer dan Agustina (2010, hlm. 47).

Fitriandhari (2017, hlm. 3) tindak tutur adalah teori yang mencoba mengkaji makna bahasa yang didasarkan pada hubungan tuturan dengan tindakan yang dilakukan oleh penuturnya. Kajian tersebut didasarkan pada pandangan bahwa (1) tuturan merupakan sarana utama komunikasi (2) tuturan baru memiliki makna jika direalisasikan dalam tindak komunikasi nyata, misalnya membuat pernyataan, pertanyaan, perintah, atau permintaan. Austin dalam Rusminto (2015, hlm. 67) mengklasifikasikan tindak tutur atas tiga klasifikasi, yaitu tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi.

Tindak lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu. Tindak tutur ini disebut sebagai the act of saying something. Konsep ini berkaitan dengan preposisi kalimat, yaitu di dalamnya terdapat subjek atau topik dan predikat atau comment.

(5)

Tindak Tutur Asertif ….(Siska Novia Anggara, Andi Haris Prabawa, & Laili Etika Rahmawati)

345 Tindak tutur ini berwujud tindak tutur

dengan fonem, kata, frasa, kalimat, bahkan sampai dengan wacana sesuai dengan maknayang dikandumg dalam kontruksi fonem, kata, frasa, kalimat dan wacana. Dalam tindak tutur ini tidak dipermasalahkan maksud dan fungsi tuturan yang dikemukakan oleh penutur (Prayitno, 2017, hlm. 50).

Parker dalam Wijana (2011, hlm. 22) tindak lokusi adalah tindak tutur yang relatif paling mudah untuk diidentifikasikan karena pengidentifikasiannya cenderung dapat dilakukan tanpa menyertakan konteks tuturan yang tercakup dalam situasi tutur. Jadi dalam pragmatik tindak tutur lokusi sebenarnya kurang begitu penting peranannya untuk memahami tindak tutur.

Tindak tutur ilokusi adalah sesuatu yang ingin dicapai penutur pada saat menuturkan sesuatu. Tindak ilokusi dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu dan melakukan sesuatu. Oleh karena itu, tindak tutur dinamakan sebagai the act of doing something. Searle dalam Tarigan (2015, hlm. 42-43) mengklasifikasikan tindak ilokusi berdasarkan kriteria: tindak tutur asertif, direktif, komisif, ekspresif dan deklaratif.

Tindak tutur asertif merupakan tindak tutur yang melibatkan penutur pada kebenaran proposisi yang diekspresikan (Searle dalam Tarigan, 2015, hlm. 42). Yayuk (2016, hlm. 118) tindak tutur asertif bisa disebut juga tindak tutur representatif. Tindak tutur ini berkaitan dengan menyatakan sesuatu. Tindak tutur ini memiliki fungsi memberikan informasi kepada mitra tutur mengenai suatu hal yang ada di penutur. Tindak tutur ini mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Ilokusi ini bersifat netral dari segi kesopanan. Penjelasan mengenai tindak tutur asertif sebagai berikut; menyatakan, melaporkan, membanggakan, mengeluh dan memberitahukan.

Surat kabar Solopos sebagai koran daerah mampu memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat untuk

menyampaikan informasi dari jangkauan daerah sekitar sampai mancanegara. Penyampain informasi kepada khalayak luas ini perlu menggunakan bahasa yang menarik. Bahasa digunakan dalam menyampaikan gagasan, ide, maksud, isi pikiran, realitas dan sebagainya (Sumarlam, 2009, hlm. 1). Bahasa yang menarik salah satunya diungkapkan pada pemilihan kata pada judul wacana pengisi rubrik. Judul yang menarik dapat mempengaruhi minat baca masyarakat. Penyajian judul yang dimuat oleh koran Solopos dibuat dengan kemasan bahasa yang formal, tetapi santai dan mudah dipahami pembaca.

Rubrik “ah tenane” merupakan salah satu cerita humor yang terdapat pada surat kabar. Rubrik “ah tenane” dengan gambar khas dan lucu yang ditampilkan di halaman pertama pada surat kabar solopos. Rubrik tersebut diterbitkan setiap hari senin-sabtu, yang diterbitkan untuk khalayak umum khususnya daerah solo dan sekitarnya. Rubrik “ah tenane” didapat dari seorang penulis yang mau mengirimkan hasil tulisannya (cerita) ke blog solopos sendiri.

METODE

Penelitian ini tentang tindak tutur asertif pada rubrik “Ah Tenane” surat kabar Solopos. Surat Kabar Solopos merupakan surat kabar yang terbit setiap hari atau harian, Solopos diterbitkan di kota Surakarta. Solopos terbit dengan 12 halaman ditambah halaman Soloraya. Surat Kabar Solopos memuat berita-berita, berbagai macam kolom dan artikel, rubrik khusus, olahraga, selebritis serta ruang iklan. Salah satu rubrik yang terdapat dalam harian ini adalah rubrik Ah Tenane. Rubrik Ah Tenane berada pada halaman utama (cover) surat kabar Solopos. Rubrik Ah Tenane berisi tentang hiburan dan sindiran sosial yang merupakan buah tulisan pembaca. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data berbentuk lisan maupun

(6)

346

tulisan, bukan data yang berupa angka. Metode dalam penelitian ini yaitu kualitatif. Data pada penelitian ini yang akan dianalisis berupa tindak tutur asertif dalam rubrik “Ah…Tenane” pada surat kabar Solopos yang terbit di bulan Oktober 2019-Januari 2020. Sumber data dalam penelitian ini adalah rubrik “Ah Tenane” dalam surat kabar Solopos yang terbit di bulan Oktober 2019-Januari 2020. Sumber data rubrik “Ah Tenane” dalam surat kabar Solopos dipilih karena mengandung tindak tutur, pemakaian bahasanya mengunakan ragam sehari-hari, digunakan untuk menyampaikan sindiran sosial. Surat kabar Solopos dipilih karena lebih dekat dengan masyarakat dan dapat dijangkau dengan mudah oleh berbagai kalangan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan teknik simak catat. Teknik analisis data menggunakan metode pedan. Metode pedan yang digunakan adalah padan pragmatis. Teknik keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi. Peneliti memilih menggunakan triangulasi teori untuk membahas permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini sehingga dapat ditarik kesimpulan. Peneliti memilih trianggulasi peneliti untuk membandingkan hasil penelitian berupa data maupun simpulan peneliti lain.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian antar peneliti yang menjadi pijakan dalam penelitian ini berikut merupakan perbandingan antara penelitian yang terdahulu dengan penelitian ini.

Penelitian Shofiah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul tindak tutur asertif dalam Talk Show “Apakabar Indonesia Malam” Di Tv One. Hasil penelitian ini yaitu bentuk tindak tutur asertif dalam Talk Show Apakabar Indonesia Malam Di Tv One secara umum menggunakan tuturan deklaratif. Fungsi tindak tutur asertif dalam talk show Apakabar Indonesia Malam Di Tv One secara umum menggunakan fungsi

menyatakan, mengeukakan pendapat, menceritakan kembali. Persamaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Shofiah yakni sama-sama menemukan fungsi tindak tutur asertif. Perbedaan penelitian ini bentuk tindak tutur yang mengginakan tuturan deklaratif.

Penelitian Hisda (2016) dalam penelitiaannya yang berjudul “Tindak Tutur Asertif dalam Peristiwa Tuturan Jual Beli di Pasar Kaangrejo Banyuwangi”. Hasil penelitian ini berupa fungsi tindak tutur asertif dan strategi tindak tutur asertif yang berkaitan lansung dan tidak langsung yang digunakan oleh penjual dan pembeli di Pasar Karangrejo. Penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya yaitu menganalisis fungsi tindak tutur asertif sedangkan perbedaanya penelitian Hisda juga menganalisis strategi tindak tutur asertif.

Tindak tutur asertif digunakan dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia. Menurut Meirisa, Yumna Rashyid, Fathiaty Murtadho (2017) terdapat empat kategori tindak ilokusi dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XII IPS yaitu kategori asertif, direktif, komisif, dan ekspresif. Kategori tindak tersebut memiliki fungsi masing-masing. Tindak tutur asertif pada temuan ini bermaksud/ berfungsi untuk melaporkan. Sementara tindak tutur asertif dalam penelitian ini memiliki tujuan atau fungsi yang lebih banyak yaitu menyatakan, memberitahukan, mengeluh, membanggakan, dan melaporkan. Hal ini menunjukkan komunikasi atau interaksi dengan konteks sosial secara umum memberikan fungsi tindak asertif lebih banyak daripada komunikasi pada konteks interaksi pembelajaran. Mitra tutur pada interaksi pembelajaran tidak lebih beragam dari komunikasi sosial pada rubrik “Ah Tenane”. Konteks tuturan memengaruhi fungsi dan bentuk tindak tutur asertif.

Berbeda dengan interaksi pembelajaran siswa yang menggunakan

(7)

Tindak Tutur Asertif ….(Siska Novia Anggara, Andi Haris Prabawa, & Laili Etika Rahmawati)

347 tindak asertif dengan terbatas. Komunikasi

siswa di kelas IX Unggulan SMP PGRI 3 Denpasar memanfaatkan tindak tutur asertif dengan berbagai fungsi yang lebih optimal. Menurut Ni Nyoman Ayu Ari Apriastuti (2017) fungsi tindak tutur siswa di lingkungan sekolah , yaitu fungsi makro dan fungsi mikro. Fungsi makro terdiri atas fungsi asertif, direktif, komisif. Fungsi mikro meliputi fungsi menyatakan, mengusulkan, mengeluh, memesan, memerintah, memohon, meminta, berjanji, mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, dan member maaf. Berdasarkan temuan ini teori SPEAKING memengaruhi adanya fungsi-fungsi dalam tindak tutur. Dalam pembahasan ini interaksi dalam pembelajaran lebih terbatas dari komunikasi siswa. Dalam artinya komunikasi memiliki konteks yang lebih luas dari interaksi.

Tindak tutur asertif dapat juga ditemukan dalam karya sastra novel. Menurut Redho Nurdiansyah, Patriantoro, Ahmad Rabiul Munzammil (2016) Bentuk dan fungsi tindak tutur Asertif dan Ekspresif terdapat 92 tindak tutur dalam novel Bumi karya Tere Liye, yang paling dominan adalah bentuk dan fungsi tindak tutur asertif menyarankan terdapat 25 tindak tutur dalam novel Bumi karya Tere Liye. Hal ini menunjukan bahwa tindak tutur asertif tidak hanya ditemukan dalam rubrik media masa, komunikasi siswa, komunikasi politik, dan komunikasi medis. Tindak tutur asertif juga ditemukan dalam novel. Temuan kedua bahwa fungsi yang dominan dalam tindak tutur asertif dalam karya sastra novel Bumi ialah fungsi menyarankan.

Novel yang terdapat tindak tutur asertif berjudul Marwah di Ujung Bara Karya R.H Fitriadi. Menurut Farrah Fitriadi dan Siti Sarah Firiani (2017) menyatakan maksud yang terkandung dalam tindak tutur ilokusi terdiri atas lima, yaitu (1) ilokusi asertif dengan maksud menyatakan dan menyarankan, (2) ilokusi direktif dengan maksud memerintah, menasihati, memohon, dan merekomendasi, (3) ilokusi ekspresif

dengan maksud berterima kasih, meminta maaf, dan memuji, (4) ilokusi komisif dengan maksud menawarkan dan menjanjikan, dan (5) ilokusi deklaratif dengan maksud menghukum dan mengundurkan diri. Berdasarkan temuan ini menunjukkan bahwa tindak tutur yang dominan dalam karya sastra novel yaitu tindak tutur asertif dengan fungsi menyatakan dan menyarankan.

Menurut Novi, Saifuddin Mahmud, dan Muhammad Iqbal (2018) tindak tutur asertif dalam novel Perempuan Terpasung karya Hani Naqshabandi lebih memiliki fungsi yang beragam yaitu tindak tutur asertif menyatakan, menyarankan, mengeluh, membual, dan mengklaim. Terdapat persamaan dan perbedaan fungsi tindak tutur dalam novel Perempuan Terpasung dengan rubrik “Ah Tenane” Solopos. Persamaan fungsi tindak direktif yaitu menyatakan dan mengeluh, perbedaan fungsinya yaitu membual, menyarankan dan mengklaim. Novel merupakan karya sastra, sedangkan rubrik “Ah tenane “ merupakan rubric humor dan komunikasi sosial melalui media masa. Dari beberapa kajian menunjukkan bahwa novel juga menggunakan tindak tutur asertif dan memilki fungsi yang sama dan berbeda dengan temuan dalam penelitian ini.

Penelitian Hartati (2018) dalam penelitiannya yang berjudul Tindak Tutur Asertif dalam Gelar Wicara Mata Najwa di Metro Tv. Hasil penelitian ini ditemukan subtindak tutur menyatakan (stating), mengeluh (complaining), mengklaim (claiming), dan menyarankan (suggesting). Persamaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulia yakni sama-sama menentukan fungsi tindak tutur asertif berbagai subtindak tutur. Perbedaan penelitian ini adalah penelitian ini hanya menganalisis fungsi tindak tutur asertif berupa, menyarankan, memberitahukan, melaporkan, membanggakan. Sedangkan penelitian Hartati menganalisis semua subtinak tutur.

(8)

348

Penelitian Safriani, ddk (2018) dalam penelitiannya yang berjudul tindak tuturn asertif dalam novel perempuan terpasung karya hani naqshabandi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindak tutur asertif menyatakan di tandai dengan penggunaan kalimat. Tindak tutur asertif menyarankan dan membual ditandai dengan penggunaan kata. Tindak tutur asertif mengeluh ditandai dengan pemggunaan klausa. Persamaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Safriani, dkk yakni sama-sama menentukan fungsi tindak tutur asertif berbagai subtindak tutur. Perbedaan penelitian ini adalah penelitian ini hanya menganalisis fungsi tindak tutur asertif berupa,menyarankan,memberitahukan,mela porkan, membanggakan. Sedangkan penelitian oleh Safriani, dkk menganalisis menyatakan, membual, menyarankan.

Penelitian Basri (2020) meneliti Penggunaan Tindak Tutur Asertif dalam Komunikasi Medis. Hasil penelitian mengungkap bahwa wujud tindak tutur asertif yang digunakan oleh dokter, yaitu tindak tutur asertif tuturan deklaratif, tindak tutur asertif tuturan interogatif, dan tindak tutur asertif tuturan imperatif. Tuturan deklaratif terdiri atas deklartif bermakna penjelasan keadaan, nasihat, perkiraan, pertentangan, dan penegasan. Tuturan interogatif terdiri atas interogatif bermakna menyatakan, memberitahukan, menyarankan, mengeluh, dan menuntut. Tuturan imperatif terdiri atas imperatif bermakna desakan dan anjuran. Adapun fungsi tindak tutur asertif yang digunakan oleh dokter, yaitu fungsi menyatakan, fungsi memberitahukan, fungsi menyarankan, fungsi mengeluh, dan fungsi menuntut. Penggunaan beragam wujud tindak tutur asertif dokter direpresentasikan agar pasien mendapatkan perawatan dan kesembuhan. Penggunaan beragam fungsi tindak tutur asertif dokter direpresentasikan dalam rangka memberikan informasi dan membantu pasien untuk memeroleh kesembuhan.

Ferdian Achsani (2019) Meneliti Aspek Moralitas dalam Anime Captain Tsubasa Melalui Penggunaan Tindak Tutur Asertif dan Ekspresif. penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan aspek moralitas yang terdapat dalam anime captain Tsubasa, melalui percakapan dialog antar tokoh yang dikaji dari segi tindak tutur asertif dan ekspresif. Melalui tindak tutur asertif dan ekspresif yang di sampaikan dalam cerita, banyak ditemukan beberapa pesan moral di dalamnya seperti: pantang putus asa, percaya diri, bersahabat, menghargai prestasi orang lain. Berdasarkan hasil uraian data diatas, maka dapat disimpulkan pengunaan bahasa melalui Tindak tutur asertif yang digunakan dalam serial anime tersebut meliputi menyatakan, menyarankan, mengeluh. Sedangkan penggunaan tindak tutur ekspresif dalam serial anime tersebut meliputi memuji, meminta maaf, memberi selamat, berterimakasih. Penggunaan bahasa melalui tindak tutur asertif dan ekspresif.

Prayitno (2017: 42) Pragmatik pada dasarnya sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari bagaimana satuan-satuan kebahasaan dikomunikasikan untuk mengungkapkan maksud (makna eksternal) yang melatarbelakangi sebuah tuturan. Pragmatik adalah cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang penggunaan bahasa dalam interaksi sosial yang maknanya terikat konteks. Artinya konteks tidak bisa dilibatkan dan diperhitungkan melalui bahasa.

Bentuk Tindak Tutur Asertif pada Rubrik “Ah Tenane” Surat Kabar Solopos

Tabel 1

Klarifikasi Data Bentuk Tindak Tutur Asertif

No Bentuk Tindak Tutur Asertif Jumlah 1. Menyatakan 10 2. Memberitahukan 11 3. Mengeluh 12 4. Membanggakan 1 5. Melaporkan 1 Total 36

(9)

Tindak Tutur Asertif ….(Siska Novia Anggara, Andi Haris Prabawa, & Laili Etika Rahmawati)

349 Bentuk tindak tutur asertif yang ada

pada rubrik ah tenane surat kabar solopos yang berjumlah 36 bentuk tuturan. Bentuk tuturan tersebut meliputi tindak tutur menyatakan, memberitahukan, mengeluh, membanggakan, dan melaporkan.

1. Menyatakan

Tindak tutur asertif menyatakan menurut A’yuni (2017:9) Bentuk tuturan menyatakan merupakan bentuk tuturan yang digunakan untuk menyatakan sebuah pernyataan. Kalimat pernyataan merupakan tuturan yang menyatakan sesuatu. Menyatakan merupakan ungkapan fakta yang sebenarnya yang dibentuk untuk menyiarkan sesuatu kepada orang lain sesuai pikiran da nisi hati terhadap sesuatu yang di lihat atau dirasakannya bersama dengan mitra tutur.

(1) “Satai rudal itu sebutan untuk satai dari kelamin kambing jantan” (06/11/2019) (2) “Kalua surat motor tidak ada, Pak.

Adanya surat tilang dari Bapak kemarin.” (17/01/2020)

(3) “Iya, bos kita sakit, malam ini langsung dilarikan ke RSU Sardjito Jogja. Kita harus cepat menyusul kesana untuk ikut mengawal dan bantu-bantu kelancarannya.” (14/10/2019)

(4) “Eladalah pantes kamu gak bisa buka pintu kamarmu.... ini salah kamar Jon! Kamarmu 323 bukan 332,” (08/11/2019) (5) “Permisi Mbk, kami dari rombongan

reuni” (15/11/2019)

(6) “Kami tidak di beri tahu Pak Gembus ada rombongan gratisan mas”

(7) Kalau beli minyak itu jangan yang murahan, mahal sedikit tak apa-apa, beli minyak tak bisa untuk menggoreng. Malah berbusaha. (13/01/2020)

Tuturan (1) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan seorang adik kepada kakaknya. Tuturan terjadi di warung satai. Tuturan tersebut terjadi pada malam hari.

Indikasi tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur asertif menyatakan. Karena berbicara sebenarnya bahwa satai yang ia makan enak sekali

Tuturan (2) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan Nicole kepada temannya. Tuturan ini terjadi di tempat kerja Nicole. Tuturan tersebut terjadi di siang hari. Indikasi tintak tutur tersebut merupakan tindak tutur asertif menyatakan. Karena berbicara sebenarnya bahwa beli makan di warung biru harganya murah banget.

Tuturan (3) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan dari pimpinan kepada staff. Tuturan terjadi di malam hari lewat telfon. Indikasi tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur asertif menyatakan karena berbicara sesungguhnya bahwa bosnya sedang sakit dan di bawa ke RS sardjito.

Tuturan (4) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan dari pegawai rumah sakit kepada pengunjung. Tuturan terjadi di rumah sakit. Tuturan tersebut terjadi di malam hari. Indikasi tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur asertif menyatakan karena berbicaa yang sebenanya bahwa pasien yang dimaksud tidak dirawat di rumah sakit tersebut.

Tuturan (5) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan dari pengunjung kepada petugas loket. Tuturan ini terjadi di pintu masuk pariwisata Soko Langit. Tuturan tersebut terjadi di pagi hari. Indikasi tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur asertif menyatakan karena berbicara sebenarnya bahwa pengunjung itu rombongan reuni.

Tuturan (6) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan dari petugas loket kepada pengunjung. Tuturan ini terjadi pintu masuk pariwisata Soko Langit. Tuturan tersebut terjadi di pagi hari. Indikasi tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur asertif menyatakan karena berbicara sesungguhnya bahwa petugas loket tidak diberi tahu kalau ada rombongan gratisan.Tuturan (7) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan Mbh Cempluk kepada Mbh Koplo. Tuturan terjadi

(10)

350

di rumah. Tuturan tersebut terjadi di pagi hari. Indikasi tindak tutur tersebut adalah tindak tutur asertif menyatakan karena berrbicara sebenarnya kalua beli minyak jangan yang murahan, karena tidak bisa uuntuk menggoreng

2. Memberitahukan

Tindak tutur asertif memberitahukan merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk memberitahukan suatu hal yang bermanfaat bagi mitra tutur. Indikasi dari tindak tutur ini adalah terdapat kabar, informasi yang perlu diketahui oleh pihak lain.

(1)“Pak, disuruh pulang sama buk!” kata bocah itu. “kenapa? Bapak kan lagi ngurusi rumah pak RT yang kemalingan,” kata Jon Koplo dengan gusar. (01/10/2019)

(2)“Woy, sekarang kalau beli makan di warung biru itu saja murah bingit”. Kata Nicole sambil menyerahkan bungkusan makanan.

(3)“Maaf mbk, keteranganya disini sudah di bayar”. Kata sang driver (16/11/2019) (4) “Mbah, ajeng pamit rumiyin nggih.

[Mbah, mau pamit dulu ya]” kata Jon Koplo.

(5)“Pak Gembus, saya dari Yayasan Panti Jmpo XXX Pak, mau minta sumbangan. Ini surrat keteangan komplit” teang Jhon Koplo sambal membuka map.

Tuturan (1) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan dari anak kepada bapaknya. Tuturan terjadi di rumah Pak RT. Tuturan terjadi di pagi hari. Indikasi tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur asertif memberitahukan karena terdapat kabar atau informasi bahwa Ibu meminta Bapak segea pulang

Tuturan (2) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan pengemudi dengan Polisi. Tuturan terjadi di pinggir jalan. Tuturan tersebut terjadi di siang hari. Indikasi tindak ututur tersebut merupakan tindak tutur asertif memberitahukan karena

menyampaikan informasi bahwa pengemudi tidak mempunyai surat motor karena kemarin kena tilang jadi surat motor di tahan oleh polisi.

Tuturan (3) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan driver kepada pelanggan. Tuturan terjadi di deapn kos. Tuturan tersebut terjadi pagi hari. Indikasi tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur asertif memberitahukan. Karena terdapat kabar atau informasi bahwa pesanan yan pelanggan pesan keterangnnya sudah di bayar.

Tuturan (4) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan cucu kepada simbah. Tuturan terjadi di depan rumah simabah. Tuturan tersebut terjadi pada sore hari. Indikasi tindak tutur tersebut adalah tindak tutur asertif memberitahukan karena terdapat kabar atau informasi bahwa mereka mau pamit.

Tuturan (5) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan Mbah Cempluk dengan Mbah Koplo. Tuturan terjadi di rumah. Tuturan tersebut terjadi di pagi hari. Indikasi titndak tutur tersebut merupakan tindak tutur asertif memberitahukan karena terdapat kabar atau informasi kepada mitra tutur kalua membeli minyak jangan yang murahan.

3. Mengeluh

Tindak tutur asertif mengeluh merupakan tindak tutur yang dilakukan penutur untuk mengungkapkan suatu hal yang menimpanya yang berupa penderitaan, kesakitan, kekesalan, dan kekecewaan terhadap suatu hal yang kurang menyenangkan.

“Badala untuku malah keri. Kojorki, terus mangan ku mengko pie?” (waduh gigiku malah ketinggalan. Terus makanku gimana) (23/10/2019)

Tuturan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan Gembus. Tuturan terjadi di warung satai. Tuturan tersebut terjadi di sore hari. Penutur dengan ekspresi jengkel dengan nada mengeluh mengenai giginya ketinggalan. Indikasi tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur asertif mengeluh

(11)

Tindak Tutur Asertif ….(Siska Novia Anggara, Andi Haris Prabawa, & Laili Etika Rahmawati)

351 karena terdapat ungkapan keluhan mengenai

giginya yang tertinggal di warung satai.Tuturan

4. Membanggakan

Tindak tutur asertif membanggakan (Tarigan, 1990: 47) adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk mengungkapkan rasa bangga atau mempunyai kelebihan terhadap sesuati hal kepada mitra tutur.

“Wah hebat tenan ki anakku wedok. Wes wani nggawa motor dewean tekan kene, padahal nembe mulai ajaran wingi sore”.

Tuturan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan ibu kepada anaknya. Tuturan terjadi di teras depan rumah. Tuturan tersebut terjadi pagi hari. Indikasi tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur membanggakan karena ungkapan perasaan bangga mengenai anaknya sudah bisa naik motor.

5. Melaporkan

Tindak tutur asertif melaporkan adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur yang berisi sebuah pengaduan atau pemberitahuan mengenai suatu hal (Tarigan, 1990: 47)

Tom Gembus pun pergi kerumah Jon Koplo. “Assalamualaikum Pak RW! Rumah saya kemalingan, pak!” kata tom Gembus dari depan rumah Pak RW Jon Koplo

Tuturan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan Tom Gembus kepada Jon Koplo (Pak RW). Tuturan tersebut terjadi di rumah pak RW. Tuturan terjadi di pagi hari. Indikasi tuturan tersebut merupakan tindak tutur asertif melaporkan karena terdapat peristiwa yang dilaporkan.

Fungsi Tindak Tutur Asertif pada Rubrik “Ah Tenane” Surat Kabar Solopos

Tabel 2

Klarifikasi Data Fungsi Tindak Tutur Asertif

No. Fungsi Tindak Tutur

Asertif Jumlah 1. Kompetitif Memerintah 5 2. Konvival Mengajak 4 3. Kolaboratif Melaporkan 1 Total 10

Fungsi tindak tutur asertif yang ada pada rubrik ah tenane surat kabar Solopos yang berjumlah 10 fungsi tuturan. Fungsi tuturan tersebut meliputi tindak tutur Kompetitif Memerintah, Konvival Mengajak, Kolaboratif Melaporkan

1. Kompetitif Memerintah

Dalam fungsi ini, maksud penutur adalah membuka persaingan sebagai tujuan sosial. Fungsi ini terdapat dalam bentuk tindak tutur memerintah.

(1) “Barang dari sampean ini sudah rusak lagi. Sampean bawa lagi sana!”

(2) “Pak, setelah ini jenengan ke laboratorium untuk di periksa dahaknya dan ke ruang radiologi untuk foto rotgen dada ya. Besok pas control selanjutnya hasil lab dan foto rontgennya di bawa,” (3) “Ayo Mas cepat, kalua perlu ngebut,

kalau telat apel saya bisa di mutasi,” Tuturan (1) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan yang disampaikan penutur (Lady Cempluk) merupakan tuturan yang berfungsi memerintah kepada lawan tutur (Genduk Nicole) mengenai menyuruh membawa pulang barang yang rusak

Tuturan (2) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan yang disampaikan penutur (Dokter) merupakan tuturan yang berfungsi memerintah lawan tutur (Pasien) mengenai menyuruh lawan tutur untuk cek laboratorium dan keruang radiologi untuk foto rotgen.

Tuturan (3) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan yang disampaikan penutur

(12)

352

(penumpang) merupakan tuturan yang berfungsi memerintah lawan tutur (Pak Sopir) mengenai menyuruh untuk mengendarai busnya lebih cepat karena penumpang buru-buru takut telat apel.

2. Konvival Mengajak

Dalam fungsi ini, maksud penutur sejalan dengan tujuan sosial. Fungsi ini terdapat dalam bentuk tindak tutur mengajak

(1) “Ayo Mbus, kita pulang.”

(2) “Mas, kita istirahat dulu, untuk sahur di seputar sini.

(3) “Ke pos saja ya Bu! Sekalian saya bawa SIM-nya,” ajak polisi sambal meminta SIM.

(4) “Ayo kita siap-siap berangkat.

Tuturan (1) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan yang disampaikan penutur (Pak Koplo) merupakan tuturan yang berfungsi mengajak lawan tutur (Pak Gembus) karena penutur mengajak pulang mitra tutur.

Tuturan (2) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan yang disampaikan penutur (Pak Koplo) merupakan tuturan yang berfungsi mengajak lawan tutur (Pak Gembus) untuk mengajak istirahat Pak Gembus dan sahur di daerah mereka istirahat.

Tuturan (3) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan yang disampaikan penutur (Pak Polisi) merupakan tuturan yang berfungsi mengajak lawan tutur (Pengendara) agar pengendara pergi ke posko.

Tuturan (4) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan yang disampaikan penutur merupakan tuturan yang berfungsi mengajak lawan tutur agar lawan tutur segera persiapan karena penutur sudah mengajak berangkat.

3. Kolaboratif Melaporkan

Dalam fungsi ini, maksud penutur tidak menghiraukan tujuan sosial. Fungsi ini terdapat dalam bentuk tindak tutur melaporkan.

Tom Gembus pun pergi kerumah Jon Koplo. “Assalamualaikum Pak RW! Rumah saya kemalingan, pak!” kata tom Gembus dari depan rumah Pak RW Jon Koplo

Tuturan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Tuturan Tom Gembus kepada Jon Koplo (Pak RW). Tuturan tersebut terjadi di rumah pak RW. Tuturan terjadi di pagi hari. Indikasi tuturan tersebut merupakan tindak tutur asertif melaporkan karena terdapat peristiwa yang dilaporkan.

PENUTUP

Berdasarkan hasil atau temuan yang didapatkan dalam penelitian ini. Simpulan yang didapat dalam penelitian ini yaitu tindak tutur asertif yang terdapat dalam rubrik “Ah Tenane’ surat kabar solopos meliputi tindak tutur asertif menyatakan,

memberitahukan, mengeluh,

membanggakan, melaporkan. Temuan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Searle tentang bentuk tindak tutur yaitu menyatakan, memberitahukan, mengeluh, membanggakan, melaporkan. Perbedaanya bentuk tindak tutur menuntut tidak didapatkan dalam penelitian ini. Bentuk tindak tutur asertif dalam rubrik “Ah Tenane’ lebih lengkap dari wacana-wacana yang sudah diteliti dalam penelitian sebelumnya. Tindak tutur asertif yang terdapat dalam rubrik “Ah Tenane’ surat kabar Solopos memiliki fungsi tindak tutur kompetitif, konvival dan kolaboratif.

DAFTAR PUSTAKA

Basri, M. B. (2020). Penggunaan Tindak Tutur Asertif Dokter dalam Komunikasi Medis. Nuances of Indonesian Language, 1(1), 36-47 Damayanti, R. Nurlaksana E.R. dan Eka S.

A. (2018). “Pendayagunaan Konteks Tindak Tutur Guru Bahasa Indonesia pada

(13)

Tindak Tutur Asertif ….(Siska Novia Anggara, Andi Haris Prabawa, & Laili Etika Rahmawati)

353 Pembelajaran Debat Kelas X”.

Jurnal Kata. Vol 06. No 2.

Fittriandhari, Nurlaksana E.R Dan Siti S. (2017). “Tindak Tutur Persuasi Pada Brosur Layanan Bimbingan Belajar Dan Implikasinya”. Jurnal Kata. Vol 05, No 4.

Hartati, Yulia Sri. (2018). “Tindak Tutur Asertif dalam Gelar Wicara Mata Najwa di Metro Tv”. Jurnal KATA Vol. 2, No. 2.

Hisda, F. Y. (2016). “Tindak Tutur Asertif dalam Peristiwa Tuturan Jual Beli di Pasar Kaangrejo Banyuwangi”. UNEJ.

Mardawati, Swarmi dkk. (2017). “Language Use: An Analysis of Assertive Acts Used by The Eleventh Grade Students of Sma Negeri 3 Singaraja”. jurnal pendidikan bahasa inggris UNDIKSHA, 4(2). Prayitno, Harun Joko. (2017). Studi

Pragmatik. Universitas

Muhammadiyah Surakarta Press: Surakarta. .

Rakhmah, Z. H. (2015). “Tindak Tutur Ilokusi Representatif dalam Komik Seratoes Ploes Aspirasi Karya Haryadhi: Sebuah Kajian Pragmatik”. Universitas Airlangga.

Safriani, N. Saifuddin M Muhammad I. (2018). “Tindak Tutur Asertif Dalam Novel Perempuan

Terpasung Karya Hani

Naqshabandi”. Jurnal Ilmiah Jurusan Pbsi. Vol 3, No 1

Setiany, Rani. (2018). “Analisis Tindak Tutur Asertif Dalam ILC Episode Kembali Megaversus SBY: Kajian Pragmatik”. Proceeding of The URECOL, 283-289.

Shofiah, N., (2013). Tindak Tutur Asertif dalam Talkshow “Apa Kabar Indonesia Malam” di TV One. SKRIPSI Jurusan Sastra Indonesia-Fakultas Sastra UM. Tarigan, Henry Guntur. (2015). Pengajaan

pragmatik. Bandung. CV Angkasa.

Utami, Muniroh Putri. (2019). Tindak Tutur Representatif Pada Tajuk Rencana dalam Surat Kabar Solopos Edisi Januari 2019 [SKRIPSI]. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yayuk, Rissari. (2016). “Wujud Kesantunan Asertif Dan Imperative Dalam Bahasa Banjar. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa. Vol 5, No 2, hal 115-124

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumus yang digunakan, maka diperlukan empat jenis peta sebagai dasar perhitungan tingkat bahaya erosi, yaitu peta curah hujan, peta jenis tanah, kemiringan,

Sesuai yang dijelaskan diatas maka peneliti tertarik untuk melangsungkan penelitian mengenai piutang air yang ada di PDAM Tirta Kencana Kabupaten Jombang dengan

Membuat kartu undangan pernikahan menggunakan MS Word 2016 sangatlah mudah karena menyediakan template yang bisa didownload secara cepat dan dengan penampilan

d) Lampiran perjanjian kerjasama berupa penetapan limit akseptasi ditiadakan. Setelah itu dengan mempertimbangkan bahwa BNI telah melakukan perubahan sehingga membuat

Beberapa usaha untuk menghadapi kenakalan anak-anak yaitu dengan cara pendidikan agama harus berawal dari rumah,orangtua harus mengerti dasar-dasar pendidikan dimana

Pompa jenis ini rotor berupa impeler yang diputar oleh penggerak mula, menyebabkan cairan yang ada di dalam pompa ikut berputar karena dorongan sudu-sudu,

PR yang sangat besar bagi kita sekarang adalah mendidik, membina mereka terutama dalam bimbingan agama, tanamkan sedini mungkin kecintaan terhadap agama melalui ajaran-ajaran

Kegiatan pada tahap pelaksanaan meliputi: (1) Penyebaran angket pada peserta pelatihan melalui aplikasi Google Form, tujuannya untuk melihat pemahaman peserta pelatihan