• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Sipatokkong BPSDM Sulawesi Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Sipatokkong BPSDM Sulawesi Selatan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: 2721-5407 (Online) Volume 1 Nomor 2 Tahun 2020

142

JSBPSDM 1(2)(2020)

Jurnal Sipatokkong BPSDM Sulawesi Selatan

https://ojs.bpsdmsulsel.id/

Pemanfaatan Aplikasi Google Form dalam Pelaksanaan Supervisi Akademik di

Masa Pandemi Covid-19 pada Sekolah Binaan

di Kabupaten Takalar

Kasmawati

Pengawas SMA Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Email: watyscorpio78@gmail.com

ABSTRAK

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskrpisikan secara konseptual pemanfaatan google form dalam pelaksanaan supervisi akademik. Hakikat supervisi sebagai serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan pembinaan aspek pembelajaran. Supervisi akademik berfungsi membantu guru-guru mengembangkan kompetensinya dengan tujuan pembelajaran. Dengan google form, supervisor (pengawas) melaksanakan supervisi akademik secara efektif dan efisien. Beberapa keunggulan google form yaitu; (1) instrumen yang digunakan menarik perhatian, (2) bisa menggunakan bergai jenis tes atau angket, (3) dapat direspon dimana dan kapan pun, (4) tidak menggunakan kertas dan pulpen, tapi bisa menggunakan android, (5) dapat dianalisis dengan cepat dan otomatis, (6) dapat dikerjakan secara kolaborative. Oleh karena kepada para pengawas disarankan agar dapat menggunakan google form dalam kegiatan supervisi akademik.

Kata Kunci: Supervisi, Akademik, Google Form, Pembelajaran

© 2020 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan PENDAHULUAN

Nampaknya penggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan tidak selalu berjalan mulus, karena ternyata kemajuan teknologi tidak selalu diikuti dengan kualitas sumberdaya manusia. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Bonita Destiana, ia menyampaikan bawah menselaraskan kemajuan teknologi dan kualitas guru masih sulit dilakukan karena kebanyakan guru masih terbiasa dengan metode lama dalam proses pembelajaran, yaitu metode ceramah yang berorentasi pada konten untuk menyelesaikan materi, padahal sekolah-sekolah telah memiliki sarana dan prasana pendukung pembelajaran berbasis teknologi informasi seperti laboratorium komputer, lcd projector dan akses internet (Bonita Destiana, 2014).

Unesco Institute for Statustics (UIS) memberi perhatian terhadap penggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan yang terkait dengan tingkat kapasitas atau infrastruktur nasional (mislanya listrik dan internet) untuk mengintegrasikan alat teknologi informasi baru disekolah, jenis teknologi informasi yang saat ini diabaikan atau ditekankan yang sehubungan dengan kegunaan dan keterjangkauan, pendistribusian alat-alat teknologi informasi di seluruh negeri, pemerataan penggunaan teknologi informasi oleh anak laki-laki dan perempuan, dan pelatihan bagi guru agar dapat menggunakan teknologi informasi dalam mengajar di kelas. Unesco mengakui bahwa teknologi informasi memiliki peran penting dalam memperluas akses, menghilangkan pengecualian dan meningkatkan kualitas pendidikan (Unesco, 2014).

(2)

ISSN: 2721-5407 (Online) Volume 1 Nomor 2 Tahun 2020

143 Selain itu untuk mewujudkan kinerja mengajar yang baik bagi guru, harus ada kegiatan supervisi sebagai upaya memberi bantuan dan layanan untuk meningkatkan kualitas guru mengajar di kelas sebagai bentuk dari mengembangkan potensi dan kualitas guru. Peningkatan mutu pembelajaran dan profesionalisme guru dalam kinerjanya sangat berkaitan erat dengan kefektifan pelayanan supervisi. Dari segi model, secara umum supervisi itu, terdiri dari supervisi akademik, supervisi managerial dan supervisi kliniks dengan karakteristka pelaksanaan yang berbeda dari teori-teori itu. Dari ketiga supervisi tersebut penelitia memfokuskan pembahasannya pada supervisi kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah, supervisi kelas ini sebagai bagian dari pelaksanaan supervisi akademik di sekolah.

Dalam hal pelaksanaannya sendiri, terdapat kendala-kendala yang dihadapi dalam kegaitan supervisi kelas. kendala-kendala itu bisa datang dari dalam diri kepala sekolah berupa kompleksitas tugas menagerial kepala sekolah, yang mana tugas supervisi tidak dapat dilakukan sendiri oleh kepala sekolah, tugas yang tidak dapat dilakukan sendiri itu dapat diatasi dengan melakukan pendelegasian wewenang oleh kepala sekolah kepada wakasek-wakasek atau guru-guru senior.

Berdasarkan uraian di atas, untuk mewujudkan pelaksanaan supervisi akademik agar efektif dan efisien maka perlu digunakan alat bantu teknologi. Salah satu aplikasi di internet yang dapat digunakan adalah google form, mengingat dalam pelaksanaan supervisi, banyak menggunakan instrumen dalam bentuk tes atau angket.

SUPERVISI AKADEMIK

Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Glickman (1981) mendefinisikan supervise akademik sebagai rangkaian kegiatan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Esensi supervisi akademik bukan menilai unjuk kerja guru melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalimenya.

Dalam Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan apa yang harus dilakukan pengawas sekolah dalam melakukan pemantauan, supervisi, dan evaluasi. Supervisi proses pembelajaran harus dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi, sedangkan evaluasi dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses, dan mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru (Kemdikbud, 2012).

Hakikat supervisi sebagai serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan pembinaan aspek pembelajaran. Bantuan yang diberikan kepada guru harus berdasarkan penelitian atau pengamatan yang cermat dan penilaian yang objektif serta mendalam dengan acuan perencanan program pembelajaran yang telah dibuat. Proses bantuan yang diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar itu penting, sehingga bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran. Jadi bantuan yang diberikan itu harus mampu memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar mengajar. Supervisi dengan model ini selanjutnya dikenal dengan supervisi artistik (Kemdikbud, 2012).

Mekanisme supervisi artistik diperlukan untuk menemukan kegiatan pembelajaran yang kurang sesuai dengan kaidah dan selanjutnya dapat ditindaklanjuti dengan perbaikan kegiatan pembelajaran berikutnya (Acheson & Gall, 1997). Jadi supervisi artistik sebagai salah satu sarana pengembangan dan koreksi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pengembangan disini dapat berarti bahwa dengan dilakukannya supervisi artistik kegiatan pembelajaran, maka kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru akan menjadi semakin meningkat atau berkualitas. Sedangkan koreksi disini dapat berarti bahwa dengan supervisi kekurangan yang terjadi akan dapat diketahui dan diperbaiki pada kegiatan berikutnya.

(3)

ISSN: 2721-5407 (Online) Volume 1 Nomor 2 Tahun 2020

144 Supervisi akademik di lakukan oleh para pengawas di mulai dengan penyusunan program supervisi akademik meliputi program tahunan dan program semester. Kedua program tersebut baik tahunan dan program semester di buat pada setiap awal tahun ajaran baru. Program tahunan dan program semester ini di buat secara kolektif oleh seluruh pengawas sekolah dasar. Para pengawas membuat secara bersama-sama yang bertempat di kantor dinas pendidikan. Didalam pertemuan para pengawas, mereka menyusun program-program apa saja yang akan dilaksanakan selama satu tahun. Para pengawas mempunyai program-program yang berbeda sesuai dengan kebutuhan sekolah. Revisi program itu meliputi penambahan program-program, tergantung dengan kebutuhan sekolah.

Program kepengawasan tahunan/ semesteran merupakan hasil pengawasan dari pada tahun sebelumnya yang di identifikasikan dan dianalisis. Selanjutnya hasil dari pada analisis itu dipadukan dengan kebijakan yang berlaku. Masing-masing pengawas mempunyai target tersendiri dan cara sendiri dalam menyusun program-program yang penting.Selain program kepengawasan yang meliputi program tahunan dan program semester, perencanaan pembinaan guru juga di lengkapi dengan beberapa instrumen pendukung. Instrumen pendukung tersebut berupa instrumen observasi, dokumen administrasi proses pembelajaran. Instrumen observasi rencana pelaksanaan pembelajaran serta instrumen pelaksanaan pembelajaran di kelas. Instrumen ini juga sangat membantu pengawas dalam melaksanakan sebagian besar tugasnya yang sudah tercantum di dalam program tahunan dan program semester.

Instrumen observasi dokumen administrasi proses pembelajaran meliputi pengecekan 13 dokumen penting yang di gunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Ke tiga belas dokumen tersebut adalah (1) standar kompetensi/ kompetensi dasar, (2) program tahunan, (3) program semesteran, (4) pemetaan, (5) silabus, (6) Rencana Pelaksanaan Program Pembelajaran, (7) kriteria ketuntasan minimal, (8) jurnal guru, (9) buku nilai, (10) kisi-kisi soal, (11) analisis nilai, (12) program perbaikan dan pengayaan dan (13) buku sumber. Semua dukumen tersebut di nilai dengan baik, cukup ataupun kurang. Kriteria baik di berikan jika dokumen yang di periksa sudah di buat dengan sempurna, nilai cukup diberikan jika sudah di buat tetapi belum sempurna dan memerlukan beberapa perbaikan, sedangkan nilai kurang diberikan jika guru yang bersangkutan belum membuat dokumen sama sekali.

Penilaian pelaksanaan pembelajaran meliputi, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Adapun kegiatan pendahuluan meliputi: apersepsi dan motivasi dan penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan. Kegiatan inti meliputi peguasaan materi pembelajaran, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, penerapan pendekatan scientific, penerapan pembelajaran tematik terpadu, pemamfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran, pelibatan peserta didik dalam pembelajaran, penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran. Kegiatan penutup meliputi perangkuman pelajaran dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, melakukan penilaian, memberi umpan balik terhadap proses pembelajaran, serta memberi tugas dan menyampaikan rencana pertemuan pada pertemuan selanjutnya.

Supervisi akademik berfungsi membantu guru-guru mengembangkan kompetensinya dengan tujuan pembelajaran (Bahri, 2014). Dengan demikian berarti esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran melainkan membantu guru mengembankan kompetensinya.Yang menjadi sasaran program supervisi akademik adalah untuk membantu guru bagaimana belajar yang sebenarnya dan meningkatkan kemampuan mereka sendiri guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan bagi siswa- siswa nya, deskripsi tersebut sesuai dengan pernyataan Suhardan (2010) yang mengatakan supervisi harus realistik dan dapat dilaksanakan sehingga benar-benar membantu mempertinggi kinerja guru.

Dengan demikian dapat di pahami bahwa pelaksanaan program supervisi akademik harus lebih mengarah kepada subjek guru sebagai fasilitator pembelajaran di kelas. Dari tinjauan tersebut dapat di fahami bahwa program supervisi akademik hendaknya memberi pertolongan kepada guru dalam penyanpaian pembelajaran.

(4)

ISSN: 2721-5407 (Online) Volume 1 Nomor 2 Tahun 2020

145 Iskandar Alisyahbana sebagaimana dikutip oleh Yusufhadi Miarso (2009) mengatakan bahwa teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu, yang berawal dari adanya dorongan untuk lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa istilah teknologi berasal dari kata techne yang berarti cara, dan logos yang berarti pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan dengan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra, dan otak manusia.

Secara umum manfaat teknologi informasi akan dapat dirasakan, apabila kehadirannya dapat menjadi solusi atas berbagai kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam kelas. Karenanya menurut Habibie sebagaimana dikutip oleh Ishak Abdullah (2013), mengemukakan bagian kriteria agar teknologi informasi dapat menghasilkan nilai tambah adalah harus, mengandung cara khusus, dan dapat digunakan untuk mengatasi problem konkrit.

Dari segi pemanfaatan di dunia pedidikan, terdapat beberapa kemungkinan pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pembelajaran antara lain untuk menginformasikan tentang: 1) rancangan proses belajar mengajar. 2) kemudahan akses ke sumber referensi, 3) untuk komunikasi yang meliputi forum diskusi online, dan penyediaan informasi. 4) sebagai sarana untuk melakukan kerja kelompok. Penggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan dalam bentuk materi diskusi dapat meningkatkan intlektualitas, serta komunikasi dalam diskusi bersifat intracommunication dan intercommunication (Jamal Ma’mur Asmani, 2011).

Saat ini banyak sekali bentuk bentuk teknologi yang bisa di manfaatkan dalam melakukan kegiatan supervisi salah satunya adalah supervisi virtual (internet). Kendala minimnya interaksi antara supervisor dengan guru secara langsung, waktu dan tempat pelaksanaan supervisi yang selama ini menjadi hambatan, akan mudah teratasi dengan sistem ini. Model supervisi berbasis virtual sangat efektif dan efisien, hal ini dikarenakan seorang supervisor dapat memantau aktivitas guru binaannya tidak harus di sekolah, tanpa batasan waktu, tempat dan jarak. Selain itu, model ini dapat lebih memberikan keleluasaan bagi guru untuk menyampaikan aspirasi/masukan terkait dengan kualitas pembelajaran tanpa harus bertatap muka secara langsung dengan seorang supervisor. Dengan supervisi berbasis virtual, seorang supervisor dalam satu tempat dapat mengontrol banyak guru yang ada di sekolah berbeda. Hal ini tentunya tidak bisa dilakukan apabila masih memakai cara konvensional, di mana pada satu tempat supervisor hanya mampu melayani guru yang ada di sekolah tersebut. Kolaborasi antara supervisor dengan guru lintas sekolah yang berbeda lewat diskusi online diharapkan mampu menghasilkan banyak kajian dalam peningkatan mutu pembelajaran.

Salah satu aplikasi di internet yang dapat diguanakan dalam melakukan supevisi adalah aplikasi Google Form. Aplikasn ini merupakan inovasi dari Google Docs yang dapat digunakan untuk membuat pertanyaan berupa kuisioner atau formulir pendaftaran sebuah acara secara online, mengelola pendaftaran acara, membuat polling quick count pendapat dengan cepat melalui Google, dan sebagainya. Platform Google doc ini tidak dipungut biaya sepeserpun. Google Form atau yang disebut google formulir adalah alat yang berguna untuk membantu anda merencanakan acara, mengirim survei, memberikan siswa atau orang lain kuis, atau mengumpulkan informasi yang mudah dengan cara yang efisin. Form juga dapat dihubungkan ke spreadsheet. Jika spreadsheet terkait dengan bentuk, tanggaanpan otomatis akan dikirimkan ke spreadsheet. Jika tidak, pengguna dapat melihat mereka di “Ringkasan Tanggapan” halaman dapat diakses dari menu Tanggapan (Hamdan Husein Batubara, 2016).

Salah satu alasan dari banyak pengguna yng mungkin tidak menyadari Google Form adalah bahwa mereka ditemukan bukan sebagai aplikasi terpisah, melainkan sebagai bagian dari Google Drive. Dengan demikian, untuk membuat formulir baru, anda harus terlebih dahulu login ke gmail atau Google Apps. Dengan Spreadsheets memungkinkan untuk menunjukan bagaimana anda dapat menggunakan software ini untuk mengajukan berbagai pertanyaan, termasuk dimana pengguna anda merespon dengan jawaban teks sederhana atau respon teks lebih lanjut. Anda dapat meminta pertanyaan pilihan ganda, daftar pertanyaan, pertanyaan skala, dan masih

(5)

ISSN: 2721-5407 (Online) Volume 1 Nomor 2 Tahun 2020

146 banyak lagi. Ketika berbagi formulir anda dengan orang lain, anda dapat mengatur mereka untuk tampil dengan tema yang mengesankan dengan akses yang mudah.

Adapun beberapa keunggulan pembuatan penilaian kinerja dosen pada proses pembelajaran menggunaka Google Form adalah: 1) Tampilan Form yang menarik. Aplikasi ini menyediakan fasilitas kepada penggunanya untuk memasukkan dan menggunakan foto atau logonya sendiri di dalam survey tersebut. Aplikasi ini juga memiliki banyak template yang membuat kuis dan kuesioner online tersebut semakin menarik dan berwarna. 2) Memiliki berbagai jenis tes yang bebas dipilih. Aplikasi ini menyediakan fasilitas pilihan tes yang bebas digunakan sesuai dengan keperluan pengguna. Misalnya pilihan jawaban pilihan ganda, ceklis, tarikturun, skala linier, dan lain sebagainya. Anda juga dapat menambahkan gambar dan video YouTube ke dalam kuis anda. 3) Responden dapat memberikan tanggapan dengan segera di mana pun. Aplikasi ini dapat digunakan setiap orang secara gratis untuk membuat kuisioner online dan kuis online menggunakan laptop atau handphone yang terhubung dengan internet lalu membagikan alamat link formnya kepada para responden sasaran atau menempelkannya di sebuah halaman website. Para respondennya dapat memberikan tanggapannya dimanapun dan kapanpun dengan mengklik alamat web atau link yang dibagikan pembuat kuisioner tersebut menggunakan komputer atau handphone yang terhubung ke internet. Semua tanggapan dan jawaban orang lain akan secara otomatis ditampung, disusun, dianalisa dan disimpanoleh aplikasi Google Form dengan cepat dan aman. 4) Formulirnya responsive. Berbagai jenis kuis dan kuesioner dapat dibuat dengan mudah, lancar dan hasilnya tampak profesional dan indah. 5) Hasilnya langsung tersusun dianalisis secara otomatis. Tanggapan survei anda dikumpulkan dalam formulir dengan rapi dan secara otomatis, disertai info tanggapan waktu nyata dan grafik hasil tanggapan. Pengguna juga dapat melangkah lebih jauh bersama hasil data dengan melihat semuanya di Spreadsheet, yakni aplikasi semacam Ms. Office Excel. 6) Dapat dikerjakan bersama orang lain. Kuisioner dan Quiz menggunakan aplikasi ini dapat dikerjakan bersama orang lain atau siapa saja yang diinginkan oleh pengguna.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa supervisi akademik yang dilakukan dengan menggunakan Google Form sebagai media atau alat bantu, maka pelaksanaan supervisi tersebut bisa lebih efektif dan eifisien karena: (1) instrumen yang digunakan menarik perhatian, (2) bisa menggunakan bergai jenis tes atau angket, (3) dapat direspon dimana dan kapan pun, (4) tidak menggunakan kertas dan pulpen, tapi bisa menggunakan android, (5) dapat dianalisis dengan cepat dan otomatis, (6) dapat dikerjakan secara kolaborative. Oleh karena itu, di zaman sekang ini yang serba internet, maka sangat disayangkan jika para pangawas tidak memanfaatkan keunggulan yang dimiliki oleh Google Form sebagai alat bantu dalam melakukan supervisi akademik.

SIMPULAN DAN SARAN

Hakikat supervisi sebagai serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan pembinaan aspek pembelajaran. Supervisi akademik berfungsi membantu guru-guru mengembangkan kompetensinya dengan tujuan pembelajaran. Dengan google form, supervisor (pengawas) melaksanakan supervisi akademik secara efektif dan efisien. Beberapa keunggulan google form yaitu; (1) instrumen yang digunakan menarik perhatian, (2) bisa menggunakan bergai jenis tes atau angket, (3) dapat direspon dimana dan kapan pun, (4) tidak menggunakan kertas dan pulpen, tapi bisa menggunakan android, (5) dapat dianalisis dengan cepat dan otomatis, (6) dapat dikerjakan secara kolaborative. Oleh karena kepada para pengawas disarankan agar dapat menggunakan google form dalam kegiatan supervisi akademik.

(6)

ISSN: 2721-5407 (Online) Volume 1 Nomor 2 Tahun 2020

147 Acheson, K. A., & Gall, M. D. (1997) Techniques in the Clinical Supervision of the Teachers:

Preservice and Inservice Applications (4th ed.). White Palins, NY: Longman.

Cullen, Jack., Len D’Innocenzo (terjemahan). (2004). Memaksimalkan Kinerja. Yogyakarta: Tugu Publisher.

Glickman, C.D. (1995). Supervision of Instruction. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Johnson, David W, Rohnson Holubec. (2010). Collaborative Learning. Strategi pembelajaran untuk

Sukses Bersama. Bandung: Penerbit Nusa Media.

Bahri, S. (2014). supervisi akademik dalam peningkatan profesionalisme guru. Jurnal Visipena,

V(1), 100–112.

Daryanto, M. (2010). Administrasi pendidikan. Jakarta: Rineke Cipta

Djailani AR. (2014). Supervisi Pendidikan : Petunjuk Praktis bagi Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru. Alfabeta: Bandung

Sahertian, A. Piet. (2008). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. (2016). Supervisi pendidikan oleh pengawas sekolah. Jurnal Manajemen Pendidikan, 3(2), 192–206.

Yusufhadi Miarso. (2009). Menemai Benih Teknologi Pendidikan, Cet. 4, Jakarta: Prenada Media Group

Ishak Abdullah, Darmawan. (2013). Teknologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya

Jamal Ma’mur Asmani. (2011). Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam

Dunia Pendidikan, Jogjakarta: Diva Press

Bonita Destiana, (2014). Faktor Determinan Pemanfaatan TIK dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Guru pada SMK. Jurnal Pendidikan Fokasi, 4 (3).

UNESCO. (2014). Institus for Statistics (UIS), Information and Communication Technology (ICT) In Education in Asia. Information Papars, 6 (22).

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini dirumuskan masalah yang terkait dengan latar belakang di atas yakni: pertama, Bagaimana Kemunculan dan Perkembangan Tarekat Asy- Syahadatain di Desa

Melalui perancangan media komunikasi visual sebagai sarana promosi Carissa Cuci Mobil Otomatis (CCMO), dan untuk menjaga eksistensi menghadapi pesaingnya,

Seorang nyai berperan di dalam transformasi modernisasi di Jawa pada khususnya, transformasi modernisasi yang penulis maksud adalah proses perubahan kebiasaan atau budaya

Menurut Edward Djamaris dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Filologi, metode landasan dipakai apabila menurut tafsiran, nilai naskah jelas berbeda sehingga ada satu

Hal ini didukung oleh pernyataan Siagian (dalam Syamsi, 1995) bahwa pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan

Batas aliran lalu lintas yang ada pada suatu ruas jalan dilampaui, maka rata-rata kecepatan lalu lintas akan turun sehingga pada saat kecepatan mulai turun maka

Untuk menganalisis lebih jelas mengenai daya tarik yang dihipotesiskan mempunyai pengaruh terhadap promosi dan informasi, aksesbilitas yang dihipotesiskan mempunyai

Babakan Baru RT.03/03 Desa Rumpin