• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website :"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SCIENTIA

Jurnal Farmasi dan Kesehatan

Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus

Website : http://www.jurnalscientia.org/index.php/scientia

7 (2) ; 77 – 82, 2017

PERBANDINGAN DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN

KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) DENGAN DAUN

TEKELAN (Chromolaena odorata) TERHADAP BAKERI

Staphylococcus aureus

Dwi Mulyani

Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi

Email : dwimulyani.mul21@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan (Tithonia Diversifolia) Dengan Daun Tekelan (Chromolaena Odorata) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak didapatkan dengan cara maserasi. Masing-masing sampel dibuat dalam konsentrasi 2,5%, 5%, dan 7,5%. Uji daya hambat dilakukan dengan cara difusi memakai metoda cakram kertas. Didapatkan diameter daya hambat ekstrak etanol daun Tithonia diversifolia pada konsentrasi 2,5% adalah 12,51 mm, 5% adalah 16,22 mm, dan 75% adalah 18,62 mm. Diameter daya hambat ekstrak etanol daun Chromolaena

odorata pada konsentrasi 2,5% adalah 11,62 mm, 5% adalah 13,67 mm, dan 7,5% adalah 16,65

mm. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun Tithonia diversifolia lebih efektif menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dari pada ekstrak etanol daun Chromolaena odorata Kata Kunci : Tithonia diversifolia, Chromolaena odorata, Staphylococcus aureus

ABSTRACT

Research has been done to compare inhibition zone of ethanolic extract of Tithonia diversifolia and Chromolaena odorata leaves towards Staphylococcus aureus. Extract was obtained by maceration method. Each samples was prepared in concentration of 2.5%, 5%, and 7.5%. Inhibition zone was measured by diffusion method using paper disc. Inhibition zone of ethanolic extract of Tithonia diversifolia leaves on the concentration of 2.5% was 12.51 mm, on concentration of 5% was 16,22 mm, and on concentration of 7.5% was 18,62 mm. Inhibition zone of ethanolic extract of Chromolaena odorata leaves on the concentration of 2.5% was 11.62 mm, on concentration of 5% was 13,67 mm, and on concentration of 7.5 % was 16,65 mm. This result showed that the ethanolic extract of Tithonia diversifolia leaves was more effective in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus than Chromolaena odorata leaves extract.

Keywords : Tithonia diversifolia, Chromolaena odorata , Staphylococcus aureus

(2)

PENDAHULUAN

Tumbuhan kembang bulan

(Tithonia diversifolia) dan tekelan

(Chromolaena odorata) merupakan tumbuhan yang biasa tumbuh di daerah tropis maupun sub tropis. Gulma ini dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah dan akan tumbuh lebih baik lagi apabila mendapat cahaya matahari yang cukup (Vanderwoude et al, 2005). Di Indonesia daun kembang bulan (Tithonia diversifolia) telah umum digunakan sebagai obat luka atau luka lebam, dan sebagai obat sakit kembung. Banyak juga digunakan sebagai obat lepra, penyakit lever, obat diabetes dan dapat digunakan sebagai penggugur kandungan (Hutapea, 1994). Sedangkan daun tekelan (Chromolaena odorata) biasa digunakan untuk mengobati luka bakar, antiseptik dan dento-alveolitis (Bamba et

al, 1993; Hasnawati, 2010).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa daun kembang bulan

(Tithonia diversifolia) mempunyai efek

antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Penelitian ini dilakukan di Sumatera Utara oleh Roni Siregar tahun 2011. Pada tahun 2004 Chomnawang dkk telah meneliti daun tekelan (Chromolaena odorata) juga mempunyai khasiat sebagai antibakteri terhadap Staphylococcuss aureus yang dilakukan di Bangkok, Thailand.

Kandungan kimia dari ekstrak daun tekelan seperti tannin, fenol, flavonoid, saponin dan streroid diduga membantu mempercepat penyembuhan luka. Pada penelitian daun takelan (Chromolaena

odorata) yang di ambil di Bangkok,

Thailand dapat memberikan efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan MIC 1,25 mg/ml (Chomnawang et

al, 2004). Hasil evaluasi sediaan gel dari

ekstrak etanol daun tekelan menunjukkan efek penyembuhan luka pada mencit diabetes (Nurhalimah, 2014).

Berdasarkan uraian diatas penulis ingin melihat bagaimana perbandingan efek antibakteri ekstrak etanol daun kembang bulan (Tithonia diversifolia) dan daun tekelan (Chromolaena odorata) yang diambil di kota Bukittinggi Kelurahan Bukit Apit terhadap bakteri Staphylococcus

aureus dengan menggunakan metoda difusi

cakram kertas. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaaat untuk menambah pemikiran masyarakat agar dapat mengeksplor kekayaan alam di Indonesia bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang kesehatan.

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah pisau, botol gelap, corong, kapas, rotary evaporator, kertas perkamen, gunting,

alumunium foil, benang jagung, cakram kertas, pelobang kertas, pipet tetes, cawan petri, gelas ukur, erlenmeyer, tabung reaksi, vial, kawat ose, spatel, pinset, kaki tiga, batang pengaduk, lampu spiritus, oven, autoklaf, lemari aseptis, inkubator, jangka sorong.

Bahan yang digunakan adalah daun kembang bulan (Tithonia diversifolia) segar, daun tekelan (Chromolaena odorata) segar, etanol destilasi, NA (Nutrient Agar), Aquadest, NaCl fisiologis, biakan bakteri

Staphylococcus aureus.

Prosedur Kerja Pengambilan Sampel

Daun kembang bulan (Tithonia

difersifolia) segar sebanyak 500 gram dan

daun tekelan (Chromolaena odorata) segar sebanyak 500 gram yang diambil di Kota Bukittinggi Kelurahan Bukit Apit.

Pembuatan Ekstrak

Ditimbang masing-masing sampel segar sebanyak 500 gram lalu dibersihkan kemudian dirajang halus dan dikeringkan. Hasil pengeringan di maserasi dengan etanol destilat dalam botol gelap, tutup dan simpan di tempat terlindung cahaya. Didiamkan rendaman selama 3 hari sambil sesekali dikocok. Setelah 3 hari rendaman disaring. Hasil saringan dipisahkan, ampas kembali dimaserasi dengan etanol destilat. diulangi sampai hasil yang didapat jernih. Hasil maserasi selanjutnya dimasukkan ke

rotary evaporator untuk mendapatkan

(3)

Pembuatan Larutan Uji

Masing-masing ekstrak daun kembang bulan (Tithonia diversifolia) dan tekelan (Chromolaena odorata) dilarutkan dengan etanol destilasi hingga didapatkan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 7,5%. Kemudian masing-masing konsentrasi diuji aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus aureus.

Pengujian Aktivitas Antibakteri

1) Diteteskan suspensi bakteri kedalam cawan petri steril lalu dituang media Nutrient Agar steril kedalamnya, ditunggu sampai setengah padat, diaduk sampai homogen. Kemudian kertas cakram dicelupkan ke dalam larutan uji yang telah dibuat konsentrasi 2,5%, 5%, dan 7,5%. Kertas cakram direndam dalam larutan ekstrak daun kembang bulan dan daun tekelan. Kemudian diletakkan pada permukaan media yang telah memadat. Media yang telah diisi sediaan uji kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C.

2) Selanjutnya dilakukan pengamatan dan pengukuran zona hambat yang terbentuk pada jam ke 24 menggunakan jangka sorong. Diameter hambat ditunjukkan oleh adanya daerah bening disekitar cakram.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini masing-masing sampel dibersihkan terlebih dahulu kemudian dirajang halus, tujuan perajangan adalah untuk memperluas permukaan sampel sehingga penetrasi pelarut kedalam membran sel menjadi lebih mudah dan senyawa-senyawa yang terkandung didalamnya akan terlarut dan tersari. Kemudian sampel dikeringkan tanpa terkena cahaya matahari langsung.

Proses ekstraksi pada daun tekelan dan daun kembang bulan dilakukan dengan metode maserasi karena alat dan cara pengerjaannya yang sederhana serta mampu menarik zat berkhasiat yang tidak tahan pemanasan maupun zat berkhasiat yang

tahan pemanasan. Sebagai pelarut digunakan etanol destilat karena etanol merupakan pelarut universal yang mampu melarutkan senyawa polar, semi polar dan non polar (Djamal, 2010). Sedangkan keuntungan dari etanol destilat adalah mengurangi kadar air yang ada dalam sampel sehingga mempercepat proses pengentalan ekstrak, kemudian etanol menyebabkan enzim-enzim tidak bekerja, menghalangi pertumbuhan jamur dan sebagian besar bakteri sehingga juga digunakan sebagai pengawet (Syamsuni, 2007). Setelah hasil maserasi didapat kemudian dipekatkan dengan alat rotary

evaporator. Untuk menentukan karekteristik dari masing-masing sampel dilakukan uji skrining fitokimia dan susut pengeringan. Uji susut pengeringan bertujuan memberikan batasan maksimal (rentang) besarnya senyawa yang hilang saat pengeringan (Anonim, 2000).

Hasil maserasi yang dipekatkan dengan alat rotary evaporator yaitu ekstrak kental daun kembang bulan sebanyak 19,256 gram (3,85%) dengan susut pengeringan sebesar 26,53% dan ekstrak kental daun tekelan sebanyak 16,885 gram (3,37%) dengan susut pengeringan sampel sebesar 19,68%. Pada uji pendahuluan skrining fitokimia kandungan senyawa yang didapatkan pada daun kembang bulan adalah alkaloid, flavonoid, dan terpenoid. Kandungan senyawa pada daun tekelan adalah fenolik, saponin, flavonoid, dan steroid. Diketahui kedua ekstrak ini mempunyai kandungan kimia yang berbeda.

Sebelum dilakukan pengujian terhadap bakteri, maka dilakukan peremajaan bakteri, peremajaan bakteri dilakukan dengan metode media sebar. Metode media sebar merupakan teknik menanam dengan menyebar suspensi bakteri diatas permukaan media. Metoda ini digunakan karena bakteri diharapkan tumbuh diatas permukaan media (Novel, 2010).

Pada pengujian aktivitas antibakteri, alat dan bahan disterilkan terlebih dahulu dengan metoda sterilisasi uap menggunakan autoklaf pada suhu 121˚C selama 15 menit. Sterilisasi

(4)

bertujuan agar pada saat pengujian tidak terdapat bakteri lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Digunakan suhu 121˚C karena pada suhu dan waktu ini uap panas pada autoklaf telah mampu mengkoagulasi protein bakteri sampai ke sporanya dan menghancurkan patogen yang tak berbentuk spora (Pelczar, 2009).

Bakteri yang digunakan dalam penentuan aktivitas antibakteri daun kembang bulan dan daun tekelan adalah bakteri Staphylococcus aureus. Metoda yang digunakan yaitu metoda difusi agar dengan menggunakan kertas cakram. Metoda ini dipilih karena sampel uji memiliki konsistensi cair dan metoda ini dinilai lebih praktis dan sederhana serta hasil yang didapat lebih teliti (Pratiwi, 2008). Media yang digunakan adalah nutrient agar karena media ini merupakan media umum untuk pertumbuhan bakteri dan cukup baik untuk pertumbuhan

Staphylococcus aureus.

Pembuatan suspensi bakteri menggunakan NaCl 0,9% dengan ditambahkan bakteri Staphylococcus aureus menggunakan jarum ose lalu diaduk hingga keruh. Tujuan penggunaan NaCl 0.9% dalam pembuatan suspensi bakteri untuk memberikan lingkungan yang isotonis (Ansel, 2008), larutan NaCl ini sesuai dengan tekanan osmosa bakteri yang bertujuan agar bakteri yang disuspensikan tetap hidup dan sel tidak mengalami kerusakan (Pelczar, 2009).

Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kembang bulan dan tekelan dilakukan pada konsentrasi 2,5%, 5% dan 7,5%. Selanjutnya dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C (Radji, 2013), dimana bakteri

Staphylococcus aureus dapat tumbuh baik.

Pertumbuhan ini berada pada fase eksponensial, pada fase ini sel bakteri mulai membelah dan memasuki masa pertumbuhan atau penambahan jumlah sel secara logaritmik (Radji, 2013).

Setelah masa inkubasi selesai maka dilakukan pengamatan terdapat diameter daya hambat yang terbentuk. Diameter daerah hambat terlihat adanya daerah bening disekitar cakram yang sudah direndam dalam larutan uji, daerah bening

menunjukkan tidak tumbuhnya bakteri, sehingga dijadikan ukuran untuk melihat daya hambat ekstrak etanol daun kembang bulan dan daun tekelan terhadap

Staphylococcus aureus. Daya hambat diukur dengan menggunakan jangka sorong.

Dari hasil penelitian ekstrak etanol daun kembang bulan pada konsentrasi 2,5% memiliki daya hambatnya sebesar 12,51 mm, konsentrasi 5% sebesar 16,22 mm, konsentrasi 7,5% sebesar 18,62 mm. sedangkan pada hasil penelitian dari ekstrak etanol daun tekelan pada konsentrasi 2,5% memiliki daya hambatnya sebesar 11,62 mm, konsentrasi 5% sebesar 13,67 mm, dan konsentrasi 7,5 % sebesar 16,65 mm. Hal ini membuktikan bahwa ekstrak etanol daun kembang bulan dan daun tekelan mempunyai aktivitas antibakteri. Ada perbedaan diameter daya hambat kedua ekstrak ini, dimana daya hambat Ekstrak etanol Kembang Bulan lebih besar pada semua konsentrasi dari pada Tekelan. Tabel I. Diameter Daya Hambat Ekstrak

Etanol Daun Kembang Bulan Terhadap Bakteri Staphylococcus

aureus

Cawan Petri

Diameter Daya Hambat (mm) Kons. 2,5% Kons. 5% Kons. 7,5% 1 12,55 16,10 19,75 2 12,50 15,95 19,75 3 12,50 16,75 17,5 4 12,50 16,10 17,5 Rata-rata 12,51 16,22 18,62

(5)

Tabel II. Diameter Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Tekelan Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Cawan

Petri

Diameter Daya Hambat (mm) Kons. 2,5% Kons. 5% Kons. 7,5% 1 11,25 14,10 16,10 2 12,00 14,10 17,5 3 12,00 13,25 16,5 4 11,25 13,25 16,5 Rata-rata 11,62 13,67 16,65

Efek menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dari ekstrak daun kembang bulan dan daun tekelan dapat disebabkan oleh adanya pengaruh senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak tersebut, salah satunya senyawa fenol. Karena senyawa fenol merupakan senyawa yang memiliki daya antibakteri yang kuat. Faktor penggunaan pelarut juga dapat berpengaruh terhadap hasil metabolit sekunder yang didapat.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa daya hambat daun kembang bulan lebih besar dibandingkan daun tekelan terhadap bakteri

Staphylococcus aureus

Saran

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan formulasi cream antibakteri ekstrak daun kembang bulan dan daun tekelan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000, Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan

Pertama, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Ansel, H, C., 2008, Pengantar Bentuk

Sediaan Farmasi, diterjemahkan

oleh Farida Ibrahim, UI Press, Jakarta.

Bamba, D., Bessiere, J. M., Marion, C., Pelissier, Y., & Fouraste, I., 1993,

Essential Oil of Chromolaena odorata, cit Hasnawati, 2010,

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antibakteri dari Daun C.odorata L.

terhadap Bakteri S.aureus ATCC

25923 dan E.coli ATCC 25922, Thesis, FakultasFarmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Brook, E. Geo., 2012, Jawetz, Melnick, &

Adelberg’s Medical Mikrobiologi,

diterjemahkan oleh bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Edisi 25, EGC, Jakarta.

Chomnawang, M., T., Sarawoot T., & Sansanee B., 2004,

Anti-Staphylococcus Aureus activity of

Thai medicinal plants, Journal of

Ethnopharmacology, (2) 315.

Hutapea, J.R., 1994, Inventaris Tanaman

Obat Indonesia, Jilid III, Departemen Kesehatan RI Dan Badan Penilitian & Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

Koptaria, A., 2015, Daya Antibakteri Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsl.)A.Gray) terhadap Bakteri Porphyromonas

gingivalis Dominan Periodontitis (In Vitro), Jurnal Ilmiah, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Novel, S. S., A. P. Wulandari & R. Safitri., 2010, Mikrobiologi Dasar, Trans Info Media, Jakarta.

Nurhalimah, 2014, Aktivitas Penyembuhan Luka Dari Ekstrak Etanol Daun Takelan

(chromolaena odorata (L.)R.M.King) yang

di Formulasi dalam Sediaan Gel pada Mencit Diabetes, Skripsi, Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Medan.

(6)

Pelczar, M.J & Chan E.C.S, Dasar-Dasar

Mikrobiologi, diterjemahkan oleh

Ratna Sri Hadioetama et al, UI Press, Jakarta.

Pratiwi, S.T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Yogyakarta.

Radji, M., 2010, Buku Ajar Mikrobiologi

Panduan Mahasiswa Farmasi & Kedokteran, EGC, Jakarta.

Siregar, R., 2011, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kembang Bulan

(Tithonia

Diversifolia (hemsley) A.Gray) terhadap staphylococcus aureus, propionibacterium acnes dan

pseudomonas aeruginosa, Skripsi,

Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Vanderwoude, C.S. J.C Davis and B. Funkhouser, 2005. Plan for National Delimiting

Survey for Siam weed. Natural Resources and Mines Land Protection Services, Queensland Government, Netherlands.

Vital, P. G. & Rivera, W. L., 2009, Antimicrobial Activity and Cytotoxicity of Chromolaena odorata (L. f.) King and Robinson

and UncanaPerrotteti(A. Rich) Merr. Extracts, Journal of Medicinal Plant Research, (3)

Gambar

Tabel  I.  Diameter  Daya  Hambat  Ekstrak  Etanol  Daun  Kembang  Bulan  Terhadap  Bakteri  Staphylococcus  aureus
Tabel  II.  Diameter  Daya  Hambat  Ekstrak  Etanol  Daun  Tekelan  Terhadap  Bakteri Staphylococcus aureus

Referensi

Dokumen terkait

kedapatan barang miliknya hilang.. Kejadian tersebut terjadi saat pemilik rumah telah tidur malam. Pemilik rumah menyadari bahwa barang miliknya diambil oleh seorang

Secara Custome Model | Ukuran

Lampiran Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Subdit Kelembagaan dan Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMK Nomor : 1814/D3.5/KU/2014.. Tanggal : 26

Untuk mengatasi persaingan yang semakin ketat tersebut guna meningkatkan penjualan, maka penulis merancang dan membuat sebuah desain dan bentuk website ECommerce dengan menggunakan

Pada jenjang Magister (S2), seorang mahasiswa harus menyelesaikan beban studi sekurang-kurangnya 36 (tiga puluh enam) SKS dan sebanyak-banyaknya 50 (lima puluh) SKS yang

 . Pendaftaran Bakal Calon Kepala Sekolah di Subbagian Kepegawaian Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul paling lambat tanggal September. Pendaftaran Bakal Calon Kepala

Memperhatikan: Peraturan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Bagi Satuan Pendidikan

Pembahasan ditekankan pada mengumpulkan data, merangkum data, menganalisa data serta menyimpulkan data dalam menyelesaikan masalah sederhana dalam rekayasa teknik sipil..